Anda di halaman 1dari 16

TUGAS BESAR

TEKNIK PONDASI

Oleh:

NILLAM YAHAYA AZHARY


NIM. 161910301033

Dosen Pembimbing:

PAKSITYA PURNAMA PUTRA,ST.,MT.


NRP. 760016798

PROGRAM STUDI S1TEKNIK SIPIL


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
LEMBAR PENGESAHAN
TUGAS BESAR
TEKNIK PONDASI
Disusun dan diajuka sebagai salah satu syarat guna menempuh dan
meyelesaikan mata kuliah TEKNIK PONDASI pada Jurusan S1 Teknik
Sipil Fakultas Teknik Universitas Jember

Oleh:

NILLAM YAHAYA AZHARY


NIM. 161910301033

Mengetahui dan Menyetujui,


Dosen Pembina Mata Kuliah

PAKSITYA PURNAMA PUTRA, ST.,MT.


NRP. 760016798
DAFTAR ISI

Halaman Sampul.................................................................................
Lembar Pengesahan. ..........................................................................
Soal . .....................................................................................................
Daftar Isi . ............................................................................................
Daftar Tabel . ......................................................................................
Daftar Gambar. ..................................................................................

Bab I Pendahuluan. ............................................................................


1.1 Latar Belakang. ...............................................................................
1.2 Rumusan Masalah. ..........................................................................
1.3 Tujuan. ............................................................................................
1.4 Manfaat. ..........................................................................................

Bab II Kerangka Pekerjaan. ..............................................................


2.1 Simulasi Persoalan. .........................................................................
2.2 Referensi Metode Pengerjaan . .......................................................
2.3 Diagram Alir Pengerjaan. ...............................................................

Bab III Perhitungan............................................................................


3.1 Analisis Hasil Perhitungan Daya Dukung Pondasi. .......................
3.2 Analisis Penurunan. ........................................................................

Bab IV Kesimpulan. ...........................................................................

Daftar Pustaka. ...................................................................................


Lampiran. ............................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sesuai dengan perkembangan zaman pembangunan infrastruktur


merupakan salah satu sarana prasarana yang sangat menentukan untuk
menunjang kelancaran dan perkembangan suatu daerah. Baik dari segi
ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan lain sebagainya. Bangunan merupakan
wujud fisik dari hasil suatu pekerjaan konstruksi yang didukung oleh suatu
konstruksi bawah tanah yang disebut pondasi. Pondasi merupakan bagian
dari suatu sistem rekayasa yang meneruskan beban yang ditopang oleh
pondasi dan beratnya sendiri kedalam tanah dan batuan yang terletak
dibawahnya. (Bowles,1997)

Dalam membangun sebuah bangunan, struktur bangunan yang paling


mendasar adalah pondasi. Secara umum berdasarkan kedalamannya,
pondasi dibedakan menjadi dua jenis yaitu pondasi dangkal dan pondasi
dalam. Pada Pembahasan ini pondasi yang dibahas adalah pondasi dalam.
Pondasi dalam adalah pondasi yang ditanam didalam tanah dengan
kedalaman tertentu yang berfungsi meneruskan beban bangunan kedasar
tanah. Pondasi dalam biasanya dipasang pada kedalaman lebih dari 3 m di
bawah elevasi permukaan tanah.Pondasi dalam dapat digunakan untuk
mentransfer beban ke lapisan yang lebih dalam untuk mencapai kedalam
yang tertentu sampai didapat jenis tanah yang mendukung daya beban
strutur bangunan sehingga jenis tanah yang tidak cocok di permukaan tidak
mempengaruhi struktur bangunan.

Diantara jenis pondasi dalam salah satunya adalah Pondasi Bore pile.
Pondasi Bore Pile adalah bentuk Pondasi Dalam yang dibangun di dalam
tanah dengan kedalaman tertentu. Pondasi di tempatkan sampai ke dalaman
yang dibutuhkan dengan cara membuat lubang yang dibor dengan alat bore
pile mini crane. Setelah mencapai kedalaman yang dibutuhkan, kemudian
dilakukan pemasangan kesing/begisting yang terbuat dari plat besi,
kemudian dimasukkan rangka besi pondasi yang telah dirakit sebelumnya,
setelah itu dilakukan pengecoran terhadap lubang yang telah di bor tersebut.
Pekerjaan pondasi ini tentunya dibantu dengan alat khusus, untuk
mengangkat kesing dan rangka besi. Setelah dilakukan pengecoran kesing
tersebut dikeluarkan kembali.

Dalam perhitungan pondasi Bore pile terdapat beberapa metode yang


dapat digunakan dalam perhitungan pondasi dalam bore pile yaitu:
1. Metode Meyerhoff
2. Metode Janbu
3. Metode Vesic
4. Metode Coyle dan Castello
Kemudian dalam pembahasan serta perhitungan pondasi bore pile ini
akan menggunakan 3 metode yakni Metode Meyerhoff, Metode Janbu, dan
Coyle Castello

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam Tugas Besar Teknik Pondasi ini adalah
1. Bagaimana pengaruh daya dukung tanah terhadap kondisi gedung
bertingkat?
2. Bagaimana penurunan yang terjadi pada pondasi terhadap kondisi
gedung bertingkat?
3. Bagaimana cara mengetahui daya dukung pondasi terhadap kondisi
gedung bertingkat?
4. Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi penurunan pada pondasi
dalam?
5. Bagaimanakah hasil perhitungan manual dan analisa perbandingannya
dari data lapangan(SPT) dengan berbagai metode ?

1.3 Tujuan
1. Untuk Merencanakan desain pondasi dalam untuk kondisi gedung
bertingkat
2. Untuk Mengetahui daya dukung struktur pondasi yang digunakan
terhadap kondisi gedung bertingkat.
3. Untuk Mengetahui penurunan yang terjadi pada struktur pondasi
terhadap kondisi gedung bertingkat
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan pada
pondasi dalam.
5. Untuk mengetahui analisa hasil perhitungan menggunakan data
laboraturium dengan data lapangan dari berbagai metode

1.4 Manfaat

Adapun manfaat yang dicapai dalam Tugas Besar Teknik Pondasi ini
adalah kita dapat mengetahui dan merencanakan desain pondasi dalam, daya
dukung, penurunan dari sebuah pondasi dan sebagai pengetahuan tentang
perbedaan masing-masing metode perhitungan.
BAB II

KERANGKA PEKERJAAN

2.1 Simulasi Persoalan

Merencanakan desain pondasi, daya dukung, dan penurunannya


pada proyek pembangunan gedung dengan ketentuan jenis pondasi yang
digunakan adalah pondasi dalam dan metode yang digunakan adalah metode
1. Metode Meyerhoff
2. Metode Vesic
3. Metode Janbu
Ketentuan lain adalah jarak antarkolom searah dengan horizontal yaitu
475 cm dan vertikalnya yaitu 500 cm dan data beban aksial pada setiap kolom
(Ton) setelah dilakukan pemrograman SAP adalah sebagai berikut:

Kolom 1A = 525 Kolom 3A = 575


Kolom 1B = 550 Kolom 3B = 840
Kolom 1C = 625 Kolom 3C = 950
Kolom 1D = 625 Kolom 3D = 950
Kolom 1E = 575 Kolom 3E = 820
Kolom 1F = 550 Kolom 3F = 550
Kolom 2A = 650 Kolom 4A = 620
Kolom 2B = 700 Kolom 4B = 640
Kolom 2C = 650 Kolom 4C = 680
Kolom 2D = 650 Kolom 4D = 700
Kolom 2E = 625 Kolom 4E = 680
Kolom 2F = 575 Kolom 4F = 660
2.2 Analisa SPT

Setelah dilakukan Standard Penetration Test (SPT), Kondisi tanah


yang akan dibangun gedung memiliki karakteristik muka air tanah berada pada
kedalaman 1,5 meter, dengan ketentuan :
- Kedalaman (0 meter) sampai dengan kedalaman 3 meter
merupakan pasir berlumpur
- Kedalaman 3 m sampai 8,5 meter merupakan lempung berlumpur
- Kedalaman 8,5 meter sampai 12 meter merupakan pasir
berlumpur
- Kedalaman 12 meter sampai 17 meter merupakan pasir
berlempung
- Kedalaman 17 meter sampai 20 meter merupakan lempung
berlumpur
- Kedalaman 20 meter 25,5 merupakan pasir berlumpur,
- Kedalaman 25,5 meter sampai 30,5 meter merupakan pasir
berlempung,
- Kedalaman 30,5 meter sampai 36 meter merupakan lempung
berlumpur
- Kedalaman 36 meter sampai 44 meter merupakan pasir.
- Kedalaman 44 meter sampai 50,45 meter merupakan semen
berpasir
2.3 Referensi Metode Pengerjaan

Perhitungan Daya Dukung Pondasi dapat ditentukan berdasarkan Teori


Klasik (Laboratorium) dan berdasarkan dari hasil SPT (Standart Penetration Test.

1. Berdasarkan Laboratorium
Dalam data laboratorium perhitungan daya dukung pondasi dibedakan
antara perhitungan daya dukung ujung tiang (Qp) dan daya dukung selimut
(Qs). Beberapa metode yang digunakan untuk menghitung daya dukung
ujung tiang (Qp) berdasarkan data laboratorium antara lain :
1. Metode Janbu
2. Metode mayerhoff
3. Metode Vesic
4. Metode Coyle dan Castello

Beberapa metode yang digunakan untuk menghitung daya dukung


selimut tiang (Qs) berdasarkan data laboratorium antara lain:

Pasir Lempung
1. Metode Terzaghi 1.Metode λ
2. Metode Coyle dan Castello 2.Metode β
3. Metode α

2. Berdasarkan data SPT (Standart Penetration Test)


Standart Penetration Test (SPT) merupakan suatu metode uji yang
dilaksanakan bersamaan dengan pengeboran untuk mengetahui, baik
perlawanan dinamik tanah maupun pengambilan contoh terganggu dengan
teknik penumbukan. Beberapa metode yang digunakan untuk menghitung
daya dukung berdasarkan data SPT antara lain :
1. Metode Luciano Decourt
2. Metode Poulos
3. Metode Mayerhoff
4. Metode Briaud
- Beberapa Korelasi dari SPT
2.3.1 Metode yang dipilih dalam pengerjaan Tugas Besar Teknik Pondasi ini
adalah sebagai berikut:

Berdasarkan Laboratorium Berdasarkan SPT


Qp = Mayerhof Mayerhof
Qs = Terzaghi (Pasir) / alfa (Lempung) Luciano Decourt

1. Berdasarkan Laboratorium

Daya Dukung Ujung Tiang (Qp)


1. Metode Mayerhoff (pengertian, langkah langkah pengerjaan)
(SPT dan Lab dibedakan)

Daya Dukung Tiang Pancang dapat dihitung dengan Metode


Mayerhoff seperti dibawah ini :

b. Pasir

Qp = Ap q’ Nq* ≤ Ap ql

ql = 0,5 Pa Nq* tan ϕ’

o Pa = Atmospheric pressure (= 100 kN/m2)


o ϕ’ = Effective soil friction angle of the bearing stratum

Gbr.1 Grafik hubungan Nc* ; Nq* Gbr.2 Grafik hubungan Nc* ; Nq*

dengan ϕ (Metode Mayerhof) dengan ϕ (Metode Mayerhof)


c. Lempung
Qp = Nc* Cu Ap = 9Cu Ap

o Lempung jenuh kondisi tak alir ( ϕ = 0)


o Cu adalah kohesi tak alir pada tanah dibawah ujung tiang

Daya Dukung Selimut Tiang (Qs)

Pasir

1. Metode Terzaghi
Qs = Ʃ p Δ L f

oP = Keliling penampang tiang


o ΔL = Panjang bagian tiang
of = Koefisien Friksi
o L’ = 15 – 20 D

 Z = 0 – L’

f = K σ’0 tan δ’

 Z = L’ – L

f = fz = u
 δ’ = Sudut geser tiang –tanah = 0,5ɸ’ – 0,8ɸ’

Lempung

1. Metode α

Qs = Ʃ f p ΔL = ƩαCuPΔL
f = α Cu
α = C (σ0 / Cu) 0,45

Grafik Hubungan α dan Cu (Metode α)


2. Metode Berdasarkan hasil SPT

1. Metode Mayerhoff

Qp = Ap qp Qs = p L fav
Qp = 0,4 pa N60 L/D ≤ 4 pa N60 Fav = 0,02 pa (N60)
N60 = 10 D ke atas dan 5D ke bawah ujung pondasi

2. Metode Luciano Decourt

QL = Qp + Qs = α (Np . K) . Ap + β (Ns / 3 + 1 ) . As

QL = Daya dukung tanah maximum pada


pondasi
Qp = Tahanan ujung di dasar pondasi
Qs = Tahanan samping akibat lekatan lateral
Np = Harga rata rata NSPT yang telah
dikorelasikan disekitar 4B diatas hingga 4B
di bawah dasar tiang pondasi ( B = diameter
pondasi)
K = Koefisien karakteristik tanah
Ns = Harga rata rata NSPT yang telah dikoreksi
sepanjang tiang yang tertanam dengan
batasan 3 ≤ N ≤ 50
As = Keliling x panjang tiang yang terbenam
(Luas selimut tiang)
Ap = Luas penampang dasar tiang
Α,β,K = Koefisien
Daya Dukung Pondasi Grup Tiang Pancang
Teori
1. Pada kebanyakan kasus tiang pancang dipergunakan dalam stau grup.
2. Pile cab dibangun diatas grup tiang pancang untuk menyatukan grup
tiang tersebut.
3. Pile cab dapat bersentuhan langsung dengan permukaan tanah, atau
dapat berada diatas tanah
4. Pada saat tiang diletakan berdekatan dengan tiang lainnya, dapat
diasumsikan bahwa tegangan yang bekerja pada tiang akan terjadi
tumpang tindih
5. Sehingga berakibat menurunkan daya dukung beban tiang.
6. Dalam praktisnya, jarak minimum antar tengah tiang agar tidak terjadi
tindih adalah 2,5 D , namun biasanya dipakai 3D sampai 3,5D
7. Apabila terjadi tumpang tindih, maka efisiensi daya dukung beban grup
tiang pancang :

8. Apabila tergantung dengan jarak tiang dalam grup, tiang bekerja dalam dua
arah yaitu :
- Dalam satu rangkaian (grup) Lg x Bg L

- Individual
9. Jika dimasukkan dalam perumusan

10. Maka ,

11. Jika jarak spasi dari tengah ke tengah tiang cukup panjang, maka tiang akan
berperilaku seperti tiang individual, sehingga :

Anda mungkin juga menyukai