Anda di halaman 1dari 14

BAB IV

PROSES PRODUKSI

IV.1 Proses Produksi Billet

PT. ISPAT INDO merupakan perusahaan yang mengolah bahan baku berupa
scrap yang akan diproses lagi, produk yang dihasilkan adalah billet baja dan batang
kawat baja (wire rods). Billet baja diproduksi di departemen Steel Melting Shop (SMS)
dengan bahan baku utama adalah besi tua dan juga DRI/Pig Iron yang dilebur dengan
cara Electric Art Furnace (EAF) sampai temperatur kira-kira 1600°C. Ketika proses
peleburan berlangsung, dihasilkan slag sekitar 6%-8% dari proses peleburan yang
berlangsung antara 44-55 menit dalam satu kali proses peleburan. Kemudian
dituangkan ke dalam ladle yang kemudian besi cair ini dibawa menuju ke LRF(Laddle
Refining Furnace) untuk dipanaskan kembali dan ditambahkan komposisi lain agar
menjadi produk yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan,dari LRF proses
berlanjut menuju ke CCM (Continous Casting Machine) yang bertujuan mencetak besi
cair menjadi billet dan memotong dengan ukuran tertentu. Secara garis besar alur
langkah produksi billet ini adalah sebagai berikut

SCRAP

EAF (ELECTRIC
ARC FURNACE)

LRF (LADDLE
REFINING)

CCM (CONTINOUS
CUTTING)

BILLET

Gaambar 4.1 Diagram Alir Produksi Billet


Billet-billet dari departemen SMS digunakan bahan baku untuk membuat wire rod
melalui proses rolling, proses rolling di PT. ISPAT INDO dibagi menjadi 2 line yaitu line
A dan Line B. Adapun perbedaan line A dan line B sebagai berikut:

Faktor Perbandingan Line A Line B


Panjang Billet 8,3 s/d 9,5 m 3,8 s/d 4,6 m
Penampang Billet (150 x 150) mm² (130 x 130) mm²
Berat Billet 1,56 ton 0,54 ton
Rolling Rate 68 ton/jam 35 ton/jam

Tabel 4.1 Perbandingan Line A dan Line B

BILLET

BILLET RREHETING

MILL EQUIPMEN

COLLECTION AREA

FINISHING

WIRE ROD

Gambar 4.2 Diagram Alir Pembuatan Wire Rod

Dalam laporan kerja praktek kami ini kami membatasi pembahasan proses
produksi wire rod pada departemen rolling mill khususnya pada line A saja karena line
A adalah line yang paling produktif saat ini dan produksinya lebih kompleks dari pada
line B. Pada Line A terbagi atastiga area produksi, yang terdiri atas :

1. Billet Reheating Furnace (BRF) Area


2. Mill Equipment Area
3.Collection Area
4. Finishing.
Di perusahaan Ispat Indo produksi billet dilaksanakan oleh bagian SMS (steel
melting shop). Yang terbagi menjadi tiga sub bagian yaitu; EAF, LRF dan CCM

Gambar 4.3 Proses Produksi Billet

 EAF (electric arc furnace) bertanggung jawab melakukan peleburan scrap,pada


bagian ini scrap dimasak dalam furnace bertemperatur 1600⁰C.EAF yang
digunakan oleh PT.Ispat Indo menggunakan tiga buah elektrode dan tiga burner.
Pada bagian ini selain scrap dimasukkan pula bahan-bahan lain seperti dolomite,
limes dan batu kapur. Serta dalam jangka waktu tertentu disuntikkan pula serbuk
karbon dan oksigen untuk mendapatkan pembakaran yang optimum

Gambar 4.4 Elektric Arc Furnance


 LRF (Laddle Refining Furnace) bertanggung jawab melakukan pemanasan ulang
material yang berada di laddle, dengan temperatur sekitar 1500⁰C dan
menambahkan unsur-unsur tambahan(C,Mn,P,S,Si) untuk mendapatkan produk
yang sesuai dengan suatu standar.
 Pada bagian ini material liquid yang telah diproses oleh LRF siap untuk dicetak
menjadi billet. CCM bertanggung jawab atas proses penuangan material dari
laddle ke tundish hingga menjadi billet.

Gambar 4.5 Proses pada CCM

IV.2 Proses Produksi Wire Rod

Gambar 4.6 BRF(Billet Reheating Furnance)


Billet Reheating Furnace dalam proses pembuatan wire rod sangat berpengaruh
terhadap kelancaran proses produksi dan kualitas wire rodyang dihasilkan, Secara
singkat BRF adalah suatu tempat yang digunakan untuk proses pemanasan kembali
billet, sampai suhu temperatur yang diinginkan untuk suatu proses atau pembuatan wire
rod. Adapun cara kerja BRF yaitu, sebelum billet masuk ke dalam ruang pemanasan
BRF, billet disusun terlebih dahulu di rak billet atau chargingbed yang bergerak secara
eksentrik dengan menggunakan satu motor. Untuk mendorong billet dan charging bed
masuk kedalam BRF digunakan peralatan yang disebut Billet Pusher dengan gerakan
sistem dorong duasilinder,kemudian apabila ada letak billet yang tidak rata atau
menonjol keluar bisa disejajarkan dengan alat pengatur posisi billet yang disebut
charging positioner.
Setelah billet masuk di BRF billet akan dipanaskan dengan suhu antara 1100ºC
sampai dengan 1200ºC dengan kategori billet. Kapasitas BRF bisa menampung 82
buah billet, banyaknya alat pemanas dalam BRFadalah sebanyak 36 burner yang
terbagi atas 12 burner pada shockingzone, 12 burner pada heating zone dan 12 burner
pada pre heating zone. Bahan bakar yang digunakan disemua masing-masing zone
berupa combustion air preheated to 450ºC, natural gas dan IDO. Setelah billet
mengalami pemanasan yang cukup dengan suhu yangdiinginkan, maka digunakan alat
yang disebut Kick Off Device yangberjumlah 3 buah yaitu untuk mengambil billet dari
Walking Heart, setelah billet diambil oleh Kick Off Device kemudian diambil dari BRF
dengan alat Discharge Roll.Billet Reheating Furnace area terdiri atas: Charging Bed,
Charging Billet, Pusher, Charging Postioner, Billet Reheating Furnace, Kick Off Device,
dan Discharge Roll Table.
a) Charging Bed

Gambar 4.7 Charging Bed


Charging Bed adalah tempat billet yang akan dimasukkan ke
BRF,Charging Bed dapat menampung kurang lebih 30 billet, bergerak secara
eksentrik yang digerakkan satu motor elektrik. Pada Charging Bed terdapat
sensor yang berguna untuk mendeteksi posisi billet.

b) Charging Billet Pusher


Charging Billet Pusher adalah peralatan untuk mendorong billet dari cueva
menuju ruang BRF, dengan menggunakan gerakan system dorong dari dua
silinder.

c) Charging Positioner
Charging Positioner adalah tempat untuk mengatur posisi ataumeluruskan
salah satu ujung billet yang menonjol keluar, agar billetyang masuk ke BRF
sejajar dengan yang lainnya.

d) Billet Reheating Furnace


Billet Reheating Furnace adalah tempat untuk menaikan dan menampung
82 billet dengan panjang billet 9,2 meter. Pemanasan berasal dari burner yang
berjumlah 36 buah yang terbagi 12 burner pada setiap zone.

e) Kick Off Device

Gambar 4.8 Kick Off Device


Kick Off Device digerakkan oleh dua motor penggerak dengandaya 18,5 Kw dan
kuat arus 3,5 ampere. Kick Off Device berjumlah 3 buah yang bergerak secara
pneumatic digunakan untuk mengambil billet satu per satu dari walking heart.

f) Discharge Roll Table


Discharge Roll Table adalah alat yang digunakan untukmentransver billet
menujurolling. Discharge Roll Table mempunyai roll yang berjumlah 7 buah.
Sistem pendinginan menggunakan sistem indirect cooling water.

IV.3 Mill Equipment Area


Billet yang sudah keluar dari BRF, kemudian dibersihkan dengan alat yang
disebut descaler. Descaler memiliki 8 nozzle yang berguna untuk menyemprotkan air
dengan bantuan pompa guna mengurangi scale yang melekat pada billet. Setelah it
billet baru masuk pada roll table yang digerakkan oleh satu motor. Pada roll table
terdapat stopper yang berguna untuk memindahkan billet out bila terjadi masalah pada
equipment. Sebelum billet memasuki proses pengerolan kecepatan billet diatur oleh
pinch roll yang bekerja dengan cara menekan ujung billet yang akan masuk sehingga
ujung billet satu dengan ekor billet lain tidak saling bersentuhan.
Secara garis besar proses rolling melewati 18 ESS stand (Cartliver Stand) yang
berfungsi mereduksi billet dengan dimensi sesuai groove dari roll, dimana tiap-tiap
stand mereduksi rata-rata 20% dari besar baja yangdi roll. Terdapat beberapa jenis
groove yang dipakai untuk proses pengerolan yaitu jenis round, box, dan oval. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat di dalam tabel. Roll tersusun secara horisontal dan vertikal.
Pada roll yang vertikal terdapat guide roll pada entry hal ini digunakan agar bar tidak
bergerak ke atas atau ke bawah saat akan masuk roll vertikal. Bar melewati setiap
stand dengan kecepatan yang berbeda-beda dan setiap stand memiliki ukuran yang
berbeda pula dengan ukuran yang berbeda maka tiap stand digerakkan oleh motor
sendiri dan dengan gear box sendiri. Untuk menghindari tegangan berlebih yang
diakibatkan coil yang ditarik maka terdapat vertical lopper yang terletak diantara stand.
Tiap bar akan mengalami proses pemotongan (shear) pada ujung dan ekor bar.
Hal ini dikarenakan sebagian besar bagian ujung dan ekor dari bar mengalami
penurunan temperatur yang cepat dan hal ini dikhawatirkan akan menyebabkan
penambahan beban pada proses reduksi berikutnya. Posisi shear terdapat pada stand
4, stand 10, dan stand 16. Dari stand 16 masuk block mill area dimana tempat ini
sangat menentukan kualitas dan diameter wire rods sesuai dengan grade yang
diinginkan. Pada block mill terdapat 10 roll yang posisinya horizontal dan vertikal dan
ada tempat yang khusus digunakan jika bar mengalami cobbel dalam block mill.
Setelah masuk block mill area, bar mengalami proses pendinginan menggunakan 2
water cooling box sebelum masuk ke turn forming head. Setelah bar didinginkan, bar
diukur diameternya dengan alat yang di beri nama Zumbach setelah itu bar memasuki
pinch roll untuk mengurangi kecepatan sebelum masuk ke proses turn forming head.
Turn forming head berfungsi untuk membentuk wire rods yang panjang menjadi coil of
wire yang kemudian akan ditransfer ke collection area.
Mill Equipment Area terdiri dari: Descaler, Roll Table BRF, PinchRoll, Stand,
Vertikal Lopper, Shear, dan Fixed Control Cooling, Block Mill Area, serta Turn Forming
Head.
Berikut ini adalah karakteristik line A dari stand awal hingga akhir :
i. Descaler
Peralatan untuk menghilangkan scale pada permukaan billet dengan air yang
disemprotkan. Pada descaler terhadap 8 nozzle untuk menyemprotkan air yang
dipompa. Daya pompa air 110 KW, 191 Ampere, 1485 RPM. Sedangkan daya
motor untuk menggerakkan roll adalah 45 KW, 77 Ampere.

ii. Roller Table BRF


Tempat mentransfer billet ke stand 1A, roll table digerakkan oleh motor dengan
daya 1,1 KW, 2,9 Ampere dan1,45 Volt. Pada roll table terdapat stopper yang
berguna untuk memindahkan billet ke hot out bila terjadi masalah pada
equipment setelah roller table BRF dimana stopper bergerak secara hydraulic.
iii. Pinch Roll
Pada Line A terdapat 2 pinch roll. Pertama terletak sebelum stand 1A yang
berfungsi untuk memperlambat kecepatan billet sedangkan yang kedua terletak
sebelum Turn Forming Head (TFH) yang berfungsi mengatur ekor coil yang
paling belakang

Gambar 4.9 Pinch Roll

iv. Stand
Terdapat 18 ESS Stand ( Cantilever Stand ) yang berfungsi mereduksi billet
dengan dimensi sesuai grove dari roll, dimana satu stand terdiri dari 2 roll yang
tersusun secara horizontal dan vertikal, grove dan roll berupa box, round dan
oval.

STAND NO. GAP GROOVE STOCK SPEED (m/s) R. FACTOR

Square 150,0 x 150.0


1A H 15,0 Box 111,0 x 182.0 0,11
2A V 15,0 Box 121,0 x 128,0 0,13 1,182
1H 10,0 Box 80,0 x 140,0 0,18 1,385
2V 8,0 Box 90,0 x 96,0 0.23 1,278
3H 8,0 Oval 61,0 x 113,0 0.33 1,435
4V 8,0 Round 74,0 x 75,0 0.44 1,333
5H 6,7 Oval 45,0 x 88,0 0,61 1,386
6V 6,5 Round 54,5 x 56,5 0,81 1,328
7H 5,0 Oval 30,0 x 68,5 1,12 1,383
8V 5,0 Round 40,0 x 41,0 1,52 1,357
9H 5,0 Oval 23,5 x 49,0 2,08 1,36
10 V 3,5 Round 31,0 x 31,0 2,61 1,225
11 H 6,2 Oval 18,0 x 40,0 3,16 1,211
12 V 4,6 Round 24,6 x 23,0 4,09 1,294
13 H 4,11 Oval 16,8 x 29,5 5,3 1,296
14 V 2,0 Round 20,3 x 20,3 6,52 1,23
15 H 3,0 Oval 13,3 x 25,8 8,06 1,236
16 V 2,4 Round 16,8 x 16,8 9,6 1,191
Stand no. 17 s/d 26 ada di dalam Block Mill
17 H 2,0 Oval 20,3 x 11,2
18 V 1,5 Round 13.8 x13,7
19 H 1,9 Oval 17,0 x 8,9
20 V 1,1 Round 11,0 x 11,1
21 H 1,2 Oval 13,9 x 6,6
22 V 1,4 Round 8,8 x 8,6
23 H 6,2 Oval 11,0 x 5,3
24 V 4,6 Round 6,9 x 7,1
25 H 1,0 Oval 8,8 x 4,2
26 V 1,2 Round 5,6 x 5,6 85,31 8,86
Tabel 4.2 Spesifikasi Tiap Stand Pada line A

Keterangan : Stand 17 s/d 26 berada dalam Block Mill


v. Vertikal Lopper

Pada Mill equipment lopper berjumlah 6 buah, vertikal lopper berfungsi untuk
mengatur tension (tarikan) dari bar yangdi rolling. Vertikal lopper terletak antara
stand yang lainnya

vi. Shear
Berguna untuk memotong meterial pada kedua ujungnya,dikarenakan pada
kedua ujungnya telah terjadi penurunan temperatur sehingga dikhawatirkan akan
merusak alat akibat material bila terjadi problem pada equipment selanjutnya
agar tidak berlanjut dan kemudian dilakukan maintenance. Alat pemotongan ini
menggunakan alat sensor yang disebut fotocell.Foto cell akan menyensor kedua
ujung material dengan sensor cahaya dan material. Shear berjumlah 3 buah,
pada shear pertama memotong barberdiameter 74,5 mm dan menggunakan
daya motor 352 KW,600 volt, 648 Ampere dan putaran 390 rpm dengan sistem
kerja motor bergerak jika akan memotong. Pada shear kedua memotong bar
berdiameter 30 mm dan menggunakan dayamotor 45 kw, 440 volt, 114 Ampere
dan putaran 690 rpm.

vii. Funnel Line


Fungsi Funnel Line adalah untuk mempermudah bar sebelum masuk stand 15.

viii. Block Mill Area


Dalam proses produksi rolling mill, proses finishing di area blockmill sangat
berperan besar untuk menghasilkan produk dengan kualitas produk sesuai
standart yang diminta oleh customer. Prinsip pembentukan wire rod diarea block
mill line A(stand 17 s/d 26) sama dengan stand–stand yang lain (mereduksi bar
sesuai dengan ukuran yang akan diproduksi), yaitu bar dari stand 16 (bentuk
round) masuk ke block mill direduksi oleh stand 17 (bentuk oval), dan begitu
seterusnya sampai stand finish (sesuai ukuran wire rod yang diproduksi). Faktor–
faktor yang mempengaruhi proses rolling di areablockmill adalah sebagai berikut:
a) Proses pemasangan rolling ring / tc ring (tc ring clamping system)
b) Proses pemasangan guide dan setting entry guide box
c) System lubrikasi guide roll
d) System cooling water untuk guide roll dan TC ring
e) Setting stock size (clearence TC ring)
f) Pemilihan material TC ring dan guide roll.

ix. Water Cooling Box


Water Cooling Box merupakan alat yang digunakan untuk membantu
mendinginkan bar setelah melalui proses rolling pada block mill area. Terdapat 2
Water cooling box untuk mendinginkan bar.

x. Turn Forming Head


Fungsi turn forming head adalah membentuk wire rod yang memanjang menjadi
coil of wire (gulungan berbentuk spiral).Cara kerja alat ini berputar dengan
dipandu oleh spiral pipa membentuk coil kawat baja yang kemudian ditransfer
dicollection area. Pada turn forming head terdapat insert yang berguna
mengurangi vibrasi dan menjaga bar agar tidakbersingungan dengan pipa. Pada
akhir proses ini hasil yang didapatkan adalah wire rods yang siap untuk dijual
kepada customer.
IV.4 Collection Area
Collection area terdiri dari :

1. Colling Conveyor
Fungsi dari cooling convenyor adalah mentransfer coil kawat baja dari Turn
Forming Head (TFH) ke trestle dan juga untuk menurunkan temperatur coil
kawat baja dengan menggunakan hembusan angin dan blower. Pada cooling
convenyor yang digunakan untuk mengatur temperatur coil kawat baja agar
diperoleh struktur mikro yang diinginkan. Untuk menutup dan membuka hood
diperlukan motor dengan daya 22 KW , 415 Volt , 0,5 Ampere. Roll pada
convenyor berjumlah 456 buah yang digerakkan oleh 19 motor.
2. Easy Down Fork
Berfungsi untuk menerima gulungan coil kawat baja dari cooling convenyor
sementara bergerak vertikal dan horizontal.

3. Trestle
Berfungsi untuk menerima dan mentransfer gulungan coil kawat baja dari cooling
convenyor ke hook.

4. Discharge Truck
Berfungsi untuk mentransfer coil kawat baja dengan cara mengangkat dari trestle
ke hook convenyor dengan menggunakan satu motor yang bekerja secara
hydraulic.
5. Hook Convenyor
Berfungsi untuk menerima coil kawat baja dari discharge truck ke compacting
untuk diikat. Jumlah hook sebanyak 36 buah yang gerakkannya diatur oleh
terminal yang berjumlah 12 buah dan digerakkan oleh daya listrik.

6. Compacting
Berfungsi untuk mengikat gulungan coil kawat baja agar menjadi lebih rapat dan
rapi dengan 4 buah ikatan. Compacting saat ini menggunakan display
monitordengan menggunakan program Win CC, dengan menggunakan display
monitor ini sebenarnya lebih memudahkan kita dalm mengoprasikan mesin
tersebut, sebab dari tampilan yang ada pada monitor kita bisa tahu sinyal yang
muncul, baik itu sinyal input yang berasal dari sensor seperti limit switch,
proximity switch, pressure switch dan lain sebagainya. Selain sinyal input, kita
juga bisa melihat sinyal output yaitu command untuk valve.

7. Storage Transfer
Berfungsi untuk mengambil gulungan coil kawat baja yang sudah terikat dari
hook transfer dan mempersiapkan untuk mengambil forklift untuk diletakkan di
storange area.
IV.5 Finishing
Penyelesaian coil keluar dari turn forming head kemudian melewati cooling
conveyor yang berfungsi untuk mendinginkan dan mentransfer coil menuju trustle.
Trustle ini berbentik kerucut yang berfungsi menerima cooling dari conveyor. Trustle
digerakkan oleh roll table yang bekerja secara electric kemudian memindahkan coil ke
hook conveyor. Jumlah hook sebanyak 40 buah yang gerakkannya diatur oleh satu
terminal pusat (operator) dengan system komputerisasi. Dari hook conveyor kumpulan
coil wire rod disortir antara yang baik (good grade) atau reject (down grade), kemudian
coil yang baik dibawa ke compacting untuk diikat (sebanyak 4 ikatan) dengan sistem
hidrolis kemudian diambil oleh alat storage transfer yang dipersiapkan untuk diambil
forklift dan diletakkan di storage area

Anda mungkin juga menyukai