Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh :
Joko Prasetio
061440411728
2.1 Transesterifikasi
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Keluarga : Euphorbiaceae
Genus : Havea
Komposisi (%)
Jenis asam Biji Karet Kacang Tanah
Palmitat ( CH3(CH2)14COOH) 9 – 12 6–9
Stearat ( CH3(CH2)16COOH) 5 – 12 3–6
Arachidat ( CH3(CH2)18COOH) 1 2–4
Oleat (cis-9-octadecenoic acid) 17 - 21 23 – 71
Linoleat (omega 6) 35 – 38 13 - 27
Linolenat (omega 3) 21 – 24 -
Tabel 2.2. Komposisi kimia biji karet (bungkil) tiap 100 g bydd (Nio,
1992).
Keterangan Komposisi
Bydd 100 %
Energi 374 kalori / 1474 kJ
Air 12 g
Protein 29,3 g
Lemak 3,3 g
Karbohidrat 50 g
Mineral 5,4 g
Kalsium 102 mg
Fosfor 660 mg
Besi 12 mg
Aktivasi Retinol 0 mg
Thiamine 0,1 mg
Asam askorbat 0 mg
2.3 Katalis
Katalis ditemukan oleh J.J. Berzelius pada tahun 1836 sebagai komponen
yang dapat meningkatkan laju reaksi kimia, namun tidak ikut bereaksi. Definisi
katalisator adalah suatu substansi yang dapat meningkatkan kecepatan, sehingga
reaksi kimia dapat mencapai kesetimbangan, tanpa terlibat di dalam reaksi secara
permanen. Dengan demikian pada akhir reaksi katalis tidak tergabung dengan
senyawa produk reaksi. Adanya katalis dapat mempengaruhi faktor-faktor kinetika
suatu reaksi seperti laju reaksi, energi aktivasi, sifat dasar keadaan transisi dan lain-
lain. Karakteristik katalis adalah:
1. Berinteraksi dengan reaktan tetapi tidak berubah pada akhir reaksi.
2. Mempercepat kinetika reaksi dengan memberikan jalur molekul yang lebih
rumit.
Kemampuan katalis untuk meningkatkan kecepatan reaksi terjadi dalam
beberapa langkah, sehingga mengakibatkan penurunan energi aktivasi reaksi.
Reaksi katalitis meliputi adsorbsi, pembentukan dan pemutusan activated complex,
dan desorbsi (Richardson, 1989).
Katalis dalam reaksi (misal esterifikasi atau transesterifikasi) merupakan
suatu bahan (misal basa, asam atau enzim) yang berfungsi untuk mempercepat
reaksi dengan jalan menurunkan energi aktivasi (activation energy, Ea) dan tidak
mengubah kesetimbangan reaksi, serta bersifat sangat spesifik. Sebenarnya proses
produksi bisa berlangsung tanpa katalis akan tetapi reaksi akan berlangsung sangat
lambat, membutuhkan suhu yang tinggi dan tekanan yang tinggi pula.
Umumnya untuk mencapai hasil (yields) ester yang memuaskan dalam
kondisi reaksi yang sedang, produksi biodiesel dilakukan dengan keberadaan katalis
yang meliputi katalis basa (alkali), asam termasuk katalis bahan transisi logam, dan
katalis enzim (Richardson, 1989).
Menurut perbedaan fase dengan reaktan, katalis dapat dibagi menjadi katalis
homogen yang memiliki fase yang sama dengan reaktannya dan katalis heterogen
yang berbeda fase dengan reaktannya (contohnya, katalis padat pada campuran
reaktan cair). Katalis heterogen menyediakan permukaan luas untuk tempat reaksi
kimia terjadi. Agar reaksi terjadi, satu atau lebih reaktan harus tersebar pada
permukaan katalis dan teradsorb ke dalamnya. Setelah reaksi selesai, produk
menjauh dari permukaan katalis padat. Seringkali, perpindahan reaktan dan produk
dari satu fase ke fase lainnya ini berperan dalam menurunkan energi aktivasi
(Mittelbach dan Remschmidt, 2004).
Pemilihan katalis atau pengembangan katalis perlu pertimbangan untuk
mendapatkan efektivitas dalam penggunaannya. Beberapa pertimbangan dalam
pemilihan katalis adalah:
1. Umur panjang, sehingga menghemat pembelian katalis baru.
2. Harga katalisator murah, sehingga menghemat investasi.
3. Mudah atau tidaknya diregenerasi, jika tidak merusak aktivitas dapat
menghemat pembelian katalis baru.
4. Tahan terhadap racun, sehingga umur katalis panjang (Richardson, 1989).
BAB III
METODE PENELITIAN