Anda di halaman 1dari 165

LAPORAN AKHIR

PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN GERONTIK


DI UPTD GRIYA WERDHA JAMBANGAN
PERIODE III
(25 JUNI S.D 6 JULI 2018)

DISUSUN OLEH:
PERIODE III
KELOMPOK B2

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2018
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan akhir praktik klinik Keperawatan Gerontik Pendidikan Profesi Ners


Angkatan B19 Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya di UPTD
Griya Werdha Jambangan Surabaya yang dilaksanakan pada tanggal 25 Juni 2018-
6 Juli 2018 telah dilaksanakan sebagai laporan praktik atas nama:

1. Muhammad Roziqin 12. Tuti Kurniati


2. Oktapianti 13. Rifaldi Zulkarnaen
3. Muhammad Anis Taslim 14. Ahmad Asroful Anam
4. Amira Aulia 15. Dhinar Retno
5. Maria Wahyu MP 16. Yumiati Tuwa Ringu
6. Lilik Umaroh 17. Muhammad Tarmizi
7. Dwi Hartini 18. Muhammad Bagus Setiawan
8. Kholidatul Azizah 19. Fathicul Muhtadi
9. Baiq Selly Silviani 20. Alpian Umbu Dewa
10. Nur Sayyid J.R 21. Titah Halimatus S.
11. Harry Budiarto 22. Rina Arfiani

Laporan akhir Praktik Klinik Gerontik Program Pendidikan Profesi Ners ini telah
disetujui pada tanggal Mei 2018, oleh:

Pembimbing Akademik:
1. Dr. Retno Indarwati, S. Kep., Ns., M. Kep
NIP 197803162008122002 (……………………)
2. Elida Ulfiana , S. Kep., Ns. M.Kep
NIP 197910132010122001 (……………………)
3. Rista Fauziningtyas, S. Kep., Ns., M. Kep
NIP 198707172015042002 (……………………)
4. Dr. Makhfudli, S. Kep., Ns., M. Ked.Trop
NIP: 197902122014091003 (……………………)

Mengetahui,
PJMK Keperawatan Gerontik Kepala UPTD Griya Werdha Jambangan
Surabaya

Dr. Retno Indarwati, S. Kep., Ns.,M. Kep Septarti Hendartini, S.Sos


NIP 197803162008122002 NIP. 196609181989012002
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kehadapan Allah SWT karena atas berkat dan
rahmat-Nya penyusun laporan desiminasi Praktik Profesi Keperawatan Gerontik
di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya dapat terselesaikan tepat pada
waktunya. Penyusun menyadari bahwa tanpa bantuan, dukungan, serta
bimbingan dari berbagai pihak, sulit bagi penyusun untuk menyelesaikan tugas
ini. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Nursalam, M.Nurs (Hons)., selaku Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga Surabaya yang telah memberikan izin untuk
melakukan Praktik Profesi Keperawatan
2. Pak Kusnanto, S.Kp., M.Kes., selaku wakil dekan I Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga Surabaya yang telah memberikan kesempatan dan
fasilitas kepada kami untuk mengikuti dan menyeleseikan Pendidikan
Ners.
3. Ibu Dr. Retno Indrawati, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku penanggung jawab
Praktik Profesi keperawatan Gerontik Fakultas Keperawatan Universitas
Airlangga yang telah banyak mendukung sehingga laporan desimininasi akhir
ini dapat terselesaikan.
4. Segenap dosen pembimbing praktik keperawatan gerontik profesi ners
yang telah meluangkan waktu untuk memberikan ilmu, koreksi, saran, dan
motivasi dengan penuh kesabaran.
5. Kepala UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya yang telah
memfasilitasi kami untuk memperdalam ilmu keperawatan gerontik.
6. Segenap perawat dan staff UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya yang
telah banyak membantu dan memotivasi kami sehingga laporan desiminasi
akhir dapat terselesaikan.
7. Rekan-rekan angkatan B19 Pendidikan Profesi Ners FKp UNAIR
Kelompok B4 praktik profesi keperawatan gerontik, yang telah banyak
membantu selama proses penyusunan laporan desiminasi akhir ini
Semoga Allah SWT senantiasa membalas budi baik semua pihak yang telah
memberikan kesempatan, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan laporan
akhir ini

Surabaya, 25 Juni 2018

Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menua atau menjadi tua merupakan suatu keadaan yang terjadi dalam
kehidupan manusia yang tidak dapat dihindari. Seiring berjalannya waktu maka
yang muda akan menjadi tua dan yang tua akan semakin tua begitu seterusnya.
Menua ditandai dengan adanya proses penuaan yaitu suatu proses sepanjang
hidup yang tidak hanya dimulai pada suatu waktu tertentu tetapi dimulai sejak
permulaan kehidupan. Proses ini berhubungan dengan umur seseorang.
Manusia akan mengalami perubahan sesuai dengan bertambahnya umur.
Kondisi ini dapat memengaruhi kemandirian dan kesehatan lansia (Sunaryo et
al., 2015).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan (PMK), seseorang dikatakan lansia
jika telah mencapai umur 60 tahun keatas (PMK, 2016). Lansia juga dapat
dikatakan sebagai tahap akhir dari fase kehidupan manusia dan dikatakan
sebagai usia emas karena tidak semua orang mampu mencapai tahapan usia
tersebut (Maryam et al. 2008). Pada tahap ini individu mengalami banyak
perubahan secara fisik maupun mental, khususnya kemunduran dalam berbagai
fungsi dan kemampuan yang pernah dimilikinya. Tubuh akan rentan terhadap
penyakit sehingga dapat menyebabkan kehilangan kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri dan penurunan metabolisme pada sel. Proses ini
menyebabkan adanya penurunan fungsi tubuh dan komposisi tubuh. Selain itu
individu akan kehilangan peran dan kedudukan sosial yang telah dicapai
sebelumnya (Soejono, 2010).
Lansia di Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 14.439.967 jiwa (7,18%) dan
terus mengalami peningkatan pada tahun 2015 menjadi 23.992.967 jiwa
(9,77%), dengan usia harapan hidup sekitar 70 tahun. Badan Pusat Statistik
2015 menjelaskan ada tiga provinsi dengan persentase lansia terbesar yaitu pada
Daerah Istimewa Yogyakarta (13,46%), Jawa Tengah (11,67%) dan Jawa
Timur (11,46%). Di provinsi Jawa Timur lansia usia 60-64 tahun berjumlah
1.582.165 jiwa dan usia 65 tahun keatas sebanyak 2.901.231 jiwa. Pada tahun
2015, jumlah penduduk lansia di kota Surabaya didapatkan sebanyak 187.995
jiwa (Badan Pusat Statistik Kota Surabaya, 2014).
Jumlah penduduk lansia yang semakin betambah dapat meningkatkan
peluang seorang lansia untuk tinggal di panti werdha. Kehadiran panti werdha
dewasa ini dianggap sebagai salah satu penyedia jasa yang dapat memberikan
pelayanan berkualitas bagi lansia. Adanya perbedaan sosio-kultural didalam
panti werdha mengharuskan lansia untuk beradaptasi, dimana hal tersebut akan
berpengaruh pada kelangsungan hidupnya sehari-hari (Hutapea, 2015).
Masalah yang umumnya terjadi pada lansia antara lain gangguan
penyesuaian, kehilangan, depresi, gangguan kepribadian dan lain-lain. Untuk
membina kesehatan lanjut usia tersebut, maka diperlukan kerjasama lintas
program dan lintas sektoral yang salah satunya dengan pelayanan di UPDT
Griya Werdha. Pemerintah telah mengupayakan kesejahteraan lansia melalui
pelayanan dalam Panti Sosial Lanjut Usia, pelayanan di luar panti,
pendampingan dan perawatan sosial lanjut usia di rumah (home care),
pemberian bantuan sosial langsung bagi lansia melalui Asistensi Sosial Lanjut
Usia Terlantar (ASLUT) serta dukungan kepada keluarga dengan lansia.
Pemerintah berkomitmen tinggi terhadap pelayanan sosial agar lansia dapat
hidup layak dihari tua, sehingga dibutuhkan panti lansia yang representatif
untuk mampu merawat lansia terutama bagi lansia terlantar.
Keberadaan ilmu keperawatan gerontik bertujuan untuk memberikan
asuhan keperawatan secara holistik dan meningkatkan usaha preventif promotif
dalam meningkatkan kesejahteraan lansia. Dalam rangka menerapkan asuhan
keperawatan tersebut, maka mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners
Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya Angkatan B19 program
alih jenis melaksanakan praktik keperawatan gerontik di UPTD Griya Werdha
Jambangan pada tanggal 21 Mei – 9 Juni 2018.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memberikan asuhan keperawatan terhadap klien usia
lanjut secara profesional dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan di UPTD Griya Werdha Jambangan

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian situasi di UPTD Griya
Werdha Jambangan.
2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi masalah kesehatan yang timbul
pada klien lanjut usia yang tinggal dalam lingkungan UPTD, baik
yang bersifat aktual, potensial dan resiko.
3. Mahasiswa dapat menetapkan rencana tindakan keperawatan untuk
mengatasi masalah yang terjadi pada klien lanjut usia yang tinggal
di UPTD Griya Werdha Jambangan.
4. Mahasiswa dapat mengimplementasikan tindakan keperawatan
sesuai rencana yang dibuat.
5. Mahasiswa dapat melakukan evaluasi tindakan keperawatan yang
telah dilakukan.

1.3 Manfaat
Manfaat kegiatan praktik keperawatan gerontik antara lain :
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat menerapkan konsep asuhan keperawatan gerontik pada
lansia dan mekanisme pengelolaan UPTD Griya Werdha.
2. Bagi lanjut usia di UPTD Griya Werdha
1) Lansia mendapat pelayanan keperawatan sesuai kebutuhannya.
2) Lansia mendapatkan penjelasan tentang kesehatannya.
3) Lansia mengetahui masalah kesehatan yang dideritanya.
4) Lansia merasa aman, nyaman dan bahagia di usianya.
3. Bagi Institusi UPTD Griya Werdha
1) Dapat mengembangkan model asuhan keperawatan pada lansia yang
tinggal di UPTD Griya Werdha.
2) Mendapatkan masukan masalah kesehatan tentang lansia, situasi UPTD
Griya Werdha, dan alternatif pelayanan
4. Bagi institusi penyelenggara pendidikan
1) Tercapainya tujuan pembelajaran asuhan keperawatan gerontik pada
lansia yang tinggal pada lingkungan panti, sekaligus sebagai sarana
evaluasi terhadap proses pembelajaran mahasiswa berkaitan dengan
praktik profesi keperawatan.
2) Dapat memberikan kontribusi yang positif bagi UPTD Griya Werdha
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Proses Menua
Proses penuaan adalah proses yang berhubungan dengan umur seseorang.
Manusia akan mengalami perubahan sesuai dengan bertambahnya umur
(Sunaryo et al., 2015). Proses menua merupakan proses menghilangnya fungsi
fisiologis yang terjadi pada organ tubuh seiring berjalannya waktu. Pada saat
proses penuaan tubuh akan rentan terhadap penyakit atau dengan kata lain
muncul berbagai penyakit degenerative. Faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya proses penuaan adalah secara genetik, asupan gizi, kondisi mental,
pola hidup, lingkungan, dan pekerjaan sehari-hari (Azizah, 2011). Berikut
adalah beberapa teori penuaan menurut Stanley&Beare 2007 :
1. Teori Biologis
Pada teori biologis akan dijelaskan mengenai perubahan fisik pada penuaan,
seperti perubahan fungsi dan struktur perkembangan, panjang usia dan
kematian. Selain itu teori biologis juga menjelaskan penyebab seseorang
mengalami penuaan dengan cara yang berbeda, hal yang mempengaruhi
umur. Mekanisme perlawanan terhadap organisme dan kematian pada
seluler. Berikut adalah macam-macam teori biologis :
1) Teori Genetika
Pembentukan gen dan dampak lingkungan pada pembentukan gen
akan mempengaruhi penuaan. Adanya perubahan rentang hidup dan
panjang usia merupakan proses yang telah diwariskan untuk mengubah
sel atau struktur jaringan. Teori ini terdiri dari teori asam
deoksiribonukleat acid (DNA), teori ketepatan dan kesalahan, mutasi
somatic, dan teori glikogen. Teori-teori tersebut menyatakan bahwa
proses replikasi pada tingkatan seluler menjadi tidak teratur karena
informasi pada inti sel yang tidak sesuai. Sehingga molekul DNA
menjadi saling bersilangan dan mengubah informasi genetik. Pada
akhirnya karena proses tersebut, sistem dan organ tubuh gagal berfungsi.

2) Teori Wear and Tear


Teori ini mempercayai jika adanya akumulasi sampah metabolic
atau zat nutrisi dapat merusak sintesis pada DNA, sehingga akan terjadi
malfungsi molekular dan terjadi malfungsi pada organ. Radikal bebas
merupakan suatu contoh dari sampah metabolik. Radikal bebas
merupakan molekul yang tidak berpasangan. Beberapa ilmuwan
berpendapat jika tingkat kecepatan produksi radikal bebas berhubungan
dengan penentuan waktu rentang hidup. Dalam proses menua, kecepatan
pada radikal bebas ini bertambah dan melebihi proses perbaikannya.
Radikal bebas dapat muncul karena pengaruh lingkungan seperti limbah
industry plastic, ozon atmosfer, asap knalpot mobil dan motor. Oleh
karena itu, manusia harus menjaga makanan agar dapat hidup dengan
sehat
3) Teori imunitas
Teori ini menjelaskan semakin tua seseorang maka pertahanan
mereka terhadap organisme akan menurun sehingga akan lebih rentan
terkena penyakit atau infeksi. Adanya penurunan fungsi sistem imun
maka akan terjadi peningkatan dalam respon autoimun. Teori ini sering
dikaitkan dengan peran kalenjar timus. Hilangnya proses diferensiasi sel
T maka tubuh akan mengenali sel tua sebagai benda asing dan akan
menyerangnya, sehingga tubuh mulai kehilangan kemampuannya untuk
mengenali benda asing
4) Teori Neuroendokrin
Teori ini penuaan terjadi karena adanya suatu perlambatan dalam
sekresi hormon sehingga memiliki dampak pada sistem saraf. Hormon
hormon yang terkait seperti hipofisis, tiroid, adrenal, dan reproduksi
2. Teori Psikososiologis
1) Teori Kepribadian
Tipe-tipe kepribadian pada lansia akan mempengaruhi perubahan
dalam psikososiologis lansia. Jung mengembangkan teori
pengembangan kepribadian orang dewasa yang memandang
kepribadian sebagai ekstrovert atau introvert. Keseimbangan antara dua
hal tersebut penting bagi kesehatan. Selain itu penuaan yang sehat tidak
bergantung pada jumlah aktivitas sosisl seseorang, tetapi pada
keputusan orang tersebut dengan aktivitas sosial yang dilakukannya.
2) Teori Tugas Perkembangan
Menurut teori Erickson tugas perkembangan adalah aktivitas dan
tantangan yang harus dipenuhi oleh individu untuk mencapai penuaan
yang sukses. Tugas utama lansia adalah mampu melihat kehidupan
seseorang sebagai kehidupan yang dijalani dengan integritas. Jika lansia
tidak merasakan jika ia telah menikmati kehidupannya dengan baik,
maka akan timbul rasa penyesalan atau putus asa
3) Teori Disengagement (teori pemutusan hubungan)
Teori penarikan diri ini dapat diprediksi, sistematis, tidak dapat
dihindari, dan penting untuk fungsi yang tepat dari masyarakat yang
sedang tumbuh. Lansia akan bahagia jika kontak sosial berkurang dan
tanggung jawabnya diambil alih oleh generasi yang lebih muda.
Pengurangan kontak sosial pada lansia agar ia dapat menyediakan waktu
untuk merefleksikan diri terhadap pencapaian dan harapan hidupnya.
4) Teori Aktivitas
Teori aktivitas penuaan, yang berpendapat bahwa jalan menuju
penuaan yang sukses adalah dengan cara tetap aktif. Pada teori ini
hilangnya fungsi peran pada lansia secara negatif mempengaruhi
kepuasan hidup. Selain itu, adanya aktivitas mental dan fisik yang
berkesinambungan dapat mencegah penurunan kesehatan dan
mengurangi resiko terkena penyakit dengan perawatan jangka panjang
5) Teori Kontinuitas
Pada teori ini kemampuan koping individu dan kepribadian
seseorang dapat memprediksi bagaimana seseorang tersebut dapat
menyesuaikan diri terhadap perubahan pada penuaan. Misalnya pada
orang yang menyukai kesendiri, pada tipe ini biasanya akan melanjutkan
gaya hidupnya dengan hanya memiliki beberapa aktivitas. Namun pada
orang aktif, mereka akan sulit untuk beristirahat pada masa senjanya.
Ketika ada perubahan gaya hidup pada lansia yang tidak sesuai dengan
keinginan lansia tersebut, maka akan terjadi suatu masalah
2.2 Konsep Lansia
2.2.1 Pengertian Lansia
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan (PMK), seseorang dikatakan
lansia jika sudah mencapai umur 60 tahun keatas (PMK, 2016). Lansia
adalah seseorang yang mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan,
dan sosial (U. R. N. 23 Undang-undang Republik Indonesia, 1992).
Lansia juga dapat dikatakan sebagai tahap akhir dari fase kehidupan
manusia dan dikatakan sebagai usia emas karena tidak semua orang
mampu mencapai tahapan usia tersebut (Maryam, Ekasari, Rosidawati,
Jubaedi, & Batubara, 2008).

2.2.2 Klasifikasi Lansia


Ada beberapa teori yang menunjukan batasan usia pada lansia, antara
lain sebagai berikut:

1. Menurut WHO dalam Yusuf et al. 2015, klasifikasi pada lansia


adalah sebagai berikut:
1) Usia pertengahan (Middle age) : 45-59 tahun
2) Lanjut usia (Elderly) : 60-74 tahun
3) Lanjut usia tua (Old) : 75-90 tahun
4) Usia sangat tua (Very old) : diatas 90 tahun
2. Menurut peraturan menteri kesehatan (PMK) 2016, batasan
lansia adalah sebagai berikut:
1) Pra lanjut usia: 45-59 tahun
2) Lanjut usia: 60-69 tahun
3) Kelompok lansia dan resiko tinggi: 70 tahun keatas atau ±60
tahun dengan masalah kesehatan
4) Menurut Undang-undang Republik Indonesia 1998 Nomor 13
tentang kesejahteraan lansia dalam bab 1 pasal 1 ayat 2: “lansia
adalah seseorang yang usianya telah mencapai 60 tahun
keatas”.
2.2.3 Tipologi Lansia
Ada beberapa macam tipologi menurut Sunaryo et al. 2015 pada lansia
antara lain:
1. Tipe mandiri: pada tipe ini lansia tersebut akan mencoba kegiatan-
kegiatan baru, selektif dalam mencari pekerjaan dan teman
pergaulan.
2. Tipe tidak puas: pada tipe ini lansia cenderung memiliki adanya
konflik lahir batim, lansia tipe ini biasanya akan menentang proses
penuaan dan tidak menerima jika adanya perubahan dalam hal
kecantikan, daya tarik jasmani, kekuasaan, status, teman yang
disayangi. Pada lansia tipe ini akan mudah memiliki sifat yang
pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, menuntut, sulit dilayani,
dan pengkritik.
3. Tipe pasrah: lansia dengan tipe pasrah cenderung menerima dan
menunggu akan nasib yang baik. Lansia tipe ini biasanya lebih aktif
dalam kegiatan beribadah dan suka beraktivitas.
4. Tipe bingung: pada tipe ini lansia cenderung memiliki sifat yang
mudah kaget, menarik diri, minder, merasakan penyesalan, pasif,
dan acuh

2.3 Masalah pada Lansia


Berbagai permasalahan yang berkaitan dengan pencapaian kesejahteraan lanjut
usia menurut Setiabudi T (1999) antara lain:
1. Permasalahan umum
a. Makin besar jumlah lansia yang berada dibawah garis kemiskinan.
b. Makin melemahnya nilai kekerabatan sehingga anggota keluarga yang
berusia lanjut kurang diperhatikan , dihargai dan dihormati.
c. Lahirnya kelompok masyarakat industri.
d. Masih rendahnya kuantitas dan kulaitas tenaga profesional pelayanan
lanjut usia.
e. Belum membudaya dan melembaganya kegiatan pembinaan
kesejahteraan lansia.
2. Permasalahan khusus :
a. Berlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya masalah baik
fisik, mental maupun sosial.
b. Berkurangnya integrasi sosial lanjut usia.
c. Rendahnya produktifitas kerja lansia.
d. Banyaknya lansia yang miskin, terlantar dan cacat.
e. Berubahnya nilai sosial masyarakat yang mengarah pada tatanan
masyarakat individualistik.
f. Adanya dampak negatif dari proses pembangunan yang dapat
mengganggu kesehatan fisik lansia

Adanya proses penuaan dapat menyebabkan kehilangan banyak sel tubuh


dan penurunan metabolisme pada sel. Sehingga proses ini menyebabkan
adanya penurunan fungsi tubuh dan komposisi tubuh. Selain itu akan
terjadi perubahan pada mental, dan psikologis.

1. Perubahan Fisik
Perubahan fisik pada lansia biasanya terjadi pada beberapa sistem
tubuh seperti nutrisi, kulit, rambut, mata dan penglihatan, telinga dan
pendengaran. Selain itu, perubahan pada sistem pernapasan,
kardiovaskular, gastrointestinal, ginjal, reproduksi, saraf, imun,
muskuloskeletal, dan sistem endokrin (Stockslager & Schaeffer, 2007)
2. Perubahan Mental
Perubahan mental pada lansia meliputi adanya sikap yang mudah
curiga, pelit, egois. Selain itu akan muncul keinginan untuk memiliki
umur yang pancang, ingin tetap berwibawa, dan dihormati oleh orang
lain (Bandiyah, 2009).

3. Perubahan Psikososial
Masalah psikososial yang sering muncul pada lansia yaitu, stress,
kecemasan dan ketakutan, mudah tersinggung, kesepian, kehilangan
rasa kepercayaan diri, dan egois (Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional 2012).
4. Perubahan Spiritual
Lansia merupakan tahapan akhir dari kehidupan manusia dengan
konsekuensi akhir adalah kematian. Lansia biasanya akan
meningkatkan keimanan spiritual atau religius sebagai suatu tanda
kesiapan untuk menghadapi suatu kematian (sense of awareness of
mortality) (Azizah, 2011).
5. Perubahan Kognitif
Perubahan kognitif pada lansia meliputi adanya penurunan memory
atau daya ingat, IQ (intellegent quocient), penurunan kemampuan
belajar, sulit untuk memahami, sulit dalam memecahkan masalah dan
pengambilan keputusan, dan biasanya lansia mengalami low motivasi
(Azizah, 2011).

2.4 Kebutuhan Lansia


Kebutuhan lanjut usia adalah kebutuhan manusia pada umumnya, yaitu
kebutuhan makan, perlindungan perawatan , kesehatan dan kebutuhan sosial.
Kebutuhan sosial mencakup beberapa aspek yaitu hubungan dengan orang lain,
hubungan antar pribadi dalam keluarga, teman-teman sebaya dan hubungan
dengan organisasi sosial. Berikut penjelasan kebutuhan lansia :
a. Kebutuhan Utama
1. Kebutuhan biologis/fisiologis : seperti makanan yang bergizi,
kebutuhan pakaian, perumahan/tempat berteduh dan kebutuhan
seksual
2. Kebutuhan ekonomi : berupa penghasilan yang memadai atau
suatu kreatifitas yang bisa menghasilkan
3. Kebutuhan kesehatan fisik, mental, perawatan dan pengobatan
4. Kebutuhan psikologis : berupa kasih sayang, adanya tanggapan
dari orang lain, ketentraman, merasa berguna, memiliki jati diri,
serta status yang jelas
5. Kebutuhan social : berupa peranan dalam hubungan dengan orang
lain, hubungan pribadi dalam keluarga, teman-teman sebaya, dan
hubungn dengan organisasi sosial
b. Kebutuhan sekunder
1. Kebutuhan dalam melakukan aktivitas
2. Kebutuhan dalam mengisi waktu luang/rekreasi
3. Kebutuhan yang bersifat kebudayaan, seperti informasi dan
pengetahuan
4. Kebutuhan yang bersifat politis, yaitu meliputi status, perlindungan
hukum, partisipasi dan keterlibatan dalam kegiatan-kegiatan
kemasyarakatan
5. Kebutuhan yang bersifat keagamaan/spiritual, seperti memahami
akan makna keberadaan diri sendiri di dunia dan memahami hal-hal
yang tidak diketahui/ diluar kehidupan termasuk kematian

2.5 Perawatan dan Pelayanan untuk Lansia


Merujuk pada masalah dan kebutuhan yang dihadapi lansia, lansia
memerlukan pelayanan yang terkait dengan masalah dan kebutuhan mereka,
meliputi: pelayanan dasar, pelayanan kesehatan, pelayanan yang terkait dengan
kondisi sosial, emosional, psikologis, dan finansial. Jika merujuk pada
Peraturan Menteri Sosial No. 19 tahun 2012 tentang Pedoman Pelayanan Sosial
Lanjut Usia, pada pasal 7 tercantum bahwa pelayanan dalam panti dilakukan
dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup, kesejahteraan, dan
terpenuhinya kebutuhan dasar lanjut usia. Adapun jenis pelayanan yang
diberikan dalam panti, meliputi: 1) pemberian tempat tinggal yang layak; 2)
jaminan hidup berupa makan, pakaian, pemeliharaan kesehatan; 3) pengisian
waktu luang termasuk rekreasi; 4) bimbingan mental, sosial, keterampilan,
agama; dan 5) pengurusan pemakaman atau sebutan lain.
a. Tempat tinggal yang layak bagi lansia adalah yang bersih, sehat, aman,
nyaman, dan memiliki akses yang mudah pada fasilitas yang dibutuhkan
lansia, sehingga dengan kondisi kemampuan fisiknya yang makin menurun
masih memungkinkan dapat menjalankan aktivitas sehari-hari dengan
mudah, aman, dan tidak sangat tergantung pada orang lain. Umumnya lanjut
usia dihadapkan pada masalah hunian sebagai berikut: lokasi kamar yang
berjauhan dengan lokasi kamar mandi, keadaan kamar mandi yang kurang
mendukung, penggunaan tangga, permukaan lantai yang tidak rata, dan alur
sirkulasi hunian terhadap fasilitas lingkungan kurang menunjang. Tempat
tinggal yang layak bagi lansia adalah yang lapang atau barrier free. Hal ini
sangat bermanfaat bagi lansia, terutama dalam pergerakan atau aksesibilitas
dalam rumah, bahkan ketika mereka harus menggunakan kursi roda.
Kurniadi (2012) merinci karakterik rumah yang ramah lansia, secara garis
besar, terbebas dari tangga dan lantai yang tidak rata atau licin, pencahayaan
yang baik, kamar mandi dekat dengan kamar dan memungkinkan kursi roda
dapat masuk, dan aman karena mereka kurang mampu melindungi dirinya
terhadap bahaya. Di negara-negara maju, pelayanan kelompok lanjut usia
dilakukan dalam ruangan khusus, bahkan rumah sakit khusus dan
perkampungan khusus. Adanya fasilitas tersebut ditujukan untuk memberi
lingkungan kehidupan yang nyaman dan sesuai bagi kelompok lanjut usia
(Wijayanti, 2008). Kondisi hunian di dalam panti pun seyogyanya
memperhatikan kebutuhan lansia tersebut.
b. Para lansia seyogyanya mendapatkan makanan yang sesuai dengan kondisi
kesehatannya. Oleh karena itu, makanan untuk lansia sebaiknya dikontrol
atas rekomendasi ahli gizi. Ahli gizi perlu berkerjasama dengan dokter
untuk mengetahui kondisi kesehatan lansia atau jenis penyakit yang diderita,
untuk menentukan apa yang boleh atau tidak boleh dimakan. Dengan
demikian, makanan untuk masing-masing lansia kemungkinan berbeda
dengan cara mengolah yang berbeda pula. Pakaian yang digunakan
sebaiknya bersih, layak dan nyaman dipakai. Untuk pemeliharaan kesehatan
seyogyanya terdapat fasilitas kesehatan berupa poliklinik yang buka 24 jam
dan memberikan pelayanan kegawat daruratan yang mudah diakses.
Apabila perlu dirujuk, tersedia fasilitas ambulans yang siap setiap saat.
Biasanya diperlukan pula fasilitas fisioterapi.
c. Pemanfaatan waktu luang merupakan suatu upaya untuk memberikan
peluang dan kesempatan bagi lansia untuk mengisi waktu luangnya dengan
berbagai kegiatan atau aktivitas yang positif, bermakna, dan produktif bagi
dirinya maupun orang lain. Kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan harus
sesuai dengan minat, bakat, dan potensi yang mereka miliki (Annubawati,
2014). Tidak hanya sekedar mengisi waktu luang tetapi sesuatu yang
menyenangkan, akan lebih baik jika produktif; sehingga dapat berfungsi
sebagai terapi masalah psikososial dan emosional yang mungkin dialami
oleh lansia. Demikian juga dengan kegiatan rekreasi, seyogyanya tidak
hanya menyenangkan tetapi merupakan kesempatan untuk berinteraksi
dengan lingkungan di luar panti sehingga mereka merasa tidak terisolasi
tetapi masih terhubung dengan lingkungan di sekitarnya
d. Bimbingan mental dan agama lebih ditujukan untuk mengatasi masalah
emosional dan psikologis. Berdasarkan informasi dari Tim Kajian Bentuk
Pelayanan Lanjut Usia di Daerah Istimewa Yogyakarta, banyak lansia yang
tinggal di panti werdha yang kesepian, sedih, menarik diri dari pergaulan
dan kegiatan, pasif, murung, mengalami emosi negatif, bermusuhan dengan
sesama penghuni panti, dan sebagainya. Untuk membantu mengatasi
masalah tersebut kegiatan bimbingan mental dan keagamaan melalui
kegiatan konseling dapat membantu mereka. sementara itu, bimbingan
sosial lebih ditujukan untuk mengatasi masalah relasi sosial dengan
keluarga atau lingkungan sosialnya. Terkait dengan pelaksanaan bimbingan
sosial di panti wedha, Tim Kajian Bentuk Pelayanan Lansia di DIY (2014)
menemukan bahwa di panti werdha ada kecenderungan pelayanan
bimbingan sosial ini relatif sama dengan bimbingan psikologis; belum
diarahkan untuk memfasilitasi interaksi atau komunikasi antar penghuni
panti sosial maupun dengan warga masyarakat lainnya. Masalah relasi sosial
seringkali menjadi penyebab atau saling pengaruh mempengaruhi dengan
masalah emosional dan psikologis, sehingga memperbaiki relasi sosial
dengan keluarga atau lingkungan sosial lainnya akan membantu
memecahkan masalah emosional dan psikologis juga
e. Pelayanan bagi lansia dalam panti diberikan sampai dengan lansia
meninggal. Pelayanan yang diberikan merupakan perawatan jangka panjang
(Long-Term Care). Oleh karena itu, pelayanan pengurusan pemakaman pun
turut menjadi tanggung jawab panti, sesuai dengan agama yang dianutnya
masing-masing.
2.6 Peran dan Tanggung Jawab Perawat Gerontik
Peran perawat gerontik secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua
macam, yaitu peran secara umum dan peran spesialis. Peran secara umum yaitu
pada berbagai setting, seperti rumah sakit, rumah, nursing home, komunitas,
dengan menyediakan perawatan kepada individu dan keluarganya (Hess,
Touhy, & Jett, 2005). Perawat bekerja di berbagai macam bentuk pelayanan
dan bekerja sama dengan para ahli dalam perawatan klien mulai dari
perencanaan hingga evaluasi. Peran secara spesialis terbagi menjadi dua
macam yaitu perawat gerontik spesialis klinis/gerontological clinical nurse
specialist (CNS) dan perawat gerontik pelaksana/geriatric nurse
practitioner(GNP). Peran CNS yaitu perawat klinis secara langsung, pendidik,
manajer perawat, advokat, manajemen kasus, dan peneliti dalam perencanaan
perawatan atau meningkatkan kualitas perawatan bagi klien lansia dan
keluarganya pada setting rumah sakit, fasilitas perawatan jangka panjang,
outreach programs, dan independent consultant. Sedangkan peran GNP yaitu
memenuhi kebutuhan klien pada daerah pedalaman; melakukan intervensi
untuk promosi kesehatan, mempertahankan, dan mengembalikan status
kesehatan klien; manajemen kasus, dan advokat pada setting klinik ambulatori,
fasilitas jangka panjang, dan independent practice. Hal ini sedikit berbeda
dengan peran perawat gerontik spesialis klinis. Perawat gerontik spesialis
klinis memiliki peran, diantaranya:
a. Provider of care
Perawat klinis melakukan perawatan langsung kepada klien, baik di rumah
sakit dengan kondisi akut, rumah perawatan, dan fasilitas perawatan
jangka panjang. Lansia biasanya memiliki gejala yang tidak lazim yang
membuat rumit diagnose dan perawatannya. Maka perawat klinis perlu
memahami tentang proses penyakit dan sindrom yang biasanya muncul di
usia lanjut termasuk faktor resiko, tanda dan gejala, terapi medikasi,
rehabilitasi, dan perawatan di akhir hidup
b. Peneliti
Level yang sesuai untuk melakukan penelitian adalah level S2 atau
baccalaureate level. Tujuannya adalah meningkatkan kualitas perawatan
klien dengan metode evidence based practice. Penelitian dilakukan dengan
mengikuti literature terbaru, membacanya, dan mempraktekkan penelitian
yang dapat dipercaya dan valid. Sedangkan perawat yang berada pada
level undergraduate degrees dapat ikut serta dalam penelitian seperti
membantu melakukan pengumpulan data
c. Manajer Perawat
Manajer perawat harus memiliki keahlian dalam kepemimpinan,
manajemen waktu, membangun hubungan, komunikasi, dan mengatasi
perubahan. Sebagai konsultan dan sebagai role model bagi staf perawat
dan memiliki jiwa kepemimpinan dalam mengembangkan dan
melaksanakan program perawatan khusus dan protokol untuk orang tua di
rumah sakit. Perawat gerontik berfokus pada peningkatan kualitas
perawatan dan kualitas hidup yang mendorong perawat menerapkan
perubahan inovatif dalam pemberian asuhan keperawatan di panti jompo
dan setting perawatan jangka panjang lainnya
d. Advokat
Perawat membantu lansia dalam mengatasi adanya ageism yang sering
terjadi di masyarakat. Ageism adalah diskriminasi atau perlakuan tidak
adil berdasarkan umur seseorang. Seringkali para lansia mendapat
perlakuan yang tidak adil atau tidak adanya kesetaraan terhadap berbagai
layanan masyarakat termasuk pada layanan kesehatan. Namun, perawat
gerontology harus ingat bahwa menjadi advokat tidak berarti membuat
keputusan untuk lansia, tetapi member kekuatan mereka untuk tetap
mandiri dan menjaga martabat, meskipun di dalam situasi yang sulit
e. Edukator
Perawat harus mengambil peran pengajaran kepada lansia, terutama
sehubungan dengan modifikasi dalam gaya hidup untuk mengatasi
konsekuensi dari gejala atipikal yang menyertai usia tua. Perawat harus
mengajari para lansia tentang pentingnya pemeliharaan berat badan,
keterlibatan beberapa jenis kegiatan fisik seperti latihan dan manajemen
stres untuk menghadapi usia tua dengan kegembiraan dan kebahagiaan.
Perawat juga harus mendidik lansia tentang cara dan sarana untuk
mengurangi risiko penyakit seperti serangan jantung, stroke, diabetes,
alzheimer, dementia, bahkan kanker
f. Motivator
Perawat memberikan dukungan kepada lansia untuk memperoleh
kesehatan optimal, memelihara kesehatan, menerima kondisinya. Perawat
juga berperan sebagai innovator yakni dengan mengembangkan
strategi untuk mempromosikan keperawatan gerontik serta
melakukan riset/ penelitian untuk mengembangkan praktik keperawatan
gerontik.
g. Manajer Kasus
Manajemen kasus adalah metode intervensi lain yang dapat mengurangi
penurunan fungsional klien lansia berisiko tinggi dirawat di rumah sakit.
Umumnya, manajemen kasus disediakan bagi klien yang mendapatkan
berbagai perawatan yang berbeda.
2.7 Profil Panti Werdha
Unit Pelaksana Teknis Griya Werdha Jambangan terletak di jalan
Jambangan Baru Tol 15A, Jambangan, Surabaya. Panti werdha ini
merupakan panti yang dikelola oleh Dinas Sosial Pemerintah Kota Surabaya
yang ditujukan untuk warga Surabaya lanjut usia (umur 60 tahun ke atas)
yang tidak mampu secara ekonomi/miskin, terlantar, tidak mempunyai
keluarga.Persyaratan untuk masuk ke panti ini yaitu lansia miskin terlantar
berusia 60 (Enam puluh) tahun ke atas yang telah terjaring dalam kegiatan
razia/penertiban terpadu dan telah ditampung di Liponsos Keputih atau yang
lansia miskin terlantar yang ditemukan oleh pihak masyarakat atau
pemangku wilayah, pria/ wanita minimal usia 60 tahun, sehat jasmani dan
rohani, dan dapat mengisi berkas administrasi dengan lengkap.
Panti ini memiliki kapasitas lansia yaitu 130 orang, dan saat ini terisi
sekitar 126 orang. Bangunan Panti merupakan bangunan permanen dengan
dinding tembok, lantai keramik, atap genteng, ventilasi dan pencahayaan
cukup yangterdapat kantor sekretariat, ruang pertemuan, ruang perawatan
dan medis, musholla, gudang, wisma mandiri care perempuan, wisma partial
care perempuan, wisma total care perempuan, wisma mandiri care laki-laki,
wisma partial care laki-laki, wisma total care laki-laki, kamar mandi
pegawai, kamar mandi lansia, dapur, ruang cuci baju. Kamar lansia
perempuan dan laki-laki dibedakan, kamar untuk lansia laki- laki antara lain
ruang melati; wijaya kusuma; tulip dan kamboja, sedangkan untuk lansia
perempuan berada di ruang teratai; mawar; anggrek dan lavender, untuk
lansia total care : kenanga
BAB 3
HASIL PENGKAJIAN

3.1.Pengkajian Kelompok Lansia


Pengkajian dilakukan pada tanggal 25 Juni 2018 di UPTD Griya Werdha
Jambangan Surabaya meliputi jumlah lansia, perhitungan jenis kelamin, usia,
agama, kemampuan ADL indeks Barthel, aspek kognitif, pengkajian depresi,
dan status nutrisi. Total lansia yang berhasil dikaji sejumlah 122 orang.
1. Distribusi Frekuensi Lansia di UPTD Griya Werdha Jambangan
Surabaya pada tanggal 21 Mei 2018.

Tabel 3.1 Distribusi Frekuensi Lansia di UPTD Griya Werdha


Jambangan Surabaya tanggal 21 Mei 2018
No Ruangan f %
1 Melati 11 9,0
2 Kenanga 15 12,3
3 Teratai 15 12,3
4 Kamboja 10 8,2
5 Anggrek 17 13,9
6 Wijaya Kusuma 13 6,6
7 Lavender 16 13,1
8 Mawar 17 13,9
9 Tulip 13 10,7
Total 122 100,0
Berdasar tabel 3.1 lansia terbanyak tinggal di ruang Mawar dan anggrek
yaitu 13,9 % (17 orang), lansia paling rendah tinggal di Ruang Wijaya
Kusuma yakni sebesar 6,6 % (8 orang).
2. Distribusi Frekuensi Lansia berdasarkan jenis kelamin di UPTD Griya
Werdha Jambangan Surabaya tanggal 21 Mei 2018.

Tabel 3.2 Distribusi Frekuensi Lansia berdasarkan jenis kelamin di


UPTD Griya Jambangan Surabaya tanggal 21 Mei 2018

No Jenis Kelamin f %
1 Laki-Laki 42 34,4
2 Perempuan 80 65,6
Total 122 100,0
Sebagian besar lansia yakni 65,6 % sebanyak 80 lansia adalah
perempuan, sedangkan sisanya (34,4 %) adalah laki-laki.
3. Distribusi Frekuensi Lansia Berdasarkan Usia Menurut WHO di wisma
kelolaan di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya tanggal 21 Mei
2018.

Tabel 3.3 Distribusi Frekuensi Lansia Berdasarkan Usia Menurut


WHO di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya tanggal 21 Mei
2018

No Usia f %
1 Usia 45-59 tahun(Middle age) 3 2,5
2 Usia 60-74 tahun(Elderly) 68 55,7
3 Usia 75-89 tahun (Old) 43 35,2
4 Usia>90 tahun(Very old) 8 6,6
Total 122 100,0
Berdasarkan tabel 3.3 diketahui jumlah Lansia di UPTD Griya Werdha
sebagian besar berusia di 60-74 tahun yakni 55.7 % (68 lansia).
4. Distribusi Frekuensi Lansia Berdasarkan Agama di UPTD Griya
Werdha Jambangan Surabaya tanggal 21 Mei 2018

Tabel 3.4 Distribusi Frekuensi Lansia Berdasarkan Agama yang dianut


di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya tanggal 21 Mei 2018

No Agama f %
1 Islam 114 93,4
2 Kristen 5 4,1
3 Katolik 3 2,5
Total 122 100,0
Berdasarkan Tabel 3.4, agama yang dianut lansia di UPTD Griya Werdha
Jambangan Surabaya tanggal 21 Mei 2018. Didapatkan mayoritas lansia
beragama Islam yaitu sebanyak 114 lansia (93,4%).
5. Distribusi Frekuensi Lansia Berdasarkan Lama Tinggal di UPTD Griya
Werdha Jambangan Surabaya tanggal 21 Mei 2018.

Tabel 3.5 Distribusi Frekuensi Lansia Berdasarkan Lama Tinggal di


UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya tanggal 21 Mei 2018
No Keterangan f %
1 ≤ 1 tahun 48 39,3
2 > 1 tahun 74 60,6
Total 122 100
Berdasarkan lama tinggal lansia di UPTD Griya Werdha Jambangan
Surabaya, didapatkan hasil bahwa sebagian besar lansia tinggal selama
>1 tahun yakni sebesar 60,6% atau sebanyak 74 lansia.
6. Distribusi Frekuensi Aspek Kognitif berdasarkan Mini Mental State
Exam (MMSE) di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya tanggal
21 Mei 2018

Tabel 3.6 Distribusi Frekuensi Aspek Kognitif berdasarkan MMSE


pada Lansia di UPTD Griya Werdha jambangan Surabaya tanggal 21
Mei 2018

No Keterangan f %
1 Tidak Ada Gangguan kognitif 43 35,2
2 Gangguan Kognitif Sedang 26 21,3
3 Gangguan Kognitif Berat 53 43,4
Total 122 100,0
Berdasarkan tabel 3.6 diketahui bahwa hasil dari pengukuran MMSE
terhadap lansia di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya ,
didapatkan 53 lansia (43,4 %) mengalami gangguan kognitif berat.
7. Distribusi Frekuensi Tingkat Indikasi Depresi berdasarkan Geriatic
Depression Scale (GDS) di UPTD Griya Werdha Jambangan
Surabaya tanggal 21 Mei 2018

Tabel 3.7 Distribusi Frekuensi Tingkat Indikasi Depresi berdasarkan


Geriatric Depresion Scale di UPTD Griya Werdha Jambangan
Surabaya tanggal 21 Mei 2018

No Keterangan f %
1 Tidak Terindikasi Depresi 92 75,4
2 Terindikasi Depresi 30 24,6
Total 122 100,0
Berdasarkan tabel 3.7 diketahui hasil dari pengukuran tingkat indikasi
depresi pada lansia di wisma kelolaan sebagian lansia terindikasi depresi
(24,6 %), sedangkan sisanya (75,4 %) tidak terindikasi depresi.

8. Distribusi Frekuensi Tingkat Kemandirian Lansia Berdasarkan


Indeks Barthel di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya tanggal
21 Mei 2018
Tabel 3.8 Distribusi Frekuensi Tingkat Kemandirian Berdasarkan
Indeks Barthel (Lewis,Carole & shaw, Keiba, 2006) pada Lansia di
wisma kelolaan di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya tanggal
21 Mei 2018

No Keterangan f %
1 Ketergantungan Total 18 14,8
2 Ketergantungan Berat 7 5,7
3 Ketergantungan Sedang 21 17,2
4 Ketergantungan Ringan 41 33,6
5 Mandiri 35 28,7
Total 122 100,0
Hasil pengukuran Barthel Indeks didapatkan bahwa jumlah lansia
yang mandiri sebesar 28.7% (35 orang), ketergatungan ringan sebesar
33,6 % (41 orang) sedangkan 14,8 % (18 orang) adalah pasien
dengan ketergantungan total.
9. Distribusi Frekuensi Resiko Jatuh Time Up To go Test (TUGT) yang
dialami lansia di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya
pengkajian tanggal 21 Mei 2018

Tabel 3.9 Frekuensi Resiko Jatuh Time Up To go Test (TUGT) yang


dialami lansia di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya
pengkajian tanggal 21 Mei 2018

No Keterangan f %
1 Tidak Berisiko Jatuh 57 46,7
2 Resiko Tinggi Jatuh 30 24,6
3 Jatuh Dalam Kurun Waktu 6
11 9,0
Bulan
4 Butuh Bantuan Dalam Mobilisasi 24 19,7
Total 122 100,0

Berdasarkan tabel 3.9 diketahui hasil pengkajian kepada seluruh


lansia sebanyak 57 orang (46,7 %) yang tidak beresiko jatuh dan
sebanyak 30 orang (24,6 %) yang beresiko tinggi jatuh.
10. Distribusi Frekuensi Tingkat Kualitas Tidur Berdasarkan keluhan
lansia di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya tanggal 21 Mei
2018

Tabel 3.10 Distribusi Frekuensi Tingkat Kualitas Tidur Berdasarkan


keluhan lansia pada Lansia di UPTD Griya Werdha Jambangan
Surabaya tanggal 21 April 2018

No Keterangan f (%)
1. Kualitas baik 81 64.3
2. Kualitas buruk 45 35,7
Total 126 100
Berdasarkan tabel 3.10 diketahui bahwa hasil pengukuran tingkat
kualitas tidur lansia sebagian besar mempunyai kualitas tidur baik
sebanyak 81 lansia (64.3%).
11. Distribusi Frekuensi Keluhan utama yang dialami Lansia di UPTD
Griya Werdha Jambangan Surabaya pengkajian tanggal 21 Mei 2018.

Tabel 3.11 Distribusi Frekuensi Keluhan utama yang dialami Lansia


di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya pengkajian tanggal 21
Mei 2018.

No Keluhan f %
1 Nyeri Sendi 28 23
2 Gatal- gatal 19 16
3 Kelemahan ekstremitas (parese/paralise) 3 2
4 Penurunan nafsu makan 5 4
5 Pusing 14 11
6 Gangguan penglihatan 16 13
7 Gangguan pendengaran 9 7
8 Tidak dapat dikaji 6 5
9 Tidak ada keluhan 22 18
Total 122 100

Berdasarkan tabel 3.11 diketahui hasil pengkajian kepada seluruh lansia


paling banyak mengeluhkan adanya nyeri sendi sebesar 28 lansia (23 %).
12. Distribusi Frekuensi Riwayat Penyakit yang dialami Lansia di UPTD
Griya Werdha Jambangan Surabaya per bulan Januari 2018.

Tabel 3.12 Distribusi Frekuensi Penyakit yang dialami Lansia di


UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya per bulan Januari 2018

No JenisPenyakit f %
1 Diare 28 22,95
2 Hipertensi 40 32,79
3 Asam Urat 10 8,20
4 Gangguan Kulit 13 10,66
5 Flu 4 3,28
6 Kolesterol 6 4,92
7 DM 5 4,10
8 Lain-lain 16 13,11
Total 122 100

Berdasarkan tabel 3.12 diketahui hasil pengukuran frekuensi penyakit


lansia terbanyak yaitu hipertensi sebanyak 40 orang dan diare sebanyak
32 orang.

3.2. Masalah keperawatan pada Lansia di UPTD Griya Werdha Jambangan


Surabaya
Masalah keperawatan pada lansia di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya
berdasarkan pengkajian tanggal 21 Mei 2018 antara lain:
1. Nyeri Akut 5. Frailty
2. Kerusakan memori 6. Hambatan mobilitas fisik
3. Distress spiritual 7. Nyeri kronis
4. Gangguan pola tdur 8. Kerusakan Integritas kulit
3.3 Identifikasi Masalah
1. Terdapat 11% lansia yang mengeluhkan pusing dan 32,79% lansia yang
menderita hipertensi
2. Hasil pengkajian MMSE terdapat 53 lansia (43,4%) yang mengalami
gangguan kognitif berat
3. Sebagian lansia nasrani hari minggu ke Gereja, namun saat ini tidak dapat
melakukan ibadah ke Gereja
4. Hasil pengukuran tingkat kualitas tidur lansia terdapat 45 lansia yang
mengalami kualitas tidur buruk
5. Berdasarkan Indeks Barthel terdapat 18 lansia (14,8%) yang
ketergantungan total
6. Berdasarkan hasil Time Up To go Test (TUGT), terdapat 24 lansia yang
membutuhkan bantuan dalam mobilisasi. 14,8 % (18 lansia) mengalami
ketergantungan total dalam beraktivitas.
7. Lansia paling banyak mengeluhkan adanya nyeri sendi sebesar 28 lansia
(23 %).
8. Terdapat 19 lansia yang mengeluhkan gatal- gatal
BAB IV
PLANING OF ACTION (POA)

1. Sie Olahraga dan rekreasi


Indikator Waktu/ Penanggung
No. Masalah Tujuan Kegiatan Sasaran
Keberhasilan Tempat Jawab
1. Gangguan Setelah dilakukan 1. Up Brain 1. Lansia dapat Lansia di Sabtu, 30 Dwi Hartini
memori ditandai intervensi Game mengikuti UPDT Griya Juni 2018 S.Kep
dengan keperawatan Up kegiatan Werdha Pukul :
penurunan daya Brain Game dan dengan baik Jambangan 10.00-10.30
ingat, konsentrasi Permainan Uno 2. Lansia dengan Tempat :
menurun, MMSE Stako terjadinya mengatakan kategori Lapangan
< 24 sebanyak 54 demensia, senang mandiri,
lansia atau mempertahankan partial dan
43,4% tingkat kognitif total care
dan depresi pada
lansia menurun
2 2. Terapi 1. Lansia dapat Lansia di Sabtu, 30 Muhammad
Uno Stako mengikuti UPDT Griya Juni 2018 Roziqin,
kegiatan dengan Werdha Pukul : S.Kep
baik Jambangan 10.00-10.30
2. Lansia dapat dengan Tempat :
bermain stako kategori Lapangan
sesuai dengan mandiri
peraturan
Indikator Waktu/ Penanggung
No. Masalah Tujuan Kegiatan Sasaran
Keberhasilan Tempat Jawab
3 Nyeri kronis Setelah dilakukan Senam yoga 1. Lansia dapat Lansia di Rabu, 27 Maria
ditandai dengan : intervensi rematoid mengikuti UPDT Griya Juni 2018 Marwah Mp.,
1. 6 lansia (5%) keperawatan pada atritis kegiatan Werdha Pukul : S.Kep
mengalami lansia dengan dengan baik Jambangan 07.00-07.30
pusing retoid stritis, 2. Lansia kategori Tempat :
2. 40 lansia penurunan rasa mengikuti partial care Lapangan
(32,79%) sakit mengurangi kegiatan hingga
mengalami kekakuan sendi selesai
hipertensi 3. Lansia
mengatakan
sendi sendi
terasa lebih
releks
5 4. 28 lansia Setelah dilakukan Senam 1. Lansia dapat Lansia di Minggu, 01 M. Anis
(23%) tindakan Ergonimis mengikuti UPDT Griya Juli 2018 Taslim, S.Kep
mengalami keperawatan kegiatan Werdha Pukul :
nyeri sendi senam ergonomis dengan baik Jambangan 08.00-08.30
diharapkan lansia 2. Lansia kategori Tempat:
dapat mengatakan Mandiri& Ruang
mengendalikan senang Parsial makan
dan beradaptasi
dengan rasa nyeri
Indikator Waktu/ Penanggung
No. Masalah Tujuan Kegiatan Sasaran
Keberhasilan Tempat Jawab
6 Frailty ditandai Setelah dilakukan Jalan sehat 1. Lansia dapat Lansia di Jum’at, 6 Fatikhul
dengan : tindakan mengikuti UPDT Griya Juni 2018 Muhtadi,
1. 30 lansia keperawatan jalan kegiatan Werdha Pukul : S.Kep
(24,5%) sehat diharapkan dengan baik Jambangan 08.00-10.00
beresiko lansia dapat 2. Lansia kategori Tempat :
tinggi menjaga mengatakan Mandiri Sekitaran
jatuh kebugaran senang panti
2. Sie Rohani
Indikator Waktu/ Penanggung
No. Masalah Tujuan Kegiatan Sasaran
Keberhasilan Tempat Jawab
1. Gangguan Setelah Hafalan Lansia dapat Lansia di Waktu: , 29, Lilik
memori ditandai dilakukan surat-surat melafalkan bacaan UPDT Griya 02, 04 Umaroh,
dengan intervensi pendek surat-surat pendek Werdha Pukul 09.30- S.Kep
penurunan daya keperawatan dengan baik dan Jambangan 10.30
ingat, konsentrasi hafalan surat benar. kategori
menurun, MMSE pendek Mandiri& Tempat:
< 24 sebanyak 83 diharapkan Parsial Ruang Makan
lansia atau 65,9% memori lansia Yang
Terdapat 3% dapat beragama
lansia yang dipertahankan. islam
depresi/ merasa
bosan di panti.
1. Gangguan Setelah Istigosah Lansia Lansia di Waktu: , 24 Titah
memori ditandai dilakukan mengatakann UPDT Griya 29, 02, 04 Halimatus
dengan intervensi pikiran lebih Werdha Pukul 17.30- sa’diah ,
penurunan daya istigosah tenang Jambangan 18.30 S.Kep
ingat, konsentrasi diharapkan kategori
menurun, MMSE memori lansia Mandiri& Tempat:
< 24 sebanyak 83 dapat Parsial Mushala
lansia atau 65,9% dipertahankan. Yang
Terdapat 3% beragama
lansia yang islam
depresi/ merasa
bosan di panti.
Indikator Waktu/ Penanggung
No. Masalah Tujuan Kegiatan Sasaran
Keberhasilan Tempat Jawab
2. Distress Spiritual a. Lansia a. Persekutu a. Lansia mampu Lansia Setiap hari Rina Afriani,
ditandai dengan : Kristen an doa membangun beragama Pukul 18.00 S.Kep
a. Banyak lansia dapat b. Saat hubungan Kristen di
Kristen yang mendekatka teduh pribadi yang UPTD Griya Tempat :
jarang n diri kepada bersama kuat dengan Werdha Ruang Makan
membaca Tuhan di Tuhan dan jambangan Panti
kitab suci akhir fase saling
b. Beberapa kehidupann menguatkan
lansia ya iman dengan
beragama b. Lansia sesame lansia
Kristen susah Kristen lainnya
ikut ibadah dapat b. Lansia mampu
bersama meningkatk mengikuti
an iman dan kegiatan ibadah
kepercayaan sampai selesai
nya kepada dengan baik
Tuhan c. Lansia mampu
c. Lansia melakukan saat
Kristen teduh dengan
dapat rutin setiap hari
menbangun
iman dengan
kuat
bersama-
sama dengan
lansia yang
lain
3. Sie Kesehatan
N Indikator Waktu/Tempa Penanggun
Masalah Tujuan Kegiatan Sasaran
o Keberhasilan t g Jawab
1. Nyeri kronis 1. Mencegah 1. Screening 1. Lansia Seluruh Hari/Tgl: Robeta
ditandai adanya kesehatan: berpartisipasi lansia di Kamis, Lintang D,
dengan: peningkatan Pengeceka dalam UPDT 24 Mei 2018 S.Kep.
1. Terdapat tekanan darah n tekanan sreening Griya Jam:
lansia yang 2. Mengetahui darah tekanan darah Werdha 08.30 WIB
mengeluh jumlah lansia 2. Dapat Jambangan Tempat:
pusing yang mengalami ditemukan Surabaya seluruh wisma
2. Beberapa Hipertensi lansia yang lansia (Teratai,
lansia 3. Dapat melakukan mengalami Mawar,
dengan perencanaan Hipertensi Lavender,
riwayat post kesehatan untuk 3. Lansia dengan Kenanga, Tulip,
stroke menurunkan Hipertensi Anggrek,
3. Berdasarkan Hipertensi dilakukan Melati, Wijaya
data di Panti perencanaan Kusuma,
Werdha Kamboja)
Jambangan
bulan April
2018,
Hipertensi
penyakit
terbanyak 4. Lansia
nomor 2 2. PKRS memahami
sebanyak 27 tentang dan mampu
lansia Sehat mengkontrol Lansia Hari/Tgl:
Melawan Hipertensi dengan Senin, Dessy
Hipertensi Hipertensi 28 Mei 2018 Wulandari,
di UPTD Jam: S.Kep.
N Indikator Waktu/Tempa Penanggun
Masalah Tujuan Kegiatan Sasaran
o Keberhasilan t g Jawab
Griya 10.30 WIB
Werdha Tempat:
Jambangan Aula UPTD
Panti Werdha
5. Lansia dengan Jambangan
3. Pemberian Hipertensi
puding labu mau memakan
siam pudding labu Lansia Hari/Tgl:
siam dengan Senin,
Hipertensi 28 Mei 2018 Dewi
di UPTD Jam: Fajarwati,
Griya 11.00 WIB S.Kep.
Werdha Selasa,
Jambangan 29 Mei 2018
Jam:
16.30 WIB
Tempat:
Aula UPTD
Panti Werdha
1. Lansia hadir Jambangan
saat latihan
ROM
“Mobilisasi 2. Lansia (parsial
Frailty ditandai Jaman Now” care) mampu
2. dengan: latihan ROM menirukan Seluruh Hari/Tgl:
1. Terdapat 1. Mengoptimalka (Range Of gerakan ROM lansia Setiap hari
lansia yang n mobilisasi Motion) 3. Lansia (khususny Jam:
parsial care lansia sesuai mengatakan a partial 07.30 WIB
N Indikator Waktu/Tempa Penanggun
Masalah Tujuan Kegiatan Sasaran
o Keberhasilan t g Jawab
2. Terdapat dengan nyaman setelah dan total Tempat: Erna Wulan,
lansia yang kemampuan dilakukan care) Lapangan UPT S.Kep.
total care 2. Mencegah ROM Griya Werdha
3. Terdapat kekakuan sendi Jambangan
lansia yang 1. Lansia
mengeluh berpartisipasi
kekakuan dalam massage
sendi jahe
2. Lansia mampu
mengungkapka
Massage Jahe n kenyamanan
Nyeri kronis setelah
3. ditandai dilakukan Hari:
dengan: massage jahe Seluruh Setiap hari
1. Terdapat 1. lansia menjadi lansia yang (pagi)
lansia yang lebih rileks mengalami Jam:
mengeluh 2. tidak terjadi nyeri sendi 09.00 WIB Galuh R,
nyeri sendi kekakuan otot di UPDT Tempat: S.Kep.
2. Lansia 3. meningkatkan 1. Lansia Griya Wisma lansia
mengeluh mobilisasi, berpartisipasi Werdha masing-masing
nyeri sendi 4. meningkatkan dalam Jambangan
> 3 bulan kualitas tidur screening Surabaya
dan lansia kesehatan mata
frekuensiny 5. tidak terjadi 2. Dapat
a sering pegal-pegal. ditemukan
Screening lansia yang
kesehatan mengalami
mata:
N Indikator Waktu/Tempa Penanggun
Masalah Tujuan Kegiatan Sasaran
o Keberhasilan t g Jawab
4. Resiko jatuh buta warna, gangguan Hari:
ditandai visus penglihatan Seluruh Sabtu,
dengan: 1. Mencegah penglihatan, 3. Lansia dengan lansia di 26 Mei 2018
Terdapat lansia kejadian lansia lapang gangguan UPDT Jam:
yang jatuh pandang penglihatan Griya 09.00 WIB
mengeluhkan 2. Mengetahui dilakukan Werdha Tempat: Robeta
gangguan jumlah lansia perencanaan Jambangan Aula UPTD Lintang D,
penglihatan yang mengalami Surabaya Griya Werdha S.Kep.
gsngguan Jambangan
penglihatan Surabaya
3. Dapat melakukan
perencanaan
kesehatan untuk
mencegah
terjadinya lansia
jatuh
4. Sie Keterampilan

Indikator Penanggung
No Masalah Tujuan Kegiatan Sasaran Waktu/Tempat
Keberhasilan Jawab
1. Kerusakan Melatih aktivitas Membuat 1. Lansia Lansia Selasa, 29 Mei Tri Retno, S. Kep
Memori motorik lansian dan gelang antusias dengan 2018 pukul
meningkatkan identitas mengikuti parsial 16.00-17.00
kreativitas lansia kegiatan dari care dan WIB,
awal sampai minimal Area/Lingkungan
selesai care sekitar UPTD
2. Sebanyak
UPTD Griya Wredha
>10 lansia
Griya Surabaya
berpartisipasi
3. Lansia Wredha
mengatakan Surabaya
bahwa
dirnya
senang
mengikuti
kegiatan
2. Melatih aktivitas Lomba 1. Lansia Lansia Jumat, 1 Juni Tiur Tri Hastutik,
motorik lansian dan Mewarnai antusias dengan 2018 pukul S.Kep
meningkatkan Kaligrafi mengikuti parsial 09.00-10.00,
kreativitas lansia kegiatan dari care dan Area/Lingkungan
awal sampai minimal sekitar UPTD
selesai care Griya Wredha
2. Sebanyak Surabaya
UPTD
>10 lansia
Griya
berpartisipasi
Indikator Penanggung
No Masalah Tujuan Kegiatan Sasaran Waktu/Tempat
Keberhasilan Jawab
3. Lansia Wredha
mengatakan Surabaya
bahwa
dirnya
senang
mengikuti
kegiatan
BAB 5
PELAKSANAAN DAN EVALUASI KEGIATAN
1. Sie Rohani
Waktu/ Pelaksanaan
No. Masalah Kegiatan Peserta Hasil Kegiatan Hambatan Solusi
Tempat Kegiatan
1 Distres Persekutuan Kegiatan Lansia Urutan acara Semua lansia Tidak ada
Spiritual Doa dan Doa mandiri doa : merasa sangat
Saat Teduh dilaksanakan dan  Pujian senang dan
setia hari parsial Pembukaan antusias
Waktu : yang  Doa selama
18.00-18.45 beragama Pembukaan kegiatan Doa.
Tempat : Kristen  Pujian Secara
Ruang dan Syukur bergantian
makan Katolik  Doa lansia berbagi
sebelum kisah
pembacaan pengalaman
firman hidup mereka
 Pembacaan dalam sharing
Firman iman yang
 Kesaksian dipandu oleh
dan sharing pemimpin
badah.
 Puji-pujian
 Doa
penutup
Waktu/ Pelaksanaan
No. Masalah Kegiatan Peserta Hasil Kegiatan Hambatan Solusi
Tempat Kegiatan
2. Gangguan Hafalan Senin, 28 34 orang Kegiatan Setelah Ada beberapa Solusi yang
memori surat-surat Mei 2018 lansia diawali kegiatan selesai lansia yang bisa
pendek Musholla dengan kemudian mengalami dilakukan
UPTD Griya pembukaan dilakukan kesulitan adalah
Werdha setelah sholat evaluasi dalam menjadikan
Pemkot asar berjamaah dengan hafalan, kegiatan
Surabaya kemudian menanyakan sehingga hafalan
dilanjutkan kepada lansia masih surat-surat
dengna bagaimana membutuhkan pendek
kegiatan inti, perasaannya bantuan untuk menjadi
hafalan surat- setelah hafalan agenda rutin
surat pendek melakukan dengan pelan- yang
secara bergilir kegiatan pelan. dilakukan
semua lansia, hafalan surat. setiap hari
kemudian Kemudian dari setelah
diakhir acara lansia sendiri, jamah sholat
dilakukan merasa senang asar di
hafalan surat- dan meminta Musholla
surat pendek untuk dijadikan UPTD Griya
bersama-sama. rutinitas Werdha
agenda setelah Pemkot
jamaah sholat Surabaya
asar. Lansia
sangat antusias
mengikuti
kegiatan dari
awal hingga
akhir acara.
Waktu/ Pelaksanaan
No. Masalah Kegiatan Peserta Hasil Kegiatan Hambatan Solusi
Tempat Kegiatan

2. Sie Olahraga dan Rekreasi


Waktu/ Pelaksanaan Hasil
No. Masalah Kegiatan Peserta Hambatan Solusi
Tempat Kegiatan Kegiatan
1. Gangguan Senam otak Jumat, 25 Mei 40 Ketua : Risca Semua lansia Lansia Masih
kognitif (brain gym) 2018 pukul orang Maya antusias belum fasih perlunya
07.30 dan Fasilitator: mengikuti melakukan pengulangan
dilanjutkan seluruh acara ini dan gerakan kembali dari
setiap pagi mahasiswa mereka ingin brain gym setiap
setelah sarapan kegiatan ini gerakan
pagi ada setiap hari
2 Hipertensi Senam Rabu, 23 Mei Lansia Ketua: Ezra Semua lansia Tidak ada Tidak ada
hipertensi 2018, Pukul : yang Ledya antusias
07. 45 mengal Fasilitator: mengikuti
ami Seluruh acara ini.
hiperten Mahasiswa
si
3 Depresi dan Berpacu Selasa, 29 Mei Seluruh Ketua: Enny Semua lansia Waktu yang Lansia 2 x
Kesepian dalam 2018, Pukul: lansia Boangmanalu antusias kurang dalam 1
melodi 13.00-13.30 Fasilitator : mengikuti karena minggu
Seluruh acara ini dan adanya mengisi hari
Mahasiswa pengen kegiatan dengan
karoke lebih baksos karoke di
lama ruang makan
4 Frailty Jalan Sehat Selasa, 29 Lansia Ketua : Dicky Semua lansia Waktu yang Berkoordinasi
Syndrom Maret 2018 yang Ratmatsyah yang kurang kembali
mengikuti karena dengan
Waktu/ Pelaksanaan Hasil
No. Masalah Kegiatan Peserta Hambatan Solusi
Tempat Kegiatan Kegiatan
Pukul: 16.00- mampu Fasilitator: kegiatan adanya jadwal panti
16.30 berjalan Seluruh senang dan kegiatan untuk
Mahasiswa pengen acara baksos pengadaan
jalan sehat kegiatan jalan
menjadi sehat
bagian dari
kegiatan
harian mereka
3. Sie Kesehatan
Waktu/ Pelaksanaan
No. Masalah Kegiatan Peserta Hasil Kegiatan Hambatan Solusi
Tempat Kegiatan
1. Nyeri Kronis Pemberian 28 – 29 Mei 28 Pembuatan - Semua Beberapa Puding tetap
Puding Labu 2018 peserta puding dimulai peserta (100 peserta diberikan,
siam dari pembuatan %) menjalankan dan
jus labu siam, menyatakan puasa, menganjurka
kemudian jus menyukai sehingga n pada pasien
labu siam di puding labu tidak bisa yang puasa
campur dengan siam langsung untuk
jelly dan agar- - 25 peserta mengonsumsi mengonsums
agar serta air. menunjukka puding. i pada saat
Kemudian n penurunan berbuka
semua bahan kadar
direbus hingga tekanan
mendidih. darah
Setelah itu setelah 2
dituang pada cup kali
puding. pemberian
Puding puding labu
diberikan pada siam
peserta yang
telah di
screening
menderita
hipertensi
Waktu/ Pelaksanaan
No. Masalah Kegiatan Peserta Hasil Kegiatan Hambatan Solusi
Tempat Kegiatan
2. Nyeri akut Promosi Panti werdha 33 Senin, 28 Mei Pada kegiatan Kurangnya Persiapan
kesehatan Jambangan lansia 2018. Promosi media yang lebih matang
rumah sakit Surabaya 09.00-09.45WIB Kesehatan digunakan untuk
hipertensi Rumah Sakit seperti leaflet pembuatan
(PKRS) serta lembar media seperti
Hipertensi balik yang leaflet serta
semua lansia terlalu kecil. menggunaka
dapat n lembar
mengerti balik atau
pengertian, LCD yang
penyebab, sekiranya
tanda dan dapat terlihat
gejala dan atau terbaca
hal-hal yang oleh seluruh
meperberat lansia yang
penyakit hadir.
hipertensi.
Serta dapat
menyebutkan
upaya apasaja
yang dapat
dilakukan
untuk
mencegah
dan
mengobati
hipertensi.
Peserta yang
Waktu/ Pelaksanaan
No. Masalah Kegiatan Peserta Hasil Kegiatan Hambatan Solusi
Tempat Kegiatan
mengikuti
kegiatan
merasa sangat
senang dan
antusias
karena
kegiatan ini
dapat
menambah
pengetahuan
lansia.

1 3. Nyeri akut/ Massage Setiap pagi hari Seluruh Kegiatan Lansia merasa Kurangnya Mensosialisa
kronis Jahe dimulai jam lansia dimulai dengan lebih nyaman terapi, tidak sikan
09.00 di ruang yang menyiapkan dan rileks, tersedianya massage jahe
Ditandai kamar lansia mengal tempat tidur , lansia dapat jahe parut jika dan
dengan: masing-masing ami pengalas, lalu tidur lebih lansia ingin membuat
1. Banyak nyeri membasuh berkulitas massage jadwal rutin
lansia (hiperte bagian yang secara mingguan
yang nsi, nyeri dengan mandiri untuk
mengeluh asam parutan jahe, melaksanaka
nyeri urat, kemudian n massage
sendi ganggu memijat bagian kepada
2. Beberapa an yang terasa lansia
lansia tidur) pegal- pegal
mempuny
ai kadar
asam urat
Waktu/ Pelaksanaan
No. Masalah Kegiatan Peserta Hasil Kegiatan Hambatan Solusi
Tempat Kegiatan
tinggi
pada
pemeriksa
an bulan
lalu
4. Nyeri kronis Skreening Kamis, 126 Pengecekan Terdeteksi Tidak ada Tidak ada
Hipertensi lansia tekanan darah lansia yang
24 Mei 2018 pada semua menderita
Jam: lansia di Panti Hipertensi
Griya Werdha sebanyak 28
08.30 WIB/ lansia
Seluruh Wisma
lansia
5. Frailty Mobilisasi Hari/Tgl: 126 Melatihan ROM Lansia sangat Tidak ada Setiap 2
Jaman Now lansia aktif/pasif pada antusias dan panggung lansia
Setiap hari (khusus seluruh lansia bersemangat untuk didampingi
Jam: nya khususnya lansia mengikuti instruktur oleh 1
lansia partial/total care kegiatan, lansia sehingga ada fasilitator
07.30 WIB partial lebih aktif lansia yang
Tempat: dan bergerak tidak bisa
Lapangan UPT total mengikuti
Griya Werdha care) gerakan
Jambangan
4. Sie Keterampilan
Waktu/ Pelaksanaan
No. Masalah Kegiatan Peserta Hasil Kegiatan Hambatan Solusi
Tempat Kegiatan
1. Membuat Senin, 28 Mei 5 orang Getrudiz F Diaz, Semua lansia Selama
gelang 2018 S.Kep yang kegiatan
identitas UPTD Griya Enny Selawati berpartisipasi tidak
dari manik- Werdha Boangmanalu, berhasil terdapat
manik Jambangan S.Kep menyelesaikan hambatan
Tiur Trihastutik, membuat gelang
S.Kep identitas dari
manik-manik

1 2. Ketidakefekti Menanam Selasa, 29 Mei Lansi Kegiatan Aliran air got Lansia Penanaman
fan pohon dan 2018 Mandiri dimulai dengan lebih lancar banyak dan
1. pemeliharaan membersihk Tempat: Griya dan membersihkan taman terlihat yang merasa membersihk
kesehatan. an got Werdha Parsial got dan lebih sejuk dan lelah dan an got
Ditandai Jambangan membuang banyak pohon panas dilakukan
dengan: lumpur got, lalu sehingga bukan
1. Banyak melakukan hanya 1 dibulan
lansia penanaman orang yang Ramadhan
yang pohon dan mengikuti dan
mengalam menyirami kegiatan dilakukan
i gatal- tanaman pada pagi
gatal hari saat
2. Lingkung matahari
an sekitar tidak terlalu
kamar terik.
tidur
lansia
Waktu/ Pelaksanaan
No. Masalah Kegiatan Peserta Hasil Kegiatan Hambatan Solusi
Tempat Kegiatan
kurang
rapi
3. Sebagian
besar
kamar
tidur
lansia
yang
mandiri
bau apek
4. Banyak
lansia
yang
belum
mengetah
ui tentang
perilaku
hidup
sehat

3. Pelepasan Rabu, 30 Mei 6 Heny Pada kegiatan Tidak


ikan molly 2018 Mahasi Sulistyarini, pelepasan ikan terdapat
UPTD Griya swa S.Kep molly, kegiatan terhambat
Werdha Praktek dilaksanakan
Jambangan dengan lancar.
Pada kegiatan ini
ikan molly
dilepaskan di got
BAB 6
SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan
Berdasarkan hasil program pelaksanaan praktik klinik gerontik oleh
mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
pada tanggal 21 Mei 2018- 01 Juni 2018 di Panti Griya Werdha Kelurahan
Jambangan Kota Surabaya, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa
masalah keperawatan yang dapat diberikan intervensi dalam program kegiatan
sebagai berikut:
1. Kerusakan memori
Kerusakan memori pada lansia merupakan masalah keperawatan yang
dialami oleh sebagian besar lansia yaitu 53 dari 126 lansia. Masalah ini
diatasi dengan diadakannya permainan uno stacko, brain gym, belajar
mengaji dan membaca Alkitab, serta ada membuat kerajinan berupa
manik-manik dan menggambar kaligrafi.
2. Distress spiritual
Kegiatan yang dilakukan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan adalah
dengan dilakukan kegiatan doa bersama untuk lansia yang beragama
kristen.
3. Hambatan mobilitas fisik nyeri kronis pada persendian
Pencegahan mobilitas fisik serta keluhan nyeri persendian pada lansia
dapat diberikan tindakan senam lansia, latihan ROM aktif/pasif setiap
harinya. Progam kerja ini dapat mencegah kekakuan otot lansia,
keseimbangan tubuh lansia serta membantu meningkatkan tingkat
mobilitas lansia.
4. Nyeri kronis (pusing)
Nyeri akut berupa rasa pusing yang dialami lansia dengan hipertensi,
terdapat 28 lansia di panti yang mengalami hipertensi.
5. Gangguan pola tidur
Pemberian kegiatan maupun intervensi pada lansia di pagi dan siang
hari yang lebih padat telah dicoba dilakukan agar waktu istirahat lansia
lebih banyak dimalam hari. Selain itu juga diberikan massage jahe
untuk membantu lansia menjadi lebih rileks dan meningkatkan kualitas
tidur lansia, serta mengurangi keluhan nyeri, . Lansia mengungkapkan
mampu tidur dengan nyenyak
6. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
Lansia dengan total dan parsial care terutama tidak mampu melakukan
pemeliharaan lingkungan kamar yang bersih, selain itu terdapat penyakit
KLB scabies yang terjadi pada 45 lansia setelah diidentifikasi. Tindakan
yang dilakukan yaitu melakukan kebersihan rutin dan melakukan kerja
bakti, pemisahan baju kotor juga dilakukan untuk pencegahan penyebaran
kuman scabies.
7. Frailty
Lansia dengaan indeks barthel ketergantungan berat berjumlah 18 lansia,
dengan kelemahan kognitif, fisik, dan kelemahan-kelemahan lain.

6.2 Saran
Semua kegiatan yang telah terlaksana tidak akan memberikan dampak positif
yang banyak bagi lansia, jika tidak ada tindak lanjut dari pihak pengurus Panti
Griya Werdha Jambangan, Surabaya. Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas
Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya menyarankan beberapa hal sebagai
berikut:
1. Melakukan kegiatan doa dengan pengeras suara setiap pagi hari sebelum
dilakukannya kegiatan rutin, disertai pemberiaan instruksi kepada petugas
yang melakukan perawatan kepada lansia. Kegiatan spiritual pada lansia
dengan total care juga perlu untuk ditingkatkan. Beberapa lansia
menginginkan dihadirkan pendeta setiap minggu untuk memfasilitasi
kegiatan rohani.
2. Pemberian puding labu siam pada lansia dengan HT minimal 2xseminggu
3. Melanjutkan latihan ROM setiap hari pada saat lansia berjemur di pagi
hari, brain gym serta permainan uno stacko seminggu 2-3 kali agar
koginitif dan motorik lansia lebih terasah.
4. Mengganti perlak minimal sehari 1x pada lansia total care, mengganti sprei
minimal seminggu sekali serta penggantian pampers dilakukan sehari 3
kali (jam 06.00, 13.00, 20.00), hal ini disarankan karena dijumpainya
beberapa lansia parsial care yang mengalami ruam popok dan iritasi pada
kulit.
5. Identifikasi lansia dengan skabies menggunakan gelang manik-manik
berwarna kuning & nonskabies menggunakan gelang manik-manik
berwarna hitam. Gelang tidak boleh ditukar
6. Melakukan pemisahan pakaian kotor lansia dengan skabies (keranjang
merah) dan non skabies (keranjang biru) yang telah disediakan.
7. Mengganti perlak lansia dengan skabies minimal setiap hari dan
menggunakan larutan clorin 10cc Clorin: 1 liter air untuk membersihkan
perlak pada lansia dengan skabies
8. Menyediakan ruaang terapi okupasi, untuk memfasilitasi lansia dengaan
beberapa terapi yang lebih optimal saat dilakukan di ruangan tersendiri, selain
itu beberapa permainan dan alat dapat tersimpan atau terinfentarisir dengan
baik.
9. Bekerjasama dengan Puskesmas wilayah kerja jambangan, untuk
pemeriksaan rutin pada lansia.
DAFTAR PUSTAKA

Hutapea, R. 2015. Sehat dan Ceria di Usia Senja (Melangkah dengan anggun).
Jakarta: Rineka Cipta.
Nugroho, W. 2012. Perawatan Lanjut Usia. Jakarta: EGC.
Poerwanto. 2010. Kebudayaan dan Lingkungan dalam Perspektif Antropologi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Soejono. 2010. Pedoman Pengelolaan Kesehatan Pasien Geriatri. Jakarta: Pusat
Informasi dan Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI
Lampiran 1
SUSUNAN KEPANITIAAN
PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN GERONTIK
DI UNIT PELAYANAN TEKNIS GRIYA WERDHA JAMBANGAN
SURABAYA

Penaggung Jawab : PJMK Keperawatan Gerontik


Dr. Retno Indrawati, S.Kep., Ns., M.Kep
NIP 197803162008122002

Organizing Comitee
Ketua : Sindhu Agung L,S.Kep NIM. 131723143047
Wakil : Galih Adhi W,S.Kep NIM. 131723143053
Sekretaris : Silvia Lusiana S, S.Kep NIM. 131723143055
Bendahara : R. Hesea R,S.Kep NIM. 131723143051
Sie Rohani : Getrudis F Gerdi, S. Kep NIM. 131723143056
: R. Hesea R NIM. 131723143051
Anggota : Nurul Aini NIM. 131723143066
: Yohanes Pemandi, S. Kep NIM. 131734143064
: Silvia Lusiana S, Kep NIM. 131723143055
Sie Olahraga& Rekreasi : Ezra Ledya, S. Kep NIM. 131723143050
: Dicky R, S. Kep NIM. 131723143066
Anggota : Risca Maya, S. Kep NIM. 131723143063
: Enny S, S. Kep NIM. 131724143062
Sie Kesehatan : Dewi Fajarwati, S. Kep NIM. 131723143046
: Robeta Lintang, S. Kep NIM. 131723143048
Anggota : Erna Eka, S. Kep NIM. 131723143061
: Galuh R, S. Kep NIM. 131723143054
: Dessy Wulandari, S. Kep NIM. 131723143058
Sie Ketrampilan : Tri Retno, S. Kep NIM. 131723143052
: Hermansyah, S. Kep NIM. 131723143049
Anggota : Tiur Trihastuti, S. Kep NIM. 131723143059
: Heny Sulistyarini, S. Kep NIM 131723143045
: Reny Tjahja, S. Kep NIM. 131723143060
: Intan Cahyanti, S. Kep NIM. 131723143061
Lampiran 2
PRE PLANNING
PERSEKUTUAN DOA

Hari/Tanggal : Rabu / 25 April 2018


Tempat : UPTD Griya Werdha Surabaya
Waktu : 18.00 WIB – selesai
Kegiatan : Persekutuan Doa

A. Pendahuluan
1 Latar Belakang
Kebutuhan spiritual merupakan kebutuhan untuk mencari arti dan
tujuan hidup, kebutuhan untuk mencintai dan dicintai serta rasa keterikatan,
kebutuhan untuk memberikan dan mendapatkan maaf. Dimensi spiritual ini
berupaya untuk mempertahankan keharmonisan atau keselarasan dengan
dunia luar, berjuang untuk menjawab atau mendapatkan kekuatan ketika
sedang menghadapi stress emosional, penyakit fisik atau kematian (Hamid,
2000).
Stoll (1995) menguraikan bahwa spiritual sebagai konsep dua dimensi
yaitu dimensi vertikal adalah hubungan dengan Tuhan atau Yang Maha
Tinggi yang menuntun kehidupan seseorang, dan dimensi horizontal adalah
hubungan seseorang dengan diri sendiri, dengan orang lain dan dengan
lingkungan (Kozier, Erb, Blais & Wilkinson, 1995). Menurut Roper (2002)
menyatakan bahwa spiritual dapat menjadi medikasi terapeutik tanpa
memandang agama, ras, dan warna kulit, misalnya dalam meningkatkan
koping, dukungan sosial, optimisme dan harapan, mengurangi depresi dan
kecemasan, serta mendukung perasaan relaksasi.
Menurut Undang-Undang No.13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan
lanjut usia menyatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang telah
mencapai usia 60 tahun ke atas. Sementara itu WHO mengatakan bahwa
lanjut usia meliputi usia pertengahan yaitu kelompok usia 45-59 tahun
(Nugroho, 2008). Laju perkembangan kesehatan di Indonesia salah satunya
dicerminkan dari peningkatan lanjut usia. Darmojo (2002) mengatakan
bahwa pertumbuhan penduduk lansia di Indonesia tercatat sebagai paling
pesat di dunia dalam kurun waktu tahun 1990-2025. Jumlah lansia yang kini
sekitar 16 juta orang, akan menjadi 25,5 juta pada tahun 2020, atau sebesar
11,37 persen dari jumlah penduduk. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia
berada pada peringkat keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika
serikat. Kenaikan pesat itu berkaitan dengan usia harapan hidup penduduk
Indonesia. Usia 60 tahun di Indonesia merupakan indikasi seseorang
memasuki masa lanjut usia (lansia).
Kebutuhan spiritual yang terpenuhi pada masa ini akan membuat
lansia mampu merumuskan arti personal yang positif tentang tujuan
keberadaannya di dunia, mengembangkan arti penderitaan dan meyakini
suatu hikmah dari suatu kejadian/penderitaan, menjalin hubungan yang
positif dan dinamis melalui keyakinan, rasa percaya diri dan cinta. Lansia
juga akan mampu membina integritas personal dan merasa dirinya berharga,
merasakan kehidupan yang terarah terlihat melalui harapan, serta mampu
mengembangkan hubungan antar manusia yang positif (Hamid, 2000).
Salah satu aktivitas yang dapat meningkatkan pengetahuan Agama di
masa lanjut usia adalah ibadah persekutuan doa. Persekutuan doa merupakan
kegiatan ibadah bersama-sama untuk meningkatkan iman dan kepercayaan
kepada Tuhan dengan mendengarkan Firman Tuhan, membaca Alkitab dan
bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari – hari. Kegiatan ini juga
memberikan kesempatan kepada klien untuk bersosialisasi dengan satu sama
lain dan berbagi kesaksian iman bagaimana pertolongan Tuhan untuk saling
menguatkan satu sama lain. Oleh karena itu kegiatan persekutuan doa dapat
diterapkan di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya untuk
meningkatkan iman dan kepercayaan kepada Tuhan dalam kehidupan sehari-
hari.
2 Tujuan
a. Tujuan umum
Meningkatkan kualitas ibadah pada lansia di Panti Griya Werdha Surabaya
b. Tujuan khusus
1) Meningkatkan sosialisasi antar lansia di UPTD Griya Werdha Surabaya.
2) Lansia Kristen protestan dan Khatolik dapat rutin membaca Alkitab dan
berdoa sehari – hari.

B. Plan of Action
1. Rencana Strategis
Kegiatan ibadah persekutuan doa dilakukan pada pukul 18.00 WIB.
Kegiatan ini diikuti oleh klien dengan tingkat ketergantungan minimal care
dan partial care. Evaluasi dilakukan secara formatif, yaitu setiap hari setelah
dilaksanakannya ibadah persekutuan doa yang bertujuan untuk meningkatkan
kualitas ibadah klien.
2. Tindakan
a. Berkoordinasi dengan Kepala UPTD, Perawat Griya, dan Pembimbing
Akademik dalam rencana pelaksanaan kegiatan.
b. Menyiapkan peralatan dan tempat
c. Menyampaikan yang memberikan pelayanan Doa, pembawa pujian dan
Firman Tuhan
3. Pengorganisasian Kelompok
Penanggung jawab kegiatan : Yohanes P. Doka S.Kep
Pelaksana kegiatan : Getrudis F. Diaz S.Kep, Silvia L. Suwandi
S.Kep, Ezra L.S.Sinaga S.Kep, Eni S.
Boangmanalu S.Kep
4. Sasaran
Seluruh lansia Kristen protestan dan Khatolik dengan tingkat
ketergantungan minimal care dan partial care di Panti Griya Werdha.
3. Media
Buku kidung Pujian dan Alkitab.
4. Metode
Doa, Pujian, Khotbah dan kesaksian
5. Susunan Acara
No Waktu Kegiatan Kegiatan Peserta PJ Pelaksana
1 18.00 – Persekutuan Doa, puji-pujian, Yohanes P.
19.00 WIB Doa mendengarkan Doka S.Kep,
Khotbah, Getrudis F. Diaz
memberikan S.Kep, Silvia L.
kesaksian Suwandi S.Kep,
Ezra L.S.Sinaga
S.Kep, Eni S.
Boangmanalu
S.Kep
6. Susunan Tempat
Hall UPTD Griya Werdha Surabaya.
Keterangan :
: Peserta
: Fasilitator
: Pemateri

: Meja

C. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan alat dan tempat pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap hari
kecuali hari Kamis
b. Persiapan pre planning kegiatan dilakukan 1 hari sebelum kegiatan
c. Persiapan pengorganisasian tugas dilakukan 1 hari sebelum kegiatan
d. Persiapan lansia dilakukan 1 jam sebelum kegiatan dimulai.

2. Evalauasi Proses
a. 90% klien dengan ketergantungan minimal care dan partial care
kooperatif dalam mengikuti kegiatan persekutuan doa
b. Klien antusias dalam membawakan puji-pujian.
3. Evaluasi Hasil
a. Masih ada klien yang malu untuk memberikan kesaksian.
b. Klien mampu mengikuti kegiatan kultum dengan tertib.

Surabaya, 25 April 2018

Ketua

Sindhu Agung laksono


NIM. 131723143047

Mengetahui,

Kepala UPTD Griya Werdha Penanggung Jawab Mata Kuliah

Septarti Hendartini, S. Sos Dr. Retno Indarwati, S.Kep. Ns., M.Kep


NIP. 19660918 198901 2 002 NIP. 19780316 200812 2 002
PRE PLANNING
HAFALAN SURAT-SURAT PENDEK AL-QUR’AN (SECARA
BERSAMBUNG)

Hari/Tanggal :
Tempat : UPTD Griya Werdha Surabaya
Waktu : 16.00 – 16.45 WIB
Kegiatan : Hafalan surat pendek

A. Pendahuluan
1 Latar Belakang
Kebutuhan spiritual merupakan kebutuhan untuk mencari arti dan
tujuan hidup, kebutuhan untuk mencintai dan dicintai serta rasa keterikatan,
kebutuhan untuk memberikan dan mendapatkan maaf. Dimensi spiritual ini
berupaya untuk mempertahankan keharmonisan atau keselarasan dengan
dunia luar, berjuang untuk menjawab atau mendapatkan kekuatan ketika
sedang menghadapi stress emosional, penyakit fisik atau kematian (Hamid,
2000).
Stoll (1995) menguraikan bahwa spiritual sebagai konsep dua dimensi
yaitu dimensi vertikal adalah hubungan dengan Tuhan atau Yang Maha
Tinggi yang menuntun kehidupan seseorang, dan dimensi horizontal adalah
hubungan seseorang dengan diri sendiri, dengan orang lain dan dengan
lingkungan (Kozier, Erb, Blais & Wilkinson, 1995). Menurut Roper (2002)
menyatakan bahwa spiritual dapat menjadi medikasi terapeutik tanpa
memandang agama, ras, dan warna kulit, misalnya dalam meningkatkan
koping, dukungan sosial, optimisme dan harapan, mengurangi depresi dan
kecemasan, serta mendukung perasaan relaksasi.
Menurut Undang-Undang No.13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut
usia menyatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia
60 tahun ke atas. Sementara itu WHO mengatakan bahwa lanjut usia meliputi
usia pertengahan yaitu kelompok usia 45-59 tahun (Nugroho, 2008). Laju
perkembangan kesehatan di Indonesia salah satunya dicerminkan dari
peningkatan lanjut usia. Darmojo (2002) mengatakan bahwa pertumbuhan
penduduk lansia di Indonesia tercatat sebagai paling pesat di dunia dalam
kurun waktu tahun 1990-2025. Jumlah lansia yang kini sekitar 16 juta orang,
akan menjadi 25,5 juta pada tahun 2020, atau sebesar 11,37 persen dari
jumlah penduduk. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia berada pada
peringkat keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika serikat.
Kenaikan pesat itu berkaitan dengan usia harapan hidup penduduk Indonesia.
Usia 60 tahun di Indonesia merupakan indikasi seseorang memasuki masa
lanjut usia (lansia).
Kebutuhan spiritual yang terpenuhi pada masa ini akan membuat
lansia mampu merumuskan arti personal yang positif tentang tujuan
keberadaannya di dunia, mengembangkan arti penderitaan dan meyakini
suatu hikmah dari suatu kejadian/penderitaan, menjalin hubungan yang
positif dan dinamis melalui keyakinan, rasa percaya diri dan cinta. Lansia
juga akan mampu membina integritas personal dan merasa dirinya berharga,
merasakan kehidupan yang terarah terlihat melalui harapan, serta mampu
mengembangkan hubungan antar manusia yang positif (Hamid, 2000).
Salah satu aktivitas yang dapat memberikan efek ketenangan secara
psikologis di masa lanjut usia dapat dengan menghafal ayat - ayat Al-Qur’an.
Penurunan depresi, kesedihan, memperoleh ketenangan jiwa, menangkal
berbagai macam penyakit merupakan pengaruh umum yang dirasakan orang-
orang yang menghafal ayat-ayat Al - Quran. Penelitian Dr. Al Qadhi ini
diperkuat pula oleh penelitian lainnya yang dilakukan oleh dokter yang
berbeda. Objek penelitiannya terhadap 5 orang sukarelawan yang terdiri dari
3 pria dan 2 wanita. Penelitian yang dilakukan sebanyak 210 kali ini terbagi
dua sesi, yakni membacakan Al-Qur’an dengan tartil dan membacakan
bahasa Arab yang bukan dari Al-Qur’an. Kesimpulannya, responden
mendapatkan ketenangan sampai 65% ketika mendengarkan bacaan Al-
Qur’an dan mendapatkan ketenangan hanya 35% ketika mendengarkan
bahasa Arab yang bukan dari Al-Qur’an. Manfaat-manfaat itulah yang dapat
mengatasi masalah – masalah yang ada pada lansia, salah satunya distress
spiritual.
.
2 Tujuan
a. Tujuan umum
Setelah dilakukan kegiatan belajar mengaji lansia muslim mampu
meningkatkan nilai spiritual selama menjalani kehidupan di UPT Griya
Werdha Jambangan Surabaya
b. Tujuan khusus
1.Lansia beragama Islam dapat meningkatkan iman, taqwa, dan ketaatan
kepada Allah SWT.
2.Lansia dapat mendekatkan diri pada Allah SWT di fase akhir
kehidupannya.
3.Lansia muslim dapat mengisi waktu luang dengan baik .
4. Lansia muslim dapat menambah wawasan dalam bidang spiritual

B. Plan of Action
1. Rencana Strategis
Kegiatan hafalan surat – surat pendek Al Qur’an secara bersambung
dilakukan pada sore hari pukul 16.00. Kegiatan ini diikuti oleh klien
menjelang berbuka puasa. Kegiatan didahului dengan bersama-sama
membaca beberapa surat pendek dalam Al-Qur’an, kemudian secara
bergantian lansia mulai menghafal per ayat, dilanjutkan oleh lansia lain.
2. Tindakan
a. Berkoordinasi dengan Kepala UPTD, Perawat Griya, Pembimbing
Akademik, dan Ustadz Griya Werdha dalam rencana pelaksanaan
kegiatan.
b. Menyiapkan peralatan dan tempat
c. Menyiapkan surat-surat pendek Al Qur’an yang akan dihafalkan
4. Pengorganisasian Kelompok
Penanggung jawab kegiatan :
Pelaksana kegiatan :
5. Sasaran
Seluruh lansia muslim dengan tingkat ketergantungan minimal care dan
partial care di Panti Griya Werdha.
3. Media
Mic, sound system, LCD
4. Metode
Hafalan surat pendek Al Qur’an dilaksanakan secara bergantian antar lansia
5. Susunan Acara
No Waktu Kegiatan Kegiatan Peserta PJ Pelaksana
1 16.00 – 16.45 Hafalan surat- Memperhatikan,
WIB surat pendek menghafal surat
AlQur’an pendek secara
bergantian
6. Susunan Tempat
Musholla UPTD Griya Werdha Surabaya.

Keterangan :
: Peserta

: Fasilitator

: Observer

: Pemateri

C. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan alat dan tempat pelaksanaan kegiatan dilakukan 1 jam
sebelum pelaksanaan
b. Persiapan pre planning kegiatan dilakukan 1 hari sebelum kegiatan
c. Persiapan pengorganisasian tugas dilakukan 1 hari sebelum kegiatan
d. Persiapan lansia dilakukan 1 jam sebelum kegiatan dimulai.
2. Evalauasi Proses
a. Kegiatan dilaksanakan tepat waktu
b. Suasana kegiatan tertib
c. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat selama kegiatan
berlangsung
3. Evaluasi Hasil
a. Masing-masing peserta (lansia) dapat mengetahui dan menghafal
bacaan solat dan surat pendek yang diajarkan
b. Klien mampu mengikuti kegiatan Tahsin Al-Qur’an dengan tertib.
Surabaya, Mei 2018
Ketua

Sindhu Agung Laksono


NIM. 131723143047

Mengetahui,

Kepala UPTD Griya Werdha Penanggung Jawab Mata Kuliah

Septarti Hendartini, S. Sos Dr. Retno Indarwati, S.Kep. Ns., M.Kep


NIP. 19660918 198901 2 002 NIP. 19780316 200812 2 002
PRE PLANNING
BERPACU DALAM MELODI

Hari/Tanggal : Selasa, 29 Mei 2018


Tempat : UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya
Waktu : 13.00-13.30
Kegiatan : Menebak lagu dan bernyanyi bersama tembang kenangan

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Penuaan adalah suatu proses biologis, meskipun para ahli biologis
belum menemukan kesimpulan untuk menjelaskan karakteristik umum dari
penuaan (Hartati & Widayanti, 2007). Schaie dan Willis (1992) mengatakan
bahwa tahap usia tua akan dialami oleh semua orang, ada perubahan fisik,
psikis dan sosial yang terjadi (Hartati & Widayanti, 2007). Perubahan fisik,
psikis, dan sosial pada lansia dapat di gabungkan menjadi 14 i. Salah satu
sindroma pada lansia tersebut adalah intelectual impairment misalnya
demensia dan isolation misalnya depresi.
Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa edisi ke III
(PPDGJ–III) menyatakan bahwa demensia merupakan suatu sindrom yang
diakibatkan oleh penyakit atau gangguan otak yang biasanya bersifat kronik
progresif dimana terdapat gangguan fungsi luhur kortikal yang multiple
(multiple higher cortical function) termasuk di dalamnya daya ingat, daya
pikir, orientasi, daya tangkap (comprehension), berhitung, kemampuan
belajar, berbahasa, dan daya nilai (judgement). Pada penderita demensia,
International Classification of Diseases 10 ( ICD 10 ) menyatakan bahwa
penurunan memori yang paling jelas terjadi pada saat belajar informasi baru,
meskipun dalam (Kamanjaya, 2014)
Depresi adalah suatu kesedihan dan perasaan yang berkepanjangan atau
abnormal. Dapat digunakan untuk menunjukkan berbagai fenomena seperti
tanda, gejala, sindrom, emosional, reaksi. Depresi lebih sering ditemukan
pada orang lanjut usia daripada depresi pada populasi pada umumnya
dengan angka prevalensi 25-50% (Mulyadi, Mardijana, & Nurdian, 2016).
Pada saat ini terdapat beberapa terapi yang menurut beberapa penelitian
sebelumnya efektif untuk mencegah dan menurunkan terjadinya demensia
serta depresi pada usia lanjut. Salah satu terapi yang efektif tersebut adalah
terapi reminiscence. Terapi reminiscence adalah suatu terapi dengan
kegiatannya mengenalkan kembali hal-hal yang berkaitan akan masa lalu.
Yamagami dkk (2007) melakukan terapi reminiscence selama 1 jam setiap
minggu dalam 12 minggu, didapatkan hasil bahwa terjadi peningkatan
kognitif, memori, dan perilaku yang signifikan (Yamagami, Oosawa, Ito, &
Yamaguchi, 2007). Terapi selanjutnya adalah terapi musik. Vuilleumier
(2015) menyatakan bahwa mendengarkan musik yang disukai berkorelasi
dalam pelepasan dopamin pada bagian sentral striatum sehingga dapat
memberikan efek bahagia dan menenangkan (Vuilleumier & Trost, 2015)
Tingginya angka kejadian demensia dan depresi pada lansia dapat
menyebabkan perburukan kesejahteraan hidup pada usia lanjut.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka perlu diadakan suatu kegiatan yang
dapat menghibur para lansia agar dapat mendistraksi faktor-faktor yang
dapat menyebabkan depresi pada lansia tersebut, sehingga salah satunya
dengan diadakan acara unjuk bakat menyanyi tidak hanya dapat
menyalurkan bakat para lansia namun juga dapat menghibur para lansia di
panti.

2. Tujuan
2.1 Tujuan Umum
Menurunkan dan mencegah terjadinya demensia dan depresi pada lansia
di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya
2.2 Tujuan Khusus
1) Peningkatan aspek kognitif pada lansia
2) Penurunan tingkat depresi pada lansia
3) Lansia dapat menyalurkan bakat mereka dalam bernyanyi.
4) Lansia dapat terdistraksi akan kesedihan mereka.
5) Risiko terjadinya demensia dan depresi pada lansia dapat
diminimalisir
6) Lansia dapat terhibur dengan terapi musik dan teringat akan lagu-
lagu masa lalu

B. Plan Of Action
1. Rencana Strategis
Berpacu dalam melodi dilaksanakan dengan lomba menyanyi dan
menebak lagu dengan bantuan media Sound System
2. Tindakan
a. Berkoordinasi dengan Kepala UPTD, Perawat Griya dan
Pembimbing Akademik dalam rencana pelaksanaan kegiatan.
b. Menyiapkan peralatan dan tempat
c. Melakukan screening kesehatan pada lansia
d. Menjelaskan tujuan kegiatan berpacu dalam melodi pada lansia
3. Pengorganisasian Kelompok
a. Ketua : Enny Selawaty Boangmanalu,
b. Pembawa Acara : Yohannes P
c. Fasilitator : Galuh Rachmawati, Sindhu Agung, Galih
Adhi, Reny Tjahja, Dessy Wulandari, Dewi Fajarwati, R.Hesea R,
Risca Maya, Ezra
d. Notulen : Erna Eka W
e. Dokumentasi : Yohannes P

4. Sasaran
Lansia mandiri dan parsial di UPTD Griya Werdha Pemkot Surabaya
5. Media
Sound System (Mic, Speaker, Handphone)
6. Metode
Berpacu dalam melodi dilaksanakan dengan cara ketua dan fasilitator
memberikan contoh gerakan secara perlahan pada lansia dengan
bantuan lagu yang diputarkan melalui handphone dan memutar botol
searah jarum jam, dan ketika musik berhenti lansia yang memegang
botol diminta untuk menyebut dan menyanyikan lagu kesukaannya.
Kemudian lagu diberhentikan dan lansia yang mampu melanjutkan lirik
disebut sebagai juara.
7. Susunan Acara
PJ
No. Waktu Kegiatan Kegiatan Peserta
Pelaksanaan
Pembawa
1 13.00 – 13.05 Pembukaan Memperhatikan
Acara
Mengikuti
2 13.05 – 13.25 Permainan Ketua
permainan
Pembawa
4 13.25 – 13.30 Penutupan Memperhatikan
Acara

8. Susunan Tempat

Ketua

Notul Pembawa

Peserta
Fasilitator
Peserta
Fasilitator
C. Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan Materi
b. Kesiapan pre planning
c. Peserta yang hadir bersedia mengikuti berpacu dalam melodi
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan dilaksanakan tepat waktu
b. Suasana kegiatan tertib
c. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat selama kegiatan
berlangsung
3. Evaluasi Hasia
a. Lansia mampu mengikuti berpacu dalam melodi
b. Lansia mampu menceritakan manfaat berpacu dalam melodi

Surabaya, 29 Mei 2018

Ketua

Sindhu Agung Laksono


NIM. 131723143047

Mengetahui,

Kepala UPTD Griya Werdha Penanggung Jawab Mata Kuliah

Septarti Hendartini, S. Sos Dr. Retno Indarwati, S.Kep. Ns., M.Kep


NIP. 19660918 198901 2 002 NIP. 19780316 200812 2 002
PRE PLANNING
SENAM HIPERTENSI LANSIA

Hari/Tanggal : Rabu, 23 Mei 2018


Tempat : UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya
Waktu : 07.45 – 08.15 (20 menit)
Kegiatan : Senam hipertensi lansia

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten
dimanatekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg.
Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik
160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg (Suiraoka, 2012).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyebab utama
gagal jantung, stroke dan gagal ginjal. Tekanan darah tinggi disebut sebagai
pembunuh diam - diam karena orang dengan tekanan darah tinggi sering tidak
menampakkan gejala. Begitu gejala ini diderita, tekanan darah harus
dipantaudengan interval teratur karena merupakan kondisi seumur
hidup.Tanpa pemeriksaan dan pengobatan yang tepat, hipeetensi dapat
menyebabkan stroke.
Di negara maju, tekanan darah tinggi menjadi masalah kesehatan
yangdominan dan memerlukan penanggulangan yang baik. Hal ini disebabkan
angka kematian akibat penyakit ini cukup tinggi. Hasil survey Kesehatan
RumahTangga tahun 2010 penderita hipertensi di Indonesia cukup tinggi 83
per 10.000 anggota rumah tangga, sekitar 15- 20% masyarakat Indonesia
menderita hipertensi, pada laki-laki 134 (13,6%) naik menjadi 165(16,5),
hipertensi pada perempuan dari 174 (16,0%) naik menjadi 187 (17,6%)
penyakit ini lebih banyakmenyerang wanita dari pada laki-laki (Depkes RI,
2010)

2. Tujuan
2.1 Tujuan Umum
Diharapkan klien mampu, mengenal dan dapat menerapkan senam
hipertensi lansia.
2.2 Tujuan Khusus
Setelah dilakukan kegiatan diharapkan pasien mengerti tentang terapi
senam hipertensi lansia.
1. Pengertian terapi senam hipertensi lansia.
2. Tujuan terapi senam hipertensi lansia.
3. Indikasi dan kontraindikasi terapi senam hipertensi lansia.
4. Prosedur tindakan terapi senam hipertensi lansia.
B. Plan Of Action
1. Rencana Strategis
Senam hipertensi dilaksanakan dengan mengarahkan lansia didahului dengan
penyuluhan tentang senam hipertensi dengan bantuan media video.
2. Tindakan
a. Berkoordinasi dengan Kepala UPTD, Perawat Griya dan Pembimbing
Akademik dalam rencana pelaksanaan kegiatan.
b. Menyiapkan peralatan dan tempat
c. Melakukan screening kesehatan pada lansia
d. Menjelaskan tujuan kegiatan senam hipertensi
3. Pengorganisasian Kelompok
a. Ketua : Ezra Ledya
b. Pembawa Acara : Getrudis Diaz
c. Fasilitator : Robeta Lintang, Sindhu Agung Laksono, Dewi
Fajarwati, Silvia Lusiana, Tri Retno W, Galih Adi, R.Hesea, Heny
Sulistyarini, Tiur Trihastuti
d. Notulen : Heni Sulistiyowati
e. Dokumentasi : Renny Tjahja
4. Sasaran
Lansia parsial di UPTD Griya Werdha Pemkot Surabaya
5. Media
Video
6. Metode
Senam hipertensi dilaksanakan dengan cara ketua dan fasilitator memberikan
contoh gerakan secara perlahan pada lansia dengan bantuan video yang
diputarkan. Senam hipertensi dilakukan oleh fasilitator dan dicontohkan. Setelah
diberikan contoh, lansia diminta mengikuti gerakan senam hipertensi
didampingi oleh ketua dan seluruh fasilitator.
7. Susunan Acara
PJ
No. Waktu Kegiatan Kegiatan Peserta
Pelaksanaan
1 07.45 – 07.55 Pembukaan Memperhatikan Pembawa Acara
Mengikuti
2 07.55 – 08.10 Permainan Ketua
permainan
4 08.10 – 08.15 Penutupan Memperhatikan Pembawa Acara
8. Susunan Tempat

Ketua

Not Pembawa

Peserta
Fasilitator
Peserta
Fasilitator

C. Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan Materi
b. Kesiapan pre planning
c. Peserta yang hadir bersedia mengikuti senam hipertensi
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan dilaksanakan tepat waktu
b. Suasana kegiatan tertib
c. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat selama kegiatan
berlangsung
3. Evaluasi Hasil
a. Lansia mampu mengikuti senam hipertensi
b. Lansia mampu menceritakan manfaat senam hipertensi

Surabaya, 23 Mei 2018


Ketua

Sindhu Agung Laksono


NIM. 131723143047
Mengetahui,

Kepala UPTD Griya Werdha Penanggung Jawab Mata Kuliah

Septarti Hendartini, S. Sos Dr. Retno Indarwati, S.Kep. Ns., M.Kep


NIP. 19660918 198901 2 002 NIP. 19780316 200812 2 002
PRE PLANNING
BRAIN GYM (SENAM OTAK)

Hari/Tanggal : Jumat, 25 Mei 2018


Tempat : Aula UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya
Waktu : 10.00 – 11.00 WIB
Kegiatan : Brain Gym (Senam Otak)

A. Latar Belakang.
Saat ini di seluruh dunia jumlah lanjut usia diperkirakan lebih dari 625 juta
jiwa. Jumlah orang lanjut usia meningkat pesat di dunia dibandingkan dengan
jumlah usia yang lain. Sampai saat ini penduduk disebelas negara anggota
WHO kawasan Asia Tenggara yang berusia 60 tahun berjumlah sekitar 142
juta jiwa dan diperkirakan akan terus meningkat hingga 3 kali lipat di tahun
2050 (Kompas, 2012). Penduduk lanjut usia di Indonesia 2008 sebesar 21,2
juta jiwa, dengan usia harapan hidup 66,8 tahun. Tahun 2020 jumlah lanjut usia
diperkirakan sebesar 28,8 juta jiwa dengan usia harapan hidup 71,1 tahun
(Arita, 2011).
Dalam proses menua, sel otak juga mengalami penuaan. Fungsi organ tubuh
akan semakin menurun baik karena faktor alamiah atau karena faktor penyakit
karena semakin bertambahnya usia, proses menua adalah proses yang alamiah
yang akan dialami oleh semua makhluk hidup. Menjadi tua ditandai dengan
adanya kemunduran biologis yang terlihat sebagai gejala-gejala kemunduran
fisik pendengaran dan pengelihatan berkurang, mudah lelah, gerakan menjadi
lamban kemunduran lain yang terjadi adalah gangguan kemampuan kognitif.
Kondisi utama yang mempengaruhi keadaan kognitif pada lansia salah satunya
adalah demensia. Lanjut usia yang berusia di atas 60 tahun berisiko terkena
demensia.
Demensia merupakan suatu gangguan fungsi daya ingat yang terjadi secara
perlahanlahan (Atun, 2010). Faktor usia sangat berpengaruh terhadap
penurunan daya ingat, namun lanjut usia masih dapat terus produktif dan
mempertahankan kemampuan yang ada dengan terus memberikan stimulasi
pada otak. Demensia cukup sering dijumpai pada lanjut usia, menimpa sekitar
10 % kelompok usia di atas 65 tahun dan 47 % kelompok usia di atas 85
tahun. Sekitar 10-20% kasus demensia bersifat reversibel atau dapat diobati.
Terapi non farmakologis perlu diterapkan untuk menunda kemunduran kognitif
dengan menerapkan perilaku sehat dan melakukan stimulasi otak sedini
mungkin dan tempat, berdansa, terapi seni dan senam otak untuk melatih
kemampuan otak bekerja (Yanuarita, 2012). Senam yang dianjurkan bagi lanjut
usia adalah senam yang tidak banyak membutuhkan energi seperti senam otak
menurut Mayza dalam Hutapea, (2005). Gerakan senam otak (brain gym)
dibuat untuk merangsang otak kiri dan kanan, memperlancar aliran darah dan
oksigen ke otak Pada prinsipnya dasar senam otak (brain gym) adalah ingin
otak tetap bugar dan mencegah kepikunan (Ide, 2008). Gerakan senam otak
(brain gym) dibuat untuk merangsang otak kiri dan kanan, memperlancar
aliran darah dan oksigen ke otak. Pada prinsipnya dasar senam otak (brain gym)
adalah ingin otak tetap bugar dan mencegah kepikunan (Ide, 2008).
Senam otak adalah kumpulan gerakan-gerakan sederhana yang bertujuan
untuk menghubungkan atau menyatukan pikiran dan tubuh. Beberapa gerakan
tertentu diyakini penting untuk perkembangan otak manusia. Gerakan ini
dikembangkan menjadi gerakan yang lebih kompleks untuk meningkatkan
proses belajar dan memaksimalkan kemampuan individu (Paul & Gail).
Menurut Haryanto (2010) senam otak adalah serangkaian latihan gerakan
tubuh sederhana yang dilakukan untuk merangsang otak kiri dan kanan,
meringankan atau merelaksasi bagian depan dan belakang otak, serta
merangsang sistem terkait dengan perasaan atau emosi, yaitu otak tengah dan
otak besar. Juga berpendapat bahwa senam otak adalah senam yang bertujuan
untu mempertahankan kesehatan otak dengan melakukan beberapa gerakan
badan.

B. Tujuan
Setelah dilakukan Brain Gym atau senam otak, peserta lansia dapat
meningkatkan konsentrasi dan daya ingat, mengatasi stres, memotivasi dan
mengembangkan kepribadian, meningkatkan kemampuan membaca, mengeja,
komperhensi, menulis dan membuat tulisan, mempertahankan dan
meningkatkan fungsi kognitif, interaksi sosial, konsentrasi dan menurunkan
kecemasan, kesepian dan depresi pada lansia.

C. Plan Of Action
1. Rencana Strategis
Brain Gym (Senam Otak) dilaksanakan dengan melakukan gerakan tangan
kanan dan kiri secara bergantian sebanyak 6 gerakan dengan bantuan
media LCD, video dan leaflet.
2. Tindakan
a. Berkoordinasi dengan Kepala UPTD, Perawat Griya dan
Pembimbing Akademik dalam rencana pelaksanaan kegiatan
b. Menyiapkan peralatan dan tempat
c. Melakukan screening kesehatan pada lansia
d. Menjelaskan tujuan kegiatan Brain Gym atau senam otak pada lansia
3. Pengorganisasian Kelompok
a. Ketua : Risca Maya Proboandini
b. Pembawa Acara : Enny Boangmanalu
c. Fasilitator : Intan Cahyanti, Galuh Ginarti, Tri Retno, Nurul
Aini, Yohanes Pomandi, Erna Eka l.
d. Notulen : Heny Sulistiarini
4. Sasaran
Lansia mandiri dan parsial di UPTD Griya Werdha Pemkot Surabaya
5. Media
MIC, speaker, music
6. Metode
Brain Gym (Senam Otak) diawali dengan kontrak waktu dengan lansia dan
penjelasan akan tujuan, manfaat, dan pelaksanaan brain gym. Kegiatan ini
dilaksanakan dengan cara ketua dan fasilitator memberikan contoh
gerakan secara perlahan pada lansia dan setelah lansia paham maka
dibantu dan diiringi oleh musik, kemudian dilakukan bertahap pada
gerakan-gerakan selanjutnya. Terdapat enam gerakan kiri kanan secara
bergantian untuk melatih koordinasi otak dan tangan. Setelah diberikan
contoh dan dipraktikkan masing-masing gerakan seluruh lansia,
selanjutnya seluruh gerakan dilakukan bersama-sama oleh panitia dan
lansia diiringi oleh musik, dengan persiapan sebelumnya fasilitator telah
terbagi menyebar pada tiap barisan lansia yang terdiri dari lansia mandiri,
parsial, ataupun total care (di bed) yang memiliki kemauan untuk
bergabung.
7. Susunan Acara
No. Waktu Kegiatan Kegiatan Peserta PJ Pelaksanaan
1 07.30-07.35 Pembukaan Memperhatikan+menja Pembawa Acara
dan salam wab salam
pembuka
Mengikuti gerakan yang
2 07.35-07.55 Brain gym diajarkan oleh ketua dan Ketua
fasilitator dan
mempraktikkannya
beriringan dengan musik
yang tersedia (senam
otak)
4 07.55-08.00 Evaluasi Memperhatikan, Pembawa Acara
(penarikan memberikan tanggapan
kesimpulan,
kesan) dan
penutupan
8. Susunan Tempat

Ketua

Not Pembawa

Peserta
Fasilitator
Peserta
Fasilitator

D. Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan Materi
b. Kesiapan pre planning
c. Peserta yang hadir bersedia mengikuti Brain Gym (Senam Otak)
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan dilaksanakan tepat waktu
b. Suasana kegiatan tertib
c. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat selama kegiatan
berlangsung
3. Evaluasi Hasil
a. Lansia mampu mengikuti Brain Gym (Senam Otak)
b. Lansia mampu menceritakan manfaat Brain Gym (Senam Otak)

Surabaya, 23 Mei 2018


Ketua

Sindhu Agung Laksono


NIM. 131723143047
Mengetahui,

Kepala UPTD Griya Werdha Penanggung Jawab Mata Kuliah

Septarti Hendartini, S. Sos Dr. Retno Indarwati, S.Kep. Ns., M.Kep


NIP. 19660918 198901 2 002 NIP. 19780316 200812 2 002
PRE PLANNING
LANSIA SEHAT LANSIA BUGAR

Hari/Tanggal : Selasa, 29 Mei 2018


Tempat : Griya Werdha Jambangan
Waktu : 16.00 – 17.00
Kegiatan : Terapi Jalan Sehat

A. Latar Belakang
Lansia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis,
fisik, kejiwaan, dan sosial. Perubahan ini akan memberikan pengaruh pada
seluruh aspek kehidupan, termasuk kesehatannya (Fatimah, 2010). Menua
bukanlah suatu penyakit melainkan proses berkurangnya daya tahan tubuh
dalam menghadapi stressor dari dalam maupun luar tubuh. Proses penuaan
manusia bekerja sangat kompleks di setiap bagiannya saling mempengaruhi
secara fisik dan psikologis (Azizah, 2011). Lansia yang mengalami perubahan
secara fisik, memerlukan bantuan agar tetap dapat bertahan dengan
kekuatannya dan tidak mudah jatuh (Nugrahani, 2014). Gangguan
keseimbangan dan gaya berjalan serta lemahnya otot ekstremitas bawah
menyebabkan jatuh pada lansia (Shobha, 2005). Aktivitas fisik yang buruk,
terutama pada ektremitas bawah merupakan faktor risiko kuat untuk
terjadinya jatuh. Kebanyakan lansia yang memiliki risiko jatuh adalah
lansia yang kurang mempunyai aktivitas fisik (Tamher & Noorkasiani.
2009). Perubahan yang sering terjadi yaitu penurunan dari kapasitas motorik
dan gangguan penglihatan. Selain itu, kurangnya aktivitas akan menyebabkan
serat otot tipe 1 dan 2 pada ekstremitas bawah akan mengalami penurunan
fungsi. Pada usia 60 tahun ke atas akan terjadi penurunan fungsi sebesar 15%
dan meningkat 30% di usia 80 tahun (Mayer et al. 2011).
Sejalan dengan pendapat Miller (2012) sebagian besar dampak fungsional
negatif (penurunan masa otot, penurunan aktivitas, kesakitan, resiko jatuh,
kerapuhan) yang terjadi pada lansia bisa diatasi melalui intervensi yang
diarahkan untuk meredakan atau memodifikasi efek-efek faktor resiko.
Perawat bisa mendukung kesejahteraan lansia melalui intervensi promosi
kesehatan dan tindak keperawatan lain seperti Jalan Tandem yang mengatasi
dampak fungsional negatif. Intervensi keperawatan menyebabkan dampak-
dampak fungsional positif (kesejahteraan lansia) yang memungkinkan lansia
berfungsi pada level tertinggi mereka meski dengan adanya perubahan-
perubahan terkait umur dan faktor-faktor resiko.
B. Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan jalan sehat diharapkan lansia
dapat menjaga keseimbangan dengan baik, koordinasi otot kaki yang baik,
serta mencegah risiko jatuh pada lansia yang disebabkan karena proses
penuaan.

C. Plan Of Action
1. Rencana Strategis
Jalan sehat dilakukan pada satu garis lurus sepanjang 4 meter dan bolak
balik 5 kali
2. Tindakan
a. Berkoordinasi dengan Kepala Ruangan dan Pembimbing Klinik
dan Akademik dalam rencana pelaksanaan kegiatan.
b. Menyiapkan peralatan dan tempat
c. Menjelaskan tujuan kegiatan jalan tandem pada lansia
3. Pengorganisasian Kelompok
a. Ketua : Dicky Rachmatsyah
b. Pembawa Acara : Getrudiz Diaz
c. Fasilitator : Tiur trihastuti, R Hesea, Nurul Aini, Ezra Ledya,
Sylvia Lusiana, Heny Sulistyarini, Hermansyah
d. Dokumentasi : Dessy Wulandari
4. Sasaran
Dilakukan pada lansia yang dapat melakukan ADL secara mandiri,
dan memiliki
TUGT >13,6 detik.
5. Media
Banner peringatan hari lansia
6. Metode
a. Para lansia yang mandiri dan sudah melakukan screening kesehatan
b. Mengajak berjalan bersama-sama didampingi mahasiswa UNAIR
c. Berjalan dimulai dengan rute Panti Werdha-Jambangan baru gang
V-Jambangan baru III-Panti Werdha
d. Dalam rute jalan sehat ada 4-5 pos yang berfungsi untuk istirahat dan
minum
7. Susunan Acara
No. Waktu Kegiatan KegiatanPeserta PJ
Pelaksanaan
1 16.00 – 16.05 Pembukaan Memperhatikan Pembawa
2 16.05 – 16.55 Jalan sehat Mengikuti Acara
Pemimpin
kegiatan
3 16.55– 17.00 Penutupan Memperhatikan Pembawa Acara
8. Susunan Tempat

D. Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan materi
b. Kesiapan pre planning
c. Peserta yang hadir bersedia mengikuti permainan

2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan dilaksanakan
tepat waktu b. Suasana
kegiatan tertib
c. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat selama kegiatan
berlangsung
3. Evaluasi Hasil
a. Lansia mampu mengikuti jalan sehat
b. Lansia mampu menceritakan manfaat permainan.

Surabaya, 23 Mei 2018


Ketua

Sindhu Agung Laksono


NIM. 131723143047
Mengetahui,
Kepala UPTD Griya Werdha Penanggung Jawab Mata Kuliah

Septarti Hendartini, S. Sos Dr. Retno Indarwati, S.Kep. Ns., M.Kep


NIP. 19660918 198901 2 002 NIP. 19780316 200812 2 002
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Penyakit hipertensi


Sasaran : Lansia partial care
Tempat : Panti Werdha Jambangan Surabaya
Hari / tanggal : Senin, 28 Mei 2018, pukul 09.00 WIB.
Waktu : 60 menit

I. Tujuan instruksional umum


Setelah dilakukan penyuluhan, lansia diharapkan mampu mengenal
penyakit hipertensi.

II. Tujuan instruksional khusus


Setelah dilakukan penyuluhan, lansia diharapkan mampu :
- Menyebutkan pengertian hipertensi
- Menyebutkan penyebab hipertensi
- Menyebutkan tanda dan gejala hipertensi
- Menyebutkan upaya untuk mencegah terjadinya komplikasi.
- Menyebutkan sumber makanan/minuman yang dapat meningkatkan
Tekanan Darah serta sumber makanan/minuman yang dapat
menurunkan Tekanan Darah
III. Sasaran
Lansia partial care
IV. Materi
1. Penyakit Hipertensi
2. Diit Rendah Garam
V. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi / tanya jawab
VI. Media
Leaflet: Hipertensi dan Diit Rendah Garam
Flip chart Hipertensi
VII. Kriteria evaluasi
1. Evaluasi struktur
Kontrak dengan lansia minimal 2 hari sebelum kunjungan
Media telah disiapkan
Waktu dan tempat telah disepakati dengan lansia 2 hari sebelumnya
2. Evaluasi proses
lansia kooperatif selama pelaksanaan implementasi
Tidak ditemukan kendala dalam proses pelaksanaan
3. Evaluasi hasil
Lansia penderita hipertensi mengerti tentang penyakit hipertensi, dapat
menyebutkan pengertian, penyebab, tanda dan gejala, hal – hal yang
memperberat penyakit hipertensi. Menyebutkan upaya untuk mencegah
terjadinya komplikasi. Menyebutkan sumber makanan/minuman yang
dapat meningkatkan Tekanan Darah serta sumber makanan/minuman
yang dapat menurunkan Tekanan Darah.

VIII. KEGIATAN PENYULUHAN


NO WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN
PESERTA
1. 3 menit Pembukaan :
 Membuka kegiatan dengan  Menjawab salam
mengucapkan salam.
 Memperkenalkan diri  Mendengarkan
 Menjelaskan tujuan dari  Memperhatikan
penyuluhan
 Menyebutkan materi yang  Memperhatikan
akan diberikan
2. 15 menit Pelaksanaan :
 Menjelaskan tentang  Memperhatikan
pengertian penyakit hipertensi
 Menjelaskan tentang hal-hal  Memperhatikan
baik penyebab, tanda-tanda
dan gejala penyakit hipertensi
 Menjelaskan hal-hal yang  Memperhatikan
berhubungan dengan
pencegahan terjadinya
hipertensi dan pada saja  Bertanya dan
respon sakit menjawab
 Memberi kesempatan kepada pertanyaan yang
peserta untuk bertanya diajukan
3. 10 menit Evaluasi :
 Menanyakan kepada peserta  Menjawab
tentang materi yang telah pertanyaan
diberikan, dan reinforcement
kepada warga yang dapat
menjawab pertanyaan.

4. 2 menit Terminasi :
 Mengucapkan terimakasih  Mendengarkan
atas peran serta peserta.
 Mengucapkan salam penutup  Menjawab salam
Pengorganisasian
1. Moderator : Galih Adhi W
2. Penyaji : Robeta Lintang
3. Observer : Tri Retno W, Getrudis Fransisca
4. Fasilitator : Sindhu Agung L, Hermansyah, Ezra Ledya
5. Notulen : Dewi Fajarwati

MATERI SAP HIPERTENSI

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah penyakit kelainan jantung dan
pembuluh darah yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah. Sering terjadi
pada usia pertengahan atau lebih usia 45 tahun atau lebih.

Beberapa faktor risiko dari hipertensi :


1. Riwayat hipertensi dalam keluarga
Apabila mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi atau penyakit-
panyakit yang dapat menyebabkan hipertensi tergantung pada lingkungan
dan gaya hidup yang berisiko terkena hipertensi.
2. Asupan garam yang tinggi
Garam karena mengandung natrium, jika berlebih bisa memicu hipertensi.
Tekanan darah tinggi hampir tidak pernah ditemukan pada golongan suku
bangsa dengan asupan garam nominal. Asupan garam berlebih dapat
mengakibatkan penyempitan pembuluh darah arteri ini berujung pada
meningkatnya tekanan darah.
3. Umur
Sebagian besar memang usia menjadi faktor risiko menjadi hipertensi.
Tekanan darah yang meningkat dengan bertambahnya usia disebabkan
perubahan pada otot-otot jantung, pembuluh darah serta perubahan
hormon.
4. Kegemukan
Sebagian besar penderita hipertensi mempunyai berat badan berlebih,
tetapi tidak menutup kemungkinan orang yang berat badannya normal
bahkan kurus dapat terjadi hipertensi. Curah jantung dan sirkulasi volume
darah penderita hipertensi yang obesitas lebih tinggi dibandingkan yang
berat badannya normal. Logikanya, makin besar ukuran tubuh makin
banyak pula darah yang dibutuhkan untuk memasok oksigen dan makanan
ke jaringan-jaringan tubuh sehingga volume darah yang beredar melalui
pembuluh darah meningkat sehingga menyebabkan tekanan arteri
meningkat, inilah penyebab kenapa obesitas menyebabkan hipertensi.
5. Stress
Di dalam dinding jantung dan beberapa pembuluh darah terdapat suatu
reseptor yang selalu memantau perubahan tekanan darah dalam arteri
maupun vena. Reseptor akan mengirim sinyal ke otak agar tekanan darah
kembali normal. Otak menanggapi sinyal dengan dilepaskannya hormone
dan enzim yang mempengaruhi kerja jantung, pembuluh darah, dan ginjal.
Apabila terjadi stress yang terlepas adalah hormone adrenalin dan
epineprin, aktivitas hormone ini meningkatkan tekanan darah secara
berkala. Jika stress berkepanjang peningkatan tekanan darah menjadi
permanent.
6. Merokok
Zat yang terdapat dalam rokok dapat merusak lapisan dinding arteri berupa
plak. Ini menyebabkan penyempitan pembuluh darah arteri yang dapat
meningkatkan tekanan darah.
7. Minum alkohol
Banyak penelitian membuktikan bahwa alcohol dapat merusak jantung dan
organ-organ lain termasuk pembuluh darah. Kebiasaan meminum alkohol
berlebih termasuk salah satu faktor risiko hipertensi.

Tanda dan gejala hipertensi yang paling sering terjadi adalah:


 Sakit kepala, pusing.
 Mudah marah.
 Telinga berdengung.
 Tengkuk terasa berat.
 Mata berkunang-kunang, penglihatan kabur.
 Mudah lelah.
 Sukar tidur.
 Sesak nafas, nyeri dada.

Faktor resiko seseorang mendapat hipertensi:


a. Tidak dapat dikendalikan
 Faktor Genetik
 Usia
b. Dapat dikendalikan
 Obesitas
 Hipertensi
 Tingginya kadar kolesterol dan asam urat.
 Gaya hidup (kurang olahraga, konsumsi makanan berlemak, garam,
alkohol dan kopi berlebihan, stress, merokok)
Komplikasi:
Komplikasi hipertensi terjadi karena kerusakan organ yang diakibatkan
peningkatan tekanan darah sangat tinggi dalam waktu yang lama. Organ-organ
yang paling sering rusak antara lain otak, mata, jantung, pembuluh darah arteri
serta ginjal. Organ-organ ini disebut target organ hipertensi.
a. Kerusakan pembuluh darah arteri.
b. Jantung: gagal jantung.
c. Otak: stroke.
d. Syaraf: gannguan terhadap rangsangan (seperti: tidak bisa bereaksi terhadap
panas, dingin, nyeri, kesemutan ekstremitas, dll).
e. Mata: gangguan penglihatan (penglihatan kabur), katarak, buta.
f. Ginjal: gagal ginjal.
g. Seksual: penurunan fungsi seksual (impoten).
h. Hati: sirosis hepatis.

Upaya pencegahan hipertensi:


a. Ubah gaya hidup.
b. Kurangi konsumsi garam.
c. Kurangi konsumsi makan makanan manis & berlemak, jarak makan 4-6 jam.
d. Hindari konsumsi alkohol & merokok.
e. Kontrol berat badan dengan cegah kegemukan (obesitas).
f. Hindari stress.
g. Periksa kadar gula darah secara teratur.
h. Olahraga teratur sesuai kemampuan.

Menu yang diperbolehkan


1. Semua Jenis makanan segar atau di olah tanpa mengandung banyak garam
yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti:
 Beras, kentang
 Kacang-kacangan dan hasil kacang-kacangan
 Minyak goreng, margarine tanpa garam
 Sayur-sayuran dan buah-buahan
2. Bahan makanan yang berasal dari hewan dalam jumlah terbatas :
 Daging /ayam atau ikan (max 100 gr/hari)
 Telur ayam atau telur bebek (max 1 butir /hari)
 Susu segar (max 2 gelas /hari)

Menu yang tidak diperbolehkan, seperti :


Semua makanan yang banyak mengandung gula, garam, dan makanan berlemak,
seperti:
 Makanan berlemak.
 Kopi, teh, sirup.
 Roti, biscuit, cracker, cake, dan kue lain yang di masak dengan gula dan
garam berlebihan.
 Keju
 Margarine dan mentega
 Acar, asinan sayur, dan sayur dalam kaleng
 Asinan buah, manisan buah, buah dalam kaleng.
 Garam dapur, vetsin, petis, kecap, taoco, saus tomat dan bakin powder.

Menu rendah garam


 Pagi : Nasi, telur dadar, Tumis kacang panjang
 Jam 10.00 : Buah (kecuali durian)
 Siang : Nasi, ikan acar kuning, Sambel goreng kering tempe, sayur
lodeh, pepaya
 Malam : Nasi, ikan acar kuning, tahu bacem, cah sawi dan wortel
dan pisang.
DAFTAR PUSTAKA

Dekker, dr. E .Hidup Dengan Tekanan Darah Tinggi. 2017. Jakarta: Sinar
Harapan
Marliani, dr Lili dan S, H. Tantan. 100 Questions & Answer Hipertensi. 2018.
Jakarta: EMK.
Semple, Dr. Peter . Tekanan Darah Tinggi . 2016. Jakarta: ARCAN
PRE PLANNING
“MASSAGE JAHE”

Hari/Tanggal : Setiap Pagi


Tempat : Griya Werdha Jambangan
Waktu : 09.00-09.30 (30 menit)
Kegiatan : massage jahe

A. Latar Belakang.
Proses penuaan adalah proses yang berhubungan dengan umur seseorang.
Manusia akan mengalami perubahan sesuai dengan bertambahnya umur
seseorang. Adanya proses penuaan dapat menyebabkan kehilangan banyak sel
tubuh termasuk penurunan metabolisme dalam sel. Proses ini akan
menyebabkan adanya penurunan fungsi tubuh dan komposisi tubuh. Perubahan
yang biasanya terjadi pada lansia antara lain, perubahan fisik, mental,
psikososial, spiritual dan kognitif.
Perubahan komposisi tubuh dan penurunan fungsi tubuh pada lansia
meliputi adanya 14 syndrom geriatri atau sering disebut 14i yaitu ; immobility
(kurang gerak), instability, incontinence, infection, intelektual, impairment
vision, impaction, isolation, inanition, impecunity, iacrogenensis, insomnia,
immunodefisiensi, impotency. Penurunan immobility paling sering karena
gangguan tulang, sendi, otot, gangguan saraf, penyakit jantung dan pembuluh
darah sehingga lansia sering mengeluh nyeri atau pegal- pegal .
Salah satu terapi yang dapat digunakan dalam mengatasi nyeri pada lansia
yaitu dengan membuat rileks dengan terapi “massage jahe”. Disini untuk
menurunkan tingkat nyeri lansia yang tinggal di panti.

B. Tujuan
Setelah melakukan massage jahe, lansia menjadi lebih rileks, tidak terjadi
kekakuan otot, meningkatkan mobilisasi, meningkatkan kualitas tidur lansia,
tidak terjadi pegal-pegal.
C. Plan Of Action
1. Rencana Strategis
Massage jahe ini menggunakan jahe yang di parut kemudian diambil sari
dan di oleskan ke bagian yang pegal sambil di massage.
2. Tindakan
Berkoordinasi dengan Kepala Ruangan dan Pembimbing Klinik dan
Akademik dalam rencana pelaksanaan kegiatan.
Memilih lansia yang bisa mengikuti terapi.
Menyiapkan alat dan menyediakan tempat untuk peserta
3. Pengorganisasian Kelompok
Ketua : Intan Cahyanti
Terapis : semua mahasiswa Unair yang praktik
Fasilitator : Galuh Rachmawati G.P, Intan Cahayanti, R.Hesea, Robeta
Lintang.
Notulen : Silvia Lusiana S
4. Sasaran
Lansia di Griya Werdha Jambangan
5. Media
Jahe parut
Handscon
tissue
6. Metode
Pada massage ini dilaksanakan untuk lansia menjadi lebih rileks, tidak
terjadi kekakuan otot, meningkatkan mobilisasi, meningkatkan kualitas
tidur lansia, tidak terjadi pegal-pegal.
7. Susunan Acara
Kegiatan PJ
No. Waktu Kegiatan
Peserta Pelaksanaan
1 09.00 – 09.05 Pembukaan Memperhatikan Terapis
Pendamping
2 09.05 – 09.25 Pelaksanaan Massage jahe Lansia
(Fasilitator)
3 09.30 Penutupan Memperhatikan Terapis

8. Susunan Tempat
D. Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi Struktur
Kesiapan Materi
Kesiapan pre planning
Peserta yang hadir bersedia mengikuti terapi
2. Evaluasi Proses
Kegiatan dilaksanakan tepat waktu
Suasana kegiatan tertib
Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat selama kegiatan
berlangsung
3. Evaluasi Hasil
Lansia mampu mengikuti kegiatan.
Lansia mampu menceritakan manfaat kegiatan.

Surabaya, 23 Mei 2018


Ketua

Sindhu Agung Laksono


NIM. 131723143047
Mengetahui,
Kepala UPTD Griya Werdha Penanggung Jawab Mata Kuliah

Septarti Hendartini, S. Sos Dr. Retno Indarwati, S.Kep. Ns., M.Kep


NIP. 19660918 198901 2 002 NIP. 19780316 200812 2 002
PRE PLANNING
PUDING LABU SIAM UNTUK HIPERTENSI

Hari/Tanggal : Minggu, 27 Mei 2018


Tempat :Ruang perawatan UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya
Waktu :16.00 – 19.00
Kegiatan : Pemberian puding labu siam untuk pasien hipertensi
A. LatarBelakang.
Tekanan Darah tinggi atau Hipertesi dan arterosclerosis (pengerasan arteri)
adalah dua kondisi pokok yang mendasari banyak bentuk penyakit
kardiovaskuler. Lebih jauh, tidak jarang tekanan darah tinggi juga
menyebabkan gangguan ginjal. Sampai saat ini, usaha-usaha baik untuk
mencegah maupun mengobati penyakit hipertensi belum berhasil sepenuhnya,
hal ini dikarenakan banyak faktor penghambat yang mempengaruhi seperti
kurang pengetahuan tentang hipertensi (pengertian, klasifikasi, tanda dan
gejala, sebab akibat, komplikasi) dan juga perawatannya. Pada penelitian yang
telah dialkukan, Air perasan labu siam ternyata bermanfaat. Tekanan darah
responden yang semula melonjak bisa kembali ke angka normal. Padahal, hanya
lima hari, setiap pagi dan sore, mereka minum air perasan labu itu.
B. Tujuan
Setelah diberikan puding labu siam, diharapkan tekanan darah kembali ke
normal.
C. Plan Of Action
1. Rencana Strategis
Labu siam dibuat jus, kemuadian dicampur dengan jelly, agar-agar, susu,
dan gula. Setelah semua tercampur, kemudian direbus. Masukkan ke
dalam cetakan. Tunggu hingga dingin
2. Tindakan
a. Berkoordinasi dengan Kepala UPTD, Perawat Griya dan Pembimbing
Akademik dalam rencana pelaksanaan kegiatan.
b. Menyiapkan peralatan dan tempat
c. Menjelaskan tujuan pemberian puding labu siam
3. Pengorganisasian Kelompok
a. Ketua : Dewi F.P
b. Anggota : Semua mahasiswa yang dinas di griya werda
4. Sasaran
Lansia yang menderita hipertensi yang telah di skrining hipertensi
5. Metode
Mahasiswa menyiapkan puding kemudian mengnstruksikan kepada lansia
untuk makan puding tersebut
6. Susunan Acara
PJ
No. Waktu Kegiatan KegiatanPeserta
Pelaksanaan
2 menit Penjelasan tujuan
1 Memperhatikan Mahasiswa
pertama dan manfaat
5 menit Mempersilahkan
2 Makan puding Mahasiswa
berikutnya lansia makan
7. SusunanTempat

D. EvaluasiKegiatan
1. EvaluasiStruktur
a. KesiapanMateri
b. Kesiapan pre planning
c. Peserta bersedia makan puding
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan dilaksanakan tepat waktu
b. Suasana kegiatan tertib
c. Tidak ada peserta yang menolak
3. EvaluasiHasil
a. Lansia menyatakan senang dengan puding
b. Lansia menunjukkan adanya penurunan tekanan darah
Surabaya, 23 Mei 2018
Ketua

Sindhu Agung Laksono


NIM. 131723143047
Mengetahui,
Kepala UPTD Griya Werdha Penanggung Jawab Mata Kuliah

Septarti Hendartini, S. Sos Dr. Retno Indarwati, S.Kep. Ns., M.Kep


NIP. 19660918 198901 2 002 NIP. 19780316 200812 2 002
PRE PLANNING
SKRINNING HIPERTENSI
Hari/Tanggal : Kamis, 24 Mei 2018
Tempat : UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya
Waktu : 08.30 – selesai
Kegiatan : Melakukan pengecekan tekanan darah semua pasien di 9 wisma
A. LatarBelakang.
Tekanan Darah tinggi atau Hipertesi dan arterosclerosis (pengerasan arteri)
adalah dua kondisi pokok yang mendasari banyak bentuk penyakit kardiovaskuler.
Lebih jauh, tidak jarang tekanan darah tinggi juga menyebabkan gangguan ginjal.
Sampai saat ini, usaha-usaha baik untuk mencegah maupun mengobati penyakit
hipertensi belum berhasil sepenuhnya, hal ini dikarenakan banyak faktor
penghambat yang mempengaruhi seperti kurang pengetahuan tentang hipertensi
(pengertian, klasifikasi, tanda dan gejala, sebab akibat, komplikasi) dan juga
perawatannya.
Saat ini, angka kematian karena hipertensi di Indonesia sangat tinggi.
Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis,
yakni mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur di Indonesia.
Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan
kenaikan tekanan darah di atas normal, yaitu 140/90 mmHg. Hasil Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) Balitbangkes tahun 2007 menunjukan prevalensi hipertensi
secara nasional mencapai 31,7% (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia).
Dari jumlah itu, 60% penderita hipertensi berakhir pada stroke. Sedangkan
sisanya pada jantung, gagal ginjal, dan kebutaan. Sementara di dunia Barat,
hipertensi justru banyak menimbulkan gagal ginjal, oleh karena perlu diadakan
upaya-upaya untuk menekan angka peyakit hipertensi terlebih bagi penderita
hipertensi perlu diberikan perawatan dan pengobatan yang tepat agar tidak
menimbukan komplikasi yang semakin parah. Selain itu pentingnya pemberian
asuhan keperawatan pada pasien hipertensi juga sangat diperlukan untuk
melakukan implementasi yang benar pada pasien hipertensi.

B. Tujuan
Untuk mendeteksi dini penyakit hipertensi tanpa gejala atau dengan gejala
tidak khas terhadap orang- orang yang tampak sehat, tetapi mungkin
menderita penyakit, yaitu orang yang mempunyai resiko tinggi terkena
penyakit (Population at risk).

C. Plan Of Action
1. Rencana Strategis
Pengukuran tekanan darah terhadap masing – masing lansia

Tindakan
a. Melakukan pengukuran tekanan darah pada tiap pasien di masing-
masing wisma
2. Pengorganisasian Kelompok
a. Penanggung jawab kegiatan : Dessy W, S. Kep
b. Fasilitator : Semua mahasiswa FKP Kelompok B3 yang
sedang berdinas
3. Sasaran
Lansia mandiri, partial dan total care
4. Media : -
5. Metode : -
6. SusunanAcara
Kegiatan PJ
No. Waktu Kegiatan
Peserta Pelaksanaan
Pengukuran
1 08.30 Mengikuti Mahasiswa
Tekanan Darah

7. SusunanTempat
Peserta Mahasiswa

Peserta Mahasiswa

C. Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan peralatan untuk pengkuran tekanan darah
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan dilaksanakan tepat waktu
b. Pengukuran tekanan darah pada semua pasien
3. Evaluasi Hasil
a. Semua lansia telah dilakukan pengukuran tekanan darah
Surabaya, 23 Mei 2018
Ketua

Sindhu Agung Laksono


NIM. 131723143047
Mengetahui,
Kepala UPTD Griya Werdha Penanggung Jawab Mata Kuliah

Septarti Hendartini, S. Sos Dr. Retno Indarwati, S.Kep. Ns., M.Kep


NIP. 19660918 198901 2 002 NIP. 19780316 200812 2 002
DAFTAR PUSTAKA

Hartati, S., & Widayanti, C. G. (2007). CLOCK DRAWING : ASESMEN UNTUK


DEMENSIA ( Studi Deskriptif pada Orang Lanjut Usia Di Kota Semarang
), 1–10.
Kamanjaya, D. (2014). Demensia. Eprint.undip, 6–36.
Mulyadi, R. R., Mardijana, A., & Nurdian, Y. (2016). Overview of Depression in
The Elderly of UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia District Jember, 2(2),
7–11.
Vuilleumier, P., & Trost, W. (2015). Music and emotions : from enchantment to
entrainment, 1337, 212–222. https://doi.org/10.1111/nyas.12676
Yamagami, T., Oosawa, M., Ito, S., & Yamaguchi, H. (2007). Effect of activity
reminiscence therapy as brain-activating, 69–75.
https://doi.org/10.1111/j.1479-8301.2007.00189.x
PRE PLANNING
MOBILISASI JAMAN NOW
Hari/Tanggal : 24 Mei 2018
Tempat : UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya
Waktu : 07.30 – 08.00
Kegiatan : Rom Aktif dan Pasif Harian
A. LatarBelakang.
Proses penuaan adalah proses yang berhubungan dengan umur seseorang.
Manusia akan mengalami perubahan sesuai dengan bertambahnya umur seseorang.
Adanya proses penuaan dapat menyebabkan kehilangan banyak sel tubuh termasuk
penurunan metabolism dalam sel. Proses ini akan menyebabkan adanya penurunan
fungsi tubuh dan komposisi tubuh. Perubahan yang biasanya terjadi pada lansia
antara lain, perubahan fisik, mental, psikososial, spiritual dan kognitif.
Perubahan fisik pada lansia sesuai dengan tanda dan gejala proses penuaan
antara lain perubahan organik, sistem persarafan, sistem pendengaran, sistem
penglihatan, sistem kardiovaskuler, sistem respirasi, sistem gastrointestinal,
sisteem reproduksi, sistem perkemihan, sistem endokrin, sistem integumen,dan
sistem muskuloskeletal. Pada sistem muskuloskeletal akan terjadi penurunan massa
otot, penurunan aktivitas, myosin adonosine triphospat, perburukan, dan
kekeringan pada kartilago sendi, dan penurunan massa tulang dan aktivitas
osteoblast.
Salah satu terapi yang dapat digunakan untuk mengatasi dan memperlambat
gangguan pada sistem muskuloskeletal adalah ROM (Range of Motion) yaitu
latihan gerak sendi yang memungkinkan terjadinya kontraksi dan pergerakan otot,
dimana klien menggerakkan masing-masing persendiannya sesuai gerakan normal
baik secara aktif maupun pasif.
B Tujuan
Setelah dilakukan latihan ROM aktif dan pasif, peserta lansia dapat
mempertahankan dan meningkatkan fleksibilitas atau kekuatan otot,
mempertahankan fungsi jantung dan pernapasan, dan mencegah kontraktur dan
kekakuan pada sendi.

C. Plan Of Action
1. RencanaStrategis
Latihan ROM dilakukan pada lansia partial care dan total care dilakukan
secara aktif atau pasif sesuai kemampuan lansia.
2. Tindakan
b. Berkoordinasi dengan kepala panti, perawat jaga, dan pembimbing
akademik dalam rencana pelaksanaan kegiatan.
c. Menyiapkan lansia yang akan dilakukan ROM sambil berjemur setiap
pagi.
d. Menjelaskan tujuan latihan ROM pada lansia
3. Pengorganisasian Kelompok
c. Penanggung jawab kegiatan : Robeta Lintang D
d. Fasilitator : Semua mahasiswa FKP Kelompok B3
yang sedang berdinas
4. Sasaran
Lansia partial dan total care
5. Media : -
6. Metode
- ROM pasif dengan dibantu perawat dilakukan pada lansia yang
mengalami hambatan mobilitas fisik sehingga tidak mampu
menggerakkan sendiri anggoa tubuhnya.
- ROM aktif dilakukan secara mandiri oleh lansia semampunya mengikuti
gerakan yang dicontohkan oleh mahasiswa.
7. SusunanAcara
Kegiatan PJ
No. Waktu Kegiatan
Peserta Pelaksanaan
1 07.30–07.05 Penjelasan singkat Memperhatikan Mahasiswa
Mengikuti
2 07.05-07.25 Pelaksanaan ROM Mahasiswa
kegiatan
Menyampaikan
3 07.25-07.30 Evaluasi Mahasiswa
perasaan

8. SusunanTempat

Peserta Mahasiswa

Peserta Mahasiswa
D. Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi Struktur
b. Kesiapan Materi
c. Kesiapan pre planning
d. Peserta yang hadir bersedia mengikuti kegiatan
2. Evaluasi Proses
c. Kegiatan dilaksanakan tepat waktu
d. Suasanan kegiatan tertib
e. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat selama kegiatan
berlangsung
3. Evaluasi Hasil
a. Lansia mampu mengikuti kegiatan.
b. Lansia mampu menceritakan manfaat kegiatan.
Surabaya, 23 Mei 2018

Ketua

Sindhu Agung Laksono


NIM. 131723143047
Mengetahui,
Kepala UPTD Griya Werdha Penanggung Jawab Mata Kuliah

Septarti Hendartini, S. Sos Dr. Retno Indarwati, S.Kep. Ns., M.Kep


NIP. 19660918 198901 2 002 NIP. 19780316 200812 2 002
PRE PLANNING
MEMBUAT GELANG IDENTITAS DARI MANIK-MANIK

Hari/Tanggal : Senin, 28 Mei 2018


Tempat : UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya
Waktu : 16.00- 17.00 WIB
Kegiatan : Membuat Gelang Identitas Dari Manik Manik

A. Latar Belakang.
Sesuai dengan UU No. 13 tahun 1998 pasal 1 (ayat 2) dijelaskan bahwa
lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia diatas 60 tahun. Usia
lanjut dapat dikatakan usia emas, karena tidak semua orang dapat mencapai usia
tersebut, maka orang yang berusia lanjut memerlukan tindakan preventif
maupun promotif agar dapat menikmati masa tua yang berguna dan bahagia
(Maryam, Ekasari & Rosidawati, 2008). Hal ini juga diperjelas dengan UU No.
13 pasal 1 (ayat 11) bahwa pemberdayaan adalah setiap upaya meningkatkan
kemampuan fisik, mental, spiritual, sosial, pengetahuan dan keterampilan agar
para lanjut usia siap didayagunakan sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Membuat gelang identitas dari manik-manik adalah salah satu kegiatan yang
memberdayakan lansia untuk menghasilkan karya.

Selain sebagai pemberdayaan, kegiatan membuat gelang identitas juga


banyak manfaatnya diantaranya menambah kemampuan motorik, mengurangi
stress, membangun rasa percaya diri, berlatih sabar, bersosial antara lansia, dan
melatih kreatifitas. Gelang manik-manik sendiri berguna sebagai alat untuk
mengidentifikasi lansia yang menderita scabies, dengan diketahuinya lansia
yang menderita scabies petugas dapat memisahkan pakaian lansia yang
menderita scabies, untuk mengurangi penyebaran scabies antara lansia.

B. Tujuan
a. Tujuan umum
Memberdayakan lansia mandiri yang ada di lingkungan UPTD Griya
Werdha Surabaya

b. Tujuan khusus
1. Menstimulasi pancaindera; penglihatan, sentuhan, perasa.
2. Meningkatkan kemampuan motorik
3. Mengurangi stress
4. Melatih kreatifitas
5. Sebagai kegiatan untuk mengidentifikasi lansia penderita scabies

C. Plan Of Action
Indikator
No Masalah Tujuan Kegiatan Sasaran Waktu/Tempat
Keberhasilan

1. Setelah Keterampilan Lansia ikut Lansia dengan Senin, 28 Mei 2018 jam
dilakukan membuat gelang berpartisipasi dalam minimal care dan 16.00 – 17.00 WIB/
kegiatan identitas kegiatan pembuatan partial care
keterampilan gelang identitas dari
membuat gelang awal sampai selesai Tempat:
identitas
Griya Werdha
diharapkan
Jambangan Surabaya
dapat
meningkatkan
kognitif dan
motorik
1. Rencana Strategis
Kegiatan membuat gelang identitas dilakukan pada pukul 16.00. Kegiatan
ini diikuti oleh lansia mandiri dan partial care setelah selesai kegiatan sore
sambil menunggu waktu berbuka puasa. Evaluasi dilakukan setelah
kegiatan berakhir.

2. Tindakan
1) Fase Orientasi
a. Memberi salam terapeutik
b. Memperkenalkan diri
2) Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini.

3) Kontrak
a) Perawat menjelaskan tujuan kegiatan memperkenalkan diri
b) Perawat menjelaskan alur kegiatan sebagai berikut :
1) Lama kegiatan 1 jam
2) Mahasiswa pelaksana mengikuti kegiatan dari awal sampai
selesai.
3) Jika ada lansia yang ingin ikut berkontribusi, dipersilahkan
namun tidak diwajibkan.
4) Tahap Kerja
a. Skrining tanda-tanda vital peserta kegiatan
b. Membagi tugas masing - masing
c. Memotong benang dengan ukuran 10-15 cm.
d. Menghubungkan manik-manik satu persatu dengan benang.
e. Setelah cukup untuk gelang, ujung benang diikat.
f. Ujung-ujung benang dihubungkan dengan membentuk gelang.
5) Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1) Perawat menanyakan perasaan lansia setelah dilakukan kegiatan
ini.
2) Perawat memberikan pujian atas keberhasilan lansia yang
mengikuti kegiatan dan berhasil membentuk gelang identitas.
3. Pengorganisasian Kelompok
a. Ketua : Hermansyah, S.Kep
b. Fasilitator : Getrudiz F Diaz, S.Kep
c. Pelaksana : Enny Selawati Boangmanalu, S.Kep, Tiur
Trihastutik, S.Kep
d. Dokumentasi : Reny Tjahja H, S.Kep
4. Sasaran
Lansia mandiri.
5. Media
Peralatan yang diperlukan : Manik-manik ( warna hitam dan kuning ),
benang elastis, gunting.

6. Metode
Aplikasi

7. Susunan Acara
No Waktu Kegiatan Kegiatan Peserta PJ
Pelaksana
1 16.00- Membuat gelang Membentuk dan
17.00 WIB identitas menghubungkan
manik-manik
membentuk gelang
8. Susunan Tempat
Seluruh tindakan dilakukan di UPTD Griya Werdha.

D. Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan alat dan tempat pelaksanaan kegiatan dilakukan 1 hari
b. Persiapan pre planning kegiatan dilakukan 1 hari sebelum kegiatan
c. Persiapan pengorganisasian tugas dilakukan 1 hari sebelum kegiatan
d. Persiapan lansia dilakukan 1 jam sebelum kegiatan dimulai.

2. Evalauasi Proses
a. Kegiatan dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan.
b. Suasana kegiatan berjalan tertib, santai, antusias, penuh canda tawa dan
lancar. Mahasiswa pelaksana bersama-sama dengan lansia, memberi
contoh, mengarahkan sampai kegiatan selesai
3. Evaluasi Hasil
Pada kegiatan ini lansia mampu menghasilkan gelang identitas.
Setelah kegiatan membuat gelang selesai dilakukan, semua lansia yang ikut
kegiatan merasa puas dan bangga akan hasil karya mereka yang terlihat
sangat bagus dan indah dipandang. Mahasiswa pelaksana juga merasa puas
dengan hasil kerja karya para lansia dan puas atas kerjasama yang baik dari
lansia dan mahasiswa pelaksana.
Surabaya, 23 Mei 2018

Ketua

Sindhu Agung Laksono


NIM. 131723143047
Mengetahui,
Kepala UPTD Griya Werdha Penanggung Jawab Mata Kuliah

Septarti Hendartini, S. Sos Dr. Retno Indarwati, S.Kep. Ns., M.Kep


NIP. 19660918 198901 2 002 NIP. 19780316 200812 2 002
PRE PLANNING
PENGHIJAUAN TAMAN

Hari/Tanggal : Selasa, 29 Mei 2018


Tempat : Taman Griya Werdha Jambangan
Waktu : 09.00- 11.00 WIB
Kegiatan : Membersihkan got dan menanam pohon

A. Latar Belakang.
Sesuai dengan UU No. 13 tahun 1998 pasal 1 (ayat 2) dijelaskan bahwa
lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia diatas 60 tahun. Usia
lanjut dapat dikatakan usia emas, karena tidak semua orang dapat mencapai usia
tersebut, maka orang yang berusia lanjut memerlukan tindakan preventif
maupun promotif agar dapat menikmati masa tua yang berguna dan bahagia
(Maryam, Ekasari & Rosidawati, 2008). Hal ini juga diperjelas dengan UU No.
13 pasal 1 (ayat 11) bahwa pemberdayaan adalah setiap upaya meningkatkan
kemampuan fisik, mental, spiritual, sosial, pengetahuan dan keterampilan agar
para lanjut usia siap didayagunakan sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Membersihkan got dan melakukan penghijauan merupakan salah satu upaya
preventif untuk menjaga kesehatan lansia.
Selain sebagai pemberdayaan, kegiatan membersihkan got dan menanam
pohon juga banyak manfaatnya diantaranya menambah kemampuan motorik,
mengurangi stress, membangun rasa percaya diri, berlatih sabar, bersosial
antara lansia, dan melatih kreatifitas. Dengan membersihkan got diharapkan
mengurangi adanya nyamuk dan menjaga kebersihan lingkungan. Penanaman
pohon meberikan keindahan dan kenyamanan bagi lansia.

B. Tujuan
a. Tujuan umum
Memberdayakan lansia mandiri yang ada di lingkungan UPTD Griya
Werdha Surabaya
b. Tujuan khusus
1. Menstimulasi pancaindera; penglihatan, sentuhan, perasa.
2. Meningkatkan kemampuan motorik
3. Mengurangi stress
4. Melatih kreatifitas
5. Sebagai kegiatan untuk menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan
C. Plan Of Action
No Masalah Tujuan Kegiatan Indikator Keberhasilan Sasaran Waktu/Tempat
1. Ketidakefektifan Setelah Keterampilan Lansia ikut berpartisipasi Lansia dengan Selasa, 29 Mei 2018
pemeliharaan dilakukan menanam dalam kegiatan penanaman minimal care dan jam 09.00 – 11.00
kesehatan. kegiatan pohon pohon dan membersihkan partial care WIB/
Ditandai keterampilan got sampai selesai
dengan: menanam pohon Tempat:
5. Banyak dan Griya Werdha
lansia yang membersihkan Jambangan Surabaya
mengalami got diharapkan
gatal-gatal dapat
6. Lingkungan meningkatkan
sekitar kamar kesehatan
tidur lansia lingkungan dan
kurang rapi keindahan
7. Sebagian
besar kamar
tidur lansia
yang mandiri
bau apek
8. Banyak
lansia yang
belum
mengetahui
tentang
perilaku
hidup sehat
1. Rencana Strategis
Kegiatan menanam pohon dan membersihkan got dilakukan pada pukul
09.00 WIB. Kegiatan ini diikuti oleh lansia mandiri dan partial care setelah
selesai kegiatan pagi sambil menunggu waktu makan siang. Evaluasi
dilakukan setelah kegiatan berakhir.

2. Tindakan
Fase Orientasi
a. Memberi salam terapeutik
b. Memperkenalkan diri
1) Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini.

2) Kontrak
a. Perawat menjelaskan tujuan kegiatan memperkenalkan diri
b. Perawat menjelaskan alur kegiatan sebagai berikut :
Lama kegiatan 1 jam
Mahasiswa pelaksana mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
Jika ada lansia yang ingin ikut berkontribusi, dipersilahkan namun
tidak diwajibkan.
Tahap Kerja
a. Skrining tanda-tanda vital peserta kegiatan
b. Membagi tugas masing – masing
c. Membersihkan got
d. Menanam pohon
Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1) Perawat menanyakan perasaan lansia setelah dilakukan kegiatan
ini.
2) Perawat memberikan pujian atas keberhasilan lansia yang
mengikuti kegiatan dan berhasil menanam pohon dan
membersihhkan got
3. Pengorganisasian Kelompok
e. Ketua : Intan Cahyanti.S, S.Kep
f. Fasilitator : Sindu Agung Laksono, S.Kep
g. Pelaksana : Galih Adi Wicaksono, S.Kep
h. Dokumentasi : Galuh Rachmawati, S.Kep
4. Sasaran
Lansia mandiri.

5. Media
Peralatan yang diperlukan : cangkul,cetok,celurit,selang,linggis,penyiram
air.
6. Metode
Aplikasi

7. Susunan Acara
No Waktu Kegiatan Kegiatan Peserta PJ Pelaksana
1 09.00-11.00 Menanam pohon Menanam pohoni Intan Cahyanti
WIB dan membersihkan dan membersihkan Sugianto
got got
8. Susunan Tempat
Seluruh tindakan dilakukan di UPTD Griya Werdha.

D. Evaluasi Kegiatan
4. Evaluasi Struktur
e. Persiapan alat dan tempat pelaksanaan kegiatan dilakukan 1 hari
f. Persiapan pre planning kegiatan dilakukan 1 hari sebelum kegiatan
g. Persiapan pengorganisasian tugas dilakukan 1 hari sebelum kegiatan
h. Persiapan lansia dilakukan 1 jam sebelum kegiatan dimulai.
5. Evalauasi Proses
c. Kegiatan dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan.
d. Suasana kegiatan berjalan tertib, santai, antusias, penuh canda tawa dan
lancar. Mahasiswa pelaksana bersama-sama dengan lansia, memberi
contoh, mengarahkan sampai kegiatan selesai
6. Evaluasi Hasil
Pada kegiatan ini lansia mampu menanam pohon dan
membersihkan got. Setelah kegiatan menanam pohon dan membersihkan
got selesai dilakukan, semua lansia yang ikut kegiatan merasa puas dan
bangga akan hasil karya mereka yang terlihat sangat bagus dan indah
dipandang. Mahasiswa pelaksana juga merasa puas dengan hasil kerja karya
para lansia dan puas atas kerjasama yang baik dari lansia dan mahasiswa
pelaksana.
Surabaya,
Ketua

Sindhu Agung Laksono, S.Kep.


NIM. 131723143047

Mengetahui,

Kepala UPTD Griya Werdha Penanggung Jawab Mata Kuliah

Septarti Hendartini, S. Sos Dr. Retno Indarwati, S.Kep. Ns., M.Kep


NIP. 19660918 198901 2 002 NIP. 19780316 200812 2 002
PRE PLANNING
PELEPASAN IKAN MOLLY

Hari/Tanggal : Rabu, 30 Mei 2018


Tempat : UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya
Waktu : 16.00- 17.00 WIB
Kegiatan : Pelepasan ikan Molly

A. Latar Belakang.
Ikan molly merupakan salah satu jenis ikan hias air tawar yang memiliki
warna-warna yang menarik. Ikan ini juga bersifat damai sehingga cocok untuk
di satukan dalam komunitas akuarium. Ikan ini juga berfungsi untuk memakan
jentik nyamuk. Melihat di saluran got UPTD Griya Werdha banyak sekali jentik
nyamuk yang hidup. Maka kelompok berinisiatif untuk melakukan pelepasan
ikan molly di saluran got tersebut.
Diharapkan dengan dilakukannya pelepasan ikan molly, jentik nyamuk
berkurang dan nyamuk juga berkurang. Berkurangnya nyamuk juga dapat
menghindari penyebaran penyakit karena vector nyamuk

B. Tujuan
a. Tujuan umum
Memberantas nyamuk di lingkungan UPTD Griya Werdha Surabaya
b. Tujuan khusus
-Mengurangi populasi nyamuk di lingkungan Griya Werdha.
-Mengurangi resiko terjadinya penularan penyakit karena vector nyamuk

C. Plan Of Action
Indikator Waktu/
No Masalah Tujuan Kegiatan Sasaran
Keberhasilan Tempat
1. Setelah Pelepasan Menurunnya Lingkun Rabu, 30
dilakukan Ikan Molly populasi gan Mei 2018
kegiatan, nyamuk di UPTD jam
lingkunga lingkungan Griya 16.00
n terbebas UPTD Griya Werdha WIB/
dari jentik- Werdha
jentik Tempat:
nyamuk Griya
Werdha
Jambang
an
Surabaya
1. Rencana Strategis
Kegiatan pelepasan ikan molly dilakukan pada pukul 16.00. Kegiatan ini
dilakukan oleh mahasiswa fakultas keperawatan yang shif sore, sambil
menunggu waktu berbuka puasa. Evaluasi dilakukan setelah kegiatan
berakhir.
2. Tindakan
1) Fase Orientasi
a. Meminta ijin dengan kepala panti
b. Melepaskan ikan molly di kolam sebagai adaptasi untuk ikan
molly sebelum dilepas ke got
c. Melepaskan ikan molly di got
2) Evaluasi/validasi
Kegiatan pelepasan ikan molly berjalan lancar
3) Kontrak
a) Perawat menjelaskan tujuan pelepasan ikan molly
b) Perawat menjelaskan alur pelepasan ikan molly sebagai berikut :
-Lama kegiatan 15 menit
-Mahasiswa pelaksana mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
4) Tahap Kerja
a. Pelaksana menyediakan ikan molly
b. Pelaksana meminta ijin kepada kepala panti untuk melakukan
kegiatan
c. Ikan molly dilepaskan dikolam untuk proses adaptasi
d. Setelah ikan beradaptasi beberapa menit kemudian ikan dilepaskan
ke got
5) Tahap Terminasi
Evaluasi
Kegiatan pelepasan ikan molly berjalan lancer.
3. Pengorganisasian Kelompok
a. Ketua : Enny Selawati Boangmanalu, S.Kep
b. Fasilitator : Intan Cahyanti S, S.Kep
c. Pelaksana : Heny Sulistyarini, S.Kep
d. Dokumentasi : Hermansyah, S.Kep
4. Sasaran
Lingkungan sekitar panti (got).
5. Media
Peralatan yang diperlukan : ikan molly beberapa ekor.
6. Metode
Aplikasi
7. Susunan Acara
No Waktu Kegiatan Kegiatan Peserta PJ
Pelaksana
1 16.00-17.00 Pelepasan Melepas Ikan Molly
Ikan Molly
8. Susunan Tempat
Seluruh tindakan dilakukan di UPTD Griya Werdha.

D. Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan alat dan tempat pelaksanaan kegiatan dilakukan 1 hari
b. Persiapan pre planning kegiatan dilakukan 1 hari sebelum kegiatan
c. Persiapan pengorganisasian tugas dilakukan 1 hari sebelum kegiatan
2. Evalauasi Proses
a. Kegiatan dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan.
b. Suasana kegiatan berjalan tertib, santai, dan lancar. Mahasiswa
pelaksana melepaskan ikan molly di got.
3. Evaluasi Hasil
Pada kegiatan ini ikan molly dilepaskan di got. Setelah kegiatan pelaksana
mengevaluasi keadaan ikan yang dilepaskan. Mahasiswa pelaksana merasa
puas dengan pelaksanaan kegiatan.

Surabaya,
Ketua

Sindhu Agung Laksono, S.Kep.


NIM. 131723143047
Mengetahui,

Kepala UPTD Griya Werdha Pembimbing Akademik

Septarti Hendartini, S. Sos Dr. Retno Indarwati, S.Kep. Ns., M.Kep


NIP. 19660918 198901 2 002 NIP. 19780316 200812 2 002
Lampiran 3
RESUME KEGIATAN
HAFALAN SURAT-SURAT PENDEK

Hari/Tanggal : Senin, 28 Mei 2018


Tempat : Musholla UPTD Griya Werdha Pemkot Surabaya
Waktu : 15.00 – 15.30 WIB
Kegiatan : Hafalan Surat Pendek

A. Acara diikuti oleh :


Lansia mandiri dan parsial care beragama islam yang berada di UPTD Griya
Werdha Pemkot Surabaya
B. PelaksanaanKegiatan
Waktu Kegiatan Pelaksana
Senin, Hafalan Surat Pendek Terlampir
28 Mei 2018
15.00-15.30 WIB

C. Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan Materi
Peralatan yang diperlukan : Speaker
b. Kesiapan Pre Planning
Peralatan sudah siap H-1.
c. Peserta yang hadir
Peserta telah hadir di tempat pelaksanaan yaitu :
Senin, 28 Mei 2018 pukul 15.00 sebanyak 34 orang lansia

2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan yaitu setelah sholah asar berjama’ah
b. Suasana kegiatan berjalan tertib, semarak, antusias dan lancar tanpa
hambatan. Peserta bersedia mengikuti kegiatan hingga akhir.
c. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat selama hafalan surat-surat
pendek.

3. Evaluasi Hasil
Pada kegiatan hafalan surat-surat pendek semua lansia berhasil
menghafalkan bacaan, akan tetapi ada beberapa lansia yang masih butuh
dituntun ketika melakukan hafalan karena sedikit lupa. Meskipun begitu,
peserta lansia yang mengikuti kegiatan merasa sangat senang dan antusias
sekali karena kegiatan ini merupakan kegiatan baru di Griya Werdha dan
lansia sendiri menginginkan kegiatan hafalan surat pendek diagendakan
dilakukan setiap hari. .
Sbaya, 28 Mei 2018
Ketua

Sindhu Agung Laksono


NIM. 1723143047

Mengetahui,

Kepala UPTD Griya Werdha Penanggung Jawab Mata Kuliah

Septarti Hendartini, S. Sos Dr. Retno Indarwati, S.Kep. Ns., M.Kep


NIP. 19660918 198901 2 002 NIP. 19780316 200812 2 002
PELAKSANA KEGIATAN

Hari : Selasa, 01 Mei 2018


a. Ketua : R. Hesea Rochmatillah
b. Pembawa Acara : Nurul Aini
c. Fasilitator : Erna eka Wulansari
d. Dokumentasi : Dewi Fajarwati

DOKUMENTASI
DOKUMENTASI
RESUME KEGIATAN
PERSEKUTUAN DOA

Hari/Tanggal : Setiap hari tanggal 21 – 30 Mei 2018


Tempat : UPTD Griya Werdha Pemkot Surabaya
Waktu : 18.00 – 18.45 WIB
Kegiatan : Persekutuan Doa

A. Acara diikuti oleh :


Lansia yang beragama Kristen dan Katolik yang berada di UPTD Griya Werdha
Pemkot Surabaya
B. PelaksanaanKegiatan
Waktu Kegiatan Pelaksana
Setiap Hari, Persekutuan Doa Getrudis F. Diaz S.Kep,
tanggal 21-30 Mei Yohanes P. Doka
2018 S.Kep, Silvia L.
18.00-18.45 WIB Suwandi S.Kep, Enny
B. Manalu S.Kep, Ezra
L. Sevtiana S.Kep

C. Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan Materi
Peralatan yang diperlukan :Kitab Suci, Kidung Pujian
b. Kesiapan Pre Planning
Peralatan sudah siap H-1.
c. Peserta yang hadir
Peserta telah hadir di tempat pelaksanaan yaitu sebanyak 7 orang
lansia, setiap hari pukul 18.00
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan
b. Suasana kegiatan berjalan tertib, semarak, antusias dan lancar tanpa
hambatan. Peserta bersedia mengikuti kegiatan hingga akhir.
c. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat selama kegiatan doa
berlangsung.
3. Evaluasi Hasil
Selama pelaksanaan kegiatan persekutuan doa, semua lansia merasa
sangat senang dan antusias sekali. Secara bergantian lansia berbagi kisah
pengalaman hidup mereka dalam sharing iman yang dipandu oleh pemimpin
badah.
Surabaya, 30 Mei 2018
Ketua

Shindu Agung Laksono


NIM. 131723143040

Mengetahui,

Kepala UPTD Griya Werdha Penanggung Jawab Mata Kuliah

Septarti Hendartini, S. Sos Dr. Retno Indarwati, S.Kep. Ns., M.Kep


NIP. 19660918 198901 2 002 NIP. 19780316 200812 2 002
PELAKSANA KEGIATAN

Hari : Setiap hari, tanggal 21-30 Mei 2018

e. Penanggung Jawab : Yohanes P. Doka S. Kep


f. Pemateri : Ezra L. Sevtiana S. Kep,
g. Fasilitator : Getrudis Fransiska Diaz S.Kep
h. Notulen : Silvia L. Suwandi S. Kep,
i. Dokumentasi : Enny Boangmanalu S. Kep

DAFTAR PESERTA
KEGIATAN PERSEKUTUAN DOA
NO NAMA
1 Nicholas
2 Otto
3 Bambang
4 Suyatmi
5 Sarah
6 Ongko Wijoyo
7 Sayinten
DOKUMENTASI

RESUME KEGIATAN
PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)
Hari/Tanggal : Senin, 28 Mei 2018
Tempat : UPTD Griya Werdha Pemkot Surabaya
Waktu : 09.00- 09.45 WIB
Kegiatan : Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) Hipertensi

A. Acara diikuti oleh :


Lansia yang berada di UPTD Griya Werdha Pemkot Surabaya
B. PelaksanaanKegiatan
Waktu Kegiatan Pelaksana
Senin, 28 Mei 2018. PKRS Hipertensi Terlampir
09.00-09.45 WIB

C. Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan Materi
Peralatan yang diperlukan : Lembar balik
b. Kesiapan Pre Planning
Peralatan sudah siap H-1.
c. Peserta yang hadir
Peserta telah hadir di tempat pelaksanaan yaitu :
Senin, 28 Mei 2018 dihadiri 33 lansia.
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan
b. Suasana kegiatan berjalan tertib, semarak, antusias dan lancar tanpa
hambatan. Peserta bersedia mengikuti kegiatan hingga akhir.
c. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat selama penyuluhan
berlangsung.
3. Evaluasi Hasil
Pada kegiatan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) Hipertensi
semua lansia dapat mengerti pengertian, penyebab, tanda dan gejala dan hal-
hal yang meperberat penyakit hipertensi. Serta dapat menyebutkan upaya
apasaja yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengobati hipertensi.
Peserta yang mengikuti kegiatan merasa sangat senang dan antusias karena
kegiatan ini dapat menambah pengetahuan lansia.

Surabaya, 30 Mei 2018


Ketua

SindHu Agung Laksono


NIM. 131723143076

Mengetahui,

Kepala UPTD Griya Werdha Penanggung Jawab Mata Kuliah

Septarti Hendartini, S. Sos Dr. Retno Indarwati, S.Kep. Ns., M.Kep


NIP. 19660918 198901 2 002 NIP. 19780316 200812 2 002
PELAKSANA KEGIATAN

Hari : Senin, 28 Mei 2018


j. Penanggung jawab : Dessy Wulandari S
k. Moderator : Sindhu Agung L
l. Penyaji : Robeta Lintang
m. Observer : Galuh Rahmawati, Intan Cahyanti
n. Fasilitator : Hermansyah, Dicky, Yohanes
o. Notulen : Silvia Lusian

DAFTAR HADIR

NO NAMA RUANGAN
1 Ongko
2 Miun
3 Bambang
4 Slamet
5 Ngatino
6 Harmadi
7 Otto
8 Sudarto
9 Gusti
10 Salimin
11 Abdul Rokhim
12 Leo
13 Yasmaun
14 Rebo Suwarno
15 Kusnen
16 Eko
17 Ahmadjo
18 Ismail
19 Wita Hutin
20 Kastipah
21 Saenah
22 Ngatinah
23 Wartini
24 Markamah
25 Anik
26 Yuli
27 Habibah
28 Sri
29 Aminah
30 Suryati
31 Musamah
32 Sayati
DOKUMENTASI

Penjelasan Materi Oleh Mahasiswa B19 FKP Unair


Sesi Tanya Jawab

Antusiasme para lansia endengarkan penjelasan penyuluhan


RESUME KEGIATAN
PUDING LABU SIAM UNTUK HIPERTENSI

Hari/Tanggal : 28 Mei - 29 Mei 2018


Tempat : UPTD Griya Werdha Pemkot Surabaya
Waktu : Senin (10.00 WIB), Selasa (16.00 WIB)
Kegiatan : Pemberian puding labu siam

A. Acara diikuti oleh :


Lansia yang menderita hipertensi dari hasil screening
B. PelaksanaanKegiatan
Waktu Kegiatan Pelaksana
Senin, Pemberian puding labu Dessy W, Erna, Robeta
28 Mei 2018 siam Lintang, Dewi F,
10.00 WIB Galuh R
Selasa, 29 Mei Pemberian puding labu Dessy W, Erna, Robeta
2018 siam Lintang, Dewi F,
16.00 WIB Galuh R

C. Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi Struktur
a. KesiapanMateri
Peralatan yang diperlukan : Labu siam, air, jelly, agar-agar, gula
b. Kesiapan Pre Planning
Peralatan dan bahan sudah siap dibuat
c. Peserta
Lansia hipertensi sebanyak 28 orang
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan
b. Suasana kegiatan berjalan tertib dan antusias.
c. Peserta bersedia makan puding yang telah diberikan
3. Evaluasi Hasil
a. Semua peserta (100 %) menyatakan menyukai puding labu siam
b. 25 peserta menunjukkan penurunan kadar tekanan darah setelah 2 kali
pemberian puding labu siam
Surabaya, 29 Mei 2018
Ketua

Sindhu Agung L
NIM. 131723143047

Mengetahui,

Kepala UPTD Griya Werdha Penanggung Jawab Mata Kuliah

Septarti Hendartini, S. Sos Dr. Retno Indarwati, S.Kep. Ns., M.Kep


NIP. 19660918 198901 2 002 NIP. 19780316 200812 2 002
PERBANDINGAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH
DIBERIKAN PUDING LABU SIAM
Tekanan Darah
No Nama Lansia Ruang
Sebelum Sesudah
1 Armantyo Melati 140/90 110/70
2 Amir Sholeh Melati 140/70 110/80
3 Sukadi Kamboja 140/90 120/80
4 Nurya Kamboja 152/92 140/70
5 Akup Kamboja 140/90 120/80
6 Suprapti Kenanga 150/90 130/80
7 Kamsiati Kenanga 140/80 120/80
8 Kusnen WK 140/70 140/80
9 Sarlim Tulip 140/80 140/80
10 Agus Tulip 180/90 180/100
11 Darmi Lavender 140/90 110/80
12 Djaenah Lavender 140/80 130/80
13 Sukarten Lavender 140/80 130/90
14 Sainten Anggrek 140/70 120/80
15 Supatmi Anggrek 140/100 110/85
16 Kasri Anggrek 150/90 120/70
17 Sumijah Mawar 140/70 110/80
18 Tini Mawar 140/90 120/80
19 Humardiyah Mawar 150/90 120/70
20 Imbul Teratai 140/80 120/70
21 Srikus Teratai 150/70 120/70
22 Yuli Teratai 140/70 110/80
23 Karni Teratai 140/70 120/80
24 Sumarti Teratai 150/90 140/80
25 Musamah Teratai 150/80 110/70
26 Nur Hayati Teratai 150/70 130/80
27 Suyati Teratai 140/80 110/70
28 Sugiarti Teratai 150/70 110/70
DOKUMENTASI
RESUME KEGIATAN
SCREENING HIPERTENSI

Hari/Tanggal : Kamis, 24 Mei 2018


Tempat : UPTD Griya Werdha Pemkot Surabaya
Waktu : 08.30 WIB
Kegiatan : Pengecekan tekanan darah.

A. Acara diikuti oleh :


Seluruh lansia di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya
B. PelaksanaanKegiatan
Waktu Kegiatan Pelaksana
Kamis, Pengecekan tekanan Dessy W, Erna, Robeta
24 Mei 2018 darah Lintang, Dewi F,
08.30 WIB Galuh R

C. Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi Struktur
a. KesiapanMateri
Peralatan yang diperlukan : tensi, lembar catatan
b. Kesiapan Pre Planning
Peralatan tensi darah dan lembar catatan
c. Peserta
Seluruh lansia di griya werdha
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan
b. Suasana kegiatan berjalan tertib dan antusias.
c. Peserta bersedia dilakukan pengecekan tekanan darah
3. Evaluasi Hasil
a. 28 peserta mempunyai tekanan darah tinggi
Surabaya, 29 Mei 2018
Ketua

Sindhu Agung L
NIM. 131723143047

Mengetahui,

Kepala UPTD Griya Werdha Penanggung Jawab Mata Kuliah

Septarti Hendartini, S. Sos Dr. Retno Indarwati, S.Kep. Ns., M.Kep


NIP. 19660918 198901 2 002 NIP. 19780316 200812 2 002
HASIL DARI PENGUKURAN TEKANAN DARAH
Tekanan Darah
No Nama Lansia Ruang
1 Armantyo Melati 140/90
2 Amir Sholeh Melati 140/70
3 Sukadi Kamboja 140/90
4 Nurya Kamboja 152/92
5 Akup Kamboja 140/90
6 Suprapti Kenanga 150/90
7 Kamsiati Kenanga 140/80
8 Kusnen WK 140/70
9 Sarlim Tulip 140/80
10 Agus Tulip 180/90
11 Darmi Lavender 140/90
12 Djaenah Lavender 140/80
13 Sukarten Lavender 140/80
14 Sainten Anggrek 140/70
15 Supatmi Anggrek 140/100
16 Kasri Anggrek 150/90
17 Sumijah Mawar 140/70
18 Tini Mawar 140/90
19 Humardiyah Mawar 150/90
20 Imbul Teratai 140/80
21 Srikus Teratai 150/70
22 Yuli Teratai 140/70
23 Karni Teratai 140/70
24 Sumarti Teratai 150/90
25 Musamah Teratai 150/80
26 Nur Hayati Teratai 150/70
27 Suyati Teratai 140/80
28 Sugiarti Teratai 150/70
DOKUMENTASI
RESUME KEGIATAN
MOBILISASI JAMAN NOW (ROM AKTIF/PASIF)

Tanggal : 22 Mei - 01 Juni 2018


Tempat : Lapangan UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya
Waktu : 07.00-07.15 WIB
Kegiatan : Mobilisasi Jaman Now (ROM Aktif/Pasif)

A. Acara diikuti oleh:


Seluruh lansia (khususnya lansia mandiri dan partial care) yang berada di UPTD
Griya Werdha Jambangan Surabaya

B. PelaksanaanKegiatan
Waktu Kegiatan Pelaksana
22 Mei - 01 Juni 2018 Mobilisasi Jaman Now Terlampir
07.00-07.15 WIB (ROM Aktif/Pasif)

C. Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan Alat
Peralatan yang diperlukan: Tape recorder, Sound system, Mic
b. Kesiapan Pre Planning
Peralatan sudah siap H-1.
c. Peserta yang hadir
Peserta telah hadir di tempat pelaksanaan yaitu:
21 Mei - 01 Juni 2018 pukul 07.00 sebanyak 126 lansia
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan
b. Suasana kegiatan berjalan tertib, semarak, antusias dan lancar tanpa
hambatan. Peserta bersedia mengikuti kegiatan hingga akhir.
c. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat selama kegiatan
berlangsung.

3. Evaluasi Hasil
Pada kegiatan Mobilisasi Jaman Now (ROM Aktif/Pasif) semua
lansia berhasil mengikuti ROM aktif bagi lansia mandiri dan ROM pasif
bagi lansia patial/total care. Peserta yang mengikuti kegiatan merasa
senang dan antusias sekali karena badan menjadi lebih bugar dan seluruh
lansia bersedia mengikuti kegiatan ini setiap pagi hari.
Surabaya, 01 Juni 2018
Ketua

Sindhu Agung Laksono, S.Kep.


NIM. 131723143047

Mengetahui,

Kepala UPTD Griya Werdha Penanggung Jawab Mata Kuliah

Septarti Hendartini, S. Sos Dr. Retno Indarwati, S.Kep. Ns., M.Kep


NIP. 19660918 198901 2 002 NIP. 19780316 200812 2 002
PELAKSANA KEGIATAN

Hari: Selasa, 22 Mei 2018


p. Ketua : Dewi Fajarwati P.
q. Pembawa Acara : Robeta Lintang D.
r. Fasilitator : Sindhu Agung L, Galih Adhi W, Reny Tjahja H, Enny S,
Risca Maya, Yohanes Pemandi
s. Notulen : Dessy Wulandari
t. Dokumentasi : Erna Wulan

Hari: Rabu, 23 Mei 2018


a. Ketua : Robeta Lintang D.
b. Pembawa Acara : Dewi Fajarwati P.
c. Fasilitator : Henny S, Sindhu Agung, Galih Adhi, Hermansyah, Ezra
Ledya, R.Hesea, Getrudiz F. Diaz
d. Notulen : Silvia Lusiana
e. Dokumentasi : Tri Retno W.

Hari: Kamis, 24 Mei 2018


a. Ketua : Dessy Wulandari
b. Pembawa Acara : Enny S
c. Fasilitator : Galuh R, R. Hesea, Tiur Trihastutik, Reny T, Intan C,
Erna Wulan, Dicky R.
d. Notulen : Risca Maya
e. Dokumentasi : Yohanes Pemandi

Hari: Jum’at, 25 Mei 2018


a. Ketua : Erna Wulan
b. Pembawa Acara : Yohanes Pemandi
f. Fasilitator : Galuh R, R. Hesea, Tiur Trihastutik, Reny T, Intan C,
Enny S., Dicky R.
c. Notulen : Dessy Wulandari
d. Dokumentasi : Risca Maya

Hari: Sabtu, 26 Mei 2018


a. Ketua : Galuh R.P
b. Pembawa Acara : R. Hesea
g. Fasilitator : Dessy W., R. Hesea, Tiur Trihastutik, Risca Maya, Intan
C, Enny S., Dicky R.
c. Notulen : Yohanes Pemandi
d. Dokumentasi : Reny T.
Hari: Senin, 28 Mei 2018
a. Ketua : Henny S
b. Pembawa Acara : Tri Retno
c. Fasilitator : Sindhu Agung, Intan C., Galuh R, Hermansyah,
Silvia L
d. Notulen : Getrudiz F.
e. Dokumentasi : Robeta Lintang

Hari: Selasa, 29 Mei 2018


a. Ketua : Hermansyah
b. Pembawa Acara : Silvia L.
f. Fasilitator : Sindhu Agung, Galih Adhi, Galuh R, Hermansyah,
Getrudiz F.
c. Notulen : Dewi Fajarwati
d. Dokumentasi : Tri Retno

Hari: Rabu, 30 Mei 2018


a. Ketua : Yohanes Pemandi
b. Pembawa Acara : Tiur T.
h. Fasilitator : Dessy W., Reny T., Risca Maya, Intan C, Enny S., Dicky
c. Notulen : Galuh R
d. Dokumentasi : R. Hesea

Hari: Kamis, 31 Mei 2018


a. Ketua : R. Hesea
b. Pembawa Acara : Reny T.
c. Fasilitator : Dessy W., Reny T., Risca Maya, Enny S.
d. Notulen : Tiur T.
e. Dokumentasi : Intan C.

Hari: Jum’at, 01 Juni 2018


a. Ketua : Risca Maya
b. Pembawa Acara : Dicky R.
c. Fasilitator : Dessy W., Reny T., Risca Maya, Tiur T., Intan C, Galuh
d. Notulen : R. Hesea
e. Dokumentasi : Enny S.
DOKUMENTASI
MOBILISASI JAMAN NOW
RESUME KEGIATAN
MASSAGE JAHE

Hari/Tanggal : Setiap pagi


Tempat : UPTD Griya Werdha Pemkot Surabaya
Waktu : 09.00 – 09.30 WIB
Kegiatan : massage jahe

A. Acara diikuti oleh :


Lansia yang berada di UPTD Griya Werdha Pemkot Surabaya
B. PelaksanaanKegiatan
Waktu Kegiatan Pelaksana
Setiap pagi hari Massage jahe Terlampir

C. Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang diperlukan : jahe parut, handscon, tissue.
b. Kesiapan Pre Planning
Alat dan bahan sudah siap H-1.
c. Peserta yang hadir
Peserta telah hadir di tempat pelaksanaan yaitu : Peserta yang
mengeluh pegal-pegal di ruang kamar masing-masing lansia
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan
b. Suasana kegiatan berjalan tertib, antusias dan lancar tanpa hambatan.
Peserta bersedia mengikuti kegiatan hingga akhir.
c. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat selama kegiatan
berlangsung.

3. Evaluasi Hasil
Pada kegiatan massage jahe,para lansia banyak yang antusias dan
ingin mengikuti massage. Lansia tersebut mengatakan merasa nyaman dan
terlihat tenang (kooperatif). Setelah kegiatan massage jahe para lansia
mampu istrahat tidur berkualitas. Diharapkan massage jahe dapat
membantu lansia menjadi lebih rileks, tidak terjadi kekakuan otot,
meningkatkan mobilisasi, meningkatkan kualitas tidur lansia, tidak terjadi
pegal-pegal.
Surabaya, 28 Mei 2018
Ketua

Sindhu Agung Laksono


NIM. 131723143047

Mengetahui,

Kepala UPTD Griya Werdha Penanggung Jawab Mata Kuliah

Septarti Hendartini, S. Sos Dr. Retno Indarwati, S.Kep. Ns., M.Kep


NIP. 19660918 198901 2 002 NIP. 19780316 200812 2 002
PELAKSANA KEGIATAN

Hari : setiap hari


e. Ketua : Intan Cahyanti.S, S.Kep
f. Terapis : seluruh mahasiswa unair
g. Fasilitator : Galuh Rachmawati G.P, S.Kep
h. Dokumentasi : silvia lusiana, S.Kep
DOKUMENTASI
RESUME KEGIATAN
KETERAMPILAN MEMBUAT GELANG IDENTITAS

Hari/Tanggal : Senin, 28 Mei 2018


Tempat : UPTD Griya Werdha Pemkot Surabaya
Waktu : 16.00 – 17.00 WIB
Kegiatan : Keterampilan membuat gelang identitas

A. Acara diikuti oleh :


Lansia mandiri dan parsial care yang berada di UPTD Griya Werdha Pemkot
Surabaya
B. PelaksanaanKegiatan
Waktu Kegiatan Pelaksana
Senin 28 Mei 2018 Keterampilan Terlampir
16.00-17.00 WIB membuat gelang
identitas

C. Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang diperlukan : Manik-manik ( warna hitam dan
kuning), benang elastis, gunting.
b. Kesiapan Pre Planning
Alat dan bahan sudah siap H-1.
c. Peserta yang hadir
d. Peserta telah hadir di tempat pelaksanaan yaitu sebanyak 5 orang
lansia
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan
b. Suasana kegiatan berjalan tertib, antusias dan lancar tanpa hambatan.
Peserta bersedia mengikuti kegiatan hingga akhir.
c. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat selama kegiatan
berlangsung.

3. Evaluasi Hasil
Pada kegiatan keterampilan membuat gelang identitas semua lansia
berhasil menyelesaikan membuat gelang identitas. Peserta yang mengikuti
kegiatan merasa sangat senang dan antusias sekali karena kegiatan ini
merupakan kegiatan pengisi waktu luang di Griya Werdha. Setelah selesai
pembuatan gelang identitas, gelang tersebut dipakaikan kepada lansia yang
menghuni Griya Werdha Jambangan, sebagai identitas lansia yang
menderita scabies dipakaikan gelang manik-manik berwarna kuning, lansia
tanpa scabies dipakaikan gelang manik-manik berwarna hitam. Tujuan
pemakaian gelang ini untuk memudahkan petugas dalam melakukan
perawatan terhadap lansia yang menderita scabies, dan juga untuk
meminimalisir penyebaran scabies, dari gelang identitas tersebut petugas
dapat memisahkan baju penderita scabies untuk dicuci tanpa dicampur
dengan baju lansia yang tidak menderita scabies.

Surabaya, 28 Mei 2018


Ketua

Sindhu Agung Laksono


NIM. 131723143047

Mengetahui,

Kepala UPTD Griya Werdha Penanggung Jawab Mata Kuliah

Septarti Hendartini, S. Sos Dr. Retno Indarwati, S.Kep. Ns., M.Kep


NIP. 19660918 198901 2 002 NIP. 19780316 200812 2 002
PELAKSANA KEGIATAN

Hari : Senin, 28 Mei 2018


a. Ketua : Hermansyah, S.Kep
b. Fasilitator : Getrudiz F Diaz, S.Kep
c. Pelaksana : Enny Selawati Boangmanalu, S.Kep, Tiur Trihastutik,
S.Kep
d. Dokumentasi : Reny Tjahja H, S.Kep

DOKUMENTASI
RESUME KEGIATAN
PELEPASAN IKAN MOLLY

Hari/Tanggal : Rabu, 30 Mei 2018


Tempat : UPTD Griya Werdha Pemkot Surabaya
Waktu : 16.00 – 17.00 WIB
Kegiatan : Pelepasan Ikan Molly

A. Acara diikuti oleh :


Mahasiswa praktek di UPTD Griya Werdha Pemkot Surabaya
B. PelaksanaanKegiatan
Waktu Kegiatan Pelaksana
Rabu, 30 Mei 2018 Pelepasan Ikan Terlampir
16.00-17.00 WIB Molly

C. Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang diperlukan : Ikan Molly beberapa ekor.
b. Kesiapan Pre Planning
Alat dan bahan sudah siap H-1.
c. Peserta yang hadir
Peserta telah hadir di tempat pelaksanaan yaitu sebanyak 6 orang
mahasiswa

2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan
b. Suasana kegiatan berjalan tertib, antusias dan lancar tanpa hambatan.

3. Evaluasi Hasil
Pada kegiatan pelepasan ikan molly, kegiatan dilaksanakan dengan
lancer. Pada kegiatan ini ikan molly dilepaskan di got. Setelah kegiatan
pelaksana mengevaluasi keadaan ikan yang dilepaskan. Mahasiswa
pelaksana merasa puas dengan pelaksanaan kegiatan.
Surabaya, 30 Mei 2018
Ketua

Sindhu Agung Laksono


NIM. 131723143047

Mengetahui,

Kepala UPTD Griya Werdha Penanggung Jawab Mata Kuliah

Septarti Hendartini, S. Sos Dr. Retno Indarwati, S.Kep. Ns., M.Kep


NIP. 19660918 198901 2 002 NIP. 19780316 200812 2 002
PELAKSANA KEGIATAN

Hari : Rabu, 30 Mei 2018


a. Ketua : Enny Selawati Boangmanalu, S.Kep
b. Fasilitator : Intan Cahyanti S, S.Kep
c. Pelaksana : Heny Sulistyarini, S.Kep
d. Dokumentasi : Hermansyah, S.Kep

DOKUMENTASI
RESUME KEGIATAN
PENANAMAN POHON DAN KERJA BAKTI

Hari/Tanggal : Selasa, 29 Mei 2018


Tempat : UPTD Griya Werdha Pemkot Surabaya
Waktu : 09.00 – 11.00 WIB
Kegiatan : Menanam pohon dan Membersihkan got

A. Acara diikuti oleh :


Lansia mandiri dan parsial care yang berada di UPTD Griya Werdha Pemkot
Surabaya
B. PelaksanaanKegiatan
Waktu Kegiatan Pelaksana
Selasa, 29 Mei 2018 Menanam pohon Terlampir
09.00-11.00 WIB dan Membersihkan
got
C. Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang diperlukan :
cangkul,cetok,celurit,selang,linggis,penyiram air.
b. Kesiapan Pre Planning
Alat dan bahan sudah siap H-1.
c. Peserta yang hadir
Peserta telah hadir di tempat pelaksanaan yaitu sebanyak 1 orang
lansia dan seluruh mahasiswa
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan
b. Suasana kegiatan berjalan tertib, antusias dan lancar tanpa hambatan.
Peserta bersedia mengikuti kegiatan hingga akhir.
c. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat selama kegiatan
berlangsung.
3. Evaluasi Hasil
Pada kegiatan keterampilan menanam pohon dan membersihkan
got,para lansia banyak yang sedang tidur dan beristirahat sehingga hanya 1
lansia yang mengikuti. Lansia tersebut membersihkan rumput yang sudah
tinggi. Setelah kegiatan got yang tersumbat mulai ada aliran air walaupun
masih banyak lumpur dan air got masih hitam. Tanaman buah ditanam di
samping-samping taman. Diharapkan tanaman akan berbuah dan
memberikan keteduhan atau kesejukan. Berkebun juga dapat menjadi
aktivitas yang baik untuk lansia.
Surabaya, 28 Mei 2018
Ketua

Sindhu Agung Laksono


NIM. 131723143047
Mengetahui,

Kepala UPTD Griya Werdha Peanggung Jawab Mata Kuliah

Septarti Hendartini, S. Sos Dr. Retno Indarwati, S.Kep. Ns., M.Kep


NIP. 19660918 198901 2 002 NIP. 19780316 200812 2 002
PELAKSANA KEGIATAN

Hari : Selasa, 29 Mei 2018


a. Ketua : Intan Cahyanti.S, S.Kep
b. Fasilitator : Sindu Agung Laksono, S.Kep
c. Pelaksana : Galih Adi Wicaksono, S.Kep
d. Dokumentasi : Galuh Rachmawati, S.Kep

DOKUMENTASI
RESUME KEGIATAN
JALAN SEHAT

Hari/Tanggal : Selasa, 29 Mei 2018


Tempat : UPTD Griya Werdha Pemkot Surabaya
Waktu : 15.30 – 16.00 WIB
Kegiatan : Jalan sehat sore

A. Acara diikuti oleh :


Lansia mandiri dan parsial care yang berada di UPTD Griya Werdha Pemkot
Surabaya
B. PelaksanaanKegiatan
Waktu Kegiatan Pelaksana
Selasa, Jalan sehat sore Terlampir
29 Mei 2018
15.30-16.00 WIB

C. Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan Materi
Peralatan yang diperlukan : Banner
b. Kesiapan Pre Planning
Peralatan sudah siap H-1.
c. Peserta yang hadir
Peserta telah hadir di tempat pelaksanaan yaitu :
Selasa, 29 Mei 2018 pukul 15.00 sebanyak 26 orang lansia
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan
b. Suasana kegiatan berjalan tertib, semarak, antusias dan lancar tanpa
hambatan. Peserta bersedia mengikuti kegiatan hingga akhir.
c. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat selama kegiatan jalan
sehat sore berlangsung.

3. Evaluasi Hasil
Pada kegiatan Jalan Sehat Sore semua lansia berhasil menyelesaikan
dan sampai finish di Griya Werdha. Sesampainya di panti para lansia
diberikan puding labu. Peserta yang mengikuti kegiatan merasa sangat
senang dan antusias sekali karena kegiatan ini merupakan kegiatan dengan
suasana berbeda di Griya Werdha karena kegiatan dilakukan di luar panti.
Surabaya, 29 Mei 2018
Ketua

Sindhu Agung Laksono


NIM. 131723143047

Mengetahui,

Kepala UPTD Griya Werdha Penanggung Jawab Mata Kuliah

Septarti Hendartini, S. Sos Dr. Retno Indarwati, S.Kep. Ns., M.Kep


NIP. 19660918 198901 2 002 NIP. 19780316 200812 2 002
PELAKSANA KEGIATAN

Hari : Selasa, 29 Mei 2018


8. Ketua : Dicky Rachmatsyah
9. Pembawa Acara : Getrudiz Diaz
10. Fasilitator : Tiur trihastuti, R Hesea, Nurul Aini, Ezra Ledya, Sylvia
Lusiana, Heny Sulistyarini, Hermansyah
11. Dokumentasi : Dessy Wulandari

DOKUMENTASI
RESUME KEGIATAN
BRAIN GYM (SENAM OTAK)

Hari/Tanggal : Setiap pagi


Tempat : UPTD Griya Werdha Pemkot Surabaya
Waktu : 07.30-08.00 WIB
Kegiatan : Brain Gym (Senam Otak)

A. Acara diikuti oleh :


Lansia mandiri dan parsial care yang berada di UPTD Griya Werdha Pemkot
Surabaya
B. PelaksanaanKegiatan
Waktu Kegiatan Pelaksana
Setiap hari pada Brain Gym (Senam Terlampir
pukul 07.30-08.00 Otak)
WIB

C. Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan Materi
Adapun kesiapan materi dalam pelaksanaan brain gym ini antara lain:
-materi senam brain gym dan langkah-langkah yang akan diajarkan
-speaker dan mic
-musik
b. Kesiapan Pre Planning
Kesiapan pre planning telah disiapkan sejak hari pertama di panti dan
pelaporan hasil survey lansia, yang kemudian dibentuk struktur
pengorganisasian, pembagian dan pelatihan masing-masing fasilitator
yang kemudian dibagi untuk tiap barisan lansia yang terbagi menjadi
pasien mandiri, parsial, ataupun total care (di bed) yang memiliki
kemauan untuk bergabung. Pelaksanaan awal dimulai pada Jumat (25
Mei 2018) dan dilanjutkan sebagai perencanaan kegiatan harian para
lansia di panti wredha mengingat antusiasme lansia dan kebutuhan
lansia untuk menjaga ataupun meningkatkan keseimbangan dan
kemampuan kognitif.
c. Peserta yang hadir
Peserta telah hadir di tempat pelaksanaan pada tanggal 25 Mei 2018
berkisar antara lebih dari 40 lansia
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan.
b. Peserta bersedia mengikuti kegiatan hingga akhir.
c. Proses pelaksanaan kegiatan berjalan tertib dan semua lansia sangat
antusias terhadap pelaksanaan brain gym yang diadakan.
d. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat selama permainan
berlangsung.
3. Evaluasi Hasil
Evaluasi hasil pelaksanaan brain gym ini adalah semua lansia sangat
antusias dengan adanya pelaksanaan brain gym ini, mereka mau mencoba
mengulangi gerakan-gerakan yang telah diajarkan walaupun senam telah
selesai. Hal ini ditunjukkan pada beberapa waktu setelah pelaksanaan
kegiatan dan telah dibubarkan mereka mempraktikkannya kembali, dan
sebagian besar meminta untuk dilakukan senam ini kembali.

Surabaya, 25 Mei 2018


Ketua

Sindhu Agung Laksono


NIM. 1317231430

Mengetahui,

Kepala UPTD Griya Werdha Pembimbing Akademik

Septarti Hendartini, S. Sos Dr. Retno Indarwati, S.Kep. Ns., M.Kep


NIP. 19660918 198901 2 002 NIP. 19780316 200812 2 002
PELAKSANA KEGIATAN

Hari : Jumat, 25 Mei 2018


a. Ketua : Risca Maya Probo Andini
b. Pembawa Acara : Enny Selawati Boangmanalu
c. Fasilitator : Intan Cahyanti S, Galuh Rahmawati, Yohanes Pemandi D,
Nurul Aini, Erna Eka Wulan, Tiur Triastutik
d. Notulen : Heni Sulistiyowati
e. Dokumentasi : Renny Cahyanti

DOKUMENTASI
RESUME KEGIATAN
BERPACU DALAM MELODI

Hari/Tanggal : 27 Mei 2018


Tempat : UPTD Griya Werdha Pemkot Surabaya
Waktu : 12.30-14.00 WIB
Kegiatan : Berpacu dalam Melodi

A. Acara diikuti oleh :


Lansia yang mandiri dan partial care yang berkenan mengikuti berpacu dalam
melodi
B. Pelaksanaan Kegiatan
Waktu Kegiatan Pelaksana
Senin, 27 Mei 2018 Berpacu dalam Melodi Terlampir
WIB

C. Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan Materi
Adapun kesiapan materi dalam pelaksanaan kegiatan ini yaitu :
musik dan lagu-lagu tembang kenangan serta campursari jawa, speaker
dan microfon, botol aqua
b. Kesiapan Pre Planning
Kesiapan pre planning terdiri dari briefing panitia, penyusunan
program dan perencanaan pelaksanaan yang telah disiapkan sejak hari
pertama di panti dan berdasarkan kondisi lansia dimana terapi ini
digunakan sebagai wadah peningkatan aktualisasi diri lansia, motivasi
bersosialisasi, reduksi stress dan rasa kesepian, serta sebagai terapi
resiminens lansia untuk mengasah daya ingat lansia, serta persiapan
doorprize yang diberikan kepada lansia yang telah berhasil menjawab
dan menjadi juara dalam program ini.
2. Peserta yang hadir
Peserta telah hadir di tempat pelaksanaan pada tanggal 28 Mei 2018
berjumlah 14 orang lansia
3. Evaluasi Proses
a. Kegiatan dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan.
b. Panitia telah melakukan kontrak dan menjelaskan tujuan pelaksanaan
sebelumnya.
c. Peserta bersedia mengikuti kegiatan hingga akhir.
d. Proses pelaksanaan kegiatan berjalan tertib dan semua lansia antusias
dan mengingat kembali akan lirik lagu yang ditebak
e. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat selama permainan
berlangsung.

4. Evaluasi Hasil
Semua peserta dalam pelaksanaan kegiatan ini sangat kooperatif,
antusias dalam menjawab semua lagu yang diberikan. Peserta kegiatan
mengungkapkan sangat senang dengan adanya kegiatan ini sebagai kegiatan
refreshing, mengingat lagu tembang kenangan, dan bernyanyi bersama
(karaoke) yang terkadang jarang dilakukan.

Surabaya, 28 Mei 2018


Ketua

Sindhu Agung Laksono


NIM. 1317231430

Mengetahui,

Kepala UPTD Griya Werdha Pembimbing Akademik

Septarti Hendartini, S. Sos Dr. Retno Indarwati, S.Kep. Ns., M.Kep


NIP. 19660918 198901 2 002 NIP. 19780316 200812 2 002
PELAKSANA KEGIATAN

Hari : Jumat, 25 Mei 2018

a. Ketua : Enny Selawati Boangmanalu


b. Pembawa Acara : Sindhu Agung Laksono
c. Fasilitator : Intan Cahyanti S, Galuh Rahmawati, , Nurul Aini,
Tiur Triastutik, Risca Maya Probo Andini, Galih Adhi Wicaksono, Renny
Cahyanti
d. Notulen : Erna Eka Wulan
e. Dokumentasi : Yohanes Pemandi D

DOKUMENTASI
RESUME KEGIATAN
SENAM HIPERTENSI LANSIA

Hari/Tanggal : Rabu, 23 Mei 2018


Tempat : UPTD Griya Werdha Pemkot Surabaya
Waktu : 07.45-08.15 WIB
Kegiatan : Senam Hipertensi Lansia

A. Acara diikuti oleh :


Lansia mandiri dan parsial care yang berada di UPTD Griya Werdha Pemkot
Surabaya
B. PelaksanaanKegiatan
Waktu Kegiatan Pelaksana
Rabu, 23 Mei 2018 Senam Hipertensi Terlampir
pukul 07.45-08.15 Lansia

C. Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan Materi
Adapun kesiapan materi dan peralatan yang dipersiapkan yaitu: materi
penyuluhan, video senam hipertensi
b. Kesiapan Pre Planning
Peralatan dan materi telah dipersiapkan 1 hari sebelumnya, dan pre
planning telah dipersiapkan hari pertama setelah survey data jumlah
pasien hipertensi.
c. Peserta yang hadir
Peserta telah hadir di tempat pelaksanaan yaitu pada Rabu, 23 Mei
2018 sebanyak 28 orang lansia dan juga diikuti oleh beberapa lansia
yang tidak mengalami hipertensi.
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan.
b. Suasana kegiatan berjalan tertib, para lansia antusias, dan lancar tanpa
hambatan, serta peserta bersedia mengikuti kegiatan hingga akhir.
c. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat selama permainan
berlangsung.
3. Evaluasi Hasil
Semua lansia yang mengikuti senam hipertensi sangat antusias dengan
adanya pelaksanaan kegiatan ini, karena senam hipertensi ini jarang
dilakukan di wilayah UPTD Panti Wredha Jambangan Surabaya.
Surabaya, 23 Mei 2018
Ketua

Sindhu Agung Laksono


NIM. 1317231430

Mengetahui,

Kepala UPTD Griya Werdha Penanggung Jawab Mata Kuliah

Septarti Hendartini, S. Sos Dr. Retno Indarwati, S.Kep. Ns., M.Kep


NIP. 19660918 198901 2 002 NIP. 19780316 200812 2 002
PELAKSANA KEGIATAN

Hari : Rabu, 23 Mei 2018


a. Ketua : Ezra Ledya
b. Pembawa Acara : Getrudis Diaz
c. Fasilitator : Robeta Lintang, Sindhu Agung Laksono, Dewi
Fajarwati,
Silvia Lusiana, Tri Retno W, Galih Adi, R.Hesea, Heny Sulistyarini, Tiur
Trihastutik
d. Notulen : Heni Sulistiyowati
e. Dokumentasi : Renny Tjahja

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai