UNTUK INDUSTRI
OLEH :
Nama : Nanda Yunisa
NIM : 1432402038
Kelas : Migas 2a
Dosen Pembimbing : Zulkifli, ST, MT
Segala puji bagi Allah SWT sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah
“Teknologi Pengolahan Air Untuk Industri ” ini sebagai pemenuhan pembuatan tugas..
Makalah ini disusun dengan menggunakan bahasa yang sederhana sehingga dapat mudah
dimengerti oleh para pembaca. Makalah ini berisi tentang gambar dan penjelasan mengenai
pengolahan air yang dilakukan di industri.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Ada berbagai macam cara sederhana yang dapat kita gunakan untuk mendapatkan air
bersih, dan cara yang paling mudah dan paling umum digunakan adalah dengan membuat
saringan air, dan bagi kita mungkin yang paling tepat adalah membuat penjernih air atau
saringan air sederhana. Perlu diperhatikan, bahwa air bersih yang dihasilkan dari proses
penyaringan air secara sederhana tersebut tidak dapat menghilangkan sepenuhnya garam
yang terlarut di dalam air, maka untuk memperoleh air yang memenuhi standara diperlukan
tahap – tahap penjernihan yang di sesuaikan dengan kondisi air.
Industri melakukan pengolah air yang disesuaikan dengan kebutuhan inustri tersebut
dengan menggunakan teknologi – teknologi pengolahan yang membuat pengolahan air
menjadi cepat dan ekonomis.
1
1.3 Tujuan
Dapat mengetahui parameter – parameter air
Dapat mengetahui kriteria air
Dapat mengetahui konfigurasi pengolahan air
Dapat mengetahui pengolahan air pada industri.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air
Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui
sampai saat ini di Bumi. Air menutupi hampir 71% permukaan Bumi. Terdapat 1,4 triliun
kilometer kubik (330 juta mil³) air yang tersedia di Bumi.Air sebagian besar terdapat di laut
yang merupakan air asin dan daratan yang merupaka air tawar.
Lapisan air didunia ini dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu air permukaan
dan air tanah. Air permukaan adalah air yang terdapat diatas permukaan tanah yang terdiri
dari perairan darat yang berasal dari danau, sungai dan rawa, dan air tanah air tanah adalah
air yang berada di bawah permukaan tanah yang terdiri dari air tanah preatis, yaitu air tanah
yang terletak di atas lapisan kedap air (impermeable), tidak jauh dari permukaan tanah dan
air tanah artesis adalah air tanah yang letaknya jauh di dalam tanah, diantara dua lapisan
batuan yang tidak dapat ditembus air atau lapisan kedap air.
3
a. Parameter Fisika
Suspended solid (>1,0-3 mm)
Koloid (1,0 - 6 m - 1,0 - 3 mm)
Turbiditas (absorbed/scattered)
Warna (dissolved solid, <10-6 mm)
Zat tannin pada kayu dan humus,(warna kuning)
Oksida besi, (warna merah)
Oksida mangan,(warna coklat/hitam)
Rasa dan bau
Temperatur
b. Parameter Kimia
Major constituents (1-1000 mg/L) yaitu Sodium, calcium, magnesium,
bicarbonate, sulfate, chloride.
Secondary constituens (0.01-10 mg/L) yaitu iron, strontium, potassium,
carbonate, nitrate, flouride, boron, silica.
Alkalinitas yaitu jumlah ion dalam air yang akan bereaksi dengan ion hidrogen,
Sumber: bikarbonat (HCO3-), karbonat (CO32-) hidroksida (OH-), HSiO3- H2BO3-
dll.
Kesadahan (Hardness) yaitu konsentrasi kation logam dalam larutan. Dalam kondisi
supersaturasi (sangat jenuh) akan bereaksi dengan anion membentuk endapan,
seperti florida, logam karsinogenik.
Zat organic yaitu BOD (Biochemical Oxygen Demand): jumlah oksigen yang
digunakan oleh mikroba untuk mengkonsumsi zat organik, nutrien (untuk
pertumbuhan) seperti karbon, nitrogen dan fosfor.
c. Parameter Biologi
Pengotor yang membahayakan sifatnya patogen , bakteri yang menyebabkan kolera
(bakteri Vibrio comma), tifus (bakteri Salmonella thyposa), virus diare, meningitis,
hepatitis. Protozoa (hewan tingkat terendah) dan Helminth (parasitic worms).
4
2.3 Sumber Air
Terdapat beberapa sumber air yaitu :
Air hujan : Kurang mineral, Tergantung musim
Air tanah : biasanya bila dangkal dan kuantitas terbatas, kualitas tergantung air
permukaan, kontinuitas tergantung infiltrasi. Air tanah dalam : kuantitas relative
cukup, kualitas cukup baik, namun kontinuitas tidak terjamin.
Mata air : kuantitas kecil, kualitas relatif bagus, kontinuitas belum tentu terjamin.
Air permukaan : Sungai, kuantitas dapat diandalkan, namun kualitasnya sedang-
buruk, kontinuitas membutuhkan studi hidrologi.
Danau dan Laut : membutuhkan teknologi tinggi.
5
2.5 Pengolahan Air Bersih
Pengolahan air bersih dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain:
Secara fisika : tidak ada penambahan zat kimia (aditif), contoh: pengendapan,
filtrasi, adsorpsi, dll.
Secara kimiawi : penambahan bahan kimia sehingga terjadi reaksi kimia. Contoh
penyisihan logam berat, pelunakan, netralisasi, klorinasi, ozonisasi, UV, dsb.
Secara biologi : memanfaatkan aktivitas mikroorganisme. Contoh saringan pasir
lambat.
Jenis pengolahan air bersih secara umum yaitu: penjernihan, bertujuan untuk
menurunkan kekeruhan, Fe dan Mn. Pelunakan, bertujuan menurunkan kesadahan air dan
desinfeksi, bertujuan membunuh bakteri pathogen.
6
2.6.1 Konfigurasi Penjernihan Air
konfigurasi penjernihan air isesuaikan dengan tingkat koloit yang terkandung dalam
air yang akan di olah. Konfigurasinya yaitu :
Secara umum, tahap – tahap pengolahan air bersih di industri adalah sebagai berikut :
1. Bangunan Intake (Bangunan Pengumpul Air)
Bangunan intake berfungsi sebagai bangunan pertama untuk masuknya air dari sumber
air. Sumber air utamanya diambil dari air sungai. Pada bangunan ini terdapat bar screen
(penyaring kasar) yang berfungsi untuk menyaring benda-benda yang ikut tergenang dalam
air, misalnya sampah, daun-daun, batang pohon, dsb.
7
3. WTP (Water Treatment Plant)
Ini adalah bangunan pokok dari sistem pengolahan air bersih. Bangunan ini beberapa
bagian, yakni conditioning, koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi dan desinfeksi.
a. conditioning
conditioning merupakan tahap untuk melakukan pengaturan PH, penambahan
kekeruhan , pra-sedimentasi yaitu pengendapan pasir diskrit.
b. Koagulasi
Disinilah proses kimiawi terjadi, pada proses koagulasi ini dilakukan proses
destabilisasi partikel koloid, karena pada dasarnya air sungai atau air kotor biasanya
berbentuk koloid dengan berbagai partikel koloid yang terkandung didalamnya. Tujuan
proses ini adalah untuk memisahkan air dengan pengotor yang terlarut didalamnya,
analoginya seperti memisahkan air pada susu kedelai. Pada unit ini terjadi rapid mixing
(pengadukan cepat) agar koagulan dapat terlarut merata dalam waktu singkat. Bentuk
alat pengaduknya dapat bervariasi, selain rapid mixing, dapat menggunakan hidrolis
(hydrolic jump atau terjunan) atau mekanis (menggunakan batang pengaduk).
c. Flokulasi
Selanjutnya air masuk ke unit flokulasi. Tujuannya adalah untuk membentuk dan
memperbesar flok (pengotor yang terendapkan). Di sini dibutuhkan lokasi yang
alirannya tenang namun tetap ada pengadukan lambat (slow mixing) supaya flok
menumpuk. Untuk meningkatkan efisiensi, biasanya ditambah dengan senyawa kimia
yang mampu mengikat flok-flok tersebut.
8
Gambar 2.3 koagulasi dan flokulasi
d. Sedimentasi
Bangunan ini digunakan untuk mengendapkan partikel-partikel koloid yang sudah
didestabilisasi oleh unit sebelumnya. Unit ini menggunakan prinsip berat jenis. Berat
jenis partikel kolid (biasanya berupa lumpur) akan lebih besar daripada berat jenis air.
Pada masa kini, unit koagulasi, flokulasi dan sedimentasi telah ada yang dibuat
tergabung yang disebut unit aselator.
9
Temperatur
Kecepatan aliran
Luas permukaan
Pengaturan outlet dan inlet
e. Filtrasi
Sesuai dengan namanya, filtrasi adalah untuk menyaring dengan media butiran.
Media butiran ini biasanya terdiri dari antrasit, pasir silica dan kerikil silica dengan
ketebalan berbeda. Cara ini dilakukan dengan metode gravitasi.
f. Desinfeksi
Setelah bersih dari pengotor, masih ada kemungkinan ada kuman dan bakteri yang
hidup, sehingga ditambahkanlah senyawa kimia yang dapat mematikan kuman ini,
biasanya berupa penambahan chlor, ozonisasi, UV, pemabasan, dan lain-lain sebelum
masuk ke bangunan selanjutnya, yakni reservoir.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Terdapat beberapa parameter untuk air yaitu paramter fisika, kimia, dan biologi.
untuk air memiliki beberapa standar yang harus di penuhi yaibu berdasarkan standar
kualitas, kuantitas dan kontinuitas
konfigurasi pengolahan air disesuaikan dengan tingkat koloid yang terkandukng
didalam sumber air tersebut.
Untuk memenuhi standar air untuk industri dilakukan penggolahan dengan
menggunakan tahap – tahap pengolahan yang menggunkan teknologi – teknologi
yang disesuaikan.
11
DAFTAR PUSTAKA
iii