Pendahuluan Lapkas Kulit
Pendahuluan Lapkas Kulit
Dermatofitosis adalah penyakit pada jaringan yang mengandung zat tanduk, misalnya
stratum korneum pada epidermis, rambut, dan kuku, yang disebabkan golongan jamur dermatofita.
Golongan jamur ini mempunyai sifat mencernakan keratin (keratofilik). Dermatofita trmasuk kelas
Fungi imperfecti, yang terbagi dalam 3 genus, yaitu Microsporum, Trichophyton, dan
Epidermophyton.Dermatofitosis mempunyai prevalensi yang cukup tinggi di Indonesia, karena
Indonesia memiliki iklim tropis dan kelembaban yang tinggi. Penyakit dermatofitosis ini tersebar
di seluruh dunia dan menyerang semua umur, terutama dewasa. 1,2
Tinea pedis adalah dermatofitosis pada kaki, Kelainan ini dapat meluas ke bawah jari
(subdigital) dan juga ke sela jari yang lain. Oleh karena daerah ini lembab, maka sering dilihat
maserasi. Aspek klinis maserasi berupa kulit putih dan rapuh. Bila bagian kulit yang mati ini
dibersihkan, maka akan terlihat kulit baru, yang pada umumnya juga telah diserang oleh jamur.
Bentuk klinis ini dpat berlangsung bertahun-tahun dengan menimbulkan sedikit keluhan atau tanpa
keluhan sama sekali. Pada suatu ketika kelainan ini dapat disertai infeksi sekunder oleh bakteri
sehingga terjadi selulitis, limfangitis, limfadenitis, dan dapat pula terjadi erisipelas, yang disertai
gejala-gejala umum.2
Nama penyakit akibat jamut dermatofit ini sesuai dengan lokasi yang diserang oleh jamur
tersebut. Berikut ini adalah klasifikasi dermatofitosis berdasarkan lokasi:
- Tinea kapitis : dermatofitosis pada kulit dan rambut kepala
- Tinea barbe : dermatofitosis pada dagu dan jenggot
- Tinea kruris : dermatofitosis pada daerah genitokrural, sekitar anus, bokong, dan
kadang-kadang sampai perut bagian bawah
- Tinea pedis et manum : dermatofitosis pada kaki dan tangan
- Tinea unguium : dermatofitosis pada kuku jari tangan dan kaki
- Tinea korporis : dermatofitosis pada bagian lain yang tidak termasuk bentuk 5 tinea
di atas.
Selain 6 bentuk tinea masih dikenal istilah yang mempunyai arti khusus, yaitu:
- Tinea imbrikata : dermatofitosis dengan susuna skuama yang konsentris dan
disebabkan Trichophyton concentricum
- Tinea favosa atau favus : dermatofitosis yang terutama disebabkan Trichopyton
schoenleini; secara klinis antara lain berbentuk skutula dan berbau seperti tikus (mousy
odor)
- Tinea fasialis, tinea aksilaris, yang juga menunjukan daerah kelainan
- Tinea sirsinata, arkuata yang merupakan penamaan deskriptif morfologis.
Keenam istilah tersebut dapat dianggap sebagai sinonim tinea korporis.
Tinea pedis adalah dermatofitosis pada kaki, terutama pada sela-sela jari dan telapak kaki.
Tinea pedis yang tersering dilihat adalah bentuk interdigitalis.. Aspek klinis maserasi berupa kulit
putih dan rapuh. Bila bagian kulit yang mati ini dibersihkan, maka akan terlihat kulit baru, yang
pada umumnya juga telah diserang oleh jamur. Bentuk klinis ini dpat berlangsung bertahun-tahun
dengan menimbulkan sedikit keluhan atau tanpa keluhan sama sekali. Pada suatu ketika kelainan
ini dapat disertai infeksi sekunder oleh bakteri sehingga terjadi selulitis, limfangitis, limfadenitis,
dan dapat pula terjadi erisipelas, yang disertai gejala-gejala umum. 1,2
Pada bentuk subakut terlihat vesikel, vesiko-pustul dan kadang-kadang bula. Kelainan ini
dapat mulai pada daerah sela jari, kemudian meluas ke punggung kaki atau telapak kaki. vesikel
tersebut meninggalkan sisik yang berbentuk lingkaran yang disebut koleret. Infeksi sekunder
dapat terjadi juga pada bentuk ini. Jamur terdapat pada bagian atap vesikel. Untuk
menemukannya, sebaiknya diambil atap vesikel atau bula untuk diperiksa secara sediaan
langsung atau untuk dibiak.
1. Djuanda, Adhi. et al. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin: edisi kelima. Hal: 92-99 Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. 20015
2. Siregar RS. Atlas berwarna. Saripati Penyakit Kulit. Edisi kedua. Jakarta: EGC; 2002. p
17-20