Anda di halaman 1dari 4

TEKANAN UAP AIR DI BAWAH 100°C PANAS MOLAR DARI PENGUAPAN

Nada Syifa Qolbiyah (140310150030)*, Lovini Gabriella Naibaho (140310150064)


Program Studi Fisika, FMIPA Universitas Padjadjaran
27 April 2018
Asisten : Intan Octaviani

Abstrak

Fasa dari suatu material dikelompokkan menjadi 3 jenis yaitu fasa padat, cair, atau gas. Dimana fasa
ini dapat berubah dari satu fasa ke fasa lainnya. Penguapan dapat terjadi karena adanya perubahan fasa
yaitu dari cair menjadi gas. Pada percobaan ini nilai tekanan uap air diukur setiap kenaikan suhu sebesar
5°C dengan rentang suhu 40°C - 85°C, didapatkan nilai tekanan yang terukur berkisar dari 88 - 683
hPa. Disini terlihat bahwa semakin tinggi suhu maka didapatkan nilai tekanan yang semakin kecil atau
dapat dikatakan bahwa nilai suhu dan tekanan berbanding lurus, hal ini sesuai dengan persamaan gas
ideal yang menyatakan nilai tekanan (P) berbanding lurus dengan temperatur (T). Dimana semakin
besar suhu maka akan semakin besar pula tekanannya, begitupun sebaliknya. Nilai penguapan panas
air dalam labu yang dihasilkan adalah  = 15.6228 kJ dengan kesalahan relatif sebesar 62.08%.

Kata kunci: Fasa, Temperatur, Tekanan, Clausius-Clapeyron

I. Pendahuluan
Fasa merupakan bagian dari ssuatu sistem dengan
komposisi kimia dan sifat-sifat fisik yang terpisah dari
bagian sistem lain oleh suatu bidang batas. Pemahaman
mengenai perilaku fasa ini mulai berkembang dengan
adanya aturan fasa Gibs dimana aturan ini menurunkan
hubungan sederhana antara jumlah fasa setimbang,
jumlah komponen dan jumlah besaran intensif bebas
yang dapat melukiskan keadaan sistem secara lengkap.
Untuk sistem satu komponen persamaan Clausius -
Clapeyron menghubungkan perubahan tekanan
setimbang dengan perubahan suhu. Pada percobaan kali
ini diamati tekanan uap air pada temperatur 40°C - 85°C
sehingga dapat terlihat hubungan antara temperatur dan Gambar 1.1 Perubahan Wujud Zat
tekanan dengan persamaan Clausius - Clapeyron.
1.2 Aturan Fasa Gibbs
1.1 Perubahan Wujud Zat
Pada tahun 1876, Gibbs menurunkan hubungan
Wujud zat di alam ini dapat dikelompokkan sederhana antara jumlah fasa setimbang, jumlah
menjadi empat, yaitu wujud gas, wujud cair, wujud komponen, dan jumlah besaran intensif bebas yang
padat, dan wujud peralihan antara wujud cair dan wujud dapat melukiskan keadaan sistem secara lengkap.
padat yang dikenal sebagai mesofase atau kristal cair. Menurut Gibbs,
Dikenal beberapa istilah perubahan dari satu wujud ke
wujud yang lain yaitu pelelehan dari padat ke cair,   c  p  (1)
pembekuan dari cair ke padat, penyubliman dari padat
ke gas, pengembunan (liquifaction) dari gas ke cair, dan dimana
penguapan dari cair menjadi gas [2]. υ = derajat kebebasan
c = jumlah komponen
p = jumlah fasa
γ = jumlah besaran intensif yang mempengaruhi sistem
(P, T)

Derajat kebebasan suatu sistem adalah bilangan terkecil


yang menunjukkan jumlah variabel bebas (suhu,
tekanan, konsentrasi komponen – komponen) yang
harus diketahui untuk menggambarkan keadaan sistem.
Untuk zat murni, diperlukan hanya dua variabel untuk II. Metode Penelitian
menyatakan keadaan, yaitu P dan T, atau P dan V, atau
T dan V. Variabel ketiga dapat ditentukan dengan 2.1 Alat Percobaan
menggunakan persamaan gas ideal. Sehingga, sistem
yang terdiri dari satu gas atau cairan ideal mempunyai
derajat kebebasan dua (υ = 2).
Bila suatu zat berada dalam kesetimbangan,
jumlah komponen yang diperlukan untuk
menggambarkan sistem akan berkurang satu karena
dapat dihitung dari konstanta kesetimbangan. Misalnya
pada reaksi penguraian H2O.

H2O(g)  H2(g) + ½ O2(g)

P P  1/ 2

KP 
H2 O2 (2)
P  H 2O
Gambar 2.1. Alat Percobaan Tekanan Uap Air di
bawah 1000C Panas Molar dari Penguapan
Keterangan :
Dengan menggunakan perbandingan pada persamaan 2, 1. Labu 3 leher
salah satu konsentrasi zat akan dapat ditentukan bila 2. Manometer
nilai konstanta kesetimbangan dan konsentrasi kedua zat
3. Termometer
lainnya diketahui.
4. Kompor pemanas
5. Generator
6. Statif
7. Selang
2.2 Metode Percobaan

mendidihkan air
demineralisasi 10 menit

Gambar 1.2 Diagram Fasa Air


Titik tripel pada kurva menunjukkan adanya mengisi 3/4 penuh labu
kesetimbangan antara fasa – fasa padat, cair dan gas. tiga leher dengan air
Untuk menyatakan keadaan titik tripel hanya demineralisasi
dibutuhkan satu variabel saja yaitu suhu atau tekanan.
Sehingga derajat kebebasan untuk titik tripel adalah nol.
Sistem demikian disebut sebagai sistem invarian [3].
menyusun alat eksperimen
1.3 Persamaa Clausiuss – Clapeyron
Persamaan Clausius-Clapeyron yang muncul
menjelaskan hubungan antara tekanan dan suhu di dua
tahapan substansi yang berada dalam kesetimbangan.
Untuk peristiwa penguapan dan sublimasi, Clausius mengamati tekanan air
dalam labu setiap kenaikan
menunjukkan bahwa persamaan Clapeyron dapat suhu 5𝑜 𝐶 dan mencatatnya
disederhanakan dengan mengandaikan upaya mengikuti
hukum gas ideal dan mengabaikan volume cairan (V1)
yang jauh lebih kecil dari volume uap (V2). [1]
menganalisa dan
1 (3) menyimpulkan hasil
ln 𝑃 =
𝑅𝑇 percobaan

dimana :
 = Panas molar dari penguapan (m.R) Gambar 2.2. Diagram Alir Percobaan Tekanan Uap
R = Konstanta gas umum (8,3144 J/molK) Air di bawah 1000C Panas Molar dari Penguapan
Prosedur untuk percobaan ini adalah dengan Gambar 3.1. Grafik hubungan ln P terhadap 1/T
memanaskan 250 ml air dengan menggunakan magnetic
3.2. Analisa
stirrer, air dipanaskan hingga mencapai suhu 850C dan
setelah dipanaskan air didinginkan kembali sampai suhu Pada percobaan ini, diamati nilai tekanan pada labu
ruangan (250C). tiga leher untuk setiap 5°C kenaikan suhu dengan
Setelah air mencapai suhu ruangan kemudian air rentang 40°C - 85°C. Berdasarkan hasil yang didapat
dimasukkan kedalam labu tiga leher, kemudian tampak bahwa nilai tekanan berbanding lurus dengan
dipanaskan kembali dan dicatat nilai tekanan setiap suhu, dimana semakin besar suhu maka tekanan dalam
kenaikan suhu 50C dimana pencatatan nilai tekanan ini labu juga semakin besar. Hal ini sesuai dengan teori
dimulai dari suhu 400C sampai dengan suhu maksimum yang mengacu pada persamaan gas ideal, yaitu :
yaitu 850C. Kemudian hasil dicatat dan dianalisa. PV=nRT
Hasil percobaan pun terlihat pada grafik ln P – 1/T
yang dihasilkan. Walaupun tidak linier sempurna, tetapi
III. Hasil dan Pembahasan tetap menunjukkan hubungan yang berbanding lurus
antara tekanan (P) dan temperatur (T). Dari grafik
Perhitungan yang dilakukan yaitu untuk didapatkan nilai m (𝑎𝑡 ) untuk menghitung nilai
menentukan tekanan keseluruhan : penguapan panas labu (𝜆), dihasilkan 𝜆 sebesar 15.6228
𝑃 = 𝑃0 − 𝑃𝑝𝑒𝑚𝑏𝑎𝑤𝑎 + 𝑃𝑎𝑤𝑎𝑙 kJ. Hasil 𝜆 tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai
kapasitas panas air yaitu sebesar 41.2 kJ, nilai tersebut
= 101325 − 8800 + 8800 merupakan nilai kesalahan relatif.
= 101325 𝑃𝑎 Pada percobaan tekanan uap air dibawah 100°C
panas molar dari penguapan ini, persamaan yang
ln 𝑃 = ln (101325) melandasi percobaan ini adalah persamaan Clausius-
= 11.526 𝑃𝑎 Clapeyron. Pada metode ini air yang diamati adalah air
𝐻2 𝑂 murni tanpa ada tambahan dari unsur lain,
Untuk menentukan 𝜆 menggunakan persamaan : contohnya adalah air aquades. Proses untuk
𝐽 mendapatkan air murni ini disebut sebagai proses
𝜆 = 𝑚 𝑅 = 1879 𝑥 8.3144 = 15.6228 𝑘𝐽
𝑚𝑜𝑙 𝐾 demineralisasi. Pada percobaan ini air demineralisasi
diperoleh dengan memanaskan air yang menyebabkan
Menurut teori, literatur kapasitas panas air yaitu 41,2 adanya kemungkinan unsur-unsur lain dapat menguap
kJ. Maka diperoleh KSR : atau hilang. Namun idealnya tidak akan mungkin untuk
mendapatkan air dimeneralisasi yang sebenarnya. Hal
𝜆𝑙𝑖𝑡 −𝜆ℎ𝑖𝑡 41.2 −15.6228
KSR = | | 𝑥 100% = | | 𝑥 100% tersebut dapat menjadi faktor yang mempengaruhi hasil
𝜆𝑙𝑖𝑡 41.2
kapasitas panas labu terpaut cukup jauh dari literatur
KSR = 62.08 %
yaitu kapasitas panas air, sehingga menghasilkan nilai
kesalahan relatif yang cukup besar yaitu 62.08%. Selain
3.1 Hasil Percobaan
itu, adanya gas-gas dari luar yang tidak diinginkan dan
Tabel 1. Metode Tutup - Buka keadaan labu yang tidak benar-benar vakum pun dapat
Pp(Pa) P (Pa) T(K) 1/T(1/K) ln P (pa) λ (J) λ (kJ) KSR λ(%) menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi besarnya
8800 101325 313 0,003195 11,526 nilai KSR yang dihasilkan.
10300 99825 318 0,003145 11,511
13300 96825 323 0,003096 11,481
17300 92825 328 0,003049 11,438 IV. Kesimpulan
21800 88325 333 0,003003 11,389
15622,8 15,6228 62,08
27300 82825 338 0,002959 11,324
1. Tekanan uap air pada temperatur 40°C - 85°C
34300 75825 343 0,002915 11,236
41300 68825 348 0,002874 11,139 akan meningkat seiring dengan meningkatnya
51300 58825 353 0,002833 10,982 temperatur.
68300 41825 358 0,002793 10,641
2. Temperatur dan tekanan memiliki hubungan
berbanding lurus, yang mana sesuai dengan
persamaan Clausiuss – Clapeyron yang
tergambarkan pada grafik 1.
3. Penguapan panas yang dihasilkan sebesar
15.6228 kJ.

Daftar Pustaka
[1]. Tipler, P A. 2012. Fisika untuk Sains dan Teknik
Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
[2] Asnal, Effendi. 2006. Fisika I : Bab 12 Dinamika
Fluida. (pdf).sisto.itp.ac.id (diakses pada Kamis,
12 April 2018)
[3] Sudjito. 2012. Diktat Termodinamika Dasar. (pdf)
personal.its.ac.id>files>material (diakses pada
Kamis, 12 April 2018)

Anda mungkin juga menyukai