Anda di halaman 1dari 9

3/28/2017 ANAMNESIS | dr.

Razi

dr.Razi

stay updated via rss

ANAMNESIS

Posted: December 2, 2008 in Tak Berkategori


22

i
27 Votes

Tujuan belajar : Mampu menggali dan merekam dengan jelas keluhan-keluhan yang
disampaikan, riwayat penyakit saat ini, medis, keluarga sosial serta
riwayat lain yag relevan.
Pendahuluan
Bagi para mahasiswa kedokteran saat yang paling ditunggu-tunggu adalah ketika mereka untuk
pertama kalinya mulai berhadapan langsung dengan pasien yang sesungguhnya. Ini adalah saat
pertama kalinya mereka merasakan sebagai seorang ‘dokter’. Tetapi ini juga adalah saat yang
mendebarkan dan membingungkan karena mereka umumnya belum siap dan tidak tahu apa
yang harus dilakukan untuk memulai kontak pertamanya dengan seorang pasien.
Pada umumnya kontak pertama antara seorang dokter dan pasien dimulai dari anamnesis. Dari
sini hubungan terbangun sehingga akan memudahkan kerjasama dalam memulai tahap-tahap
pemeriksaan berikutnya. Dalam menegakkan suatu diagnosis anamnesis mempunyai peranan
yang sangat penting bahkan terkadang merupakan satu-satunya petunjuk untuk menegakkan
diagosis.

Pengertian Anamnesis
Anamnesis adalah suatu tehnik pemeriksaan yang dilakukan lewat suatu percakapan antara
seorang dokter dengan pasiennya secara langsung atau dengan orang lain yang mengetahui
tentang kondisi pasien, untuk mendapatkan data pasien beserta permasalahan medisnya.

Tujuan Anamnesis
Tujuan pertama anamnesis adalah memperoleh data atau informasi tentang permasalahan yang
sedang dialami atau dirasakan oleh pasien. Apabila anamnesis dilakukan dengan cermat maka
informasi yang didapatkan akan sangat berharga bagi penegakan diagnosis, bahkan tidak jarang

hanya dari anamnesis saja seorang dokter sudah dapat menegakkan diagnosis. Secara umum
https://razimaulana.wordpress.com/2008/12/02/anamnesis/ 1/9
3/28/2017 ANAMNESIS | dr.Razi

hanya dari anamnesis saja seorang dokter sudah dapat menegakkan diagnosis. Secara umum
sekitar 60-70% kemungkinan diagnosis yang benar sudah dapat ditegakkan hanya dengan
anamnesis yang benar.
Tujuan berikutnya dari anamnesis adalah untuk membangun hubungan yang baik antara seorang
dokter dan pasiennya. Umumnya seorang pasien yang baru pertama kalinya bertemu dengan
dokternya akan merasa canggung, tidak nyaman dan takut, sehingga cederung tertutup. Tugas
seorang dokterlah untuk mencairkan hubungan tersebut. Pemeriksaan anamnesis adalah pintu
pembuka atau jembatan untuk membangun hubungan dokter dan pasiennya sehingga dapat
mengembangkan keterbukaan dan kerjasama dari pasien untuk tahap-tahap pemeriksaan
selanjutnya.

Jenis Anamnesis
Ada 2 jenis anamnesis yang umum dilakukan, yakni Autoanamnesis dan Alloanamnesis atau
Heteroanamnesis. Pada umumnya anamnesis dilakukan dengan tehnik autoanamnesis yaitu
anamnesis yang dilakukan langsung terhadap pasiennya. Pasien sendirilah yang menjawab semua
pertanyaan dokter dan menceritakan permasalahannya. Ini adalah cara anamnesis terbaik karena
pasien sendirilah yang paling tepat untuk menceritakan apa yang sesungguhnya dia rasakan.
Meskipun demikian dalam prakteknya tidak selalu autoanamnesis dapat dilakukan. Pada pasien
yang tidak sadar, sangat lemah atau sangat sakit untuk menjawab pertanyaan, atau pada pasien
anak-anak, maka perlu orang lain untuk menceritakan permasalahnnya. Anamnesis yang didapat
dari informasi orag lain ini disebut Alloanamnesis atau Heteroanamnesis. Tidak jarang dalam
praktek sehari-hari anamnesis dilakukan bersama-sama auto dan alloanamnesis.

Persiapan untuk anamnesis


Anamnesis yang baik hanya dapat dilakukan apabila dokter yang melakukan anamnesis tersebut
menguasai dengan baik teori atau pengetahuan kedokteran. Tidak mungkin seorang dokter akan
dapat mengarahkan pertanyaan-pertanyaannya dan akhirnya mengambil kesimpulan dari
anamnesis yang dilakukan bila dia tidak menguasai dengan baik ilmu kedokteran. Seorang dokter
akan kebingungan atau kehilangan akal apabila dalam melakukan anamnesis tidak tahu atau
tidak mempunyai gambaran penyakit apa saja yang dapat menimbulkan keluhan atau gejala
tersebut, bagaimana hubungan antara keluhan-keluhan tersebut dengan organ-organ tubuh dan
fungsinya. Umumnya setelah selesai melakukan anamnesis seorang dokter sudah harus mampu
membuat kesimpulan perkiraan diagnosis atau diagnosis banding yang paling mungkin untuk
kasus yang dihadapinya. Kesimpulan ini hanya dapat dibuat bila seorang dokter telah
mempersiapkan diri dan membekali diri dengan kemampuan teori atau ilmu pengetahuan
kedokteran yang memadai.
Meskipun demikian harus disadari bahwa tidak ada seorang dokterpun yang dapat dengan yakin
menyatakan bahwa dia pasti selalu siap dan mampu mendiagosis setiap keluhan pasiennya.
Bahkan seorang dokter senior yang sudah berpengalaman sekalipun pasti pernah mengalami
kebingungan ketika menghadapi pasien dengan keluhan yang sulit dianalisa.

Cara melakukan anamnesis


Dalam melakukan anamnesis ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh seorang dokter,
antara lain :
1. Tempat dan suasana
Tempat dan suasana dimana anamnesis ini dilakukan harus diusahakan cukup nyaman bagi
pasien. Anamnesis akan berjalan lancar kalau tempat dan suasana mendukung. Suasana
diciptakan agar pasien merasa santai, tidak tegang dan tidak merasa diinterogasi.

2. Penampilan dokter
https://razimaulana.wordpress.com/2008/12/02/anamnesis/ 2/9
3/28/2017 ANAMNESIS | dr.Razi

2. Penampilan dokter
Penampilan seorang dokter juga perlu diperhatikan karena ini akan meningkatkan kepercayaan
pasiennya. Seorang dokter yang tampak rapi dan bersih akan lebih baik dari pada yang tampak
lusuh dan kotor. Demikian juga seorang dokter yang tampak ramah, santai akan lebih mudah
melakukan anamnesis daripada yang tampak galak, ketus dan tegang.

3. Periksa kartu dan data pasien


Sebelum anamnesis dilakukan sebaiknya periksa terlebih dahulu kartu atau data pasien dan
cocokkan dengan keberadaan pasiennya. Tidak tertutup kemungkinan kadang-kadang terjadi
kesalahan data pasien atau mungkin juga kesalahan kartu data, misalkan pasien A tetapi kartu
datanya milik pasien B, atau mungkin saja ada 2 pasien dengan nama yang sama persis. Untuk
pasien lama lihat juga data-data pemeriksaan, diagnosis dan terapi sebelumnya. Informasi data
kesehatan sebelumnya seringkali berguna untuk anamnesis dan pemeriksaan saat ini.

4. Dorongan kepada pasien untuk menceritakan keluhannya


Pada saat anamnesis dilakukan berikan perhatian dan dorongan agar pasien dapat dengan leluasa
menceritakan apa saja keluhannya. Biarkan pasien bercerita dengan bahasanya sendiri. Ikuti cerita
pasien, jangan terus menerus memotong, tetapi arahkan bila melantur. Pada saat pasien bercerita,
apabila diperlukan ajukan pertanyaan-pertanyaan singkat untuk minta klarifikasi atau informasi
lebih detail dari keluhannya. Jaga agar jangan sampai terbawa cerita pasien sehingga melantur
kemana mana.

5. Gunakan bahasa/istilah yang dapat dimengerti


Selama tanya jawab berlangsung gunakan bahasa atau istilah umum yang dapat dimengerti
pasien. Apabila ada istilah yang tidak ada padanannya dalam bahasa Indonesia atau sulit
dimengerti, berika penjelasan atau deskripsi dari istilah tersebut.

6. Buat catatan
Adalah kebiasaan yang baik untuk membuat catatan-catatan kecil saat seorang dokter melakukan
anamnesis, terutama bila pasien yang mempunyai riwayat penyakit yang panjang.

7. Perhatikan pasiennya
Selama anamnesis berlangsung perhatikan posisi, sikap, cara bicara dan gerak gerik pasien.
Apakah pasien dalam keadaaan sadar sepenuhnya atau apatis, apakah dalam posisi bebas atau
posisi letak paksa, apakah tampak santai atau menahan sakit, apakah tampak sesak, apakah dapat
bercerita dengan kalimat-kalimat panjang atau terputus-putus, apakah tampak segar atau lesu,
pucat dan lain-lain.

8. Gunakan metode yang sistematis


Anamnesis yag baik haruslah dilakukan dengan sistematis menurut kerangka anamnesis yang
baku. Dengan cara demikian maka diharapkan tidak ada informasi yang terlewat.

Tantangan dalam Anamnesis


1. Pasien yang tertutup
Anamnesis akan sulit dilakukan bila pasien membisu dan tidak mau menjawab pertanyaan-
pertanyaan dokternya. Keadaan ini dapat disebabkan pasien merasa cemas atau tertekan, tidak
leluasa menceritakan keluhannya atau dapat pula perilakunya yang demikian karena gangguan
depresi atau psikiatrik. Tergantung masalah dan situasinya kadang perlu orang lain (keluarga atau
orang-orang terdekat) untuk mendampingi dan menjawab pertanyaan dokter (heteroanamnesis),

tetapi kadang pula lebih baik tidak ada seorangpun kecuali pasien dan dokternya. Bila pasien
https://razimaulana.wordpress.com/2008/12/02/anamnesis/ 3/9
3/28/2017 ANAMNESIS | dr.Razi

tetapi kadang pula lebih baik tidak ada seorangpun kecuali pasien dan dokternya. Bila pasien
dirawat di rumah sakit maka anamnesis dapat dilanjutkan pada hari-hari berikutnya setelah pasien
lebih tenang dan lebih terbuka.

2. Pasien yag terlalu banyak keluhan


Sebaliknya tidak jarang seorang pasien datang ke dokter dengan begitu banyak keluhan dari
ujung kepala sampai ujung kaki. Tugas seorang dokter untuk memilah-milah keluhan mana yang
merupakan keluhan utamanya dan mana yang hanya keluh kesah. Diperlukan kepekaan dan
latihan untuk membedakan mana yang merupakan keluhan yang sesungguhnya dan mana yang
merupakan keluhan mengada-ada. Apabila benar-benar pasien mempuyai banyak keluhan harus
dipertimbangkan apakah semua keluhan itu merujuk pada satu penyakit atau kebetulan pada saat
tersebut ada beberapa penyakit yang sekaligus dideritanya.

3. Hambatan bahasa dan atau intelektual


Seorang dokter mungkin saja ditempatkan atau bertugas disuatu daerah yang mayoritas
penduduknya menggunakan bahasa daerah yang belum kita kuasai. Keadaan semacam ini dapat
menyulitkan dalam pelaksanaan anamnesis. Seorang dokter harus segera belajar bahasa daerah
tersebut agar dapat memperlancar anamnesis, dan bila perlu dapat meminta bantuan perawat atau
petugas kesehatan lainnya untuk mendampingi dan membantu menerjemahkan selama
anamnesis. Kesulitan yang sama dapat terjadi ketika menghadapi pasien yang karena
intelektualnya yang rendah tidak dapat memahami pertanyaan atau penjelasan dokternya.
Seorang dokter dituntut untuk mampu melakukan anamnesis atau memberikan penjelasan
dengan bahasa yang sangat sederhana agar dapat dimengerti pasiennya.

4. Pasien dengan gangguan atau penyakit jiwa


Diperlukan satu tehnik anamnesis khusus bila seorang dokter berhadapan dengan penderita
gangguan atau penyakit jiwa. Mungkin saja anamnesis akan sangat kacau, setiap pertanyaan
tidak dijawab sebagaimana seharusnya. Justru di dalam jawaban-jawaban yang kacau tersebut
terdapat petunjuk-petunjuk untuk menegakkan diagnosis. Seorang dokter tidak boleh bingung
dan kehilangan kendali dalam melakukan anamnesis pada kasus-kasus ini.

5. Pasien yang cenderung marah dan menyalahkan


Tidak jarang dijumpai pasien-pasien yang datang ke dokter sudah dalam keadaan marah dan
cenderung menyalahkan. Selama anamnesis mereka menyalahkan semua dokter yang pernah
memeriksanya, menyalahkan keluarga atau orang lain atas masalah atau keluhan yang
dideritanya. Umumnya ini terjadi pada pasien-pasien yang tidak mau menerima kenyataan
diagnosis atau penyakit yang dideritanya. Sebagai seorang dokter kita tidak boleh ikut terpancing
dengan menyalahkan sejawat dokter lain karena hal tersebut sangat tidak etis. Seorang dokter juga
tidak boleh terpancing dengan gaya dan pembawaan pasiennya sehingga terintimidasi dan
menjadi takut untuk melakukan anamnesis dan membuat diagnosis yang benar.

Sistematika Anamnesis
Sebuah anamnesis yang baik haruslah mengikuti suatu metode atau sistematika yang baku
sehingga mudah diikuti. Tujuannya adalah agar selama melakukan anamnesis seorang dokter
tidak kehilangan arah, agar tidak ada pertanyaan atau informasi yang terlewat. Sistematika ini
juga berguna dalam pembuatan status pasien agar memudahkan siapa saja yang membacanya.
Sistematika tersebut terdiri dari :
1. Data umum pasien
2. Keluhan utama
3. Riwayat penyakit sekarang
4. Riwayat penyakit dahulu
https://razimaulana.wordpress.com/2008/12/02/anamnesis/ 4/9
3/28/2017 ANAMNESIS | dr.Razi

4. Riwayat penyakit dahulu


5. Riwayat penyakit keluarga
6. Riwayat kebiasaan/sosial
7. Anamnesis sistem

1. Data umum pasien


a. Nama pasien
Sebaiknya nama lengkap bukan nama panggilan atau alias.
b. Jenis kelamin
Sebagai kelengkapan harus juga ditulis datanya
c. Umur
Terutama penting pada pasien anak-anak karena kadang-kadang digunakan untuk
menentukan dosis obat. Juga dapat digunakan untuk memperkirakan kemungkinan
penyakit yang diderita, beberapa penyakit khas untuk umur tertentu.
d. Alamat
Apabila pasien sering berpindah-pindah tempat maka tanyakan bukan hanya alamat
sekarang saja tetapi juga alamat pada waktu pasien merasa sakit untuk pertama kalinya.
Data ini kadang diperlukan untuk mengetahui terjadinya wabah, penyakit endemis atau
untuk data epidemiologi penyakit.
e. Pekerjaan
Bila seorang dokter mencurigai terdapatnya hubungan antara penyakit pasien dengan
pekerjaannya, maka tanyakan bukan hanya pekerjaan sekarang tetapi juga pekerjaan-
pekerjaan sebelumnya.
f. Perkawinan
Kadang berguna untuk mengetahui latar belakang psikologi pasien
g. Agama
Keterangan ini berguna untuk mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh (pantangan)
seorang pasien menurut agamanya.
h. Suku bangsa
Berhubungan dengan kebiasaan tertentu atau penyakit-penyakit yang berhubungan
dengan ras/suku bangsa tertetu.

2. Keluhan Utama
Keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan atau yang paling berat sehingga
mendorong pasien datang berobat atau mencari pertolongan medis. Tidak jarang pasien datang
dengan beberapa keluhan sekaligus, sehingga seorang dokter harus jeli dan cermat untuk
menentukan keluhan mana yang merupakan keluhan utamanya. Pada tahap ini sebaiknya
seorang dokter sudah mulai memikirkan beberapa kemungkinan diagnosis banding yang
berhubungan dengan keluhan utama tersebut. Pemikiran ini akan membantu dalam
mengarahkan pertanyaan-pertanyaan dalam anamnesis selanjutnya. Pertanyaan diarahkan untuk
makin menguatkan diagnosis yang dipikirkan atau menyingkirkan kemungkinan-kemungkinan
diagnosis banding.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Dari seluruh tahapan anamnesis bagian inilah yang paling penting untuk menegakkan diagnosis.
Tahapan ini merupaka inti dari anamnesis. Terdapat 4 unsur utama dalam anamnesis riwayat
penyakit sekarang, yakni : (1) kronologi atau perjalanan penyakit, (2) gambaran atau deskripsi
keluhan utama, (3) keluhan atau gejala penyerta, dan (4) usaha berobat. Selama melakukan
anamnesis keempat unsur ini harus ditanyakan secara detail dan lengkap.
Kronologis atau perjalanan penyakit dimulai saat pertama kali pasien merasakan munculnya
keluhan atau gejala penyakitnya. Setelah itu ditanyakan bagaimana perkembangan penyakitnya 5/9
https://razimaulana.wordpress.com/2008/12/02/anamnesis/
3/28/2017 ANAMNESIS | dr.Razi

keluhan atau gejala penyakitnya. Setelah itu ditanyakan bagaimana perkembangan penyakitnya
apakah cenderung menetap, berfluktuasi atau bertambah lama bertambah berat sampai akhirnya
datang mencari pertologan medis. Apakah munculnya keluhan atau gejala tersebut bersifat akut
atau kronik, apakah dalam perjalanan penyakitnya ada faktor-faktor yang mencetuskan atau
memperberat penyakit atau faktor-faktor yang memperingan. Bila keluhan atau gejala tersebut
bersifat serangan maka tanyakan seberapa sering atau frekuensi munculnya serangan dan durasi
atau lamanya serangan tersebut.
Keluhan atau gejala penyerta adalah semua keluhan-keluhan atau gejala yang menyertai keluhan
atau gejala utama. Dalam bagian ini juga ditanyakan usaha berobat yang sudah dilakukan untuk
penyakitnya yang sekarang. Pemeriksaan atau tindakan apa saja yang sudah dilakukan dan obat-
obat apa saja yag sudah diminum.

4. Riwayat Penyakit dahulu


Seorang dokter harus mampu mendapatkan informasi tentang riwayat penyakit dahulu secara
lengkap, karena seringkali keluhan atau penyakit yang sedang diderita pasien saat ini merupakan
kelanjutan atau akibat dari penyakit-penyakit sebelumnya.
5. Riwayat penyakit Keluarga
Untuk mendapatkan riwayat penyakit keluarga ini seorang dokter terkadang tidak cukup hanya
menanyakan riwayat penyakit orang tuanya saja, tetapi juga riwayat kakek/nenek, paman/bibi,
saudara sepupu dan lain-lain. Untuk beberapa penyakit yang langka bahkan dianjurkan untuk
membuat susunan pohon keluarga, sehingga dapat terdeteksi siapa saja yang mempunyai potensi
untuk menderita penyakit yang sama.
6 Riwayat Kebiasaan/Sosial
Beberapa kebiasaan berakibat buruk bagi kesehatan dan bahkan dapat menjadi penyebab
penyakit yang kini diderita pasien tersebut. Biasakan untuk selalu menanyakan apakah pasien
mempunyai kebiasaan merokok atau minum alkohol. Tanyakan sudah berapa lama dan berapa
banyak pasien melakukan kebiasaan tersebut. Pada masa kini bila berhadapan dengan pasien usia
remaja atau dewasa muda harus juga ditanyakan ada atau tidaknya riwayat penggunaan obat-
obatan terlarang seperti narkoba, ekstasi dan lai-lain.
7. Anamnesis Sistem
Anamnesis sistem adalah semacam review dimana seorang dokter secara singkat dan sistematis
menanyakan keluhan-keluhan lain yang mungkin ada dan belum disebutkan oleh pasien. Keluhan
ini mungkin saja tidak berhubugan dengan penyakit yang sekarang diderita tapi mungkin juga
merupakan informasi berharga yang terlewatkan.

Kesimpulan Anamnesis
Pada akhir anamnesis seorang dokter harus dapat membuat kesimpulan dari anamnesis yang
dilakukan. Kesimpulan tersebut berupa perkiraan diagnosis yang dapat berupa diagnosis tunggal
atau diagnosis banding dari beberapa penyakit. Kesimpulan yang dibuat haruslah logis dan sesuai
dengan keluhan utama pasien. Bila menjumpai kasus yang sulit dengan banyak keluhan yang
tidak dapat dibuat kesimpulannya, maka cobalah dengan membuat da ar masalah atau keluhan
pasien. Da ar tersebut kemudian dapat digunakan untuk memandu pemeriksaan fisik atau
pemeriksaan penunjang yang akan dilaksanakan, sehingga pada akhirnya dapat dibuat suatu
diagosis kerja yang lebih terarah.

Comments
Adiba Karlen says:
October 20, 2009 at 3:14 pm
Makasih banyak,Ya infonya…keren abiz

Reply
https://razimaulana.wordpress.com/2008/12/02/anamnesis/ 6/9
3/28/2017 ANAMNESIS | dr.Razi

Reply
devie says:
October 27, 2009 at 7:22 pm
thanks yach dr.razi……..???????

Reply
kiki says:
October 28, 2009 at 7:44 pm
koq sama persis keg yg d buku panduan skills lab qmi yah ??

Reply
syahrul,,, says:
January 15, 2010 at 4:39 pm
bagus dok artikelnya,,sesuai bwt anak2 baru KU

Reply
steven says:
August 31, 2010 at 7:23 pm
wah saya pemula nih, makasih deh infonya

Reply
Maulana Base says:
October 15, 2010 at 5:34 pm
Salam kenal dok…:D
Saya mahasiswa kedokteran unsyiah angkatan 2010….

seelumnya saya minta izin mengutip sebagian isi blog dokter untuk keperluan “work-plan”
skill lab saya dan tentunya sebagai pembelajaran untuk saya kedepan…

Terima Kasih dok…

Reply
dr.Razi says:
March 13, 2011 at 10:45 pm
makasih kembali…

Reply
udara says:
November 14, 2010 at 4:19 pm
tx banget dok… saya jd terbantu untuk menyelesaikan tugas tata cara pembuatan anamnesis
yang baik dan benar

Reply
fida says:
January 1, 2011 at 7:56 am
dr. Razi
sya mw nanya sputar anamesis….
klo seandainya kta tanyain pasien utk mncrtakn mnganai gangguannya,,tp klau ujian i2 kn
pke w2,cman 10 mnt trz kta ada check list yg hrs di penuhin . Jadi gmna mngatasi hal trs ya
dok???

Reply
https://razimaulana.wordpress.com/2008/12/02/anamnesis/ 7/9
3/28/2017 ANAMNESIS | dr.Razi

Reply
asfa says:
February 27, 2011 at 9:00 pm
emm, kalo aq belajarnya dg wawancara temen/sodara, bawa jam tangan..sambil liat chekck
list ap aj yg harus ditanyakn ke temen/sodara anda and sesuaikan dg waktu, bisa kok,
cukup waktu 10menit itu..:)

Reply
razimaulana says:
February 27, 2011 at 11:38 pm
haadeuuhhh….. buang tu check list klu uda dengan real patient….!!!

Michael Herjuno says:


January 25, 2011 at 1:29 am
Matur nuwun nggih…. Dadi kelingan jaman kuliah dhisik. Viva ugm angk 92.

Reply
asfa says:
February 27, 2011 at 8:58 pm
salam kenal dok..
hehe..dokter lucu juga yakkk…:D
mkasie banyak untuk infonyaa..

mahasiswi UMS, faculty of medicine’09

Reply
dwi melani says:
March 27, 2011 at 12:36 pm
good blog dok
bgs buat tugas

Reply
alin says:
April 3, 2011 at 4:25 pm
terima kasih..karna art ini saya bisa mengerti apa itu amnese

Reply
zul says:
April 15, 2011 at 9:52 pm
pengertian anamnese yang keren

Reply
gammarida says:
September 15, 2011 at 6:23 am
salam kenal dok, infony sangat bagus untuk pemula seperti saya, thx

Reply
rudiyanto says:
October 14, 2011 at 8:25 am
salam kenal dok….

saya Rudi mhs kedokteran unsyiah 2011, trimakasih atas tulisannya ya dok, karena telah
https://razimaulana.wordpress.com/2008/12/02/anamnesis/ 8/9
3/28/2017 ANAMNESIS | dr.Razi

saya Rudi mhs kedokteran unsyiah 2011, trimakasih atas tulisannya ya dok, karena telah
membantu saya mengetahui beberapa macam hal tentang anamnesis.

trimakasih wasalm…

Reply
Rudi Yanto says:
October 14, 2011 at 8:30 am
salam kenal dok….

saya Rudi mhs kedokteran unsyiah 2011, trimakasih atas tulisannya ya dok, karena telah
membantu saya mengetahui beberapa macam hal tentang anamnesis.

trimakasih wasalm…

Reply
yusup bekam says:
March 17, 2012 at 7:41 am
mantapas
thanks pak.dokter
semoga.semakin.banyak amal sholehnya aamiin

Reply
adwina says:
September 23, 2012 at 7:22 am
Wah berguna baget buat pemula dan mahasiswa. Makasih infonya. .

Reply
erna says:
November 14, 2012 at 9:50 am
Makasi bs lengkap2in bahan presentasi

Reply

Blog at WordPress.com.

https://razimaulana.wordpress.com/2008/12/02/anamnesis/ 9/9

Anda mungkin juga menyukai