PENDAHULUAN
1
peradilan Mahkamah Konstitusi. Dimana ketuanya sendiri terjerat kasus korupsi
dugaan suap.
B. Rumusan Masalah
Adapun beberapa rumusan masalah yang kami angkat adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan korupsi ?
2. Bagaimana gambaran umum tentang korupsi di Indonesia ?
3. Bagaimana persepsi masyarakat tentang korupsi ?
4. Bagaimana fenomena korupsi di Indonesia ?
5. Bagaimana peran serta pemerintah dalam memberantas korupsi ?
6. Upaya apa yang dapat ditempuh dalam pemberantasan korupsi ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dapi penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian dari korupsi.
2. Mengetahui gambaran umum tentang korupsi yang ada di Indonesia.
3. Mengetahui persepsi masyarakat tentang korupsi.
4. Mengetahui fenomena korupsi di Indonesia.
5. Mengetahui peran serta pemerintah dalam memberantas korupsi.
6. Mengetahui upaya yang dapat ditempuh dalam pemberantasan korupsi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Korupsi
2
Kata “korupsi” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, berarti
penyelewengan atau penggelapan (uang negara atau perusahaaan) dan sebagainya
untuk keuntungan pribadi atau orang lain. Perbuatan korupsi selalu mengandung
unsur “penyelewengan” atau dis-honest (ketidakjujuran). Sesuai dengan Undang-
Undang Nomor 28Tahun 1999 tentang Penyelewengan Negara yang Bersih dan
Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dise-butkan bahwa korupsi adalah
tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ketentuan per-aturan perundang-
undangan yang mengatur tentang pidana korupsi.
B. Pengertian Korupsi
1. Melibatkan lebih dari satu orang. Setiap perbuatan korupsi tidak mungkin
dilakukan sendiri, pasti melibatkan lebih dari satu orang.Bahkan, pada
perkembangannya acapkali dilakukan secara bersama-sama untuk
menyulitkan pengusutan.
2. Serba kerahasiaan. Meski dilakukan bersama-sama, korupsi
dilakukandalam koridor kerahasiaan yang sangat ketat. Masing-masing
pihak yangterlibat akan berusaha semaksimal mungkin menutupi apa yang
telahdilakukan.
3. Melibat elemen perizinan dan keuntungan timbal balik. Yang
dimaksudelemen perizinan adalah bidang strategis yang dikuasai oleh
negaramenyangkut pengembangan usaha tertentu. Misalnya izin
mendirikanbangunan, izin perusahaan,dan lain-lain.
4. Selalu berusaha menyembunyikan perbuatan/maksud tertentu dibalik
kebenaran.
5. Koruptor menginginkan keputusan-keputusan yang tegas dan
memilikipengaruh. Senantiasa berusaha mempengaruhi pengambil
kebijakan agarberpihak padanya. Mengutamakan kepentingannya dan
melindungisegala apa yang diinginkan.
6. Tindakan korupsi mengundang penipuan yang dilakukan oleh
badanhukum publik dan masyarakat umum. Badan hukum yang
dimaksudsuatu lembaga yang bergerak dalam pelayanan publik atau
penyediabarang dan jasa kepentingan publik.
3
7. Setiap tindak korupsi adalah pengkhianatan kepercayaan. Ketikaseseorang
berjuang meraih kedudukan tertentu, dia pasti berjanji akanmelakukan hal
yang terbaik untuk kepentingan semua pihak. Tetapi setelah mendapat
kepercayaanm kedudukan tidak pernah melakukan apayang telah
dijanjikan.
8. Setiap bentuk korupsi melibatkan fungsi ganda yang kontradiktif
darikoruptor sendiri. Sikap dermawan dari koruptor yang acap
ditampilkandi hadapan publik adalah bentuk fungsi ganda yang
kontradiktif. Di satupihak sang koruptor menunjukkan perilaku
menyembunyikan tujuanuntuk menyeret semua pihak untuk ikut
bertanggung jawab, di pihak laindia menggunakan perilaku tadi untuk
meningkatkan posisi tawarannya.
4
Upaya-upaya hukum yang telah dilakukan pemerintah sebenarnya sudah cukup
banyak dan sistematis. Namun korupsi di Indonesia semakin banyak sejak akhir
1997 saat negara mengalami krisis politik, sosial, kepemimpinan, dan
kepercayaan yang pada akhirnya menjadi krisis multidimensi. Gerakan reformasi
yang menumbangkan rezim Orde Baru menuntut antara lain ditegakkannya
supremasi hukum dan pemberantasan Korupsi, Kolusi & Nepotisme (KKN).
Tuntutan tersebut akhirnya dituangkan di dalam Ketetapan MPR Nomor
IV/MPR/1999 & Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penye-
lenggaraan Negara yang Bersih & Bebas dari KKN.
Rakyat kecil yang tidak memiliki alat pemukul guna melakukan koreksi
dan memberikan sanksi pada umumnya bersikap acuh tak acuh. Namun yang
paling menyedihkan adalah sikap rakyat menjadi apatis dengan semakin
meluasnya praktik-praktik korupsi oleh be-berapa oknum pejabat lokal, maupun
nasional.
Kelompok mahasiswa sering menanggapi permasalahan korupsi dengan
emosi dan de-monstrasi. Tema yang sering diangkat adalah “penguasa yang
korup” dan “derita rakyat”. Mereka memberikan saran kepada pemerintah untuk
bertindak tegas kepada para korup-tor. Hal ini cukup berhasil terutama saat
gerakan reformasi tahun 1998. Mereka tidak puas terhadap perbuatan manipulatif
dan koruptif para pejabat.
Oleh karena itu, mereka ingin berpartisipasi dalam usaha rekonstruksi
terhadap masyarakat dan sistem pemerin-tahan secara menyeluruh, mencita-
citakan keadilan, persamaan dan kesejahteraan yang merata.
5
a) Proses modernisasi belum ditunjang oleh kemampuan sumber daya
manusia pada lembaga-lembaga politik yang ada.
b) Institusi-institusi politik yang ada masih lemah disebabkan oleh
mudahnya “ok-num” lembaga tersebut dipengaruhi oleh kekuatan
bisnis/ekonomi, sosial, keaga-maan, kedaerahan, kesukuan, dan profesi
serta kekuatan asing lainnya.
c) Selalu muncul kelompok sosial baru yang ingin berpolitik, namun
sebenarnya banyak di antara mereka yang tidak mampu.
d) Mereka hanya ingin memuaskan ambisi dan kepentingan pribadinya
dengan dalih “kepentingan rakyat”.
Sebagai akibatnya, terjadilah runtutan peristiwa sebagai berikut :
a. Partai politik sering inkonsisten, artinya pendirian dan ideologinya
sering beru-bah-ubah sesuai dengan kepentingan politik saat itu.
b. Muncul pemimpin yang mengedepankan kepentingan pribadi daripada
kepenting-an umum.
c. Sebagai oknum pemimpin politik, partisipan dan kelompoknya
berlomba-lomba mencari keuntungan materil dengan mengabaikan
kebutuhan rakyat.
d. Terjadi erosi loyalitas kepada negara karena menonjolkan pemupukan
harta dan kekuasaan. Dimulailah pola tingkah para korup.
e. Sumber kekuasaan dan ekonomi mulai terkonsentrasi pada beberapa
kelompok kecil yang mengusainya saja. Derita dan kemiskinan tetap
ada pada kelompok masyarakat besar (rakyat).
f. Lembaga-lembaga politik digunakan sebagai dwi aliansi, yaitu sebagai
sektor di bidang politik dan ekonomi-bisnis.
g. Kesempatan korupsi lebih meningkat seiring dengan semakin
meningkatnya ja-batan dan hirarki politik kekuasaan.
6
Partisipasi dan dukungan dari masyarakat sangat dibutuhkan dalam
mengawali upaya-upaya pemerintah melalui KPK (Komisi Pemberantasan
Korupsi) dan aparat hukum lain.
KPK yang ditetapkan melalui Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 Tentang
Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi untuk mengatasi, menanggulangi,
dan memberan-tas korupsi, merupakan komisi independen yang diharapkan
mampu menjadi “martir” bagi para pelaku tindak KKN.
Adapun agenda KPK adalah sebagai berikut :
a. Membangun kultur yang mendukung pemberantasan korupsi.
b. Mendorong pemerintah melakukan reformasi public sector dengan
mewujudkan good governance.
c. Membangun kepercayaan masyarakat.
d. Mewujudkan keberhasilan penindakan terhadap pelaku korupsi besar.
e. Memacu aparat hukum lain untuk memberantas korupsi.
7
e. Menciptakan aparatur pemerintahan yang jujur dan disiplin kerja yang
tinggi.
f. Sistem keuangan dikelola oleh para pejabat yang memiliki tanggung jawab
etis tinggi dan dibarengi sistem kontrol yang efisien.
g. Melakukan pencatatan ulang terhadap kekayaan pejabat yang mencolok.
h. Berusaha melakukan reorganisasi dan rasionalisasi organisasi
pemerintahan mela-lui penyederhanaan jumlah departemen beserta
jawatan di bawahnya.
8
K. Upaya Edukasi Masyarakat/Mahasiswa
a. Memiliki tanggung jawab guna melakukan partisipasi politik dan kontrol
sosial terkait dengan kepentingan publik.
b. Tidak bersikap apatis dan acuh tak acuh.
c. Melakukan kontrol sosial pada setiap kebijakan mulai dari pemerintahan
desa hingga ke tingkat pusat/nasional.
d. Membuka wawasan seluas-luasnya pemahaman tentang penyelenggaraan
peme-rintahan negara dan aspek-aspek hukumnya.
e. Mampu memposisikan diri sebagai subjek pembangunan dan berperan
aktif dalam setiap pengambilan keputusan untuk kepentingan masyarakat
luas.
9
Kamerun, Etiopia, Irak, Libya dan Usbekistan, ser-ta hanya lebih baik dari
Kongo, Kenya, Pakistan, Paraguay, Somalia, Sudan, Angola, Nigeria, Haiti &
Myanmar. Sedangkan Islandia adalah negara terbebas dari korupsi.
10
10. Rakyat yang cuek, tidak tertarik, atau mudah dibohongi yang gagal
memberikan perhatian yang cukup ke pemilihan umum.
11. Ketidakadaannya kontrol yang cukup untuk mencegah penyuapan atau
"sumbangan kampanye".
Itu semua adalah masalah yang umum dan yang menjadi masalah utamanya
adalah
Pertama, korupsi dapat merajarela karena ketidakmampuan mewujudkan
pengamalan pancaila yaitu bagaimaa nilai-nilai pancasila yang abstrak,umum,dan
universal tersebut di jabarkadalam bentuk norma-norma yag jelah dalam
kaitannya dengan tingkahlaku sesame warga Negara dan masyarakat.
Orang-orang yang korupsi mungkin tahu tuhan akan tetapi mereka tidak
meyakini dalam hatinya dan tindakan mereka tidak berorientasi pada akhirat
sebab tindakan korupsi tidak mencerminkan orang pancasila yang salah satu
cirinya adalah bertuhan atau mengakui adanya tuhan. Ini sudah melenceng dari
sila pertama pancasila. Jika Para koruptor percaya akan adanya tuhan mereka pasti
tidak akan melakukan korupsi karena mereka juga meyakini akan adanya akherat,
Para koruptor sebenarnya tau jika korupsi adalah perbutan yang melanggar
hukum,merugikan orang lain dan jelas itu perbuatan yang berdosa karena tidak
amanah tetapi mengapa mereka tetap melakukan korupsi. Itu karena di dalam hati
mereka tidak percaya akan adanya tuhan, mereka tidak percaya akan adanya
akhirat, mereka tidak meyakini bahwa aka ada kehidupan yang abadi setelah
dunia ini berakhir.
Orang yang tidak percaya akhirat maka orang tersebut akan satai saja
untuk melakukan kejahatan seperti korupsi karena dia tidak yakin akan adanya
alam setelah kematian. Merega menganggap maka selesailah kehidupan tapi
sebenarnya masih ada kehidupanyang justru lebih abadi dan semua orang akan
mempertanggungjawabkan segala perbuatanya termasuk para koruptor itu tadi..
dan para koruptor pasti akan mendapatka siksa yang pedih di neraka jahanam dan
itu pasti terjadi.
11
Perbuatan korupsi adalah perbuatan yang tidak mengkspresikan pada akhirat dan
keluar dari ajaran ketuhanan karena perbuatan tersebut ingkar terhadap keyakinan
akan tuhan.
Kedua ketidak patuhannya kepada aturan. Tuhan adalah kausa pertama
yng mutlak hanya ada satu merupakan asal mula segala sesuatu ,tidak berubah,
dan tidak terbatas serta sang pengatur. Kita semua ada yang menciptakan bukan
ada karena sendirinya. Tuhanlah yang menciptakan kita dan tuhan pula lah yang
memberikan aturan kepada kita semua. Jika menyadari akn ada yang menciptakan
maka akan muncul ketaatan kepada aturan yang ada..
Dan jika kita melanggar aturan tuhan seperti para koruptor maka terserah
tuhan kita akan di apakan karena dia yang mereka semua diberikan siksa yang
amat padih.. ingatlah sesungguhnya tuhan menciptakan aturan atau larangan untuk
kita tidak lain untuk kenikmatan manusia karena jika tidak ada aturan maka
kehidupan akan kacau dan tidak ada kenyamanan dalam hidup.
Jadi, masalah pokok yang sebenarnya mengapa korupsi marak di Negara
ini adalah ketidakyaiknannya akan adanya tuhan yang maha esa…
Kunci kebahagiaan itu bukan hanya melimpahnya harta yang kita miliki, bukan
pula tingginya kekuasaan yang bias kita duduki, namun seberapa jauh harta dan
kekuasaan yang kita miliki itu memberi makna dan manfaat untuk orang-orang di
sekitar kita.
1. Merubah perilaku dan sifat-sifat yang buruk dari diri kita sendiri agar kita
jauh dari sifat jidak jujur, tidak amanah sehingga kita akna jauh dari sifat
korupsi.
2. Menanamkan sikap untuk menghindari korupsi sejak dini dan pencegahan
korupsi dapat dimulai dari hal yang kecil.
3. Selalu berpedoman pada motivasi yang sesungguhnya yatu akhirat dan
tuhan yang maha esa sehingga semangat akan terus terpacu untuk berbuat
kebaikan karena motifasi yang bersumber pada pada Tuhan YME tidak
12
akan pernah kering karena kita telah berpedoman pada sumber dari segala
sumber motivasi.
4. Yang paling utama adalah senantiasa membentengi hati kita dengan iman
dan takwa yang kuat sehingga perbuatan kita selalu berorientasi pada
5. Membekali diri dengan sifat jujur dan semangat.
6. Pahamilah, jika kita melakukan hal yang baik maka kita juga aka
mendapatkan sesuatu yang baik-baik pula, begitupun sebaliknya..
P. HARAPAN
1. Harapan saya mempelajari ini supaya tidak ada lagi korupsi di Negara
2. Para koruptor dapat sadar bahwa perbuatan yang mereka lakukan
melanggar hukum dan merugikan orang lain serta dapat menghentikan
korupsinya .
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
13
Dari teori yang telah kami sajikan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Korupsi adalah penyelewengan atau penggelapan (uang negara atau
perusahaaan) dan sebagainya untuk keuntungan pribadi atau orang lain
serta selalu mengandung unsur “penyelewengan” atau dishonest
(ketidakjujuran).
2. Korupsi di Indonsia dimulai sejak era Orde Lama sekitar tahun 1960-an
bahkan sangat mungkin pada tahun-tahun sebelumnya. Korupsi di
Indonesia semakin banyak sejak akhir 1997 saat negara mengalami krisis
politik, sosial, kepemim-pinan dan kepercayaan yang pada akhirnya
menjadi krisis multidimensi.
3. Rakyat kecil umumnya bersikap apatis dan acuh tak acuh. Kelompok
mahasiswa sering menanggapi permasalahan korupsi dengan emosi dan
demonstrasi.
4. Fenomena umum yang biasanya terjadi di Indonesia ialah selalu muncul
kelom-pok sosial baru yang ingin berpolitik, namun sebenarnya banyak di
antara mereka yang tidak mampu. Mereka hanya ingin memuaskan ambisi
dan kepentingan pri-badinya dengan dalih “kepentingan rakyat”.
5. Peran serta pemerintah dalam pemberantasan korupsi ditunjukkan dengan
KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) dan aparat hukum lain. KPK yang
ditetapkan melalui Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 Tentang
Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi untuk mengatasi,
menanggulangi dan memberantas korupsi.
6. Ada beberapa upaya yang dapat ditempuh dlam memberantas tindak
korupsi di Indonesia, antara lain :upaya pencegahan (preventif), upaya
penindakan (kuratif), upaya edukasi masyarakat/mahasiswa dan upaya
edukasi LSM (Lembaga Swada-ya Masyarakat)
7. Korupsi ialah perilaku yang buruk yang tidak legal dan tidak wajar untuk
memperkaya diri
8. Korupsi dinilai dari sudut manapun ia tetap suatu pelangaran
9. Korupsi mengakibatkan kurangnya pendapatan Negara dan kurangnya
kepercayaan.
14
B. Saran
1. Perlu dikaji lebih dalam lagi tentang teori upaya pemberantasan korupsi di
Indo-nesia agar mendapat informasi yang lebih akurat.
2. Diharapkan para pembaca setelah membaca makalah ini mampu
mengaplikasi-kannya di dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Atmasasmita, Romli, Prof., DR., S.H., LL.M. 2001. Reformasi Hukum, Hak Asasi
Manusia & Penegakan Hukum. Bandung : CV. Mandar Maju.
15
Dwiyono, Agus, dkk. 2004. Kewarganegaraan. Jakarta : Yudhistira.
RM, Suharto, S.H. 2002. Hukum Pidana Materiil. Jakarta : Sinar Grafika.
Soeroso, R., S.H. 2002. Penghantar Ilmu Hukum. Jakarta : Sinar Grafika.
16