Anda di halaman 1dari 14

eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, 2016, 4 (1): 26-39

ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id


© Copyright 2016

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


KINERJA KEUANGAN BANK YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA
Antung Agil Ibnu Giri1

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-
faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan bank yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode peneliian kuantitatif
dengan tujuh variabel, yang meliputi Debt to Assets Ratio (X1), Debt to Equity
Ratio (X2), Return On Asset (X3), Return On Equity (X4), Operating Profit
Margin (X5), Net Profit Margin (X6) sebagai variabel bebas dan laba (Y)
sebagai variabel terikat. Hasil analisis dengan menggunakan SPSS (Statistical
Product and Services Solution) versi 20 menunjukan bahwa Debt to Assets
Ratio (X1), Debt to Equity Ratio (X2), Return On Asset (X3), Return On Equity
(X4), Operating Profit Margin (X5), Net Profit Margin (X6) secara simultan
tidak berpengaruh signifikan terhadap laba, namun secara parsial Operating
Profit Margin (X5) dan Net Profit Margin (X6) berpengaruh signifikan terhadap
laba. Dengan melihat kondisi ROA dan ROE yang pengaruhnya tidak
signifikan terhadap laba, penulis memberikan sedikit saran untuk bank-bank
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mana diharapkan pihak
manajemen perusahaan untuk lebih memperhatikan lagi dalam menggunakan
aktiva dan modal perusahaan untuk meningkatkan laba.

Kata Kunci : DAR, DER, ROA, ROE, OPM, NPM, laba.

Pendahuluan
Bank adalah lembaga keuangan yang berperan sebagai lembaga per-
antara keuangan (financial intermediary) antara pihak yang memiliki dana
(surplus unit) dengan pihak yang memerlukan dana (defisit unit) dan lembaga
yang berfungsi memperlancar aliran lalu lintas pembayaran. Bank memiliki
peran yang sangat besar terutama sebagai pelaksana kebijakan moneter dan
pencapaian stabilitas perekonomian nasional.
Penilaian kinerja bank sangat penting untuk dilakukan, baik oleh
manajemen, pemegang saham, pemerintah, maupun pihak lain yang
berkepentingan dan yang terkait dengan distribusi kesejahteraan di antara

1
Mahasiswa Program S1 Ilmu Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Mulawarman. Email: antungagil@gmail.com
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan (Agil)

mereka, tidak terkecuali bagi perbankan. Penilaian kinerja suatu bank dapat
dilakukan dengan menggunakan analisis laporan keuangan. Teknik analisis
yang biasa digunakan adalah analisis rasio keuangan dimana hasilnya dapat di-
gunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam pencapaian target (laba) yang
telah ditetapkan dan kemampuan manajemen dalam memberdayakan sumber
daya perusahaan secara efektif.
Salah satu parameter kinerja adalah laba. Laba adalah kenaikan manfaat
ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penam-
bahan aktivitas atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan
equitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Laba pada
umumnya dipakai sebagai ukuran dari prestasi yang dicapai oleh suatu
perusahaan sehingga laba dapat dijadikan sebagai dasar untuk pengambilan
keputusan investasi dan prediksi untuk meramalkan perubahan laba yang
dimasa datang.
Meningkatnya harga saham perbankan di Indonesia menunjukkan
harapan besar investor kepada berlanjutnya pertumbuhan kredit dan stabilitas
ekonomi makro. Kinerja perusahaan dari sisi manajemen mengharapkan laba
yang tinggi. Semakin tinggi laba perusahaan maka semakin fleksibel per-
usahaan dalam menjalankan aktivitas operasionalnya.
Tabel
EAT Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia
Periode 2008-2011 (dalam Jutaan Rupiah)
EAT
No Code Stock Name
Des.2008 Des.2009 Des.2010 Des.2011
Bank Central Asia
1 BBCA 5.776.139 6.807.242 8.479.273 10.770.209
Tbk.
2 BBKP Bank Bukopin Tbl. 368.780 362.191 492.599 747.258
Bank Negara
3 BBNI 1.222.485 2.483.995 4.101.706 5.991.144
Indonesia Tbk.
Bank Rakyat
4 BBRI 5.958.368 7.308.292 11.472.385 15.296.501
Indonesia Tbk.
5 BMRI Bank Mandiri Tbk. 5.312.821 7.155.464 9.218.298 12.479.033
Bank danamon
6 BDMN 1.530.022 2.883.468 3.449.033 4.081.947
Indonesia Tbk
Bank Pan Indonesia
7 PNBN 701.361 915.298 1.257.925 2.233.521
Tbk.
Bank CIMB Niaga
8 BNGA 678.189 1.568.130 2,548.153 3.242.987
Tbk.
Bank Artha Graha
9 INPC 21.874 41.858 83.669 99.884
Internasional Tbk.
Bank QNB
10 BKSW 3.113 3.988 113.686 5.076
Kesawan Tbk.
Sumber : IDX LQ45 Februari 2013

27
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 1, 2016: 26-39

Dari Tabel di atas terlihat, terdapat bank yang setiap tahunnya


mengalami peningkatan pada labanya, ada pula bank yang mengalami fluktuasi
laba dari tahun ke tahun. Pentingnya dalam menjaga stabilitas laba perlu
dilakukan oleh bank bersangkutan, dalam rangka mempertahankan kepercayaan
investor untuk tetap berinvestasi.
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa hasil analisis rasio ke-
uangan dapat digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam pencapaian
target (laba) yang telah ditetapkan dan kemampuan manajemen dalam member-
dayakan sumber daya perusahaan. Berikut ini adalah gambaran rasio keuangan
dari Bank QNB Kesawan periode 2011-2013 yang disajikan dalam Tabel di
bawah ini.
Tabel
Rasio Keuangan Bank QNB Kesawan

Bank QNB Kesawan


No Rasio
2010 2011 2012 2013
1 Debt to Assets Ratio 0.93 0.75 0.82 0.86
2 Debt to Equity Ratio 13.5 3.03 4.49 6.3
3 Return On Asset 4.45 0.4 -0.69 0.03
4 Return On Equity 64.7 1.62 -3.78 0.22
5 Operating Profit Margin 4.83 4.49 -15 -1.1
6 Net Profit Margin 49.2 1.72 -13.3 0.66
Sumber: www.idx.com
Dari Tabel di atas terlihat rasio keuangan bank QNB Kesawan dari
tahun ke tahun mengalami fluktuasi. Perusahaan dituntut untuk terus dapat
menjaga stabilitas rasio keuangannya, karena hasil rasio keuangan yang bagus
akan membuat banyak investor berinvestasi diperusahaan tersebut dan dalam
rangka mempertahankan kepercayaan investor untuk tetap berinvestasi..
Melihat laba dan leverage yang masih menjadi perhatian yang penting
bagi investor, maka penulis tertarik untuk mengangkat penelitian dengan judul
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

Kerangka Dasar Teori


Pengertian Bank
Berdasarkan Undang-undang No.10 Tahun 1998 tentang Pokok-pokok
Perbankan, definisi bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya mem-
berikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.
Lembaga keuangan disini adalah semua badan yang melalui kegiatan-
kegiatannya di bidang keuangan, menarik uang dari masyarakat dan menyalur-
kannya kembali kepada masyarakat.

28
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan (Agil)

Sedangkan definisi bank menurut Undang-undang No.10 Tahun 1998


tentang perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Sementara Ismail (2010:12) mendefinisikan bank merupakan lembaga
keuangan yang fungsi utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat,
menyalurkan dana kepada masyarakat, dan juga memberikan pelayanan dalam
bantuk jasa-jasa perbankan.
Laporan Keuangan
Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran
kondisi keuangan dari perusahaan. Laporan keuangan yang merupakan hasil
dari kegiatan operasi normal perusahaan dapat memberikan informasi keuangan
yang berguna bagi entitas-entitas di dalam perusahaan itu sendiri maupun
entitas-entitas lain di luar perusahaan.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akun-
tansi Keuangan (IAI,2012) menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan
bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap
biasanya meliputi neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan posisi keuangan
(yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya sebagai laporan arus kas,
atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang
merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
Pengertian dan Penggolongan Rasio Keuangan
Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering
digunakan. Rasio keuangan menghubungkan berbagai perkiraan yang terdapat
pada laporan keuangan, sehingga kondisi keuangan dan hasil operasi suatu per-
usahaan dapat diinterpretasikan. Rasio keuangan merupakan pedoman yang
bermanfaat dalam mengevaluasi posisi dan operasi keuangan perusahaan dan
mengadakan perbandingan dengan hasil-hasil dari tahun-tahun sebelumnya
atau perusahaan-perusahaan lain.
Analisis rasio lebih mengutamakan interpretasi dari nilai rasio. Mem-
bandingkan rasio diperlukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti
"Apakah terlalu tinggi atau terlalu rendah?" dan "apakah itu baik atau buruk?".
Menurut Gitman (2012:67) menyatakan bahwa ada dua cara pembandingan
rasio yang digunakan untuk analisis, yaitu.
1. Cross-Sectional Analysis, pembandingan rasio keuangan dari beberapa
perusahaan yang berbeda dalam ruang lingkup yang sejenis pada waktu
yang sama. Tujuannya adalah untuk melihat seberapa baik kinerja per-
usahaan dibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis. Cara pem-
bandingan ini disebut juga dengan benchmarking.
2. Time-series analysis, mengevaluasi kinerja dari waktu ke waktu. Pem-
bandingan kinerja sekarang dengan kinerja yang lalu, dengan mengguna-
kan rasio, yang dapat menilai kemajuan perusahaan. Perkembangan trend

29
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 1, 2016: 26-39

dapat dilihat dengan menggunakan pembandingan multi-year. Setiap


perubahan yang signifikan dari tahun ke tahun dapat mengindikasikan
adanya suatu masalah.
Rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi 6 (enam) jenis berdasarkan
ruang lingkup tujuan yang akan dicapai, yaitu.
1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratios)
Rasio ini menyatakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi obligasi
(kewajiban) jangka pendek yang jatuh tempo (Fahmi, 2012:87). Rasio
likuiditas ini terdiri dari Current Ratio / Rasio Lancar (CR), dan Quick
Ratio (QR).
2. Rasio Aktivitas (Acitivity Ratios)
Rasio ini menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan di dalam
memanfaatkan harta-harta yang dimilikinya (Fahmi, 2012:65). Rasio
aktivitas ini dikelompokkan menjadi Total Assets Turn Over (TATO),
Fixed Assets Turn Over (FATO), Inventory Turn Over (ITO), Average
Collection Period/day’s sales inaccounts receivable (ACP), dan day’s
sales in inventory.
3. Rasio Rentabilitas / Profitabilitas (Profitability Ratios)
Rasio ini menunjukkan keberhasilan perusahaan di dalam menghasilkan
keuntungan (Fahmi, 2012:68). Rasio rentabilitas ini terdiri dari Profit
Margin On Sales (PMOS), Basic Earning Power (BEP), Return On Assets
(ROA), Operating Profit Margin (OPM), Net Profit Margin (NPM), dan
Return On Equity (ROE).
4. Rasio Solvabilitas (Solvency Ratios)
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajib-
an jangka panjangnya (Fahmi, 2012:87). Rasio ini disebut juga leverage
ratios, karena merupakan rasio pengungkit yaitu menggunakan uang
pinjaman (debt) untuk memperoleh keuntungan. Rasio leverage ini terdiri
dari Debt Ratio (DR), Debt to Equity Ratio (DER), Times Interest Earned
(TIE), Cash Flow Interest Coverage (CFIC), dan Fixed Charge Coverage
(FCC).
5. Rasio Pertumbuhan (Growth Ratios)
Rasio ini mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam mem-
pertahankan posisi ekonominya di tengah pertumbuhan perekonomian dan
sektor usahanya (Fahmi, 2012:69). Rasio pertumbuhan ini terdiri dari
pertumbuhan penjualan, pertumbuhan laba bersih, pertumbuhan pen-
dapatan per lembar saham, dan pertumbuhan deviden per lembar saham.
6. Rasio Penilaian (Valuation Ratio)
Rasio ini memberikan ukuran kemampuan manajemen dalam menciptakan
nilai pasar usahanya di atas biaya investasi. Rasio penilaian ini terdiri dari
rasio harga saham terhadap pendapatan dan rasio nilai pasar saham
terhadap nilai buku.

30
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan (Agil)

Jenis-Jenis Rasio Keuangan Pada Bank


Analisis laporan keuangan pada bank menggunakan rasio-rasio keuangan bank
sesuai dengan standar yang berlaku. Beberapa rasio keuangan pada bank adalah
sebagai berikut.
1. Rasio Likuiditas Bank
Rasio ini bertujuan untuk mengukur seberapa likuid suatu bank dalam
melayani nasabahnya (Martono, 2002:81). Termasuk dalam rasio ini ada-
lah Debt Assets Ratio (DAR) Current Ratio (CR), Quick Ratio (QR),
Investing Policy Ratio (IRR), Banking Ratio (BR), Assets to Loan Ratio
(ATLR), Investment Portofolio Ratio (IPR), Loan to Deposit Ratio (LDR),
Investment Risk Ratio (IRR), Liquidity Risk Ratio (LRR), Credit Risk Ratio
(CRR), dan Deposit Risk Ratio (DRR).
2. Rasio Solvabilitas Bank
Rasio ini bertujuan untuk mengukur efektivitas bank dalam mencapai
tujuannya (Martono, 2002:83). Termasuk dalam rasio ini adalah Primary
Ratio (PR), Risk Assets Ratio (RAR), Secondary Risk Ratio (SRR), Capital
Adequacy Ratio (CAR), Gross Yield on Total Assets, GPM on Total Assets,
dan Net Income on Total Assets.
3. Rasio Rentabilitas Bank
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profita-
bilitas yang dicapai oleh bank dalam suatu periode tertentu (Martono,
2002:84). Rasio ini terdiri dari GPM, NPM, ROE, ROI, ROA, Rate Return
On Loan (RROL), Interest Margin On Earning Assets, Interest Margin On
Loan, Assets Utilization, Interest Expense Ratio (IER), Cost Of Fund
(COF), Cost Of Money (COM), dan Cost Of Efficiency (COE).
Di dalam kenyataannya, masih banyak rasio-rasio keuangan yang
digunakan pada analisis keuangan pada bank. Pada penelitian ini kajian atas
rasio keuangan pada bank menggunakan rasio-rasio seperti berikut di bawah
ini.
1. DAR (Debt to Assets Ratio)
Rasio ini merupakan rasio likuiditas bank yang menunjukkan sejauh mana
aktiva lancar (total assets) menutupi kewajiban lancarnya (Fahmi, 2012:59).
2. DER (Debt to Equity Ratio)
Rasio ini merupakan rasio solvabilitas bank yang digunakan untuk
mengukur tingkat leverage (penggunaan hutang) terhadap shareholder’s
equity yang dimiliki oleh bank (Martono, 2002:92).
3. OPM (Operating Profit Margin)
Rasio ini merupakan rasio rentabilitas bank yang menunjukkan per-
bandingan antara EBIT dengan total penjualan.
4. NPM (Net Profit Margin)
Rasio ini merupakan rasio rentabilitas bank yang menunjukkan kemampuan
bank untuk menghasilkan laba bersih (net income) dari pendapatan
operasinya.

31
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 1, 2016: 26-39

5. ROE (Return On Equity)


Rasio ini merupakan rasio rentabilitas bank yang digunakan untuk mengukur
kemampuan bank dalam menghasilkan laba dengan modal sendiri yang
dimiliki (equity).
6. ROA (Return On Asset)
Return On Asset merupakan rasio rentabilitas bank yang digunakan untuk
mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan laba dengan semua inves-
tasi yang dimiliki (Martono, 2002:91).
Laba
Laba mencerminkan pengembalian kepada pemegang modal/ekuitas
(equity) untuk periode tertentu (Fahmi, 2012:24). Pos-pos yang tertuang di
dalam Laporan Keuangan merinci bagaimana laba diperoleh. Selain pengertian
di atas Subramanyam (2010: 109) mendefinisikan laba merupakan informasi
yang paling diminati dalam pasar uang.

Metode Penelitian
Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian adalah usaha merencanakan dan menentukan segala
kemungkinan dan perlengkapan/peralatan yang diperlukan dalam suatu penelitian
(Moleong,1994:236 dalam Hasiara, 2011:106).
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif. Pendekatan kuantitatif mendasarkan kajian prinsip rasional empirik.
Oleh karena itu, sebelum melakukan penelitian peneliti harus menemukan per-
masalahan dan hipotesis untuk diuji berdasarkan atas kriteria-kriteria yang ditetap-
kan serta alat analisis yang digunakan.
Definisi Operasional
Secara garis besar definisi operasional yang dipakai dalam penelitian
ini adalah Debt to Assets Ration (X1), Debt to Equity Ratio (X2), Return On
Assets (X3), Return On Equity (X4), Operating Profit Margin (X5), Net Profit
Margin (X6), dan perubahan laba (Y).
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan perbankan
yang terdaftar di BEI pada tahun 2008-2014 yang berjumlah 36 perusahaan.
Dan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah laporan keuangan
sebanyak 10 perusahaan dan kesepuluh perusahaan perbankan tersebut yang
masuk dalam anggota sampel adalah laporan keuangan dari tahun 2008-2014.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini purposive
sampling dengan kriteria sebagai berikut.
1. Perusahaan tersebut telah menerbitkan data (laporan keuangan) mereka
selama periode 2008-2014.
2. Laporan keuangan yang diterbitkan adalah laporan keuangan yang
berdasarkan Tahun Kalender, yaitu Januari sampai dengan Desembre.
3. Perusahaan yang dijadikan (emiten) termasuk dalam kelompok perusahaan

32
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan (Agil)

yang bergerak di industri perbankan nasional.


4. Semua perusahaan perbankan yang dijadikan sampel adalah perusahaan
perbankan yang memenuhi rasio yang diinginkan di dalam penelitain ini.
Rasio-rasio yang dimaksud adalah rasio yang tidak mengandung nilai
mines dan nol.
Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
diambil dari dokumen LQ45 Februari 2015 yang dikeluarkan oleh Indonesia
Stock Exchange (http://www.idx.co.id). Penggunaan data sekunder ini
dilakukan karena laporan keuangan perusahaan yang go public lebih mudah
didapatkan dan sering digunakan oleh para peneliti, serta keabsahannya lebih
dapat dipercaya karena telah diaudit oleh auditor independen.
Teknik Analisis Data
Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis regresi berganda. Persamaan regresi yang digunakan di dalam
penelitian ini adalah
Yt    1 X 1  2 X 2  3 X 3   4 X 4  5 X 5  6 X 6  e
Uji Asumsi Klasik
Untuk menentukan ketepatan model, perlu dilakukan pengujian atas
beberapa asumsi klasik. Asumsi klasik menyatakan bahwa hasil estimasi
regresi yang dilakukan harus terbebas dari gejala multikolinearitas, heteros-
kedastisitas dan autokorelasi.
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan alat analisis sta-
tistik berupa : (1). Histogram residual, (2). Normal Probability Plot (NPP), (3).
Graphical device, (4). Uji Jarque bera (Gujarati, 2004:147).
2. Uji Multikolinieritas
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi antar
variabel independen di dalam model regresi. Uji multikolinearitas dilakukan
dengan mengamati tolerance value dan Variance Inflating Factor (VIF)
sebagai berikut.
1) Jika tolerance value > 0.1 dan VIF < 10 maka dapat disimpulkan tidak
terdapat multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
2) Jika tolerance value < 0.1 dan VIF > 10 maka dapat disimpulkan terdapat
multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Untuk menguji adanya heterokedastisitas dilakukan dengan melihat grafik
scatter plot antara nilai variabel dependen dengan residualnya. Dasar analisis-
nya adalah sebagai berikut.
1) Jika terdapat pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk suatu pola
tertentu, yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit),

33
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 1, 2016: 26-39

maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.


2) Jika tidak terdapat pola tertentu serta titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka nol pada sumbu Y, mengindikasikan telah terjadi homos-
kedastisitas, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
4. Uji Autokorelasi
Menurut Sunyoto (2011:91), persamaan regresi yang baik adalah yang
tidak memiliki masalah autokorelasi. Jika terjadi autokorelasi, maka persamaan
tersebut menjadi tidak baik dipakai prediksi. Salah satu ukuran dalam
menentukan ada tidaknya masalah autokorelasi adalah dengan uji
DurbinWatson (DW), dengan ketentuan sebagai berikut.
1) Terjadi autokorelasi positif jika nilai DW di bawah -2 (DW < -2)
2) Tidak terjadi autokorelasi jika nilai DW berada di antara -2 dan + 2 atau -2
≤ DW ≤ +2
3) Terjadi autokorelasi negative jika nilai DW di atas +2 atau DW > +2
Pengujian Hipotesis
Teori pengujian hipotesis adalah merupakan prosedur untuk memutus-
kan apakah pernyataan hipotesis (stated hypothesis/null hypothesis) ditolak atau
diterima (Gujarati, 2004:126). Pengujian kebenaran suatu hipotesis dilakukan
dengan menggunakan alat analisis distribusi probabilitas yang sudah diasumsi-
kan seperti Uii Normal, Uji F, Uji t dan nilai koefisien determinasi (R2).
1. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen. Nilai R2 yang kecil
berarti kemampuan variabel-variabel independen terbatas dalam menjelaskan
variabel dependen. Sebaliknya, nilai R2 yang mendekati satu menandakan
variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan oleh variabel dependen.
2. Uji Statistik F
Uji F digunakan untuk menguji signifikansi variabel bebas (Xi) secara
bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat (Y).
3. Uji Statistik T
Uji t digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh parsial setiap
variabel independen terhadap variabel dependen.

Hasil Penelitian dan Pembahasan


Hasil Penelitian
Dari hasil output SPSS didapatkan nilai koefisien korelasi sebesar
0,413 atau 41,3% yang berarti tingkat hubungan antara variabel DAR (X1),
DER (X2), ROA (X3), ROE (X4), OPM (X5), dan NPM (X6) secara bersama-
sama terhadap laba pada bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia termasuk
dalam tingkat sedang.

34
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan (Agil)

Dari pengolahan data diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar


0,171 atau 17,1% hal ini menunjukkan besarnya proporsi sumbangan variabel
DAR (X1), DER (X2), ROA (X3), ROE (X4), OPM (X5), dan NPM (X6) sebesar
17,1 % terhadap laba bank pada Bursa Efek Indonesia, sedangkan sisanya
sebesar 82,9 % dijelaskan oleh faktor lain yang tidak disertakan dalam
penelitian ini.
Dari hasil uji Anova diperoleh nilai Sig. = 0,058 > alpha 0,05 maka
secara simultan variabel DAR (X1), DER (X2), ROA (X3), ROE (X4), OPM
(X5), dan NPM (X6) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap laba bank
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Nilai Sig. DAR (X1) 0,963 > Alpha 0,05, berarti variabel DAR (X1)
secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel Y. Nilai Sig. DER
(X2) 0,588 > Alpha 0,05, berarti variabel DER (X2) secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel Y. Nilai Sig. ROA (X3) 0,487 >
Alpha 0,05, berarti variabel ROA (X3) secara parsial tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel Y. Nilai Sig. ROE (X4) 0,839 > Alpha 0,05, berarti
variabel ROE (X4) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap
variabel Y. Nilai Sig. OPM (X5) 0,021 < Alpha 0,05, berarti variabel OPM (X5)
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel Y. Nilai Sig. NPM (X6)
0,002 < Alpha 0,05, berarti variabel NPM (X6) secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap variabel Y.
Pembahasan
1) Pengaruh Debt to Assets Ratio (DAR) Terhadap Laba
Dilihat dari hasil penelitian di atas, dapat dinyatakan bahwa variabel
Debt to Assets Ratio (DAR) tidak berpengaruh terhadap laba. Ditunjukan
dengan nilai t sebesar 0,047 dengan tingkat signifikan 0,963 yang lebih besar
dari 0,05, artinya bahwa DAR tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap
laba.
Rasio ini merupakan rasio likuiditas bank yang menunjukkan sejauh
mana aktiva lancar (total assets) menutupi kewajiban lancarnya (Fahmi,
2012:59). Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar
maka semakin tinggi kemampuan bank untuk menutupi kewajiban jangka
pendeknya. Dalam penelitian ini DAR tidak memiliki pengaruh signifikan
terhadap laba, dikarenakan perusahaan mengeluarkan biaya untuk memenuhi
kewajiban jangka pendeknya yang harus segera dipenuhi, sehingga hal tersebut
berdampak pada laba yang diperoleh perusahaan berkurang.
Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Tika (2010) dalam skripsinya
menyatakan bahwa DAR secara parsial tidak berpengaruh dengan laba. Sejalan
dengan Tika (2010), Nugroho (2008) menyatakan bahwa DAR secara parsial
tidak berpengaruh signifikan terhadap laba.
2) Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Laba
Dilihat dari hasil penelitian di atas, dapat dinyatakan bahwa variabel
Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh terhadap laba. Ditunjukan

35
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 1, 2016: 26-39

dengan nilai t sebesar 0,545 dengan tingkat signifikan 0,588 yang lebih besar
dari 0,05, artinya bahwa DER tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap
laba.
Rasio ini merupakan rasio solvabilitas bank yang digunakan untuk
mengukur tingkat leverage (penggunaan hutang) terhadap shareholder’s equity
yang dimiliki oleh bank (Martono, 2002:92). Rasio ini menunjukkan struktur
modal dari total pinjaman (hutang/debt) terhadap modal yang dimiliki oleh
bank. Semakin tinggi DER menunjukkan semakin besar total hutang terhadap
modal sendiri (equity). Dalam penelitian ini, DER tidak berpengaruh terhadap
laba. Hal ini dikarenakan perusahaan mengeluarkan biaya untuk memenuhi
kewajibannya jangka panjangnya, sehingga hal tersebut berdampak pada laba
yang diperoleh perusahaan berkurang.
Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Harningsih (2013) dalam
skripsinya menyatakan bahwa DER secara parsial tidak berpengaruh dengan
laba. Sejalan dengan Harningsih (2013), Syamsudin (2009) menyatakan bahwa
DER secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap laba.
3) Pengaruh Return On Asset (ROA) Terhadap Laba
Dilihat dari hasil penelitian di atas, dapat dinyatakan bahwa variabel
Return On Asset (ROA) tidak berpengaruh terhadap laba. Ditunjukan dengan
nilai t sebesar 0,699 dengan tingkat signifikan 0,487 yang lebih besar dari 0,05,
artinya bahwa ROA tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap laba.
Rasio ini merupakan rasio rentabilitas bank yang digunakan untuk
mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan laba dengan semua investasi
yang dimiliki (Martono, 2002:91). Semakin besar ROA maka semakin efisien
penggunaan aktiva sehingga memperbesar laba. Dalam penelitian ini ROA
tidak berpengaruh signifikan dengan laba, hal ini dikarenakan penggunaan
aktiva yang kurang efisien, yang berarti kinerja suatu perusahaan juga semakin
buruk sehingga tidak menghasilkan laba yang maksimum.
4) Pengaruh Return On Equity (ROE) Terhadap Laba
Dilihat dari hasil penelitian di atas, dapat dinyatakan bahwa variabel
Return On Equity (ROE) tidak berpengaruh terhadap laba. Ditunjukan dengan
nilai t sebesar 0,204 dengan tingkat signifikan 0,839 yang lebih besar dari 0,05,
artinya bahwa ROE tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap laba.
Rasio ini merupakan rasio rentabilitas bank yang digunakan untuk
mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan laba dengan modal sendiri
yang dimiliki (equity). Kenaikan ROE dapat berarti terjadinya kenaikan laba
bersih dari bank sehingga menyebabkan kenaikan harga saham bank. ROE
yang tinggi menunjukkan tingkat efisiensi manajemen modal bank. Dalam
penelitian ini ROE tidak berpengaruh terhadap laba. Hal ini dikarenakan
penggunaan modal yang kurang efisien, dan menyebabkan laba yang diperoleh
perusahaan menurun.

36
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan (Agil)

5) Pengaruh Operating Profit Margin (OPM) Terhadap Laba


Dilihat dari hasil penelitian di atas, dapat dinyatakan bahwa variabel Operating
Profit Margin (OPM) berpengaruh terhadap laba. Ditunjukan dengan nilai t
sebesar 2,372 dengan tingkat signifikan 0,021 yang lebih kecil dari 0,05,
artinya bahwa OPM memiliki pengaruh signifikan terhadap laba.
Rasio ini merupakan rasio rentabilitas bank yang menunjukkan per-
bandingan antara EBIT (Earning Before Interest and Tax / laba bersih operasi)
dengan total penjualan. EBIT disebut juga Operating Income, diperoleh dari
Gross Profit dikurangi dengan biaya-biaya operasional perusahaan. Semakin
tinggi OPM menunjukkan semakin efisien suatu bank mengelola biaya operasi
dan semakin efektif dalam meningkatkan total penjualannya. Dalam penelitian
ini, OPM berpengaruh signifikan terhadap laba. Hal ini dikarenakan perusahaan
dalam mengelola biaya operasinya baik, sehingga laba meningkat.
Sejalan dengan yang dikemukakan oleh Harningsih (2013) dalam
skripsinya menyatakan bahwa OPM secara parsial berpengaruh dengan laba.
Namun berbeda dengan yang dinyatakan Sarifudin (2005) bahwa OPM secara
parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap laba.
6) Pengaruh Net Profit Margin (NPM) Terhadap Laba
Dilihat dari hasil penelitian di atas, dapat dinyatakan bahwa variabel
Net Profit Margin (NPM) berpengaruh terhadap laba. Ditunjukan dengan nilai t
sebesar -3,256 dengan tingkat signifikan 0,002 yang lebih kecil dari 0,05,
artinya bahwa NPM memiliki pengaruh signifikan terhadap laba.
Rasio ini merupakan rasio rentabilitas bank yang menunjukkan kemam-
puan bank untuk menghasilkan laba bersih (net income) dari pendapatan
operasinya. Dengan meningkatnya NPM maka pendapatan di masa datang
diharapkan dapat meningkat dengan baik. Dalam penelitian ini, NPM
berpengaruh signifikan terhadap laba. Hal ini dikarenakan perusahaan dapat
menekan biaya operasi dan meningkatkan laba.

Penutup
Debt to Assets Ratio (DAR) tidak berpengaruh signifikan terhadap laba
yang diperoleh perusahan perbankan yang terdaftar di BEI untuk periode 2008-
2014.
Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap laba
yang diperoleh perusahan perbankan yang terdaftar di BEI untuk periode 2008-
2014.
Return On Asset (ROA) tidak berpengaruh signifikan terhadap laba
yang diperoleh perusahan perbankan yang terdaftar di BEI untuk periode 2008-
2014.
Return On Equity (ROE) tidak berpengaruh signifikan terhadap laba
yang diperoleh perusahan perbankan yang terdaftar di BEI untuk periode 2008-
2014.

37
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 1, 2016: 26-39

Operating Profit Margin (OPM) berpengaruh signifikan terhadap laba


yang diperoleh perusahan perbankan yang terdaftar di BEI untuk periode 2008-
2014.
Net Profit Margin (NPM) berpengaruh signifikan terhadap laba yang
diperoleh perusahan perbankan yang terdaftar di BEI untuk periode 2008-2014.
Debt to Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), Return On
Asset (ROA), Retun On Equity (ROE), Operating Profit Margin (OPM), dan
Net Profit Margin (NPM) secara simultan tidak berpengaruh signifikan
terhadap laba perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI untuk periode 2008-
2014.
Net Profit Margin (NPM) adalah variabel yang paling berpengaruh
signifikan terhadap laba yang diperoleh perusahaan perbankan yang terdaftar di
BEI untuk periode 2008-2014
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti dengan variabel-
variabel lain diluar variabel ini agar memperoleh hasil yang lebih bervariatif
yang dapat menggambarkan hal-hal apa saja yang dapat berpengaruh terhadap
laba dan dapat memperpanjang periode pengamatan dan disarankan untuk
memperluas cakupan penelitian tentang pengaruh rasio keuangan terhadap
kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan secara
keseluruhan dengan menggunakan rasio-rasio lain selain rasio yang dipakai
pada penelitian ini.
Dengan melihat kondisi Return On Asset (ROA) dan Return On Equity
(ROE) yang pengaruhnya tidak signifikan terhadap laba, diharapkan pihak
manajemen perusahaan untuk lebih memperhatikan lagi dalam menggunakan
aktiva dan modal perusahaan untuk meningkatkan laba.

Daftar Pustaka
Bantu. 2011. Pengaruh Faktor Fundamental dan Investment Opportunity Set
(IS) terhadap Harga Saham Emiten Manufaktur. Laporan Penelitian –
Universitas HKBP Nommensen Medan.
Ekasari, Kurnia. 2014. Menerawang Riset Akuntansi Pendidikan Tinggi Vokasi
di Masa Datang. Disampaikan dalam Simposium Nasional Akuntansi
Vokasi 3 di Padang Tahun 2014.
Fahmi, Irham. 2012. Analisis Kinerja Keuangan, Panduan bagi Akademisi,
Manajer, dan Investor untu Mmenilai dan Menganalisis Bisnis dari
Aspek Keuangan. Bandung: Alfabeta.
Gitman, Lawrence. 2012. Principles of Managerial Finance-13th Edition. Pren-
tice Hall.
Gujarati, Damodar. 2004. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga.
Harningsih. 2013. Evaluasi Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan
Laba pada Bank Umum Konvensional di Indonesia. (http://www.-
repository.gunadarma.ac.id).

38
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan (Agil)

Hasiara, La Ode. 2011. Metode Penelitian Multiparagigma Satu. Membangun


Reruntuhan Metode Penelitian yang Berserakan. Malang: Darka
Media.
HM. Jogiyanto. 2011. Konsep dan Aplikasi Struktural Equation Modeling
Berbasis Varian dalam Penelitian Bisnis. Yogyakarta: UPP Stie
YKPN.
Husain, Umar. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba
Ikatan Akuntan Indonesia. 2012. Standar Akuntansi Keuangan. PSAK. Cetakan
Keempat, Buku Satu. Jakarta: Salemba Empat.
Ismail, 2010. Manajemen Perbankan Dari Teori Menuju Aplikasi. Jakarta:
Kencana.
Kasmir. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Martono. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Yogyakarta: Ekonisia.
Moleong, L. 1994. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya.
Novita. 2013. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba pada
Perbankan Swasta di BEI.
Nugroho, Edi. 2008. Peranan Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan
Laba Perusahaan Kimia Dasar di Kawasan Kujang Cikampek
Kabupaten Karawang. Jurnal. (http://www.jurnal.feunsika.ac.id).
Nurhasanah. 2012. Pengaruh Struktur Modal Terhadap Profitabilitas pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI).
Sarifudin, Muhammad. 2005. Analisis Pengaruh Rasio-Rasio Keungan ter-
hadap Perubahan Laba. Tesis. Program Studi Magister Manajemen
Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang.
Sarjono, Haryadi dan Julianita, Winda. 2011. SPSS VS Lisrel Sebuah Pengan-
tar, Aplikasi untuk Riset. Jakarta: Salemba Empat.
Sawir, Agnes. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan, Cetakan Kelima. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Simamora, Henry. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Ketiga.
Yogyakarta: STIE YKPN
Sunyoto, Danang. 2011. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Jakarta: CAPS.
Suparmoko. 1999. Metode Penelitian Praktis. Untuk Ilmu-Ilmu Sosia, Ekonomi
dan Bisnis. Yogyakarta: BPFE.
Syamsudin. 2009. Rasio Keuangan dan prediksi Perubahan Laba Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal.
Manajemen dan Bisnis Vol. 13 No. 1 (http://www.publikasi-
ilmiah.ums.ac.id).
Tika, Nurmalasari .2010. Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap
Perubahan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI.
(http://www.repository.gunadarma.ac.id).

39

Anda mungkin juga menyukai