Anda di halaman 1dari 17

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Diskusi Hasil Praktikum

Tabel 1 : Data Pemeriksaan Suhu Tubuh Posisi Berbaring

Mahasiswa Coba 1 Pemeriksa Suhu Tubuh Aksiler

M.Yusak Redityo 36,50C


Hasil pemeriksaan menunjukan mahasiswa coba 1 ber suhu normal 36,5 derajat C

Mahasiswa Coba 2 Pemeriksa Suhu Tubuh Aksiler

Tirsa Fildza 36,60C


Hasil Pemeriksaan menunjukan mahasiswa coba 2 ber suhu normal 36,6

Tabel 2 : Data Pemeriksaan Pernafasan Posisi Berbaring

Mahasiswa Coba 1 Pemeriksa RR(X/menit) Irama


M. Yusak Dwi Wirawan 16x / menit Teratur
M. Yusak Redityo 17x / menit Teratur
Hasil pemeriksaan menunjukan mahasiswa coba 1 mengalami Hyperpnea yaitu dengan hasil
16x/menit dan 17x/menit akan tetapi Iramanya teratur

Mahasiswa Coba 2 Pemeriksa RR(X/menit) Irama

Tirsa Grafita 13x/menit Teratur


Tirsa Haefani 18x/menit Teratur
Hasil pemeriksaan menunjukan mahasiswa coba 2 pada pemeriksaan 1 hasilnya normal akan
tetapi pada pemeriksaan kedua mahasiswa coba 2 mengalami Hyperpnea

15
Tabel 3 : Data Denyut Nadi dan Tekanan Darah

Mahasiswa Tekanan Tekanan Tekanan


Pemeriksa Denyut Nadi
Coba Sistol (Palp.) Sistol (Ausk.) Diastol
M. Yusak Redityo 63x 120 mmHg 120 mmHg 80 mmHg
Dwi Wirawan 63x 120 mmHg 120 mmHg 80 mmHg
Hasil pemeriksaan menunjukan bahwa denyut nadi serta tekanan darah mahasiswa 1 normal

Mahasiswa Tekanan Tekanan Tekanan


Pemeriksa Denyut Nadi
Coba Siatol (Palp.) Sistol (Ausk.) Diastol
Tirsa Haefani 80x 110 mmHg 110 mmHg 80 mmHg
Grafita 80x 110 mmHg 110 mmHg 60 mmHg

Hasil pemeriksaan menunjukan bahwa denyut nadi mahasiswa coba 2 normal dan tekanan darah
pada uji 1 normal akan tetapi pada uji 2 tekanan diastole mahasiswa coba 2 turun

Grafik Mahasiswa Coba 1

120

100

80
Denyut Nadi
60 Tek Sistol palp dan ausk
Tek Diastol
40

20

0
Category 1 Category 2

16
Grafik Mahasiswa Coba 2

120

100

80
Denyut Nadi
60
Tek Sistol palp dan ausk
40 Tek Diastol

20

0
Pemeriksa1 Pemeriksa
2

17
Tabel 4: Data Pengaruh Posisi Tubuh Terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah

Mahasiswa Coba 1

Tekanan Sistolik Tekanan Diastol


Posisi Tubuh Denyut Nadi
(Ausk.) (Ausk.)
1. 63 x 1. 120 mmHg 1. 80 mmHg
BERBARING 2. 60 x 2. 130 mmHg 2. 80 mmHg
TERLENTANG 3. 61 x 3. 130 mmHg 3. 80 mmHg
Mean = 61 x Mean = 127 mmHg Mean = 80 mmHg
1. 64 x 1. 130 mmHg 1. 80 mmHg
2. 64 x 2. 120 mmHg 2. 80 mmHg
DUDUK
3. 68 x 3. 120 mmHg 3. 80 mmHg
Mean = 65 x Mean = 123 mmHg Mean = 80 mmHg
1. 68 x 1. 120 mmHg 1. 80 mmHg
2. 76 x 2. 120 mmHg 2. 80 mmHg
BERDIRI
3. 84 x 3. 130 mmHg 3. 80 mmHg
Mean = 76 x Mean = 123 mmHg Mean =80 mmHg
Hasil Pemeriksaan menunjukan bahwa ada perbedaan hasil antara posisi tubuh berbaring
terlentang , duduk dan berdiri dimana rata rata denyut nadi dalam keadaan berdiri lebih tinggi
daripada yang lainnya akan tetapi tekanan darah tertinggi di dapat dalam keadaan berbaring
terlentang dengan rata rata 127mmHg/80mmHg

18
Grafik Pengaruh Posisi Tubuh Terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah

Mahasiswa 1

140

120

100

80
Denyut Nadi
60 Tekanan Sistolik
Tekanan Diastolik
40

20

0
Berbaring Duduk Berdiri
Terlentang

Mahasiswa Coba 2

Tekanan Sistolik Tekanan Diastolik


Posisi Tubuh Denyut Nadi
(Ausk.) (Ausk.)
1. 80x 1. 110 mmHg 1. 80 mmHg
2. 84x 2. 110 mmHg 2. 80 mmHg
Berbaring Terlentang
3. 78x 3. 110 mmHg 3. 70mmHg
Mean : 80x Mean : 110 mmHg Mean : 76 mmHg
1. 110x 1. 110 mmHg 1. 80 mmHg
2. 80x 2. 110 mmHg 2. 70 mmHg
Duduk
3. 80x 3. 110 mmHg 3. 80 mmhg
Mean : 87 x Mean : 110 mmHg Mean : 77 mmHg
1. 104 x 1. 110 mmHg 1. 80 mmHg
2. 92 x 2. 110 mmHg 2. 80 mmHg
Berdiri
3. 80 x 3. 100 mmHg 3. 80 mmHg
Mean : 92 x Mean : 107 mmHg Mean : 80 mmHg

19
Hasil Pemeriksaan menunjukan bahwa ada perbedaan hasil antara posisi tubuh berbaring
terlentang , duduk dan berdiri dimana rata rata denyut nadi dalam keadaan berdiri lebih tinggi
daripada yang lainnya dan tekanan darah terendah di dapat dalam keadaan berdiri dengan rata
rata 107mmHg/80mmHg

Grafik Pengaruh Posisi Tubuh Terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah

Mahasiswa 2

120

100

80

Denyut Nadi
60
Tekanan Sistolik

40 Tekanan Diastolik

20

0
Berbaring Duduk Berdiri
Terlentang

20
Tabel 5 : Pengaruh Latihan Fisik Terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah

Mahasiswa 1

Waktu Denyut Nadi Tekanan Sistolik Tekanan Diastolik


1. 63x 1. 120 mmHg 1. 80 mmHg
2. 60x 2. 120 mmHg 2. 80 mmHg
PRA LATIHAN
3. 61x 3. 130 mmHg 3. 80 mmHg
Mean : 61x Mean : 123 mmHg Mean : 80 mmHg
Menit Ke-1
P 108x 145 mmHg 70 mmHg
A
S Menit Ke-3
C 100x 130 mmHg 80 mmHg
A

Menit Ke-5
L 88x 125 mmHg 80 mmHg
T
H
Menit Ke-7 80x 120 mmHg 80 mmHg

Hasil pemeriksaan menunjukan bahwa ada perbedaan antara hasil uji saat pra latihan sama pasca
latihan. Dimana saat pasca latihan mengalami kenaikan yang sangat tinggi akan tetapi
mengalami penurunan secara bertahap dalam menit ke menit.

21
Grafik Pengaruh Latihan Fisik Terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah

Mahasiswa 1

160

140

120

100

Denyut Nadi
80
Tekanan Sistolik
60
Tekanan Diastolik
40

20

0
Pra Latihan Pasca Latihan Pasca Latihan Pasca Latihan Pasca Latihan
Menit Ke1 Menit Ke-3 Menit Ke-5 Menit Ke-7

22
Mahasiswa 2

Tekanan Tekanan
Waktu Denyut Nadi
Sistolik Diastolik
1.100x 1. 110mmHg 1. 80 mmHg
2.80x 2. 110mmHg 2. 70 mmHg
3.80x 3. 110mmHg 3. 80 mmHg
Pra Latihan
Mean = Mean = 77
Mean = 87x
110mmHg mmHg
P
Menit ke-1 132x 110 mmHg 90 mmHg
A
S Menit ke-3 82x 100 mmHg 90 mmHg
C
Menit ke-5 80x 100 mmHg 90 mmHg
A

L
Menit ke-7 72x 100 mmHg 90 mmHg
T
H
Hasil pemeriksaan menunjukan bahwa ada perbedaan antara hasil uji saat pra latihan sama pasca
latihan. Dimana saat pasca latihan pemeriksaan denyut nadi mengalami kenaikan tetapi akan
kembali normal dalam beberapa menit kemudian . Untuk hasil pemeriksaan tekanan darah hanya
mengalami penurunan dalam menit ke 3,5,7 (100mmHg) untuk tekanan sistoliknya akan tetapi
tekanan diastoliknya mengalami kenaikan dari keadaan pra latihan yaitu 90mmHg dengan hasil
yang sama antara menit ke 1,3,5 dan 7.

23
Grafik Pengaruh Latihan Fisik Terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah

Mahasiswa 2

140

120

100

80
Denyut Nadi
60 Tekanan Sistolik
Tekanan Diastolik
40

20

0
Pra Latihan Pasca Latihan Pasca Latihan Pasca Latihan Paca Latihan
Menit Ke-1 Menit Ke-3 Menit Ke-5 Menit Ke-7

4.2 Diskusi Jawaban Pertanyaan

1. Suhu tubuh dihasilkan oleh apa ?


 Laju metabolisme basal (basal metabolisme rate, BMR) di semua sel tubuh.
 Laju cadangan metabolisme yang disebabkan aktivitas otot (termasuk kontraksi
otot akibat menggigil).
 Metabolisme tambahan akibat pengaruh hormon tiroksin dan sebagian kecil
hormon lain, misalnya hormon pertumbuhan (growth hormone dan testosteron).
 Metabolisme tambahan akibat pengaruh epineprine, norepineprine, dan
rangsangan simpatis pada sel.
 Metabolisme tambahan akibat peningkatan aktivitas kimiawi di dalam sel itu
sendiri terutama bila temperatur menurun.

24
2. Sebutkan macam-macam type pernafasan dan jelaskan masing - masing !
 Pernapasan Dada

Pernapasan dada terjadi karena otot antartulang rusuk berkontraksi


sehingga rusuk terangkat dan akibatnya volume rongga dada membesar.
Membesarnya rongga dada ini membuat tekanan dalam rongga dada mengecil
dan paru-paru mengembang. Pada saat paru-paru mengembang, tekanan udara di
luar lebih besar daripada di dalam paruparu, akibatnya udara masuk.

Sebaliknya, saat otot antartulang rusuk berelaksasi, tulang rusuk turun.


Akibatnya, volume rongga dada mengecil sehingga tekanan di dalamnya pun
naik. Pada keadaan ini paru-paru mengempis sehingga udara keluar.

 Pernapasan Perut
Pernapasan ini terjadi karena gerakan diafragma. Jika otot diafragma
berkontraksi, rongga dada akan membesar dan paru-paru mengembang.
Akibatnya, udara akan masuk ke dalam paru-paru.
Saat otot diafragma relaksasi, diafragma kembali ke keadaan semula. Saat
itu, rongga dada akan menyempit, mendorong paru-paru sehingga mengempis.
Selanjutnya, udara dari paru-paru akan keluar.

3. Para pembuluh darah apa sajakah saudara dapat memeriksa denyut nadi ?

 Arteri Radialis

 Arteri Brachialis

 Arteri Carotis

 Arteri Femoralis

 Arteri Tibialis

 Arteri Dorsalis Pedis

4. Sebutkan pengertian tekanan darah ?

Tekanan darah adalah kekuatan yang dihasilkan oleh darah terhadap


setiap satuan luas dinding pembuluh darah.

25
5. Sebutkan perbedaan antara pengukuran tekanan darah cara palpasi dengan cara
auskultasi ! (Dari segi : konsep teori-sarana-prosedur-hasil)

 Konsep Teori

o Secara Palpasi

Pengukuran tekanan darah secara palpasi dapat dilakukan dengan


pemeriksaan pada arteri radialis (lateral), kemudian diberikan tekanan
parsial yang berasal dari manset udara yang dipompa, setelah beberapa
saat denyut nadi tidak terasa lagi (denyut nadi tidak teraba) kemudian
manset udara dikempiskan secara perlahan-lahan dengan membuka skrup
pembuka penutupnya, saat denyut pertama teraba kembali maka denyut
tersebutlah yang dinamakan tekanan systole. pada pemeriksaan secara
palpasi hanya dapat dilakukan pengukuran untuk tekanan systole saja.

o Secara Auskultasi

Pengukuran tekanan darah secara auskultasi dapat dilakukan


dengan pemeriksaan pada arteri brachialis (medial), menggunakan alat
tambahan yakni Stethoscope, dengan posisi Stethoscope berada pada
arteri brachialis (medial). cara tersebut dapat mengukur tekanan systole
maupun tekanan diastole. jika terdengar bunyi “Lub” pertama (melalui
Stethoscope) itu yang dinamakan tekanan systole, sedangkan tekanan
diastole ditandai dengan terdengarnya bunyi “dup… dup… dup…” mau
hilang yang terakhir
 Berdasarkan sarana (alat yang digunakan):
 Palpasi: Jari ke II – III (jari telunjuk, jari tengah, jari manis) dan
Sphygmomanometer
 Aulkultasi: Stethoscope dan Sphygmomanometer

 Berdasarkan prosedur pengukuran:

o Palpasi

 Pengukuran tekanan darah dan denyut nadi menggunakan alat


sphygmomanometer dan jari II – III

26
 Memeriksa denyut nadi pada arteri radialis sinistra (lateral)

 Periksa klep pembuka penutup pada manometer air raksa apakah


dalam keadaan on/off

 Pasang manset udara pada lengan kanan atas dengan posisi selang
karet berada tepat ditengah lipatan siku

 Jari ke II – III menekan pada pergelangan tangan tepatnya diarteri


radialis sinistra (tujuannya untuk mengetahui tekanan systole)

 Kemudian diberikan tekanan parsial yang berasal dari manset


udara yang dipompa (pada saat ini denyut nadi pada arteri radialis
sinistra tidak teraba)

 Buka skrup pembuka penutup pada pompa udara secara perlahan-


lahan

 Saat denyut pertama teraba kembali maka denyut tersebutlah


yang disebut tekanan systole (pemekrisaan secara palpasi
digunakan untuk mengukur tekanan systole saja).

o Auskultasi

Prosedur pengukuran secara auskultasi pada prinsipnya sama


dengan prosedur pengukuran secara palpasi hanya saja prosedur
pengukuran secara auskultasi menggunakan alat tambahan yakni
Stethoscope yang fungsinya untuk mendengar detak dari denyut nadi.
Bedanya pemeriksaan dilakukan pada arteri brachialis (medial) dengan
meletakkan posisi Stethoscope dibawah manset udara tepatnya dibagian
lengan kanan atas arteri brachialis (medial). pemeriksaan secara
auskultasi dapat digunakan untuk mengukur tekanan systole maupun
tekanan diastole, jika terdengar bunyi pertama “Lub” pertama itu yang
dinamakan tekanan systole, sedangkan bunyi “dup…dup…dup…” mau
hilang yang terakhir itu yang dinamakan tekanan diastole.

27
Berdasarkan hasil yang diperoleh:
• Palpasi
Hasil pengukuran secara palpasi kurang akurat bila dibandingkan dengan pengukuran
secara auskultasi, juga dikarenakan pengukuran secara palpasi hanya dapat digunakan untuk
mengukur tekanan systole saja.
• Auskultasi
Hasil pengukuran secara auskultasi lebih akurat jika dibandingkan dengan pengukuran
secara palpasi, selain itu pengukuran secara auskultasi dapat digunakan untuk mengukur tekanan
systole maupun tekanan diastole

6. Apakah pemasangan manchet yang terlalu longgar atau terlalu ketat dapat
mempengaruhi hasil pengukuran tekanan darah? Jelaskan

Cara pemasangan manset udara haruslah tepat, yakni tidak boleh terlalu ketat
maupun terlalu longgar, sebab apabila terlalu ketat tekanan yang didapat sangat besar,
sehingga terkadang suara dari korotkoff tidak terdengar dan tekanan darah menjadi lebih
rendah dari yang seharusnya, sedangkan jika terlalu longgar bunyi yang terdengar akan
lemah dan menyebabkan tekanan darah menjadi lebih tinggi. Jadi cara pemasangan
manset udara sangat mempengaruhi hasil dari pengukuran tekanan darah.

7. Suara Korotkoff IV dan V dapat digunakan untuk menentukan tekanan diastolic.


Mana yang lebih baik? Jelaskan!

Yang lebih baik adalah Korotkoff IV.

 Bunyi Korotokoff IV:

Bunyi ini timbul saat atrium berkontraksi yang disebabkan oleh


meluncurnya darah kedalam ventrikel sehingga menimbulkan getaran seperti
yang terjadi pada bunyi jantung yang ke III.

 Bunyi Korotokoff V:

Bunyi Korotokoff V digunakan untuk mengukur tekanan diastolic.

8. Apakah ada perbedaan antara atlet dan non atlet dalam hal pemulihan denyut nadi
dan tekanan darah post exercise(setelah latihan)? Jelaskan

28
Perbedaan antara atlet dan non-atlet dalam hal pemulihan denyut nadi dan
tekanan setelah melakukan aktifitas fisik (post exercise). Pada seorang atlet pemulihan
denyut nadi dan tekanan darahnya jauh lebih cepat bila dibandingkan dengan dengan
yang non-atlet, sebab seorang atlet memiliki jantung yang lebih tebal dan lebih kuat, hal
ini dikarnakan adanya adaptasi otot karna latihan yang teratur, sehingga denyutnya
menjadi lebih stabil (tidak mengalami perubahan yang begitu drastis) dan kerjanya lebih
efisien. Jadi, ketika dilakukan pemeriksaan setelah melakukan aktifitas fisik (post
exercise), maka pemulihan denyut nadi dan tekanan darah pada atlet jauh lebih cepat
bila dibandingkan dengan yang non-atlet. Selain itu hal ini juga dapat dipengaruhi oleh
Presso refleks yang terletak pada lengkung aorta. seorang atlet yang biasa melakukan
latihan fisik secara teratur menyebabkan Presso refleksnya juga ikut terlatih, akibatnya
denyut jantung dan tekanan darahnya meningkat secara teratur pula, sehingga
pemulihannya relative lebih cepat. Sedangkan seorang yang non-atlet, latihan fisik yang
dilakukannya kurang teratur. Hal ini mengakibatkan Presso refleksnya kurang terlatih
sehingga denyut jantung dan tekanan darahnya tidak teratur akibatnya lebih cepat lelah
dan pemulihannya relative lebih lama.

9. a. Secara teoritis, bagaimanakah pengaruh posisi tubuh terhadap denyut nadi dan
tekanan darah?
Pengaruh posisi tubuh terhadap denyut nadi dan tekanan darah Peningkatan
denyut jantung menjadi hal dasar untuk menyediakan sejumlah besar oksigen dan zat
makanan lain yang dibutuhkan oleh otot-otot yang bekerja.peningkatan denyut jantung
selaras dengan aktifitas yang dilakukan, jika semakin banyak tenaga yang dikeluarkan
untuk melakukan aktifitas maka denyut jantung dan tekanan darah pun akan meningkat.
Jadi denyut nadi dan tekanan darah pun akan berbeda pada tiap posisi tubuh. Secara teori,
sebenarnya posisi tubuh sangat berpengaruh terhadap denyut nadi dan tekanan darah. Hal
ini dikarenakan adanya efek grafitasi bumi. Pada saat berbaring gaya gravitasi pada
peradaran darah lebih rendah karena arah peredaran tersebut horizontal sehingga tidak
terlalu melawan gravitasi dan tidak terlalu memompa. Pada saat duduk maupun berdiri
kerja jantung dalam memompa darah akan lebih keras karena melawan gaya gravitasi
sehingga kecepatan jantung meningkat.

29
b. apakah hasil pratikum saudara sesuai dengan teori?
berdasarkan teori Untuk hasil pengukuran pengaruh posisi tubuh terhadap denyut nadi,
hasil yang kami peroleh tidak sesuai dengan teori, hal ini mungkin disebabkan karena
beberapa faktor: pertama, dikarnakan waktu yang digunakan untuk melakukan
pengukuran tidak sesuai dengan prosedur, yang seharusnya 2-3 menit kami persingkat
menjadi kurang dari 2 menit hal ini dikarenakan waktu praktikum yang terbatas sebab
adanya pengulangan-pengulangan dalam pengukuran, sehingga kondisi fisik praktikan
belum kembali pada keadaan normal. Kedua, dikarnakan kondisi praktikan yang
kelelahan, disebabkan karena pengukuran yang dilakukan berkali-kali sehingga
mempengaruhi emosi praktikan juga.
c. apakah hasil pratikum saudara tidak sesuai dengan teori, jelaskan mengapa demikian?
-

10. a. secara teoritis, bagaimanakah pengaruh latihan fisik terhadap denyut nadi dan tekanan
darah?

Pengaruh latihan fisik terhadap denyut nadi dan tekanan darah sebagaimana hasil
percobaan kami yang menunjukkan adanya peningkatan denyut nadi, tekanan sistolik,dan
tekanan diastolik setelah melakukan latihan fisik seperti naik turun bangku. Hal ini
disebabkan karena perubahan yang besar dalam sistem sirkulasi dan pernapasan. Pada menit
pertama terjadi kenaikan denyut nadi dan tekanan darah yang drastis karena masih belum bisa
melakukan hal tersebut, akan tetapi lama kelamaan tekanan darah dan denyut nadi menurun
karena kerja jantung kembali normal.

b. apakah hasil pratikum saudara sesuai dengan teori?

Untuk hasil praktikum pengaruh aktifitas fisik tekanan sistolik, diastolik, dan pengukuran
denyut nadi, hasil yang kami peroleh bisa dibilang sesuai dengan teori, sebab tekanan sistolik,
diastolic, dan denyut nadi meningkat saat praktikan melakukan aktifitas fisik dan kemudian
menurun selaras dengan menit-menit selanjutnya (kondisi tidak melakukan aktifitas fisik).
Sehingga dapat dikatakan bahwa praktikum kami sesuai dengan teori yang ada. Barorefleks
dan Baroreseptor Reseptor tekanan (baroreseptor) adalah reseptor yang sensitive terhadap
perubahan tekanan darah. Reseptor ini ditemukan pada arteri karotis dan pada lengkung aorta.

30
Refleks Baroreseptor (keseimbangan aktivitas sistem simpatis – parasimpatis) Barorefleks
mencakup sistem saraf simpatis yang diperlukan untuk pengaturan tekanan darah yang cepat
dari waktu ke waktu. Turunya tekanan darah menyebabkan neuron-neuron yang sensitive
terhadap tekanan (baroreseptor pada arcus aorta dan sinus karotid) akan mengirimkan implus
yang lebih lemah kepada pusat-pusat kardiovaskular dalam sambungan sumsum. Ini akan
menimbulkan peningkatan respons refleks pusat simpatik dan penurunan pusat parasimpatik
terhadap jantung dan pembuluh yang mengakibatkan vasokonstriksi (penyempitan pembuluh
darah jantung) dan meningkatkan sekuncup jantung, perubahan ini menurunkan tekanan darah
kompensasi.

c. apabila hasil pratikum saudara tidak sesuai dengan teori, jelaskan mengapa demikian

31

Anda mungkin juga menyukai