Anda di halaman 1dari 7

A.

Pendahuluan
KASUS LAPINDO BRANTAS
Jakarta - Dalam pengantar rapat kabinet Kamis (14/2) kemarin, Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tiba-tiba menyinggung soal janji PT Lapindo
Brantas. Bahkan SBY membawa 'akhirat' dalam kalimatnya. Kenapa itu bisa
terjadi?
Menkokesra Agung Laksono mengatakan, memang masih ada tunggakan
PT Lapindo pada warga Sidoarjo, Jatim. Jumlahnya terakhir Rp 930 miliar,
namun sebagian sudah ada yang dibayar.
"Presiden hanya mengingatkan secepatnya diselesaikan apalagi sudah
lama, beliau mendengar ada akhir tahun lalu, tapi ternyata belum selesai," kata
Agung saat dikonfirmasi detikcom, Jumat (15/2/2013).
Menurut Agung, teknis persoalan Lapindo saat ini ditangani oleh
Kementerian PU. Instruksi SBY dalam rapat tentunya akan disampaikan pada
perusahaan energi tersebut.
Meski begitu, wakil ketua umum Golkar ini meyakini, Aburizal Bakrie
selaku salah seorang pemilik saham bakal berkomitmen tinggi untuk
menyelesaikan utang ke warga. Agung pun meminta agar masalah Lapindo tak
dikaitkan dengan partai politik.
"Hanya mungkin karena tentu apa saat sekarang banyak hal yang
diselesaikan. Saya tidak tahu persis, tapi pembayaran terus berjalan," terangnya.
"Parpol itu dipisah. Ini urusan dengan perusahaan, ada manajemen dan
tanggung jawab sendiri," sambungnya.
Presiden SBY sebelumnya mendapat laporan Lapindo belum memenuhi
kewajibannya sebesar Rp 800 miliar kepada korban lumpur Sidoarjo. SBY pun
meminta Lapindo menepati janjinya.
B. Analisis
1. Identifikasi
Menurut apa yang telah saya pelajari kasus seperti diatas termasuk
salah satu kasus hukum yang ada didalam hukum perdata yaitu hukum
perikatan dalam hal gati rugi yang dilakukan oleh pihak Lapindo brantas
terhadap pihak warga yang dirugikan karena kasus meluapnya lumpur ke
pemukiman warga. Dalam hukum perdata suatu kejadian dapat
dikategorikan sebagai hukum perikatan jika terjadi suatu ikatan
persetujuan antara 2 pihak yang melahirkan hak dan kewajiban antara
keduanya.
Kasus lumpur lapindo ini belum tuntas juga sampai sekarang
karena adanya penyimpangan – penyimpangan dan hanya janji – janji yang
di umbar oleh pihak PT Lapindo Brantas yang menyanggupi akan
membayar ganti rugi kepada warga Sidoarjo, Jatim. Yang menurut berita
bahwa PT Lapindo Brantas belum memenuhi kewajibannya sebesar Rp
800 miliar kepada korban lumpur Sidoarjo. Seharusnya PT Lapindo
Brantas harus cepat memenuhi kewajibannya dengan cara membayar
kewajibannya sebesar 800 milyar itu agar korban lapindo mendapat ganti
rugi yang sepadan dan dapat melanjutkan kegiatan sehari hari seperti
biasa.
Asas-asas Hukum Perikatan yaitu :

a. Undang-undang bagi mereka yang membuatnya (pacta sun servanda),


termuat dalam pasal 1338 KUHPdt menetapakan bahwa segala
perjanjian dibuat secara sah “berlaku sebagai undang-undang”untuk
mereka yang membuatnya.
b. Asas kebebasan dalam membuat perjanjian atau persetujuan, Ps 1338(1)
& 1320 KUHPdt
c. Asas bahwa persetujuan harus dilaksanakan dengan itikat baik, Ps
1338(3) KUHPdt
d. Asas Konsensualisme dapat disimpulkan dari Pasal 1320 ayat 1
KUHPdt
e. Asas Kebebasan berkontrak, Ps 1338 KUHPdt
f. Asas Kepribadian (Personality), Pasal 1315 dan Pasal 1340
KUHPdt
Peraturan / Teori Hukum Perdata
Hukum perdata adalah ketentuan hukum materil yang mengatur
hubungan antara orang/individu yang satu dengan yang lain. Hukum
perdata berisi tentang hukum orang, hukum keluarga, hukum waris dan
hukum harta kekayaan yang meliputi hukum benda dan hukum perikatan.
Pengertian hukum perikatan Jika dirumuskan, perikatan adalah
adalah suatu hubungan hukum dalam lapangan harta kekayaan antara dua
orang atau lebih di mana pihak yang satu berhak atas sesuatu dan pihak
lain berkewajiban atas sesuatu. Hubungan hukum dalam harta kekayaan
ini merupakan suatu akibat hukum, akibat hukum dari suatu perjanjian
atau peristiwa hukum lain yang menimbulkan perikatan.
Apabila seseorang berhutang tidak memenuhi kewajibannya,
menurut bahasa hukum dia melakukan “wanprestasi”.
Dan UU hukum perdata yang mengatur adalah sebagai berikut :
 Dalam KUH Perdata pasal 1366 berbunyi “Setiap orang bertanggung
jawab tidak saja untuk kerugian yang disebabkan karena
perbuatanya, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan karena
kelalaian atau kurang hati-hatinya”.
 Pasal 1243 Penggantian biaya, “kerugian dan bunga karena tak
dipenuhinya suatu perikatan mulai diwajibkan, bila debitur, walaupun
telah dinyatakan Ialai, tetap Ialai untuk memenuhi perikatan itu, atau
jika sesuatu yang harus diberikan atau dilakukannya hanya dapat
diberikan atau dilakukannya dalam waktu yang melampaui waktu
yang telah ditentukan”
 Pasal 1238 “Debitur dinyatakan Ialai dengan surat perintah, atau
dengan akta sejenis itu, atau berdasarkan kekuatan dari perikatan
sendiri, yaitu bila perikatan ini mengakibatkan debitur harus
dianggap Ialai dengan lewatnya waktu yang ditentukan”
.
KESIMPULAN
Kasus hukum diatas merupakan salah satu kasus hukum dalam
ruang lingkup hukum perdata khususnya dalam hukum perikatan dalam
hal gati rugi yang dilakukan oleh pihak Lapindo brantas terhadap pihak
warga yang dirugikan karena kasus meluapnya lumpur ke pemukiman
warga. Dalam hukum perdata suatu kejadian dapat dikategorikan sebagai
hukum perikatan jika terjadi suatu ikatan persetujuan antara 2 pihak yang
melahirkan hak dan kewajiban antara keduanya.
Berdasarkan kasus diatas, Pihak lapindo brantas melakukan
wanprestasi dengan tidak juga mengganti rugi atas dampak dari meluapnya
lumpur lapindo brantas. Sedangkan kasus tersebut seharusnya sudah
terselesaikan 1 tahun sebelumnya, tapi sampai sekarang permasalahan
tersebut masih belum terselesaikan. Dan ada beberapa pasal dalam
KUHPerdata yang mengatur kejadian tersebut, terdapat pada Pasal 1243
KUHPerdata.

DAFTAR PUSTAKA

http://news.detik.com/read/2012/12/14/141223/2118675/10/jk-ganti-rugi-lapindo-
gunakan-apbn-adalah-keputusan-presiden.
http://news.detik.com/read/2013/02/15/060357/2170683/10/ini-penyebab-sby-
tagih-janji-lapindo-saat-rapat-kabinet
http://p4hrul.wordpress.com/2012/04/19/hukum-perikatan/
http://www.jurnalhukum.com/pengertian-perikatan/
http://yosepaliyinsh.blogspot.com/2012/09/asas-asas-hukum-perdata.html
Subekti. 1994. Pokok-pokok hukum perdata. Jakarta: PT Intermasa
Subekti.tjitrosudibio. Kitab undang-undang hokum perdata. Jakarta : PT.
PradnyaParamita
TUGAS TERSTRUKTUR HUKUM PERDATA
ANALISIS KASUS HUKUM PERIKATAN

Ade Dwi Permana


E1A113075
KELAS D

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL


FAKULTAS HUKUM JURUSAN ILMU HUKUM
UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN
ANGKATAN 2013

Anda mungkin juga menyukai