Abtrak : Usia lanjut merupakan suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh
semua orang dan terjadinya tidak bisa dihindari oleh siapapun. Bertambahnya
usia lansia dapat menimbulkan berbagai masalah baik secara fisik, psikis, ada
lagi perubahan kondisi sosial, Lansia menarik diri dari lingkungan sekitarnya
karena Interaksi sosial yang tidak baik sehingga menyebabkan kualitas hidup
yang tidak baik. Tujuan penelitian ini untuk menganalisa hubungan interaksi
sosial dan kualitas hidup lansia di Wilayah kerja puskesmas Baloi permai Kota
Batam Tahun 2017. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif analitik
dengan rancangan cross sectional. Teknik pengambilan sampel pada penelitian
yaitu purposive sampling dengan jumlah 62 sampel. Hasil penelitian didapatkan
mayoritas interaksi sosial baik sebanyak 33 Lansia (53,2%) dan Kualitas hidup
Lansia Mayoritas baik berjumlah lansia (53,2%) didapat nilai p value 0,000 <
0,05. Artinya ini menunjukkan ada hubungan interaksi sosial dengan kualitas hid
up lansia.
.
Kata Kunci : Interaksi Sosial, Kualitas Hidup, Lansia
PENDAHULUAN
Usia lanjut merupakan suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua
orang dan terjadinya tidak bisa dihindari oleh siapapun. World Health
Organization menetapkan usia lebih dari 60 tahun sebagai usia yang
menunjukkan proses menua. Proses menua merupakan proses alamiah yang
berarti seseorang telah melalui tahapan yang berbeda, baik secara biologi
maupun psikologi. (WHO, 2010,dalam sianifar 2013).
Menurut WHO, di kawasan Asia Tenggara populasi Lansia sebesar 8%
atau sekitar 142 juta jiwa. Pada tahun 2050 diperkirakan populasi Lansia
meningkat 3 kali lipat dari tahun ini. Pada tahun 2000 jumlah Lansia sekitar
5,300,000 (7,4%) dari total polulasi, sedangkan pada tahun 2010 jumlah Lansia
24,000,000 (9,77%) dari total populasi, dan tahun 2020 diperkirakan jumlah
Lansia mencapai 28,800,000 (11,34%) dari total populasi. Sedangkan di
Indonesia sendiri pada tahun 2020 diperkirakan jumlah Lansia sekitar
80.000.000. (Depkes 2015).
Berdasarkan data statistik Indonesia (2014) tentang penduduk 60 tahun ke
atas di kepulauan Riau berjumlah 42.316 orang. Dan hasil laporan sistem
pencatatan kesehatan kelompok lanjut usia Dinas Kesehatan Kota Batam tahun
2016 jumlah lansia berusia 60 tahun ke atas sebanyak 48.943 ,dengan Jumlah
lansia tertinggi terdapat di puskesmas baloi permai dengan jumlah 7.944 jiwa
dan kedua di puskesmas Sei panas dengan jumlah 7.121 dan ketiga di
puskesmas batu aji dengan jumlah 4.611. data jumlah lansia terlampir. (Dinkes
Batam 2016).
Interaksi sosial merupakan hubungan timbal balik atau hubungan yang
saling mempengaruhi antar manusia yang berlangsung sepanjang hidupnya
didalam masyarakat. Interaksi sosial dapat berdampak positif terhadap kualitas
hidup karena dengan adanya interaksi sosial maka lansia tidak merasa kesepian,
oleh sebab itu interaksi sosial harus tetap dipertahankan dan dikembangkan
pada kelompok lansia. sosialnya melalui (Noorkasiani, 2009).
Kualitas hidup merupakan satu komponen utama yang bersifat subyektif
untuk kesejahteraan hidup manusia. Komponen dari kualitas hidup salah satunya
adalah kepuasan hidup. ada banyak hal yang dapat menciptakan munculnya
kepuasan akan hidup pada lansia salah satunya apabila lansia mampu
menyelesaikan tugas–tugas perkembangan. Adapun tugas–tugas perkembangan
lansia adalah menyesuaikan diri dengan, membentuk hubungan dengan orang
lain yang seusia dan menyesuaikan diri dengan interaksi sosial (Diener, dkk,
1998, dalam sianipar , 2013).
METODE PENELITIAN
Desain penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan
atau desain penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional.
Penelitian ini dilakukan di Wiayah kerja puskesmas baloi Permai Kota Batam
pada tanggal o6 – 19 september 2017.
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh lansia yang tinggal di wilayah
kerja puskesmas baloi permai kota batam tahun 2017 yaitu sebanyak 7.944 dan
sampel yang diambil 62 orang teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu
purposive sampling. Instrument penelitian menggunakan kuesioner interaksi
sosial 5 pertanyaan dan kualitas hidup 26 pertanyaan. Uji statistik ini untuk
melihat hubungan interaksi sosial dengan kualitas hidup lansia di Wilayah kerja
puskesmas Baloi permai kota batam, data dianalisis dengan mengunakan uji chi-
square dengan tingkat kepercayaan CI = 95%, α=0,05 dengan ρ≤ 0,05. Jika ρ>
0.05 Ho \diterima (tidak ada hubungan yang bermakna), sebaliknya jika ρ< 0.05
Ho ditolak maka Ha yang diterima (ada hubungan yang bermakna). Analisa data
menggunakan bantuan software komputer.
HASIL
Dari Dari hasil uji statistik diperoleh bahwa nilai p= 0,000 atau nilai p < 0,05
Ha diterima sedangkan HO ditolak, hal ini menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara Interaksi Sosial dengan Kualitas Hidup Lansia
di Wilayah kerja Puskesmas Baloi Permai Kota Batam tahun 2017.
PEMBAHASAN
Interaksi Sosial
Hasil penelitian ini menunjukan dari 62 lansia sebagian besar dengan interaksi
sosial baik berjumlah 33 orang ( 53,2%). Dan terdapat 29 orang (46,8%) yang
interaksi sosial tidak baik.
Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dikemukakan Oleh Yuli pada tahun
(2014) Teori aktivitas atau kegiatan (activity theory) menyatakan bahwa Lansia
yang selalu aktif dan mengikuti banyak kegiatan sosial adalah lansia yang
sukses. Aktifitas sosial pada lansia dapat menurunkan kecemasan pada lansia
karena lansia dapat berbagi dengan sesama lansia lain melalui aktifitas yang
dilakukan bersama dalam kehidupan bermasyarakat. Sehingga dengan adanya
aktifitas sosial dalam hidupnya maka dapat meningkatkan kualitas hidup lansia.
Interaksi sosial merupakan hubungan timbal balik atau hubungan yang saling
mempengaruhi antar manusia yang berlangsung sepanjang hidupnya didalam
masyarakat. Interaksi sosial dapat berdampak positif terhadap kualitas hidup
karena dengan adanya interaksi sosial maka lansia tidak merasa kesepian, oleh
sebab itu interaksi sosial harus tetap dipertahankan dan dikembangkan pada
kelompok lansia. Kemampuan lanjut usia untuk terus menjalin interaksi sosial
merupakan kunci mempertahankan status sosialnya berdasarkan kemampuanny
a bersosialisasi (Noorkasiani, 2009).
hasil pengelolaan kuesioner di dapat kan 29 lansia (46,8%) yang interaksi
sosial tidak baik, hal ini di karenakan Lansia tidak Aktif dalam aktivitas di
lingkungan sekitar seperti Posyandu Lansia, rapat dan kegiatan-kegiatan lainnya
menurut lansia merasa tidak ada gunanya lagi untuk mengikuti kegiatan tersebut,
dan ada sebagian Lansia tidak bisa mengikuti kegiatan di karenakan
sakit.sedangkan 33 orang( 53,2%) yang interaksi sosial baik aktif di aktivitas di
lingkungan, selalu menyapa teman jika berjumpa teman dijalan, selalu
menjenguk teman yang sakit.
Dari hasil penelitian peneliti dimana lansia yang tidak bersekolah memiliki
interaksi sosial yang rendah dibandingkan dengan lansia yang bersekolah
sejalan dengan teori mengemukakan bahwa Interaksi Sosial seseorang Akan
meningkat berdasarkan Tingkat pendidikannya. Untuk Jenis kelamin perempuan
memiliki interaksi sosial yang lebih tinggi di bandingkan laki-laki.
Kualitas hidup
Hasil penelitian ini di dapatkan sebagian besar lansia memiliki Kualitas hidup
yang baik dengan jumlah 33 Lansia (53,2%)dan yang tidak baik berjumlah 29
Lansia ( 46,8%)
Hasil penelitian ini sejalan dengan Teori Diener, dkk, 1998 dalam sianipar,
2013. Kualitas hidup merupakan satu komponen utama yang bersifat subyektif
untuk kesejahteraan hidup manusia.Komponen dari kualitas hidup salah satunya
adalah kepuasan hidup. Kepuasan hidup selalu mengorientasikan diri pada
proses pengalaman masa lalu dan masa kini.
Menurut WHOQOL Group (1994;menyebutkan bahwa kualitas hidup
dipengaruhi oleh kesehatan fisik, kesehatan psikologis, hubungan sosial, dan
aspek lingkungan. Empat domain kualitas hidup diidentifikasi sebagai suatu
perilaku, status keberadaan, kapasitas potensial, dan persepsi atau pengalaman
subjektif (WHOQOL Group, dalam Ratna, 2008 ). Jika kebutuhan-kebutuhan
tersebut tidak terpenuhi, akan timbul masalah-masalah dalam kehidupan lanjut
usia yang akan menurunkan kualitas hidupnya.
Hasil pengeolaan kuesioner didapatkan 33 lansia (53,2%). dengan kualitas
hidup baik di karenakan puas dengan kesehatannya, hubungan sosial, dukungan
sosial dan puas dalam kemampuan aktivitas kehidupan sehari-hari.
Dari hasil penelitian peneliti dimana lansia yang tidak bersekolah memiliki
kualitas Hidup yang rendah dibandingkan dengan lansia yang bersekolah sejalan
dengan teori mengemukakan bahwa kualitas hidup seseorang yang memiliki
tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan memiliki kualitas hidup yang lebih baik..
Untuk Jenis kelamin perempuan memiliki kualitas hidup yang lebih tinggi di
bandingkan laki-laki.
KESIMPULAN
Berdasakan hasil penelitian Hubungan Interaksi Sosial Dengan Kualitas Hidup
Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Baloi Permai Kota Batam Tahun 2017 dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Baloi Permai Mayoritas dengan interaksi
sosial baik .
2. Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Baloi Permai Mayoritas dengan dengan
kualitas hidup baik.
3. Nilai p= 0,000 < 0,05. Hal ini berarti ada Hubungan yang signifikan antara
Interkasi Sosial dengan Kualitas Hidup di Wilayah kerja Kota Batam Tahun
2017.
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat diberi saran sebagai berikut :
1. Bagi lansia
Bagi lansia lebih meningkatkan interaksi sosial dengan Masyarakat yang
tinggal di lingkungan sekitar,bagi lansia yang masih mampu untuk
beraktifitasdi sarakan aktif mengikuti kegiatan-kegiatan yang di adakan pihak
puskesmas maupun masyarakat seperti senam Lansia, posyandu lansia,
rapat dan kegiatan-kegiatan lainnya yang agar Lansia tidak merasa kesepian ,
depresi dan kualitas hidup yang buruk.
2. Bagi Puskesmas Baloi Permai
Diharapkan kepada pihak Puskesmas Baloi Permai perlu adanya Peningkatan
kegiatan untuk Lansia agar Lansia bisa saling berinteraksi Sosial atu sama
Lain, dan memberikan informasi ke Lansia Penting nya hubungan Sosial.
3. Bagi Peneliti selanjutnya
Disarankan untuk peneliti selanjutnya untuk lebih mengembangkan lagi hasil
dari penelitian ini ketahap yang lebih tinggi sehingga menyempurnakan
penelitian ini dengan variabel-variabel lain yang mempengaruhi tentang
kualitas hidup lansia.
4. Bagi Institusi Pendidikan
Disarankan kepada institusi pendidikan untuk memberikan materi tentang
interaksi sosial dan kualitas hidup pada lansia dimaksudkan supaya
mahasiswa dan mahasiswi lebih memahami apa yang terjadi pada kehidupan
lansia dan dapat memberikan asuhan keperawatan yang lebih baik kepada
lansia ketika praktik lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Andreas. 2012. Interaksi Sosial Dan Kualitas Hidup Lansia Di Kelurahan Lansot
Kecamatan Tomohon Selatan. huhttp://igenursing.weebly.com/uploads/1/4/
3/9/14390416/fix_jku_andreas.pdf akses bulan januari 2017.
Data Dinas Kesehatan Kota Batam, (2016) . Data Lansia Seluruh Kota Batam.
Pemerintah Kota Batam.
Hwang, Liang, Chiu, & Lin. 2003. Suitability Of The Whoqol-Bref For Community-
Dwelling Older People In Taiwan. Global Health Action.
Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. 4 ed. Renata K,
editor. Jakarta: EGC.
Pradono, J., Hapsari, D., & Sari, P. 2007. Kualitas Hidup Penduduk Indonesia
Menurut International Classification Of Functioning, Disability And Health
(Icf) Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya (Analisis Lanjut Data
Riskesdas 2007). Jakarta : Pusat Penelitian Dan Pengembangan Ekologi
Dan Status Kesehatan, (3).
Roza Nelli dan Masitoh Tambubolon. 2014 Modul dan panduan skripsi S1
keperawatan Stikes Mitra Bunda Persada Batam
Salim, O. C., Sudharma, N. I., Kusumaratna, R. K., & Hidayat, A. 2007. Validitas
Dan Reliabilitas World Health Organization Quality Of Life -Bref Untuk
Mengukur Kualitas Hidup Lanjut Usia, 26(1), 27–38.
Sanjaya, A., & Rusdi, I. (2012). Hubungan Interaksi Sosial Dengan Kesepian
Pada Lansia. Naskah publikasi, Universitas Sumatera Utara. Akses 16
Januari 2017. http://jurnal.usu.ac.id/index.php/jkh/article/downloadSuppFile/
313/73
Soejono, Probosuseno, S. N. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi V Jilid I
(P. 845). Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Subadi, T. 2009. Sosiologi Dan Sosiologi Pendidikan. (R. Farida, Ed.). Surakarta:
Fairuz Media Duta Pertama Ilmu.
Widodo, hariadi. 2015. Hubungan interaksi sosial dengan kualitas hidup lansia di
wilayah kerja puskesmas pekauman banjarmasin.
Ojs.dinamikakesehatan.stikessarimulia.ac.id/index.php/dksm/article/vien/56
di akses pada tanggal 19 September.
WHO. 2004. WHO Quality Of Life Bref. Geneva: World Health Organization.
Wongpakaran N, D. 2013. The Use Of Gds-15 In Detecting Mdd: A Comparison
Between Residents In A Thai Long Term Care Home And Geriatric
Outpatients. Chiang Mai. J Clin Med Res, 5(2), 101–11.
Yuli, R. 2014. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik. (T. Ari, Ed.). Jakarta: Cv.
Trans Info Media.
Yuliati, A., Baroya, N., & Ririanty, M. 2014. Perbedaan Kualitas Hidup Lansia
Yang Tinggal Di Komunitas Dengan Di Pelayanan Sosial Lanjut Usia ( The
Different Of Quality Of Life Among The Elderly Who Living At Community
And Social Services ), 2(1), 87–94.
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Hubungan Interaksi sosial dengan Kualitas
Hidup lansia di Wilayah kerja puskesmas Baloi permai kota Batam
kualitas hidup
Tidak baik Baik Total
Intraksi sosial P. Value
N % N % N %
Tidak baik 21 72,40 8 27,60 29 100
Baik 8 27,60 25 75,80 33 100 0.000
29 46,80 33 53,20 62 100
Jumlah