MARINKULTUR
BUDIDAYA MUTIARA
Dilaksanakan dan disusun untuk dapat mengikuti ujian praktikum (Responsi) pada
mata kuliah Marinkultur Tahun Ajaran 2017/2018
Oleh :
2018
Lembar Pengesahan
LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh
Nim : L1CO15016
Asisten
Trisna Wahyu
H1K014033
I. PENDAHULUAN
Mutiara air tawar dan mutiara air laut adalah dua jenis kerang yang berbeda nilai
memiliki potensi eksport yang tinggi.. Industri budidaya kerang mutiara diprediksi
akan berkembang pesat dimasa depan. Dewasa ini perhiasan merupakan bukan
untuk para kaum hawa, tetapi sekarang perhiasan sudah menjadi investasi harta
yang sangat aman dan nyaman dikarenakan harga dari perhiasan yang harganya
stabil dan cenderung meningkat pada akhir-akhir tahun ini, salah satu dari
perhiasan yang cocok untuk dijadikan sebagia investasi selain emas adalah
mutiara.
memiliki nilai jual yang tinggi dan juga sebagai penyumbang devisa cukup besar
bagi negara. Tiram mutiara hidup pada perairan tropis. Lingkungan periran tropis
dilakukan dengan optimal, tiram mutiara memiliki potensi yang sangat tinggi
teknis yang terdiri dari parameter fisik, kimia dan biologi dan non teknis yang
berupa pangsa pasar, keamanan dan sumber daya manusia (Raharjo, 2008 ; Mastu,
2011).
adalah tiga spesies, yaitu, Pinctada maxima, Pinctada margaritifera dan Pinctada
diproduksi sering kali disebut dengan nama “South Sea Pearl”. Indonesia
termasuk salah satu negara penghasil mutiara (South Sea Pearl) yang cukup
diskenal di pasaran dunia, sebagian besar produksi South Sea Pearl yang
dipasarkan berasal dari hasil budidaya (Anna, 2006). Produksi mutiara berbasis
budidaya mutiara saat ini sudah mengarah pada kegiatan industri yang terintegrasi
(Fassler, 1995).
(Nacre), ukuran serta bentuk. Bentuk mutiara sendiri terbagi menjadi 2 jenis. Jenis
yang pertama ialah mutiara dengan inti bulat. Hal tersebut dapat diamati melalui
yang terbuat dari kulit cangkang tiram mutiara pada bagian dari lapisan induk
dengan lapisan nacre yang akan terbentik batu mutiara berbentuk bulat.
menyelimuti manik-manik, bentuk yang terjadi tersebut dan lapisan nacre lainnya
1.2. Tujuan
2.1.1 Alat
inti berbentuk bulat , penjepit (shell holder), pembuka cangkang, pinset, baji yang
terbuat dari kayu dengan ukuran 3cm x 1cm, spatula, tang, nucleus carrier,
incision knife, mantel carrier, pinset dan alat dokumentasi. Sedangkan alat yang
digunakan pada saat pengamatan adalah kolam atau bak terbuka, tali rafia,
2.1.2 Bahan
inti bulat ukuran 6 mm, kerang kijing (Pilsbryoconcha exilis) dan air tawar
yaitu; Pembuatan potongan mantel dan operasi inti bulat. Pembuatan potongan
2.2.1. Alat
penjepit (shell holder), pembuka cangkang, spatula dan baji 3 cm x 1 cm, lem,
blister carrier, tang, alat dokumentasi dan kapas. Sedangkan alat untuk
pengamatan adalah kolam atau bak terbuka, keranjang , tali rafia, pH universal
dan thermometer.
2.2.2. Bahan
berikut:
bahwa selama pengamatan terdapat 9 kerang yang mati dari total 12 kerang,
kelompok yang mengalami kematian pada kerangnya yaitu kelompok 1,2,4,5 dan
6 dengan jumlah kerang yang mati 6, kelompok 1 dengan jumlah kerang yang
jumlah kerang yang mati 1, kelompok 5 dengan jumlah kerang yang mati 1 dan
kelompok 6 dengan jumlah kerang yang mati 2. Pengamatan yang kedua tidak ada
kelompok yang mengalami kematian pada kerangnya dan begitu juga pada
kerang yang mati 3, kelompok 1 dengan jumlah kerang yang mati 1, kelompok 2
dengan jumlah kerang yang mati 1, kelompok 4 dengan jumlah kerang yang mati
keempat yaitu pada kelompok 3 dan 5 dengan jumlah kerang 3, sedangkan kerang
yang tidak dapat bertahan hidup dari awal pengamatan yaitu kelompok 6 .
predator, penanganan yang kasara dan virus. Namun pada praktikum ini
(operasi) yang salah sehingga mengakibatkan kerang mati. Kematian kerang yang
dipelihara diduga akibat infeksi setelah operasi. Hal ini dapat dilihat dari bekas
terdapat 9 kerang yang mati dari total 12 kerang. Masing-masing kelompok diberi
2 kerang dimana tiap kerang memiliki 1 inti mutiara. Pengamatan yang pertama,
dengan jumlah inti lepas adalah 1, kelompok 4 dengan jumlah inti lepas adalah 1,
dan kelompok 5 dengan jumlah inti lepas adalah 1. Jumlah total inti kerang yang
lepas pada pengamatan pertama yaitu 3. Pengamatan yang kedua, tidak terdapat
kerang yang mengalami lepas inti. Pengamatan yang ketiga, kerang yang
mengalami lepas inti terdapat pada kerang kelompok 2 dengan jumlah inti lepas
adalah 1 dan kelompok 4 dengan jumlah inti lepas adalah 1. Sedangkan pada
pengamatan keempat, jumlah inti yang lepas berjumlah 1 yaitu pada kelompok 1.
Inti kerang mutiara yang lepas diakibatkan karena beberapa hal. Sama
halnya seperti kematian kerang mutiara, penyebab lepasnya inti mutiara bulat juga
yang kasara dan virus. Namun pada praktikum ini kemungkinan besar kematian
implantasi yang rendah diduga disebabkan oleh beberapa faktor tehnis, misalnya
potongan mantel tidak menempel pada inti, posisi peletakan inti yang tidak tepat
sehingga mutiara tidak terbentuk, seleksi tingkat kematangan gonad yang kurang
akurat dan lubang sayatan terlalu lebar sehingga inti mudah dimutahkan.
perairan baik dalam faktor fisika,kimia dan biologi (Ismail, 2012). Pencegahan
juga dapat dilakukan dengan melakukan operasi pemasangan inti kerang mutiara
bulat secara berhati-hati. Serta menjaga kerang supaya tidak stres. Kemungkinan
terbesar pelepasan inti mutiara bulat adalah karena operasi yang kurang berhati-
10
8
jumlah sampel (ekor)
4
Jumlah sampel
2
0
1 2 3 4
Minggu ke-
empat kali tidak terdapat sampel kerang yang mati dari total 9 kerang, Pada
pengamatan kedua jumlah kerang mutiara yang masih hidup yaitu 9 kerang. Pada
pengamatan ketiga jumlah kerang mutiara yang masih hidup masih 9 kerang. Dan
pada pengamatan yang keempat jumlah kerang mutiara yang masih hidup masih
senilai 9 kerang. Hasil grafik diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada kematian
predator, penanganan yang kasara dan virus. Pada praktikum mutiara blister ini
tidak ada kerang yang mati sehingga dapat disimpulkan bahwa penyebab
kematian tersebut sersifat kecil atau tidak terdapat faktor yang ada di atas tersebut
dalam pemeliharaan kerang mutiara blister. Hal lain yang dapat menyebabkan
kematian kerang mutiara yaitu lem yang berlebihan. Perekat yang berlebihan
sangat hebat, karna mantel kerang sangat sensitif apabila terkena bahan reaktif.
mendukung, mudah dipengaruhi oleh perubahan musim atau dekat dengan sumber
polusi akan berakibat kematian kerang mutiara. Selain itu, jika perawatan atau
(Anggorowati, 2008).
1.5
1
Jumlah inti yang lepas
0.5
0
1 2 3 4
Minggu ke-
yang dilakukan sebanyak empat kali, selama pengamatan terdapat 2 inti yang
lepas dari total 18 inti. Pada pengamatan pertama dan kedua tidak menunjukkan
adanya inti kerang yang lepas dari kelompok 6. Selanjutnya pada pengamatan
ketiga jumlah inti kerang yang lepas dari kelompok 6 yaitu 1. Sedangkan pada
pengamatan yang keempat jumlah inti kerang yang lepas dari kelompok 6 yaitu 1,
dimana selama 4 minggu pengamatan total inti yang lepas dari kelompok 6 yaitu
2. Dapat disimpulkan berdasarkan hasil grafik di atas, jumlah inti yang masih
bertahan dari awal sampai akhir pengamatan yaitu 16 inti, dan inti kerang yang
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu, pemasangan yang terlalu berdekatan atau
mutiara blister saling bertemu sehingga kerang merasa tidak nyaman dan
cegah dengan cara pemasangan inti blister pada sisi yang berbeda, sehingga inti
blister tidak saling bertemu. Membuka dengan hati-hati dan tidak terlalu besar
supaya inti mantel dapat tertutup kembali. Memasang inti kerang mutiara blister
menggunakan lem secukupnya. Menjaga kerang supaya tidak stress dengan segera
Jumlah Jumlah
Hari/Tanggal pH Suhu
Sampel inti/Individu
5 mei 2018 2 1 6 26
12 mei 2018 0 0 7 26
19 mei 2018 0 0 7 27
26 mei 2018 0 0 6 25
Kedalaman 30
Hari/Tanggal Parameter Air Permukaan Dasar
cm
Suhu 27 28 27
5 mei 2018
pH 6 6 6
Suhu 27 26 28
12 mei 2018
pH 7 7 7
Suhu 29 28 27
19 mei 2018
pH 7 7 7
Suhu 28 26 26
26 mei 2018
pH 6 6 6
Berdasarkan dari tabel 1. didapat hasil pH dan suhu pada kualitas perairan
pada perairan kerang mutiara bulat pada minggu pertama yaitu pH sebesar 6 dan
suhu sebesar 26°C. Pada minggu kedua pH sebesar 7 dan suhu sebesar 26°C. Pada
minggu ketiga pH sebesar 7 dan suhu sebesar 27°C. Dan pada minggu keempat
Sedangkan dari tabel 2. didapat hasil pH dan suhu pada kualitas perairan
pada perairan kerang mutiara blister pada minggu pertama pH sebesar 6 pada
semua kedalam, suhu 27°C pada permukaan dan dasar. Sedangkan pada
kedalaman 30cm suhu sebesar 26°C. Pada minggu kedua pH sebesar 7 pada
semua kedalaman dan suhu sebesar 27°C pada semua kedalaman. Pada minggu
ketiga pH sebesar 7 pada semua kedalaman dan suhu sebesar 29°C pada
permukaan, 28°C pada kedalaman 30cm dan 27°C pada dasar perairan, Pada
minggu keempat pH sebesar 6 pada semua kedalaman dan suhu sebesar 28°C
pada permukaan, 26°C pada kedalaman 30cm dan 26°C pada dasar perairan.
Menurut Dan & Ruobo (2000) dan Oliver (2000) dalam Rachman (2009)
monitoring kualitas air selama proses pelapisan mutiara pada pemeliharaan kerang
air tawar penting dilakukan, karena kualitas air sangat berpengaruh terhadap
sintasan dan kualitas mutiara yang dihasilkan. Kisaran suhu yang baik untuk
tubuh lebih banyak untuk beradaptasi dengan lingkungan daripada aktivitas lain
mutiara yang terbentuk menjadi lebih tipis. Sedangkan pH ideal berkisar antara
6,5-8.
Perairan yang digunakan untuk budidaya kerang mutiara bulat dan blister
memiliki suhu diatas kisaran ideal namun memiliki pH yang sesuai dengan
kisaran ideal. Suhu yang lebih tinggi dari kisaran ideal kurang optimal untuk
budidaya kerang mutiara. Sedangkan pH masi dalam kisaran normal sehingga
4.1. Kesimpulan
kematian dari total 9 kerang mutiara. Sedangkan, inti yang lepas berjumlah 2
2. Teknik pembuatan (budidaya) mutiara bulat yaitu dengan cara memasukan inti
bulat yang telah dilapisi potongan mantel ke dalam bagian tubuh kerang.
total 12 kerang mutiara. Sedangkan, inti yang lepas berjumlah 9 dari total 12
inti. Jumlah sampel kerang mutiara yang dapat bertahan hidup hingga
3. Parameter kualitas air yang diukur dalam 4 kali pengamatan adalah suhu
kisaran 25-29oC dan pH 6-7. Perairan yang digunakan untuk budidaya kerang
mutiara bulat dan blister memiliki suhu diatas kisaran ideal namun memiliki
4.2. Saran
dengan teknik yang benar dan perlu hati-hati agar kerang tidak sampai mati..
DAFTAR PUSTAKA
thepearl.source.com .1–11–2008.
Diamond, Jared. 2015. The World Until Yesterday.Apa yang Dapat Kita Pelajari
Jakarta.
Budaya 6(2).
Ismail, Endan. 2012. Kesesuaian Faktor Fisika, Kimia dan Biologi Perairan
1(1).
P.C and Lucas J.S. The Pearls Oyster. Elsevier BV, Amsterdam.
Wada, K.T and Tëmkin, I. 2008. Taxonomy and phylogeny (p 37- 75). Dalam:
Southgate P.C and Lucas J.S. The Pearls Oyster. Elsevier BV, Amsterdam.
LAMPIRAN
Jumlah Jumlah
Hari/Tanggal pH Suhu
Sampel inti/Individu
5 mei 2018 2 1 6 26
12 mei 2018 0 0 7 26
19 mei 2018 0 0 7 27
26 mei 2018 0 0 6 25
Kedalaman 30
Hari/Tanggal Parameter Air Permukaan Dasar
cm
Suhu 27 28 27
5 mei 2018
pH 6 6 6
Suhu 27 26 28
12 mei 2018
pH 7 7 7
Suhu 29 28 27
19 mei 2018
pH 7 7 7
Suhu 28 26 26
26 mei 2018
pH 6 6 6
Proses penanaman inti bulat pada tubuh Hasil operasi kerang mutiara
kerang