Anda di halaman 1dari 15

TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR

UNTUK INDUSTRI

OLEH :
Nama : Nanda Yunisa
NIM : 1432402038
Kelas : Migas 2a
Dosen Pembimbing : Zulkifli, ST, MT

PROGRAM STUDI PENGOLAHAN MINYAK DAN GAS BUMI


JURUSAN TEKNIK KIMI
POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE
2016
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah
“Teknologi Pengolahan Air Untuk Industri ” ini sebagai pemenuhan pembuatan tugas..
Makalah ini disusun dengan menggunakan bahasa yang sederhana sehingga dapat mudah
dimengerti oleh para pembaca. Makalah ini berisi tentang gambar dan penjelasan mengenai
pengolahan air yang dilakukan di industri.

Akhirnya, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang ikut


membantu penyelesaian makalah ini.

Lhokseumawe, Mei 2016

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................ i


DAFTAR ISI...................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................. 1
1.1 ..................................................................................................................... Latar Belakang
............................................................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan .......................................................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................................... 3
2.1 Air ................................................................................................................................................. 3
2.2 Standar Kualitas Air .................................................................................................................. 3
2.3 Sumber Air .................................................................................................................................. 5
2.4 Kriteri air minum........................................................................................................................ 5
2.5 Pengolahan Air Bersih ................................................................................................................ 6
2.6 Pengolahan Air pada industri .................................................................................................... 6
2.6.1 Konfigurasi Penjernihan Air .............................................................................................. 7
2.6.2 Tahap – tahap pengolahan air ........................................................................................... 7
BAB III PENUTUP ......................................................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................... iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan sumber bagi kehidupan. Sering kita mendengar bumi disebut sebagai
planet biru, karena air menutupi 3/4 permukaan bumi. Tetapi tidak jarang pula kita
mengalami kesulitan mendapatkan air bersih, terutama saat musim kemarau disaat air umur
mulai berubah warna atau berbau. Ironis memang, tapi itulah kenyataannya. Yang pasti kita
harus selalu optimis. Sekalipun air sumur atau sumber air lainnya yang kita miliki mulai
menjadi keruh, kotor ataupun berbau, selama kuantitasnya masih banyak kita masih dapat
berupaya merubah/menjernihkan air keruh/kotor tersebut menjadi air bersih yang layak
pakai.

Ada berbagai macam cara sederhana yang dapat kita gunakan untuk mendapatkan air
bersih, dan cara yang paling mudah dan paling umum digunakan adalah dengan membuat
saringan air, dan bagi kita mungkin yang paling tepat adalah membuat penjernih air atau
saringan air sederhana. Perlu diperhatikan, bahwa air bersih yang dihasilkan dari proses
penyaringan air secara sederhana tersebut tidak dapat menghilangkan sepenuhnya garam
yang terlarut di dalam air, maka untuk memperoleh air yang memenuhi standara diperlukan
tahap – tahap penjernihan yang di sesuaikan dengan kondisi air.

Industri melakukan pengolah air yang disesuaikan dengan kebutuhan inustri tersebut
dengan menggunakan teknologi – teknologi pengolahan yang membuat pengolahan air
menjadi cepat dan ekonomis.

1.2 Rumusan Masalah


 Apa saja parameter – parameter air ?
 Bagaimana kriteria air ?
 Bagaimana konfigurasi pengolahan air ?
 Bagaimana pengolahan air pada industri?

1
1.3 Tujuan
 Dapat mengetahui parameter – parameter air
 Dapat mengetahui kriteria air
 Dapat mengetahui konfigurasi pengolahan air
 Dapat mengetahui pengolahan air pada industri.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air
Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui
sampai saat ini di Bumi. Air menutupi hampir 71% permukaan Bumi. Terdapat 1,4 triliun
kilometer kubik (330 juta mil³) air yang tersedia di Bumi.Air sebagian besar terdapat di laut
yang merupakan air asin dan daratan yang merupaka air tawar.
Lapisan air didunia ini dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu air permukaan
dan air tanah. Air permukaan adalah air yang terdapat diatas permukaan tanah yang terdiri
dari perairan darat yang berasal dari danau, sungai dan rawa, dan air tanah air tanah adalah
air yang berada di bawah permukaan tanah yang terdiri dari air tanah preatis, yaitu air tanah
yang terletak di atas lapisan kedap air (impermeable), tidak jauh dari permukaan tanah dan
air tanah artesis adalah air tanah yang letaknya jauh di dalam tanah, diantara dua lapisan
batuan yang tidak dapat ditembus air atau lapisan kedap air.

2.2 Standar Kualitas Air


Kriteria dan standar kualitas air didasarkan atas kesehatan, estetika,toksisitas dan
polusi.
 Standar kesehatan yaitu ditinjau dari kandungan logam dan logam berat, anorganik
(nitrit), dan zat organic yang terdapat didalam air.
 Standar estetika: yaitu dilihat dari bau, rasa, dan warna
 Standar toksisitas yaitu dilihat dari air memberi efek racun atau tidak
 Standar polusi : yaitu dilihat dari tingkat pencemaan air terhadap lingkungan
Standar air minum di indonesia ditetapkan untuk sumber air minum sehingga tidak akan
menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan manusia berdasarkan Standar sumber air
minum : PP 82/2001 Standar air minum : Keputusan Menkes No. 907/2002.

3
a. Parameter Fisika
 Suspended solid (>1,0-3 mm)
 Koloid (1,0 - 6 m - 1,0 - 3 mm)
 Turbiditas (absorbed/scattered)
 Warna (dissolved solid, <10-6 mm)
 Zat tannin pada kayu dan humus,(warna kuning)
 Oksida besi, (warna merah)
 Oksida mangan,(warna coklat/hitam)
 Rasa dan bau
 Temperatur

b. Parameter Kimia
 Major constituents (1-1000 mg/L) yaitu Sodium, calcium, magnesium,
bicarbonate, sulfate, chloride.
 Secondary constituens (0.01-10 mg/L) yaitu iron, strontium, potassium,
carbonate, nitrate, flouride, boron, silica.
 Alkalinitas yaitu jumlah ion dalam air yang akan bereaksi dengan ion hidrogen,
Sumber: bikarbonat (HCO3-), karbonat (CO32-) hidroksida (OH-), HSiO3- H2BO3-
dll.
 Kesadahan (Hardness) yaitu konsentrasi kation logam dalam larutan. Dalam kondisi
supersaturasi (sangat jenuh) akan bereaksi dengan anion membentuk endapan,
seperti florida, logam karsinogenik.
 Zat organic yaitu BOD (Biochemical Oxygen Demand): jumlah oksigen yang
digunakan oleh mikroba untuk mengkonsumsi zat organik, nutrien (untuk
pertumbuhan) seperti karbon, nitrogen dan fosfor.
c. Parameter Biologi
Pengotor yang membahayakan sifatnya patogen , bakteri yang menyebabkan kolera
(bakteri Vibrio comma), tifus (bakteri Salmonella thyposa), virus diare, meningitis,
hepatitis. Protozoa (hewan tingkat terendah) dan Helminth (parasitic worms).

4
2.3 Sumber Air
Terdapat beberapa sumber air yaitu :
 Air hujan : Kurang mineral, Tergantung musim
 Air tanah : biasanya bila dangkal dan kuantitas terbatas, kualitas tergantung air
 permukaan, kontinuitas tergantung infiltrasi. Air tanah dalam : kuantitas relative
cukup, kualitas cukup baik, namun kontinuitas tidak terjamin.
 Mata air : kuantitas kecil, kualitas relatif bagus, kontinuitas belum tentu terjamin.
 Air permukaan : Sungai, kuantitas dapat diandalkan, namun kualitasnya sedang-
buruk, kontinuitas membutuhkan studi hidrologi.
 Danau dan Laut : membutuhkan teknologi tinggi.

2.4 Kriteri air minum


Untuk air yang akan dikonsumsi atau bias disebut air minum harus memiliki kriteria
sebagai berikut :
 Kualitas : memenuhi persyaratan agar berfungsi secara baik dalam penggunanya.
a. fisika : bau, rasa, warna, suhu dan kekeruhan;
b. kimiawi, yaitu unsur anorganik: dengan ditoleransi hingga batas-
batas tertentu, terutama dampaknya terhadap kesehatan. Contoh maksimum
konsentrasi Cu = 1 mg/l, Zn = 5 mg/l. Organik : dibatasi karena dapat bersifat
toksik (baik karsinogen, maupun npn-karsigen), seperti senyawa aktif
pembentukan pestisida dll;
c. biologi : indikator pencemaran air oleh aktivitas domestik, contoh : bakteri
eschericia coli;
d. Kualitas radioaktif : bebas dari zat radioaktif.

 Kuantitas : memenuhi kebutuhan agar jumlahnya cukup sesuai kebutuhan.


 Kontinuitas : tersedia dan terjangkau setiap saat.

5
2.5 Pengolahan Air Bersih
Pengolahan air bersih dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain:
 Secara fisika : tidak ada penambahan zat kimia (aditif), contoh: pengendapan,
filtrasi, adsorpsi, dll.
 Secara kimiawi : penambahan bahan kimia sehingga terjadi reaksi kimia. Contoh
penyisihan logam berat, pelunakan, netralisasi, klorinasi, ozonisasi, UV, dsb.
 Secara biologi : memanfaatkan aktivitas mikroorganisme. Contoh saringan pasir
lambat.
Jenis pengolahan air bersih secara umum yaitu: penjernihan, bertujuan untuk
menurunkan kekeruhan, Fe dan Mn. Pelunakan, bertujuan menurunkan kesadahan air dan
desinfeksi, bertujuan membunuh bakteri pathogen.

2.6 Pengolahan Air pada industri


Kulitas air untuk industri sangatlah diperhatikan dan disesuaikan dengan kebutuhan
industri tersebut bergerak dalam bidang apa. Untuk memenuhi standar tersebut umumnya
pabrik melakukan pengolahan air sendiri, dan air yang di olah biasanya oleh setiap industri
merupan air permukan karena memiliki kapasitas yang banyak.

Gambar 2.1 Skema Pengolahan air

6
2.6.1 Konfigurasi Penjernihan Air
konfigurasi penjernihan air isesuaikan dengan tingkat koloit yang terkandung dalam
air yang akan di olah. Konfigurasinya yaitu :

 Koloit dengan kekeruhan tinggi :


𝑐𝑜𝑛𝑑𝑖𝑡𝑖𝑜𝑛𝑖𝑛𝑔 → 𝑘𝑜𝑎𝑔𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 + 𝑓𝑙𝑜𝑘𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 → 𝑆𝑒𝑑𝑖𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑖 → 𝑓𝑖𝑙𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖
→ 𝑑𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑎𝑠𝑖 → 𝑑𝑒𝑠𝑖𝑛𝑓𝑒𝑘𝑠𝑖
 Koloid dengan kekeruhan sedang atau rendah :
𝑐𝑜𝑛𝑑𝑖𝑡𝑖𝑜𝑛𝑖𝑛𝑔 → 𝑘𝑜𝑎𝑔𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 + 𝑓𝑙𝑜𝑘𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 → 𝑑𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑎𝑠𝑖 → 𝑑𝑒𝑠𝑖𝑛𝑓𝑒𝑘𝑠𝑖
 Koloid dengan kekeruhan rendah :
𝑐𝑜𝑛𝑑𝑖𝑡𝑖𝑜𝑛𝑖𝑛𝑔 → 𝑠𝑎𝑟𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑟 𝑙𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡 → 𝑑𝑒𝑠𝑖𝑛𝑓𝑒𝑘𝑠𝑖
 Non koloid :
𝑓𝑖𝑙𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑙𝑎𝑛𝑔𝑠𝑢𝑛𝑔 (𝑑𝑖𝑟𝑒𝑐𝑡 𝑓𝑖𝑙𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛) 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑛 𝑙𝑎𝑛𝑔𝑠𝑢𝑛𝑔
(𝑑𝑖𝑟𝑒𝑐𝑡 𝑠𝑒𝑑𝑖𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛)𝑚𝑒𝑟𝑢𝑝𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑚𝑏𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑓𝑖𝑙𝑡𝑟𝑎𝑖 𝑑𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑑𝑖𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑖

2.6.2 Tahap – tahap pengolahan air

Secara umum, tahap – tahap pengolahan air bersih di industri adalah sebagai berikut :
1. Bangunan Intake (Bangunan Pengumpul Air)
Bangunan intake berfungsi sebagai bangunan pertama untuk masuknya air dari sumber
air. Sumber air utamanya diambil dari air sungai. Pada bangunan ini terdapat bar screen
(penyaring kasar) yang berfungsi untuk menyaring benda-benda yang ikut tergenang dalam
air, misalnya sampah, daun-daun, batang pohon, dsb.

2. Bak Prasedimentasi (optional)


Bak ini digunakan bagi sumber air yang karakteristik turbiditasnya tinggi (kekeruhan
yang menyebabkan air berwarna coklat). Bentuknya hanya berupa bak sederhana,
fungsinya untuk pengendapan partikel-partikel diskrit dan berat seperti pasir, dll.
Selanjutnya air dipompa ke bangunan utama pengolahan air bersih yakni WTP.

7
3. WTP (Water Treatment Plant)
Ini adalah bangunan pokok dari sistem pengolahan air bersih. Bangunan ini beberapa
bagian, yakni conditioning, koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi dan desinfeksi.

Gambar 2.2 Tahap – tahap pengolahan air di water Treatment Plant

a. conditioning
conditioning merupakan tahap untuk melakukan pengaturan PH, penambahan
kekeruhan , pra-sedimentasi yaitu pengendapan pasir diskrit.
b. Koagulasi
Disinilah proses kimiawi terjadi, pada proses koagulasi ini dilakukan proses
destabilisasi partikel koloid, karena pada dasarnya air sungai atau air kotor biasanya
berbentuk koloid dengan berbagai partikel koloid yang terkandung didalamnya. Tujuan
proses ini adalah untuk memisahkan air dengan pengotor yang terlarut didalamnya,
analoginya seperti memisahkan air pada susu kedelai. Pada unit ini terjadi rapid mixing
(pengadukan cepat) agar koagulan dapat terlarut merata dalam waktu singkat. Bentuk
alat pengaduknya dapat bervariasi, selain rapid mixing, dapat menggunakan hidrolis
(hydrolic jump atau terjunan) atau mekanis (menggunakan batang pengaduk).

c. Flokulasi
Selanjutnya air masuk ke unit flokulasi. Tujuannya adalah untuk membentuk dan
memperbesar flok (pengotor yang terendapkan). Di sini dibutuhkan lokasi yang
alirannya tenang namun tetap ada pengadukan lambat (slow mixing) supaya flok
menumpuk. Untuk meningkatkan efisiensi, biasanya ditambah dengan senyawa kimia
yang mampu mengikat flok-flok tersebut.

8
Gambar 2.3 koagulasi dan flokulasi

d. Sedimentasi
Bangunan ini digunakan untuk mengendapkan partikel-partikel koloid yang sudah
didestabilisasi oleh unit sebelumnya. Unit ini menggunakan prinsip berat jenis. Berat
jenis partikel kolid (biasanya berupa lumpur) akan lebih besar daripada berat jenis air.
Pada masa kini, unit koagulasi, flokulasi dan sedimentasi telah ada yang dibuat
tergabung yang disebut unit aselator.

Gambar 2.4 Sedimentasi


Faktor – faktor yang mempengaruhi sedimentasi :
 Ukuran, bentuk dan berat partikel
 Viskositas

9
 Temperatur
 Kecepatan aliran
 Luas permukaan
 Pengaturan outlet dan inlet

e. Filtrasi
Sesuai dengan namanya, filtrasi adalah untuk menyaring dengan media butiran.
Media butiran ini biasanya terdiri dari antrasit, pasir silica dan kerikil silica dengan
ketebalan berbeda. Cara ini dilakukan dengan metode gravitasi.

Gambar 2.5 Filtrasi

f. Desinfeksi
Setelah bersih dari pengotor, masih ada kemungkinan ada kuman dan bakteri yang
hidup, sehingga ditambahkanlah senyawa kimia yang dapat mematikan kuman ini,
biasanya berupa penambahan chlor, ozonisasi, UV, pemabasan, dan lain-lain sebelum
masuk ke bangunan selanjutnya, yakni reservoir.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
 Terdapat beberapa parameter untuk air yaitu paramter fisika, kimia, dan biologi.
 untuk air memiliki beberapa standar yang harus di penuhi yaibu berdasarkan standar
kualitas, kuantitas dan kontinuitas
 konfigurasi pengolahan air disesuaikan dengan tingkat koloid yang terkandukng
didalam sumber air tersebut.
 Untuk memenuhi standar air untuk industri dilakukan penggolahan dengan
menggunakan tahap – tahap pengolahan yang menggunkan teknologi – teknologi
yang disesuaikan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Agung Subyakto. . Teknologi Pengolahan Air Untuk Industri.


https://id.scribd.com/doc/49679775/1PENGOLAHAN-AIR-UNTUK-
INDUSTRI. Diakses 30 April 2016

Anonim. Water Treatmen : Pengolahan Air.


http://sanfordlegenda.blogspot.co.id/2012/10/Water-Treatment-Tahap-tahap-
pengolahan-air.html. Diakses 23 APril 2016

PDAM Titra Moedal. 2014. Proses Pengolahan Air.


http://www.pdamkotasmg.co.id/produksi/proses-pengolahan.html. diakses 23
April 2016
PT Arun. . Manual Operating Utilities Plant vol 2. PT Arun. Aceh Utara

iii

Anda mungkin juga menyukai