Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1
tahun 2005 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik juga Undang-
undang No.8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Serta Peraturan
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 45 tahun 2005 tentang Instalasi
Ketenagalistrikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral Nomor 46 tahun 2006 Menurut SK yang dikeluarkan oleh
Direktur PT PLN (Persero) yaitu SK No.234.K/DIR/2008 tentang P2TL enertiban
Pemakaian Tenaga Listrik. P2TL merupakanproduk kebijakan atau program yang
secara umum mengatur mengenai hal-hal teknis penyelenggaraan kegiatan
penertiban pemakaian tenaga listrik secara rutin oleh masing-masing PLN
Rating/Rayon, PLN Cabang, PLN Wilayah/Distribusi secara struktural sesuai
dengan uraian tugas pokok dan organisasi masing-masing.
Adapun pelaksanaan P2TL sendiri meliputi hal-hal, antara lain :
a.Melakukan pemeriksaan terhadap jaringan tenaga listrik, sambungan tenaga
listrik, APP(alat pembatas dan pengukur) dan perlengkapan APP serta instalasi
pelanggan dalam rangka menertibakan pemakaian tenaga listrik oleh pelanggan.
b.Melakukan pemutusan sementara untuk pelanggan yang harus dikenakan
tindakan pemutusan sementara.
c.Melakukan pemutusan sambungan langsung.
d.Melakukan pengambil alihan peralatan/alat yang digunakan untuk sambungan
langsung.
e.Melakukan penganbilan segel atau tanda terayang tidak sesuai dengan aslinya
untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
f.Melakukan pengambilan APP (alat pembatas dan pengukur) yang kedapatan
rusak atau diduga tidak berfungsi sebagaimana mestinya untuk dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut.
g.Mencatat kejadian-kejadian yang kedapatan pada waktu dilakukan P2TL
menurut jenis kejadian.
h.Menyusun laporan dan berita acara mengenai pelaksanaan P2TL sesuai dengan
bidang tugas dan wewenangnya.
Kegiatan P2TL dilaksanakan berdasarkan pada informasi yang dihimpun melalui
beberapa cara, yaitu :
a.Pemantauan terhadap pemakaian listrik pelanggan yang tidak wajar selama 3
bulan berturut-turut.
b.Informasi/lapporan masyarakat, petugas pencatat meteran/pegawai, PLN
terhadap kelainan alat pembatas dan alat pengukur pelanggan, sambungan liar,
pencurian listrik dll.
c.Kegiatan rutin yang dilakukan oleh unit PLN. Dari sisi praktek dilapangan P2TL
ini berfungsi sebagai peraturan yang bersifat teknis dan menjadi acuan petugas
P2TL dilapangan. Karena keterbatasan sumber daya manusia yang ada di PLN
sendiri sehingga sosialisasi tentang P2TL ini belum begitu membuming di
masyarakat. Serta tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat yang masih
kurang mengakibatkan masyarakat belum dapat menangkap dan memahami arti
pentingnya pelaksanaan Penertiban Pemakaian Tenaga Listri (P2TL). Dalam
implementasi P2TL dilapangan seringkali banyak terjadi komunikasi yang kurang
baik antara petugas pelaksana P2TL dengan masyarakat bersangkutan itu sendiri
sehingga kerap kali memunjulkan berbagai pelanggaran dalam pelaksanaan P2TL.
Karena kondisi masyarakat yang kurang begitu
2
bersahabat, kurang perduli, juga kurang begitu mengerti dengan adanya
pemeriksaan atau sebagainya. Cukup mempersulit petugas P2TL dalam
melaksanakan tugas mereka. Ketetapan hukum, sosialisasi mendalam
(komunikasi) mungkin akan menjadi salah satu cara terbaik dalam implementasi
P2TL agar berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan dan berhasil dalam
pelaksanaannya di lapangan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Effort apa yang didapat ketika melakukan P2TL dilapangan?
1.4 Tujuan
a. Pembebanan
b. Ketidakseimbangan
c. Perbaikan Ketidakseimbangan
d. Effisiensi
4. Mengetahui lama trafo dapat dibebani dengan kapasitas trafo yang telah
3
5. Memunculkan rekomendasi terhadap analisa kinerja trafo tersebut dengan
1. BAB I
2. BAB II
dari pembimbing.
3. BAB III
4. BAB IV
Distribusi Lampung
5. BAB V
Rayon Batu agar hasil laporan akhir ini dapat bermanfaat bagi pihak
PT.PLN (Persero)
4
5
BAB III
PELAKSANAAN OJT
6
Kelengkapan administrasi, meliputi kartu pengenal, surat tugas, formulir-formulir
seperti BA, serta berseragam resmi PLN.
Peralatan kerja, meliputi tang ampere, AVO meter, stop watch, tang kW, tang
segel timah atau plastic, medan putar, phasa detector, kaca pembesar, kamera
Polaroid, kalkulator, tool kit (tang obeng, tespen dan lain-lain) dan lakban.
Hasil temuan harus dibuat dalam Berita Acara (BA), Terdiri dari :
BA ditandatangani PLN, pelanggan/penghuni dan 2 orang saksi (Bila diperlukan ).
BA dibuat dalam 2 rangkap ( Pelanggan PLN).
Bila pelanggan keberatan, ditanda-tangani oleh 2 orang saksi dan petugas.
Barang bukti dimasukan dalam kotak/kantong yang tertutup rapat
(dikunci/disimpan) ditempat yang aman dan tertib dan dibuat BA.
7
BA jelas dan tidak meragukan.
Semua dokumen pemasangan APP (barang bukti) disimpan Baik.
Mencatat setiap kejadian dilapangan.
Petugas PLN siap menjadi saksi.
Pelanggaran 3 (P3)
Gabungan dari P1 dan P2, mempengaruhi batas daya serta pengukuran
energy. Contohnya sadapan langsung dari HL, netral PLN tidak difungsikan.
Pelanggaran 4 (P4)
Pelanggaran yang dilakukan oleh non konsumen PLN (NK).
8
Terjadi kelainan APP dan perlengkapannya akibat kondisi alam diluar
wewenang pelanggan maupun PLN. Contohnya kWh rusak, salah pengawatan
bukan dari pelanggan, kesalahan faktor kali kWh, dan kelebihan daya pembatas.
Kelainan 3 (K3)
Terjadi kelainan APP dan perlengkapannya akibat kondisi alam diluar
wewenang pelanggan maupun PLN. Contohnya APP/kelengkapan APP serta
segel tera APP belum terpasang atau rusak karena korosi, serta sambungan
levering.
Selain itu juga pengawasan terhadap PJU legal serta illegal. Dilakukan
dengan cara checklist PJU.