Anda di halaman 1dari 26

PENGARUH E-COMMERCE

TERHADAP PENJUALAN

Fakultas Sains dan Teknologi

Bina Nusantara University

Jakarta, 2009
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Pengasih atas berkat dan
bimbingannya selama menyusun laporan penelitian ini sehingga dapat diselesaikan dengan
baik.
Sehubungan dengan disusunnya laporan ini, penulis ingin berterima kasih kepada Ibu
Heruna Tanty yang telah membimbing penulis dalam proses pembuatan laporan ini sehingga
laporan ini dapat diselesaikan dengan baik.

Laporan ini merupakan penyempurnaan dari berbagai sumber yang mendukung tema
laporan ini, namun dengan segala kerendahan hati, penulis menerima segala saran dan kritik
yang relevan dari semua pihak yang membaca laporan ini dengan suatu harapan semoga
pembuatan laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Jakarta, Januari 2009

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................2

DAFTAR ISI..................................................................................................................................3

BAB I...........................................................................................................................................5

PERMASALAHAN........................................................................................................................5

A. Latar Belakang Masalah.................................................................................................5

B. Identifikasi Masalah........................................................................................................6

C. Batasan Masalah.............................................................................................................6

D. Rumusan Masalah...........................................................................................................7

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian.......................................................................................7

F. Kegunaan Hasil Penelitian...............................................................................................7

BAB II..........................................................................................................................................8

LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS........................................................................8

A. Deskripsi Teori.................................................................................................................8

B. Kerangka Berpikir..........................................................................................................13

C. Hipotesis Penelitian.......................................................................................................15

BAB III.......................................................................................................................................16

PROSEDUR PENELITIAN............................................................................................................16

A. Populasi sample.............................................................................................................16

B. Instrumen Penelitian.....................................................................................................16

C. Teknik Pengolahan Data................................................................................................16

D. Teknik Analisa Data........................................................................................................17

BAB IV.......................................................................................................................................19

HASIL PENELITIAN, PENGUJIAN HIPOTESIS DAN PEMBAHASAN..............................................19

A. Deskripsi Hasil Penelitian..............................................................................................19


B. Hasil Pengujian Hipotesis..............................................................................................21

C. Pembahasan Hasil Penelitian........................................................................................22

BAB V........................................................................................................................................23

KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................................................23

A. Kesimpulan....................................................................................................................23

B. Saran..............................................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................24

LAMPIRAN................................................................................................................................25

A. Kuesioner.......................................................................................................................25

B. Hasil Perhitungan Kuesioner.........................................................................................26


BAB I
PERMASALAHAN
A. Latar Belakang Masalah

Pada era komputerisasi sekarang ini perusahaan-perusahaan baik kecil, menengah


hingga perusahaan besar dituntut agar bisa memuaskan kebutuhan para konsumennya.
Hal ini disebabkan oleh karena maraknya persaingan antar perusahaan yang memiliki
produk sejenis atau serupa. Berbagai cara diupayakan untuk meningkatkan daya jual dari
produk-produk serta untuk mempertahankan eksistensi dari perusahaan tersebut. Selain
dari kualitas produk pelayanan juga diutamakan oleh konsumen pada masa sekarang ini
adalah pelayanan yang cepat, tepat, efisien, serta praktis dan yang tidak kalah
pentingnya lagi adalah pelayanan yang memuaskan konsumen. Para konsumen rela
membayar sedikit lebih mahal dari biasanya untuk mendapatkan kesemuanya itu. Tidak
sedikit perusahaan yang “gulung tikar” akibat dari tidak bisanya perusahaan tersebut
untuk memenuhi tuntutan dari konsumen. Berbagai cara dan strategi dibuat oleh
perusahaan-perusahaan demi mempertahankan konsumen yang lama atau menjaring
konsumen yang baru. Salah satu strategi yang ditawarkan adalah penerapan aplikasi e-
commerce sebagai fungsi terintegrasi dari pemasaran, penjualan dan pelayanan yang
bertujuan untuk meningkatkan kepuasan konsumen, dan terutama untuk mendapatkan,
mempertahankan, dan meningkatkan jumlah konsumen. Tahun 2003 lalu, Indonesia
telah memasuki era perdagangan bebas di Asia dan pada tahun 2020 Indonesia akan
memasuki perdagangan bebas di seluruh dunia (sesuai perjanjian AFTA dan APEC).
Akibatnya pasar di Indonesia akan semakin ramai dengan produk-produk impor yang
dengan leluasa masuk ke Indonesia dan mendesak produk-produk lokal yang tidak
mampu bersaing. Hal ini berarti persaingan bisnis akan semakin ketat memasuki pasar
Indonesia. Perusahaan yang tidak melakukan inovasi akan kalah dengan pesaingnya yang
telah memanfaatkan teknologi modern. Pada akhirnya perusahaan itu akan ditinggalkan
oleh para konsumennya.
B. Identifikasi Masalah

Persaingan bisnis yang ketat dan kepuasan para konsumen yang semakin meningkat
inilah yang membuat kami selaku peneliti ingin mengetahui seberapa besar pengaruh e-
commerce terhadap penjualan khususnya pada toko-toko yang telah menggunakan e-
commerce di daerah Jakarta. Untuk mengetahui tingkat penjualan, dampak e-commerce
dan tingkat efektivitas penggunaan e-commerce, maka kami menyebarkan kuesioner
pada toko-toko yang telah menggunakan e-commerce agar mendapatkan data untuk
kami olah. Identifikasi masalah kami gunakan dalam penelitian ini, yaitu :
a. Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu mengenai peran e-commerce terhadap
peningkatan penjualan barang-barang di toko ?
b. Bagaimana informasi yang disediakan e-commece mengenai barang-barang yang di
jual ?
c. Bagaimana kemudahan untuk mengakses database penjualan melalui e-commerce ?
d. Bagaimana kecepatan transaksi Anda dengan Customer melalui e-commerce ?
e. Berapa rata-rata kenaikan omset setelah menggunakan e-commerce ?
f. Seberapa besar kenaikan jumlah pelanggan setelah menggunakan e-commerce ?
g. Menurut Anda seberapa besar tingkat keamanan dalam melakukan transaksi melalui
e-commerce ?
h. Berapa persen customer Anda yang bertransaksi melalui e-commerce ?

C. Batasan Masalah

Supaya dapat lebih fokus pada permasalahan, maka penelitian ini dibatasi sebagai
berikut :
a. Penelitian dilakukan di daerah ITC mangga dua, Harco Mas, Roxy, Harco dan Glodok.
b. Kuesioner disebarkan pada toko-toko yang sudah menggunakan e-commerce.
c. Pengambilan data digunakan dalam penelitian ini dilakukan pada bulan November
2008-Januari 2009.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis membuat suatu rumusan masalah
yaitu :
a. Seberapa besar peningkatan omset penjualan dengan menggunakan e-commerce ?
b. Manakah lebih menguntungkan penjualan lewat e-commerce atau cara lain.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian


Tujuan penulisan adalah :
 Meneliti dampak-dampak dan perkembangan e-commerce melalui hasil penjualan
dan omset.
 Melihat dampak penggunaan e-commerce terhadap kepuasan konsumen.
 Mencari tahu apakah e-commerce merupakan cara terbaik dalam memperoleh
keuntungan.

Manfaat penulisan adalah :


 Untuk mengetahui dampak- dampak e-commerce dan perkembangannya.
 Mengetahui nilai kepuasan konsumen terhadap e-commerce.
 Mengetahui apakah e-commerce temasuk cara yang paling efektif untuk
meningkatkan penjualan atau bukan.

F. Kegunaan Hasil Penelitian

Kegunaan hasil penelitian ini antara lain :


a. Dapat meningkatkan perkembangan penjualan dengan menggunakan internet (e-
commerce), karena Indonesia akan memasuki era perdagangan bebas Dunia.
b. Dapat melihat – lihat dan membandingkan harga sehingga proses penjualan lebih
efektif dan efisien.
c. Dapat mengetahui tingkat kepuasan konsumen melalui banyaknya hit (data
kunjungan).
BAB II
LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori

Perkembangan teknologi informasi yang sangat dramatis dalam beberapa tahun terakhir
telah membawa dampak transformational pada berbegai aspek kehidupan, termasuk di
dalamnya dunia bisnis. Setelah berlalunya era ‘total quality’ dan ‘reengineering’, kini
saatnya ‘era elektronik’ yang ditandai dengan menjamurnya istilah-istilah e-business, e-
economy, e-university, e-government, e-entertainment, e-service, dan masih banyak lagi
istilah sejenis. Salah satu konsep yang dinilai merupakan paradigma bisnis baru adalah e-
business atau dikenal pula dengan istilah e-commerce sebagai bidang kajian yang relatif
masih baru dan akan terus berkembang, e-business berdampak besar pada praktek
bisnis, setidaknya dalam hal penyempurnaan direct marketing, transformasi organisasi,
dan redefinisi organisasi.

Model e-business menekankan pada pertukaran informasi dan transaksi bisnis yang
bersifat paperless, melalui Electronic Data Interchange (EDI), E-mail, electronic bulletin
boards, electronic fund transfer, dan teknologi lainnya yang juga berbasis jaringan.
Popularitas e-business di penghujung abad 20 dan di awal milenium baru ini ditunjang
oleh tiga faktor pemicu utama, yaitu (1) faktor pasar dan ekonomi, diantaranya kompetisi
yang semakin intensif, perekonomian global, kesepakatan dagang regional, dan tingkat
kepuasaan konsumen yang semakin bertambah besar, (2) faktor sosial dan lingkungan,
seperti perubahan karakteristik angkatan kerja, deregulasi pemerintah, kesadaran dan
tuntutan akan praktis etis, kesadaran akan tanggung jawab sosial perusahaan, dan
perubahan politik, dan (3) faktor teknologi, meliputi singkatnya usia siklus hidup produk
dan teknologi, inovasi yang muncul hampir setiap waktu, information overload, dan
berkurangnya rasio biaya teknologi terhadap kinerja.
Internet

Internet muncul dari jaringan jarak jauh yang dikembangkan oleh ARPAnet (US
Government’s Advanced Research Projects Agency Network) di akhir tahun 1960-an.
Sambungan telepon cepat bervolume tinggi ternyata dapat diandalkan, sehingga
jaringan ini kemudian diperluas selama 10 tahun berikutnya untuk menghubungkan
antar jaringan (internetworking) ternyata praktis dan sangat bermanfaat. Beberapa
universitas di Amerika Serikat kemudian mengikutinya dengan membangun sistem
mereka sendiri. Dalam pertengahan tahun 1980-an, mereka bergabung dengan bagian
riset dari ARPAnet sehingga terbentuk internet. Hal yang penting untuk dicatat adalah
bahwa internet tidaklah dibangun untuk usaha komersial. Sehingga masih ada ketentuan
Appropiate Use (penggunaan yang semestinya), yang membatasi pemanfaatan internet
untuk kepentingan mencari untung.

Tetapi sekarang, sebagian terbesar dari universitas-universitas dunia telah tersambung,


baik secara langsung maupun tidak. Sementara kalangan bisnis juga banyak yang
bergabung, sebagian karena ingin memanfaatkan komunikasi internasionalnya yang
efisien dan murah, sebagian lagi ingin mengiklankan barang atau jasa pelayanannya.
Namun sebagian lainnya ingin mendapatkan akses data on-line yang luar biasa
banyaknya. Sejumlah partai politik kelompok-kelompok yang berpengaruh, maupun
badan-badan amal, juga menggunakan internet untuk menghubungkan para anggota
mereka dan untuk menyampaikan pesan-pesan mereka. Meskipun demikian, ada pula
jutaan individu yang menghubungkan komputer-komputer dirumah mereka melalui
salah satu dari provider atau perusahaan yang memberikan layanan internet ini.

Jadi pengertian internet menurut Mac Bride diungkapkan sebagai berikut:


Internet adalah jaringan komunikasi global yang terbuka dan menghubungkan ribuan
jaringan komputer, melalui sambungan telepon umum maupun pribadi. Secara
individual, jaringan komponennya dikelola oleh agen-agen pemerintah, universitas,
organisasi komersial, serta sukarelawan. (Mac Bride,1997:1)

Karena internet juga dipakai untuk memasarkan produk dan jasa, maka definisi dari
pemasaran menurut Kotler dan Amstrong yaitu : Pemasaran adalah suatu proses sosial
dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka
butuhkan serta inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dengan
nilai orang lain. Merupakan suatu fungsi bisnis yang bertugas mengenali kebutuhan dan
keinginan konsumen, menentukan sasaran pasar mana yang dapat dilayani dengan
sebaik-baiknya oleh perusahaan, serta merancang produk, jasa, dan program yang
tepat untuk melayani pasar tersebut. Kotler dan Amstrong (1997:6)

Sedangkan menurut Soemarsono penjualan adalah sebagai berikut :


Penjualan adalah peningkatan jumlah aktiva atau penurunan kewajiban dan penyerahan
barang atau jasa atau aktivitas usaha lainnya dalam suatu periode. Penjualan ada dua
jenis, yaitu penjualan tunai dan penjualan kredit. Penjualan tunai adalah penjualan
produk yang pembayarannya dilakukan seketika atau pada saat itu juga. Sedangkan
penjualan kredit adaah penjualan produk dimana pembayaran dilakukan setelah barang
diterima dengan cara mengangsur. Soemarsono (1994:274)

E-Commerce

1. Pengertian E-commerce
Pengertian e-commerce oleh Derek Slater 1999 sebagai berikut ini: Electronic
commerce or e-commerce is a very broad term. E-commerce conducted between
businesses differs from that carried out between a business and it consumers. For
business to consumer e-commerce, the web has become the dominant pipeline. Think
Amazon..com The company offers a lot of books for sale on it website. Consumer find
what they like, type in their credit card number and unpack the books a few days
later. Conducting individual stock trades, moving money from checking to saving or
tracking an overnight package delivery via intenet.
(Derek,Slater,1999,http://www.cio.com/archieve/enterprise/161599_curve.html)
2. Jenis-jenis E-commerce
Adapun jenis-jenis e-commerce adalah business to business (B2B) dan Business to
consumer (B2C,retail). Selain kedua jenis tersebut ada juga jenis baru yang disebut
Consumer to Consumer (C2C) seperti transaksi lelang yang dilakukan di eBay.
 Karakteristik Business to Business
Trading Partners yang sudah diketahui dan umumnya memiliki hubungan yang cukup
lama. Informasi yang dipertukarkan dengan partner tersebut dikarenakan sudah
mengenal lawan komunikasi, maka jenis informasi yang dikirimkan, data disusun
sesuai dengan kebutuhan dan kepercayaan. Pertukaran data berlangsung berulang-
ulang dan secara berkala, misalnya setiap hari dengan format data yang sudah
disepakati bersama. Dengan kata lain, servis yang digunakan sudah tertentu. Hal ini
memudahkan pertukaran data untuk dua entiti yang menggunakan standar yang
sama. Salah satu pelaku dapat melakukan inisiatif untuk mengirimkan data, tidak
harus menunggu partnernya. Model yang umum digunakan adalah peer-to-peer,
dimana processing intelligence dapat didistribusikan pada kedua pelaku bisnis.

 Karakter Business to Consumer


Servis yang digunakan bersifat umum dengan mekanisme yang dapat digunakan oleh
khalayak ramai. Contoh : karena sistem web sudah dikenal maka servis menggunakan
basis web. Pendekatan client/server sering digunakan dimana diambil asumsi client
(consumer) menggunakan sistem yang minimal berbasis web dan processing
(business procedure) diletakkan pada sisi server.

Kelebihan e-commerce adalah dapat mengurangi biaya pengiklanan serta efektif


untuk jarak jauh, sedangkan kekurangannya pembeli tidak dapat langsung
memeproleh barang tetapi harus menunggu selama beberapa waktu.
(Kevin dan Yudi,2000,http://www.sinergi-web.tripod.com/iptek.htm)

3. Karakteristik system e-commerce


Seperti yang dikemukakan oleh Nickerson mengenai teknologi e-commerce yaitu E-
commerce menyedikan sejumlah fungsi. Fungsi-fungsi ini sama dengan fungsi pada
sistem informasi tradisional, dan beberapa merupakan hal yang unik yang ada pada
sistem e-commerce. (Nickerson,2001:337-339)

 Presentasi produk
Sistem e-commerce harus menyediakan cara bagi konsumen, baik itu konsumen
perorangan maupun bisnis untuk mengenali produk yang akan mereka beli. Produk
perlu untuk dipromosikan secara elektronik untuk menarik perhatian konsumen.
Situs web juga seharusnya memberi informasi yang mudah untuk diakses mengenai
fitur dan karakteristik produk perusahaan. Situs web juga seharusnya memberi
informasi mengenai harga kepada konsumen. Banyak situs web e-commerce memiliki
katalog elektronik, yaitu daftar yang berisi deskripsi produk, gambar-gambar, beserta
harganya.

 Entry Pesanan
Setelah konsumen memilih produk yang dinginkan, konsumen harus memasukkan
pesanan produk kedalam sistem e-commerce. Setelah selesai memilih produk yang
diperlukan, konsumen memberikan informasi mengenai nama dan alamat, sama
halnya dengan informasi mengenai pembayaran yang akan dibahas poin berikutnya.
Setelah langkah-langkah tersebut lengkap, pesanan tersebut akan diproses oleh
sistem e-commerce.

 Pembayaran
Agar konsumen membayar produk-produk yang dibelinya, sebuah sistem e-
commerce harus memiliki fasilitas pembayaran secara elektronik. Ada banyak
pendekatan yang bisa digunakan. Bagi konsumen perorangan, cara pembayaran yang
paling banyak digunakan adalah melalui kartu kredit atau kartu debit. Sedangkan
untuk konsumen bisnis, perusahaan bisa mengirim tagihan ke konsumen, jika angka
kreditnya bank, atau konsumen bisa melakukan transfer pembayaran melalui
banknya kerekening perusahaan.

 Distribusi produk

Distribusi produk dalam sistem e-commerce bergantung pada jenis produk yang
dijual. Jika produk berupa barang fisik seperti spare part atau pakaian, maka sistem
e-commerce harus bisa memastikan pusat distribusinya, yaitu kemana barang harus
dikirim atau dikapalkan. Banyak produk yang telah dijual melalui internet,
bagaimanapun juga didistribusikan secara elektronik.

 Pelayanan Konsumen

Pada saat sebelum, selama atau setelah pembelian produk, konsumen mungkin
membutuhkan pelayanan khusus. Sebagai contoh, konsumen mungkin memilliki
pertanyaan mengenai sebuah produk sebelum membelinya. Selama proses
pemesanan, konsumen mungkin mengalami kesulitan dalam menggunakan sistem e-
commerce. Setelah menerima pesanannya, konsumen mungkin ingin menukar atau
mengembalikan produk yang telah dibelinya. Situasi-situasi tersebut dapat diatasi
dengan memberikan informasi detil dan jawaban pertanyaan secara elektronik.
Sebuah sistem e-commerce yang dirancang dengan baik harus menyediakan fasilitas
pelayanan konsumen. Sistem juga harus memberikan nomor telepon atau alamat e-
mail yang bisa dihubungi konsumen.

 Dukungan Produk
Setelah konsumen membayar produk yang dibelinya, mungkin saja konsumen masih
membutuhkan dukungan bisnis. Dukungan terhadap produk bisa disediakan oleh
sistem e-commerce dengan mengikutsertakan informasi detil mengenai produk
dalam situs web. Sistem e-commerce juga bisa menyediakan system e-mail sehingga
konsumen dapat mengirim pertanyaan dan menerima jawabannya melalui e-mail,
yang biasanya beberapa hari kemudian. Atau mungkin disediakan sebuah sistem chat
bagi konsumen untuk dapat berinteraksi dengan representative costumer service.

B. Kerangka Berpikir

Istilah e-business berkaitan erat dengan e-commerce. Bagi sebagian kalangan, istilah e-
commerce diartikan secara sempit sebagai transaksi jual beli produk, jasa dan informasi
antar mitra bisnis lewat jaringan komputer, termasuk internet. Sedangkan e-business
mengacu pada lingkup yang lebih luas dan mencakup pula layanan konsumen, kolaborasi
dengan mitra bisnis, dan transaksi elektronik internal dalam sebuah organisasi. Meskipun
demikian, istilah e-commerce sebenarnya dapat di definisikan berdasar 5 perspektif
(Phan, 1998; lihat Tabel 2): (1) on-line purchasing perspective; (2) digital communications
perspective; (3) service perspective; (4) business process perspective; dan (5) market of-
one perspective. Dengan demikian, pada hakikatnya dalam lingkup yang luas e-
commerce bisa dikatakan ekuivalen atau sama dengan ebusiness (Turban, et al., 2000).

1. On-line Purchasing Pespective


Sistem yang memungkinkan pembelian dan penjualan produk dan informasi melalui
internet dan jasa online lainnya. Fokus : Transaksi online
2. Digital Communication Perspective
Sistem yang memungkinkan pengiriman informasi digital produk, jasa dan
pembayaran online. Fokus : Komunikasi secara elektronis

3. Service Perspective
Sistem yang memungkinkan upaya menekan biaya, menyempurnakan kualitas
produk dan informasi instan terkini, dan meningkatkan kecepatan penyampaian jasa.
Fokus : Efisiensi dan layanan konsumen
4. Business Process Perspective
Sistem yang memungkinkan otomatisasi transaksi bisnis dan aliran kerja. Fokus :
Otomatisasi proses bisnis
5. Market-of-one Perspective
Sistem yang memungkinkan proses ‘Customization’ produk dan jasa untuk
diadapatasikan pada kebutuhan dan keinginan setiap konsumen secara efisien. Fokus
: Process customization
Sumber: diolah dari Phan (1998), one.indoskripsi.com dan scribd.com

Lebih lanjut, e-business bisa di klasifikasikan berdasarkan karakteristik transaksi menjadi


enam jenis (Turban, et al.,2000), yaitu :
 Business-to-Business (B2B), meliputi transaksi IOS (Inter Organizational System) dan
transaksi pasar elektronik (electronic market transactions) antar organisasi. Tipe-tipe
IOS antara lain berupa EDI, extranets, electronic funds transfer, electronic forms,
integrated messaging, shared databases, dan supply chain management. Hingga saat
ini tipe B2B adalah yang paling dominan dalam praktek e-business.
 Business-to-Consumer (B2C), yaitu transaksi ritel dengan pembeli individual.
Contohnya antara lain www.amazon.com, www.barnesandnoble.com,
www.elexmedia.co.id, www.togamas.com dan www.indonesiancd.com.
 Consumer-to-Consumer (C2C), dimana konsumen menjual produk secara langsung
kepada konsumen lainnya. Biasanya individu mengiklankan produk, jasa, pengetahuan,
maupun keahliannya disalah satu situs lelang atau classified ads. Contohnya meliputi
www.bekas.com dan www.classified2000.com.
 Consumer-to-Business (C2B), meliputi individu yang menjual produk atau jasa kepada
organisasi, serta individu yang mencari penjual,bertransaksi dengan penjual tersebut,
dan melakukan transaksi.
 Non-Business Electronic Commerce; terdiri dari institusi non bisnis seperti lembaga
pendidikan, organisasi nirlaba, organisasi keagamaan, organisasi sosial, dan instansi
pemerintah. Contohnya : www.bapenas.go.id, www.bps.go.id, www.komnas.go.id, dan
www.bppt.go.id. Umumnya organisasi non bisnis menggunakan berbagai tipe e-
commerce untuk keperluan menekan biaya atau meningkatkan layanan konsumen dan
operasi.
 Intrabusiness (organizational) electronic commerce, meliputi semua aktivitas internal
organisasi yang biasanya dilakukan melalui intranet meliputi pertukaran barang, jasa
atau informasi. Aktivitas internal bisa bermacam-macam, mulai dari menjual produk
korporat kepada para karyawan hingga aktivitas pelatihan online.

C. Hipotesis Penelitian

Karena hipotesis merupakan suatu anggapan sementara yang masih harus dibuktikan
kebenarannya, dimana anggapan sementaranya adalah tingkat kenaikan omset melalui
e-commerce dibawah 40%.

Maka berdasarkan penjelasan di atas, dapat ditentukan hipotesis seperti di bawah ini :
 Hipotesis Nol (Ho) : tingkat kenaikan omset penjualan dengan menggunakan e-
commerce maksimal 40 %
 Hipotesis Alternatif (Ha) : tingkat kenaikan omset penjualan dengan menggunakan e-
commerce minimal 40%
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Populasi sample

Dari sekian banyak populasi toko-toko yang menggunakan e-commerce, kami mengambil
sampel sebanyak 30 toko di Jakarta yang telah menggunakan e-commerce.

Proses pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik
random sampling. Teknik ini digunakan apabila pengambilan sampel anggota populasi
dilakukan secara acak/random.

B. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk memperoleh data yang
diperlukan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen penelitian yang
berbentuk kuesioner (daftar pertanyaan dalam bentuk pernyataan) yang disampaikan
kepada responden, dimana format jawaban dari kuesioner disusun dengan
menggunakan Rating Scale, dengan empat jawaban, salah satunya sebagai berikut :
1. Sangat Bagus, nilai = 4
2. Bagus, nilai = 3
3. Tidak Bagus, nilai = 2
4. Sangat Tidak Bagus, nilai = 1
Karena tingkat pengukuran yang diberikan oleh instrumen adalah interval pada data
deskriptif, maka pengujian hipotesis menggunakan t-test.

C. Teknik Pengolahan Data

Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan melalui beberapa teknik, sebagai
berikut:
1. Studi kepustakaan, mengumpulkan bahan-bahan dan informasi mengenai teori dan
konsep guna menjelaskan fenomena yang berhubungan dengan variabel penelitian,
melalui dokumen tertulis berupa buku dan bahan tertulis lainnya.
2. Kuesioner, yaitu merupakan teknik pengumpulan data melalui penyebaran
seperangkat pertanyaan (kuesioner) atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawab dan penulis mendampingi responden pada saat menjawab guna memberikan
penjelasan atas pertanyaan yang kurang dipahami.

D. Teknik Analisa Data


Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik, dimana terdapat
dua macam statistik yang digunakan untuk analis data dalam penelitian, yaitu statistik
deskriptif dan statistik inferensial. Pada analisis deskriftif kita menggunakan mean,
modus, standard deviasi, sedangkan analisis inferensia kita menggunakan statistik uji t.
Karena data ini berupa data deskriptif dengan skala interval maka digunakan t-test
sebagai pengujian hipotesis.

Berikut keterangan kuesioner yang telah kami sebarkan, kuesioner telah kami lampirkan
di belakang.

Jumlah skor kriterium (bila setiap butir mendapat skor tertinggi) = 4 x 8 x 30 = 980.
Untuk skor tertinggi tiap pertanyaan = 4, jumlah pertanyaan = 8 , dan jumlah responden
= 30. Sedangkan jumlah skor hasil pengumpulan data = 640.
Dengan demikian peranan e-commerce terhadap peningkatan penjualan menurut
persepsi 30 responden itu adalah sebesar 640 : 980 = 65,3%

|245_________________|490________ | 640__|735_________________|980

Sangat tidak bagus Tidak Bagus Bagus Sangat bagus

Nilai 640 termasuk dalam kategori interval ” Tidak bagus dan Bagus”, tetapi lebih
mendekati bagus. Dari hasil kuesioner yang kami bagikan ke toko-toko yang
menggunakan e-commerce, kami mendapatkan kesimpulan:

Menurut persepsi para responden e-commerce membantu mereka dalam meningkatkan


penjualan (dari pertanyaan #1, rata-rata point = 3,3 dan 98 : 100 = 82% mengatakan
bagus), menyediakan informasi yang lengkap kepada konsumen mengenai barang-
barang yang dijual (dari pertanyaan #2, rata-rata point = 3,2 dan 95 : 120 = 79,2%
mengatakan lengkap), mudah dalam mengakses database penjualan (dari pertanyaan #3,
rata-rata point = 3,2 dan 95 : 120 = 79,2% mengatakan mudah) dan cepat dalam
melakukan transaksi penjualan (dari pertanyaan #4, rata-rata point = 3 dan 90 : 120 =
75% mengatakan cepat), serta transaksi yang dilakukan melalui e-commerce tergolong
aman (dari pertanyaan # 7, rata-rata point = 2,76 dan 83 : 120 = 69% mengatakan lebih
kurang aman).

Akan tetapi menurut persepsi sebagian besar responden e-commerce masih kurang
efektif dalam meningkatkan penjualan, hal ini bisa dilihat dari persepsi sebagian besar
responden yang mengatakan rata-rata kenaikan omser penjualan mereka hanya 26-50%
saja (dari pertanyaan #5, rata-rata point = 1,76 dan 53 :120 = 44,2%), kenaikan jumlah
pelanggan melalui e-commerce tidak terlalu besar (dari pertanyaan #6, rata-rata point =
2,5 dan 75 : 120 = 62,5%), dan konsumen yang bertransaksi melalui e-commerce
tergolong kecil hanya berkisar 26-50% ( dari pertanyaan #8, rata-rata point = 1,7 dan 51:
120 = 42,5%)
BAB IV
HASIL PENELITIAN, PENGUJIAN HIPOTESIS
DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
Dari data hasil penelitian kita bisa mendapatkan besarnya kenaikan omset dengan
adanya pengaruh e-commerce dan seberapa besar pengaruhnya dalam persen.

Berikut pie chart yang telah kita buat :


B. Hasil Pengujian Hipotesis

Dari data diatas kita mendapatkan jumlah skor kriterium (bila setiap butir mendapat skor
tertinggi) = 4 x 8 x 30 = 980. Dengan demikian peranan e-commerce terhadap
peningkatan penjualan menurut persepsi 30 responden itu adalah sebesar 640 : 980 =
65,3%, berikut hasil pengujian hipotesisnya :
1. H0 : tingkat kenaikan omset penjualan dengan menggunakan e-commerce maksimal 40%
0.40X 4 = 1.6
2. H1 : tingkat kenaikan omset penjualan dengan menggunakan e-commerce minimal 40%
0.40 X 4 = 1.6
3. α = 5% → 0.05
4. Statistic uji :
X 
t 0
s
n
1.767  1.6 0.167
t   1.347
0.6789 0.124
30
5. t table untuk α = 0.05 → 2.042
6. t hitung < dari t table sehingga jatuh di daerah penerimaan H0, dengan demikian H1
ditolak pada taraf 5% dan H0 diterima. Yang berarti tingkat kenaikan omset melalui e-
commerce dibawah 40%

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Dari hasil pengujian hipotesis t-test secara keseluruhan, menghasilkan penelitian bahwa
tingkat kenaikan omset melalui e-commerce dibawah 40%.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan maka dapat kita ambil kesimpulan sebagai berikut:
1. E-commerce sekarang ini belum berdampak besar terhadap peningkatan penjualan
dan omset.
2. E-Commerce merupakan salah satu cara yang efektif untuk meningkatkan penjualan
dan omset tetapi e-commerce bukan cara yang terbaik.

B. Saran
Saran yang dapat kita ambil dari pembahasan diatas adalah :
1. Hendaknya tetap terjalin hubungan baik antara konsumen dan responden, dalam hal
ini responden adalah pemilik toko yang menggunakan jasa e-commerce.
2. Adanya peningkatan keamanan dalam e-commerce sehingga responden dan
konsumen jadi semakin aman dalam bertransaksi tanpa merasa cemas.
3. Dalam rangka kepuasan pelanggan hendaknya penjual juga meningkatkan pelayanan
atau dengan kata lain mempercantik tampilan atau menambahkan fungsi-fungsi baru
pada e-commerce.
4. Ada baiknya bila penelitian tentang e-commerce ini dilakukan dalam skala yang lebih
besar dan akurat, karena hasil dari penelitian semacam ini dapat menjadi referensi
yang bagus untuk perkembangan Indonesia dalam memasuki pasar bebas dunia.
DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung, 1998.


www.kadin.or.id/webpages/nl/PDF/iNewsletter_Februari_2005.pdf
www.en.wikipedia.org/wiki/E-commerce
www.ilkom.unsri.ac.id/jurnal/data_materi/ecommerce_deris.pdf
www.myindo.co.id/productservice/20/index.html
LAMPIRAN
A. Kuesioner
B. Hasil Perhitungan Kuesioner

Anda mungkin juga menyukai