Anda di halaman 1dari 4

B AB I

PE N DAHU LUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan yang berkualitas memegang peran kunci dalam menciptakan SDM Indonesia
yang unggul. SDM diperlukan sebagai penggerak proses pembangunan suatu negara, semakin
berkualitas SDM yang dimiliki oleh suatu negara, maka semakin cepat proses pembangunan
menuju masyarakat madani. Undang-Undang Dasar Tahun 1945 menyebutkan bahwa
pendidikan merupakan hak warga negara yang harus dipenuhi oleh pemerintah sebagai institusi
negara.

Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia dalam


mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu. Dalam menguji tingkat kemampuan peserta
didik, pemerintah menyelenggarakan Ujian Nasional sebagai standar kelulusan. Ujian Nasional
adalah salah satu alat evaluasi yang dikeluarkan pemerintah yang merupakan bentuk lain dari
EBTANAS (Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional) yang sebelumnya dihapus.

Depdiknas di Indonesia berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20


Tahun 2003 menyatakan, bahwa dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional
dilakukan evaluasi sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak
yang berkepentingan. Lebih lanjut dinyatakan bahwa evaluasi dilakukan oleh lembaga yang
mandiri secara berkala, menyeluruh, transparan, dan sistematik untuk menilai pencapaian
standar nasional pendidikan.

Proses pemantauan evaluasi tersebut dilakukan secara terus menerus dan


berkesinambungan sehingga dapat membenahi mutu pendidikan. Pembenahan mutu pendidikan
dilakukan mulai dari standar. Penentuan standar yang terus meningkat diharapkan dapat
mendorong peningkatan mutu pendidikan, yang dimaksud dengan penentuan standar pendidikan
adalah penentuan nilai batas (Cut Off Score). Seseorang dapat dikatakan lulus apabila sudah
melewati nilai batas tersebut.

1
Selain itu juga dilakukan pembenahan secara teknis. Dalam beberapa tahun terakhir ini,
Indonesia menerapkan Ujian Nasional Tertulis yang disebut PBT (Paper Based Test). Namun,
pelaksanaan UN-PBT dinilai memiliki banyak kekurangan/kelemahan. Beberapa
kekurangan/kelemahan tersebut antara lain, banyaknya kebocoran soal ujian sehingga mutu
pendidikan Indonesia tidak dapat meningkat, pemborosan anggaran karena adanya pelelangan
bahan, pengelolaan hasil, percetakan soal ujian yang mahal dan melalui proses yang lama, soal
ujian hanya dipakai sekali sehingga membuat pemborosan kertas, pendisribusian soal yang
memungkinkan terjadi kelambatan soal, serta tertukarnya soal untuk daerah pedalaman, dan
lain-lain.

Oleh karena itu, untuk mengatasi lemahnya UN-PBT serta seiring perkembangan zaman
dan teknologi, pemerintah mengeluarkan kebijakan Ujian Nasional Berbasis Komputer yang
disebut CBT (Computer Based Test) atau UNBK. Ujian Nasional Berbasis Komputer adalah
sistem pelaksanaan Ujian Nasional dengan menggunakan komputer sebagai media ujiannya
dalam. Penyelenggaraan UNBK pertama kali dilaksanakan pada tahun 2014 secara online dan
terbatas di SMP Indonesia-Singapura dan SMP Indonesia-Kuala Lumpur (SIKL). Hasil
penyelenggaraan UNBK pada kedua sekolah tersebut cukup menggembirakan dan semakin
mendorong untuk meningkatkan literasi peserta didik terhadap TIK (Teknologi Informasi dan
Komunikasi). Selanjutnya, secara bertahap pada tahun 2015 dilaksanakan rintisan UNBK
dengan mengikutsertakan sebanyak 555 sekolah yang terdiri dari 42 SMP/MTs, 135 SMA/MA,
dan 378 SMK di 29 provinsi dan luar negeri.

SMA Negeri 1 Bintan merupakan salah satu sekolah yang melaksanakan UNBK. Untuk
tahun 2017, sekolah ini memasuki tahun kedua pelaksanaan. Pelaksanaan UNBK tidak hanya
menjadi nilai tambah bagi kualitas sekolah, guru, dan peluang penerimaan di PTN, tetapi juga
memiliki pengaruh pada diri peserta didik tersendiri. Fasilitas dan tenaga pengajar yang
memadai tidak cukup untuk melaksanakan UNBK, perlu adanya perhatian pada kesiapan mental
peserta didik. Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan, penulis mengangkat sebuah karya
ilmiah dengan judul “Pengaruh Penerapan UNBK Terhadap Mentalitas Peserta Didik di
SMA Negeri 1 Bintan”.

2
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana pengaruh diterapkannya UN berbasis komputer terhadap mental
peserta didik SMA Negeri 1 Bintan?
1.2.2 Apakah perlu adanya bimbingan psikologis yang lebih serius terhadap persiapan
UNBK di SMA Negeri 1 Bintan?
1.2.3 Bagaimana perbandingan hasil nilai UN tertulis dengan UNBK di SMA Negeri 1
Bintan?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Untuk mengetahui pengaruh diterapkannya UN berbasis komputer terhadap
mental peserta didik SMA Negeri 1 Bintan.
1.3.2 Untuk mengetahui apakah perlu adanya bimbingan psikologis yang lebih serius
terhadap persiapan UNBK di SMA Negeri 1 Bintan.
1.3.3 Untuk mengetahui perbandingan hasil nilai UN tertulis dengan UNBK di SMA
Negeri 1 Bintan.

1.4 Manfaat Penulisan


1.4.1 Agar penulis mengetahui pengaruh diterapkannya UN berbasis komputer
terhadap mental peserta didik SMA Negeri 1 Bintan.

1.4.2 Agar penulis mengetahui apakah perlu adanya bimbingan psikologis yang lebih
serius terhadap persiapan UNBK di SMA Negeri 1 Bintan.

1.4.3 Agar penulis mengetahui perbandingan hasil nilai UN tertulis dengan UNBK di
SMA Negeri 1 Bintan.

BAB II

3
TINJAUAN PUST AKA

Anda mungkin juga menyukai