Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejak ditemukan pertama kali pada tahun 1907, penggunaan plastik dan barang-barang
berbahan dasar plastik semakin meningkat. Peningkatan penggunaan plastik ini merupakan
konsekuensi dari berkembangnya teknologi, industri dan juga jumlah populasi penduduk. Di
Indonesia, kebutuhan plastik terus meningkat hingga mengalami kenaikan rata-rata 200 ton
per tahun. Tahun 2002, tercatat 1,9 juta ton, di tahun 2003 naik menjadi 2,1 juta ton,
selanjutnya tahun 2004 naik lagi menjadi 2,3 juta ton per tahun. Di tahun 2010, 2,4 juta ton,
dan pada tahun 2011, sudah meningkat menjadi 2,6 juta ton. Akibat dari peningkatan
penggunaan plastik ini adalah bertambah pula sampah plastik. Berdasarkan asumsi
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), setiap hari penduduk Indonesia menghasilkan 0,8 kg
sampah per orang atau secara total sebanyak 189 ribu ton sampah/hari. Dari jumlah tersebut
15% berupa sampah plastik atau sejumlah 28,4 ribu ton sampah plastik/hari (Fahlevi, 2012).
Bukan di indonesia saja tapi seiring bertambahnya jumlah penduduk di dunia ini,maka
konsumsi akan barang-barang berbahan plastik semakin meningkat. Menurut data statistik,
kebuuhan plastik di Eropa Barat 100 kg per orang per tahun (APME,2004),sedangkan di
jepang,jumlah limbah plastik mencapai lebih dari 10 juta ton per tahun.
(Nishini,et.al.,2003).
Jumlah perkiraan sampah plastik dari tahun ke tahun di Indonesia dapat dilihat pada tabel
berikut:
Komponen Unit Tahun
1997 1998 1999 2000 2001 2002
Organik % 74,6 75,38 75,18 74,99 74,60 74,22
Kertas % 10,18 10,50 10,71 10,39 11,15 11,37
Kayu % 0,98 0,39 0,02 0,02 0,02 0,02
Tekstil % 1,57 1,20 1,13 1,06 1,00 0,93
Karet % 0,55 0,41 0,39 0,37 0,35 0,33
Plastik % 7,86 8,11 8,30 8,50 8,69 8,88
Logam % 2,04 1,89 1,89 1,90 1,90 1,90
Gelas % 1,75 1,93 1,99 2,05 2,10 2,16
Batere % 0,29 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
Lain-lain % 0,18 0,18 0,18 0,18 0,18 0,18
Sumber: Sahwan, 2005
Permasalahan sampah di Indonesia merupakan masalah yang belum terselesaikan hingga saat
ini, Sementara itu dengan bertambahnya jumlah penduduk maka akan mengikuti pula
bertambahnya volume timbulan sampah yang dihasilkan dari aktivitas manusia. Komposisi
sampah yang dihasilkan dari aktivitas manusia adalah sampah organik sebanyak 60-70% dan
sisanya adalah sampah non organik 30-40%, sementara itu dari sampah non organik tersebut
komposisi sampah terbanyak kedua yaitu sebesar 14% adalah sampah plastik. Sampah plastik
yang terbanyak adalah jenis kantong plastik atau kantong kresek selain plastik kemasan..
Jambeck, 2015 menyatakan bahwa Indonesia masuk dalam peringkat kedua dunia setelah
Cina menghasilkan sampah plastik di perairan mencapai 187,2 juta ton.
Hal itu berkaitan dengan data dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang
menyebutkan bahwa plastik hasil dari 100 toko atau anggota Asosiasi Pengusaha Ritel
Indonesia (APRINDO) dalam waktu 1 tahun saja, telah mencapai 10,95 juta lembar sampah
kantong plastik. Jumlah itu ternyata setara dengan luasan 65,7 hektar kantong plastik.

1.2 Tujuan

1. Mengetahui jenis-jenis utama plastik.

2. Mengetahui bahaya racun dari pemakaian plastik

3. Mengetahui cara pemakaian plastik dan penanganan sampah plastik yang benar.

4. Mengetahui kandungn kimia dalam plastik

5. Menentukan CFC di dalam plastik

1.2 Rumusan Masalah

1. Jenis – jenis utama plastik

2. Dampak dan usulan pemakaian plastik

3. Kandungn kimia yang terdapat dalam plastik

1.3 Manfaat

1.Plastik yang sudah tidak di gunakan dapat dimanfaatkan sebagai produk atau jasa kreatif

2.Sampah dari plastik dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif.

3.Murah,ringan dan mudah untuk di dapatkan.

4.Plastik banyak digunakan dalam dunia pangan,sebagai kemasan pangan dan sebagainya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Plastik
Plastik adalah polimer rantai panjang dari atom yang mengikat satu sama lain. Rantai ini
membentuk banyak unit molekul berulang, atau "monomer". Istilah plastik mencakup produk
polimerisasi sintetik atau semisintetik, namun ada beberapa polimeralami yang termasuk
plastik. Plastik terbentuk dari kondensasi organik atau penambahan polimer dan bisa juga
terdiri dari zat lain untuk meningkatkan performa atau ekonomi. (Ermawati, 2011).
Plastik sudah merupakan salah satu permasalahan pokok yang dihadapi saat ini yang dapat
berdampak buruk pada manusia maupun lingkungan karena sifatnya yang non-
biodegradable. Salah satu metode pengolahan sampah plastik yang dilakukan saat ini adalah
dengan mengkonversi sampah plastik menjadi bahan bakar hidrokarbon. Hal ini mengingat
bahan baku plastik berasal dari turunan minyak bumi sehingga dapat dikembalikan menjadi
hidro-karbon sebagai bahan dasar energi. Konversi sampah plastik dapat dilakukan dengan
proses perengkahan (cracking), yaitu reaksi pemutusan ikatan C - C dari rantai karbon
panjang dan berat molekul besar menjadi rantai karbon pendek dengan berat molekul yang
kecil (Sibarani, 2012).
Bahan pembuat plastik sendiri dari minyak dan gas sebagai sumber alami, dalam
perkembangannya digantikan oleh bahan-bahan sintetis sehingga dapat diperoleh sifat-sifat
plastik yang diinginkan dengan cara kopolimerisasi, laminasi, dan ekstruksi (Syarief, et al.,
1989). Syarief et al., (1989) membagi plastik menjadi dua berdasarkan sifa-tsifatnya terhadap
perubahan suhu, yaitu: a) termoplastik: meleleh pada suhu tertentu, melekat mengikuti
perubahan suhu dan mempunyai sifat dapat balik (reversibel) kepada sifat aslinya, yaitu
kembali mengeras bila didinginkan, b) termoset: tidak dapat mengikuti perubahan suhu
(irreversibel). Bila sekali pengerasan telah terjadi maka bahan tidak dapat dilunakkan
kembali. Pemanasan yang tinggi tidak akan melunakkan termoset melainkan akan
membentuk arang dan terurai karena sifatnya yang demikian sering digunakan sebagai tutup
ketel, seperti jenis-jenis melamin.
Plastik sekarang menjadi masalah klasik yang dihadapi oleh negara-negara maju maupun
berkembang dan hingga saat ini penanganan serta pengelolaan plastik masih terus
dikembangkan. Khususnya di Indonesia sebagai negara berkembang, permasalahan plastik
menjadi masalah yang harus mendapat perhatian lebih seiring laju pertumbuhan penduduk
yang terus meningkat. Tidak bisa kita pungkiri bahwa sampai saat ini masih banyak
masyarakat yang berperilaku buruk terhadap lingkungan. Mereka membuang sampah
sembarangan.Perilaku ini tidak mengenal tingkat pendidikan maupun status sosial
masyarakat, di lingkungan kantor pemerintahan, fasilitas umum (bank, sekolah, puskesmas,
taman kota, dan lain-lain). Di lingkungan kampus, masih banyak dijumpai orang-orang yang
berpendidikan tinggi membuang sampah plastik sembarangan. Sering pula kita jumpai
pengendara mobil mewah yang membuang kulit permen, puntung rokok, ataupun bungkus
makanan dari jendelanya ke jalan raya. Akibatnya, sampah plastik berserakan di mana-mana,
di selokan, di jalan, di sungai, di pasar, di dalam bus, di terminal atau dimana saja, padahal
sudah disediakan tempat sampah akan tetapi tetap saja membuag di sembarangan tempat.
Selain itu, pertumbuhan penduduk, gaya hidup dan meningkatnya konsumsi produk kemasan
turut memicu peningkatan volume limbah plastik. Data dari deputi Pengendalian pencemaran
kementrian negara Lingkungan Hidup (2008) menyebutkan, setiap inividu rata-rata
menghasilkan 0,8 kg sampah dan 15% adalah sampah plastik. Perkiraan jumlah sampah
plastik dari 240 juta penduduk Indonesia yakni sebesar 28.800 Ton/hari. Jumlah sampah
plastik ini akan terus meningkat dan menjadi ancaman serius untuk lingkungan dan
keberlanjutan hidup manusia.

2.2 Dampak Plastik


Dampak plastik antara lain adalah tercemamya tanah, air tanah, dan makhluk bawah
tanah; racun-racun dari partikel plastik yang masuk kedalam tanah akan membunuh hewan-
hewanpengurai di dalam tanah seperti cacing; PCB yang tidak dapat terurai meskipun
termakan oleh binatang maupun tanaman akan menjadi racun berantai sesuai urutan rantai
makanan; kantong plastik akan mengganggu jalur air yang meresap ke dalam tanah;
menurunkan kesuburan tanah karena plastik juga menghalangi sirkulasi udara didalam tanah
dan ruang gerak makhluk bawah tanah yang mampu meyuburkan tanah; kantong plastik yang
sukar diurai, mempunyai umur panjang, dan ringan akan mudah diterbangkan angin hingga
ke laut sekalipun; hewan-hewan dapat terjerat dalam tumpukan plastik; hewan-hewan laut
seperti lumba-lumba, penyu laut, dan anjing laut menganggap kantong-kantong plastik
tensebut makanan dan akhimya mati karena tidak dapat mencernanya; ketika hewan mati,
kantong plastik yang berada didalam tubuhnya tetap tidak akan hancur menjadi bangkai dan
dapat meracuni hewan lainnya; pembuangan sampah plastik sembarangan di sungai-sungai
akan mengakibatkan pndangkalan sungai dan penyumbatan aliran sungai sehingga
menyebabkan banjir.((Wibowo, D.N)
Konsumsi berlebih terhadap plastik, mengakibatkan jumlah sampah plastik yang besar.
Plastik bukan berasal dari senyawa biologis, sehingga memiliki sifat sulit terdegmdasi
{nonbiodegradable). Plastik diperkirakan membutuhkan waktu 100 hingga 500 tahun dapat
terdekomposisi {terurai) dengan sempurna.
Meskipun plastik mempunyai dampak negatif yang cukup besar tetapi di satu sisi
penemuan plastik ini mempunyai dampak positif, karena plastik memiliki keunggulan-
keunggulan dibandingkan dengan material lain. .Dampak negatif yang ditimbulkan oleh
sampah plastik selain dapat mengurangi kesuburan tanah maka jika dibuang sembarangan
dapat menyumbat saluran drainase, selokan dan sungai sehingga dapat menyebabkan banjir.
Apabila sampah plastik dibakar maka dapat mengeluarkan zat-zat yang berbahaya bagi
kesehatan manusia.
2.3 Manfaat Plastik
Berbagai jenis Plastik biasa di manfaat sebagai kemasan panagan.kebanyakan produk
pangan yang ada di pasaran telah dikemas sedimikian rupa sehingga memperudah konsumen
untuk mengenali serta membawahnya.secara umum kemasan pangan ,merupakan bahan yang
digunakan untuk mewadahi atau membugkus pangan baik yang bersentuhan langsung
maupun tidak langsung dengan pangan.
Selain untuk mewadahi membungkus pangan kemasan pangan juga mempunyai berbagai
fungsi lain,diantaranya untuk menjaga pangan tetap bersih serta mencegah terjadinya
kontaminasi mikroorganisme; menjaga produk dari kemasan fisik;menjaga produk dari
kerusakan kimiawi (misalnya permeasi gaskelembaban/uap air);mempermudah pengangkutan
dan distribusi;mempermudah penyimpanan;memberikan informasi mengenai produk pangan
dab instruksi lain label;menyeragaman volume atau berat produk dan membuat tampilan
produk lebih menarik sekaligus menjadi media promosi.
Dan manfaat plastik lainnya plastik dimanfaatkan sebagai produk atau jasa kreatif, dan
juga sampahnya dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Ini adalah tabel jenis-jenis utama plastik,kegunaan dan kandungan kimia dalam plastik.
Simbol Gambar Kegunaan dan Kandungan Kimianya
PET — Polyethylene Terephthalate.Digunakan untuk botol plastik yang
jernih atau transparan seperti botol air mineral. Botol jenis ini
direkomendasikan hanya untuk sekali pakai. Bila terlalu sering dipakai,
apalagi untuk menyimpan air panas akan mengakibatkan
pisan polymer pada botol meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenik
penyebab kanker.

HDPE — High Density Polyethylene. Dipakai untuk kemasan sampo,


kosmetik, bedak dan lain-lain. memiliki sifat bahan plastik yang lebih
kuat, keras, dan lebih tahan lama terhadap suhu tinggi,merupakan salah
satu bahan plastik yang lebih aman karena mampu mencegah reaksi
kimia dengan makanan atau minuman. Kendati demikian, plastik jenis
ini juga direkomendasikan hanya untuk sekali pakai, karena pelepasan
senyawa antimoni trioksida yang dapat meningkat seiring dengan waktu.

PVC — Polyvinyl Chloride.) merupakan jenis plastik yang cukup sulit


didaur ulang. Plastik ini bisa ditemukan pada plastik untuk pembungkus
dan botol-botol. Kandungan dari PVC yaitu DEHA yang terdapat pada
plastik pembungkus(cling wrap) dapat bocor dan masuk kemakanan
berminyak bila dipanaskan sekitar 15 menit. Reaksi yang terjadi antara
PVC dengan makanan yang dikemas dengan plastik ini berpotensi
berbahaya untuk hati dan ginjal, maka dari itu, sebaiknya jangan
menggunakan plastik jenis ini untuk membungkus makanan.

LDPE — Low Density Polyethylene.digunakan untuk plastik kemasan.


Kantong plastik merupakan jenis plastik yang termasuk LDPE. LDPE
adalah jenis plastik yang biasa dipakai untuk tempat makanan, plastik
kemasan makanan, dan beberapa botol-botol yang dipakai untuk
kemasan minuman. Jenis plastik dengan kode 4 dapat didaur ulang dan
baik untuk barang-barang yang memerlukan fleksibilitas tetapi kuat.

PP — Polypropylene. pilihan terbaik untuk bahan plastik, terutama


untuk yang berhubungan dengan makanan dan minuman. Misalnya
wadah makanan, botol minum dan botol susu bayi. lebih kuat dan ringan
dengan daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap
lemak, dan stabil terhadap suhu tinggi.

PS — Polystyrene. biasa dipakai sebagai bahan tempat makan


jenis Styrofoam, tempat minum sekali pakai, dan lain-lain. Bahan ini
bisa membocorkan bahan styrene ke dalam makanan yang sangat
berbahaya untuk kesehatan otak, mengganggu hormone estrogen pada
wanita yang berakibat pada masalah reproduksi, dan system syaraf.

OTHER, yang termasuk ke dalam jenis ini adalah SAN (styrene


acrylonitrile), digunakan untuk sikat gigi. ABS (acrylonitrile butadiene
styrene), digunakan sebagai pipa, dan PC (polycarbonate), digunakan
untuk galon.

4.2 Pembahasan
Plastik merupakan jenis limbah padat yang susah terurai dan volumenya terus meningkat.
Jumlah peningkatanya karena plastik relatif murah, praktis dan fleksibel. Plastik memiliki
daya kelebihan dibanding bahan lain. Plastik memiliki keunggulan yakni umumnya lebih
ringan, bersifat isolator, tidak mudah terurai dan proses pembuatannya murah
Pengembangan plastik sendiri berasal dari penggunaan material alami sampai ke material
kimia dan akhirnya ke molekul buatan manusia seperti polyethylene. Plastik yang umum
terdiri dari polimer karbon saja atau dengan oksigen, nitrogen, klorin atau belerang . Untuk
membuat plastik dibutuhkan 12 juta barel minyak per tahun, dan 14 juta pohon ditebang,
karena kantong plastik terbuat dari penyulingan gas dan minyak yang disebut ethylene
Beberapa bahan mentah yang dipakai untuk membuat plastik lebih bersifat non-reaktif
pada suhu ruangan dan yang lainnya sangatlah reaktif. Misalnya, satu senyawa reaktif :
ethylene digunakan untuk membuat polyethylene (plastik PE).karena Senyawa ini juga dapat
dipakai sebagai bahan pembuat lilin, seperti lilin parafin yang dipakai untuk lilin lampu dan
zat tambahan pada makanan. Meskipun tidak secara khusus beracun, ethylene bergas
memiliki sifat asphyxiant yang dapat menyebabkan penyakit aspiksia (penyakit penyebab
kematian pada bayi), aktif secara kimia, dan sangat mudah terbakar.
Plastik mengandung berbagai bahan kimia yang tidak baik bagi kesehatan dan juga
kebersihan lingkungan. Kandungan yang terdapat di dalam plastik adalah karsinogen yang
mengandung racun yang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit seperti tumor,
endokrin dan genital.
Karsinogen merupakan bahan yang berbahaya dan hanya terdapat pada plastik. Efek dari
karsinogen adalah paparannya bagi tubuh di bagian pencernaan dan dapat ada terus di dalam
tubuh manusia. Istilahnya adalah membunuh tubuh secara pelahan – lahan namun pasti dalam
diamnya di dalam tubuh manusia.
Dari bahan dasar plastik berpotensi mempunyai nilai ekonomis sebagai sumber bahan
baku jika di olah dengan cara yang tepat akan menghasilkan hidrokarbon sebagai bahan
dasar energi,juga bisa sebagai sumber energi alternatif. Namun dibalik kelebihanya,bahan
plastik memiliki masalah setelah barang tersebut tidak digunakan lagi.Barang berbahan
plastik tidak dapat mebusuk,tidak dapat menyerap air,maupun tidak dapat berkarat.Dan pada
akhirnya tidak dapat diuraikan/didegradasi dalam tanah sehingga menimbulkan masalah bagi
lingkungan.
Sedangkan untuk menentuan ChloroFluoroCarbon(CFC) dalam plastik, digunakan untuk
membuat plastik berbusa. Sebagai tanggapan terhadap kekhawatiran akan lapisan ozon, para
produsen polystyrene (PS) secara sukarela menghilangkan penggunaan CFC diakhir tahun
1980-an.
Semakin meningkatnya penggunaan plastik maka meningkat juga sampah plastik yang di
hasilkan dari penggunan plastik sendiri, dan ini akan menjadi masalah serius apabila tidak
dicarikan penyelesaiannya. Sehingga untuk menangani sampah plastiknya ini perlu dilakukan
upaya penanggulangan limbah plastik dengan menggunakan konsep 3R ( Reuse, Reduce,
Recycle). Reuse adalah menggunakan kembali barang-barang yang terbuat dari plastik,
Reduce adalah mengurangi pembelian atau penggunaan barang-barang dari plastik, terutama
barang-barang yang sekali pakai dan Recycle adalah mendaur ulang barang-barang yang
terbuat dari plastik. Dari konsep 3R tersebut maka beberapa penelitian telah dilakukan untuk
memanfaatkan kembali plastik yang telah dibuang ke lingkungan, dalam hal ini
menggunakan konsep Recycle.
Dan juga kurangi penggunaan kantong plastik dan gunakan tas kain setiap kali berbelanja.
Harus diingat untuk selalu membawa tas kain saat belanja dari rumah.
Serta Menghindari pembuangan sampah plastiknya ke lingkungan karena akan secara tidak
langsung merusak ekosistem melalui :
(1) sumbatan pada sistem saluran air yang menyebabkan sedimentasi dan banjir.
(2) merusak lahan subur seperti hutan mangrove karena keberadaan sampah plastik menutupi
permukaan dan mengurangi sistem pengudaraan.
(3) karena sifatnya yang tidak dapat membusuk, akan mengurangi kapasitas lahan
pembuangan akhir sampah.
Karena jika dilakukan pemusnahan sampah plastik menggunakan cara pembakaran
berisiko munculnya polutan berbahaya.Pemusnahan dengan proses pembakaran (incenerasi)
berisiko memunculkan polutan dari emisi gas buang yakni CO2, CO, NOx, HCN, SOx dan
beberapa partikulat pencemar lainnya. Proses penyelesaian sampah/limbah plastik tersebut
tentu belum mendukung konsep pembangunan berkelanjutan,dan itu hanya menjadi masalah
baru yang di hadapi oleh masyarakat dan lingkugan sekitar.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dapat di simpulkan bahwa Penggunaan plastik disatu sisi telah mendatangkan manfaat yang
cukup besar, namun di sisi lain karena sifatnya yang kurang baik terhadap kesehatan dan juga
sulit diurai oleh lingkungan maka produk plastik dan sampahnya akan menimbulkan masalah
baru. Namun demikian, keberadaannya tidak bisa terlepas dari kehidupan manusia sehingga
manusia perlu mengantisipasi pemakaian plastik dan pembuangan sampah plastik dengan
benar sehingga tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan dan lingkungan.
Sampah plastik jika dikelola dengan benar yaitu memakai konsep produksi bersih ( 3R) akan
mengurangi limbah dan menciptakan iklim usaha yang menguntungkan serta dapat menyerap
tenaga kerja yang cukup besar.
Dengan demikian peran serta pemerintah, masyarakat dan perusahaan dalam pengelolaan
lingkungan ini akan membuat kesehatan dan lingkungan terjaga dengan baik. Cara lain dalam
rangka mengurangi keberadaan plastik dan sampah plastik adalah dengan cara mengurangi
penggunaan barang-barang berbahan baku plastik atau menggantinya dengan barang yang
nonplastik. Substitusi bahan plastik dengan bahan yang mudah diurai dan dihancurkan oleh
lingkungan seperti bahan-bahan alami, misal : plastik dari jagung, kentang, dan lain-lain.

5.2 Saran
 Tahap pertama pemerintah wajib menggalakkan disiplin masyarakat dalam pemakain
plastik dan pemisahan sampahnya saat pembuangan,misalnya sampah organik,sampah
kaleng bekas dan sampah plastik.Hal ini untuk mempermudah dalam pengolahan
selanjutnya.
 Kurangi penggunaan kantong plastik berlebih dan gunakan tas kain untuk belanja.
 Perbayak gunakan jasa kreatif dalam mengolah plastik yang tidak di pakai lagi
menjadi brang bermanfaat,dari pada di buang atau di bakar.
DAFTAR PUSTAKA

Achilias, D. S., Roupakias, C., Megalo-konomos, P., Lappas, A. A., Antonakou, E. V. (2007)
Chemical recycling of plastic wastes made from polyethylene (LDPE and HDPE) and
polypropylene (PP), Journal of Hazardous Materials, 149, 536 – 542.

Putra, H. P dan Yebi, Y. 2010. Studi Pemanfaatan Sampah Plastik Menjadi Produk dan Jasa
Kreatif.Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan. Vol. 2 No. 1.

Rahyani ermawati,2011,converting of plastic waste as a source of energy alternative,balai


besar kimia dan kemasan,kementrian perindustrian,hal.257-263.

Syamsiro, M., Saptoadi, H., Norsujianto, T., Noviasri, P., Cheng, S., Alimuddin, Z.,
Yoshikawa, K. (2014) Fuel oil production from municipal plastic wastes in sequential
pyrolysis and catalytic reforming reactors, Energy Procedia, 47, 180 – 188.

Nurhenu Karuniastuti,2013,bahaya plastik terhadap kesehatan dan lingkungan, Vol. 03 No. 1.

Houshmand, D., Roozbehani, B., Badakhshan, A. (2013) Thermal and catalytic degradation
of polystyrene with a novel catalyst, International

R.Tri Prayudhi,2010,Dampak Pencemaran Sampah Plastikdan Pemanfaatannya Sampah


Plastik,Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.

Anda mungkin juga menyukai