Anda di halaman 1dari 53

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DISPEPSIA


DI GAMPONG BAROH KECAMATAN PIDIE
KABUPATEN PIDIE

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Dalam Menyelesaikan


Program Studi Diploma III Kebidanan STIKes U`budiyah
Banda Aceh

Oleh

ARMAYANTI
NIM: 10010121

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN U`BUDIYAH PROGRAM STUDI


DIPLOMA III KEBIDANAN BANDA ACEH
TAHUN 2013
ABSTRAK

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DISPEPSIA
DI GAMPONG BAROH KECAMATAN PIDIE
KABUPATEN PIDIE

Armayanti1, Syahbuddin, SST.M. Kes2

vi + 36 halaman : 5 tabel + 1 gambar + 9 lampiran

Latar Belakang: Dispepsia adalah nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas atau
dada yang sering dirasakan sebagai adanya gas, perasaan penuhatau rasa sakit atau rasa
terbakar di perut. Setiap orang dari berbagai usia dapat terkena dispepsia, baik pria maupun
wanita. Sekitar satu dari empat orang dapat terkena dyspepsia dalam beberapa waktu
(Calcaneus, 2011). Berbagai kondisi bisa menyebabkan dispepsia. Gejala utamanya biasanya
adalah rasa sakit di perut bagian atas. Gejala lain yang mungkin tampak adalah rasa panas
atau terbakar di bagian dada bawah, kembung, sendawa, merasa cepat kenyang, pusing atau
muntah-muntah. Gejala-gejala dyspepsia berkaitan kebiasaan makan. Oleh karena itu sangat
dituntut bagi remaja putri agar mempunyai pengetahuan tentang penyakit dispepsia supaya
bisa melakukan pencegahan sebelum menderita penyakit tersebut.
Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri di Gampong
Baroh Kecamatan Pidie Kabupaten Pidie tentang dyspepsia berdasarkan umur dan sumber
informasi.
Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan cross
– sectional, yaitu peneliti hanya ingin melihat gambaran pengetahuan remaja putri tentang
dispepsia. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri yang ada di Gampong
Baroh Kecamatan Pidie Kabupaten Pidie yang berjumlah 46 orang, dan yang menjadi sampel
sebanyak 46 orang (total sampling). Cara pengumpulan data dengan cara membagikan
kuesioner.
Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan remaja putri tentang
dispepsia mayoritas berpengetahuan rendah, yaitu sebanyak 24 responden (52,2%),
responden remaja akhir mayoritas mempunyai pengetahuan yang tinggi (16,7%) dan
responden remaja awal mayoritas mempunyai pengetahuan yang rendah (100%), responden
yang berada pada kategori pernah mendapatkan informasi tentang dispepsia mayoritas
mempunyai pengetahuan yang tinggi (14,3%), dan responden yang tidak pernah mayoritas
mempunyai pengetahuan yang rendah (62,5%).
Kesimpulan: Dari 46 responden diperoleh hasil bahwa semakin tua umur maka akan
semakin tinggi pengetahuan yang diperoleh. Responden yang mendapatkan informasi
cenderung mempunyai pengetahuan yang tinggi, dibandingkan dengan responden yang tidak
mendapatkan sumber informasi.

Kata kunci : Pengetahuan, umur dan sumber informasi.


Sumber buku : 13 buku (2000 – 2010) + 11 situs internet (2012-2013)
1.
Mahasiswi Prodi D-III Kebidanan STIKes U`Budiyah
2.
Dosen Pembimbing Prodi D-III Kebidanan STIKes U`Budiyah
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Karya Tulis ini Telah Disetujui untuk Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji
Diploma III Kebidanan STIKes U`Budiyah Banda Aceh

Banda Aceh, September 2013

Pembimbing

(SYAHBUDDIN, S.ST. M. Kes)

MENGETAHUI:
KETUA PRODI DIPLOMA III KEBIDANAN
STIKES U`BUDIYAH BANDA ACEH

(NUZULUL RAHMI, SST)


PENGESAHAN PENGUJI

Karya Tulis Ilmiah ini Telah Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji


Diploma III Kebidanan STIKes U`Budiyah Banda Aceh

Banda Aceh, September 2013 Tanda Tangan

Pembimbing : SYAHBUDDIN, S,ST. M. Kes (_________________)

Penguji I : AGUSSALIM, SKM. M. Kes (_________________)

Penguji II : NUZULUL RAHMI, SST (_________________)

MENYETUJUI MENGETAHUI
KETUA STIKES U`BUDIYAH KETUA PRODI DIPLOMA III
BANDA ACEH KEBIDANAN

(MARNIATI, M. Kes) (NUZULUL RAHMI, SST)


KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah swt yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah dengan judul ”GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG

BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG

DISPEPSIA DI GAMPONG BAROH KECAMATAN PIDIE KABUPATEN

PIDIE TAHUN 2013”.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak menerima

bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. Bapak Dedy Zefrizal, ST selaku Ketua Yayasan STIKes U`Budiyah Indonesia.

2. Ibu Marniati, M. Kes selaku ketua STIKes U`Budiyah Banda Aceh.

3. Cut Efriana, S.ST selaku ketua prodi Diploma III kebidanan STIKes U`Budiyah

Banda Aceh.

4. Bapak H. Muslem, S. Sos selaku Ketua Pengelola Kampus STIKes U`Budiyah

Sigli.

5. Kepada Bapak Syahbuddin, S.ST. M. Kes selaku pembimbing yang telah banyak

memberikan masukan dan saran terhadap kesempurnaan isi KTI penulis ini.

6. Seluruh staf Pengajar Akademi Kebidanan STIKes U`budiyah Banda Aceh yang

mendidik dan mengajari penulis menjadi orang yang berguna bagi Agama dan

Bangsa.
7. Ayahanda dan Ibunda serta seluruh keluarga tersayang yang telah banyak

menyumbangkan segala bantuan dan semangat sehingga Karya Tulis Ilmiah ini

dapat diselesaikan.

Selanjutnya dengan lapang dada dan tangan terbuka penulis menerima saran

dan kritikan yang bersifat membangun sehingga Karya Tulis Ilmiah yang sederhana

ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya.

Amien Ya Rabbal `Alamin

Sigli, Agustus 2013

Penulis
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional .................................................................... 26

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Putri tentang


Dispepsia di Gampong Baroh Kecamatan Pidie Kabupaten
Pidie Tahun 2013 ...................................................................... 30

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Umur Remaja Putri tentang Dispepsia di


Gampong Baroh Kecamatan Pidie Kabupaten Pidie Tahun
2013 ........................................................................................... 30

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Sumber Informasi Remaja Putri tentang


Dispepsia di Gampong Baroh Kecamatan Pidie Kabupaten
Pidie Tahun 2013 ...................................................................... 31

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Tabulasi Silang Pengetahuan Remaja Putri


Berdasarkan Umur di Gampong Baroh Kecamatan Pidie
Kabupaten Pidie Tahun 2013 .................................................... 31

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Tabulasi Silang Pengetahuan Remaja Putri


Berdasarkan Sumber Informasi di Gampong Baroh Kecamatan
Pidie Kabupaten Pidie Tahun 2013 ............................................ 32
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Konsep ..................................................................... 24


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembaran Kuesioner

Lampiran 2 Lembaran Hasil Pengolahan Data

Lampiran 3 Lembaran Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 4 Lembaran Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 5 Surat Izin Penelitian dari D-III Kebidanan STIKes U`budiyah Banda
Aceh

Lampiran 6 Surat Izin Selesai Penelitian

Lampiran 7 Lembaran Jadwal Kegiatan

Lampiran 8 Lembaran Konsultasi

Lampiran 9 Biodata Penulis


DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................................ i
PERNYATAAN PERSETUJUAN ................................................................... ii
PENGESAHAN PENGUJI ............................................................................... iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iv
DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ................................................................. 6
E. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Konsep Pengetahuan ............................................................. 8
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan .................. 10
C. Konsep Dispepsia .................................................................. 13
D. Kerangka Teoritis .................................................................. 22

BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN


A. Kerangka Konsep .................................................................. 23
B. Cara Pengukuran Variabel .................................................... 24
C. Definisi Operasional ............................................................. 25

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN


A. Jenis Penelitian ..................................................................... 26
B. Populasi dan Sampel ............................................................ 26
D. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 27
E. Instrumen Penelitian ............................................................. 27
F. Pengumpulan Data ............................................................... 27
G. Pengolahan Data ................................................................... 28
H. Analisa dan Penyajian Data .................................................. 28

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Lokasi Umum Penelitian ...................................................... 29
B. Hasil Penelitian ..................................................................... 29
C. Tabulasi Silang ..................................................................... 31
D. Pembahasan .......................................................................... 32
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................... 35
B. Saran-saran ........................................................................... 35

DAFTAR PUSTAKA
KUESIONER
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

WHO (2007) mengungkapkan bahwa dari data di negara barat

didapatkan angka prevalensinya berkisar 7-14% tapi hanya 10-20% yang

mencari pertolongan medis. Angka insiden diperkirakan antara 1-8%. Di

Inggris dan Skandinavia dilaporkan angka prevalensinya berkisar 7 – 41 %

tetapi hanya 10 –20% yang mencari pertolongan medis. Insiden dyspepsia

pertahun diperkirakan antara 1– 8 %. Di negara barat prevalensi yang

dilaporkan antara 23% dan 41%. Sekitar 4 % penderita berkunjung kedokter

umumnya mempunyai keluhan dispepsia. Didaerah Asia Pasifik, dyspepsia juga

merupakan keluhan yang banyak dijumpai, prevalensinya sekitar 10 – 20 %

(Oreontz. 2011).

Perubahan gaya hidup dan pola makan menjadi salah satu penyebab

terjadinya gangguan saluran pencernaan. Dispepsia merupakan salah satu

gangguan pencernaan yang paling banyak diderita. Dispepsia merupakan istilah

yang menunjukkan rasa nyeri atau tidak menyenangkan pada bagian atas perut

(Setyono, 2006).

Dispepsia adalah nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas

atau dada yang sering dirasakan sebagai adanya gas, perasaan penuhatau rasa

sakit atau rasa terbakar di perut. Setiap orang dari berbagai usia dapat terkena
dispepsia, baik pria maupun wanita. Sekitar satu dari empat orang dapat terkena

dyspepsia dalam beberapa waktu (Calcaneus, 2011).

Dispepsia bisa mengenai orang dari berbagai usia, laki-laki atau

perempuan. Sebanyak 1 dari 4 orang pernah mendapatkan dispepsia. Ada

definisi lain mengenai dispepsia, sebuah istilah yang menggambarkan rasa sakit

dan kadang gejala yang muncul dari bagian atas perut. Penyebabnya beragam

dan cara pengobatannya tergantung darigejala yang tampak (Ikhsanuddin,

2012).

Berbagai kondisi bisa menyebabkan dispepsia. Gejala utamanya

biasanya adalah rasa sakit di perut bagian atas. Gejala lain yang mungkin

tampak adalah rasa panas atau terbakar di bagian dada bawah, kembung,

sendawa, merasa cepat kenyang, pusing atau muntah-muntah. Gejala-gejala

dyspepsia berkaitan dengan makan (Ikhsanuddin, 2012).

Dispepsia merupakan sekumpulan gejala seperti rasa panas di ulu hati,

perih, mual dan kembung. Penyebab dyspepsia bermacam-macam, diantaranya

tukak lambung dan peradangan pada lapisan lambung yang disebabkan oleh

infeksi, alcohol, merokok, penurunan tekanan spingter esophagus bawah, stress

emosional, makanan yang dapat memicu sekresi lambung berlebihan, seperti

kopi, alergi atau sensitive terhadap makanan seperti merica, cabe, jahe dan

rempah lainnya. Faktor yang lain adalah kebiasaan makan sambil bicara atau

gigi tanggal sehingga udara tertelah ketika makan menyebabkan perut kembung

dan rasa penuh di perut (Setyono, 2006).


Melihat gejala-gejala yang disebutkan tadi, orang pasti sudah tahu

mengenai definisi dispepsia. Namun kali ini, mereka baru bisa paham secara

keseluruhan bahwa kondisi yang seperti itulah yang disebut dengan dispepsia.

Kebanyakan orang pernah merasakan dyspepsia atau sering juga disebut dengan

salah cerna atau salah makan (Ikhsanuddin, 2012).

Dispepsia umumnya tidak termasuk dalamkondisi yang

mengkhawatirkan tetapi dyspepsia memunculkan banyak kondisi yang tidak

nyaman dan mempengaruhi perasaan atau mood seseorang (Ikhsanuddin,

2012).

Rasa sakit atau tidak nyaman bernama dyspepsia ini biasanya bertahan

selama 4 minggu atau lebih. Tetapi kondisi dyspepsia ini selalu datang dan

pergi. Tidak menetap terlalu lama untuk kemudian datang kembali dan

menganggu. Itulah sebabnya banyak orang tidak menemui dokter ketika

mengalami dyspepsia dan mereka lebih memilih mendapatkan obat bebas yang

bisa dibeli di apotik atau toko obat untuk menyembuhkan dispepsia yang

dialaminya (Ikhsanuddin, 2012).

Dispepsia merupakan penyakit yang banyak diderita manusia,

berdasarkan penelitian pada populasi umum didapatkan bahwa 15-30% orang

dewasa pernah mengalami dyspepsia dalam beberapa hari.

Menurut Depkes (2011), dyspepsia berada pada peringkat ke 10 dengan

proporsi 1,5% untuk kategori 10 penyakit terbesar pada pasien rawat jalan

diseluruh rumah sakit di Indonesia. Tahun 2004 dispepsia menempati urutan ke

15 dari daftar 50 penyakit dengan pasien rawat inap terbanyak di Indonesia


dengan proporsi 1,3 % dan menempati urutan ke 35 dari 50 penyakit penyebab

kematian. Survei yang dilakukan dr Ari F. Syamdari FKUI pada tahun 2001

dari 93 pasien yang diteliti, hampir 50% mengalami dispepsia (Oreontz. 2011).

Berdasarkan data dari Kepala Bagian Hukum dan Humas RSU Zainal

Abidin, menyebutkan bahwa 10 besar penyakit yang tercatat di Rekam Medik,

penyakit dyspepsia merupakan penyakit yang paling banyak di derita pasien.

Ke-10 penyakit terbesar itu diantaranya, dispepsia, hipertensi, tubercolusis,

diabetes, pneumonia, diare, stroke, kronik, septicaemia dan congestive. 10 besar

penyakit itu, penderita dyspepsialah yang mendominasi yakni mencapai 924

orang.

Mengenai jumlah penderita dyspepsia di Kabupaten Pidie, tercatat

sebanyak 165 kasus dispepsia yang di rawat di rumah sakit (Dinkes Pidie,

2013). Berdasarkan pengambilan data awal di Gampong Baroh Kecamatan

Pidie Kabupaten Pidie, jumlah penduduk di gampong ini sebanyak 1.826

orang, yang terdiri dari 713 laki-laki dan 1113 perempuan. Jumlah remaja putri

yang ada Gampong ini sebanyak 46 orang (Register Penduduk Gampong

Baroh, 2013).

Penulis juga melakukan wawancara dengan 10 remaja putri yang

berumur 12 – 14 tahun untuk mengetahui sejauh mana gambaran pengetahuan

remaja putri tentang dispepsia, dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa

remaja putri di Gampong Baroh Kecamatan Pidie Kabupaten Pidie tidak begitu

tahu penyakit dispepsia, mereka mengatakan tidak pernah mendapatkan


informasi mengenai dispepsia sehingga turut mempengaruhi pengetahuan

mereka tentang penyakit tersebut.

Dari permasalahan yang telah diuraikan di atas, penulis tertarik untuk

meneliti tentang “Gambaran Pengetahuan Remaja Putri tentang Dispepsia di

Gampong Baroh Kecamatan Pidie Kabupaten Pidie Tahun 2013”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi permasalahan

dalam penelitian ini adalah “Bagaimana gambaran pengetahuan remaja

putri tentang dispepsia di Gampong Baroh Kecamatan Pidie Kabupaten

Pidie ditinjau berdasarkan pola makan dan sumber informasi?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri tentang dispepsia di

Gampong Baroh Kecamatan Pidie Kabupaten Pidie..

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran faktor yang berhubungan dengan

pengetahuan remaja putri di Gampong Baroh Kecamatan Pidie Kabupaten

Pidie tentang dyspepsia berdasarkan umur.

b. Untuk mengetahui gambaran faktor yang berhubungan dengan

pengetahuan remaja putri di Gampong Baroh Kecamatan Pidie Kabupaten

Pidie tentang dyspepsia berdasarkan sumber informasi.


D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Peneliti dapat mengetahui lebih banyak tentang dyspepsia pada remaja putri,

dan juga dapat mengetahui seberapa baik pengetahuan siswa tentang dispepsia.

2. Bagi siswa

Dapat meningkatkan pengetahuan remaja putri khususnya tentang dispepsia.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat bermanfaat bagimahasiswa Stikes U`budiyah dan sebagai masukan bagi

mahasiswa yang akan melakukan penelitian selanjutnya tentang dispepsia.

4. Bagi Peneliti Lainnya

Bagi peneliti lain dapat dimanfaatkan dan dijadikan sebagai bahan referensi

dan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan dasar dalam melakukan

penelitian lebih lanjut.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengideraan terjadi
melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia di peroleh
melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2012).
Tingkat pengetahuan domain kognitif menurut Notoatmodjo (2012)
mempunyai 6 (enam) tingkatan, yaitu:
a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari


atau di baca sebelumnya termasuk ke dalam pengetahuan. Tingkat ini
adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu spesifik dari seluruh
bahan yang dipelajari atau di baca, termasuk rangsangan yang telah
diterima. Oleh sebab itu, “tahu” merupakan tingkat yang paling rendah.
b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara


benar suatu objek yang telah di ketahui dan dapat menginterprestasikan materi
tersebut secara benar. Orang-orang yang telah paham objek atau materi harus
dapat menjelaskan atau menyebutkan contoh, menyempurnakan, meramalkan
dan sebagainya terhadap suatu objek yang telah dipelajari.

c. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi


yang telah dipelajari pada situasi yang sebenarnya. Aplikasi yang dapat
diartikan sebagai kemampuan menggunakan suatu hukum, rumus, metode,
prinsip dan sebagainya dalam konteks dan situasi lain.
d. Analisa (Analysis)

Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau


suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu
struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (Syntesis )

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan


atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru, dengan kata lain, sintesis itu suatu kemampuan menyusun formulasi
yang ada.
f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan


justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek penilaian itu
berdasarkan pada suatu kriteria-kriteria yang telah ada.
Menurut Notoatmodjo (2003) pengukuran pengetahuan di bagi atas

tiga kategori, yaitu:

a. Tinggi : Jika responden menjawab benar 76 % - 100%

b. Sedang : Jika responden menjawab benar 56% - 75%

c. Rendah : Jika responden menjawab benar < 56%.

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Ada tujuh faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu

pendidikan, pekerjaan, umur, minat, pengalaman, kebudayaan lingkungan sekitar dan

sumber informasi Informasi (Ramadhan, 2013).

1. Umur

Umur adalah lama waktu hidup atau ada sejak dilahirkan atau diadakan.
Umur juga berpengaruh terhadap psikis seseorang dimana usia muda sering
menimbulkan ketegangan, kebingungan, rasa cemas dan rasa takut sehingga
dapat berpengaruh terhadap tingkah lakunya. Biasanya semakin dewasa maka
cenderung semakin menyadari dan mengetahui tentang permasalahan yang
sebenarnya. Semakin bertambah umur maka semakin banyak pengalaman yang
diperoleh, sehingga seseorang dapat meningkatkan kematangan mental dan
intelektual sehingga dapat membuat keputusan yang lebih bijaksana dalam
bertindak (Hurlock, 2005).
Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan di dalam penyelidikan
epidemiologi. Angka-angka kesakitan maupun kematian didalam hampir
semua keadaan menunjukan hubungan dengan umur (Notoatmodjo, 2003).
Umur atau usia adalah satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan
suatu benda atau mkhluk, baik yang hidup maupun yang mati. Misal, umur
manusia dikatakan lima belas tahun di ukur sejak dia lahir hingga waktu
umur itu dihitung (Hardiwinoto, 2011).
Menurut Widyastuti (2011), katagori umur dibagi dalam 3 kategori,
yaitu:
a. Masa Remaja awal (usia 10 – 12 tahun).

b. Pada masa remaja tengah (13-15 tahun).

c. Masa remaja Akhir (16-19 tahun)

2. Sumber Informasi

Menurut Gordon (dalam Rochaety dkk, 2008) sumber informasi

adalah data yang telah diproses kedalam suatu bentuk yang mempunyai arti

bagi penerima dan memiliki nilai nyata yang dibutuhkan untuk proses

pengambilan keputusan saat ini maupun saat mendatang.

Budi Sutedjo (dalam Rochaety dkk, 2008) sumber informasi

merupakan hasil pemrosesan data yang diperoleh dari setiap elemen sistem

tersebut menjadi bentuk yang mudah dipahami dan merupakan

pengetahuan yang relevan dan dibutuhkan dalam pemahaman fakta-fakta

yang ada.

Informasi yang diperoleh dari berbagai sumber akan mempengaruhi

tingkat pengetahuan seseorang. Bila seseorang benyak memperoleh

informasi maka ia cendrung mempunyai pengetahuan yang lebih luas

(Notoadmodjo, 2003).

Notoatmodjo (2005) menyebutkan sumber informasi

mempengaruhi pengetahuan baik dari media maupun orang-orang dalam


kaitannya dengan kelompok manusia memberi kemungkinan untuk

mempengaruhi anggota- anggota. Seseorang di dalam proses pendidikan

untuk memudahkan mendapatkan pengetahuan dengan menggunakan

berbagai macam alat bantu belajar dengan menggunakan brebagai sumber

media akan membantu dalam melakukan penyuluhan kesehatan. Dengan

demikian pesan yang disampaikan akan dapat lebih mengerti terhadap data

dan fakta kesehatan yang dianggap sulit atau rumit sehinggga mereka

dapat mengerti betapa bernilainya kesehatan, (alat bantu media menurut

Notoadmodjo (2005), dapat dibagi dalam 3 tiga macam :

a. Media Cetak

Yaitu sarana komunikasi untuk penyampaian pesan kesehatan dengan


variasi seperti: (1) Booklet. Suatu media untuk penyampaian pesan-
pesan kesehatan dalam bentuk tulisan maupun gambar. (2) Leafer.
Bentuk penyampaian informasi melalui lembaran yang dilipat. Isi
informasi dapat dalam bentuk kalimat maupun dalam bentuk gambar.
(3) Selembaran. (4) Lembar Balik (Flip Chart). Bentuk penyampaian
pesan atau informasi- informasi kesehatan dalam bentuk lembar balik
di mana tiap lembar berisi gambaran peragaan dan dibaliknya berisi
kalimat yang berkaitan dengan gambar tersebut. (5) Rubik atau tulisan-
tulisan pada surat kabar atau majalah yang berkaitan dengan kesehatan.
(6) Foster. Bentuk media cetak berisi pesan-pesan atau informasi
kesehatan yang biasanya ditempel di tembok-tembok, di tempat-tempat
umum atau di kendaraan umum.
b. Media Elektronika

Media sarana komunikasi merupakan sarana komunikasi dengan


menggunakan elektronik terdiri dari televisi, radio, video dan lain-lain.
Untuk menyampaikan pesan-pesan atau informasi.
c. Media Papan

Papan yang dipasang di tempat-tempat umum yang diisi dengan pesan-


pesan atau iformasi kesehatan.
Pengukuran sumber informasi dikelompokkan dalam 2 kategori yaitu :
(Ramadhan, 2013)
a. Pernah bila ≥ 4 sumber informasi

b. Tidak Pernah bila < 4 sumber informasi

C. Konsep Pengetahuan Dispepsia

1. Pengertian Dispepsia

Dispepsia adalah gangguan perut sebelah atas, tengah (bukan sisi kiri
atau kanan), ditandai dengan rasa penuh, kembung, nyeri, beberapa dengan
mual-mual, perut keras, bahkan sampai muntah (Puspitasari, 2010).
Dispepsia adalah rasa nyeri atau perasaan tidak nyaman pada perut
bagian atas. Keluhan yang timbul adalah rasa nyeri pada ulu hati, mual,
kembung, muntah, dan cepat kenyang. Dispepsia dibedakan menjadi dispepsia
organik dan dispepsia fungional. Dispepsia organik, jika keluhan yang timbul
disebabkan karena kelainan organ tubuh seperti tukak lambung, usus dua
belas jari, radang pankreas, radang empedu, dan sebagainya. Selain itu, obat-
obatan rematik, beberapa antibiotik, penyakit diabetes melitus, dan penyakit
jantung juga dapat menimbulkan dispepsia organik. Dispepsia fungsional
berupa keluhan dispepsia yang telah berlangsung beberapa minggu tanpa
didapat kelainan atau gangguan struktural organ tubuh berdasarkan
pemeriksaan klinis, laboratorium, radiologi, dan endoskopi (Muslimah, 2009).
Dispepsia adalah kumpulan gejala yang paling sering timbul pada
kelainan dalam saluran pencernaan makanan pada umumnya, sering dokter
umum memberikan diagnosis “gastritis” pada penderitanya, meskipun sudah
diketahui bahwa gastritis kronika belum terbukti berkaitan sebagai penyebab
langsung. Dispepsia sebenarnya berarti pencernaan yang salah, dan pada
waktu sekarang dipakai untuk menyatakan sekumpulan gejala dari saluran
pencernaan makanan bagian atas, termasuk gejala-gejala nyeri tak enak, rasa
penuh habis makan, kembung, bersendawa, anoreksia, mual, muntah, panas
daerah jantung, dan regurgitasi (Pangalila, 2004).
Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/ gejala klinis yang terdiri dari
rasa tidak enak/ sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami
kekambuhan. Keluhan refluks gastroesofagus klasik berupa rasa panas di dada
(heatburn) dan regurgitasi asam lambung, kini tidak lagi termasuk pengertian
dispepsia. Pengertian dispepsia terbagi dua, yaitu dispepsia organic, bila telah
diketahui adanya kelainan organic sebagai penyebabnya, dan dispepsia
nonorganik atau dispepsia fungsional, atau dispepsia nonulkus (DNU), bila
tidak jelas penyebabnya (Mansjoer, 2001).
Dispepsia adalah gangguan pencernaan, merupakan kasus yang cukup
banyak, sampai 40% dari seluruh kasus penyakit yang datang ke poliklinik
umum dan penyakit dalam RSU, puskesmas atau bahkan praktek-praktek
dokter. Dari semua kasus dispepsia, 30% karena gangguan fisik/ organic tanpa
problem psikis, sedangkan yang 70% terjadi karena gangguan fisik/ organic
yang dilatarbelakangi oleh timbulnya stress psikis (kecemasan) (Wicaksana,
2008).
2. Penyebab Dispepsia

Dispepsia terjadi karena fungsi otot lambung dalam menyerap


makanan lemah. Dispepsia merupakan bentuk gangguan pada pencernaan
yang agak sulit disembuhkan. Penyebab dispepsia antara lain adalah diet yang
terlalu ketat, pola makanan yang tidak teratur, dan ketakunan atau tekanan
jiwa (stress). Gejala awalnya berupa perut kembung dan gampang masuk
angin (Ali, 2006).
Dispepsia disebabkan oleh ulkus lambung atau penyakit acid reflux.
Jika anda memiliki penyakit acid reflux, asam lambung terdorong ke atas
menuju esofagus (saluran muskulo membranosa yang membentang dari faring
ke dalam lambung). Hal ini menyebabkan nyeri di dada. Beberapa obat-
obatan, seperti obat anti-inflammatory, dapat menyebabkan dispepsia.
Terkadang penyebab dispepsia belum dapat ditemukan (Calcaneus, 2012).

Penyebab dispepsia secara rinci adalah (Calcaneus, 2012):


a. Menelan udara (aerofagi)

b. Regurgitasi (alir balik, refluks) asam dari lambung

c. Iritasi lambung (gastritis)

d. Ulkus gastrikum atau ulkus duodenalis

e. Kanker lambung

f. Peradangan kandung empedu (kolesistitis)

g. Intoleransi laktosa (ketidakmampuan mencerna susu dan produknya)

h. Kelainan gerakan usus

i. Stress psikologis, kecemasan, atau depresi

j. Infeksi Helicobacter pylory

3. Manifestasi Klinik Dispepsia

Klasifikasi klinis praktis, didasarkan atas keluhan/gejala yang dominan,


membagi dispepsia menjadi tiga tipe (Mansjoer, 2001):
a. Dispepsia dengan keluhan seperti ulkus (ulkus-like dyspepsia), dengan

gejala:
1) Nyeri epigastrium terlokalisasi

2) Nyeri hilang setelah makan atau pemberian antasid

3) Nyeri saat lapar

4) Nyeri episodik

5) Mudah kenyang

6) Perut cepat terasa penuh saat makan

7) Mual

8) Muntah

9) Upper abdominal bloating (bengkak perut bagian atas)

10) Rasa tak nyaman bertambah saat makan

b. Dispepsia dengan gejala seperti dismotilitas (dysmotility-like

dyspesia), dengan gejala:

1) Dispepsia nonspesifik (tidak ada gejala seperti kedua tipe di atas) .

Sindroma dispepsia dapat bersifat ringan, sedang, dan berat,

serta dapat akut atau kronis sesuai dengan perjalanan penyakitnya.

Pembagian akut dan kronik berdasarkan atas jangka waktu tiga

bulan.

Nyeri dan rasa tidak nyaman pada perut atas atau dada

mungkin disertai dengan sendawa dan suara usus yang keras

(borborigmi). Pada beberapa penderita, makan dapat memperburuk

nyeri; pada penderita yang lain, makan bisa mengurangi nyerinya.

Gejala lain meliputi nafsu makan yang menurun, mual, sembelit,

diare dan flatulensi (perut kembung).

Jika dispepsia menetap selama lebih dari beberapa minggu,

atau tidak memberi respon terhadap pengobatan, atau disertai


penurunan berat badan atau gejala lain yang tidak biasa, maka

penderita harus menjalani pemeriksaan.

Dispepsia merupakan kumpulan gejala-gejala di mana pada

suatu keadaan satu gejala lebih dominan dari yang lain, sehingga

seringkali dibagi gejala-gejala ini dalam beberapa sub-group

(Akhwat, 2009):

a. Dispepsia tipe refluks yaitu adanya rasa terbakar pada epigastrium,

dada atau regurgitasi dengan gejala perasaan asam di mulut.

b. Dispepsia tipe dismotilitas yaitu nyeri epigastrium yang bertambah

sakit setelah makan, disertai kembung, cepat kenyang , rasa penuh

setelah makan, mual atau muntah, bersendawa dan banyak flatus.

c. Dispepsia tipe ulkus yaitu nyeri epigastrium yang mereda bila makan

atau minum antasid dan nyeri biasanya terjadi sebelum makan dan

tengah malam.

d. Dispepsia non-spesifik yaitu dispepsia yang tidak bisa digolongkan

dalam satu kategori di atas.

e. Dispepsia tipe refluks biasanya terbukti secara endoskopi atau monitor

PH ambulatoar sehingga sebaiknya tipe ini langsung kita obati sebagai

penyakit refluks gastroesophageal.

f. Beberapa pasien dengan dispepsia tipe dismotilitas ternyata menderita

ulkus peptikum sebaliknya penderita dengan dispepsia tipe ulkus

menderita DNU (Dispepsia non ulkus).

4. Macam-macam dispepsia
Ada dua macam dispepsia, yaitu (Puspitasari, 2010):
a. ulkus like dyspepsia (nyeri timbul bila terlambat makan/ tak ada makanan)

b. dismotility like dyspepsia (rasa cepat penuh/ kenyang, nyeri setelah makan

walaupun tidak makan banyak)

Walaupun mempunyai tanda yang berbeda, kedua dispepsia ini


penyebabnya sama, yakni adanya ketidakseimbangan antara faktor defendit
(faktor pertahanan) dengan faktor agresif (faktor penyerang). Dalam keadaan
fisiologi normal, di dalam lambung kita terdapat asam lambung (HCL) yang
diperlukan oleh tubuh, salah satunyaa sebagai disinfektan terhadap kuman
yang masuk bersama makanan dan minuman. Kadar HCL lambung di jaga
penetralannya yang sifanya basa/ alkali, yakni adanya mucus (cairan kental
yang disekresi/ dikeluarkan oleh sel dalam lambung), bikarbonat. Bikarbonat
bersifat basa. Selain itu, adanya senyawa pelindung sel mukosa dan epidel
lambung disebut prostaglandin (PG) yang diproduksi oleh salah satu reseptor
dalam lambung (sel parietal). Masih ditambah adanya gastrin (mucus juga)
yang sama dengan PG bersifat citoprotektif (pelindung sel), dengan demikian
yang disebut dengan faktor agresif adalah HCL lambung yang bila kadarnya
tinggi mampu merusak sel-sel dalam lambung, dan faktor defensive mucus
bikarbonat, PG dan gastrin (Puspitasari, 2010).
c. Pencegahan Dispepsia

5. Pencegahan Dispepsia

Pencegahan dispepsia dapat dilakukan dengan cara (Farmamedia,


2012):
a. Kurangi makan, dan makan pada frekuensi yang lebih sering. Kunyah

makanan secara perlahan dan sempurna. Hindari segala sesuatu yang

memicu dispepsia, seperti makanan berlemak dan pedas, minuman

berkarbonasi, kafein dan alkohol.

b. Hindari merokok

c. Menjaga berat badan. Kelebihan berat badan meningkatkan tekanan pada

abdomen, mendorong perut dan menyebabkan asam kembali ke

esophagus.
d. Olahraga secara teratur dan ringan. Aktivitas fisik selama 30-60 menit

setiap hari dalam seminggu. Dapat juga dilakukan dengan sederhana

seperti berjalan-jalan pada malam hari setelah makan. Jangan berbaring

secara tiba-tiba setelah makan.

e. Kelola stres. Ciptakan suasana tenang pada waktu makan. Melatih teknik

relaksasi seperti mengambil napas dalam, meditasi atau yoga. Habiskan

waktu mengerjakan sesuatu yang menyenangkan.

Orang yang mengalami dispepsia mungkin karena mengkombinasi


makanan yang salah, berikut ini beberapa makanan yang jangan
dikombinasikan secara bersamaan ( Farmamedia, 2012).
a. Protein dan sayuran berdaun hijau tua merupakan kombinasi yang baik dan

membantu satu sama lain dari kerusakan dan asimilasi nutrien.

b. Tepung dan sayuran hijau baik dikombinasi.

c. Buah-buahan harus selalu dimakan pada keadaan lambung yang sama

sekali kosong.

d. Jangan mengkombinasi makanan dengan gula atau soda yang mengandung

gula, dan lain-lain.

e. Jangan mengkombinasi lebih dari satu protein makanan setiap kali makan.

6. Pengobatan Dispepsia

Prinsip sederhana yang dipakai untuk pengobatan dispepsia adalah


menyeimbangkan faktor agresif dengan faktor defensive, utamanya dengan
menghindari pencetus dispepsia, yakni menghindari makanan, obat, stress,
hawa dingin (Puspitasari, 2010).
Penggunaan obat pada dispepsia dapat berupa obat-obatan sebagai
berikut (Farmamedia, 2012):
a. Antasida adalah komponen kimia lemah diberikan untuk menetralkan

kelebihan asam. Antasida meringankan gangguan keasaman lambung,


gangguan lambung, lambung asam dan heartburn. Antasida terutama

membantu pada radang dinding lambung oleh karena terlalu banyak asam.

Komponen utama antasida adalah magnesium hidroksida dan aluminium

hidroksida. Sering keduanya dikombinasi untuk mengatasi efek samping

seperti diare yang disebabkan oleh magnesium dan konstipasi yang

disebabkan oleh aluminium. Komponen tambahan dalam formula seperti

dimethicone, untuk mengurangi nyeri karena gas (flatulen) dan asam

alginat, yang membentuk floating dan membantu barier lambung dan

mencegah refluks asam. Penggunaan antasida yang berlebihan dapat

menyebabkan atau meningkatkan keparahan atau gangguan ginjal.

Antasida yang berbasis kalsium menyebabkan pembentukan batu ginjal.

Obat-obat: aluminum hidroksida, kalsium karbonat, magnesium

hidroksida.

b. Prokinetik (seperti domperidon). Bekerja mendorong otot di sekitar

lambung dan usus halus berkontraksi kemudian memindahkan komponen

ke usus besar dan meninggalkan lambung. Prokinetik dianjurkan untuk

digunakan pada dispepsia yang berhubungan dengan bloating. Efek

samping utama obat ini adalah meningkatkan produksi susu, mungkin

dengan meningkatkan produksi prolaktin oleh kelenjar pituitary.

c. Antagonis H2 adalah antagonis histamin tipe 2 (contoh: simetidin,

ranitidin, nizatidin, dan famotidin). Secara kompetitif dan reversibel

mengikat reseptor H2 pada sel parietal menyebabkan inhibisi yang

tergantung dari sekresi asam lambung. Perhatian pada penggunaan


simetidin bersama pengobatan lain, karena antagonis H2 merupakan

inhibitor enzim yang poten yang mencegah metabolisme obat.

D. Kerangka Teoritis

Berdasarkan intisari teori-teori dan hasil-hasil penelitian yang


dikemukakan pada bab sebelumnya, maka kerangka teori penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut:

Menurut Hurlock,
(2005):
- Umur Pengetahuan remaja
putri tentang dispepsia

Menurut
Notoatmodjo,(2005):
- Sumber informasi
BAB III
KERANGKA KONSEP PENELITIAN

A. Kerangka Konsep Penelitian

Rancangan penelitian ini dikembangkan berdasarkan konsep pengetahuan


yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2005) yang menyatakan tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi pengetahuan.
Adapun kerangka konsep kerja penelitian ini adalah meliputi input, proses
dan output, yaitu sebagai berikut:
Independent Dependent

- Umur Pengetahuan remaja


- Sumber putri tentang dispepsia
Informasi
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian
B. Cara Pengukuran Variabel Penelitian

Penelitian yang dilakukan yaitu dengan cara memberikan skor 1 pada


jawaban yang benar dan skor 0 diberikan pada jawaban yang salah.
1. Pengetahuan siswa tentang dispepsia dikategorikan sebagai berikut

(Notoatmodjo, 2003).

d. Tinggi : Jika responden menjawab benar 76 % - 100%, (benar 13 - 16

soal).

e. Sedang : Jika responden menjawab benar 56% - 75%.(benar 9 - 12

soal).

f. Rendah : Jika responden menjawab benar < 56% (benar 0-8 soal)

2. Katagori umur dibagi dalam 3 kategori, yaitu (Widyastuti, 2011):

d. Masa Remaja awal (usia 10 – 12 tahun).

e. Pada masa remaja tengah (13-15 tahun).

f. Masa remaja Akhir (16-19 tahun)

3. Sumber informasi
Pengukuran sumber informasi dikelompokkan dalam 2 kategori yaitu :
(Ramadhan, 2013)
c. Pernah bila ≥ 4 sumber informasi

d. Tidak Pernah bila < 4 sumber informasi


C. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional


Definisi
No Variabel Cara ukur Alat ukur Skala Hasil ukur
Operasional

Variabel dependent
1 Pengetahuan Segala sesuatu Mengedarkan - Kuesioner Ordinal - Tinggi
siswa yang diketahui kuesioner dan - Sedang
tentangdispe remaja putri wawancara, - Rendah
psia tentang dengan kriteria
dispepsia hasil:

- Tinggi: Jika
responden
menjawab
benar 76 % -
100%, (benar
13 - 16
soal).
- Sedang: Jika
responden
menjawab
benar 56% -
75%.(benar 9
- 12 soal).
- Rendah : Jika
responden
menjawab
benar < 56%
(benar 0-8
soal)

Variabel independent
2 Umur Lamanya Mengedarkan - Kuesioner Ordinal - Dewasa awal
hidup kuesioner dan - Dewasa
responden wawancara, menengah
dengan kriteria - Dewasa akhir
sampai dengan
hasil:
tahun yang - Masa
teakhir Remaja awal
(usia 10 – 12
tahun).
- Pada masa
Definisi
No Variabel Cara ukur Alat ukur Skala Hasil ukur
Operasional

remaja
tengah (13-
15 tahun).
- Masa remaja
Akhir (16-19
tahun)

3 Sumber Media yang Mengedarkan - Kuesioner Ordinal - Pernah


informasi diterima kuesioner dan - Tidak pernah
remaja putri wawancara,
dengan kriteria
tentang
hasil:
dispepsia e. Pernah bila
≥ 4 sumber
informasi
f. Tidak Pernah
bila < 4
sumber
informasi
BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross –

sectional, yaitu peneliti hanya ingin melihat gambaran pengetahuan remaja putri

tentang dispepsia.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah sejumlah besar subjek yang mempunyai karakteristik

tertentu (Sastroasmoro, 2008).

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang di teliti, populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri yang ada di Gampong Baroh

Kecamatan Pidie Kabupaten Pidie pada bulan Juli tahun 2013 yang berjumlah

46 orang.

2. Sampel

Mengingat jumlah sampel yang tidak terlalu banyak, maka penulis

menetapkan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi

dijadikan sampel, yaitu sebanyak 46 orang (total sampling)


C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Penelitian ini dilakukan di Gampong Baroh Kecamatan Pidie

Kabupaten Pidie.

2. Waktu

Waktu penelitian dilaksanakan pada Agustus 2013.

D. Instrumen Penelitian

Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa

kuesioner yang menyediakan jawaban alternatif dan responden hanya memilih

jawaban yang sesuai dengan pendapatnya. Dengan membagikan kuesioner yang

berisi 16 pertanyaan mengenai pengetahuan remaja putri tentang dispepsia, 1

pertanyaan tentang pola makan dan 2 pertanyaan tentang sumber informasi,

responden cukup memberikan checklist pada kolom jawaban yang telah

disediakan.

E. Pengumpulan Data

1. Data Primer

Pengumpulan data primer dilakukan dengan peninjauan langsung ke

lapangan dengan menggunakan kuesioner yang telah peneliti persiapkan

sebelumnya.

2. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari Keuchik Gampong Baroh Kecamatan Pidie

Kabupaten Pidie serta referensi buku-buku perpustakaan yang berhubungan

dengan penelitian serta pendukung lainnya.


F. Pengolahan Data

1. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan memakai tekhnik manual,

pelaksanaannya dilakukan sebagai berikut (Budiarto, 2002):

Editing : Langkah ini bertujuan agar data yang di peroleh dapat

diolah dengan baik untuk mendapatkan informasi

yang tepat.

Coding : Yaitu memberikat kode atau angka tertentu

terhadap kuesioner yang diajukan.

Transfering : Yaitu data yang telah diberi kode disusun secara

berurutan mulai dari responden pertama sampai

responden terakhir untuk dimasukkan dalam tabel.

Tabulating : Yaitu data yang dikumpulkan ditabulasi dalam

bentuk tabel distribusi frekwensi.

G. Analisa dan Penyajian Data

1. Analisa Univariat

Analisa dilakukan untuk masing-masing veriabel yaitu dengan melihat

persentase dari setiap tabel distribusi frekuensi dengan menggunakan rumus

(Budiarto, 2002) sebagai berikut:


 =  100%


Keterangan :

P = presentase

f = frekuensi teramati
n = jumlah responden yang menjadi sampel

2. Analisa Bivariat

Data diolah dengan tabulasi silang dan dibahas dalam bentuk narasi.
BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Umum Lokasi Penelitian

1. Keadaan Geografis

Gampong Baroh adalah salah satu Gampong yang ada di Kemukiman

Gampong Lhang Kecamatan Pidie dan terletak di Km 115. Batas-batas

wilayah Gampong Baroh adalah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Persawahan

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Gampong Mesjid Runtoh

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Gampong Puuk

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Gampong Lampeudue Tunong

2. Keadaan Demografis

Jumlah penduduk yang mendiami Gampong Baroh sebanyak 1.826

orang, yang terdiri dari 713 laki-laki dan 1113 perempuan, dengan jumlah

Kepala Keluarga (KK) sebanyak 432. Mata pencarian utama penduduk adalah

sebagai petani, PNS dan petambak.

B. Hasil Penelitian

Berdasarkan kuesioner yang telah penulis sebarkan dan penulis lakukan

pengolahan data serta penulis analisa, maka memperoleh hasil sebagai berikut :

1. Pengetahuan Remaja Putri tentang Dispepsia


Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Putri tentang Dispepsia
di Gampong Baroh Kecamatan Pidie
Kabupaten Pidie Tahun 2013

No Pengetahuan Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Tinggi 6 13.0
2 Sedang 16 34.8
3 Rendah 24 52.2
Jumlah 46 100
Sumber:Data Primer (diolah)2013

Berdasarkan tabel 5.1 diatas terlihat bahwa pengetahuan remaja

putri tentang dispepsia mayoritas berpengetahuan rendah, yaitu

sebanyak 24 responden (52,2%).

2. Umur

Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Umur Remaja Putri tentang Dispepsia di
Gampong Baroh Kecamatan Pidie
Kabupaten Pidie Tahun 2013

No Umur Frekuensi (F) Persentase (%)


1 Remaja awal 5 10.9
2 Remaja Tengah 11 23.9
3 Remaja Akhir 30 65.2
Jumlah 46 100
Sumber:Data Primer (diolah)2013

Berdasarkan tabel 5.2 diatas terlihat bahwa mayoritas

responden berada pada kategori umur remaja akhir, yaitu sebanyak 30

responden (65,2%).
3. Sumber Informasi

Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Sumber Informasi Remaja Putri tentang
Dispepsia di Gampong Baroh Kecamatan Pidie
Kabupaten Pidie Tahun 2013

No Sumber Informasi Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Pernah 14 30.4
2 Tidak Pernah 32 69.6
Jumlah 46 100
Sumber:Data Primer (diolah)2013

Berdasarkan tabel 5.3 diatas terlihat bahwa mayoritas

responden tidak pernah mendapatkan informasi tentang dispepsia,

yaitu sebanyak 32 responden (69,6%)

C. Tabulasi silang

1. Pengetahuan Remaja Putri tentang Dispepsia berdasarkan Umur

Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Tabulasi Silang Pengetahuan Remaja Putri
Dispepsia Berdasarkan Umur di Gampong Baroh
Kecamatan Pidie Kabupaten Pidie
Tahun 2013

Pengetahuan
No Umur Tinggi % Sedang % Rendah % F %
1 Remaja awal 0 0.0 0 0 5 100 5 100
2 Remaja tengah 1 9.1 3 27.3 7 63.6 11 100
3 Remaja akhir 5 16.7 13 43.3 12 40.0 30 100
Jumlah 6 16 24 46
Sumber:Data Primer (diolah) 2013

Berdasarkan tabel 5.4 di atas dapat dilihat bahwa responden remaja

akhir mayoritas mempunyai pengetahuan yang tinggi (16,7%) dan


responden remaja awal mayoritas mempunyai pengetahuan yang rendah

(100%).

2. Pengetahuan Remaja Putri tentang Dispepsia berdasarkan Sumber


Informasi

Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Tabulasi Silang Pengetahuan Remaja Putri
Dispepsia Berdasarkan Sumber Informasi di Gampong Baroh
Kecamatan Pidie Kabupaten Pidie
Tahun 2013

Sumber Pengetahuan
No Informasi Tinggi % Sedang % Rendah % F %
1 Pernah 2 14.3 8 57.1 4 28.6 14 100
2 Tidak 4 12.5 8 25.0 20 62.5 32 100
Pernah
Jumlah 6 16 24 46
Sumber:Data Primer (diolah) 2013

Berdasarkan tabel 5.5 terlihat bahwa responden yang berada pada

kategori pernah mayoritas mempunyai pengetahuan yang tinggi (14,3%),

dan responden yang tidak pernah mayoritas mempunyai pengetahuan

yang rendah (62,5%).

D. Pembahasan

1. Pengetahuan Remaja Putri tentang Dispepsia berdasarkan Umur

Berdasarkan tabel 5.4 di atas dapat dilihat bahwa responden remaja

akhir mayoritas mempunyai pengetahuan yang tinggi (16,7%) dan responden

remaja awal semuanya mempunyai pengetahuan yang rendah.


Umur adalah lama waktu hidup atau ada sejak dilahirkan atau diadakan.

Umur juga berpengaruh terhadap psikis seseorang dimana usia muda sering

menimbulkan ketegangan, kebingungan, rasa cemas dan rasa takut sehingga

dapat berpengaruh terhadap tingkah lakunya. Biasanya semakin dewasa maka

cenderung semakin menyadari dan mengetahui tentang permasalahan yang

sebenarnya. Semakin bertambah umur maka semakin banyak pengalaman yang

diperoleh, sehingga seseorang dapat meningkatkan kematangan mental dan

intelektual sehingga dapat membuat keputusan yang lebih bijaksana dalam

bertindak (Hurlock, 2005).

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti berasumsi bahwa responden yang

berumur lebih tua akan mempunyai pengetahuan yang lebih tinggi, hal ini

disebabkan oleh semakin tua umur seseorang dalam batas normal maka akan

semakin mudah memilah informasi yang diterima, sehingga turut

mempengaruhi pengetahuan yang dimilikinya.

Hal ini sejalan dengan pendapat Hurlock (2005) yang menyatakan

bahwa semakin dewasa maka cenderung semakin menyadari dan mengetahui

tentang masalah yang sebenarnya. Semakin bertambah usia maka semakin

banyak pengalaman yang diperoleh, sehingga dapat meningkatkan kematangan

mental dan intelektual sehingga dapat membuat keputusan yang lebih bijaksana

dalam bertindak.
2. Pengetahuan Remaja Putri tentang Dispepsia berdasarkan Sumber

Informasi

Berdasarkan tabel 5.5 terlihat bahwa responden yang berada pada

kategori pernah mayoritas mempunyai pengetahuan yang tinggi (14,3%), dan

responden yang tidak pernah mayoritas mempunyai pengetahuan yang rendah

(62,5%).

Menurut Gordon (dalam Rochaety dkk, 2008) sumber informasi

adalah data yang telah diproses kedalam suatu bentuk yang mempunyai arti

bagi penerima dan memiliki nilai nyata yang dibutuhkan untuk proses

pengambilan keputusan saat ini maupun saat mendatang.

Menurut hasil penelitian, peneliti berasumsi bahwa semakin banyak

sumber informasi yang diperoleh oleh responden, maka akan semakin tinggi

pengetahuan yang diperolehnya. Ini disebabkan adanya hubungan timbal balik

yang sangat berarti antara sumber informasi yang diperoleh dengan

pengetahuan yang didapatkan.

Asumsi peneliti sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh

Notoatmodjo (2003) yang menyatakan bahwa Informasi yang diperoleh dari

berbagai sumber akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Bila

seseorang banyak memperoleh informasi maka ia cenderung mempunyai

pengetahuan yang lebih luas.


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini membahas tentang kesimpulan dan saran terhadap penelitian yang

sudah dilakukan, sehingga dapat diberikan kesimpulan dan saran sebagai berikut:

A. Kesimpulan

1. Semakin tua umur maka akan semakin tinggi pengetahuan yang diperoleh.

2. Responden yang mendapatkan informasi cenderung mempunyai pengetahuan

yang tinggi, dibandingkan dengan responden yang tidak mendapatkan sumber

informasi.

B. Saran-saran

1.Bagi Peneliti

Melalui penelitian ini diharapkan peneliti dapat mengetahui lebih banyak

tentang dyspepsia pada remaja putri, dan juga dapat mengetahui seberapa baik

pengetahuan siswa tentang dispepsia.

2.Bagi Remaja Putri

Melalui penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan remaja

putri khususnya tentang dispepsia.

3.Bagi Institusi Pendidikan


Melalui penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagimahasiswa Stikes

U`Budiyah dan sebagai masukan bagi mahasiswa yang akan melakukan

penelitian selanjutnya tentang dispepsia.

4.Bagi Peneliti Lainnya

Melalui penelitian ini diharapkan bagi peneliti lain dapat dimanfaatkan dan

dijadikan sebagai bahan referensi dan hasil penelitian ini dapat dijadikan

sebagai bahan dasar dalam melakukan penelitian lebih lanjut.


DAFTAR PUSTAKA

Ali, Iskandar. (2006). Sehat dengan Ramuan Tradisional, Mengatasi Gangguan pada
Pencernaan dengan Ramuan Tradisional. Erlangga: Jakarta

Akhwat, (2009). Penyakit Dispepsia jangan Dianggap Remeh. [Online] dari:


akhwat.net/penyakit-dispepsia-jangan-dianggap-remeh.html (Diakses 27
Januari 2013)

Budiarto, (2002), Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat, EGC:


Jakarta

Calceneus, (2011). Dispepsia. [Online] dari: http:www.tbmcancaleus.org/


dispepsia.html (Diakses 11 Februari 2013)

Dachlia, (2000), Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Seksual Beresiko


Terinfeksi HIV pada Pelaut/ Pekerja Pelabuhan di Jakarta, Manado dan
Surabaya (Tesis) Universitas Jakarta: Indonesia

Farmamedia, (2012). Dispepsia. [Online] http:www.farmamedia.net/2012/


07/dispepsia.html (Diakses 28 Januari 2013).

Hurlock. 2005. Psikologi Perkembangan. Arca Medica: Jakarta

Ikhsanuddin. (2012). Defisi Dispepsia. [Online] dari: http: artikel kesehatan


wanita.com/ definisi-dispepsia.html (Diakses 27 Januari 2013)

Mansjoer, (2001). Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius: Jakarta

Muslimah, (2009). Penyakit Dispepsia jangan Dianggap Remeh. [Online] dari:


akhwat.net/penyakit-dispepsia-jangan-dianggap-remeh.html (Diakses 27
Januari 2013)

Notoatmodjo, Soekidjo, (2003), Ilmu Kesehatan Masyarakat, Rineka Cipta, Jakarta

___________, (2005), Metodologi Penelitian Kesehatan (Edisi Revisi), Rineka Cipta,


Jakarta

___________, (2012), Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta:


Jakarta

Oreontz Blog, (2011), KTI Dispepsia. [Online] dari: http:www.oreontz.blogspot.


com/2011 (Diakses 27 Januari 2013)
Ramadhan, Danzel. 2013. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan. [Online]
dari: http://danzelramadhan.blogspot.com/2013/07/faktor-faktor-yang-
mempengaruhi.html (Diakses 23 Juli 2013).

Pangalila, (2004). Dispepsia Fungsional. Juornal (Universitas Tarumanegara)

Panuluh, Damar. (2011). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan. [Online]


dari: http:www.satriodamarpanuluh.blogspot.com (Diakses 27 Januari
2013)
Puspitasari, Ika. (2010). Jadi Dokter untuk Diri Sendiri. Bintang Pustaka: Jakarta

Ramadhan, Danzel. (2013). Cara Pengukuran Sumber Informasi. [Online] dari


http://danzelramadhan.blogspot.com/2013/07/cara-pengukuran-sumber-
informasi.html (Diakses 21 Juli 2013)

Sastroasmoro, (2008), Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis, CV. Sagung Seto:


Jakarta

Setyono, Joko. (2006). Karakteristik Penderita Dispepsia di RSUD Prof. dr.


Margono Soekarjo Purwokerto. (Journal) Soedirman Universiti

Wicaksana, Inu, (2008). Mereka Bilang Aku Sakit Jiwa. Media Aeculapius: Jakarta

Widiyastuti. 2011. Faktor-faktor yang Mempengaruhi umur.Online;http.faktor-faktor


yang mempengaruhi pengetahuan (Diakses 22 Mei 2013)

Wikipedia, (2012). Jenis Kelamin. [online] dari:


http:id.wikipedia.org/wiki/jeniskelamin (Diakses 27 Januari 2013)
KUESIONER PENELITIAN

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DISPEPSIA DI GAMPONG
BAROH KECAMATAN PIDIE
KABUPATEN PIDIE TAHUN 2013

Petunjuk Pengisian:
Berikan tanda Ceklist (√) pada salah satu jawaban yang menurut Anda paling tepat
dan benar

I. Karakteristik Responden
Isilah sesuai dengan kriteria Anda

a. Nomor responden :
b. Inisial Responden :
II. Umur
Berapa umur anda saat ini ?

10 – 12 tahun

13 – 15 tahun

16 – 19 tahun

III. Sumber Informasi


1. Apakah anda pernah mendapatkan informasi tentang dispepsia (nyeri perut)?

Pernah

Tidak pernah

2. Kalau pernah darimana saudara dapatkan? (Boleh mencontreng lebih dari satu
di kolom “berapa kali”

a. Radio
b. Tv
c. Surat kabar
d. Majalah
e. Koran
f. Poster
g. Internet
h. Teman
i. Guru
j. Penyuluh kesehatan
k. Lainnya, sebutkan ….
IV. Pengetahuan Responden
1. Pengertian dispepsia adalah …
a. Rasa sakit di kepala
b. Rasa sakit di perut
c. Rasa sakit di ulu hati.
2. Tanda dan gejala dispepsia adalah …
a. Kembung, dan mual-mual
b. Demam dan muntah-muntah
c. Sakit kepala dan nyeri di kepala
3. Dimanakah rasa nyeri dispepsia (nyeri perut) terjadi?
a. Perut sebelah atas
b. Perut bagian tengah
c. Perut bagian bawah
4. Dispepsia (nyeri perut) dapat timbul karena
a. Terlalu banyak makan
b. Stress dan kecemasan
c. Tidur terlalu larut malam
5. Penyakit dispepsia mudah disembuhkan
a. Benar
b. Salah
c. Tidak tahu
6. Penyakit dispepsia (nyeri perut) terjadi karena masuk angin
a. Benar
b. Salah
c. Tidak tahu
7. Dispepsia dapat juga terjadi karena diet terlalu ketat
a. Benar
b. Salah
c. Tidak tahu
8. Dispepsia (nyeri perut) dapat pula disebabkan oleh ….
a. Makan yang teratur
b. Makan yang tidak teratur
c. Makan yang dingin dan asam
9. Dispepsia (nyeri perut) dapat disebabkan oleh ulkus lambung
a. Benar
b. Salah
c. Tidak tahu
10. Yang bukan termasuk Gejala dispepsia adalah sebagai berikut.
a. Mual-mual
b. Nyeri ulu hati
c. Kesemutan
11. Penyebab mual-mual pada dispesia adalah …
a. Produksi asam lambung yang meningkat
b. Produksi asam lambung yang menurun
c. Produksi asam lambung yang stabil
12. Berat badan yang berlebihan tidak mempunyai pengaruh terhadap penyakit
dispepsia (nyeri perut)
a. Benar
b. Salah
c. Tidak tahu
13. Berbaring secara tiba-tiba setelah makan dapat menyebabkan dispepsia
a. Benar
b. Salah
c. Tidak tahu
14. Obat antasida yang umum dikenal adalah
a. Diabetasol
b. Antasida
c. Bodrex
15. Kelebihan asam lambung berhubungan dengan dispepsia (nyeri perut)
a. Benar
b. Salah
c. Tidak tahu
KUNCI JAWABAN

Pengetahuan Responden

1. C

2. A

3. A

4. B

5. A

6. B

7. A

8. A

9. A

10. C

11. A

12. B

13. A

14. B

15. A

Anda mungkin juga menyukai