Anda di halaman 1dari 12

BUPATI BATANG

PROVINSI J A W A T E N G A H

PERATURAN D A E R A H KABUPATEN BATANG


N O M O R 89 T A H U N 2016

TENTANG

P E M B E N T U K A N D A N SUSUNAN PERANGKAT D A E R A H

D E N G A N R A H M A T T U H A N YANG M A H A ESA

BUPATI BATANG,

Menimbang : bahwa u n t u k melaksanakan ketentuan Pasal 3 ayat (1)


Peraturan Pemerintah Nomor 18 T a h u n 2016 tentang
Perangkat Daerah, perlu m e m b e n t u k Peraturan Daerah
tentang Pembentukan dan S u s u n a n Perangkat Daerah;

Mengingat : 1. P a s a l 1 8 a y a t (6) U n d a n g - U n d a n g Dasar Negara Republik


Indonesia T a h u n 1945;
2. Undang-Undang Nomor 9 T a h u n 1965 tentang
P e m b e n t u k a n D a e r a h T i n g k a t II B a t a n g D e n g a n Mengubah
Undang-Undang Nomor 13 T a h u n 1950 Tentang
Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam
Lingkungan Propinsi Jawa Tengah (Lembara.n Ncgaici
Republik Indonesia T a h u n 1965 Nomor 52, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2757);

3. Undang-Undang Nomor 33 T a h u n 2004 tentang


Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia T a h u n 2004 Nomor 126, T a m b a h a n Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun. 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahiin
2014 Nomor 6, T a m b a h a n Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5494);
5. Undang-Undang Nomor 23 T a h u n 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Len^.baiai:
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 T a h u n 2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 23 T a h u n 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia T a h u n 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

1
6. Peraturan Pemerintah Nomor 21 T a h u n 1988 tentang
P e r u b a h a n B a t a s W i l a y a h K o t a m a d y a D a e r a h T i n g k a t II
Pekalongan, K a b u p a t e n D a e r a h T i n g k a t II Pekalongan, d a n
K a b u p a t e n D a e r a h T i n g k a t II B a t a n g (Lembaran Negara
Republik Indonesia T a h u n 1988 Nomor 42, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3381);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 18 T a h u n 2016 tentang


Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
T a h u n 2016 Nomor 114, T a m b a h a n Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5887);

Dengan Persetujuan Bersama

D E W A N PERWAKILAN RAKYAT D A E R A H KABUPATEN BATANG

dan

BUPATI BATANG

M E M U T U S K A N :

Menetapkan : PERATURAN D A E R A H T E N T A N G P E M B E N T U K A N DAN


S U S U N A N PERANGKAT DAERAH.

BAB I
K E T E N T U A N U M U M

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :


1. D a e r a h a d a l a h K a b u p a t e n B a t a n g .

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara


Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah otonom.
3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah
lembaga perwakilan rakyat daerah yang berkedudukan sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah.

4. Bupati adalah Bupati Batang.

5. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Bupati dan DPRD dalam


penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah.

6. Urusan pemerintahan adalah kekuasaan pemerintahan yang menjadi


kewenangan Presiden yang pelaksanaannya dilakukan oleh kementerian
negara dan penyelenggara pemerintahan daerah untuk melindungi,
melayani, memberdayakan dan menyejahterakan masyarakat.

7. Sekretariat Daerah adalah Sekretariat Daerah Kabupaten Batang.


8. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat
Sekretariat D P R D adalah Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten Batang.

9. Inspektorat adalah Inspektorat Kabupaten Batang.

10. D i n a s D a e r a h a d a l a h D i n a s D a e r a h K a b u p a t e n Batang.

11. Badan Daerah adalah Badan Daerah Kabupaten Batang.

2
12. S a t u a n Polisi P a m o n g Praja y a n g s e l a n j u t n y a disebut SATPOL PP adalah
S a t u a n Polisi P a m o n g Praja Kabupaten Batang.

13. K e c a m a t a n a d a l a h bagian wilayah dari daerah Kabupaten Batang yang


dipimpin oleh Camat.

14. U n i t P e l a k s a n a T e k n i s D i n a s y a n g s e l a n j u t n y a disebut U P T D i n a s adalah


unsur pelaksanan teknis Dinas yang melaksanakan kegiatan teknis
operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu.

15. U n i t P e l a k s a n a T e k n i s B a d a n y a n g s e l a n j u t n y a disebut U P T B a d a n adalah


unsur pelaksana teknis Badan untuk melaksanakan kegiatan teknis
operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu.

16. Tipe A a d a l a h u k u r a n a t a u i n t e n s i t a s u n t u k m e w a d a h i pelaksanaan fungsi


perangkat daerah dengan beban kerja yang besar.
17. Tipe B a d a l a h u k u r a n a t a u intensitas u n t u k m e w a d a h i pelaksanaan fungsi
perangkat daerah dengan beban kerja yang sedang.

18. Tipe C a d a l a h u k u r a n a t a u intensitas u n t u k m e w a d a h i p e l a k s a n a a n fungsi


perangkat daerah dengan beban kerja yang kecil.

19. A p a r a t u r Sipil N e g a r a y a n g s e l a n j u t n y a d i s i n g k a t A S N a d a l a h pegawai


negeri sipil d a n pegawai p e m e r i n t a h d e n g a n perjanjian kerja y a n g bekerja
di P e m e r i n t a h K a b u p a t e n Batang.

B A B II
ASAS

Pasal 2

P e m b e n t u k a n perangkat daerah d i l a k u k a n berdasarkan asas:


a. i n t e n s i t a s u r u s a n p e m e r i n t a h a n d a n p o t e n s i d a e r a h ;
b. efisiensi;
c. efektivitas;
d. p e m b a g i a n h a b i s t u g a s ;
e. rentang kendali;
f. tata kerja yang jelas; d a n
g. fleksibilitas.

B A B II
P E M B E N T U K A N DAN SUSUNAN PERANGKAT D A E R A H

Pasal 3

Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk Perangkat Daerah dengan susunan


d a n tipe sebagai b e r i k u t :
a. Sekretariat D a e r a h y a n g m e r u p a k a n tipe B.
b. Sekretariat D P R D y a n g m e r u p a k a n tipe B.
c. Inspektorat y a n g m e r u p a k a n tipe A.
d. Dinas Daerah sebanyak 18 (delapan belas) dinas, yakni:
1. D i n a s Daerah yang merupakan tipe A, sebanyak 8 (delapan) dinas,
yakni:
a) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang pendidikan dan bidang kebudayaan.
b) SATPOL PP yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
ketentraman dan ketertiban u m u m serta perlindungan mas5^araka!
dan sub urusan kebakaran.

J
c) Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak,
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang pemberdayaan
perempuan dan perlindungan anak, serta bidang pengendalian
penduduk dan keluarga berencana.
d) Dinas Pangan dan Pertanian yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang pangan dan bidang pertanian.
e) Dinas Lingkungan Hidup yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang lingkungan hidup dan bidang kehutanan.
f) Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olah Raga }ang
menyelenggarakan urusan bidang pariwisata dan bidang
kepemudaan dan olah raga.
g) Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga
Kerja, yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
p e n a n a m a n modal, bidang tenaga kerja dan bidang transmigrasi.
h) Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi, serta Usaha Kecil
dan Menengah yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
p e r i n d u s t r i a n , b i d a n g p e r d a g a n g a n d a n b i d a n g k o p e r a s i , u s a h a kcc il
dan menengah.
2. Dinas Daerah yang merupakan tipe B, sebanyak 8 (delapan) dinas,
yakni:
a) Dinas Kesehatan yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang kesehatan.
b) Dinas Pekerjaan U m u m dan Penataan Ruang yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan bidang pekerjaan u m u m dan penataan ruang.
c) Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan P e r m u k i m a n yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perumahan rakyat
dan kawasan permukiman, dan bidang pertanahan.
d) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil y a n g menyelenggarakan
urusan bidang administrasi kependudukan dan pencatatan sipil.
e) Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa yang men\elenggarakan
urusan pemerintahan bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.
f) Dinas Perhubungan yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang perhubungan.
g) Dinas Komunikasi dan Informatika yang menyelenggarakan urusan
bidang komunikasi dan informatika, bidang persandian dan bidang
statistik.
h) Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan yang menyelenggarakan
urusan bidang kelautan, perikanan dan sub urusan peternakan.
3. D i n a s D a e r a h y a n g m e r u p a k a n tipe C, s e b a n y a k 2 (dua) d i n a s , y a k n i :
a) Dinas Sosial yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
sosial.
b) Dinas Perpustakaan dan Kearsipan yang menyelenggarakan urtisan
pemerintahan bidang perpustakaan dan bidang kearsipan.
e. B a d a n D a e r a h s e b a n y a k 3 (tiga) b a d a n , yakni:
1. B a d a n d a e r a h t i p e A s e b a n y a k 2 (dua) b a d a n , yakni:
a) Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan yang
melaksanakan fungsi penunjang perencanaan dan fungsi penunjang
penelitian dan pengembangan.

4
b) Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan, dan Aset Daerah yang
melaksanakan fungsi penunjang pengelolaan keuangan, pendapatan,
dan aset daerah.
2. B a d a n D a e r a h tipe B s e b a n y a k 1 (satu) b a d a n y a k n i B a d a n Kepegawaian
Daerah yang melaksanakan fungsi penunjang kepegawaian, pendidikan
dan pelatihan.
f. Kecamatan tipe A sebanyak 15 (lima belas) k e c a m a t a n , yakni:
1. Kecamatan Batang;
2. Kecamatan Tulis;
3. Kecamatan Warungasem;
4. Kecamatan Wonotunggal;
5. Kecamatan Bandar;
6. Kecamatan Blado;
7. Kecamatan Reban;
8. Kecamatan Kandeman;
9. Kecamatan Tersono;
10. Kecamatan Gringsing;
11. Kecamatan Subah;
12. Kecamatan Limpung;
13. Kecamatan Banyuputih;
14. Kecamatan Pecalungan; dan
15. Kecamatan Bawang.

Pasal4

(1) Dalam wilayah Kecamatan sebagaimana d i m a k s u d dalam Pasal 3 h u r u f f


angka 1 dibentuk Kelurahan yang merupakan perangkat kecamatan
u n t u k m e m b a n t u atau melaksanakan sebagian tugas Camat.
(2) Kelurahan dipimpin oleh Kepala Kelurahan yang disebut Lurah selaku
perangkat Kecamatan dan bertanggungjawab kepada Camat.

Pasal 5

Ketentuan lebih lanjut mengenai kedudukan, s u s u n a n organisasi, tugas dan


fungsi, serta tata kerja Perangkat Daerah dan unit kerja dibawahnya dialur
dengan Peraturan Bupati.

B A B 111

P E M B E N T U K A N UNIT PELAKSANA TEKNIS

Pasal6
(1) Dinas daerah dan badan daerah dapat membentuk Unit Pelaksana Teknis
yakni UPT Dinas dan UPT Badan.
(2) U n i t P e l a k s a n a T e k n i s s e b a g a i m a n a d i m a k s u d p a d a a y a t (1) d i b e n t u k
u n t u k melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis
penunjang tertentu perangkat daerah.

Pasal 7

(1) Selain UPT Dinas sebagaimana dimaksud dalam P a s a l 6 a y a t (1) terdapat


UPT Dinas :

5
a. bidang pendidikan berupa satuan pendidikan daerah; dan

b. bidang kesehatan berupa R u m a h Sakit Daerah dan Pusat Kesehaian


Masyarakat sebagai unit organisasi bersifat fungsional dan unit
layanan yang bekerja secara profesional.

(2) Satuan pendidikan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
berbentuk satuan pendidikan formal dan nonformal.

(3) R u m a h Sakit Daerah dan Pusat Kesehatan Masyarakat sebagaimana


d i m a k s u d p a d a a y a t (1) h u r u f b b e r s i f a t o t o n o m d a l a m penyelenggaraan
tata kelola r u m a h sakit, tata kelola pusat kesehatan masyarakat, dan tata
kelola klinis serta menerapkan pola pengelolaan keuangan badan layanan
u m u m Daerah.

BAB IV
STAF AHLI

Pasal 8

(1) B u p a t i d a l a m m e l a k s a n a k a n t u g a s n y a d i b a n t u o l e h 3 (tiga) s t a f ahli.

(2) Staf ahli berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati dan
secara administratifdikoordinasikan oleh Sekretaris Daerah.

(3) Staf ahli bupati diangkat dari pegawai negeri sipil yang memenuhi
persyaratan.

(4) Pengangkatan dan pemberhentian staf ahli oleh Bupati.

(5) Staf ahli sebagaimana d i m a k s u d p a d a a y a t (1) b e r t u g a s memberikan


rekomendasi terhadap isu-isu strategis B u p a t i sesuai keahliannya.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan, nomenklatur, tugas dan


fungsi serta tata kerja staf ahli diatur dengan Peraturan Bupati.

BAB V
KEPEGAWAIAN

Pasal 9

Pejabat A S N pada perangkat daerah diangkat d a n diberhentikan oleh Bupati


sesuai keentuan peraturan perundang-undangan.

BAB VI
K E T E N T U A N PERALIHAN

Pasal 10

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku :


a. Unit Pelaksana Teknis yang sudah dibentuk tetap melaksanakan tugasnva
sampai dengan ditetapkannya peraturan Bupati tentang pembentukan
Unit Pelaksana Teknis yang baru.
b. Perangkat D a e r a h yang m e l a k s a n a k a n u r u s a n p e m e r i n t a h a n di bidang
kesatuan bangsa dan politik yang terbentuk dengan s u s u n a n organisasi
dan tata kerja sebelum Peraturan daerah ini diundangkan, tetap
melaksanakan tugasnya sampai dengan peraturan perundang-undangan
mengenai pelaksanaan urusan pemerintahan u m u m diundangkan.

c. Perangkat Daerah yang m e l a k s a n a k a n u r u s a n pemerintahan di bidang


kesatuan bangsa dan politik sebagaimana dimaksud huruf b tergabung
dengan u r u s a n p e m e r i n t a h a n lain, Perangkat D a e r a h tersebut hanya

6
melaksanakan u r u s a n pemerintahan di bidang kesatuan bangsa dan
politik.
d. Anggaran penyelenggaraan urusan pemerintahan di bidang kesatuan
bangsa dan politik dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah sampai dengan peraturan perundang-undangan mengenai
pelaksanaan urusan pemerintahan u m u m diundangkan.

e. Perangkat Daerah yang melaksanakan sub urusan pemerintahan bidang


bencana, yang terbentuk dengan su s u n a n organisasi dan tata kerja
sebelum peraturan daerah ini diundang kan, tetap m e l a k s a n a k a n tugasn\
sampai dengan dibentuknya Perangkat Daerah baru yang melaksanakan
sub u r u s a n bencana sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

f. Pejabat yang ada tetap menduduki jabatannya dan melaksanakan


tugasnya sampai dengan ditetapkannya pejabat yang baru berdasarkan
Peraturan Daerah ini.

g. Perangkat Daerah R u m a h Sakit yang terbentuk dengan s u s u n a n organisasi


dan tata kerja sebelum peraturan daerah ini diundangkan, tetap
melaksanakan tug asnya sampai dengan dibentuknya Unit Pelaksana Tugas
R u m a h Sakit yang diatur dengan Peraturan Bupati.

h. Perangkat Daerah Kelurahan yang terbentuk dengan s u s u n a n organisasi


dan tata kerja setelah peraturan daerah ini diundangkan, tetap
melaksanakan tugasnya sampai dengan dilaksanakannya peraturan
daerah ini.

Pasal 11

Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Perangkat Daerah, sebagaimana diatur


dalam Peraturan Daerah ini dilaksanakan mulai tanggal 1 J a n u a r i 2017,

BAB VII
K E T E N T U A N PENUTUP

Pasal 12

(1) Pada saat peraturan daerah ini mulai berlaku :

a. Peraturan Daerah Kabupaten Batang Nomor 1 T a h u n 2008 tentang


Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan
Daerah Kabupaten Batang (Lembaran Daerah Kabupaten Batang
T a h u n 2 0 0 8 N o m o r 1 S e r i E N o m o r 1);

b. Peraturan Daerah Kabupaten Batang Nomor 2 T a h u n 2008 tentang


Pembentukan S u s u n a n Organisasi D a n Tata Kerja Sekretariat Daerah
dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Batang
(Lembaran Daerah Kabupaten Batang T a h u n 2 0 0 8 N o mo r 2 Seri D
Nomor 1), s e b a g a i m a n a t e l a h d i u b a h d e n g a n Peraturan Daerah
Kabupaten Batang Nomor 23 T a h u n 2011 tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Kabupaten Batang Nomor 2 T a h u n 2008 Tentang
Organisasi D a n Tata Kerja Sekretariat Daerah D a n Sekretariat Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Batang (Lembaran Daerah
K a b u p a t e n B a t a n g T a h u n 2 0 1 1 N o m o r 23);

c. Peraturan Daerah Kabupaten Batang Nomor 4 T a h u n 2008 tentang


Pembentukan dan S u s u n a n Organisasi dan Tata Kerja Lembaga
T e k n i s D a e r a h d a n S a t u a n Polisi P a m o n g Praja (Lembaran Daerah

7
Kabupaten Batang T a h u n 2008 Nomor 4 Seri D Nomor 3), y a n g tehih
beberapa kali diubah dengan Peraturan Daerah :

1. Nomor 25 T a h u n 2011 (Lembaran Daerah Kabupaten Batang


T a h u n 2011 Nomor 25);
2. Nomor 10 T a h u n 2013 (Lembaran Daerah Kabupaten Batang
T a h u n 2013 Nomor 10);
3. Nomor 9 T a h u n 201 5 (Lembaran Daerah Kabupaten Batang T a h u n
2015 N o m o r 9);
e. Peraturan Daerah Kabupaten Batang Nomor 5 T a h u n 2008 tentang
Pembentukan Satuan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan
Kelurahan (Lembaran Daerah Kabupaten Batang T a h u n 2008
N o m o r 5 Seri D N o m o r 4);
Dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
(2) Peraturan Daerah Kabupaten Batang Nomor 3 T a h u n 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Batang (Lembaran
D a e r a h K a b u p a t e n B a t a n g T a h u n 2 0 0 8 N o m o r 3 S e r i D N o m o r 2) y a n g
telah beberapa kali diubah dengan Peraturan Daerah :
1. Nomo r 24 T a h u n 2011 (Lembaran Daerah Kabupaten Batang T a h u n
2011 Nomor 24);
2. Nomo r 9 ta hun 2013 (Lembaran Daerah Kabupaten Batang T a h u n
2013 Nomor 9);
Dicabut dan dinyatakan tidak berlaku, kecuali Perangkat Daerah yang
melaksanakan u r u s a n pemerintahan di bidang kesatuan bangsa dan
politik sampai dengan peraturan perundang-undangan mengenai
pelaksanaan u r u s a n pemerintahan u m u m diundangkan.

Pasal 13

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, m e m e r i n t a h k a n p e n g u n d a n g a n Peraturan


daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten
Batang.

D i t e t a p k a n d i 7B September
atang 2016
p a d a t a n g g a l / Gcptwber AOiG

BUPATI BATANG,
ttd

W O K RIYO SUDIBYO
D i u n d a n g k a n d7i Oktober
B a t a n g 2016
p a d a t a n g g a l DAERAH KABUPATEN BATANG,
SEKRETARIS

S E K R E T A R I S D A E R A ttd
HTCABUPATEN BATANG,

NASIKHIN
NASIKHIN
8
L E M B A R A N D A E R A H KABUPATEN BATANG T A H U N 2016 N O M O R 8

Salinan sesuai dengan aslinya,


KEPALA BAGIAN HUKUM,

ttd
8
AGUS JAELANI MURSIDI, SH.,M.Hum
Pembina Tingkat I
NIP. 19650803 199210 1 001
PENJELASAN

ATAS

PERATURAN D A E R A H KABUPATEN B A T A N G
N O M O R 88 T A H U N 2016

TENTANG

P E M B E N T U K A N DAN SUSUNAN PERANGKAT D A E R A H

I. U M U M

Undang-Undang Nomor 2 3 T a h u n 2014 tentang Pemerintahan


Daerah membawa perubahan yang signifikan terhadap pembentukan
Perangkat Daerah, yakni deng an prinsip tepat fungsi dan tepat u k u r a n
(rightsizing) berdasarkan beban kerja yang sesuai dengan kondisi nyata d i
m a s i n g - m a s i n g D a e r a h . H a li ni juga sejalan dengan prinsip penataan
organisasi Perangkat Daerah y a n g rasional, proporsional, efektif, d a n
efisien.
Pengelompokan organisasi Perangkat Daerah didasarkan pada
konsepsi p e m b e n t u k a n organisasi y a n g terdiri atas 5 (lima) elemen, yaitu
k e p a l a D a e r a h (strategic apex), sekretaris Daerah (middle line), dinas
D a e r a h (operating core), badan/fungsi p e n u n j a n g (technostructure), d a n
s t a f p e n d u k u n g (supporting staff). Dinas Daerah merupakan pelaksana
f u n g s i i n t i (operating core) y a n g m e l a k s a n a k a n t u g a s d a n f u n g s i s e b a g a i
pembantu Bupati dalam melaksanakan fungsi mengatur dan mengurus
sesuai bidang U r u s a n Pemerintahan yang diserahkan Bupati, baik urusan
wajib m a u p u n u r u s a n pilihan. Badan Daerah melaksanakan fungsi
p e n u n j a n g (technostructure) yang m e l a k s a n a k a n tugas dan fungsi sebagai
pembantu Bupati dalam melaksanakan fungsi mengatur dan mengurus
u n t u k m e n u n j a n g k e l a n c a r a n p e l a k s a n a a n f u n g s i i n t i (operating core).

D a l a m rangka m e w u j u d k a n pembentukan Perangkat Daerah sesuai


dengan prinsip desain organisasi, m a k a pembentukan Perangkat Daerah
yang diatur dalam Peraturan Daerah i n i sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 18 T a h u n 2016 tentang Perangkat Daerah yang
berdasarkan asas efisiensi, efektivitas, p e m b a g i a n habis tugas, rentang
kendali, tata kerja yang jelas, fleksibilitas, U r u s a n P e m e r i n t a h a n yang
m e n j a d i k e w e n a n g a n D a e r a h , d a ni n t e n s i t a s U r u s a n P e m e r i n t a h a n d a n
potensi daerah.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 3 T a h u n 2 0 1 4 tentang


Pemerintahan Daerah, B u p a t i dibantu oleh Perangkat Daerah yang terdiri
d a r i u n s u r staf, u n s u r p e l a k s a n a , d a n u n s u r p e n u n j a n g .

U n s u r staf diwadahi dalam sekretariat Daerah d a n sekretariat


DPRD. Unsur pelaksana Urusan Pemerintahan yang diserahkan kepada
Daerah diwadahi dalam dinas Daerah.
U n s u r pelaksana fungsi penunjang Urusan Pemerintahan Daerah
diwadahi dalam badan Daerah. Unsur penunjang yang khusus
melaksanakan fungsi pembinaan d a n pengawasan penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah diwadahi dalam inspektorat. D i samping itu,
dibentuk k e c a m a t a n sebagai Perangkat D a e r a h y a n g bersifat kewiiayalian
untuk melaksanakan fungsi koordinasi kewilayahan d a n pelayanan
tertentu y a n g bersifat sederhana d a n intensitas tinggi.

Kepala dinas, kepala badan, sekretaris DPRD, kepala inspektorat


dan camat bertanggungjawab kepada Bupati melalui sekretaris Daerah.

9
Fungsi sekretaris Daerah dalam pertanggungjawaban tersebut han3'alcth
fungsi pengendalian administrasi untuk memverifikasi kebenaran
administrasi atas pertanggungjawaban yang disampaikan oleh kepala
dinas, kepala badan, sekretaris D P R D , inspektur, kepala satuan polisi
pamong praja dan camat atau n a m a lain kepada Bupati.

Dasar u t a m a pembentukan Perangkat Daerah, yaitu adanya Urusa n


Pemerintahan yang diserahkan Bupati yang terdiri atas Urusa n
Pemerintahan Wajib dan Urusan pemerintahan Pilihan. Urusa n
Pemerintahan Wajib dibagi atas U r u s a n Pemerintahan yang b erkaita n
dengan pelayanan dasar.

Berdasarkan pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah


Pusat dan Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota sebagaimana
dimuat dalam matriks pembagian Urusan Pemerintahan konkuren,
P e r a n g k a t D a e r a h m e n g e l o l a u n s u r m a n a j e m e n y a n g m e l i p u t i s a r a n a clan
prasarana, personil, metode kerja dan penyelenggaraan fungsi manajemen
yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
pengoordinasian, penganggaran, pengawasan, penelitian clan
pengembangan, standardisasi, dan pengelolaan informasi sesuai dengan
substansi u r u s a n pemerintahannya.

Pembentukan Perangkat Daerah mempertimbangkan faktor luas


wilayah, j u m l a h penduduk, k e m a m p u a n k e u a n g a n Daerah serta besaran
beban tugas sesuai dengan Urus an Pemerintahan yang diserahkan Bupati
sebagai m a n d a t yang wajib di laksanakan oleh setiap Daerah melalui
Perangkat Daerah.

Penetapan tipe Perangkat Daerah didasarkan pada perhitungan


j u m l a h nilai variabel beban kerja. Variabel beban kerja terdiri dari
variabel u m u m dan variabel teknis. Variabel u m u m , meliputi j u m l a h
penduduk, luas wilayah, j u m l a h anggaran pendapatan dan belanja
Daerah dengan bobot sebesar 2 0 % (dua p u l u h persen) dan variabel teknis
yang m e r u p a k a n beban u t a m a dengan bobot sebesar 8 0 % (delapan p u l u h
persen). P a d a tiap-tiap variabel, baik variabel u m u m m a u p u n varial)(;l
teknis d i t e t a p k a n 5 (lima) kelas interval, dengan skala nilai dari 2 0 0 (dua
ratus) s a m p a i d e n g a n 1.000 (seribu).

Pemerintahan Daerah memprioritaskan pelaksanaan Urusan


Pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar, agar
kebutuhan dasar masyarakat dapat terpenuhi secara optimal. O k h
karena itu, Perangkat Daerah yang melaksanakan Urusan Pemerintahan
wajib berkaitan dengan pelayanan dasar diwadahi dalam bentuk dmas
u t a m a m i n i m a l tipe C.

Peraturan Daerah ini memberikan arah dan pedoman yang jelas


dalam menata Perangkat D a e r a h secara efisien, efektif, d a n rasional
sesuai dengan k e b u t u h a n nyata dan k e m a m p u a n Daerah serta adan\'a
koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifika si serta komunikasi
kelembagaan antara Pusat dan Daerah.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, perlu menetapkan


Peraturan Daerah tentang Pembentukan dan S u s u n a n Perangkat Daerah.

II. PASAL D E M I PASAL

Pasal 1
C u k u p jelas

Pasal 2
Huruf a

10
Yang dimaksud dengan asas "intensitas Urusan Pemerintalnan
dan potensi Daerah" adalah penentuan jumlah dan susunan
Perangkat Daerah didasarkan pada volume beban tugas u n t u k
melaksanakan suatu Urusan Pemerintahan atau volume beban
tugas u n t u k m e n d u k u n g dan menunjang pelaksanaan Urusan
Pemerintahan.
Huruf b
Yang dimaksud dengan asas "efisiensi" adalah pembentukan
Perangkat Daerah ditentukan berdasarkan perbandingan tingkat
daya g u n a y a n g paling tinggi yang dapat diperoleh.
Huruf c
Yang d i m a k s u d dengan asas "efektivitas" adalah pembentukan
P e r a n g k a t D a e r a h h a r u s b e r o r i e n t a s i p a d a t u j u a n 3^ang t e p a t
guna dan berdaya guna.
Huruf d
Yang dimaksud dengan asas "pembagian habis tugas" adalah
pembentukan Perangkat Daerah yang membagi habis tugas dan
fungsi penyelenggaraan pemerintahan kepada Perangkat Daerah
dan tidak terdapat suatu tugas dan fungsi yang dibebankan
pada lebih dari satu Perangkat Daerah.
Huruf e
Yang dimaksud dengan asas "rentang kendali" adalah penentuan
j u m l a h Perangkat Daerah dan j u m l a h unit kerja pada Perangkat
Daerah didasarkan pada k e m a m p u a n pengendalian unit kerja
bawahan.
Huruf f
Y
ang dimaksud dengan asas "tata kerja yang jelas" adalah
p
elaksanaan tugas dan fungsi Perangkat Daerah dan unit kerja
p
ada Perangkat D a e r a h m e m p u n y a i h u b u n g a n kerja yang jelas,
b
aik vertikal m a u p u n horizontal.
Huruf g
Yang dimaksud dengan asas "fleksibilitas" adalah penentuan
tugas dan fungsi Perangkat Daerah dan unit kerja pada
Perangkat Daerah memberikan ruang untuk m e n a m p u n g tugas
dan fungsi yang diamanatk an oleh ketentuan peraturan
perundang-undangan setelah Peraturan Pemerintah ini
ditetapkan.

Pasal 3
C u k u p jelas

Pasal 4
C u k u p Jelas

Pasal 5
C u k u p Jelas

Pasal 6
Ayat (1)
C u k u p jelas
A y a t (2)
Yang dimaksud dengan "kegiatan teknis operasional" adalah
kegiatan teknis yang seeara langsung berhubungan dengan
pelayanan masyarakat.

11
Yang dimaksud dengan "kegiatan teknis penunjang tertentu"
adalah kegiatan untuk m e n d u k u n g pelaksanaan tugas
organisasi induknya.

Pasal 7
C u k u p jelas

Pasal 8
C u k u p jelas

Pasal 9
Yang dimaksud dengan "ketentuan peraturan perundang-undangan"
adalah Undang-Undang Nomor 23 T a h u n 2014 tentang Pemerintahan
Daerah dan peraturan perundang-undangan mengenai ASN.

Pasal 10
A y a t (1)
C u k u p jelas

Pasal 11
C u k u p jelas

Pasal 12
C u k u p jelas

Pasal 13
C u k u p jelas

T A M B A H A N L E M B A R A N D A E R A H KABUPATEN BATANG N O M O R 8

12

Anda mungkin juga menyukai