Anda di halaman 1dari 36

2.

1 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PUNAHNYA FLORA DAN FAUNA


DI INDONESIA
Banyak sekali ulah manusia yag dapat menyebabakan kepunahan flora dan
fauna di indonesi diseluruh dunia. Tetapi, bukan hanya oleh manusia saja.
Berikut ini kelangkahan flora dan fauna di Indonesia :

1. Gempa Bumi

Gempa yang dahsyat, tsunami, gunung meletus bisa mengurangi


jumlah komunitas hewan dan tumbuhan. Adanya bencana super dahsyat
seperti tumbukan meteor seperti yang terjadi ketika jaman dinosaurus
memungkinkan banyak spesies yang mati dan punah tanpa ada satu pun yang
selamat untuk meneruskan keturunan di bumi. Sama halnya dengan jika
habitat spesies tertentu yang hidup di lokasi yang sempit terkena bencana
besar seperti banjir, kebakaran, tanah longsor, tsunami, tumbukan meteor,
dan lain sebagainya maka kepunahan mungkin tidak akan terelakkan lagi.

2. Kebakaran Hutan
Terbakarnya Hutan pada setiap musim kemarau baik yang terjadi
secara alami maupun akibat aktivitas pembukaan lahan oleh manusia,
sangat merusak habitat satwa liar tersebut. bahkan tak jarang satwa-satwa
liar tersebut yang ikut mati terbakar.
3. Didesak populasi yang kuat
Kompetisi antar predator seperti macan tutul dengan harimau
mampu membuat pesaing yang lemah akan terdesak ke wilayah lain atau
bahkan bisa mati kelaparan secara masal yang menyebabkan kepunahan.

4. Aktivitas Manusia

Adanya manusia terkadang menjadi malapetaka bagi


keseimbangan makhluk hidup di suatu tempat. Manusia kadang untuk
mendapatkan sesuatu yang berharga rela membunuh secara membabi buta
tanpa memikirkan regenerasi hewan atau tumbuhan tersebut. Gajah
misalnya dibunuhi para pemburu hanya untuk diambil gadingnya, harimau
untuk kulitnya, monyet untuk dijadikan binatang peliharaan, dan lain
sebagainya.
Perubahan areal hutan menjadi pemukiman, pertanian dan
perkebunan juga menjadi salah satu penyebab percepatan kepunahan
spesies tertentu. Mungkin di jakarta jaman dulu terdapat banyak spesies
lokal, namun seiring terjadinya perubahan banyak spesies itu hilang atau
pindah ke daerah wilayah lain yang lebih aman.

5. Perburuan Sarwa Liar/ Satwa Langkah

Perburuan terhadap satwa liar sebenarnya telah dimulai dari jaman


nenek moyang kita. Namun pada jaman itu nenek moyang kita berburu
binatang untuk dikomsumsi. Berbeda dengan jaman sekarang, berburu
binatang liar tujuan utamanya tidak lagi untuk di komsumsi, tapi untuk di
ambil bagian tubuhnya untuk dibuat kerajinan seperti kerajinan kulit dan
lain-lain. dan yang lebih parah lagi ada juga yang berburu satwa liar hanya
untuk hobi.

6. Perdagangan Satwa Liar/ Satwa Langkah


Besarnya potensi keuntungan yang diperoleh dari perdangan satwa
liar khusunya satwa langka telah mendorong meningkatnya aktivitas
perdagangan satwa. Semakin langka satwa tersebut maka harganya akan
semakin mahal. Ini merupakan ancaman yang sangat serius bagi
kelestarian satwa liar terutama satwa-satwa yang sudah langka.

7. Penebangan Hutan
Hutan merupakan tempat tinggal (habitat alami) bagi sebagian besar satwa
liar, khusunya di daerah tropis seperti Indonesia. Tingginya aktivitas
pemalakan hutan (pembalakan liar) yan terjadi, telah menggangu dan
merusak serta menghilangkan habitat para satwa liar tersebut.
2. 2 FLORA DAN FAUNA YANG DILINDUNGI DI INDONESIA
2.2.1 JENIS FLORA YANG DILINDUNGI
Tumbuhan yang di lindungi berdasarkan PP No 7 Tahun 1999 terdapat 55
jenis. Semua jenis dari 3 genus yaitu ;
a. Livistona spp (semua jenis palem kipas sumatera)
b. Rafflesia spp ( semua jenis rafflesia, bunga padma)
c. Nephentes spp ( semua jenis dari kantong semar)
Berdasarkan data IUCN Redlist (International Union for Conservation of
Nature) Indonesia memiliki sediktinya 397 spesies tumbuhan yang terancam
punah.
Jumlah tumbuhan Indonesia yang terancam punah tersebut tergolongkan
dalam 2 spesies dengan status punah di alam luar anatara lain yaitu jenis
Mangga Kasturi (Mangifera casturi) maskot Prov. Kalsel, 115 jenis dengan
status krirtis antara lain : kapur (Driobalanops aromatica), keruing kipas
(Dipterocarpus costulatus), 74 jenis tumbuhan berstatus terancam antara lain
tengkawang ( Shorea pauciflora ), meranti tembaga (Shorea leprosula) dan
206 spesies dengan status rentan antara lain tualang (Koompassia
grandiflora) dan eboni (Diospyros celebica).

No. NamaIlmiah NamaIndonesia


1. Amorphophallus decussilvae Bunga bangkai jangkung
2. Amorphophallus titanum Bunga bangkai raksasa
3. Borrassodendron borneensis Bindang/Budang
4. Caryota no Palem raja
5. Ceratolobus glaucescens Palem jawa
6. Cystostachys lakka Pinang merah kalimantan
7. Cystotachys ronda Pinang merah merah bangka
8. Eugeissona utilis Bertan
9. Johanneste ijsmaria altifrons Daun payung
10. Livistona spp Palem kipas sumatera
11. Nenga gajah Palem sumatera
12. Phonix paludosa Korma rawa
13. Pigafatta filaris Manga
14. Pinanga javana Pinang jawa
15. Rafflesia spp Bunga Padma, Raflessia
16. Ascocentrum miniatum Anggrek kebutan
17. Coelogyne pandurata Anggrek hitam
18. Corybas fornicatus Anggrek koribas
19. Cymbidium hartinahianum Anggrek hartinah
20. Dendrobium catinecloesum Anggrek karawai
21. Dendrobium d'albertisii Anggrek albert
22. Dendrobium lasianthera Anggrek stuberi
23. Dendrobium macrophyllum Anggrek jamrud
24. Dendrobium ostrinoglossum Anggrek karawai

25. Dendrobium phalaenopsis Anggrek larat


26. Grammatophyllum papuanum Anggrek raksasa Irian
27. Grammatophyllum speciosum Anggrek tebu
28. Macodes petola Anggrek kiaksara
29. Paphiopedilum chamberlainianum Anggrek kasut kumis
30. Paphiopedilum glaucophyllum Anggrek kasut berbulu
31. Paphiopedilum praestans Anggrek kasut pita
32. Paraphalaenopsis denevei Anggrek bulan bintang
33. Paraphalaenopsis laycockii Anggrek bulan Kaliman Tengah
34. Paraphalaenopsis serpentilingua Anggrek bulan Kaliman Barat
35. Phalaenopsis amboinensis Anggrek bulan Ambon
36. Phalaenopsis gigantea Anggrek bulan raksasa
37. Phalaenopsis sumatrana Anggrek bulan Sumatera
38. Phalaenopsis violacose Anggrek kelip
39. Renanthera matutina Anggrek jingga
40. Spathoglothis zurea Anggrek sendok
41. Vanda celebica Vanda mungil minahasa
42. Vanda hookeriana Vanda
43. Vanda pumila Vanda mini
44. Vanda sumatrana Vanda sumatera
45. Nephentes spp Kantong semar
(semua jenis dari genus Nephentes)
46. Shorea stenopten Tengkawang
47. Shorea stenoptera Tengkawang
48. Shorea gysberstiana Tengkawang
49. Shorea pinanga Tengkawang
50. Shorea compressa Tengkawang
51. Shorea semiris Tengkawang
52. Shorea martiana Tengkawang
53. Shorea mexistopteryx Tengkawang
54. Shorea beccariana Tengkawang
55. Shorea micrantha Tengkawang
56. Shorea palembanica Tengkawang
57. Shorea lepidota Tengkawang
58. Shorea singkawang Tengkawang

2.2.2 JENIS FAUNA YANG DILINDUNGI DI INDONESIA

Daftar satwa di Indonesia yang dilindungi berdasarkan PP Republik


Indonesia No. 7 Tahun 1999 terdapat 70 spesies Mamalia, 93 Aves
(burung), 31 Reptil, 20 Serangga (Insecta), 7 Ikan (Pisces), 1 Anthozoa dan
13 Bivalvia.

No Nama Ilmiah NamaIndonesia


I. MAMALIA (Menyusui)
1 Anoa depressicornis Anoa dataran rendah, Kerbau pendek

2 Anoa quarlesi Anoa pegunungan


3 Arctictis binturong Binturung
4 Arctonyx collaris Pulusan
5 Babyrousa babyrussa Babirusa
6 Balaenoptera musculus Paus biru
7 Balaenoptera physalus Paus bersirip
8 Bos sondaicus Banteng
9 Capricornis sumatrensis Kambing Sumatera
10 Cervus kuhli; Axis kuhli Rusa Bawean
11 Cervus spp. Menjangan,
Rusa sambar(semua jenis dari genus Cervus)
12 Cetacea Paus (semua jenis dari famili Cetacea)
13 Cuon alpinus Ajag
14 Cynocephalus variegatus Kubung, Tando, Walangkekes
15 Cynogale bennetti Musang air
16 Cynopithecu sniger Monyet hitam Sulawesi
17 Dendrolagus spp. Kanguru pohon
(semua jenis dari genus Dendrolagus)
18 Dicerorhinus sumatrensis Badak Sumatera
19 Dolphinidae Lumba-lumba air laut
(semua jenis dari famili Dolphinidae)
20 Dugong dugon Duyung
21 Elephasindicus Gajah
22 Felisbadia Kucingmerah
23 Felisbengalensis Kucinghutan, Meongcongkok
24 Felismarmorota Kuwuk
25 Felisplaniceps Kucingdampak
26 Felistemmincki Kucingemas
27 Felisviverrinus Kucingbakau
28 Helarctosmalayanus Beruangmadu
29 Hylobatidae Owa, Kera tak berbuntut (semua jenis dari famili
30 Hystrixbrachyura Landak
31 Iomyshorsfieldi Bajingterbangekormerah
32 Lariscushosei Bajingtanahbergaris
33 Lariscusinsignis Bajingtanah, Tupaitanah
34 Lutralutra Lutra
35 Lutrasumatrana LutraSumatera
36 Macacabrunnescens MonyetSulawesi
37 Macacamaura MonyetSulawesi
38 Macacapagensis Bokoi, BerukMentawai
39 Macacatonkeana Monyetjambul
40 Macrogalideamusschenbroeki MusangSulawesi
41 Manis javanica Trenggiling, Peusing
42 Megaptera novaeangliae Pausbongkok
43 Muntiacus muntjak Kidang, Muncak
44 Mydaus javanensis Sigung
45 Nasalis larvatus Kahau, Bekantan
46 Neofelis nebulusa Harimau dahan
47 Nesolagus netscheri Kelinci Sumatera
48 Nycticebus coucang Malu-malu
49 Orcaella brevirostris Lumba-lumba air tawar, Pesut
50 Panthera pardus Macan kumbang, Macan tutul
51 Panthera tigris sondaica Harimau Jawa
52 Panthera tigris sumatrae Harimau Sumatera
53 Petaurista elegans Cukbo, Bajing terbang
54 Phalanger spp. Kuskus
(semua jenis dari genus Phalanger)
55 Pongo pygmaeus Orang utan, Mawas
56 Presbitys frontata Lutung dahi putih
57 Presbitys rubicunda Lutung merah, Kelasi
58 Presbitys aygula Surili
59 Presbitys potenziani Joja, Lutung Mentawai
60 Presbitys thomasi Rungka
61 Prionodon linsang Musang congkok
62 Prochidna bruijni Landak Irian, Landak semut
63 Ratufa bicolor Jelarang
64 Rhinoceros sondaicus Badak Jawa
65 Simias concolor Simpei Mentawai
66 Tapirus indicus Tapir, Cipan, Tenuk
67 Tarsius spp. Binatang hantu, Singapuar
(semua jenis dari genus Tarsius)
68 Thylogale spp. Kanguru tanah
(semua jenis dari genus Thylogale)
69 Tragulus spp. Kancil, Pelanduk, Napu
(semua jenis dari genus Tragulus)
70 Ziphiidae Lumba-lumba air laut
(semua jenis dari famili Ziphiidae)
AVES (Burung)
71 Accipitridae Burung alap-alap, Elang
(semua jenis dari famili Accipitridae)
72 Aethopyga exima Jantingan gunung
73 Aethopyga duyvenbodei Burung madu Sangihe
74 Alcedinidae Burung udang, Raja udang
(semua jenis dari famili Alcedinidae)
75 Alcippe pyrrhoptera Brencet wergan
76 Anhinga melanogaster Pecuk ular
77 Aramidopsis plateni Mandar Sulawesi
78 Argusianus argus Kuau
79 Bubulcus ibis Kuntul, Bangau putih
80 Bucerotidae Julang, Enggang, Rangkong, Kangkareng
(semua jenis dari famili Bucerotidae)
81 Cacatua galerita Kakatua putih besar jambul kuning
82 Cacatua goffini Kakatua gofin
83 Cacatua moluccensis Kakatua Seram
84 Cacatua sulphurea Kakatua kecil jambul kuning
85 Cairina scutulata Itikliar
86 Caloenas nicobarica Junai, Burung mas, Minata
87 Casuarius bennetti Kasuari kecil
88 Casuarius casuarius Kasuari
89 Casuarius unappenddiculatus Kasuari gelambir satu, Kasuari leher kuning
90 Ciconia episcopus Bangau hitam, Sandanglawe
91 Colluricincla megarhyncha Burung sohabe coklat
92 Crocias albonotatus Burung matahari
93 Ducula whartoni Pergam raja
94 Egretta sacra Kuntulkarang
95 Egretta spp. Kuntul, Bangau putih
(semua jenis dari genus Egretta)
96 Elanus caerulleus Alap-alap putih, Alap-alap tikus
97 Elanus hypoleucus Alap-alap putih, Alap-alap tikus
98 Eos histrio NuriSangir
99 Esacus magnirostris Wili-wili, Uar, Bebeklaut
100 Eutrichomyias rowleyi Seriwang Sangihe
101 Falconidae Burungalap-alap, Elang
(semua jenis dari famili Falconidae)
102 Fregeta andrewsi Burung gunting, Bintayung
103 Garrulax rufifrons Burung kuda
104 Goura spp. Burung daramah kota, Burungtiti, Mambruk
(semua jenis dari genus Goura)
105 Gracula religiosa mertensi Beo Flores
106 Gracula religiosa robusta Beo Nias
107 Gracula religiosa venerata Beo Sumbawa
108 Grus spp. Jenjang(semua jenis dari genus Grus)
109 Himantopus himantopus Trulek lidi, Lilimo
110 Ibis cinereus Bluwok, Walangkadak
111 Ibis leucocephala Bluwok berwarna
112 Lorius roratus Bayan
113 Leptoptilos javanicus Marabu, Bangau tongtong
114 Leucopsar rothschildi Jalak Bali
115 Limnodromus semipalmatus Blekek Asia
116 Lophozosterops javanica Burung kacamata leher abu-abu
117 Lophura bulweri Beleang ekor putih
118 Loriculus catamene Serindit Sangihe
119 Loriculus exilis Serindit Sulawesi
120 Lorius domicellus Nori merah kepala hitam
147 Rhipidura javanica Burung kipas
148 Rhipidura phoenicura Burung kipas ekor merah
149 Satchyris grammiceps Burung tepus dada putih
150 Satchyris melanothorax Burung tepus pipi perak
151 Sterna zimmermanni Dara laut berjambul
152 Sternidae Burung dara laut (semua jenis dari famili Sternidae)
153 Sturnus melanopterus Jalak putih, Kaleng putih
154 Sula abbotti Gangsa batu aboti
155 Sula dactylatra Gangsa batu muka biru
156 Sula leucogaster Gangsa batu
157 Sula sula Gangsa batu kaki merah
158 Tanygnathus sumatranus Nuri Sulawesi
159 Threskiornis aethiopicus Ibis putih, Platuk besi
160 Trichoglossus ornatus Kasturi Sulawesi
161 Tringa guttifer Trinil tutul
162 Trogonidae Kasumba, Suruku, Burung luntur
163 Vanellus macropterus Trulek ekor putih
III. REPTILIA (Melata)
164 Batagur baska Tuntong
165 Caretta caretta Penyu tempayan
166 Carettochelys insculpta Kura-kura Irian
167 Chelodina novaeguineae Kura Irian leher panjang
168 Cheloniamydas Penyu hijau
169 Chitra indica Labi-labi besar
170 Chlamydosaurus kingii Soa payung
171 Chondropython viridis Sanca hijau
172 Crocodylus novaeguineae Buaya air tawar Irian
173 Crocodylus porosus Buaya muara
174 Crocodylus siamensis Buaya siam
175 Dermochelys coriacea Penyubelimbing
176 Elseya novaeguineae Kura Irianleherpendek
177 Eretmochelys imbricata Penyu sisik
178 Gonychephalus dilophus Bunglon sisir
179 Hydrasaurus amboinensis Soa-soa, Biawak Ambon, Biawak pohon
180 Lepidochelys olivacea Penyu ridel
181 Natator depressa Penyu pipih
182 Orlitia borneensis Kura-kura gading
183 Python molurus Sanca bodo
184 Phyton timorensis Sanca Timor
185 Tiliqua gigas Kadal Panana
186 Tomistoma schlegelii Senyulong, Buaya sapit
187 Varanus borneensis Biawak Kalimantan
188 Varanus gouldi Biawak coklat
189 Varanus indicus Biawak Maluku
190 Varanus komodoensis Biawak komodo, Ora
191 Varanus nebulosus Biawak abu-abu
192 Varanus prasinus Biawak hijau
193 Varanus timorensis Biawak Timor
194 Varanus togianus Biawak Togian
IV. INSECTA (Serangga)
195 Cethosia myrina Kupu bidadari
196 Ornithoptera chimaera Kupu sayap burung peri
197 Ornithoptera goliath Kupu sayap burung goliat
198 Ornithoptera paradisea Kupu sayap burung surga
199 Ornithoptera priamus Kupu sayap priamus
200 Ornithoptera rotschldi Kupu burung rotsil
201 Ornithoptera tithonus Kupu burung titon
202 Trogonotera brookiana Kupu trogon
203 Troides amphrysus Kupu raja
204 Troides andromanche Kupu raja
205 Troides criton Kupu raja

2.3 FLORA DAN FAUNA LANGKA DI INDONESIA


2.3.1 FLORA LANGKA DI INDONESIA
Tumbuhan Langka di Indonesia Berikut ini adalah daftar 24 tanaman langka
yang tumbuh di Indonesia :

1. Bantal sulam (Palaquium walsurifolium)


Diameter pohon sekitar 45cm dan dapat tumbuh hingga tingginya
mencapai 45m. Biasanya tumbuh di rawa gambut atau kawasan dengan
ketinggian sekitar 1000m diatas permukaan laut. Penyebarannya di
semenanjung Malaysia, Sumatera, dan Kalimantan Timur. Di Kalimantan
dikenal dengan nama Beitis, Margetahan, Nyato, Nyatoh, Nyatoh Jangkar.

Diameter pohon sekitar 45cm dan dapat tumbuh hingga tingginya


mencapai 45m. Biasanya tumbuh di rawa gambut atau kawasan dengan
ketinggian sekitar 1000m diatas permukaan laut. Penyebarannya di
semenanjung Malaysia, Sumatera, dan Kalimantan Timur. Di Kalimantan
dikenal dengan nama Beitis, Margetahan, Nyato, Nyatoh, Nyatoh Jangkar.
Diameter pohon sekitar 45cm dan dapat tumbuh hingga tingginya
mencapai 45m. Biasanya tumbuh di rawa gambut atau kawasan dengan
ketinggian sekitar 1000m diatas permukaan laut. Penyebarannya di
semenanjung Malaysia, Sumatera, dan Kalimantan Timur. Di Kalimantan
dikenal dengan nama Beitis, Margetahan, Nyato, Nyatoh, Nyatoh Jangkar.
Ketinggian pohon bisa mencapai 59m dan diameter batang bisa
sampai 54cm, Bisa tumbuh di ketinggian 600m di daerah pegunungan
namun juga kadang bisa ditemukan di daerah batu gamping. Pohon ini
biasa digunakan dalam konstruksi rumah maupun untuk furniture.
Distribusi penyebarannya di India, Serawak, Sabah, Tengah, dan
Kalimantan Timur. Di Kalimantan Timur terkenal dengan nama Bayur.

2. Bulian (Eusderoxylon zwageri)


Tinggi pohon sekitar 36m dengan diameter batang 95cm. Bisa
tumbuh di lahan dengan ketinggian 600m yang biasanya terdapat di lereng
bukit dengan jenis tanah yang berpasir. Jenis kayu ini sangat kuat, tahan
lama, dan bisa digunakan untuk konstruksi berat. Pendistribusian di
Malaysia, Sumatera, Jawa, Kalimantan, Filipina, dan Maluku. Terkenal
dengan nama Belian, Belian Timun, Betian, Talion Bening, Tebelian
Geriting, Telianoii, Teluyan, Ulin, Ulin Bening, Ulion.

3. Jelutung (Dyera sp)

Ketinggian pohon bisa mencapai 75m dengan diameter batang


159cm. Biasa tumbuh di hutan dengan tanah berpasir dan perbukitan
dengan ketinggian 400m. Getahnya bisa digunakan untuk membuat
permen karet dan kayunya bisa digunakan untuk membuat perabotan.
Distribusi di Thailand, semenanjung Malaysia, Sumatera, dan Kalimantan.
Di Indonesia terkenal dengan nama Jelutong atau Pantung
4. Akar Karak (Ficus uniglandulosa wall)

Pohon hanya sekitar 14m dengan diameter batang sekitar 15cm.


Batangnya berwarna putih dan bergetah. Biasa tumbuh di ketinngian
1700m. seringnya di sepanjang aliran sungai dan lereng bukit. Terkadang
juga bisa ditemukan di batu kapur, tanah berpasir, dan tanah liat.
Distribusi tumbuhnya di burma, thailand, semenanjung Malaysia,
Sumatera, Kalimantan, dan Filipina. Terkenal dengan nama Akar Karak,
Kara, atau Wa Punot.

5. Amorphophallus titanum

Bunga bangkai raksasa; (Bunga bangkai tidak termasuk dalam


famili Arecaceae (Palmae) melainkan dalam famili Araceae (talas-talasan)

6. Anggrek Larat
Anggrek Larat yang dalam bahasa Inggris dikenal sebagai
Cooktown Orchid, berkerabat dekat dengan beberapa jenis anggrek
lainnya seperti Anggrek Merpati, Anggrek Albert, Anggrek Stuberi,
Anggrek Jamrud, Anggrek Karawai, dan Anggrek Kelembai. Dalam
bahasa latin tumbuhan ini dikenal sebagaiDendrobium phalaenopsis
dengan sinonim Vappodes phalaenopsis, dan Dendrobium bigibbum.

7. Anggrek tebu

Anggrek tebu (Grammatophyllum speciosum) merupakan anggrek


terbesar, paling besar dan paling berat diantara jenis-jenis anggrek lainnya.
Dalam satu rumpun dewasa, anggrek tebu dapat mencapai berat lebih dari
1 ton dan mempunyai panjang malai hingga 3 meter dengan diameter
malai sekitar 1,5-2 cm. Itulah sebabnya tanaman ini layak menyandang
predikat sebagai anggrek terbesar dan terberat atau anggrek raksasa
8. Kantong semar yang karnivora

Sewaktu daun masih muda, Kantong pemangsa pada Nepenthes


tertutup. Lantas, membuka ketika sudah dewasa. Namun bukan berarti
kantung flora karnivora ini menutup sewaktu masih muda saja. Ia
menutup diri ketika sedang mengganyang mangsa. Tujuannya supaya
proses pencernaan berjalan lancar dan tidak diganggu kawanan musuh
yang siap merebut makanan yang sudah ia peroleh

9. Tengkawang

Tengkawang (Shorea spp.) adalah nama buah dan pohon dari genus
Shorea yang buahnya menghasilkan minyak nabati. Pohon Tengkawang
hanya terdapat di pulau Kalimantan dan sebagian kecil Sumatera. Dalam
bahasa Inggris, flora (tanaman) langka ini dikenal sebagai Illepe Nut
atauBorneo Tallow Nut. Pohon yang terdiri atas belasan spesies (13
diantaranya dilindungi dari kepunahan) ini menjadi maskot (flora
identitas) provinsi Kalimantan Barat.

10. Kokoleceran

Kokoleceran adalah maskot provinsi Banten yang merupakan salah


satu tanaman endemik Banten yang dipercaya hanya terdapat di Taman
Nasional Ujung Kulon. Saya tidak membahas kokoleceran yang berupa
permainan tradisional dengan baling-baling bambu. Tetapi kokoleceran
yang merupakan tanaman langka bernama ilmiah Vatica bantamensis,
yang menjadi flora identitas provinsi Banten namun keberadaannya sangat
misterius.

11. Anggrek hitam (Coelogyne pandurata)

Anggrek hitam (Coelogyne pandurata), sebagaimana namanya,


mempunyai ciri khas pada bunganya yang memiliki lidah (labellum)
berwarna hitam. Anggrek langka ini dalam bahasa Inggris disebut sebagai
“Black Orchid”. Sedangkan di Kalimantan Timur, Anggrek Hitam yang
langka ini mempunyai nama lokal “Kersik Luai”.

12. Anggrek Hartinah

Anggrek Hartinah atau Anggrek Tien Soeharto


(Cymbidium hartinahianum) merupakan salah satu jenis tumbuhan
anggrek yang endemik (hanya tumbuh di daerah tertentu) Sumater Utara,
Indonesia. Jenis anggrek yang diketemukan pertama kali pada tahun 1976
ini bisa diketemukan di Desa Baniara Tele Kecamatan Harian Kabupaten
Samosir, Sumatera Utara. Anggrek Tien Soeharto atau sering disebut juga
sebagai Anggrek Hartinah (Cymbidium hartinahianum) merupakan
anggrek tanah yang hidup merumpun

13. Korma Rawa


Korma rawa (Phoenix paludosa) tumbuh berumpun dengan tinggi
batang mencapai 5 meter. Daunnya berbentuk sirip yang mempunyai
panjang sekitar dua meter. Pada bagian pangkal daunnya tumbuh duri.
Duri-duri ini sebenarnya merupakan anak-anak daun yang berubah
bentuknya. Tiap daun mempunyai sekitar 25 anak daun yang tersusun
dalam 4-5 kelompok.

14. Johanneste ijsmaria altifrons; Daun payung


Daun sang merupakan salah satu dari 4 spesies anggota genus
Johannestijsmania yang hanya tumbuh di kawasan Asia Tenggara. Daun
Sang merupakan anggota famili Arecaceae (Pinang-pinangan atau Palem).
Tanaman Daun Sang yang mempunyai nama ilmiah Johannes tijsmania

15. Ugeissona utilis; Bertan

Bertan yang mempunyai nama latin Eugeissona utilis, dan oleh


masyarakat setempat disebut sebagai Kadjatoa dalam bahasa Inggris
dikenal sebagai “wild bornean sago palm” yang berarti Sagu Liar Borneo.

16. Palem Merah


Palem Merah atau Pinang Merah (Cyrtostachys renda) yang
kemudian ditetapkan menjadi flora maskot provinsi Jambi adalah tanaman
hias. Dinamakan Palem Merah lantaran pelepah pinang ini berwarna
merah menyala. Dan lantaran warna merah pada pelepah daunnya itu
Pinang Merah (Cyrtostachys renda) acapkali disebut Pinang Lipstik.

17. Balam Suntai

Balam Suntai (Palaquium walsurifolium),balam suntai adalah


salah satu jenis tanaman langka asli indonesia.tanaman langka ini
memiliki kualitas kayu yang baik. kelas keawetan tanaman langka ini
adalah kelas IV dan kekuatannya kelas II. maka tidaklah heran kalau
tanaman langka ini banyak dicari orang

18. Cendana

Cendana (Santalum album). Cendana atau cendana wangi, merupakan


tanaman langka penghasil kayu cendana dan minyak cendana. Kayunya
digunakan sebagai rempah-rempah, bahan dupa, aroma terapi, campuran
parfum, serta sangkur keris (warangka). Cendana adalah tumbuhan parasit
pada awal kehidupannya. Kecambahnya memerlukan pohon inang untuk
mendukung pertumbuhannya, karena perakarannya sendiri tidak sanggup
mendukung kehidupannya. Karena prasyarat inilah cendana sukar
dikembangbiakkan atau dibudidayakan. Kayu cendana wangi (Santalum
album) kini sangat langka dan harganya sangat mahal
19. Damar

Damar, Kopal Keruling (Agathis labillardieri). Tanaman langka ini


berasal dari papua. Damar adalah salah satu jenis pohon potensial yang
mempunyai nilai ekonomi tinggi. Tanaman langka ini tingginya bisa
mencapai 60 m dan dimeternya 2 m.
20. Raflesia Arnoldi

Bunga Rafflesia hidup di Tama Nasional Bengkulu, mempunyai


ukuran dengan diameter bunga yang hampir mencapai 1 meter. Bunga ini
terkenal dengan sebutan bunga bangkai karena mengeluarkan bau busuk
yang menyengat. Bau busuk yang dikeluarkan oleh bunga digunakan
untuk menarik lalat yang hinggap dan membantu penyerbukan. Raflesia
Arnoldi merupakan tumbuhan parasit yang memerlukan inang untuk
hidupnya. Saat ini kondisi habitat Raflesia Arnoldi sangat memprihatinkan
sehingga jumlahnya menurun drastis dari tahun ke tahun. Menyusutnya
habitat bunga tersebut di antaranya disebabkan kegiatan manusia seperti
pembukaan wilayah hutan baik untuk kegiatan pertambangan, pertanian,
maupun permukiman.

21. Enau
Enau (Arenga pinnata). Enau atau aren (Arenga pinnata, suku
Arecaceae) adalah palma yang terpenting setelah kelapa (nyiur) karena
merupakan tanaman serba guna. Palma yang besar dan tinggi, dapat
mencapai 25 m. Berdiameter hingga 65 cm, batang pokoknya kukuh dan
pada bagian atas diselimuti oleh serabut berwarna hitam yang dikenal
sebagai ijuk, injuk, juk atau duk. Ijuk sebenarnya adalah bagian dari
pelepah daun yang menyelubungi batang. Pohon enau menghasilkan
banyak hal, yang menjadikannya populer sebagai tanaman yang
serbaguna, terutama sebagai penghasil gula.

22. Mimba

Mimba (Azadirachta indica). Tanaman langka ini mempunyai nama


lain Mimbo atau Mimba. Tanaman langka ini merupakan pohon yang
tinggi (Arbor) batangnya dapat mencapai 20 m bahkan lebih. Kulit
batangnya tebal, batang agak kasar, daun menyirip genap, dan berbentuk
lonjong dengan tepi bergerigi dan runcing, sedangkan buahnya merupakan
buah batu dengan panjang 1 cm. Buah mimba dihasilkan dalam satu
sampai dua kali setahun, berbentuk oval, bila masak daging buahnya
berwarna kuning, biji ditutupi kulit keras berwarna coklat dan didalamnya
melekat kulit buah berwarna putih. Tanaman ini bisa digunakan sebagai
pestisida nabati. Karena daun mimba mengandung senyawa-senyawa yang
dapat mengendalikan hama tanaman, diantaranya adalah sitosterol,
hyperoside, nimbolide, quercetin, quercitrin, rutin, azadirachtin, dan
nimbine.

23. Tembesu

Tembesu (Fagraea fragrans) termasuk kedalam famili


Loganiaceae. Daerah penyebarannya Sumatera, Kalimantan, Sulawesi,
Jawa Barat, Maluku, dan Irian Jaya. Tempat tumbuh pada tanah datar dan
sarang atau tempat yang tidak becek, tanah liat berpasir, dengan type
curah hujan A sampai B pada ketinggian 0–500 dpl.
Tinggi pohon tembesu mencapai 40 m, dengan panjang batang
bebas cabang sampai 25 m, diameter 80 cm atau lebih, dengan batang
tegak dan tidak berbanir. Kulit luar berwarna coklat sampai hitam, beralur
dangkal dan sedikit mengelupas. Kayunya keras berwarna kuning emas
tua atau coklat jingga, dan termasuk ke dalam kelas awet satu.

24. Jelutung Cendana (Santalum album).

Cendana atau cendana wangi, merupakan tanaman langka


penghasil kayu cendana dan minyak cendana. Kayunya digunakan
sebagai rempah-rempah, bahan dupa, aroma terapi, campuran parfum,
serta sangkur keris (warangka). Cendana adalah tumbuhan parasit pada
awal kehidupannya. Kecambahnya memerlukan pohon inang untuk
mendukung pertumbuhannya, karena perakarannya sendiri tidak sanggup
mendukung kehidupannya. Karena prasyarat inilah cendana sukar
dikembangbiakkan atau dibudidayakan. Kayu cendana wangi (Santalum
album) kini sangat langka dan harganya sangat mahal.

2.3.2 FAUNA LANGKA DI INDONESIA


1. Orang Utan (Pongo pygmaeus)
Ciri khas hewan langka ini ialah mempunyai rambut yang begitu
panjang dibandingkan jenis kera lain. Buah-buahan adalah makanan
utama dan juga kesukaannya. Di indonesia, wilayah penyebarannya
adalah dataran rendah juga hutan hujan tropis di pulau Kalimantan.

2. Badak Bercula Satu (Rhinoceras sundaicus)


Adalah salah satu hewan langka khas indonesia. Walau sekarang
sudah tidak banyak, hanya sekitar 50 ekor saja dapat ditemukan di hutan
ujung kulon. Merupakan hewan herbivora pemakan daun-daunan.
3. Badak bercula Dua (Dicerorhinus sumatrensis)
Hampir mirip dengan badak bercula satu, hanya cula dibagian
depan yang berjumlah dua. Hanya ditemukan di wilayah Sumatera.

4. Musang Congkok (Prionodon linsang)


Dengan berat mencapai 5 kg dan mempunyai panjang sekitar 71
cm hewan ini cukup gesit untuk memanjat pepohonan. Di temukan di
wilayah pegunungan Aceh dan Sumatera Barat. Mamalia kecil dan
beberapa jenis serangga adalah makanan kesukaannya.

5. Singapuar (Tarsius bancanus)


Dijuluki sebagai primata terkecil di dunia. Mempunyai berat tubuh
antara 80 – 140 gram dan panjang cuma 12 – 15 cm cukup layak bila
disebut primata terkecil. Walaupun mempunyai sepasang mata yang
besar yang ukurannya melebihi volume otaknya tapi hanya dapat
digunakan pada malam hari saja. Mirip dengan burung hantu.
Kepulauan Riau, kepulauan kalimantan dan sumatera bagian selatan
juga tenggara adalah habitat aslinya.
6. Ikan Belida (Notopetrus chitala)
Dengan panjang tubuh mencapai 87, 5 cm dan berat tubuh dapat
mencapai 1 kg, cukup besar untuk ukuran ikan air tawar. Bentuk
tubuhnya seperti pisau dan makanan kesukaannya adalah ikan-ikan kecil
juga udang. Perairan air tawar di wilayah jawa dan kalimantan
merupakan habitat aslinya.

7. Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae)


Memprihatinkan karena jumlah semua harimau sumatera hanya
tinggal sekitar 500 ekor. Penebangan hutan yang serampangan dan
perburuan liar dituding sebagai penyebab langkanya harimau ini. Hanya
terdapat di hutan sumatera.

8. Anoa (Bubalus Depressicornis)


Sekilas lebih mirip kambing dengan ukuran yang besar. Yang
membedakan dengan kambing selain ukuran tubuhnya yang besar
adalah adanya tanduk runcing yang mencapai 30 cm panjangnya.
Adalah termasuk mamalia yang mempunyai kuku genap. Mempunyai
habitat asli di wilayah sulawesi.

9. Burung Elang Jawa ( Spizaetus bartelsi)


Mempunyai bentuk yang gagah, sayang populasinya hanya tinggal
250 ekor saja. Tersebar hampir merata di sekitar hutan di pulau jawa
seperti di gunung slamet, gunung salak, gunung anjasmoro, gunung
kawi, taman nasional baluran, taman nasional alas purwo taman
nasional gunung halimun, taman nasional gede pangrango dan taman
nasional muara betiri.

10. Babirusa (Babyrousa babyrussa)


Buah-buahan, tumbuh-tumbuhan, jamur dan dedaunan merupakan
makanan yang biasa disantap sehari-hari. Mempunyai taring yang
mencuat keluar sebagai tameng mata dari duri dan rotan ketika mereka
mencari makan. Habitatnya meliputi pulau Sulawesi, kepulauan Maluku
dan sekitarnya.
2.4 KEANEKARAGAMAN BENTUK MUKA BUMI

Hamparan dataran yang luas, deretan pegunungan yang menjulang


tinggi, lembah-lembah dimana sungai mengalir, merupakan suatu panorama
yang indah di muka bumi. Perubahan-perubahan pada bentuk muka bumi
disebabkan oleh kekuatan besar yang bekerja pada bumi. Kekuatan itu disebut
tenaga geologi. Tenaga geologi terdiri dari tenaga endogen dan tenaga
eksogen. Tenaga endogen terdiri dari:
a. Gempa bumi, yaitu getaran pada kulit bumi yang disebabkan oleh tenaga
dari dalam
bumi.
b. Vulkanisme, yaitu segala peristiwa yang menyebabkan magma naik ke
permukaan
bumi.
c. Tektonisme, yaitu perubahan letak lapisan batuan baik secara mendatar
maupun
tegak lurus.
Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam perut bumi, dan
tenaga endogen menggerakan kulit bumi. Lipatan pada kulit bumi menyebabkan
terbentuknya pegunungan-pegunungan sehingga orogenetik sering disebut dengan
tenaga pembentuk pegunungan-pegunungan. Lipatan, terjadi jika terdapat tekanan
horizontal maupun vertikal pada kulit bumi yang bersifat liat (plastis), sehingga
kulit bumi mengalami pengerutan. Patahan atau retakan, terjadi karena ada
tekanan horizontal maupun vertikal pada lapisan batuan di kulit bumi yang
bersifat rapuh, misalnya batuan kapur.
Macam-macam Bentuk Muka Bumi
Sebagai akibat tenaga eksogen dan endogen maka terbentuklah
perbedaan ketinggian permukaan bumi, yang dikenal dengan sebutan relief.
Relief permukaan bumi terdiri dari dua macam yaitu relief daratan dan relief
dasar laut.
a. Relief daratan, terdiri dari:
 Gunung, yaitu daerah yang lebih tinggi dari daerah sekitarnya.
 Lembah, yaitu daerah ledokan/lebih rendah dari daerah sekitarnya.
 Pegunungan, yaitu rangkaian dari beberapa gunung, bentuknya
memanjang.
 Dataran rendah, yaitu daerah dataran yang berbeda pada ketinggian
kurang dari 200 m.
 Dataran tinggi, yaitu dataran yang berbeda pada ketinggian lebih
dari 200 m.
b. Relief dasar laut, terdiri dari:
 Palung laut, yaitu ledokan atau celah yang paling dalam, berada di dasar
laut.
 Ambang laut, yaitu dasar laut yang mencuat memisahkan satu perairan
dengan
perairan lainnya.
 Gunung laut, yaitu gunung yang muncul dari dasar laut.
 Laut dangkal, yaitu laut yang kedalamannya tidak lebih dari 200 m.
 Laut dalam yaitu, laut yang kedalamannya lebih dari 200 m.
 Berdasarkan keadaan reliefnya, bentuk muka bumi Indonesia dapat
dikelompokkan
menjadi tiga wilayah yaitu:
o Wilayah Indonesia Bagian Barat
o Wilayah Indonesia Bagian Tengah
o Wilayah Indonesia Bagian Timur

2.5 DAERAH-DAERAH PERLINDUNGAN FLORA DAN FAUNA DI


INDONESIA
Daerah-daerah yang menjadi tempat perlindungan flora dan fauna di
Indonesia yang meliputi wilayah Jawa, Sumatra,Kalimantan, Sulawesi, Bali dan
Nusa Tenggara serta wilayah Provinsi Papua.
1. Pulau Jawa
Pulau Jawa merupakan pulau yang memiliki penduduk terbanyak di
Indonesia. Jumlah penduduk di Pulau Jawa pada tahun 2005 sekitar 118 juta
jiwa, dengan kepadatan penduduk rata-rata 875 orang/km 2 . Kepadatan
penduduk Jawa yang sangat tinggi terutama disebabkan oleh pengaruh sejarah
dan tanahnya yang sangat subur sehingga memungkinkan pembuatan teras-teras
sawah irigasi. Penggunaan tanah di Jawa diperuntukkan bagi pemukiman,
pertanian, hutan, semak, ladang, dan lain-lain.
Pulau Jawa tidak memiliki sumber daya mineral yang banyak. Namun,
kondisi alamnya banyak mengandung kantung-kantung minyak dan gas yang
dapat ditemukan di lipatan-lipatan dan sesaran-sesaran batuan-batuan sedimen
yang kondisinya memenuhi syarat. Kantung-kantung minyak dan gas ini
terdapat, baik di sisi utara maupun selatan rangkaian pegunungan yang
melintasi Pulau Jawa, tetapi hanya yang berada di sisi utara yang saat ini sudah
dieksploitasi.

2. Pulau Sumatra

Kondisi hutan di Sumatra sangat memprihatinkan. Sekarang jarang


ditemukan adanya perkebunan di sepanjang daerah aliran sungai. Hutan
dialihfungsikan menjadi kebun. Budaya tumbang, tebas dan bakar selalu terjadi
setiap tahun sehingga pemandangan asap menjadi hal yang biasa di wilayah ini.
Kawasan hutan alam berubah menjadi kawasan kelapa sawit. Banyaknya
perubahan ini akan berdampak pada musnahnya beberapa keragaman hayati
yang dimiliki Sumatra.

Penyempitan areal hutan disebabkan oleh perluasan area perkebunan


(terutama sawit dan akasia), penebangan kayu berskala besar, baik secara legal
maupun tidak, kebakaran hutan, kegiatan pertambangan dan industri karena
Sumatra merupakan penghasil minyak terbesar di Indonesia serta mempunyai
kandungan gas alam dan batu bara yang cukup besar.

Penyempitan hutan berdampak pada keseimbangan ekosistem dan alam


tidak terjaga baik, seperti ratusan gajah merusak kebun, hama babi hutan
menggasak tanaman muda dan pada akhirnya akan musnahnya
keanekaragaman hayati yang dimiliki Pulau Sumatra.

3. Pulau Kalimantan

Kalimantan merupakan kawasan bercurah hujan konstan dan bersuhu


tinggi sepanjang tahun. Oleh karena itu, pulau ini memiliki beberapa habitat
tropis tersubur di muka bumi dan memiliki hutan basah tropis terluas di
kawasan Indonesia. Pulau ini kaya akan keragaman hayati. Kalimantan
berperanan penting dalam pengembangan ekonomi Indonesia dan merupakan
salah satu penghasil devisa utama. Kekayaan ini bukan berasal dari produk
industri, juga bukan dari hasil pertanian dan perkebunan, melainkan karena
besarnya cadangan sumber daya alam: hutan, minyak, gas, batu bara, dan
mineral-mineral lain.

Kalimantan merupakan daratan dengan sungai-sungai besar, seperti


Sungai Kapuas, Sungai Barito, Sungai Kahayan, Sungai Kayan, dan Sungai
Mahakam. Sungai-sungai ini merupakan jalur masuk utama ke pedalaman
pulau dan daerah pegunungan tengah. Semakin ke hulu, sungai semakin sempit.
Sungai tersebut mengalir melalui hutan-hutan perbukitan, berarus deras, dan
airnya jernih.

Kebanyakan sungai-sungai utama di Kalimantan terdapat di jajaran


pegunungan tengah. Sungai-sungai itu semakin lebar dan semakin besar
volumenya menuju ke laut karena ada tambahan air dari anak-anak sungainya
yang membentuk sungai utama yang mengalirkan air dari daerah aliran sungai
yang luas. Debit air bervariasi menurut musim. Kecepatan arus, kedalaman air,
dan komposisi substrat bervariasi menurut panjang aliran dan lebar sungai, dan
ini mempengaruhi biota yang dapat hidup di dalamnya.

Pulau ini kaya akan fauna yang berasal dari Asia, misalnya, keluarga rusa,
sapi liar, babi, kucing, monyet, kera, tupai, dan banyak keluarga burung Asia.
Banyak fauna Borneo yang serupa dengan fauna daratan Asia dan pulau-pulau
Sunda lainnya, tetapi keserupaan dengan Sulawesi dan pulau-pulau di sebelah
timur hanya sedikit karena komposisi faunanya agak berbeda.

4. Pulau Sulawesi

Pulau Sulawesi berdiri di atas lahan seluas 227.654 km 2 , terutama terdiri


dari empat semenanjung panjang. Pulau Sulawesi terbagi ke dalam empat
kabupaten, yakni Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, dan
Sulawesi Tenggara.

Hutan yang terancam eksploitasi pertambangan di Pulau Sulawesi seluas


1.181.062 ha. Kawasan ini adalah kawasan yang kaya keragaman hayati, daerah
tangkapan air, tempat tinggal dan tempat mata pencaharian masyarakat lokal,
serta situs-situs warisan utama dunia, misalnya, Tahura Poboya di Sulteng.
5. Pulau Bali dan Nusa Tenggara

Kepulauan Nusa Tenggara tersebar sepanjang 2.850 km 2 dari barat ke


timur Pulau Pamana di lepas pantai Pulau Roti di Nusa Tenggara Timur (NTT)
terletak di bagian paling selatan Indonesia, posisinya tepat di 110°LS. Kondisi
fisik Nusa Tenggara sangat berbeda dengan kawasan lainnya di Indonesia.
Kepulauan ini terdiri dari pulau-pulau vulkanis dan rangkaian terumbu karang
yang tersebar di sepanjang lautan yang terdalam di dunia, dan tidak memiliki
pulau besar, seperti Jawa dan Sumatra.

Asal-usul kepulauan ini dan proses-proses yang dialami dalam


pembentukan pulau-pulau masih terjadi sampai sekarang dan sangat
memengaruhi posisi, ukuran, dan bentuk pulau.

Provinsi Bali terletak pada 8° 03’40" - 8° 50’48" Lintang Selatan dan 114°
25’53" - 115° 42’40" Bujur Timur, dengan luas wilayah 563.286 ha. Di Bali
terdapat 4 buah danau (Beratan, Batur, Buyan, Tamblingan) dan 24 buah
gunung. Gunung Agung merupakan gunung tertinggi di Bali dengan ketinggian
3.142.000 m.

Diperkirakan sekitar 31.817,75 hektar atau 25 persen dari luas keseluruhan


hutan daratan di Bali, yaitu 127.271,01 hektar, mengalami konversi
(perubahan) fungsi lahan. Perubahan fungsi lahan hutan tersebut disebabkan
beberapa hal, antara lain perambahan kawasan hutan oleh kelompok-kelompok
masyarakat yang berdiam di dekat hutan dan penggunaan kawasan hutan untuk
pembangunan di luar sektor kehutanan dan penebangan liar.

Berdasarkan fungsinya, hutan di Bali digolongkan ke dalam tiga kategori,


yaitu hutan lindung, hutan konservasi, dan hutan produksi. Hutan lindung
berfungsi sebagai perlindungan tata air dan tanah serta sebagai pendukung
kehidupan habitat flora dan fauna. Fungsi lainnya adalah sebagai pendukung
pariwisata (ekowisata).

Hutan produksi di Bali terkonsentrasi di daerah Bali Barat, seperti di


Kabupaten Buleleng seluas 4.731,95 hektar dan di Kabupaten Jembrana seluas
2.993,30 hektar sementara di kabupaten lainnya relatif kecil. Jenis pohon yang
ditanam di hutan-hutan produksi tersebut antara lain pohon jati, pinus, ampupu,
sonokeling, dan pohon lainnya yang bernilai ekonomis.

Vegetasi hutan di Bali diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu hutan


bervegetasi lebat seluas 71.349,5 hektar atau sekitar 56,1%, hutan bervegetasi
belukar atau semak seluas 35.518 hektar atau seluas 25,5%, dan hutan kritis
atau sangat rawan seluas 23.403,3 hektar atau sekitar 18,4%.

6. Wilayah Papua

Papua mencakup bagian barat pulau New Guinea dan merupakan satu dari
tiga wilayah Rimba Belantara Tropis Utama. Wilayah Papua masih berupa
habitat alam. Karena proses biogeografi dan keadaan topografi, kawasan hutan
Papua diduga memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi.

Setidaknya 24 spesies baru ditemukan, termasuk 6 spesies hewan


bertulang belakang. Penelitian lain di Sungai Wapoga menemukan 93 spesies
baru. Empat di antaranya jenis baru dari genus Eviota, Apogon, dan
Hemiscyllium.

Selain keanekaragaman jenis yang tinggi, Papua juga memiliki ekosistem


yang beragam. Mulai dari terumbu karang, hutan bakau, savana, hutan tropis
dataran rendah, pegunungan, hingga ekosistem alpin.

Ancaman terhadap keanekaragaman hayati dan habitat alam Papua sudah


mulai terlihat dampaknya. Papua yang juga kaya akan deposit mineral dan
minyak bumi menarik para investor untuk melakukan eksploitasi tambang dan
gas secara besar-besaran.

Ancaman lainnya antara lain rencana pembangunan wilayah seperti


pembangunan area industri berskala besar di Mamberamo, perluasan
perkebunan kelapa sawit, pembangunan jalan Trans-Papua, dan konsesi hutan.

Anda mungkin juga menyukai