Askep Anak GG Bicara & Bhs
Askep Anak GG Bicara & Bhs
PENDAHULUAN
6 Mulai mengenal kata-kata “da da, papa, Protes vokal, berteriak karena
mama” kegirangan
7 Mulai mengenal kata-kata naik, kemari, Mulai menggunakan suara mirip kata-
dada kata kacau
2.Emosi
a. Ibu yang tertekan a. Terlambat pemerolehan bahasa
b. Gangguan serius pada orang tua b. Terlambat atau gangguan perkembangan bahasa
c. Gangguan serius pada anak c. Terlambat atau gangguan perkembangan bahasa
3.Masalah pendengaran
a. Kongenital a. Terlambat/gangguan bicara yang permanen
b. Didapat b. Terlambat/gangguan bicara yang permanen
4.Perkembangan terlambat
a. Perkembangan terlambat a. Terlambat bicara
b. Perkembangan lambat, tetapi masih dalam b. Terlambat bicara
batas rata-rata c. Pasti terlambat bicara
c. Retardasi mental
5.Cacat bawaan
a. Palatoschizis a. Terlambat dan terganggu kemampuan bicaranya
b. Sindrom down b. Kemampuan bicaranya lebih rendah
6.Kerusakan otak
a. Kelainan neuromuskular a. Mempengaruhi kemampuan menghisap,
b. Kelainan sesorimotor menelan, mengunyah, dan akhirnya timbul
c. Palsi serebral gangguan bicara dan artikulasi seperti disartria
d. Kelainan presepsi b. Mempengaruhi kemampuan menghisap dan
menelan, akhirnya menimbulkan gangguan
artikulasi, seperti dispraksia
c. Berpengaruh pada pernafasan, makan dan timbul
juga masalah artikulasi yang dapat
mengakibatkan disartria dan dispraksia
d. Kesulitan membedakan suara, mengerti bahasa,
simbolisasi, mengenal konsep, akhirnya
menimbulkan kesulitan belajar di sekolah
Perkembangan bahasa yang lambat dapat bersifat familial. Oleh karena itu harus
dicari dalam keluarganya apakah ada yang mengalami keterlambatan bicara juga.
Disamping itu kelainan bicara juga lebih banyak anak laki-laki daripada perempuan. Hal
ini karena pada perempuan, maturasi dan perkembangan fungsi verbal hemisfer kiri lebih
baik. Sedangkan pada laki-laki perkembangan hemisfer kanan lebih baik, yaitu untuk
tugas yang abstrak dan memerlukan keterampilan.
Sedangkan Aram DM {1987), mengatakan gangguan bahwa ganguan bicara pada
anak dapat disebabkan oleh kelainan dibawah ini:
1. Lingkungan sosial anak
Interaksi antar personal merupakan dasar dari semua komunikasi dan perkembangan
bahasa. Lingkungan yang tidak mendukung akan menyebabkan gangguan bicara dan
bahasa pada anak.
2. Sistem masukan/input.
Adalah sistem pendengaran, penglihatan dan integritas taktil-kinestetik dari anak.
Pendengaran merupakan alat yang penting dalam perkembangan bicara. Anak dengan
otitis mmedia kronis dengan penurunan daya pendengaran akan mengalami
keterlambatan kemampuan menerima ataupun mengungkapkan bahasa. Gangguan
bicara juga terdapat pada tuli oleh karena kelainan genetik dan metabolik (tuli
primer), tuli neurosensorial (infeksi intra uterin: sifilis, rubella, toksoplasmosis,
sitomegalovirus), tuli konduksi seperti akibat malformasi telinga luar, tuli sentral
(sama sekali tidak dapat mendengar), tuli persepsi/afasia sensorik (Terjadi kegagalan
integrasi arti bicara yang didengar menjadi suatu pengertian yang menyeluruh), dan
tuli psikis seperti pada skizofrenia, autisme infantil, keadaan cemas dan reaksi
psikologis lainnya.
Pola bahasa juga akan terpengaruh pada anak dengan gangguan penglliahtan
yang berat, demikian pula dengan anak dengan defisit taktil-kinestetik akan terjadi
gangguan artikulasi.
3. Sistem pusat bicara dan bahasa
Kelainan susunan saraf pusat akan mempengaruhi pemahaman, interprestasi,
formulasi dan perencanaan bahasa, juga pada aktivitas dan kemampuan intelektual
dari anak.
Gangguan komunikasi biasanya merupakan bagian dari retardasi mental,
misalnya pada sindrom down.
4. Sistem produksi.
Sistem produksi suara seperti laring, faring, hidung, struktur mulut, dan
mekanisme neuromuskular yang berpengaruh terhadap pengaturan nafas untuk bicara,
bunyi laring, pembentukan bunyi untuk artikulasibicara melalui aliran udara lewat
laring, faring, dan rongga mulut.
Sedangkan Rappin dan Allen (dikutif dari klein,1991) berdasar patofisiologi, membagi
kelainan bahasa pada anank menjadi 6 subtipe,yaitu:
1. 2 primer ekspresif:
Disfraksia verbal
Ganguan definisit produksi fonologi
2. 2 definisit refresif dan ekspresif:
Ganguan campuran ekspresif-refresif
Disfasia verbal auditori agnosia
3. 2 definisit bahasa yang lebih berat:
Gangguan leksikal-sintaksis
Ganguan sematik-pragmatik
4. DIAGNOSIS
1. Anamnesis
Pengambilan anmnesis harus mencakup uraian mengenai perkembangan bahasa
anak. Autisme setelah berumur 18 bulan dan bicara yang sulit dimengerti setelah
berumur 3 tahun, paling sering ditemukan. Dokter anak harus curiga bila orang
tua melaporkan bahwa anaknya tidak dapat menggunakan kata-kata yang berarti
pada umur 18 bulan atau belum mengucapkan prase pada umur 2 tahun. Atau
anak memakai bahasa yang singkat untuk menyampaikan maksudnya.
Kecurigaan adanya gangguan tingkah laku perlu dipertimbangkan kalau
dijumpai gangguan bicara dan tingkah laku yang bersamaan. Kesulitan tidur dan
makan sering dieluhkan orangtua pada awal gangguan autisme. Pertanyaan
bagaimana anak bermain dengan temannya dapat membantu mengungkap tabir
tingkah laku. Anak dengan autisme lebih senang bermain dengan huruf balok atau
megnetik dalam waktu yang lama. Mereka dapat saja bermain dengan anak
sebaya, tetapi dalam waktu singkat menarik diri.
2. Instrumen Penyaring
Selain anamnesis yang teliti, disarankan digunakan insrumen penyaring untuk
menilai gangguan perkembangan bahasa. Misalnya Early Language Milestone
Scale (Coplan dan Gleason), atau DDST (pada Denver II penilaian pada sektor
bahasa lebih banyak daripada DDST yang lama) atau Resptive- Expresive
Emergent Language Scale. Early Language Milestone Scale cukup sensitif dan
sfesifik untuk mengidentifikasikan gangguan bicara pada anak kurang dari 3
tahun.
3. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dapat digunakan untuk mengungkapkan penyebab lain dari
gangguan bahasa. Apakah ada mikrosefali, anomali telinga luar, otitis media yang
berulang, sindrom William (fasien Elvin, perawakan pendek, kelainan jantung,
langkah yang tidak mantap), celah palatum, dan lain-lain.
Gangguan oromotor dapat diperiksa dengan menyuruh anak menirukan
gerakan mengunyah, menjulurkan lidah dan menggulung suku kata PA, TA, PA-
TA, PA-TA-KA. Gangguan oromotor terdapat pada verbal apraksia.
6. Konsultasi
Pemeriksaan dari psikologi/neuropisikiater anak diperlukan jika ada gangguan
bahasa dan tingkah laku. Pemeriksaan ini meliputi riwayat dan tes bahasa,
kemampuan kognitif dan tingkah laku. Tes intelegesia dapat dipakai sebagai
perbandingan fungsi kognitif anak tersebut. Masalah tingkah laku dapat diperiksa
lebih lanjut dengan menggunakan instrumen seperti Vineland Social daptive Scale
Revised, Child Behavior Checklist, atau Chilhood Autism Rating Scale.
Konsultasi ke psikiater anak dilakukan bila ada gangguan tingkah laku yang berat.
Ahli patologi wicara akan mengevaluasi cara pengobatan anak dengan
gangguan tinkah bicara. Anak akan diperiksa apakah ada masalah anatomi yang
mempengaruhi produksi suara.
PENATALAKSANAAN
Deteksi dan penanganan dini pada problem bicara dan bahasa pada anak, akan membantu
anak dan orang tua untuk menghindari atau memperkecil kelainan pada masa sekolah
(lihat tabel 18.4).
PROGNOSIS
2. Emosi
a. Ibu yang tertekan a. Meningkatkan stimulasi a. Konseling, kelompok
b. Gangguan serius pada b. Mengstabilkan lingkunga BKB/bermain
keluarga emosi b. Psikoterapi
c. Gangguan serius c. Meningkatkan status c. Psikoterapi
emosi anak
3. Masalah pendengaran
a. Kongenital a. Monitor dan obati kalau a. Audiologist/Ahli THT
memungkinkan
b. Didapat b. Monitor dan obati kalau b. Audiologist/Ahli THT
mungkin
4. Perkembangan lambat
a. Dibawah rata-rata a. Tingkat stimulasi a. Ahli terapi wicara
b. Perkembangan b. Tingkat stimulasi b. Ahli terapi wicara
terlambat
c. Retardasi mental c. Maksimalkan potensi c. Program khusus
5. Cacat bawaan
a. Palatum Sumbing a. Monitor dan dioperasi a. Ahli terapi setelah
b. Sindrom Down b. Monitor dan stimulasi operasi
b. Rujuk ke ahli terapi
wicara, SLB-C, monitor
pendengarannya
6. Kerusakan otak
a. Kerusakan a. Mengatasi masalah a. Rujuk ke ahli terapi
neuromuskular makan dan kerja, ahli gizi, ahli
meningkatkan patologi wicara
kemampuan bicara anak
b. Sensorimotor b. Mengatasi masalah b. Rujuk ke ahli terapi
makan dan kerja, ahli gizi, ahli
meningkatkan terapi wicara
kemampuan bicara anak
c. Palsi serebralis c. Mengoptimalkan c. Rujuk ke ahli
kemampuan fisik rehabilitasi, ahli terapi
kognitif dan bicara anak wicara
d. Masalah persepsi d. Mengatasi masalah d. Rujuk ke ahli patologi
keterlambatan bicara wicara, kelompok BKB
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA ANAK DENGAN GANGGUAN BICARA DAN BAHASA
Pengkajian
Karakteristik perkembangan utama bahasa dan bicara
Usia Perkembangan bahasa Perkembangan bicara normal Kejelasan
( Tahun ) normal
1 Mengatakan dua sampai tiga Mengabaikan hampir semua Biasanya tidak lebih dari
kata-kata dengan arti, konsonan akhir dan beberapa 25% kejelasan untuk
Meniru bunyi-bunyi konsonan awal pendengar yang tidak
binatang. Mengganti konsonan dikenal
“m”,”w”,”p”,”b”,”k”,”g”, Ketinggian bahasa
”n”,”t”,”d”dan “h’ dengan tertentu yang tidak
bunyi-bunyi yang lebih sulit. jelas pada usia 18
bulan
2 Menggunakan frase dua Menggunakan konsonan diatas Pada usia 2 tahun,
atau tiga kata dengan huruf hidup, tetapi kejelasan 50% dalam
Mempunyai perbendaharaan secara tidak konsisten dan konteks
kata kira-kira 300 kata dengan banyak penggantian
Menggunakan ‘saya’, Pengabaian konsonan akhir
‘aku’,’kamu’ Keterlambatan artikulasi
dibelakang p’bendaharaan kata
3 Mengatakan empat sampai Menguasai ‘b’,’t’,’d’,’k’ dan ‘g’; Pada usia 3 tahun,
kalimat lima kata bunyi ‘r’ dan ‘L’ mungkin kejelasan 75%
Mempunyai perbendaharaan masih tidak jelas, mengabaikan
kata kira-kira 900 kata atau menambahkan ‘w’
Menggunakan ‘siapa’, ’apa’, Pengulangan dan keragu-raguan
dan ‘dimana’ dalam umum terjadi.
mengajukan pertanyaan
Menggunakan kata
majemuk, kata ganti, dan
preposisi
4–5 Mempunyai perbendaharaan Menguasai “f” dan “v”; mungkin Bicara jelas 100%,
kata 1500 sampai 2100 masih tidak jelas “r”, “l”; “s”, meskipun beberapa
kata “z”, “ch”,”y” dan “th” bunyi masih tidak
Mampu menggunakan Sedikit atau tidak ada pengabaian sempurna
bentuk gramatik dengan dari konsonan awal atau akhir
benar seperti kalimat
masa lampau dari kata
kerja “kemarin”
Menggunakan kalimat
lengkap dengan kata
benda, kata kerja,
preposisi, kata sifat,kata
keterangan dan
penghubung
5-6 Mempunyai perbendaharaan Menguasai “r’, “l” dan “th”; pada
kata 3000 kata, “s”, “z”, “sh”, dan “j” (biasanya
memahami dikuasai pd usia 7 ½ tahun
“jika”,”karena” dan sampai 8 tahun)
“mengapa”
Pengkajian kerusakan komunikasi
Pertanyaan kunci untuk gangguan bahasa
1. Berapa usia anak anda saat mulai mengucapkan kata-kata pertamanya?
2. Berapa usia anak anda saat mulai menempatkan kata-kata didalam kalimat?
3. Apakah anak anda mengalami kesulitan dalam mempelajari kata baru?
4. Apakah anak anda mengabaikan kata-kata dari kalimat (mis; apakah kalimat tersebut
berbunyi seperti telegrafik?) atau menggunakan kalimat singkat atau tidak lengkap?
5. Apakah anak anda mempunyai masalah dengan tata bahasa seperti tata kerja?
6. Dapatkah anak anda mengikuti dua sampai tiga petunjuk yang diberikan sekaligus?
7. Apakah anda harus mengulang petunjuk atau pertanyaan?
8. Apakah anak anda berespons dengan tepat terhadap pertanyaan?
9. Apakah anak anda mengajukan pertanyaan yang dimulai dengan siapa, apa, dimana,
dan mengapa?
10. Apakah hal itu bahwa anak anda telah membuat sedikit atau tidak ada kemajuan
dalam bicara dan bahasa dalam 6 sampai 12 bulan yang lalu?
Kerusakan bicara
Ketidakfasihan (gagap)
Pengulangan bunyi, kata-kata, atau frase yang dapat terlihat setelah usia 4 tahun
Frustasi bila berusaha untuk berkomunikasi
Menunjukkan perilaku berjuang saat berbicara (kepala tegak, mata berkedip,
mencoba terus, atau pemakaian kata terlalu banyak dan tidak perlu)
Malu tentang bicaranya sendiri
Defisiensi artikulasi
Kejelasan dari bicara percakapan tidak ada pada usia 3 tahun
Penghilangan konsonan di awal kata pada usia 3 tahun dan di akhir kata pada usia 4
tahun
Kesalahan artikulasi yangmenetap setelah usia 7 tahun
Pengabaian bunyi dimana salah satu harus terjadi
Distorsi bunyi
Penambahan bunyi an yang tidak tepat pada bunyi yang benar
Gangguan suara
Deviasi pada nada (terlaku tinggi atau terlalu rendah, khususnya untuk usia jenis
kelamin); monoton
Deviasi dalam kekerasan suara
Deviasi dalam kualitas (hipernasalitas atau hiponasalitas)
Usia sekolah Kualitas suara buruk (monoton, keras/ hampir tidak terdengar)
Nada suara tidak jelas untuk usianya
Adanya distorsi, pengabaian, atau penambahan bunyi setelah usia
7 tahun
Bicara yang berhubungan dicirikan dengan penggunaan konfusi
yang tidak biasa atau kebalikan