Anda di halaman 1dari 12

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP LANSIA

DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS BALOI


PERMAI KOTA BATAM TAHUN 2017

Roza Erda, Skm.MM


Deliana ayu putri

Program studi Ners Stikes Mitra Bunda Persada Batam


Roza_erda@yahoo.com
Abtract : Old age is an event that will surely be experienced by all people and the
happening can not be avoided by anyone. Increasing the age of the elderly can
cause various problems either physically, psychically, there is another change in
social conditions, Elderly withdraw from the surrounding environment because of
bad social Interaction resulting in poor quality of life. The purpose of this study to
analyze the relationship of social interaction and quality of life of the elderly in
Puskesmas working area is scenic Baloi Batam Year 2017. The research method
used is descriptive analysis with cross sectional. The sampling technique in
this research is purposive sampling with 62 samples.The results showed the
majority of interaction s osial well as 33 elderly (53,2%) Seniors' Quality of life
and a good majority of the 33 elderly (53,2%) obtained 0,000 p value <0.05. that
is This suggests there is a relationship interak si social with quality life
elderly.

Keywords : Social Interaction, Quality of Life, Elderly

Abtrak : Usia lanjut merupakan suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh
semua orang dan terjadinya tidak bisa dihindari oleh siapapun. Bertambahnya
usia lansia dapat menimbulkan berbagai masalah baik secara fisik, psikis, ada
lagi perubahan kondisi sosial, Lansia menarik diri dari lingkungan sekitarnya
karena Interaksi sosial yang tidak baik sehingga menyebabkan kualitas hidup
yang tidak baik. Tujuan penelitian ini untuk menganalisa hubungan interaksi
sosial dan kualitas hidup lansia di Wilayah kerja puskesmas Baloi permai Kota
Batam Tahun 2017. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif analitik
dengan rancangan cross sectional. Teknik pengambilan sampel pada penelitian
yaitu purposive sampling dengan jumlah 62 sampel. Hasil penelitian didapatkan
mayoritas interaksi sosial baik sebanyak 33 Lansia (53,2%) dan Kualitas hidup
Lansia Mayoritas baik berjumlah lansia (53,2%) didapat nilai p value 0,000 <
0,05. Artinya ini menunjukkan ada hubungan interaksi sosial dengan kualitas hid
up lansia.

.
Kata Kunci : Interaksi Sosial, Kualitas Hidup, Lansia
PENDAHULUAN
Usia lanjut merupakan suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua
orang dan terjadinya tidak bisa dihindari oleh siapapun. World Health
Organization menetapkan usia lebih dari 60 tahun sebagai usia yang
menunjukkan proses menua. Proses menua merupakan proses alamiah yang
berarti seseorang telah melalui tahapan yang berbeda, baik secara biologi
maupun psikologi. (WHO, 2010,dalam sianifar 2013).
Menurut WHO, di kawasan Asia Tenggara populasi Lansia sebesar 8%
atau sekitar 142 juta jiwa. Pada tahun 2050 diperkirakan populasi Lansia
meningkat 3 kali lipat dari tahun ini. Pada tahun 2000 jumlah Lansia sekitar
5,300,000 (7,4%) dari total polulasi, sedangkan pada tahun 2010 jumlah Lansia
24,000,000 (9,77%) dari total populasi, dan tahun 2020 diperkirakan jumlah
Lansia mencapai 28,800,000 (11,34%) dari total populasi. Sedangkan di
Indonesia sendiri pada tahun 2020 diperkirakan jumlah Lansia sekitar
80.000.000. (Depkes 2015).
Berdasarkan data statistik Indonesia (2014) tentang penduduk 60 tahun ke
atas di kepulauan Riau berjumlah 42.316 orang. Dan hasil laporan sistem
pencatatan kesehatan kelompok lanjut usia Dinas Kesehatan Kota Batam tahun
2016 jumlah lansia berusia 60 tahun ke atas sebanyak 48.943 ,dengan Jumlah
lansia tertinggi terdapat di puskesmas baloi permai dengan jumlah 7.944 jiwa
dan kedua di puskesmas Sei panas dengan jumlah 7.121 dan ketiga di
puskesmas batu aji dengan jumlah 4.611. data jumlah lansia terlampir. (Dinkes
Batam 2016).
Interaksi sosial merupakan hubungan timbal balik atau hubungan yang
saling mempengaruhi antar manusia yang berlangsung sepanjang hidupnya
didalam masyarakat. Interaksi sosial dapat berdampak positif terhadap kualitas
hidup karena dengan adanya interaksi sosial maka lansia tidak merasa kesepian,
oleh sebab itu interaksi sosial harus tetap dipertahankan dan dikembangkan
pada kelompok lansia. sosialnya melalui (Noorkasiani, 2009).
Kualitas hidup merupakan satu komponen utama yang bersifat subyektif
untuk kesejahteraan hidup manusia. Komponen dari kualitas hidup salah satunya
adalah kepuasan hidup. ada banyak hal yang dapat menciptakan munculnya
kepuasan akan hidup pada lansia salah satunya apabila lansia mampu
menyelesaikan tugas–tugas perkembangan. Adapun tugas–tugas perkembangan
lansia adalah menyesuaikan diri dengan, membentuk hubungan dengan orang
lain yang seusia dan menyesuaikan diri dengan interaksi sosial (Diener, dkk,
1998, dalam sianipar , 2013).

METODE PENELITIAN
Desain penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan
atau desain penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional.
Penelitian ini dilakukan di Wiayah kerja puskesmas baloi Permai Kota Batam
pada tanggal o6 – 19 september 2017.
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh lansia yang tinggal di wilayah
kerja puskesmas baloi permai kota batam tahun 2017 yaitu sebanyak 7.944 dan
sampel yang diambil 62 orang teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu
purposive sampling. Instrument penelitian menggunakan kuesioner interaksi
sosial 5 pertanyaan dan kualitas hidup 26 pertanyaan. Uji statistik ini untuk
melihat hubungan interaksi sosial dengan kualitas hidup lansia di Wilayah kerja
puskesmas Baloi permai kota batam, data dianalisis dengan mengunakan uji chi-
square dengan tingkat kepercayaan CI = 95%, α=0,05 dengan ρ≤ 0,05. Jika ρ>
0.05 Ho \diterima (tidak ada hubungan yang bermakna), sebaliknya jika ρ< 0.05
Ho ditolak maka Ha yang diterima (ada hubungan yang bermakna). Analisa data
menggunakan bantuan software komputer.

Prosedur Pengumpulan data


1.Tahap Persiapan
Persiapan penelitian melalui langkah-langkah sebagai berikut :
a.Pengajuan judul skripsi
b.Pembuatan proposal penelitian
c.Konsultasi atau bimbingan proposal penelitian
d.Studi pendahuluan
e.Izin sidang proposal dan penyerahan proposal penelitian
f. Seminar proposal penelitian
g.Pembuatan surat izin penelitian di wilayah terkait
2. Tahap Pelaksanaan
a. Izin penelitian
b.Mendapatkan informed consent dari responden
c. Penyebaran kuesioner
d. Melakukan pengumpulan data
e. Melakukan pengolahan dan analisa data
3. Tahap Akhir
a. Menyusun laporan hasil penelitian
b. Sidang hasil penelitian

Pengelolaan dan Analisa data


1. Pengolahan data
Hasil dari pengumpulan data diolah dengan menggunakan software
statistik yang digunakan dalam mengolah data univariat, bivariat. Adapun
tahap-tahap dalam pengolahan data yang telahdilakukan adalah sebagai
berikut:
a. Editing
Langkah ini di lakukan untuk mengantisipasi kesalahan dari data yang
telah di kumpulkan ,juga memonitoring jangan sampai terjadi kekosongan
dari data yang di butuhkan.
b. Coding
Untuk memudahkan dalam pengolaan data maka setiap jawaban dari
kuisioner yang telah di sebarkan diambil kode dengan karakter masing-
masing ,kegiatan pemberian kode numeric terhadap data yang terdiri atas
beberapa kategori.pemberian ode ini sangat penting bila pengolahan dan
analisis data menggunakan computer.
c. Processing
Dilakukan dengan cara mengentery data setelah diedit dan dikoding.
d.Transfering
Dilakukan dengan cara memindahkan isi lembaran data ke dalam tabel
untuk memudahkan perhitungan statistik analisa data yang digunakan
dengan menghitung distribusi masing-masing variabel yang diteliti.
e. Tabulating
Dilakukan dengan cara memindahkan isi lembaran data ke dalam tabel
untuk memudahkan perhitungan statistik analisa data yang digunakan.
2. Analisa univariat
Analisa data univariat dilakukan dengan menggunakan software statistik untuk
menggambarkan distribusi frekuensi responden dengan menggunakan sistem
proporsi atau porsentase. Dalam penelitian ini analisa univariat dilakukan
untuk menggambarkan porsentase interaksi sosial dan kualitas hidup.
Menggunakan bantuan SPSS versi 19.
3. Analisa bivariat
Analisa bivariate dalam penelitian ini dilakukan untuk mencari hubungan
antara interaksi sosial dengan kualitas hidup pada lansia.Menggunakan
bantuan SPSS versi 20.

HASIL

Berdasarkan Tabel 1 dari 62 Lansia terdapat 33 Lansia Interaksi Sosial


yang baik (100%), dengan 8 Lansia kualitas hidup tidak baik (27,6%) dan 25
Lansia kualitas hidup baik (75,8%). dan dari 29 Lansia interaksi sosial yang tidak
baik (100%) terdapat 21 Lansia dengan kualitas hidup tidak baik (72,4%), 8
Lansia dengan kualitas hidup Baik (27,6%).

Dari Dari hasil uji statistik diperoleh bahwa nilai p= 0,000 atau nilai p < 0,05
Ha diterima sedangkan HO ditolak, hal ini menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara Interaksi Sosial dengan Kualitas Hidup Lansia
di Wilayah kerja Puskesmas Baloi Permai Kota Batam tahun 2017.
PEMBAHASAN

Interaksi Sosial
Hasil penelitian ini menunjukan dari 62 lansia sebagian besar dengan interaksi
sosial baik berjumlah 33 orang ( 53,2%). Dan terdapat 29 orang (46,8%) yang
interaksi sosial tidak baik.
Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dikemukakan Oleh Yuli pada tahun
(2014) Teori aktivitas atau kegiatan (activity theory) menyatakan bahwa Lansia
yang selalu aktif dan mengikuti banyak kegiatan sosial adalah lansia yang
sukses. Aktifitas sosial pada lansia dapat menurunkan kecemasan pada lansia
karena lansia dapat berbagi dengan sesama lansia lain melalui aktifitas yang
dilakukan bersama dalam kehidupan bermasyarakat. Sehingga dengan adanya
aktifitas sosial dalam hidupnya maka dapat meningkatkan kualitas hidup lansia.
Interaksi sosial merupakan hubungan timbal balik atau hubungan yang saling
mempengaruhi antar manusia yang berlangsung sepanjang hidupnya didalam
masyarakat. Interaksi sosial dapat berdampak positif terhadap kualitas hidup
karena dengan adanya interaksi sosial maka lansia tidak merasa kesepian, oleh
sebab itu interaksi sosial harus tetap dipertahankan dan dikembangkan pada
kelompok lansia. Kemampuan lanjut usia untuk terus menjalin interaksi sosial
merupakan kunci mempertahankan status sosialnya berdasarkan kemampuanny
a bersosialisasi (Noorkasiani, 2009).
hasil pengelolaan kuesioner di dapat kan 29 lansia (46,8%) yang interaksi
sosial tidak baik, hal ini di karenakan Lansia tidak Aktif dalam aktivitas di
lingkungan sekitar seperti Posyandu Lansia, rapat dan kegiatan-kegiatan lainnya
menurut lansia merasa tidak ada gunanya lagi untuk mengikuti kegiatan tersebut,
dan ada sebagian Lansia tidak bisa mengikuti kegiatan di karenakan
sakit.sedangkan 33 orang( 53,2%) yang interaksi sosial baik aktif di aktivitas di
lingkungan, selalu menyapa teman jika berjumpa teman dijalan, selalu
menjenguk teman yang sakit.
Dari hasil penelitian peneliti dimana lansia yang tidak bersekolah memiliki
interaksi sosial yang rendah dibandingkan dengan lansia yang bersekolah
sejalan dengan teori mengemukakan bahwa Interaksi Sosial seseorang Akan
meningkat berdasarkan Tingkat pendidikannya. Untuk Jenis kelamin perempuan
memiliki interaksi sosial yang lebih tinggi di bandingkan laki-laki.

Kualitas hidup
Hasil penelitian ini di dapatkan sebagian besar lansia memiliki Kualitas hidup
yang baik dengan jumlah 33 Lansia (53,2%)dan yang tidak baik berjumlah 29
Lansia ( 46,8%)
Hasil penelitian ini sejalan dengan Teori Diener, dkk, 1998 dalam sianipar,
2013. Kualitas hidup merupakan satu komponen utama yang bersifat subyektif
untuk kesejahteraan hidup manusia.Komponen dari kualitas hidup salah satunya
adalah kepuasan hidup. Kepuasan hidup selalu mengorientasikan diri pada
proses pengalaman masa lalu dan masa kini.
Menurut WHOQOL Group (1994;menyebutkan bahwa kualitas hidup
dipengaruhi oleh kesehatan fisik, kesehatan psikologis, hubungan sosial, dan
aspek lingkungan. Empat domain kualitas hidup diidentifikasi sebagai suatu
perilaku, status keberadaan, kapasitas potensial, dan persepsi atau pengalaman
subjektif (WHOQOL Group, dalam Ratna, 2008 ). Jika kebutuhan-kebutuhan
tersebut tidak terpenuhi, akan timbul masalah-masalah dalam kehidupan lanjut
usia yang akan menurunkan kualitas hidupnya.
Hasil pengeolaan kuesioner didapatkan 33 lansia (53,2%). dengan kualitas
hidup baik di karenakan puas dengan kesehatannya, hubungan sosial, dukungan
sosial dan puas dalam kemampuan aktivitas kehidupan sehari-hari.
Dari hasil penelitian peneliti dimana lansia yang tidak bersekolah memiliki
kualitas Hidup yang rendah dibandingkan dengan lansia yang bersekolah sejalan
dengan teori mengemukakan bahwa kualitas hidup seseorang yang memiliki
tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan memiliki kualitas hidup yang lebih baik..
Untuk Jenis kelamin perempuan memiliki kualitas hidup yang lebih tinggi di
bandingkan laki-laki.

Hubungan Interaksi sosial dengan kualitas hidup lansia


Hasil Analisa uji statistik dengan uji Chi Square Test diperoleh Nilai p= 0,000 <
0,05. Hal ini berarti ada Hubungan yang signifikan antara Interkasi Sosial dengan
Kualitas Hidup di Wilayah kerja Puskesmas Baloi Permai Kota Batam Tahun
2017.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh hariadi
widodo, dkk 2016 dengan judul Hubungan Interaksi Sosial Dengan Kualitas
Hidup Pada Lansia DiWilayah Kerja Puskesmas Pekauman Banjarmasin Hasil uji
statistik Chi-Squrae didapatkan p = 0,000 maka p < α maka dapat disimpulkan
bahwa Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada hubungan antara interaksi sosial
dengan kualitas hidup pada lansia di wilayah kerja Puskesmas.Pekauman
Banjarmasin.
Hasil penelitian ini sejalan dengan yang di kemukakan oleh (Noorkasiani,
2009). Interaksi sosial merupakan hubungan timbal balik atau hubungan yang
saling mempengaruhi antar manusia yang berlangsung sepanjang hidupnya
didalam masyarakat. Interaksi sosial dapat berdampak positif terhadap kualitas
hidup karena dengan adanya interaksi sosial maka lansia tidak merasa kesepian,
oleh sebab itu interaksi sosial harus tetap dipertahankan dan dikembangkan
pada kelompok lansia. Kemampuan lanjut usia untuk terus menjalin interaksi
sosial merupakan kunci mempertahankan status sosialnya berdasarkan
kemampuannya bersosialisasi
Penelitian yang dilakukan Lemon, et al (dalam Potter dan Perry 2005),
menunjukkan bahwa lansia dengan keterlibatan sosial yang lebih besar memiliki
semangat dan kepuasan hidup yang tinggi dan penyesuaian serta kesehatan
mental yang lebih positif dari pada lansia yang kurang terlibat secara sosial.
Semangat dan kepuasan hidup yang dialami lansia menyebabkan kualitas
hidupnya membaik, hal ini yang menjelaskan bahwa lansia yang memiliki
hubungan sosial baik sebagian besar adalah lansia yang memiliki kualitas hidup
yang baik pula.
Sanjaya (2012) menjelaskan bahwa individu yang mengalami hubungan sosial
yang terbatas dengan lingkungan sekitarnya lebih berpeluang mengalami
kesepian, sementara individu yang mengalami hubungan sosial baik tidak terlalu
mengalami kesepian yang berarti kualitas hidupnya baik.
Dari hasil penelitian peneliti lansia dengan interaksi sosial yang baik akan
memiliki kualitas hidup yang baik pula, begitu juga sebaliknya lansia dengan
interaksi sosial tidak baik akan memiliki kualitas hidup yang tidak baik pula. ini
menunjukkan bahwa seseorang yang aktif dilingkungan sosial, dan senantiasa
menyapa teman jika berjumpa, Lansia akan merasa tidak kesepian dan puas
dengan hidupnya. dengan demikian ada hubungan antara interaksi sosial
dengan kualitas hidup lansia.

KESIMPULAN
Berdasakan hasil penelitian Hubungan Interaksi Sosial Dengan Kualitas Hidup
Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Baloi Permai Kota Batam Tahun 2017 dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Baloi Permai Mayoritas dengan interaksi
sosial baik .
2. Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Baloi Permai Mayoritas dengan dengan
kualitas hidup baik.
3. Nilai p= 0,000 < 0,05. Hal ini berarti ada Hubungan yang signifikan antara
Interkasi Sosial dengan Kualitas Hidup di Wilayah kerja Kota Batam Tahun
2017.

SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat diberi saran sebagai berikut :
1. Bagi lansia
Bagi lansia lebih meningkatkan interaksi sosial dengan Masyarakat yang
tinggal di lingkungan sekitar,bagi lansia yang masih mampu untuk
beraktifitasdi sarakan aktif mengikuti kegiatan-kegiatan yang di adakan pihak
puskesmas maupun masyarakat seperti senam Lansia, posyandu lansia,
rapat dan kegiatan-kegiatan lainnya yang agar Lansia tidak merasa kesepian ,
depresi dan kualitas hidup yang buruk.
2. Bagi Puskesmas Baloi Permai
Diharapkan kepada pihak Puskesmas Baloi Permai perlu adanya Peningkatan
kegiatan untuk Lansia agar Lansia bisa saling berinteraksi Sosial atu sama
Lain, dan memberikan informasi ke Lansia Penting nya hubungan Sosial.
3. Bagi Peneliti selanjutnya
Disarankan untuk peneliti selanjutnya untuk lebih mengembangkan lagi hasil
dari penelitian ini ketahap yang lebih tinggi sehingga menyempurnakan
penelitian ini dengan variabel-variabel lain yang mempengaruhi tentang
kualitas hidup lansia.
4. Bagi Institusi Pendidikan
Disarankan kepada institusi pendidikan untuk memberikan materi tentang
interaksi sosial dan kualitas hidup pada lansia dimaksudkan supaya
mahasiswa dan mahasiswi lebih memahami apa yang terjadi pada kehidupan
lansia dan dapat memberikan asuhan keperawatan yang lebih baik kepada
lansia ketika praktik lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Andreas. 2012. Interaksi Sosial Dan Kualitas Hidup Lansia Di Kelurahan Lansot
Kecamatan Tomohon Selatan. huhttp://igenursing.weebly.com/uploads/1/4/
3/9/14390416/fix_jku_andreas.pdf akses bulan januari 2017.

Arikunto, S.(2006). Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarat:


Rineka Cipta.

Darmojo,(2009) Teori Proses Menua FKUI. Jakarta

Data Dinas Kesehatan Kota Batam, (2016) . Data Lansia Seluruh Kota Batam.
Pemerintah Kota Batam.

Data Statistik Indonesia. (2014) . Jumlah Penduduk Diatas 60 Tahun Kepulauan


Riau. http://www.bps.go.id/ di akses pada tanggal 11 Januari 2017.

Departemen kesehatan, (2013). Populasi Lansia Diperkirakan Terus Meningkat


Hingga Tahun 2020. Diakses pada tanggal 12 Januari 2017 dari
http://www.depkes.go.id/pdf.php?id=13110002

Hwang, Liang, Chiu, & Lin. 2003. Suitability Of The Whoqol-Bref For Community-
Dwelling Older People In Taiwan. Global Health Action.

Ineko. (2012). Konsep Lansia. Diunduh tanggal 11 Januari 2017 dari


http://Keperawatan.unseoed.ac.id/

Liza. (2016). Faktor-faktor YangBerhubungan dengan Kualitas Hidup Lansia di


wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Kecamatan Koto Tangah Kota
Padang. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Andalas. Diakses 09
september 2017.

Lismawati, 2012. Harapan Hidup Orang Indonesia Versi CIA, 71 Tahun


http://nasional.news.viva.co.id/news/read/371781-harapan-hidup-orang-
indonesia-versicia--71- tahun akses bulan Januari 2017.

Kanginan, Marthen, 2006. Matematika. Jakarta : Grafindo media Pratama.

Maryam, S, Dkk. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya.


Jakarta:Salemba Medika

Noorkasiani, S. T. 2009. Kesehatan Usia Lanjut Dengan Pendekatan Asuhan


Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Nugroho. 2000. Keperawatan Gerontik (Edisi 2). Jakarta: Egc.

Nugroho, H. W. 2009. Komunikasi Dalam Keperawatan Gerontik. Jakarta: Egc.

Nursalam, 2008. Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. 4 ed. Renata K,
editor. Jakarta: EGC.
Pradono, J., Hapsari, D., & Sari, P. 2007. Kualitas Hidup Penduduk Indonesia
Menurut International Classification Of Functioning, Disability And Health
(Icf) Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya (Analisis Lanjut Data
Riskesdas 2007). Jakarta : Pusat Penelitian Dan Pengembangan Ekologi
Dan Status Kesehatan, (3).

Rantepadang, A. 2012. Interaksi Sosial Dan Kualitas Hidup Lansia Di Kelurahan


Lansot Kecamatan Tomohon Selatan. JKU, Vol. 1, No. 1, Juni 2012, 1(1).

Roza Nelli dan Masitoh Tambubolon. 2014 Modul dan panduan skripsi S1
keperawatan Stikes Mitra Bunda Persada Batam

Salim, O. C., Sudharma, N. I., Kusumaratna, R. K., & Hidayat, A. 2007. Validitas
Dan Reliabilitas World Health Organization Quality Of Life -Bref Untuk
Mengukur Kualitas Hidup Lanjut Usia, 26(1), 27–38.

Sanjaya, A., & Rusdi, I. (2012). Hubungan Interaksi Sosial Dengan Kesepian
Pada Lansia. Naskah publikasi, Universitas Sumatera Utara. Akses 16
Januari 2017. http://jurnal.usu.ac.id/index.php/jkh/article/downloadSuppFile/
313/73

Sianipar, A. (2013). Hubungan Interaksi Sosial Dengan Kualitas Hidup Pada


Lansia Dipanti Werdha Budhi Dharma Bekasi. Naskah publikasi Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Medistra Indonesia Pdf diakses 15 Januari 2017.

Soejono, Probosuseno, S. N. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi V Jilid I
(P. 845). Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Subadi, T. 2009. Sosiologi Dan Sosiologi Pendidikan. (R. Farida, Ed.). Surakarta:
Fairuz Media Duta Pertama Ilmu.

Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung :


CV. Alfabata

Supraba, (2015). Hubungan Aktivitas Sosial, Interaksi Sosial,Dan Fungsi


Keluarga Dengan Kualitas Hidup Lanjut Usia Di Wilayah Kerja Puskesmas
IDenpasar Utara Kota Denpasar Nandini. Tesis.Denpasar :Universitas
Udayana. diakses pada tanggal 12 Januari 2017. http://www.pps.unud.ac.i
d/thesis/pdf_thesis/unud-1479-1094552982-tesisfinal_nandini.pdf.

Trisnawati, P. (2016). Hubungan Interaksi Sosial Dengan Kualitas Hidup Lansia


Dipanti Bplu senja cerah provinsi sulawesi. Naskah publikasi Program Studi
Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Pdf
diakses 15 Januari 2017.

Widodo, hariadi. 2015. Hubungan interaksi sosial dengan kualitas hidup lansia di
wilayah kerja puskesmas pekauman banjarmasin.
Ojs.dinamikakesehatan.stikessarimulia.ac.id/index.php/dksm/article/vien/56
di akses pada tanggal 19 September.

WHO. 2004. WHO Quality Of Life Bref. Geneva: World Health Organization.
Wongpakaran N, D. 2013. The Use Of Gds-15 In Detecting Mdd: A Comparison
Between Residents In A Thai Long Term Care Home And Geriatric
Outpatients. Chiang Mai. J Clin Med Res, 5(2), 101–11.

Yuli, R. 2014. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik. (T. Ari, Ed.). Jakarta: Cv.
Trans Info Media.

Yuliati, A., Baroya, N., & Ririanty, M. 2014. Perbedaan Kualitas Hidup Lansia
Yang Tinggal Di Komunitas Dengan Di Pelayanan Sosial Lanjut Usia ( The
Different Of Quality Of Life Among The Elderly Who Living At Community
And Social Services ), 2(1), 87–94.
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Hubungan Interaksi sosial dengan Kualitas
Hidup lansia di Wilayah kerja puskesmas Baloi permai kota Batam

kualitas hidup
Tidak baik Baik Total
Intraksi sosial P. Value
N % N % N %
Tidak baik 21 72,40 8 27,60 29 100
Baik 8 27,60 25 75,80 33 100 0.000
29 46,80 33 53,20 62 100
Jumlah

Anda mungkin juga menyukai