Anda di halaman 1dari 5

2.

1 Pengendalian Proyek
Pengendalian proyek merupakan hal yang harus dilakukan dalam suatu proyek
pembangunan guna memenuhi perencanaan dasar dan spesifikasi yang telah ditetapkan pada
kontrak kerja. Proses pengendalian proyek dapat ditinjau dari segi mutu, waktu dan biaya.

2.10.1 Pengendalian Mutu (Quality Control)


Pelaksanaan pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari
segi kualitas maupun kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai
dengan mutu yang disyaratkan, maka perlu dilakukan pengendalian mutu (Quality Control)
dengan cara melakuakan pemeriksaan secara teratur, berkala baik terhadap bahan-bahan yang
digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadap cara pelaksanaan pekerjaan itu
sendiri.
Proses pengendalian rencana mutu (Quality Plan) mencakup segala bidang yang terlibat
dalam proses produksi, seperti sumber daya manusia (SDM), material, peralatan, proses, sarana
kerja dan sub kontraktor. Rencana pengawasan pengendalian mutu (Quality Control) pada
proyek konstruksi sendiri meliputi; material, proses, hasil pekerjaan dan peralatan.
Salah satu pengendalian mutu hasil pekerjaan adalah mutu beton yang dapat dilakukan
dengan slump test dan crushing test. Hal ini dilakukan untuk memastikan apakah mutu beton
yang akan digunakan telah sesuai dengan mutu beton yang diisyaratkan.
a. Uji Slump (slump test)
Dalam uji slump beton yang digunakan haruslah beton segar. Peralatan yang digunakan
untuk uji slump yaitu kerucut abram, tongkat pemadat, pelat logam, meteran dan sendok
semen. Adapun tahapan dalam melaksankan uji slump tes ini yaitu :
1. Letakkan kerucut abram pada pelat logam,
2. Masukan adukan beton segar kedalam kerucut abram, setiap 1/3 cetakan lakukan
pemadatan dengan tongkat baja,
3. Ratakan permukaan cetakan. Kemudian angkat cetakan perlahan tanpa tegak lurus
keatas,
4. Balikkan cetakan dan letakkan pada sebelah benda uji, kemudian ukur tegak lurus
tepi atas cetakan.
b. Uji Kuat Tekan Beton (crushing test)
Uji kuat tekan beton bertujuan untuk mengetahui kuat tekan karakteristik minimum
suatu beton sampai mengalami keruntuhan. Pada proyek ini benda uji yang digunakan
berbentuk silinder dengan ukuran 15 x 30 cm. Pelaksanaan pengujian dilaksanakan
dengan pengambilan 4 sampel
masing-masing diuji pada umur 7 hari, 14 hari dan 28 hari. Cara dari pengujian uji kuat
tekan beton yaitu :
1. Siapkan cetkan silinder, dan beri pelumas,
2. Masukan adukan kedalam cetakan, tiap 1/3 dari cetakan dipadatkan,
3. Ratakan permukaan benda uji, beri nama dan nomor pada benda uji,
4. Kemudian diamkan selama 24 jam, lalu rendam benda uji dalam air selama waktu
yang telah ditentukan,
5. Angkat benda uji, lap dengan kain,
6. Timbang dan hitung luas permukaan benda uji,
7. Lalu letakkan benda uji pada mesin kuat tekan,
8. Operasikan mesin kuat tekan hingga benda uji hancur dan catat beban maksimum.

c. Dokumentasi Pengendalian mutu Beton


Pengujian Slump
Uji Kuat Tekan Beton

Gambar 2.14 : Dokumentasi Pengendalian Mutu Beton


(Sumber : Dokumentasi Proyek)

2.10.2 Pengendalian Waktu (Time Control)


Pengendalian waktu atau bisa disebut dengan penjadwalan merupakan alat yang
diperlukan guna menyelesaikan suatu proyek. Untuk proyek dengan beberapa kegiatan, tahap
pelaksanaan umumnya dapat dibayangkan sehingga penjadwalan tidak begitu mutlak dilakukan.
Akan tetapi berbeda pada proyek berskala besar dimana selain jumlah kegiatan yang sangat
banyak dan rumitnya ketergantungan antar kegiatan tidak mungkin lagi diolah dalam pikiran.
Penjadwalan dan pengontrolan menjadi rumit jadi sangatlah penting agar kegiatan dapat
dilakukan dengan efektif dan efesien.
Unsur utama dari penjadwalan adalah peramalan (forecasting), walaupun perlu disadari
bahwa perubahan-perubahan dapat saja terjadi dimasa mendatang dan akan mempengaruhi pola
rencananya sendiri. Penjadwalan adalah berfikir secara mendalam melalui berbagai persoalan-
persoalan, menguji jalur-jalur yang logis, menyusun berbagai macam tugas yang menghasilkan
suatu kegiatan lengkap, dan menuliskan macam-macam kegiatan dalam kerangka yang logis dan
rangkaina waktu yang tepat. Mengenai perubahan-perubahan yang selalu terjadi pada
pelaksanaan , maka faktor-faktor yang harus diperhatikan untuk membuat jadwal yang cukup
efektif yaitu :
1. Secara teknis jadwal itu dapat dipertanggung jawabkan.
2. Disusun berdasarkan perkiraan yang akurat dimana perkiraan waktu, sumber daya,
serta biaya dibandingkan dengan kegiatan pada proyek sebelumnya.
3. Sesuai dengan sumber daya yang tersedia.
4. Sesuai dengan penjadwalan proyek lain, yang mempergunakan sumber daya yang
sama.
5. Fleksibel terhadap perubahan-perubahan, misalnya perubahan spesifikasi proyek.
6. Mendetail dipakai sebagai alat pengukur hasil yang dicapai dan pengendalian
kemajuan proyek.
7. Dapat menampilkan kegiatan pokok yang kritis.
Teknis

Teknis penjadwalan proyek juga dapat menggunakan barchart. Bertujuan untuk


mengidentifikasi unsur waktu dan urutan dalam merencanakan suatu kegiatan, terdiri dari waktu
mulai, waktu selesai, dan pada saat pelaporan. Penggambaran barchart terdiri dari kolom dan
baris. Pada kolom tersusun urutan kegiatan yang disusun secara berurutan. Pada baris
menunjukan periode waktu yang dapat berupa hari, minggu, ataupun bulan. Selain metode
barchart dapat juga dipakai metoda kurva S yang merupakan hasil plot dari barchart, bertujuan
untuk mempermudah melihat kegiatan –kegiatan yang masuk dalam suatu jangka waktu
pengamatan progress pelaksanaan proyek.
Kurva S merupakan gambaran diagram % (persen) komulatif biaya yang diplot pada
suatu sumbu dimana sumbu X menyatakan satuan waktu sepanjang durasi proyek dan sumbu Y
menyatakan nilai % (persen) komulatif biaya selama durasi proyek tersebut. Cara membuat
kurva S adalah :
1. Melakukan pembobotan pada setiap item pekerjaan.
2. Bobot item pekerjaan dihitung berdasarkan biaya item pekerjaan dibagi total
pekerjaan dikali 100%.
3. Setelah bobot tiap item pekerjaan dihitung, kemudian bobot item tersebut
didistribusikan selama durasi masing-masing aktivitas.
4. Setelah jumlah bobot dari aktivitas tiap periode waktu tertentu dijumlah secara
komulatif.
5. Angka komulatif pada setiap periode ini diplot pada sumbu Y dalam grafik dan
waktu pada sumbu X.
6. Dengan menguhungkan semua titik-titik maka akan didapat kurva S.

Grafik dari hasil pembuatan kurva S dapat kita lihat apakah proyek tersebut mengalami
keterlambatan atau tidak. Dengan kurva S juga dapat dilihat instensitas pekerjaan. kemeringan
curam menunjukan pada saat itu pekerjaan besar (instensitas tinggi) dan kemiringan landai
menunjukan pekerjaan pada saat itu sedikit. Maka dari itu pengendalian waktu pekerjaan proyek
dapat menjadi tantangan bagi manajer proyek untuk dapat mencapai sasaran proyek dengan baik.

2.10.3 Pengendalian Biaya


Pengendalian ini dapat dilakukan dengan membuat rencana anggaran biaya (RAB).
rencana anggaran biaya tidak selalu berupa harga item-item pekerjaan tetapi juga perencanaan
terhadap sumber dana yang didapatkan.

Anda mungkin juga menyukai