Anda di halaman 1dari 5

NAMA : CANDRA SAKA NUSANTARI

NPM : 1727011001
MAGISTER KIMIA 2017
TUGAS RESUME LEHNINGER : 6.5 REGULATORY ENZIM

Dalam metabolisme sel, kelompok enzim bekerja dengan alur yang berurutan. Sebagian besar enzim
di tiap jalur metabolisme mengikuti pola kinetik seperti yang telah digambarkan, dan memiliki
peranan yang besar. Adanya enzim pengatur adalah sebagai katalis untuk menyesuaikan laju yang
terjadi pada reaksi metabolik. Enzim pertama dari urutan proses metabolisme disebut enzim
pengatur, enzim inilah yang mengatur jalur beberapa reaksi dari pertama hingga diperoleh produk
yang tidak dibutuhkan seperti energi dan produk penting dalam metabolisme. Sedangkan enzim
yang lain memberikan aktivitas katalitik yang biasanya dapat meningkatkan reaksi secepat substrat
yang tersedia dari reaksi sebelumnya.

Aktivitas enzim pengatur dikendalikan dengan beberapa cara. Enzim alosterik bekerja secara
reversibel dalam ikatan kovalen yang disebut alosterik pengatur atau alosterik efektor yang
umumnya adalah metabolit sederhana atau kofaktor. Enzim lainnya diatur dengan modifikasi
kovalen reversibel.
Sistem metabolisme memiliki dua mekanisme pengendalian enzim, ada yang distimulasi atau
diinhibisi, yang lainnya diaktifkan saat gugus peptida dilepaskan dalam proses pembelahan
proteolitik (ireversibel) pada protein. Contoh dari dua mekanisme ini dapat ditemukan pada proses
pencernaan, pembekuan darah, kerja hormon, dan penglihatan.

Adanya enzim pengatur mempengaruhi pertumbuhan sel yang efisien. Pada keadaan tertentu,
pengaturan enzim alosterik diijinkan dengan penyetelan dilakukan secara terus menerus, dan pada
keadaan yang lain dapat berubah. Beberapa jenis proses regulasi enzim memungkinkan hanya
berlangsung pada enzim regulator tunggal.

Enzim Alosterik Mengalami Perubahan Konformasi Pada Pengikatan Modulator

Modulator pada enzim alosterik dapat bersifat menghambat (inhibitor) atau menstimulasi, seringkali
modulator enzim adalah substrat itu sendiri. Adanya kesamaan antara modulator dan substratnya ini
disebut homotropik, ini dapat menyebabkan perubahan konformasi yang mempengaruhi aktivitas
selanjutnya pada protein. Sedangkan jika modulator adalah molekul selain substrat, disebut enzim
heterotopik.

Beberapa perbedaan antara enzim alosterik dengan enzim nonregulator sederhana adalah sifat
strukturalnya. Enzim alosterik umumnya memiliki satu atau lebih pengaturan untuk mengikat
modulator. Seperti situs aktif pada enzim spesifik untuk mengikat substrat, untuk mengikat
modulator juga terdapat situs spesifik juga yang berbeda beda untuk tiap modulator. Untuk enzim
homotropik, situs aktif dan situs pengaturnya sama.
Enzim alosterik umumnya memiliki struktur yang besar dan kompleks, dengan dua atau lebih
subunit. Contohnya adalah aspartat transkarbamoylase yang memiliki 12 rantai polipeptida yang
tersusun atas subunit katalitik dan subunit pengaturan.

Pada Banyak Tahapan, Langkah-Langkah Regulasi Dikatalisis Oleh Enzim Alosterik

Keadaan dimana tingkat produksi produk akhir seimbang dengan kebutuhan sel disebut sebagai
inhibisi feedback. Yaitu jika terjadi kelebihan produk akhir, enzim pengatur akan menghambat
semua kerja enzim, sehingga produk akhir akan melambat. Ketika reaksi enzim pengatur
diperlambat, semua enzim selanjutnya beroperasi pada tingkat yang lebih rendah karena
substratnya yang terkuras habis.

Sifat Kinetik Penyimpangan Enzim Alosterik Berdasarkan Hukum Prilaku Michaelis-Menten

Gambar 1. Tiga Respon Kompleks Enzim Alosterik Dengan Modulatornya

Adanya kejenuhan cukup tinggi antara enzim alosterik dengan substratnya menunjukkan
penyimpangan dari kinetika Michaelis-Menten. Pada kurva pertumbuhan (sigmoid) yang jenuh, nilai
[S] berada pada Vo setengan maksimal, namun tidak dapat merujuk pada Km, karena enzim tersebut
tidak mengikuti prilaku Michaelis-Menten. Sebaliknya simbol [S] 0,5 atau K0,5 sering digunakan
sebagai konsentrasi subsrat dengan kecepatan setenan maksimal dari reaksi yang dikatalisis oleh
enzim alosterik.

Pada enzim alosterik homotropik yang umumnya adalah protein multisubunit, dimana substrat juga
bertindak sebagai modulator positif. Pengikatan satu molekul substrat ke satu tempat mengubah
konformasi enzim dan meningkatkan molekul substrat berikutnya. Peningkatan yang relatif kecil
pada [S] menyebabkan peningkatan Vo yang relatif besar (Gambar 1a).

Sedangkan pada enzim alosterik heterotropik, dengan modulatornya adalah selain substrat, sulit
menyamakan bentuk kurva jenuh substrat. Adanya aktivator menyebabkan kurva menjadi hiperbolik
dengan penurunan K0,5 namun tidak ada perubahan pada Vmax, dan menghasilkan peningkatan
kecepatan reaksi pada konsentrasi substrat (Gambar 1b-kurva atas). Modulator negatif
menghasilkan kurva jenuh sigmoid dengan peningkatan K0,5 (Gambar 1b-kurva bawah).

Beberapa Enzim Regulasi Mengalami Modifikasi Reversibel

Modifikasi kovalen dari molekul enzim adalah jenis pengendalian enzim yang juga penting.
Kelompok-kelompok enzim yang dimodifikasi umumnya dikeluarkan dari enzim pengatur oleh enzim
terpisah.
Fosforilasi adalah jenis modifikasi yang paling umum. Protein memiliki jumlah residu terfosforilasi
yang berbeda-beda. Pengikatan gugus fosforil terhadap residu asam amino dikatalisis oleh protein
kinase, pengangkatan sedangkan pengangkatannya dikatalisis oleh protein fosfatase. Bila sisi yang
dimodifikasi terletak di daerah protein yang penting, maka akan berefek pada konformasi protein
dan ikatan substrat dan katalisisnya.

Contoh regulasi fosforilasi terjadi pada glikogen posporilase otot dan hati. Gugus fosfor dihilangkan
dengan hidrolisis oleh enzim fosforilase pospatase. Fosforilase a diubah menjadi fosforilase b oleh
pembelahan dua ikatan kovalen (Gambar. 2).

Gambar 2. Aktivitas Regulasi Glikogen Fosforilase Dengan Modifikasi Kovalen


Fosforilase b dapat diaktifkan kembali dengan fosforilase kinase yang mengkatalisis transfer gugus
fosforil dari ATP ke gugus hidroksil dari dua residu spesifik Ser pada fosforilase b. Perubahan struktur
ini mengakibatkan perubahan aktivitas katalitik. Setiap subunit yang membawa residu dibawa
menuju daerah yang mengandung asam amino menyebabkan adanya interaksi elektrostatik yang
menstabilkan konformasi. Dengan mengubah afinitas pengikatan substrat, dapat mempengaruhi
katalisis fosforilasi enzim.

Urutan primer (dasar) bukanlah satu-satunya faktor penting dalam menentukan apakah residu akan
terfosforilasi, selain itu adalah kedekatan antar residu terfosforilasi lainnya. Beberapa protein
memiliki urutan konsensus yang berbeda, yang masing-masing dapat memfosforilasi protein dan
mengubah aktivitas enzimnya. Ada fosforilasi yang bersifat hirarkis, residu tertentu hanya dapat
difosforilasi jika residu tetangga telah terfosforilasi. Beberapa fosforilasi bersifat menghambat
sintesisn glikogen, dan beberapa juga bersifat kumulatif. Agar efektif, maka mekanisme fosforilasi
harus reversibel.

Beberapa Enzim dan Protein Diatur Oleh Pembelahan Proteolitik Prekursor Enzim

Pada beberapa enzim, prekursor tidak aktif disebut zymogen (disebut juga proprotein atau proenzim
dalam kasus lain) dibelah dan membentuk enzim aktif. Banyak proteolitik enzim (protease) dari
lambung dan pankreas diatur dengan cara ini. Pembelahan ini menyebabkan perubahan konformasi
yang memperlihatkan situs aktif enzim. Diperlukan mekanisme lain untuk menonaktifkan enzim
dikarenakan jenis aktivasi yang ireversibel. Protease dilemahkan oleh protein inhibitor yang
mengikat dengan kuat di tempat aktif enzim.

Beberapa Mekanisme Regulasi Enzim

Enzim pengaturan kompleks lainnya ditemukan di persimpangan jalur metabolisme utama, misal
bakteri glutamin sintetase sebagai katalis. Secara alosterik, setidaknya delapan modulator berbeda
dengan modifikasi kovalen reversibel, dan kelompok protein pengatur lainnya.
Adanya kontrol katalisis penting dalam kehidupan, jika dilakukan katalisis bersama-sama,
makromolekul dan metabolit dengan cepat dipecah menjadi bentuk yang sederhana. Sebagai
gantinya, sel hanya mengkatalisis reaksi yang dibutuhkan pada saat tertentu.
Ringkasan

 Aktivitas jalur metabolisme dalam sel dikendalikan oleh pengatur aktivitas enzim tertentu
 Pada inhibisi feedback, produk di akhir tahapan menghambat enzim pertama dari jalur itu
 Aktivitas enzim alosterik disesuaikan dengan modulator reversibel pada daerah regulator.
Modulator dapat berupa substrat itu sendiri, atau beberapa metabolit yang lain, dan efek
modulator mungkin bersifat menghambat (inhibitor) atau menstimulasi. Prilaku kinetik
enzim alosterik mencerminkan interaksi kooperatif antar subunit enzim.
 Enzim pengatur lain dimodulasi dengan modifikasi kovalen dari kelompok fungsional spesifik
yang diperlukan untuk aktivitas. Fosforilase residu asam amino spesifik adalah cara yang
sangat umum untuk mengatur aktivitas enzim
 Banyak enzim proteolitik disintesis sebagai prekursor tidak aktif disebut zymogens, yang
diaktifkan oleh pembelahan fragmen peptida kecil
 Enzim pada persimpangan metabolik penting dapat diatur dengan kombinasi efektor yang
kompleks, yang memungkinkan koordinasi aktivitas jalur yang saling berhubungan.

Anda mungkin juga menyukai