“EKUILIBRIUM UMUM”
Tugas ini disusun guna melengkapi Mata Kuliah Teori Ekonomi Mikro II
Dosen Pengampu: Emma Dwi Ratna Sari S.E., M.Si.
.
Disusun oleh :
S1 EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TIDAR
2018
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kita semua dan hanya dengan qudrat dan iradat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan
makalah tentang “Ekuilibrium Umum”.
Adapun makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Mikro Ekonomi
II. Semoga dengan penyusunan makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman.
Demi kesempurnaannya, penulis selalu mengharapkan adanya saran dan masukan dari
berbagai pihak.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Emma Dwi Ratna Sari selaku dosen mata kuliah Teori Ekonomi Mikro II
yang telah memberikan bimbingan dan materi makalah.
2. Orang tua yang telah memberikan dorongan serta doa dan bantuan moril.
3. Serta pihak yang telah bekerja sama membantu proses pembuatan makalah.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi
penulis sendiri dan umumnya bagi semua pihak yang membacanya.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada pasar ini kekuatan permintaan dan kekuatan penawaran dapat bergerak secara
leluasa. Ada pun harga yang terbentuk benar-benar mencerminkan keinginan produsen dan
konsumen. Permintaan mencerminkan keinginan konsumen, sementara penawaran
mencerminkan keinginan produsen atau penjual. Permintaan dan penawaran membentuk
harga dan kuantitas keseimbangan. Artinya, permintaan akan selalu berinteraksi dengan
penawaran sehingga membentuk harga dan kuantitas keseimbangan. Jadi, harga
keseimbangan adalah harga yang terbentuk di saat permintaan dan penawaran menemui
suatu kesepakatan, yaitu tepat berada di perpotongan antara kurva permintaan dan kurva
penawaran yang disebut titik keseimbangan. Kuantitas keseimbangan merupakan jumlah
suatu barang atau jasa yang terbentuk saat terjadi harga keseimbangan.
Interaksi antara permintaan dan penawaran akan menciptakan keseimbangan pasar
terjadi apabila pada harga keseimbangan jumlah barang yang diminta konsumen sama
persis dengan jumlah yang ditawarkan produsen secara grafis keseimbangan pasar tercapai
apabila kurva permintaan dan penawaran berpotongan.
Sejauh ini kita telah mempelajari setiap pasar secara terpisah tetapi pasar sering kali
tetap bergantung satu sama lain. Kondisi di suatu pasar bisa mempengaruhi harga dan
output di pasar karena suatu barang merupakan input bagi produksi barang lain atau karena
kedua barang bersifat subsitusi atau komplementer. Pada makalah ini akan di bahas
mengenai bagaimana analisis ekuilibrium umum dapat digunakan untuk
mempertimbangkan faktor kesalingterkaitan ini serta memperluas konsep efisien ekonomi.
1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Keseimbangan
Keseimbangan menggambarkan situasi di mana semua kekuatan yang ada dalam pasar,
permintaan dan penawaran yang berada dalam keadaan seimbang sehingga setiap
variabel yang terbentuk di pasar, harga dan kuantitas, sudah tidak lagi berubah. Dalam
keadaan ini harga dan kuantitas yang diminta akan sama dengan yang ditawarkan
sehingga terjadilah transaksi.
Analisa Ekuilibrium Umum
Analisis ekuilibrium umummenentukan harga dan kuantitas di seluruh pasar
secara bersama, dan secara eksplisit mempertimbangkan efek umpan balik. Efek umpan
balik merupakan penyesuaian harga dan kuantitas di suatu pasar yang disebabkan oleh
adanya penyesuaian harga dan kuantitas di pasar terkait. Anggaplah, misalnya,
pemerintah AS mengenakan pajak atas import minyak. Kebijakan ini akan langsung
menggeser kurva penawaran minyak ke kiri (yang membuat harga minyak import lebih
mahal) dan menigkatkan harga minyak. Tetapi efek dari pajak tersebut tidak berakhir
di sini. Makin tinggi harga minyak akan meningkatkan permintaan dan harga gas alam.
Makin tingginya harga gas alam pada gilirannya menyebabkan permintaan atas minyak
meningkat (bergerser ke kanan) sehungga makin meningkatkan harga minyak. Pasar
minyak dan gas alam akan terus berinteraksi hingga pada akhirnya ekuilibrium tercapai
dimana kuantitas permintaan dan kuantitas penawaran sama pada kedua pasar.
Dalam praktiknya analisis ekuilibrium yang lengkap, yang mengevaluasi
dampak dari adanya suatu perubahan dalam satu pasar terhadap seluruh pasar lain, tidak
dimungkinkan. Justru, ketika mengamati pajak atas minyak , kita juga mungkin
mengamati pasar gas alam, batu bara, dan listrik.
Dua Pasar yang Saling Bergantung-Beralih ke ekuilibrium Umum
Untuk mempelajari hubungan timbal balik pasar, kita amati pasar persaingan
penyewaan DVD dan bioskop. Kedua pasar ini sangat terkait karena pemutar DVD
memungkinkan konsumen untuk menonton film bioskop di rumah. Perubahan dalam
kebijakan harga yang mempengaruhi satu pasar cenderung akan berdampak pada pasar
lain. Yang pada gilirinnya akan menciptakan efek umpan balik pada pasar
pertama.Gambar 16.1 menunjukan kurva penawaran dan permintaan atas DVD dan
tiket bioskop. Pada bagian (a), harga tiket bioskop awalnya adalah $6,00; pasar
mencapai ekuilibrium pada perpotongan Dm dan Sm. Pada bagian 9b), pasar DVD juga
mencapai ekuilibrium pada harga $3,00.
Sekarang anggaplah pemerintah mengenakan pajak $1 pada setiap tiket bioskop
yang dibeli. Efek dari pasar ini berdasarkan analisis ekuilibrium parsial adalah
bergesernya kurva penawaran atas tiket bioskop ke atas sebesar $1 dari Sm ke S*m
pada gambar 16.1 (a). Awalnya, pergeseran ini menyebabkan harga tiket bioskop
meningkat ke harga $6,35 dan kuantitas tiket bioskop yang terjual menurun dari Qm,
ke Q*m. Inilah hasil yang ditunjukan oleh analisis ekuilibrium parsial. Tetapi kita bisa
berlanjut pada analisis ekuilibrium umum denagn melakukan dua hal berikut: 1)
mengamati efek dari pajak tiket bioskop tersebut pada pasar DVD, dan (2) melihat
apakah terdapat efek umpan balik dari pasar DVd terhadap pasar tiket bioskop.
2
Pajak tiket bioskop mempengaruhi pasar DVd karena bioskop dan DVd
merupakan barang subsituri. Peningkatan harga tiket bioskop menggeser permintaan
atas Dvd dari Dv ke D’v pada gambar 16.1 (b). Pada gilirannya, pergeseran ini
menyebabkan harga sewa DVD meningkat dari $3,00 ke $3,50. Perhatikan bahwa pajak
yang dikenakan atas suatu produk bisa mempengaruhi harga dan penjualan produk lain,
hal yang harus diingat oleh pembuat kebijakan ketika merancang kebijakan pajak.
Lantas bagaimana dengan pasar tiket bioskop? Kurva permintaan awal atas tiket
bioskop mengasumsikan bahwa harga DVD tidak berubah pada $3,00. Tetapi karena
harganya kini menjadi $3,50, permintaan atas tiket bioskop akan bergeser ke ats, dari
Dm ke D’m pada gambar 16.1 (a) harga ekuilibrium tiket bioskop yang baru (pada
perpotongan Sm dan D’m) adalah $6,75, alih-alih $6,35, dan kuantitas tiket bioskop
yang dibeli telah bertambah dari Q’m ke Q”m. Dengan demikian, analisis ekuilibrium
parsial mengabaikan efek dari pajak atas tiket bioskop tersebut . pasar DVD sangat
terkait dengan pasar tiket bioskop sehingga untuk mencari efek penuh dari pajak ini,
kita memerlukan analisis ekuilibrium umum.
3
permintaan atas DVD. Harga-harga tersebut adalah harga ekuilibrium umum yang tepat
karena kurva permintaan dan penawaran DVD diperoleh dari asumsi bahwa DVD
adalah $3,58. Dengan kata lain, kedua rangkaian kurva sejalan dengan harga pasar pada
pasar yang bersangkutan, dan kita tidak bisa memperkirakan bahwa kurva permintaan
danpenawaran pada suatu pasar akan terus bergeser. Untuk mencari harga dan kuantitas
ekuilibrium umum dalam praktik kita harus mencari secara bersamaan dua harga yang
menyamakan kuantitas permintaan dan kuantitas penawaran di seluruh pasar terkait.
Untuk contoh tersebut jadi penyelesaianya atas empat persamaan yaitu permintaan tiket
bioskop dan DVD serta penawaran atas tiket bioskop dan DVD.
Perhatikan bahwa sekalipun kita hanya tertarik pada pasar tiket bioskop, penting untuk
mempertimbangakan pasar DVD ketika mempertimbangkan pasar DVD ketika
menentukan dampak adanya pajak atas tiket bioskop. Contohnya, analisis ekuilibrium
parsial akan menghasilkan kesimpulan bahwa pajak tersebut akan meningkatkan harga
tiket bioskop dari $6,00 menjadi $6,35. Akan tetapi, analisa ekuilibrium umum
menunjukkan bahwa dampak dari pajak tersebut atas harga tiket bioskop ternyata lebih
besar. Harga tiket bertambah menjadi $6,82.
Tiket bisokop adalah barang subsitusi. Dari gambar diatas, sebaiknya mampu
menyakinkan bahwa apabila kedua barang yang dicontohkan ini bersifat
komplementer, analisi ekuilibrium parsial justru akan melebih-lebihkan dampak pajak.
Misalnya bensin dan mobil, pajak atas bensin akan menaikkanharganya, tetapi
peningkatan ini mengurangi permintaan atas mobil, yang pada giliranya
mengurangijumlah permintaan atas bensin, sehingga menurunkan harganya.
Efisiensi Ekonomi
Efisiensi ekonomi merupakan memaksimalkan surplus agregat konsumen dan
produsen. Konsep efisiensi ekonomi digunakan untuk pasar yang saling terhubung, baik
yang berbentuk pasar perdagangan bebas, berorientasi pasar atau terncana, dan apakah
sangat diregulaiskan atau tidak? Untungnya konsep efisiensi ekonomi masih berlaku
ketika pasar tidak ada sma sekali, dan cukup individu saling bertukar satu sama lain.
Keuntungan Perdagangan
4
Sebagai pedoman, perdagangan sukarela antara dua orang atau negara akan
menguntungkan satu sama lain. Untuk melihat bagaimana perdagangan dapat
menguntungkan seluruh pihak, kita amati secara rinci pertukaran antara dua individu,
dengan mengasumsikan bahwa pertukaran tersebut tidak menimbulkan biaya apapun.
Tabel 1
5
Diagram Kotak Edgeworth
Gambar 1. Kotak Edgeworth
6
Gambar 2 menunjukkan beberapa kurva indiferen untuk James dan Keren.
Karena alokasi James diukur dari titik awal 𝑂𝑙 , kurva indiferen James digambarkan
seperti biasa. Tetapi untuk Karen, kurva indiferennya telah berputar 180 derajat,
sehingga titik awalnya berada pada sudut kanan atas dari diagram tersebut. Kurva
indiferensi Karen berbentuk cembung, seperti halnya James; kita hanya melihatnya dari
sudut pandang yang berbeda. Setelah menggambarkan dua rangkaian kurva indiferen,
kita amati terlebih dahulu kurva berlabel 𝑈𝑙1 dan 𝑈𝑘1 yang melewati alokasi awal pada
A. MRS James dan Karen menghasilkan kemiringan kurva indiferen mereka pada A.
MRS pakaian atas makanan James sama dengan ½ , sedangkan Karen 3. Bidang
berwarna antara kedua kurve indiferen ini mencerminkan seluruh kemungkinan alokasi
makanan dan pakaian yang akan menguntungkan James dan Karen selain pada A.
Dengan kata lain, bidang ini menggambarkan seluruh kemungkinan perdagangan yang
saling menguntungkan. Dimulai dari A, perdagangan apapun mengalihkan alokasi
barang diluar bidang berwarna akan membuat salah satu dari kedua konsumen tersebut
merugi dan sebaiknya tidak terjadi. Peralihan dari A ke B saling menguntungkan.
Tetapi pada gambar 2, B bukanlah titik yang efisien karena kurva indiferen dan
berpotongan. Dalam hal ini, MRS James dan Karen tidak sama dan alokasi tersebut
tidak efisien. Dimulai hal ini, MRS James dan Karen tidak sama dan alokasi tersebut
tidak efisien. Dimulai dari B, James lebih memilih untuk menyerahkan sebagian
makanan untuk menambah pakaian. Dia bersedia melakukan perdagangan apapun yang
tidak membuatnya makin merugi dan berharap memperoleh utilitas tambahan, dan
banyak sekali bentuk perdagangan yang akan menguntungkannya. Karen, disisi lain
bersedia menyerahkan sebagian pakaian untuk memperoleh lebih banyak makanan, dan
banyak bentuk perdagangan yang akan menguntungkannya. Situasi ini
menggambarkan hal penting: Sekalipun perdagangan dari suatu alokasi yang inefisien
menguntungkan kedua pihak, alokasi yang baru tidak serta merta menjadi efisien.
7
Gambar 1. Kurva kontrak
8
Gambar 2. Ekuilibrium kompetitif
9
perdagangan dalam pasar yang kompetitif, seluruh perdagangan yang saling
menguntungkan akan terlaksana dan equilibrium alokasi sumber daya yang dihasilkan
akan mencapai efisien pareto.
10
menghasilkan lebih banyak utilitas bagi James dan lebih sedikit bagi Karen. Sebagian
orang mungkin merasa bahwa G lebih adil ketimbang H, dan yang lain mungkin
sebaliknya. Persoalannya adalah bagaimana mendefinisikan alokasi yang adil?
Jawabannya bergantung pada sudut pandang seseorang atas keadilan dan dengan
demikian, bergantung pada perbandingan utilitas antarindividu.
11
maka tingkat upah w akan sama di seluruh industri. Demikian pula, tingkat sewa
modal r akan sama, baik dalam industri makanan maupun pakaian. Apabila
produsen makanan dan pakaian meminimalkan biaya produksi, mereka akan
menggunakan kombinasi tenaga kerja dan modal tertentu sehingga rasio produk
marginal dari kedua input sama dengan rasio harga input :
MPL / MPK = w/r
Tetapi kita juga melihat bahwa rasio produk marginal dari dua input
tersebut sama dengan tingkat substitusi teknis marginal atas modal MRTSLK.
Jadi,
MRTSLK = w/r
12
c. Efisiensi Output
Suatu perekonomian memproduksi output secara efisien hanya jika, untuk
setiap konsumen.
MRS = MRT
Untuk mencapai efisiensi, produksi makanan harus ditingkatkan hingga
MRS menurun dan MRT meningkat serta keduanya sama besar. Output yang
efisien tercapai hanya ketika MRS = MRT untuk seluruh pasangan barang.
Gambar tersebut menunjukkan syarat efisiensi output yang penting tersebut
secara grafis. Di sisi, kita memiliki satu kurva indiferen konsumen yang
tumpang-tindih atas kurva batas kemungkinan produksi dari Gambar tersebut.
Perhatikan bahaw C merupakan satu – satunya titik pada batas kemungkinan
produksi yang memaksimalkan kepuasan konsumen. Pada titik singgung antara
kurva indiferen dan batas kemungkinan produksi, MRS (kemiringan kurva
indiferen) dan MRT (kemiringan kurva batas kemungkinan produksi) sama.
13
marginal antara dua barang sama dengan rasio harga. Untuk contoh dua barang
makanan dan pakaian.
MRS = PF / PC
Pada saat bersamaan, setiap perusahaan yang memaksimalkan laba akan
memproduksi outupnya hingga titik dimana harga sama dengan biaya marginal.
Sekali lagi, untuk contoh dua barang di atas :
14
jadi dikombinasikan dengan tenaga kerja atau mesin untuk membuat sebagian
atau keseluruhan dari produk jadi. Sebagai contoh chip dan komponen lain
untuk membuat sebuah komputer atau handphone. Amati produk Apple iPod.
Pada bagian belakang tertulis “Dibuat oleh Apple diCalifornia. Dirakit oleh
Cina.” Tetapi ini pun hanyalah bagian awal dan akhir dari rangkaian panjang
tugas-tugas yang harus dikerjakan untuk membuat seuah iPod, seperti yang
dapat dilihat pada Tabel 16. 4. Tiga hal yang perlu diperhatikan. Pertama,
produk iPod bersifat global. Desain produk dilakukan disatu tempat,
manajemen perusahaan di tempat lain, dan perakitan aktual di tempat lain.
LOKASI % HARGA
KOMPONEN PERUSAHAAN HARGA ($)
MANUFAKTUR ECERAN
15
Negara berbeda sehingga salah satu negara memiliki keunggulan komperatif dalam
memproduksi suatu barang sedangkan negara lain memiliki keunggulan komparatif dalam
memproduksi barang lain.
16
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Analisis equilibrium umum mengamati keseluruhan pasar secara bersamaan, dengan
mempertimbangkan efek umpan-balik dari pasar lain dari pasar yang sedang diamati.
Suatu lokasi menjadi efisien ketika tidak ada konsumen yang bisa diuntungkan oleh
adanya perdagangan tanpa merugikan orang lain. Ketika konsumen melakukan
perdagangan yang saling menguntungkan, hasilnya merupakan efisiensi pareto dan
berada pada kurva kontrak
Eqilibrium kompetetif mengambarkan serangakain harga dan kuantitas. Ketika
konsumen memilih alokasi yang paling disukainya, kuantitas permintaan sama dengan
kuantitas penawaran dipasar. Seluruh ekuilibrium kompetitif berada pada kurva kontrak
dan efisiensi pareto
kurva batas kemungkinan utilitas mengukur seluruh alokasi efisien dalam bentuk
tingkat utilitas yang dicapai oleh masing-masing dari dua individu. Meskipun kedua
kurva tersebt lebih memilih alokasi lain daripada alokasi yang inefisien, tidaksemua
alokasi efisien harus dipilih. Oleh karena itu, suatu lokasi yang inefisien bisa lebih
bersifa adil ketimbang yang efisien.
Karena suatu ekuilibrium kompetitif tidak serta merta harus bersifat adil, pemerintah
mungkin berniat untuk membantu redistribusi kekayaan dari kalangan kaya ke miskin.
Karena proses retribusi memakan banyak biaya, konflik mungkin bisa terjadi antara
ingin mencapai keadilan dan efisien
Manfaat lain dari perdagangan ketika perekonomian dua Negara berbeda sehingga salah
17
DAFTAR PUSTAKA
Pindyck, Robert S. and Rubinfeld, Daniel. 2104. Mikroekonomi. Edisi 8. Erlanga: Jakarta
18
LAMPIRAN
Laporan Praktik di Lapangan :
Judul : Ekuilibrium Pasar
Tempat : Pasar Rejowinangun dan Matahari Departemen Store
Waktu : Rabu, 23 Mei 2018
Hasil :
Pada praktik lapangan yang dilakukan kelompok kami mengambil contoh kasus
Equilibrium (keseimbangan) pasar di pasar tradisional “Pasar Rejowinangun” dan Pasar
Modern “Matahari Departemenstore”. Dalam praktik di lapangan kami menemukan
keseimbangan pasar yang terjadi di pasar Rejowinangun dengan jalan tawar menawar sehingga
terjadi kesepakatan harga antara para penjual selaku produsen dan pembeli (Konsumen),
sehingga antara kedua belah pihak tidak saling dirugikan satu sama lain. Pada pasar
modern”Matahari Departemenstore” keseimbangan harga terjadi dengan melihat kondisi dan
situasi serta fasilitas yang terdapat pada tempat tersebut, mengapa harga di matahari lebih
mahal dari pasar Rejowinangun, keseimbangan yang terjadi yaitu karena di matahari terdapat
pajak-pajak yang dibebankan kepada konsumen, serta fasilitas yang sangat memadai sehingga
harga dirasa akan lebih mahal. Pada konsumen yang membeli di matahari departemenstore
merasa itu merupakan harga yang seimbang dengan adanya fasilitas dan kualitas dari barang
tersebut. pada praktik dilapangan ini kelompok kami membandingan harga kemeja antara di
pasar Rejowinangun dan di Matahari Departemenstore, hal ini kemeja di pasar harga jauh lebih
murah tetapi kualitasnya juga tidak kalah jauh dari Matahari, walaupun di Matahari terbilang
mahal tetapi kemejanya lebih memiliki kualitas yang baik serta ketika belanja disana dirasa
lebih nyaman.
Dalam hal ini ekuilibrium dalam umum itu sangat luas bukan hanya saja mencangkup
keseimbangan antara penjual dan pembeli, tetapi juga keseimbangan antara barang dan fasilitas
yang ada. Selain itu terdapat barang substitusi dan komplementer dalam contoh ekuilibrium
umum ini, misal saja antara peminat menonton di bioskop atau memilih membeli DVD, dalam
kasus ini juga sama dengan kasus praktik di lapangan yang kelompok kami lakukan.
19