Anda di halaman 1dari 30

BAB VII

ESTIMASI BIAYA

VII.1. Perekat Menggunakan Pelarut Pertalite


Basis produksi di scale up untuk komersil dengan kapasitas produksi per bulan adalah
15000 botol, dengan masing-masing botol berisi 20 gr. Berikut adalah estimasi anggaran
biaya:
Tabel VII.1. Biaya Investasi Peralatan Per Bulan
Harga Lifetime Biaya
No Keterangan Kuantitas
per Unit (bulan) (IDR/Bulan)
1 Cawan 5 10.000 12 4.166,67
Timbangan
2 2 500.000 12 83.333,33
Analitik
3 Gelas Ukur 5 50.000 12 20.833,33
Tangki
4 2 1. 000.000 6 333.333,33
Pengaduk
Mesin
5 2 500.000 6 166.666,67
Pengaduk
Total 608.333,33

Tabel VII.2. Biaya Kebutuhan Bahan Baku Produksi per 1 botol


Harga Biaya
No Keterangan Kuantitas
per Unit (IDR/Bulan)
1 Pertalite 1 156 156
2 Tube 1 1500 1.500
Total 1.656

Tabel VII.3. Biaya Pendukung Utilitas Per Bulan


Harga Biaya
No Keterangan Kuantitas
per Unit (IDR/Bulan)
1 Listrik 3000 1600 4.800.000
Total 4.800.000

VII-1
Tabel VII.4. Biaya Pendukung Lainnya Per Bulan
Harga Biaya
No Keterangan Kuantitas
per Unit (IDR/Bulan)
Gaji
1 3 2.500.000 7.500.000
Karyawan
Sewa
2 1 2.500.000 2.500.000
Bangunan
Maintenance
3 1 500.000 500.000
Peralatan
Total 10.500.000

VII.1.1. Fixed Cost (FC)


Fixed cost atau biaya tetap adalah total biaya yang tidak akan mengalami perubahan
apabila terjadi perubahan volume produksi. Biaya tetap secara total akan selalu konstan
sampai tingkat kapasitas penuh. Biaya tetap merupakan biaya yang akan selalu terjadi
walaupun perusahaan tidak berproduksi. Biaya tetap meliputi PBB, penyusutan alat, sewa
tanah atau bangunan, utilitas, gaji karyawan, dan maintenance peralatan.
1. Investasi Alat IDR 608.333,33
2. Utilitas IDR 4.800.000
3. Lain-Lain IDR 10.500.000

IDR 15.908.333,33
VII.1.2. Variable Cost (VC)
Variable cost atau biaya variabel total biaya yang berubah-ubah tergantung dengan
perubahan volume penjualan/produksi. Biaya variabel akan berubah secara proposional
dengan perubahan volume produksi. Biaya variabel meliputi kebutuhan bahan baku.
1. Biaya Variabel per Produksi = 1.656

2. Biaya Variabel selama 1 Bulan = 1.656 x 15000


= IDR 24.840.000
Dari hasil fixed cost dan variable cost maka dapat diketahui biaya total produksi (TC)
dalam waktu atu bulan, yaitu :

VII-2
TC = FC + VC
TC = 15.908.333,33+ 24.840.000
TC = IDR 40.748.333,33

VII.1.3. Harga Pokok Penjualan (HPP)


Harga pokok penjualan adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh
barang yang dijual atau harga perolehan dari barang yang dijual

1. HPP
TC
HPP =
Jumlah Produk Per Bulan
40.748.333,33
=
15000
= 2.716,56

2. Laba
Laba = 45% x HPP
= 45% x 2.716,56
= IDR 1.222,45

3. Harga Jual
Harga Jual = HPP + Laba
Harga Jual = IDR 2.716,56 + IDR 1.222,45
Harga Jual = IDR 3.939,01

4. Hasil Penjualan per Bulan


Hasil Penjualan/Bulan = Harga Jual x Jumlah
Produk/Bulan Hasil Penjualan/Bulan = 3.939,01 x 15000
Hasil Penjualan/Bulan = IDR 59.085.083,33

5. Laba per Bulan


Laba/Bulan = Laba x Jumlah Produk/Bulan
Laba/Bulan = 1.222,45 x 15000
Laba/Bulan = IDR 18.336.750

VII-3
6. Laba per Tahun

Laba/Tahun = Laba/Bulan x 12
Laba/Tahun = IDR 18.336.750 x 12
Laba/Tahun = IDR 220.041.000

VII.1.4. Break Even Point (BEP)


Break even point (BEP) adalah titik impas dimana posisi jumlah pendapatan dan
biaya sama atau seimbang sehingga tidak terdapat keuntungan ataupun kerugian dalam suatu
perusahaan. BEP ini digunakan untuk menganalisa proyeksi sejauh mana banyaknya jumlah
unit yang diproduksi atau sebanyak apa uang yang harus diterima untuk mendapatkan titik
impas atau kembali modal. Berikut adalah tabel perhitungan biaya penjualan untuk
memperoleh BEP :
Dalam menentukan BEP dapat melalui metode perhitungan secara langsung dan
secara grafis.
a) Metode Perhitungan (Aljabar)
 Menentukan BEP dalam jumlah unit produk
FC
BEP =
Harga Jual−VC
15.908.333,33
BEP =
3.939,01 − 24.840.000

BEP = 6.968 unit

Artinya, perusahaan perlu menjual 6.968 unit botol untuk tercapainya titik impas
antara total penjualan sama dengan total biaya produksi. Pada penjualan ke-6.968 unit
(botol), maka perusahaan tersebut akan mulai memperoleh laba.

 Menentukan BEP dalam jumlah unit rupiah

FC
BEP = VC
1−( ⁄Harga Jual )

15.908.333,33
BEP =
1−(24.840.000⁄ 3.939,01 )

BEP = 27.447.595,66

Artinya perusahaan perlu mendapatkan omset penjualan produk perekat senilai RP


27.447.595,66 agar terjadi BEP dan perusahaan akan memperoleh keuntungan.

VII-4
Tabel VII.5 Perhitungan Biaya Penjualan

Total
Variabel Cost Total Biaya
Tube Penghasilan Fixed Cost (Rp)
(Rp) (Rp)
(IDR)

0 0 15.908.333,33 0 15.908.333,33
1500 5.908.508,33 15.908.333,33 2.484.000 18.392.333,33
3000 11.81.701,.67 15.908.333,33 4.968.000 20.876.333,33
4500 17.725.525 15.908.333,33 7.452.000 23.360.333,33
6000 23.634.033,33 15.908.333,33 9.936.000 25.844.333,33
7500 29.542.541,67 15.908.333,33 12.420.000 28.328.333,33
9000 35.451.050 15.908.333,33 14.904.000 30.812.333,33
10500 41.359.558,33 15.908.333,33 173.88.000 33.296.333,33
12000 47.268.066,67 15.908.333,33 19.872.000 35.780.333,33
13500 53.176.575 15.908.333,33 22.356.000 38.264.333,33
15000 59.085.083,33 15.908.333,33 24.840.000 40.748.333,33

Dari tabel VII.5. maka dapat dibuat grafik VII.1. sehingga dapat diketahui
BEP :

70000000
R
60000000
e
v 50000000
e
40000000
(

n
I
u
D 30000000
e
R 20000000
)

C 10000000
o
s 0
0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 16000
t
Produk (unit)

TR TC BEP

Grafik VII.1. Grafik Break Even Point (BEP)


Keterangan :
BEP = Break Even Point
TC = Total Cost (Total Biaya)
TR = Total Revenue (Total Penghasilan)
Dari grafik tersebut diketahui bahwa BEP berada pada titik produksi unit ke-6.968 unit
dengan BEP rupiah yang didapatkan sebesar Rp 27.447.595.66.

VII-5
VII.2. Perekat Menggunakan Pelarut Pertamax
Basis produksi di scale up untuk komersil dengan kapasitas produksi per bulan adalah
15000 botol, dengan masing-masing botol berisi 20 gr. Berikut adalah estimasi anggaran
biaya:
Tabel VII.6. Biaya Investasi Peralatan Per Bulan
Harga Lifetime Biaya
No Keterangan Kuantitas
per Unit (bulan) (IDR/Bulan)
1 Cawan 5 10.000 12 4.166,67
Timbangan
2 2 500.000 12 83.333,33
Analitik
3 Gelas Ukur 5 50.000 12 20.833,33
Tangki
4 2 1. 000.000 6 333.333,33
Pengaduk
Mesin
5 2 500.000 6 166.666,67
Pengaduk
Total 608.333,33

Tabel VII.7. Biaya Kebutuhan Bahan Baku Produksi per 1 botol


Harga Biaya
No Keterangan Kuantitas
per Unit (IDR/Bulan)
1 Pertamax 1 178 178
2 Tube 1 1500 1.500
Total 1.678

Tabel VII.8. Biaya Pendukung Utilitas Per Bulan


Harga Biaya
No Keterangan Kuantitas
per Unit (IDR/Bulan)
1 Listrik 3000 1600 4.800.000
Total 4.800.000

Tabel VII.9. Biaya Pendukung Lainnya Per Bulan


Harga Biaya
No Keterangan Kuantitas
per Unit (IDR/Bulan)

VII-6
Gaji
1 3 2.500.000 7.500.000
Karyawan
Sewa
2 1 2.500.000 2.500.000
Bangunan
Maintenance
3 1 500.000 500.000
Peralatan
Total 10.500.000

VII.2.1. Fixed Cost (FC)


Fixed cost atau biaya tetap adalah total biaya yang tidak akan mengalami perubahan
apabila terjadi perubahan volume produksi. Biaya tetap secara total akan selalu konstan
sampai tingkat kapasitas penuh. Biaya tetap merupakan biaya yang akan selalu terjadi
walaupun perusahaan tidak berproduksi. Biaya tetap meliputi PBB, penyusutan alat, sewa
tanah atau bangunan, utilitas, gaji karyawan, dan maintenance peralatan.
1. Investasi Alat IDR 608.333,33
2. Utilitas IDR 4.800.000
3. Lain-Lain IDR 10.500.000

IDR 15.908.333,33
VII.2.2. Variable Cost (VC)
Variable cost atau biaya variabel total biaya yang berubah-ubah tergantung dengan
perubahan volume penjualan/produksi. Biaya variabel akan berubah secara proposional
dengan perubahan volume produksi. Biaya variabel meliputi kebutuhan bahan baku.
1. Biaya Variabel per Produksi = 1.678

2. Biaya Variabel selama 1 Bulan = 1.678 x 15000


= IDR 25.170.000
Dari hasil fixed cost dan variable cost maka dapat diketahui biaya total produksi (TC)
dalam waktu atu bulan, yaitu :

TC = FC + VC
TC = 15.908.333,33+ 25.170.000
TC = IDR 41.078.333,33

VII-7
VII.2.3. Harga Pokok Penjualan (HPP)
Harga pokok penjualan adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh
barang yang dijual atau harga perolehan dari barang yang dijual

1. HPP
TC
HPP =
Jumlah Produk Per Bulan
41.078.333,33
=
15000
= 2.738,56

2. Laba
Laba = 45% x HPP
= 45% x 2738,56
= IDR 1.232,35

3. Harga Jual
Harga Jual = HPP + Laba
Harga Jual = IDR 2.738,56+ IDR 1.232,35
Harga Jual = IDR 3.970,91

4. Hasil Penjualan per Bulan


Hasil Penjualan/Bulan = Harga Jual x Jumlah
Produk/Bulan Hasil Penjualan/Bulan = 3.970,91 x 15000
Hasil Penjualan/Bulan = IDR 59.563.583,33

5. Laba per Bulan


Laba/Bulan = Laba x Jumlah Produk/Bulan
Laba/Bulan = 1246.51 x 15000
Laba/Bulan = IDR 18.485.250

6. Laba per Tahun


Laba/Tahun = Laba/Bulan x 12
Laba/Tahun = IDR 18.485.250 x 12
Laba/Tahun = IDR 221.823.000

VII-8
VII.2.4. Break Even Point (BEP)
Break even point (BEP) adalah titik impas dimana posisi jumlah pendapatan dan
biaya sama atau seimbang sehingga tidak terdapat keuntungan ataupun kerugian dalam suatu
perusahaan. BEP ini digunakan untuk menganalisa proyeksi sejauh mana banyaknya jumlah
unit yang diproduksi atau sebanyak apa uang yang harus diterima untuk mendapatkan titik
impas atau kembali modal. Berikut adalah tabel perhitungan biaya penjualan untuk
memperoleh BEP :
Dalam menentukan BEP dapat melalui metode perhitungan secara langsung dan
secara grafis.
a) Metode Perhitungan (Aljabar)
 Menentukan BEP dalam jumlah unit produk
FC
BEP =
Harga Jual−VC
15.908.333,33
BEP =
3.970,91 − 25.170.000

BEP = 6.938 unit

Artinya, perusahaan perlu menjual 6.938 unit botol untuk tercapainya titik impas
antara total penjualan sama dengan total biaya produksi. Pada penjualan ke-6.938 unit
(botol), maka perusahaan tersebut akan mulai memperoleh laba.

 Menentukan BEP dalam jumlah unit rupiah

FC
BEP = VC
1−( ⁄Harga Jual )

15.908.333,33
BEP = 25.170.000
1−( ⁄3.970,91 )

BEP = 27.550.410,46

Artinya perusahaan perlu mendapatkan omset penjualan produk perekat senilai RP


27.550.410,46 agar terjadi BEP dan perusahaan akan memperoleh keuntungan.

VII-9
Tabel VII.10 Perhitungan Biaya Penjualan
Total
Variabel Cost Total Biaya
Tube Penghasilan Fixed Cost (Rp)
(Rp) (Rp)
(IDR)
0 0 15.908.333,33 0 15.908.333,33
1500 5.956.358,33 15.908.333,33 2.517.000 18.425.333,33
3000 11.912.716,67 15.908.333,33 5.034.000 20.942.333,33
4500 17.869.075 15.908.333,33 7.551.000 23.459.333,33
6000 23.825.433,33 15.908.333,33 10.068.000 25.976.333,33
7500 29.781.791,67 15.908.333,33 12.585.000 28.493.333,33
9000 35.738.150 15.908.333,33 15.102.000 31.010.333,33
10500 41.694.508,33 15.908.333,33 17.619.000 33.527.333,33
12000 47.650.866,67 15.908.333,33 20.136.000 36.044.333,33
13500 53.607.225 15.908.333,33 22.653.000 38.561.333,33
15000 59.563.583,33 15.908.333,33 25.170.000 41.078.333,33

Dari tabel VII.10. maka dapat dibuat grafik VII.2. sehingga dapat diketahui
BEP :

70000000
R
e 60000000
v 50000000
e
(

n 40000000
I
u
D 30000000
e
R
)

20000000
C
o 10000000
s
0
t 0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 16000
Produk (unit)

TR TC BEP

Grafik VII.2. Grafik Break Even Point (BEP)


Keterangan :
BEP = Break Even Point
TC = Total Cost (Total Biaya)
TR = Total Revenue (Total Penghasilan)
Dari grafik tersebut diketahui bahwa BEP berada pada titik produksi unit ke-6.938 unit
dengan BEP rupiah yang didapatkan sebesar Rp 27.550.410,46

VII-10
VII.3. Perekat Menggunakan Pelarut Pertamax Turbo
Basis produksi di scale up untuk komersil dengan kapasitas produksi per bulan adalah
15000 botol, dengan masing-masing botol berisi 20 gr. Berikut adalah estimasi anggaran
biaya:
Tabel VII.11. Biaya Investasi Peralatan Per Bulan
Harga Lifetime Biaya
No Keterangan Kuantitas
per Unit (bulan) (IDR/Bulan)
1 Cawan 5 10.000 12 4.166,67
Timbangan
2 2 500.000 12 83.333,33
Analitik
3 Gelas Ukur 5 50.000 12 20.833,33
Tangki
4 2 1. 000.000 6 333.333,33
Pengaduk
Mesin
5 2 500.000 6 166.666,67
Pengaduk
Total 608.333,33

Tabel VII.12. Biaya Kebutuhan Bahan Baku Produksi per 1 botol


Harga Biaya
No Keterangan Kuantitas
per Unit (IDR/Bulan)
1 Pertamax Turbo 1 203 203
2 Tube 1 1500 1.500
Total 1.703

Tabel VII.13. Biaya Pendukung Utilitas Per Bulan


Harga Biaya
No Keterangan Kuantitas
per Unit (IDR/Bulan)
1 Listrik 3000 1600 4.800.000
Total 4.800.000

Tabel VII.14. Biaya Pendukung Lainnya Per Bulan


Harga Biaya
No Keterangan Kuantitas
per Unit (IDR/Bulan)

VII-11
Gaji
1 3 2.500.000 7.500.000
Karyawan
Sewa
2 1 2.500.000 2.500.000
Bangunan
Maintenance
3 1 500.000 500.000
Peralatan
Total 10.500.000

VII.3.1. Fixed Cost (FC)


Fixed cost atau biaya tetap adalah total biaya yang tidak akan mengalami perubahan
apabila terjadi perubahan volume produksi. Biaya tetap secara total akan selalu konstan
sampai tingkat kapasitas penuh. Biaya tetap merupakan biaya yang akan selalu terjadi
walaupun perusahaan tidak berproduksi. Biaya tetap meliputi PBB, penyusutan alat, sewa
tanah atau bangunan, utilitas, gaji karyawan, dan maintenance peralatan.
1. Investasi Alat IDR 608.333,33
2. Utilitas IDR 4.800.000
3. Lain-Lain IDR 10.500.000

IDR 15.908.333,33
VII.3.2. Variable Cost (VC)
Variable cost atau biaya variabel total biaya yang berubah-ubah tergantung dengan
perubahan volume penjualan/produksi. Biaya variabel akan berubah secara proposional
dengan perubahan volume produksi. Biaya variabel meliputi kebutuhan bahan baku.
1. Biaya Variabel per Produksi = 1.703

2. Biaya Variabel selama 1 Bulan = 1.703 x 15000


= IDR 25.545.000
Dari hasil fixed cost dan variable cost maka dapat diketahui biaya total produksi (TC)
dalam waktu atu bulan, yaitu :

TC = FC + VC
TC = 15.908.333,33+ 25.545.000
TC = IDR 41.453.333,33

VII-12
VII.3.3. Harga Pokok Penjualan (HPP)
Harga pokok penjualan adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh
barang yang dijual atau harga perolehan dari barang yang dijual

1. HPP

TC
HPP =
Jumlah Produk Per Bulan
41.453.333,33
=
15000
= 2.763,56

2. Laba
Laba = 45% x HPP
= 45% x 2763,56
= IDR 1.243,6

3. Harga Jual
Harga Jual = HPP + Laba
Harga Jual = IDR 2.763,56+ IDR 1.243,6
Harga Jual = IDR 4.007,16

4. Hasil Penjualan per Bulan


Hasil Penjualan/Bulan = Harga Jual x Jumlah
Produk/Bulan Hasil Penjualan/Bulan = 4.007,16 x 15.000
Hasil Penjualan/Bulan = IDR 60.107.333,33

5. Laba per Bulan


Laba/Bulan = Laba x Jumlah Produk/Bulan
Laba/Bulan = 1.243,6 x 15.000
Laba/Bulan = IDR 18.654.000

6. Laba per Tahun


Laba/Tahun = Laba/Bulan x 12
Laba/Tahun = IDR 18.654.000 x 12
Laba/Tahun = IDR 223.840.000

VII-13
VII.3.4. Break Even Point (BEP)
Break even point (BEP) adalah titik impas dimana posisi jumlah pendapatan dan
biaya sama atau seimbang sehingga tidak terdapat keuntungan ataupun kerugian dalam suatu
perusahaan. BEP ini digunakan untuk menganalisa proyeksi sejauh mana banyaknya jumlah
unit yang diproduksi atau sebanyak apa uang yang harus diterima untuk mendapatkan titik
impas atau kembali modal. Berikut adalah tabel perhitungan biaya penjualan untuk
memperoleh BEP :
Dalam menentukan BEP dapat melalui metode perhitungan secara langsung dan
secara grafis.
a) Metode Perhitungan (Aljabar)
 Menentukan BEP dalam jumlah unit produk
FC
BEP =
Harga Jual−VC
15.908.333,33
BEP =
4.007,16 − 25.545.000

BEP = 6.904 unit

Artinya, perusahaan perlu menjual 6.904 unit botol untuk tercapainya titik impas
antara total penjualan sama dengan total biaya produksi. Pada penjualan ke-6.904 unit
(botol), maka perusahaan tersebut akan mulai memperoleh laba.

 Menentukan BEP dalam jumlah unit rupiah

FC
BEP = VC
1−( ⁄Harga Jual )

15.908.333,33
BEP = 25.545.000
1−( ⁄4.007,16 )

BEP = 27.666.173,03

Artinya perusahaan perlu mendapatkan omset penjualan produk perekat senilai RP


27.666.173,03 agar terjadi BEP dan perusahaan akan memperoleh keuntungan.

VII-14
Tabel VII.15 Perhitungan Biaya Penjualan
Total
Variabel Cost Total Biaya
Tube Penghasilan Fixed Cost (Rp)
(Rp) (Rp)
(IDR)
0 0 15.908.333,33 0 15.908.333,33
1500 6.010.733,33 15.908.333,33 2.554.500 18.462.833,33
3000 12.021.466,67 15.908.333,33 5.109.000 21.017.333,33
4500 18.032.200 15.908.333,33 7.663.500 23.571.833,33
6000 24.042.933,33 15.908.333,33 10.218.000 26.126.333,33
7500 30.053.666,67 15.908.333,33 12.772.500 28.680.833,33
9000 36.064.400 15.908.333,33 15.327.000 31.235.333,33
10500 42.075.133,33 15.908.333,33 17.881.500 33.789.833,33
12000 48.085.866,67 15.908.333,33 20.436.000 36.344.333,33
13500 54.096.600 15.908.333,33 22.990.500 38.898.833,33
15000 60.107.333,33 15.908.333,33 25.545.000 41.453.333,33

Dari tabel VII.15. maka dapat dibuat grafik VII.3. sehingga dapat diketahui
BEP :

70000000
R
e 60000000
v
50000000
e
(

n 40000000
I
u
D 30000000
e
R
)

20000000
C
o 10000000
s
0
t 0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 16000
Produk (unit)

TR TC BEP

Grafik VII.3. Grafik Break Even Point (BEP)


Keterangan :
BEP = Break Even Point
TC = Total Cost (Total Biaya)
TR = Total Revenue (Total Penghasilan)
Dari grafik tersebut diketahui bahwa BEP berada pada titik produksi unit ke-6904 unit
dengan BEP rupiah yang didapatkan sebesar Rp 27.666.173,03.

VII-15
VII.4. Perekat Menggunakan Pelarut Ethyl Acetate
Basis produksi di scale up untuk komersil dengan kapasitas produksi per bulan adalah
15000 botol, dengan masing-masing botol berisi 20 gr. Berikut adalah estimasi anggaran
biaya:
Tabel VII.16. Biaya Investasi Peralatan Per Bulan
Harga Lifetime Biaya
No Keterangan Kuantitas
per Unit (bulan) (IDR/Bulan)
1 Cawan 5 10.000 12 4.166,67
Timbangan
2 2 500.000 12 83.333,33
Analitik
3 Gelas Ukur 5 50.000 12 20.833,33
Tangki
4 2 1. 000.000 6 333.333,33
Pengaduk
Mesin
5 2 500.000 6 166.666,67
Pengaduk
Total 608.333,33

Tabel VII.17. Biaya Kebutuhan Bahan Baku Produksi per 1 botol


Harga Biaya
No Keterangan Kuantitas
per Unit (IDR/Bulan)
1 Ethyl Acetate 1 2.080 2.080
2 Tube 1 1.500 1.500
Total 3.580

Tabel VII.18. Biaya Pendukung Utilitas Per Bulan


Harga Biaya
No Keterangan Kuantitas
per Unit (IDR/Bulan)
1 Listrik 3000 1600 4.800.000
Total 4.800.000

Tabel VII.19. Biaya Pendukung Lainnya Per Bulan


Harga Biaya
No Keterangan Kuantitas
per Unit (IDR/Bulan)

VII-16
Gaji
1 3 2.500.000 7.500.000
Karyawan
Sewa
2 1 2.500.000 2.500.000
Bangunan
Maintenance
3 1 500.000 500.000
Peralatan
Total 10.500.000

VII.4.1. Fixed Cost (FC)


Fixed cost atau biaya tetap adalah total biaya yang tidak akan mengalami perubahan
apabila terjadi perubahan volume produksi. Biaya tetap secara total akan selalu konstan
sampai tingkat kapasitas penuh. Biaya tetap merupakan biaya yang akan selalu terjadi
walaupun perusahaan tidak berproduksi. Biaya tetap meliputi PBB, penyusutan alat, sewa
tanah atau bangunan, utilitas, gaji karyawan, dan maintenance peralatan.
1. Investasi Alat IDR 608.333,33
2. Utilitas IDR 4.800.000
3. Lain-Lain IDR 10.500.000

IDR 15.908.333,33
VII.4.2. Variable Cost (VC)
Variable cost atau biaya variabel total biaya yang berubah-ubah tergantung dengan
perubahan volume penjualan/produksi. Biaya variabel akan berubah secara proposional
dengan perubahan volume produksi. Biaya variabel meliputi kebutuhan bahan baku.
1. Biaya Variabel per Produksi = 3.580

2. Biaya Variabel selama 1 Bulan = 3.580 x 15000


= IDR 53.700.000
Dari hasil fixed cost dan variable cost maka dapat diketahui biaya total produksi (TC)
dalam waktu atu bulan, yaitu :

TC = FC + VC
TC = 15.908.333,33+ 53.700.000
TC = IDR 69.608.333,33

VII-17
VII.4.3. Harga Pokok Penjualan (HPP)
Harga pokok penjualan adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh
barang yang dijual atau harga perolehan dari barang yang dijual

1. HPP

TC
HPP =
Jumlah Produk Per Bulan
69.608.333,33
=
15000
= 4.640,56

2. Laba
Laba = 45% x HPP
= 45% x 4.640,56
= IDR 2.088,25

3. Harga Jual
Harga Jual = HPP + Laba
Harga Jual = IDR 4.640,56+ IDR 2.088,25
Harga Jual = IDR 6.728,81

4. Hasil Penjualan per Bulan


Hasil Penjualan/Bulan = Harga Jual x Jumlah
Produk/Bulan Hasil Penjualan/Bulan = 6.728,81 x 15.000
Hasil Penjualan/Bulan = IDR 100.932.083,33

5. Laba per Bulan


Laba/Bulan = Laba x Jumlah Produk/Bulan
Laba/Bulan = 2.088,25 x 15.000
Laba/Bulan = IDR 31.323.750

6. Laba per Tahun


Laba/Tahun = Laba/Bulan x 12
Laba/Tahun = IDR 31.323.750 x 12
Laba/Tahun = IDR 375.885.000

VII-18
VII.4.4. Break Even Point (BEP)
Break even point (BEP) adalah titik impas dimana posisi jumlah pendapatan dan
biaya sama atau seimbang sehingga tidak terdapat keuntungan ataupun kerugian dalam suatu
perusahaan. BEP ini digunakan untuk menganalisa proyeksi sejauh mana banyaknya jumlah
unit yang diproduksi atau sebanyak apa uang yang harus diterima untuk mendapatkan titik
impas atau kembali modal. Berikut adalah tabel perhitungan biaya penjualan untuk
memperoleh BEP :
Dalam menentukan BEP dapat melalui metode perhitungan secara langsung dan
secara grafis.
a) Metode Perhitungan (Aljabar)
 Menentukan BEP dalam jumlah unit produk
FC
BEP =
Harga Jual−VC
15.908.333,33
BEP =
6.728,81 − 53.700.000

BEP = 5.052 unit

Artinya, perusahaan perlu menjual 5.052 unit botol untuk tercapainya titik impas
antara total penjualan sama dengan total biaya produksi. Pada penjualan ke-5.052 unit
(botol), maka perusahaan tersebut akan mulai memperoleh laba.

 Menentukan BEP dalam jumlah unit rupiah

FC
BEP = VC
1−( ⁄Harga Jual )

15.908.333,33
BEP = 53.700.000
1−( ⁄6.728,81 )

BEP = 33.995.138,74

Artinya perusahaan perlu mendapatkan omset penjualan produk perekat senilai RP


33.995.138,74 agar terjadi BEP dan perusahaan akan memperoleh keuntungan.

VII-19
Tabel VII.20 Perhitungan Biaya Penjualan
Total
Variabel Cost Total Biaya
Tube Penghasilan Fixed Cost (Rp)
(Rp) (Rp)
(IDR)
0 0 15.908.333,33 0 15.908.333,33
1500 10.093.208,33 15.908.333,33 5.370.000 21.278.333,33
3000 20.186.416,67 15.908.333,33 10.740.000 26.648.333,33
4500 30.279.625 15.908.333,33 16.110.000 32.018.333,33
6000 40.372.833,33 15.908.333,33 21.480.000 37.388.333,33
7500 50.466.041,67 15.908.333,33 26.850.000 42.758.333,33
9000 60.559.250 15.908.333,33 32.220.000 48.128.333,33
10500 70.652.458,33 15.908.333,33 37.590.000 53.498.333,33
12000 80.745.666,67 15.908.333,33 42.960.000 58.868.333,33
13500 90.838.875 15.908.333,33 48.330.000 64.238.333,33
15000 100.932.083,33 15.908.333,33 53.700.000 69.608.333,33

Dari tabel VII.20. maka dapat dibuat grafik VII.4. sehingga dapat diketahui
BEP :

120000000
R
e 100000000
v
e 80000000
(

n
I
u 60000000
D
e
R 40000000
)

C
o 20000000
s
t 0
0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 16000
Produk (unit)

TR TC BEP
Grafik VII.4. Grafik Break Even Point (BEP)
Keterangan :
BEP = Break Even Point
TC = Total Cost (Total Biaya)
TR = Total Revenue (Total Penghasilan)
Dari grafik tersebut diketahui bahwa BEP berada pada titik produksi unit ke-5.052
unit dengan BEP rupiah yang didapatkan sebesar Rp 33.995.138,74

VII-20
VII.5. Perekat Menggunakan Pelarut Acetone + Pertalite
Basis produksi di scale up untuk komersil dengan kapasitas produksi per bulan adalah
15000 botol, dengan masing-masing botol berisi 20 gr. Berikut adalah estimasi anggaran
biaya:
Tabel VII.21. Biaya Investasi Peralatan Per Bulan
Harga Lifetime Biaya
No Keterangan Kuantitas
per Unit (bulan) (IDR/Bulan)
1 Cawan 5 10.000 12 4.166,67
Timbangan
2 2 500.000 12 83.333,33
Analitik
3 Gelas Ukur 5 50.000 12 20.833,33
Tangki
4 2 1. 000.000 6 333.333,33
Pengaduk
Mesin
5 2 500.000 6 166.666,67
Pengaduk
Total 608.333,33

Tabel VII.22. Biaya Kebutuhan Bahan Baku Produksi per 1 botol


Harga Biaya
No Keterangan Kuantitas
per Unit (IDR/Bulan)
1 Acetone 1 715 715
2 Pertalite 1 78 78
3 Tube 1 1.500 1.500
Total 2.293

Tabel VII.23. Biaya Pendukung Utilitas Per Bulan


Harga Biaya
No Keterangan Kuantitas
per Unit (IDR/Bulan)
1 Listrik 3000 1600 4.800.000
Total 4.800.000

Tabel VII.24. Biaya Pendukung Lainnya Per Bulan


No Keterangan Kuantitas Harga Biaya

VII-21
per Unit (IDR/Bulan)
Gaji
1 3 2.500.000 7.500.000
Karyawan
Sewa
2 1 2.500.000 2.500.000
Bangunan
Maintenance
3 1 500.000 500.000
Peralatan
Total 10.500.000

VII.5.1. Fixed Cost (FC)


Fixed cost atau biaya tetap adalah total biaya yang tidak akan mengalami perubahan
apabila terjadi perubahan volume produksi. Biaya tetap secara total akan selalu konstan
sampai tingkat kapasitas penuh. Biaya tetap merupakan biaya yang akan selalu terjadi
walaupun perusahaan tidak berproduksi. Biaya tetap meliputi PBB, penyusutan alat, sewa
tanah atau bangunan, utilitas, gaji karyawan, dan maintenance peralatan.
1. Investasi Alat IDR 608.333,33
2. Utilitas IDR 4.800.000
3. Lain-Lain IDR 10.500.000

IDR 15.908.333,33
VII.5.2. Variable Cost (VC)
Variable cost atau biaya variabel total biaya yang berubah-ubah tergantung dengan
perubahan volume penjualan/produksi. Biaya variabel akan berubah secara proposional
dengan perubahan volume produksi. Biaya variabel meliputi kebutuhan bahan baku.
1. Biaya Variabel per Produksi = 2.293

2. Biaya Variabel selama 1 Bulan = 2.293 x 15000


= IDR 34.395.000
Dari hasil fixed cost dan variable cost maka dapat diketahui biaya total produksi (TC)
dalam waktu atu bulan, yaitu :

TC = FC + VC
TC = 15.908.333,33+ 34.395.000
TC = IDR 50.303.333,33

VII-22
VII.5.3. Harga Pokok Penjualan (HPP)
Harga pokok penjualan adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh
barang yang dijual atau harga perolehan dari barang yang dijual

1. HPP

TC
HPP =
Jumlah Produk Per Bulan
50.303.333,33
=
1.5000
= 3.353,56

2. Laba
Laba = 45% x HPP
= 45% x 3.353,56
= IDR 1.509,1

3. Harga Jual
Harga Jual = HPP + Laba
Harga Jual = IDR 3.353,56 + IDR 1.509,1
Harga Jual = IDR 4.862,66

4. Hasil Penjualan per Bulan


Hasil Penjualan/Bulan = Harga Jual x Jumlah
Produk/Bulan Hasil Penjualan/Bulan = 4.862,66 x 15.000
Hasil Penjualan/Bulan = IDR 72.939.833,33

5. Laba per Bulan


Laba/Bulan = Laba x Jumlah Produk/Bulan
Laba/Bulan = 1.509,1 x 15.000
Laba/Bulan = IDR 22.636.500

6. Laba per Tahun


Laba/Tahun = Laba/Bulan x 12
Laba/Tahun = IDR 22.636.500 x 12
Laba/Tahun = IDR 271.638.000

VII-23
VII.5.4. Break Even Point (BEP)
Break even point (BEP) adalah titik impas dimana posisi jumlah pendapatan dan
biaya sama atau seimbang sehingga tidak terdapat keuntungan ataupun kerugian dalam suatu
perusahaan. BEP ini digunakan untuk menganalisa proyeksi sejauh mana banyaknya jumlah
unit yang diproduksi atau sebanyak apa uang yang harus diterima untuk mendapatkan titik
impas atau kembali modal. Berikut adalah tabel perhitungan biaya penjualan untuk
memperoleh BEP :
Dalam menentukan BEP dapat melalui metode perhitungan secara langsung dan
secara grafis.
a) Metode Perhitungan (Aljabar)
 Menentukan BEP dalam jumlah unit produk
FC
BEP =
Harga Jual−VC
15.908.333,33
BEP =
4.862,66 − 34.395.000

BEP = 6.190 unit

Artinya, perusahaan perlu menjual 6.190 unit botol untuk tercapainya titik impas
antara total penjualan sama dengan total biaya produksi. Pada penjualan ke-6.190 unit
(botol), maka perusahaan tersebut akan mulai memperoleh laba.

 Menentukan BEP dalam jumlah unit rupiah

FC
BEP = VC
1−( ⁄Harga Jual )

15.908.333,33
BEP = 34.395.000
1−( ⁄4.862,66 )

BEP = 30.103.935,64

Artinya perusahaan perlu mendapatkan omset penjualan produk perekat senilai RP


30.103.935,64 agar terjadi BEP dan perusahaan akan memperoleh keuntungan.

VII-24
Tabel VII.25 Perhitungan Biaya Penjualan
Total
Fixed Cost Variabel Cost Total Biaya
Tube Penghasilan
(Rp) (Rp) (Rp)
(IDR)
0 0 15.908.333,33 0 15.908.333,33
1500 7.293.983,33 15.908.333,33 3.439.500 19.347.833,33
3000 14.587.966,67 15.908.333,33 6.879.000 22.787.333,33
4500 21.881.950 15.908.333,33 10.318.500 26.226.833,33
6000 29.175.933,33 15.908.333,33 13.758.000 29.666.333,33
7500 36.469.916,67 15.908.333,33 17.197.500 33.105.833,33
9000 43.763.900 15.908.333,33 20.637.000 36.545.333,33
10500 51.057.883,33 15.908.333,33 24.076.500 39.984.833,33
12000 58.351.866,67 15.908.333,33 27.516.000 43.424.333,33
13500 65.645.850 15.908.333,33 30.955.500 46.863.833,33
15000 72.939.833,33 15.908.333,33 34.395.000 50.303.333,33

Dari tabel VII.25. maka dapat dibuat grafik VII.5. sehingga dapat diketahui
BEP :

80000000
R
70000000
e
v 60000000
e
50000000
(

n
I
u 40000000
D
e
R 30000000
)

C 20000000
o 10000000
s
t 0
0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 16000
Produk (unit)

TR TC BEP

Grafik VII.5. Grafik Break Even Point (BEP)


Keterangan :
BEP = Break Even Point
TC = Total Cost (Total Biaya)
TR = Total Revenue (Total Penghasilan)
Dari grafik tersebut diketahui bahwa BEP berada pada titik produksi unit ke-6.190
unit dengan BEP rupiah yang didapatkan sebesar Rp 30.103.935,64.

VII-25
VII.6. Perekat Menggunakan Pelarut Ethyl Acetate + Pertalite
Basis produksi di scale up untuk komersil dengan kapasitas produksi per bulan adalah
15000 botol, dengan masing-masing botol berisi 20 gr. Berikut adalah estimasi anggaran
biaya:
Tabel VII.26. Biaya Investasi Peralatan Per Bulan
Harga Lifetime Biaya
No Keterangan Kuantitas
per Unit (bulan) (IDR/Bulan)
1 Cawan 5 10.000 12 4.166,67
Timbangan
2 2 500.000 12 83.333,33
Analitik
3 Gelas Ukur 5 50.000 12 20.833,33
Tangki
4 2 1. 000.000 6 333.333,33
Pengaduk
Mesin
5 2 500.000 6 166.666,67
Pengaduk
Total 608.333,33

Tabel VII.27. Biaya Kebutuhan Bahan Baku Produksi per 1 botol


Harga Biaya
No Keterangan Kuantitas
per Unit (IDR/Bulan)
1 Ethyl Acetate 1 1040 1040
2 Pertalite 1 78 78
3 Tube 1 1.500 1.500
Total 2.618

Tabel VII.28. Biaya Pendukung Utilitas Per Bulan


Harga Biaya
No Keterangan Kuantitas
per Unit (IDR/Bulan)
1 Listrik 3000 1600 4.800.000
Total 4.800.000

VII-26
Tabel VII.29. Biaya Pendukung Lainnya Per Bulan
Harga Biaya
No Keterangan Kuantitas
per Unit (IDR/Bulan)
Gaji
1 3 2.500.000 7.500.000
Karyawan
Sewa
2 1 2.500.000 2.500.000
Bangunan
Maintenance
3 1 500.000 500.000
Peralatan
Total 10.500.000

VII.6.1. Fixed Cost (FC)


Fixed cost atau biaya tetap adalah total biaya yang tidak akan mengalami perubahan
apabila terjadi perubahan volume produksi. Biaya tetap secara total akan selalu konstan
sampai tingkat kapasitas penuh. Biaya tetap merupakan biaya yang akan selalu terjadi
walaupun perusahaan tidak berproduksi. Biaya tetap meliputi PBB, penyusutan alat, sewa
tanah atau bangunan, utilitas, gaji karyawan, dan maintenance peralatan.
1. Investasi Alat IDR 608.333,33
2. Utilitas IDR 4.800.000
3. Lain-Lain IDR 10.500.000

IDR 15.908.333,33
VII.6.2. Variable Cost (VC)
Variable cost atau biaya variabel total biaya yang berubah-ubah tergantung dengan
perubahan volume penjualan/produksi. Biaya variabel akan berubah secara proposional
dengan perubahan volume produksi. Biaya variabel meliputi kebutuhan bahan baku.
1. Biaya Variabel per Produksi = 2.618

2. Biaya Variabel selama 1 Bulan = 2.618 x 15000


= IDR 39.270.000
Dari hasil fixed cost dan variable cost maka dapat diketahui biaya total produksi (TC)
dalam waktu atu bulan, yaitu :

VII-27
TC = FC + VC
TC = 15.908.333,33+ 39.270.000
TC = IDR 55.178.333,33
VII.6.3. Harga Pokok Penjualan (HPP)
Harga pokok penjualan adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh
barang yang dijual atau harga perolehan dari barang yang dijual

1. HPP

TC
HPP =
Jumlah Produk Per Bulan
55.178.333,33
=
1.5000
= 3.678,56

2. Laba

Laba = 45% x HPP


= 45% x 3.678,56
= IDR 1.655,35

3. Harga Jual
Harga Jual = HPP + Laba
Harga Jual = IDR 3.678,56 + IDR 1.655,35
Harga Jual = IDR 5.333,91

4. Hasil Penjualan per Bulan


Hasil Penjualan/Bulan = Harga Jual x Jumlah
Produk/Bulan Hasil Penjualan/Bulan = 5.333,91 x 15.000
Hasil Penjualan/Bulan = IDR 80.008.583,33

5. Laba per Bulan


Laba/Bulan = Laba x Jumlah Produk/Bulan
Laba/Bulan = 1.655,35 x 15.000
Laba/Bulan = IDR 24.830.250

VII-28
6. Laba per Tahun

Laba/Tahun = Laba/Bulan x 12
Laba/Tahun = IDR 24.830.250 x 12
Laba/Tahun = IDR 297.963.000

VII.6.4. Break Even Point (BEP)


Break even point (BEP) adalah titik impas dimana posisi jumlah pendapatan dan
biaya sama atau seimbang sehingga tidak terdapat keuntungan ataupun kerugian dalam suatu
perusahaan. BEP ini digunakan untuk menganalisa proyeksi sejauh mana banyaknya jumlah
unit yang diproduksi atau sebanyak apa uang yang harus diterima untuk mendapatkan titik
impas atau kembali modal. Berikut adalah tabel perhitungan biaya penjualan untuk
memperoleh BEP :
Dalam menentukan BEP dapat melalui metode perhitungan secara langsung dan
secara grafis.
a) Metode Perhitungan (Aljabar)
 Menentukan BEP dalam jumlah unit produk
FC
BEP =
Harga Jual−VC
15.908.333,33
BEP =
5.333,91 − 39.270.000

BEP = 5.857 unit

Artinya, perusahaan perlu menjual 5.857 unit botol untuk tercapainya titik impas
antara total penjualan sama dengan total biaya produksi. Pada penjualan ke-5.857 unit
(botol), maka perusahaan tersebut akan mulai memperoleh laba.

 Menentukan BEP dalam jumlah unit rupiah

FC
BEP = VC
1−( ⁄Harga Jual )

15.908.333,33
BEP = 39.270.000
1−( ⁄5.333,91 )

BEP = 31.243.187,88

Artinya perusahaan perlu mendapatkan omset penjualan produk perekat senilai RP


31.243.187,44 agar terjadi BEP dan perusahaan akan memperoleh keuntungan

VII-29
Tabel VII.30. Perhitungan Biaya Penjualan
Total
Fixed Cost Variabel Cost
Tube Penghasilan Total Biaya (Rp)
(Rp) (Rp)
(IDR)
0 0 15.908.333,33 0 15.908.333,33
1500 8.000.858,33 15.908.333,33 3.927.000 19.835.333,33
3000 16.001.716,67 15.908.333,33 7.854.000 23.762.333,33
4500 24.002.575 15.908.333,33 11.781.000 27.689.333,33
6000 32.003.433,33 15.908.333,33 15.708.000 31.616.333,33
7500 40.004.291,67 15.908.333,33 19.635.000 35.543.333,33
9000 48.005.150 15.908.333,33 23.562.000 39.470.333,33
10500 56.006.008,33 15.908.333,33 27.489.000 43.397.333,33
12000 64.006.866,67 15.908.333,33 31.416.000 47.324.333,33
13500 72.007.725 15.908.333,33 35.343.000 51.251.333,33
15000 80.008.583,33 15.908.333,33 39.270.000 55.178.333,33

Dari tabel VII.30. maka dapat dibuat grafik VII.6. sehingga dapat diketahui
BEP :

90000000
R
80000000
e
v 70000000
e 60000000
(

n
I 50000000
u
D 40000000
e
R 30000000
)

C 20000000
o
10000000
s
t 0
0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 16000
Produk (unit)

TR TC BEP
Grafik VII.6. Grafik Break Even Point (BEP)
Keterangan :
BEP = Break Even Point
TC = Total Cost (Total Biaya)
TR = Total Revenue (Total Penghasilan)
Dari grafik tersebut diketahui bahwa BEP berada pada titik produksi unit ke-5.857
unit dengan BEP rupiah yang didapatkan sebesar Rp 31.243.187,88.

VII-30

Anda mungkin juga menyukai