Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

RHEUMATOID ARTHRITIS

Konsep Dasar Medis


A. Definisi
Penyakit reumatik adalah penyakit inflamasi non- bakterial yang
bersifat sistemik, progesif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta
jaringan ikat sendi secara simetris.( Rasjad Chairuddin, Pengantar Ilmu Bedah
Orthopedi, hal. 165 )
Menurut definisi, artritis rheumatoid adalah penyakit inflamasi yang mengenai
jaringan ikat sendi, bersifat progresif, simetrik, dan sistemik serta cenderung
menjadi kronik.Atau arthritis reumatoid adalah kelainan sistemik dengan
manifestasi utama pada persendian yang berkembang secara perlahan-lahan dalam
beberapa minggu.

B. Etiologi
Penyebab utama penyakit Reumatik masih belum diketahui secara
pasti. Ada beberapa teori yang dikemukakan sebagai penyebab Artritis
Reumatoid, yaitu:
1. Infeksi Streptokkus hemolitikus dan Streptococcus non-hemolitikus.
2. Endokrin
3. Autoimmun
4. Metabolik, Gejala artritis akut disebabkan oleh reaksi inflamasi jaringan
terhadap pembentukan kristal monosodium urat monohidrat. Karena
itu,dilihat dari penyebabnya penyakit ini termasuk dalam golongan
kelainan metabolik. Kelainan ini berhubungan dengan gangguan kinetik
asam urat yang hiperurisemia. Hiperurisemia pada penyakit ini terjadi
karena:
5. Faktor genetik serta pemicu lingkungan
6. Pada saat ini Artritis rheumatoid diduga disebabkan oleh faktor autoimun
dan infeksi. Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II; faktor infeksi
mungkin disebabkan oleh karena virus dan organisme mikroplasma atau
grup difterioid yang menghasilkan antigen tipe II kolagen dari tulang
rawan sendi penderita.

C. Patofisiologi
Artritis Reumatoid adalah penyakit autoimun progresif yang di tandai
dengan peradangan membran persendian.Autoimun merupakan gangguan
pada sistem imun yang menyebabkan kekebalan tubuh justru menyerang
jaringan tubuh sendiri. Peradangan ini menyebabkan menurunkan fungsi dan
penyempitan pembuluh darah yang disertai nyeri, kaku-pembengkakan dan
akhirnya merusak sendi yang dapat menyebabkan cacat bila tidak diobati
Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema,
kongesti vaskular, eksudat febrin dan infiltrasi selular.Peradangan yang
berkelanjutan, sinovial menjadi menebal, terutama pada sendi artikular
kartilago dari sendi.Pada persendian ini granulasi membentuk pannus, atau
penutup yang menutupi kartilago. Pannus masuk ke tulang sub chondria.
Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan gangguan pada
nutrisi kartilago artikuer.Kartilago menjadi nekrosis.
Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan
sendi.Bila kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara
permukaan sendi, karena jaringan fibrosa atau tulang bersatu
(ankilosis).Kerusakan kartilago dan tulang menyebabkan tendon dan ligamen
jadi lemah dan bisa menimbulkan subluksasi atau dislokasi dari persendian.
Invasi dari tulang sub chondrial bisa menyebkan osteoporosis setempat.
Lamanya arthritis rhematoid berbeda dari tiap orang.Ditandai dengan
masa adanya serangan dan tidak adanya serangan.Sementara ada orang yang
sembuh dari serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi. Yang
lain. terutama yang mempunyai faktor rhematoid (seropositif gangguan
rhematoid) gangguan akan menjadi kronis yang progresif.

D. Manifestasi klinik
Ada beberapa gambaran / manifestasi klinik yang lazim ditemukan
pada penderita Reumatik.Gambaran klinik ini tidak harus muncul sekaligus
pada saat yang bersamaan oleh karena penyakit ini memiliki gambaran klinik
yang sangat bervariasi.
1. Gejala-gejala konstitusional, misalnya lelah, kurang nafsu makan, berat
badan menurun dan demam. Terkadang kelelahan dapat demikian
hebatnya.
2. Poliartritis simetris (peradangan sendi pada sisi kiri dan kanan) terutama
pada sendi perifer, termasuk sendi-sendi di tangan, namun biasanya tidak
melibatkan sendi-sendi antara jari-jari tangan dan kaki. Hampir semua
sendi diartrodial (sendi yang dapat digerakan dengan bebas) dapat
terserang.
3. Kekakuan di pagi hari (morning stiffness) selama lebih dari 1 jam, dapat
bersifat umum tetapi terutama menyerang sendi-sendi. Kekakuan ini
berbeda dengan kekakuan sendi pada osteoartritis (peradangan tulang dan
sendi), yang biasanya hanya berlangsung selama beberapa menit dan
selama kurang dari 1 jam.
4. Deformitas : kerusakan dari struktur penunjang sendi dengan perjalanan
penyakit. Pergeseran ulnar atau deviasi jari, pergeseran sendi pada
tulang telapak tangan dan jari, deformitas boutonniere dan leher angsa
adalah beberapa deformitas tangan yang sering dijumpai pada penderita. .
Pada kaki terdapat tonjolan kaput metatarsal yang timbul sekunder dari
subluksasi metatarsal. Sendi-sendi yang besar juga dapat terserang dan
mengalami pengurangan kemampuan bergerak terutama dalam
melakukan gerakan ekstensi.
5. Lambat laun membengkak, panas merah, lemah

E. Penatalaksanaan
Tujuan utama dari program penatalaksanaan/ perawatan adalah sebagai
berikut :
1. Untuk menghilangkan nyeri dan peradangan
2. Untuk mempertahankan fungsi sendi dan kemampuan maksimal dari
penderita
3. Untuk mencegah dan atau memperbaiki deformitas yang terjadi pada
sendi
4. Mempertahankan kemandirian sehingga tidak bergantung pada orang lain.
Ada sejumlah cara penatalaksanaan yang sengaja dirancang untuk
mencapai tujuan-tujuan tersebut di atas, yaitu :
a. Pendidikan
Langkah pertama dari program penatalaksanaan ini adalah memberikan
pendidikan yang cukup tentang penyakit kepada penderita, keluarganya
dan siapa saja yang berhubungan dengan penderita. Pendidikan yang
diberikan meliputi pengertian, patofisiologi (perjalanan penyakit),
penyebab dan perkiraan perjalanan (prognosis) penyakit ini, semua
komponen program penatalaksanaan termasuk regimen obat yang
kompleks, sumber-sumber bantuan untuk mengatasi penyakit ini dan
metode efektif tentang penatalaksanaan yang diberikan oleh tim
kesehatan. Proses pendidikan ini harus dilakukan secara terus-menerus.
b. Istirahat
Merupakan hal penting karena reumatik biasanya disertai rasa lelah yang
hebat.Walaupun rasa lelah tersebut dapat saja timbul setiap hari, tetapi
ada masa dimana penderita merasa lebih baik atau lebih berat.Penderita
harus membagi waktu seharinya menjadi beberapa kali waktu beraktivitas
yang diikuti oleh masa istirahat.
c. Latihan Fisik dan Termoterapi
Latihan spesifik dapat bermanfaat dalam mempertahankan fungsi
sendi.Latihan ini mencakup gerakan aktif dan pasif pada semua sendi
yang sakit, sedikitnya dua kali sehari.Obat untuk menghilangkan nyeri
perlu diberikan sebelum memulai latihan.Kompres panas pada sendi yang
sakit dan bengkak mungkin dapat mengurangi nyeri.Mandi parafin
dengan suhu yang bisa diatur serta mandi dengan suhu panas dan dingin
dapat dilakukan di rumah.Latihan dan termoterapi ini paling baik diatur
oleh pekerja kesehatan yang sudah mendapatkan latihan khusus, seperti
ahli terapi fisik atau terapi kerja.Latihan yang berlebihan dapat merusak
struktur penunjang sendi yang memang sudah lemah oleh adanya
penyakit.
d. Diet/ Gizi
Penderita Reumatik tidak memerlukan diet khusus. Ada sejumlah cara
pemberian diet dengan variasi yang bermacam-macam, tetapi
kesemuanya belum terbukti kebenarannya. Prinsip umum untuk
memperoleh diet seimbang adalah penting.
e. Obat-obatan
Pemberian obat adalah bagian yang penting dari seluruh program
penatalaksanaan penyakit reumatik. Obat-obatan yang dipakai untuk
mengurangi nyeri, meredakan peradangan dan untuk mencoba mengubah
perjalanan penyakit.

F. Pemeriksaan Penunjang
1. Tes serologi
a. Sedimentasi eritrosit meningkat
b. Darah, bisa terjadi anemia dan leukositosis
c. Rhematoid faktor, terjadi 50-90% penderita
2. Pemerikasaan radiologi
a. Periartricular osteoporosis, permulaan persendian erosi
b. Kelanjutan penyakit: ruang sendi menyempit, sub luksasi dan
ankilosis
3. Aspirasi sendi
Cairan sinovial menunjukkan adanya proses radang aseptik, cairan dari
sendi dikultur dan bisa diperiksa secara makroskopik.
Konsep Dasar Keperawatan
A. Pengkajian
Data dasar pengkajian pasien tergantung padwa keparahan dan keterlibatan
organ-organ lainnya ( misalnya mata, jantung, paru-paru, ginjal ), tahapan
misalnya eksaserbasi akut atau remisi dan keberadaaan bersama bentuk-
bentuk arthritis lainnya.
1. Aktivitas/ istirahat
Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stres
pada sendi; kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral
dan simetris.
Limitasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu
senggang, pekerjaan, keletihan.
Tanda : Malaise
Keterbatasan rentang gerak; atrofi otot, kulit, kontraktor/
kelaianan pada sendi.
2. Kardiovaskuler
Gejala : Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki ( mis: pucat intermitten,
sianosis, kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali
normal).
3. Integritas ego
Gejala : Faktor-faktor stres akut/ kronis: mis; finansial, pekerjaan,
ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan.
Keputusan dan ketidakberdayaan ( situasi ketidakmampuan )
Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi (
misalnya ketergantungan pada orang lain).
4. Makanan/ cairan
Gejala : Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi
makanan/ cairan adekuat: mual, anoreksia
Kesulitan untuk mengunyah ( keterlibatan TMJ )
Tanda : Penurunan berat badan
Kekeringan pada membran mukosa.
5. Hygiene
Gejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan
pribadi. Ketergantungan
6. Neurosensori
Gejala : Kebas, semutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari
tangan.
Gejala : Pembengkakan sendi simetris
7. Nyeri/ kenyamanan
Gejala : Fase akut dari nyeri ( mungkin tidak disertai oleh pembengkakan
jaringan lunak pada sendi ).
8. Keamanan
Gejala : Kulit mengkilat, tegang, nodul subkutaneus.
Lesi kulit, ulkus kaki.
Kesulitan dalam ringan dalam menangani tugas/ pemeliharaan
rumah tangga.
Demam ringan menetap
Kekeringan pada meta dan membran mukosa.
9. Interaksi sosial
Gejala : Kerusakan interaksi sosial dengan keluarga/ orang lain;
perubahan peran; isolasi.
10. Penyuluhan/ pembelajaran
Gajala : Riwayat AR pada keluarga ( pada awitan remaja )
Penggunaan makanan kesehatan, vitamin, “ penyembuhan “
arthritis tanpa pengujian.
Riwayat perikarditis, lesi katup, fibrosis pulmonal, pleuritis.
Pertimbangan : DRG Menunjukkan rerata lama dirawat : 4,8 hari.
Rencana Pemulanagan: Mungkin membutuhkan bantuan pada
transportasi, aktivitas perawatan diri, dan tugas/ pemeliharaan
rumah tangga.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut/ Kronis b/d agen pencedera, distensi jaringan oleh akumulasi
cairan oleh proses inflamasi atau destruksi sendi.
2. Mobilitas Fisik,Kerusakan b/d deformitas skeletal, nyeri,
ketidaknyamanan, intoleransi aktivitas, penurunan kekuatan otot.
3. Gangguan Citra Tubuh/ Perubahan Penampilan Peran b.d perubahan
kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum, peningkatan
penggunaan energy, ketidakseimbangan mobilitas.
4. Kurang Perawatan Diri b/d kerusakan musculoskeletal, penurunan
kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak.
5. Kurang pengetahuan ( kebutuhan belajar ), mengenai penyakit, prognosis,
dan kebutuhan pengobatan b/d kurangnya pemajanan atau mengingat.

C. Rencana Tindakan Keperawatan


1. Nyeri Akut/ Kronis b/d agen pencedera, distensi jaringan oleh akumulasi
cairan oleh proses inflamasi atau destruksi sendi.
Hasil yang diharapkan/ kriteria evaluasi pasien akan:
 Menunjukkan nyeri hilang/ terkontrol
 Terlihat rileks, dapat tidur/beristirahat dan berpartisipasi dalam
aktivitas sesuai kemampuan.
 Mengikuti program farmakologis yang diresepkan
Intervensi dan Rasional:.
a. Selidiki keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0-10). Catat
faktor-faktor yang mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit non verbal
(R/ Membantu dalam menentukan kebutuhan manajemen nyeri dan
keefektifan program)
b. Dorong untuk sering mengubah posisi,. Bantu untuk bergerak di
tempat tidur, sokong sendi yang sakit di atas dan bawah, hindari
gerakan yang menyentak.
(R/ Mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan sendi.
Menstabilkan sendi, mengurangi gerakan/ rasa sakit pada sendi)
c. Anjurkan pasien untuk mandi air hangat atau mandi pancuran pada
waktu bangun dan/atau pada waktu tidur. Sediakan waslap hangat
untuk mengompres sendi-sendi yang sakit beberapa kali sehari. Pantau
suhu air kompres, air mandi, dan sebagainya.
(R/ Panas meningkatkan relaksasi otot, dan mobilitas, menurunkan
rasa sakit dan melepaskan kekakuan di pagi hari. Sensitivitas pada
panas dapat dihilangkan dan luka dermal dapat disembuhkan)
d. Berikan masase yang lembut
(R/meningkatkan relaksasi/ mengurangi nyeri)
e. Dorong penggunaan teknik manajemen stres, misalnya relaksasi
progresif,sentuhan terapeutik, biofeed back, visualisasi, pedoman
imajinasi, hypnosis diri, dan pengendalian napas.
(R/ Meningkatkan relaksasi, memberikan rasa kontrol dan mungkin
meningkatkan kemampuan koping)Libatkan dalam aktivitas hiburan
yang sesuai untuk situasi individu. (R/ Memfokuskan kembali
perhatian, memberikan stimulasi, dan meningkatkan rasa percaya diri
dan perasaan sehat)
f. Kolaborasi: Berikan obat-obatan sesuai petunjuk (mis:asetil salisilat)
(R/ sebagai anti inflamasi dan efek analgesik ringan dalam
mengurangi kekakuan dan meningkatkan mobilitas.)
g. Berikan es kompres dingin jika dibutuhkan
(R/ Rasa dingin dapat menghilangkan nyeri dan bengkak selama
periode akut)

2. Mobilitas Fisik,Kerusakan b/d deformitas skeletal, nyeri,


ketidaknyamanan, intoleransi aktivitas, penurunan kekuatan otot.
Hasil yangdihapkan/ kriteria Evaluasi-Pasien akan :
 Mempertahankan fungsi posisi dengan tidak hadirnya/ pembatasan
kontraktur.
 Mempertahankan ataupun meningkatkan kekuatan dan fungsi dari dan/
atau konpensasi bagian tubuh.
 Mendemonstrasikan tehnik/ perilaku yang memungkinkan melakukan
aktivitas
Intervensi dan Rasional:.
a. Evaluasi/ lanjutkan pemantauan tingkat inflamasi/ rasa sakit pada
sendi (R/ Tingkat aktivitas/ latihan tergantung dari perkembangan/
resolusi dari peoses inflamasi)
b. Pertahankan istirahat tirah baring/ duduk jika diperlukan jadwal
aktivitas untuk memberikan periode istirahat yang terus menerus dan
tidur malam hari yang tidak terganmggu.
(R/ Istirahat sistemik dianjurkan selama eksaserbasi akut dan seluruh
fase penyakit yang penting untuk mencegah kelelahan
mempertahankan kekuatan)
c. Bantu dengan rentang gerak aktif/pasif, demikiqan juga latihan resistif
dan isometris jika memungkinkan
(R/ Mempertahankan/ meningkatkan fungsi sendi, kekuatan otot dan
stamina umum.Catatan : latihan tidak adekuat menimbulkan kekakuan
sendi, karenanya aktivitas yang berlebihan dapat merusak sendi)
d. Dorong pasien mempertahankan postur tegak dan duduk tinggi,
berdiri, dan berjalan
(R/ Memaksimalkan fungsi sendi dan mempertahankan mobilitas)
e. Kolaborasi: konsul dengan fisoterapi.
(R/ Berguna dalam memformulasikan program latihan/ aktivitas yang
berdasarkan pada kebutuhan individual dan dalam
mengidentifikasikan alat)
f. Kolaborasi: berikan obat-obatan sesuai indikasi (steroid).
(R/ Mungkin dibutuhkan untuk menekan sistem inflamasi akut)

3. Gangguan Citra Tubuh/ Perubahan Penampilan Peran b.d perubahan


kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum, peningkatan
penggunaan energy, ketidakseimbangan mobilitas.
Hasil yangdihapkan/ kriteria Evaluasi-Pasien akan :
 Mengungkapkan peningkatan rasa percaya diri dalam kemampuan
untuk menghadapi penyakit, perubahan pada gaya hidup, dan
kemungkinan keterbatasan.
 Menyusun rencana realistis untuk masa depan.
Intervensi dan Rasional:.
a. Dorong pengungkapan mengenai masalah tentang proses penyakit,
harapan masa depan.
(R/Berikan kesempatan untuk mengidentifikasi rasa takut/ kesalahan
konsep dan menghadapinya secara langsung)
b. Diskeusikan arti dari kehilangan/ perubahan pada pasien/orang
terdekat. Memastikan bagaimana pandangaqn pribadi pasien dalam
memfungsikan gaya hidup sehari-hari, termasuk aspek-aspek seksual.
(R/Mengidentifikasi bagaimana penyakit mempengaruhi persepsi diri
dan interaksi dengan orang lain akan menentukan kebutuhan terhadap
intervensi/ konseling lebih lanjut)
c. Diskusikan persepsi pasienmengenai bagaimana orang terdekat
menerima keterbatasan.
(R/ Isyarat verbal/non verbal orang terdekat dapat mempunyai
pengaruh mayor pada bagaimana pasien memandang dirinya sendiri)
d. Perhatikan perilaku menarik diri, penggunaan menyangkal atau terlalu
memperhatikan perubahan.
(R/ Dapat menunjukkan emosional ataupun metode koping
maladaptive, membutuhkan intervensi lebih lanjut)
e. Ikut sertakan pasien dalam merencanakan perawatan dan membuat
jadwal aktivitas.
(R/Meningkatkan perasaan harga diri, mendorong kemandirian, dan
mendorong berpartisipasi dalam terapi)
f. Bantu dalam kebutuhan perawatan yang diperlukan.(R/
Mempertahankan penampilan yang dapat meningkatkan citra diri)
g. Kolaborasi: Rujuk pada konseling psikiatri, mis: perawat spesialis
psikiatri, psikolog.
(R/ Pasien/orang terdekat mungkin membutuhkan dukungan selama
berhadapan dengan proses jangka panjang/ ketidakmampuan)
h. Kolaborasi: Berikan obat-obatan sesuai petunjuk, mis; anti ansietas
dan obat-obatan peningkat alam perasaan.
(R/ Mungkin dibutuhkan pada sat munculnya depresi hebat sampai
pasien mengembangkan kemapuan koping yang lebih efektif)

4. Kurang Perawatan Diri b/d kerusakan musculoskeletal, penurunan


kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak.
Hasil yangdihapkan/ kriteria Evaluasi-Pasien akan :
 Melaksanakan aktivitas perawatan diri pada tingkat yang konsisten
dengan kemampuan individual.
 Mendemonstrasikan perubahan teknik/ gaya hidup untuk memenuhi
kebutuhan perawatan diri.
 Mengidentifikasi sumber-sumber pribadi/ komunitas yang dapat
memenuhi kebutuhan perawatan diri.
Intervensi dan Rasional:.
a. Pertakhankan mobilitas, kontrol terhadap nyeri dan program latihan.
(R/ Mendukung kemandirian fisik/emosional)
b. Kaji hambatan terhadap partisipasi dalam perawatan diri. Identifikasi
/rencana untuk modifikasi lingkungan.
(R/ Menyiapkan untuk meningkatkan kemandirian, yang akan
meningkatkan harga diri)
c. Kolaborasi: Konsul dengan ahli terapi okupasi.
(R/ Berguna untuk menentukan alat bantu untuk memenuhi kebutuhan
individual. Mis; memasang kancing, menggunakan alat bantu
memakai sepatu, menggantungkan pegangan untuk mandi pancuran)
d. Kolaborasi: Atur evaluasi kesehatan di rumah sebelum pemulangan
dengan evaluasi setelahnya.
(R/ Mengidentifikasi masalah-masalah yang mungkin dihadapi
karena tingkat kemampuan aktual)
e. Kolaborasi : atur konsul dengan lembaga lainnya, mis: pelayanan
perawatan rumah, ahli nutrisi.
(R/ Mungkin membutuhkan berbagai bantuan tambahan untuk
persiapan situasi di rumah)
5. Kurang pengetahuan ( kebutuhan belajar ), mengenai penyakit, prognosis,
dan kebutuhan pengobatan b/d kurangnya pemajanan atau mengingat.
Hasil yangdihapkan/ kriteria Evaluasi-Pasien akan :
 Menunjukkan pemahaman tentang kondisi/ prognosis, perawatan.
 Mengembangkan rencana untuk perawatan diri, termasuk modifikasi
gaya hidup yang konsisten dengan mobilitas dan atau pembatasan
aktivitas.
Intervensi dan Rasional:.
a. Tinjau proses penyakit, prognosis, dan harapan masa depan.
(R/ Memberikan pengetahuan dimana pasien dapat membuat pilihan
berdasarkan informasi)
b. Diskusikan kebiasaan pasien dalam penatalaksanaan proses sakit
melalui diet,obat-obatan, dan program diet seimbang, l;atihan dan
istirahat.
(R/ Tujuan kontrol penyakit adalah untuk menekan inflamasi sendiri/
jaringan lain untuk mempertahankan fungsi sendi dan mencegah
deformitas)
c. Bantu dalam merencanakan jadwal aktivitas terintegrasi yang
realistis,istirahat, perawatan pribadi, pemberian obat-obatan, terapi
fisik, dan manajemen stres.
(R/ Memberikan struktur dan mengurangi ansietas pada waktu
menangani proses penyakit kronis kompleks)
d. Tekankan pentingnya melanjutkan manajemen farmakoterapeutik.
(R/ Keuntungan dari terapi obat-obatan tergantung pada ketepatan
dosis)
e. Tinjau pentingnya diet yang seimbang dengan makanan yang banyak
mengandung vitamin, protein dan zat besi.
(R/ Meningkatkan perasaan sehat umum dan perbaikan jaringan)
f. Dorong pasien obesitas untuk menurunkan berat badan dan berikan
informasi penurunan berat badan sesuai kebutuhan.
(R/ Pengurangan berat badan akan mengurangi tekanan pada sendi,
terutama pinggul, lutut, pergelangan kaki, telapak kaki)
DAFTAR PUSTAKA

 Mansjoer Arief, Kuspul Triyanti dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran. FKUI
: Jakarta
 Sylvia A.Price, Lorraine M.Wilson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-
proses Penyakit. EGC: Jakarta.
 Doenges Marlyn E, Mary Frances Moorhouse, Alice C. Geissler . 1999.
Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. EGC: Jakarta.
PENYIMPANGAN KDM ARTRITIS REUMATOID
Stimulasi antigen Stimulasi antigen Stimulasi antigen Stimulasi antigen

Stimulasi antigen Beban berlebihan


Immobilisasi

Sel T Aktif fagositosis Stress mekanik


Cidera kartilago

Proliferasi sel T & Sel B Elastisitas berkurang


Enzim kolagenase  Peningkatan
Penyempitan rongga permeabilitas
Antibodi/ sel-sel plasma Memecah kolagen kapiler
Degenerasi kartilago  Vasodilatasi
artikuler
Kompleks imun:
antigen-antibodi Pelepasan mediator kimia
Edema
 Edema
 Proliferasi membran Prostaglandin, bradikinin,
Pengendapan
kompleks imun sinusoid
 Pembentukan pannus histamin
 Penghancuran Kerusakan mobilitas
Reaksi inflamasi kartilago Kepintu spinal cord
fisik
Diteruskan kepusat relai Ketidakmampuan
Diteruskan kesaraf aferen
Gangguan Merangsang nosiseptor Perawatan
Kurang diri tidak
perawatan diri
(Thalamus ) melakukan
adekuat perubahan
vaskularisasi Dipersepsikan dicortex peran
cerebri AKS
Kerusakan
integritas kulit
Nyeri
Bagian Keperawatan Keluarga
Program Profesi Ners
Stikes Mega Rezky Makassar
Laporan Pendahuluan
20 Februari 2018

RHEUMATOID ARTHRITIS

Disusun Oleh:
Erin Tri Wahyuni A, S.Kep
17 3145 901 054

CI LAHAN CI INSTITUSI

( ) ( )

Dibuat Dalam Rangka Tugas Kepanitraan Klinik Ners


Bagian Keperawatan Keluarga
STIKes Mega Rezky
Makassar
2018

Anda mungkin juga menyukai