DISUSUN OLEH:
PERIODE III
KELOMPOK B2
Laporan akhir Praktik Klinik Gerontik Program Pendidikan Profesi Ners ini telah
disetujui pada tanggal Mei 2018, oleh:
Pembimbing Akademik:
1. Dr. Retno Indarwati, S. Kep., Ns., M. Kep
NIP 197803162008122002 (……………………)
2. Elida Ulfiana , S. Kep., Ns. M.Kep
NIP 197910132010122001 (……………………)
3. Rista Fauziningtyas, S. Kep., Ns., M. Kep
NIP 198707172015042002 (……………………)
4. Dr. Makhfudli, S. Kep., Ns., M. Ked.Trop
NIP: 197902122014091003 (……………………)
Mengetahui,
PJMK Keperawatan Gerontik Kepala UPTD Griya Werdha Jambangan
Surabaya
Puji syukur penyusun ucapkan kehadapan Allah SWT karena atas berkat dan
rahmat-Nya penyusun laporan desiminasi Praktik Profesi Keperawatan Gerontik
di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya dapat terselesaikan tepat pada
waktunya. Penyusun menyadari bahwa tanpa bantuan, dukungan, serta
bimbingan dari berbagai pihak, sulit bagi penyusun untuk menyelesaikan tugas
ini. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Nursalam, M.Nurs (Hons)., selaku Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga Surabaya yang telah memberikan izin untuk
melakukan Praktik Profesi Keperawatan
2. Pak Kusnanto, S.Kp., M.Kes., selaku wakil dekan I Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga Surabaya yang telah memberikan kesempatan dan
fasilitas kepada kami untuk mengikuti dan menyeleseikan Pendidikan
Ners.
3. Ibu Dr. Retno Indrawati, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku penanggung jawab
Praktik Profesi keperawatan Gerontik Fakultas Keperawatan Universitas
Airlangga yang telah banyak mendukung sehingga laporan desimininasi akhir
ini dapat terselesaikan.
4. Segenap dosen pembimbing praktik keperawatan gerontik profesi ners
yang telah meluangkan waktu untuk memberikan ilmu, koreksi, saran, dan
motivasi dengan penuh kesabaran.
5. Kepala UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya yang telah
memfasilitasi kami untuk memperdalam ilmu keperawatan gerontik.
6. Segenap perawat dan staff UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya yang
telah banyak membantu dan memotivasi kami sehingga laporan desiminasi
akhir dapat terselesaikan.
7. Rekan-rekan angkatan B19 Pendidikan Profesi Ners FKp UNAIR
Kelompok B4 praktik profesi keperawatan gerontik, yang telah banyak
membantu selama proses penyusunan laporan desiminasi akhir ini
Semoga Allah SWT senantiasa membalas budi baik semua pihak yang telah
memberikan kesempatan, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan laporan
akhir ini
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Manfaat
Manfaat kegiatan praktik keperawatan gerontik antara lain :
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat menerapkan konsep asuhan keperawatan gerontik pada
lansia dan mekanisme pengelolaan UPTD Griya Werdha.
2. Bagi lanjut usia di UPTD Griya Werdha
1) Lansia mendapat pelayanan keperawatan sesuai kebutuhannya.
2) Lansia mendapatkan penjelasan tentang kesehatannya.
3) Lansia mengetahui masalah kesehatan yang dideritanya.
4) Lansia merasa aman, nyaman dan bahagia di usianya.
3. Bagi Institusi UPTD Griya Werdha
1) Dapat mengembangkan model asuhan keperawatan pada lansia yang
tinggal di UPTD Griya Werdha.
2) Mendapatkan masukan masalah kesehatan tentang lansia, situasi UPTD
Griya Werdha, dan alternatif pelayanan
4. Bagi institusi penyelenggara pendidikan
1) Tercapainya tujuan pembelajaran asuhan keperawatan gerontik pada
lansia yang tinggal pada lingkungan panti, sekaligus sebagai sarana
evaluasi terhadap proses pembelajaran mahasiswa berkaitan dengan
praktik profesi keperawatan.
2) Dapat memberikan kontribusi yang positif bagi UPTD Griya Werdha
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Proses Menua
Proses penuaan adalah proses yang berhubungan dengan umur seseorang.
Manusia akan mengalami perubahan sesuai dengan bertambahnya umur
(Sunaryo et al., 2015). Proses menua merupakan proses menghilangnya fungsi
fisiologis yang terjadi pada organ tubuh seiring berjalannya waktu. Pada saat
proses penuaan tubuh akan rentan terhadap penyakit atau dengan kata lain
muncul berbagai penyakit degenerative. Faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya proses penuaan adalah secara genetik, asupan gizi, kondisi mental,
pola hidup, lingkungan, dan pekerjaan sehari-hari (Azizah, 2011). Berikut
adalah beberapa teori penuaan menurut Stanley&Beare 2007 :
1. Teori Biologis
Pada teori biologis akan dijelaskan mengenai perubahan fisik pada penuaan,
seperti perubahan fungsi dan struktur perkembangan, panjang usia dan
kematian. Selain itu teori biologis juga menjelaskan penyebab seseorang
mengalami penuaan dengan cara yang berbeda, hal yang mempengaruhi
umur. Mekanisme perlawanan terhadap organisme dan kematian pada
seluler. Berikut adalah macam-macam teori biologis :
1) Teori Genetika
Pembentukan gen dan dampak lingkungan pada pembentukan gen
akan mempengaruhi penuaan. Adanya perubahan rentang hidup dan
panjang usia merupakan proses yang telah diwariskan untuk mengubah
sel atau struktur jaringan. Teori ini terdiri dari teori asam
deoksiribonukleat acid (DNA), teori ketepatan dan kesalahan, mutasi
somatic, dan teori glikogen. Teori-teori tersebut menyatakan bahwa
proses replikasi pada tingkatan seluler menjadi tidak teratur karena
informasi pada inti sel yang tidak sesuai. Sehingga molekul DNA
menjadi saling bersilangan dan mengubah informasi genetik. Pada
akhirnya karena proses tersebut, sistem dan organ tubuh gagal berfungsi.
1. Perubahan Fisik
Perubahan fisik pada lansia biasanya terjadi pada beberapa sistem
tubuh seperti nutrisi, kulit, rambut, mata dan penglihatan, telinga dan
pendengaran. Selain itu, perubahan pada sistem pernapasan,
kardiovaskular, gastrointestinal, ginjal, reproduksi, saraf, imun,
muskuloskeletal, dan sistem endokrin (Stockslager & Schaeffer, 2007)
2. Perubahan Mental
Perubahan mental pada lansia meliputi adanya sikap yang mudah
curiga, pelit, egois. Selain itu akan muncul keinginan untuk memiliki
umur yang pancang, ingin tetap berwibawa, dan dihormati oleh orang
lain (Bandiyah, 2009).
3. Perubahan Psikososial
Masalah psikososial yang sering muncul pada lansia yaitu, stress,
kecemasan dan ketakutan, mudah tersinggung, kesepian, kehilangan
rasa kepercayaan diri, dan egois (Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional 2012).
4. Perubahan Spiritual
Lansia merupakan tahapan akhir dari kehidupan manusia dengan
konsekuensi akhir adalah kematian. Lansia biasanya akan
meningkatkan keimanan spiritual atau religius sebagai suatu tanda
kesiapan untuk menghadapi suatu kematian (sense of awareness of
mortality) (Azizah, 2011).
5. Perubahan Kognitif
Perubahan kognitif pada lansia meliputi adanya penurunan memory
atau daya ingat, IQ (intellegent quocient), penurunan kemampuan
belajar, sulit untuk memahami, sulit dalam memecahkan masalah dan
pengambilan keputusan, dan biasanya lansia mengalami low motivasi
(Azizah, 2011).
No Jenis Kelamin f %
1 Laki-Laki 42 34,4
2 Perempuan 80 65,6
Total 122 100,0
Sebagian besar lansia yakni 65,6 % sebanyak 80 lansia adalah
perempuan, sedangkan sisanya (34,4 %) adalah laki-laki.
3. Distribusi Frekuensi Lansia Berdasarkan Usia Menurut WHO di wisma
kelolaan di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya tanggal 21 Mei
2018.
No Usia f %
1 Usia 45-59 tahun(Middle age) 3 2,5
2 Usia 60-74 tahun(Elderly) 68 55,7
3 Usia 75-89 tahun (Old) 43 35,2
4 Usia>90 tahun(Very old) 8 6,6
Total 122 100,0
Berdasarkan tabel 3.3 diketahui jumlah Lansia di UPTD Griya Werdha
sebagian besar berusia di 60-74 tahun yakni 55.7 % (68 lansia).
4. Distribusi Frekuensi Lansia Berdasarkan Agama di UPTD Griya
Werdha Jambangan Surabaya tanggal 21 Mei 2018
No Agama f %
1 Islam 114 93,4
2 Kristen 5 4,1
3 Katolik 3 2,5
Total 122 100,0
Berdasarkan Tabel 3.4, agama yang dianut lansia di UPTD Griya Werdha
Jambangan Surabaya tanggal 21 Mei 2018. Didapatkan mayoritas lansia
beragama Islam yaitu sebanyak 114 lansia (93,4%).
5. Distribusi Frekuensi Lansia Berdasarkan Lama Tinggal di UPTD Griya
Werdha Jambangan Surabaya tanggal 21 Mei 2018.
No Keterangan f %
1 Tidak Ada Gangguan kognitif 43 35,2
2 Gangguan Kognitif Sedang 26 21,3
3 Gangguan Kognitif Berat 53 43,4
Total 122 100,0
Berdasarkan tabel 3.6 diketahui bahwa hasil dari pengukuran MMSE
terhadap lansia di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya ,
didapatkan 53 lansia (43,4 %) mengalami gangguan kognitif berat.
7. Distribusi Frekuensi Tingkat Indikasi Depresi berdasarkan Geriatic
Depression Scale (GDS) di UPTD Griya Werdha Jambangan
Surabaya tanggal 21 Mei 2018
No Keterangan f %
1 Tidak Terindikasi Depresi 92 75,4
2 Terindikasi Depresi 30 24,6
Total 122 100,0
Berdasarkan tabel 3.7 diketahui hasil dari pengukuran tingkat indikasi
depresi pada lansia di wisma kelolaan sebagian lansia terindikasi depresi
(24,6 %), sedangkan sisanya (75,4 %) tidak terindikasi depresi.
No Keterangan f %
1 Ketergantungan Total 18 14,8
2 Ketergantungan Berat 7 5,7
3 Ketergantungan Sedang 21 17,2
4 Ketergantungan Ringan 41 33,6
5 Mandiri 35 28,7
Total 122 100,0
Hasil pengukuran Barthel Indeks didapatkan bahwa jumlah lansia
yang mandiri sebesar 28.7% (35 orang), ketergatungan ringan sebesar
33,6 % (41 orang) sedangkan 14,8 % (18 orang) adalah pasien
dengan ketergantungan total.
9. Distribusi Frekuensi Resiko Jatuh Time Up To go Test (TUGT) yang
dialami lansia di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya
pengkajian tanggal 21 Mei 2018
No Keterangan f %
1 Tidak Berisiko Jatuh 57 46,7
2 Resiko Tinggi Jatuh 30 24,6
3 Jatuh Dalam Kurun Waktu 6
11 9,0
Bulan
4 Butuh Bantuan Dalam Mobilisasi 24 19,7
Total 122 100,0
No Keterangan f (%)
1. Kualitas baik 81 64.3
2. Kualitas buruk 45 35,7
Total 126 100
Berdasarkan tabel 3.10 diketahui bahwa hasil pengukuran tingkat
kualitas tidur lansia sebagian besar mempunyai kualitas tidur baik
sebanyak 81 lansia (64.3%).
11. Distribusi Frekuensi Keluhan utama yang dialami Lansia di UPTD
Griya Werdha Jambangan Surabaya pengkajian tanggal 21 Mei 2018.
No Keluhan f %
1 Nyeri Sendi 28 23
2 Gatal- gatal 19 16
3 Kelemahan ekstremitas (parese/paralise) 3 2
4 Penurunan nafsu makan 5 4
5 Pusing 14 11
6 Gangguan penglihatan 16 13
7 Gangguan pendengaran 9 7
8 Tidak dapat dikaji 6 5
9 Tidak ada keluhan 22 18
Total 122 100
No JenisPenyakit f %
1 Diare 28 22,95
2 Hipertensi 40 32,79
3 Asam Urat 10 8,20
4 Gangguan Kulit 13 10,66
5 Flu 4 3,28
6 Kolesterol 6 4,92
7 DM 5 4,10
8 Lain-lain 16 13,11
Total 122 100
Indikator Penanggung
No Masalah Tujuan Kegiatan Sasaran Waktu/Tempat
Keberhasilan Jawab
1. Kerusakan Melatih aktivitas Membuat 1. Lansia Lansia Selasa, 29 Mei Tri Retno, S. Kep
Memori motorik lansian dan gelang antusias dengan 2018 pukul
meningkatkan identitas mengikuti parsial 16.00-17.00
kreativitas lansia kegiatan dari care dan WIB,
awal sampai minimal Area/Lingkungan
selesai care sekitar UPTD
2. Sebanyak
UPTD Griya Wredha
>10 lansia
Griya Surabaya
berpartisipasi
3. Lansia Wredha
mengatakan Surabaya
bahwa
dirnya
senang
mengikuti
kegiatan
2. Melatih aktivitas Lomba 1. Lansia Lansia Jumat, 1 Juni Tiur Tri Hastutik,
motorik lansian dan Mewarnai antusias dengan 2018 pukul S.Kep
meningkatkan Kaligrafi mengikuti parsial 09.00-10.00,
kreativitas lansia kegiatan dari care dan Area/Lingkungan
awal sampai minimal sekitar UPTD
selesai care Griya Wredha
2. Sebanyak Surabaya
UPTD
>10 lansia
Griya
berpartisipasi
Indikator Penanggung
No Masalah Tujuan Kegiatan Sasaran Waktu/Tempat
Keberhasilan Jawab
3. Lansia Wredha
mengatakan Surabaya
bahwa
dirnya
senang
mengikuti
kegiatan
BAB 5
PELAKSANAAN DAN EVALUASI KEGIATAN
1. Sie Rohani
Waktu/ Pelaksanaan
No. Masalah Kegiatan Peserta Hasil Kegiatan Hambatan Solusi
Tempat Kegiatan
1 Distres Persekutuan Kegiatan Lansia Urutan acara Semua lansia Tidak ada
Spiritual Doa dan Doa mandiri doa : merasa sangat
Saat Teduh dilaksanakan dan Pujian senang dan
setia hari parsial Pembukaan antusias
Waktu : yang Doa selama
18.00-18.45 beragama Pembukaan kegiatan Doa.
Tempat : Kristen Pujian Secara
Ruang dan Syukur bergantian
makan Katolik Doa lansia berbagi
sebelum kisah
pembacaan pengalaman
firman hidup mereka
Pembacaan dalam sharing
Firman iman yang
Kesaksian dipandu oleh
dan sharing pemimpin
badah.
Puji-pujian
Doa
penutup
Waktu/ Pelaksanaan
No. Masalah Kegiatan Peserta Hasil Kegiatan Hambatan Solusi
Tempat Kegiatan
2. Gangguan Hafalan Senin, 28 34 orang Kegiatan Setelah Ada beberapa Solusi yang
memori surat-surat Mei 2018 lansia diawali kegiatan selesai lansia yang bisa
pendek Musholla dengan kemudian mengalami dilakukan
UPTD Griya pembukaan dilakukan kesulitan adalah
Werdha setelah sholat evaluasi dalam menjadikan
Pemkot asar berjamaah dengan hafalan, kegiatan
Surabaya kemudian menanyakan sehingga hafalan
dilanjutkan kepada lansia masih surat-surat
dengna bagaimana membutuhkan pendek
kegiatan inti, perasaannya bantuan untuk menjadi
hafalan surat- setelah hafalan agenda rutin
surat pendek melakukan dengan pelan- yang
secara bergilir kegiatan pelan. dilakukan
semua lansia, hafalan surat. setiap hari
kemudian Kemudian dari setelah
diakhir acara lansia sendiri, jamah sholat
dilakukan merasa senang asar di
hafalan surat- dan meminta Musholla
surat pendek untuk dijadikan UPTD Griya
bersama-sama. rutinitas Werdha
agenda setelah Pemkot
jamaah sholat Surabaya
asar. Lansia
sangat antusias
mengikuti
kegiatan dari
awal hingga
akhir acara.
Waktu/ Pelaksanaan
No. Masalah Kegiatan Peserta Hasil Kegiatan Hambatan Solusi
Tempat Kegiatan
1 3. Nyeri akut/ Massage Setiap pagi hari Seluruh Kegiatan Lansia merasa Kurangnya Mensosialisa
kronis Jahe dimulai jam lansia dimulai dengan lebih nyaman terapi, tidak sikan
09.00 di ruang yang menyiapkan dan rileks, tersedianya massage jahe
Ditandai kamar lansia mengal tempat tidur , lansia dapat jahe parut jika dan
dengan: masing-masing ami pengalas, lalu tidur lebih lansia ingin membuat
1. Banyak nyeri membasuh berkulitas massage jadwal rutin
lansia (hiperte bagian yang secara mingguan
yang nsi, nyeri dengan mandiri untuk
mengeluh asam parutan jahe, melaksanaka
nyeri urat, kemudian n massage
sendi ganggu memijat bagian kepada
2. Beberapa an yang terasa lansia
lansia tidur) pegal- pegal
mempuny
ai kadar
asam urat
Waktu/ Pelaksanaan
No. Masalah Kegiatan Peserta Hasil Kegiatan Hambatan Solusi
Tempat Kegiatan
tinggi
pada
pemeriksa
an bulan
lalu
4. Nyeri kronis Skreening Kamis, 126 Pengecekan Terdeteksi Tidak ada Tidak ada
Hipertensi lansia tekanan darah lansia yang
24 Mei 2018 pada semua menderita
Jam: lansia di Panti Hipertensi
Griya Werdha sebanyak 28
08.30 WIB/ lansia
Seluruh Wisma
lansia
5. Frailty Mobilisasi Hari/Tgl: 126 Melatihan ROM Lansia sangat Tidak ada Setiap 2
Jaman Now lansia aktif/pasif pada antusias dan panggung lansia
Setiap hari (khusus seluruh lansia bersemangat untuk didampingi
Jam: nya khususnya lansia mengikuti instruktur oleh 1
lansia partial/total care kegiatan, lansia sehingga ada fasilitator
07.30 WIB partial lebih aktif lansia yang
Tempat: dan bergerak tidak bisa
Lapangan UPT total mengikuti
Griya Werdha care) gerakan
Jambangan
4. Sie Keterampilan
Waktu/ Pelaksanaan
No. Masalah Kegiatan Peserta Hasil Kegiatan Hambatan Solusi
Tempat Kegiatan
1. Membuat Senin, 28 Mei 5 orang Getrudiz F Diaz, Semua lansia Selama
gelang 2018 S.Kep yang kegiatan
identitas UPTD Griya Enny Selawati berpartisipasi tidak
dari manik- Werdha Boangmanalu, berhasil terdapat
manik Jambangan S.Kep menyelesaikan hambatan
Tiur Trihastutik, membuat gelang
S.Kep identitas dari
manik-manik
1 2. Ketidakefekti Menanam Selasa, 29 Mei Lansi Kegiatan Aliran air got Lansia Penanaman
fan pohon dan 2018 Mandiri dimulai dengan lebih lancar banyak dan
1. pemeliharaan membersihk Tempat: Griya dan membersihkan taman terlihat yang merasa membersihk
kesehatan. an got Werdha Parsial got dan lebih sejuk dan lelah dan an got
Ditandai Jambangan membuang banyak pohon panas dilakukan
dengan: lumpur got, lalu sehingga bukan
1. Banyak melakukan hanya 1 dibulan
lansia penanaman orang yang Ramadhan
yang pohon dan mengikuti dan
mengalam menyirami kegiatan dilakukan
i gatal- tanaman pada pagi
gatal hari saat
2. Lingkung matahari
an sekitar tidak terlalu
kamar terik.
tidur
lansia
Waktu/ Pelaksanaan
No. Masalah Kegiatan Peserta Hasil Kegiatan Hambatan Solusi
Tempat Kegiatan
kurang
rapi
3. Sebagian
besar
kamar
tidur
lansia
yang
mandiri
bau apek
4. Banyak
lansia
yang
belum
mengetah
ui tentang
perilaku
hidup
sehat
6.1 Simpulan
Berdasarkan hasil program pelaksanaan praktik klinik gerontik oleh
mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
pada tanggal 21 Mei 2018- 01 Juni 2018 di Panti Griya Werdha Kelurahan
Jambangan Kota Surabaya, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa
masalah keperawatan yang dapat diberikan intervensi dalam program kegiatan
sebagai berikut:
1. Kerusakan memori
Kerusakan memori pada lansia merupakan masalah keperawatan yang
dialami oleh sebagian besar lansia yaitu 53 dari 126 lansia. Masalah ini
diatasi dengan diadakannya permainan uno stacko, brain gym, belajar
mengaji dan membaca Alkitab, serta ada membuat kerajinan berupa
manik-manik dan menggambar kaligrafi.
2. Distress spiritual
Kegiatan yang dilakukan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan adalah
dengan dilakukan kegiatan doa bersama untuk lansia yang beragama
kristen.
3. Hambatan mobilitas fisik nyeri kronis pada persendian
Pencegahan mobilitas fisik serta keluhan nyeri persendian pada lansia
dapat diberikan tindakan senam lansia, latihan ROM aktif/pasif setiap
harinya. Progam kerja ini dapat mencegah kekakuan otot lansia,
keseimbangan tubuh lansia serta membantu meningkatkan tingkat
mobilitas lansia.
4. Nyeri kronis (pusing)
Nyeri akut berupa rasa pusing yang dialami lansia dengan hipertensi,
terdapat 28 lansia di panti yang mengalami hipertensi.
5. Gangguan pola tidur
Pemberian kegiatan maupun intervensi pada lansia di pagi dan siang
hari yang lebih padat telah dicoba dilakukan agar waktu istirahat lansia
lebih banyak dimalam hari. Selain itu juga diberikan massage jahe
untuk membantu lansia menjadi lebih rileks dan meningkatkan kualitas
tidur lansia, serta mengurangi keluhan nyeri, . Lansia mengungkapkan
mampu tidur dengan nyenyak
6. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
Lansia dengan total dan parsial care terutama tidak mampu melakukan
pemeliharaan lingkungan kamar yang bersih, selain itu terdapat penyakit
KLB scabies yang terjadi pada 45 lansia setelah diidentifikasi. Tindakan
yang dilakukan yaitu melakukan kebersihan rutin dan melakukan kerja
bakti, pemisahan baju kotor juga dilakukan untuk pencegahan penyebaran
kuman scabies.
7. Frailty
Lansia dengaan indeks barthel ketergantungan berat berjumlah 18 lansia,
dengan kelemahan kognitif, fisik, dan kelemahan-kelemahan lain.
6.2 Saran
Semua kegiatan yang telah terlaksana tidak akan memberikan dampak positif
yang banyak bagi lansia, jika tidak ada tindak lanjut dari pihak pengurus Panti
Griya Werdha Jambangan, Surabaya. Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas
Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya menyarankan beberapa hal sebagai
berikut:
1. Melakukan kegiatan doa dengan pengeras suara setiap pagi hari sebelum
dilakukannya kegiatan rutin, disertai pemberiaan instruksi kepada petugas
yang melakukan perawatan kepada lansia. Kegiatan spiritual pada lansia
dengan total care juga perlu untuk ditingkatkan. Beberapa lansia
menginginkan dihadirkan pendeta setiap minggu untuk memfasilitasi
kegiatan rohani.
2. Pemberian puding labu siam pada lansia dengan HT minimal 2xseminggu
3. Melanjutkan latihan ROM setiap hari pada saat lansia berjemur di pagi
hari, brain gym serta permainan uno stacko seminggu 2-3 kali agar
koginitif dan motorik lansia lebih terasah.
4. Mengganti perlak minimal sehari 1x pada lansia total care, mengganti sprei
minimal seminggu sekali serta penggantian pampers dilakukan sehari 3
kali (jam 06.00, 13.00, 20.00), hal ini disarankan karena dijumpainya
beberapa lansia parsial care yang mengalami ruam popok dan iritasi pada
kulit.
5. Identifikasi lansia dengan skabies menggunakan gelang manik-manik
berwarna kuning & nonskabies menggunakan gelang manik-manik
berwarna hitam. Gelang tidak boleh ditukar
6. Melakukan pemisahan pakaian kotor lansia dengan skabies (keranjang
merah) dan non skabies (keranjang biru) yang telah disediakan.
7. Mengganti perlak lansia dengan skabies minimal setiap hari dan
menggunakan larutan clorin 10cc Clorin: 1 liter air untuk membersihkan
perlak pada lansia dengan skabies
8. Menyediakan ruaang terapi okupasi, untuk memfasilitasi lansia dengaan
beberapa terapi yang lebih optimal saat dilakukan di ruangan tersendiri, selain
itu beberapa permainan dan alat dapat tersimpan atau terinfentarisir dengan
baik.
9. Bekerjasama dengan Puskesmas wilayah kerja jambangan, untuk
pemeriksaan rutin pada lansia.
DAFTAR PUSTAKA
Hutapea, R. 2015. Sehat dan Ceria di Usia Senja (Melangkah dengan anggun).
Jakarta: Rineka Cipta.
Nugroho, W. 2012. Perawatan Lanjut Usia. Jakarta: EGC.
Poerwanto. 2010. Kebudayaan dan Lingkungan dalam Perspektif Antropologi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Soejono. 2010. Pedoman Pengelolaan Kesehatan Pasien Geriatri. Jakarta: Pusat
Informasi dan Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI
Lampiran 1
SUSUNAN KEPANITIAAN
PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN GERONTIK
DI UNIT PELAYANAN TEKNIS GRIYA WERDHA JAMBANGAN
SURABAYA
Organizing Comitee
Ketua : Sindhu Agung L,S.Kep NIM. 131723143047
Wakil : Galih Adhi W,S.Kep NIM. 131723143053
Sekretaris : Silvia Lusiana S, S.Kep NIM. 131723143055
Bendahara : R. Hesea R,S.Kep NIM. 131723143051
Sie Rohani : Getrudis F Gerdi, S. Kep NIM. 131723143056
: R. Hesea R NIM. 131723143051
Anggota : Nurul Aini NIM. 131723143066
: Yohanes Pemandi, S. Kep NIM. 131734143064
: Silvia Lusiana S, Kep NIM. 131723143055
Sie Olahraga& Rekreasi : Ezra Ledya, S. Kep NIM. 131723143050
: Dicky R, S. Kep NIM. 131723143066
Anggota : Risca Maya, S. Kep NIM. 131723143063
: Enny S, S. Kep NIM. 131724143062
Sie Kesehatan : Dewi Fajarwati, S. Kep NIM. 131723143046
: Robeta Lintang, S. Kep NIM. 131723143048
Anggota : Erna Eka, S. Kep NIM. 131723143061
: Galuh R, S. Kep NIM. 131723143054
: Dessy Wulandari, S. Kep NIM. 131723143058
Sie Ketrampilan : Tri Retno, S. Kep NIM. 131723143052
: Hermansyah, S. Kep NIM. 131723143049
Anggota : Tiur Trihastuti, S. Kep NIM. 131723143059
: Heny Sulistyarini, S. Kep NIM 131723143045
: Reny Tjahja, S. Kep NIM. 131723143060
: Intan Cahyanti, S. Kep NIM. 131723143061
Lampiran 2
PRE PLANNING
PERSEKUTUAN DOA
A. Pendahuluan
1 Latar Belakang
Kebutuhan spiritual merupakan kebutuhan untuk mencari arti dan
tujuan hidup, kebutuhan untuk mencintai dan dicintai serta rasa keterikatan,
kebutuhan untuk memberikan dan mendapatkan maaf. Dimensi spiritual ini
berupaya untuk mempertahankan keharmonisan atau keselarasan dengan
dunia luar, berjuang untuk menjawab atau mendapatkan kekuatan ketika
sedang menghadapi stress emosional, penyakit fisik atau kematian (Hamid,
2000).
Stoll (1995) menguraikan bahwa spiritual sebagai konsep dua dimensi
yaitu dimensi vertikal adalah hubungan dengan Tuhan atau Yang Maha
Tinggi yang menuntun kehidupan seseorang, dan dimensi horizontal adalah
hubungan seseorang dengan diri sendiri, dengan orang lain dan dengan
lingkungan (Kozier, Erb, Blais & Wilkinson, 1995). Menurut Roper (2002)
menyatakan bahwa spiritual dapat menjadi medikasi terapeutik tanpa
memandang agama, ras, dan warna kulit, misalnya dalam meningkatkan
koping, dukungan sosial, optimisme dan harapan, mengurangi depresi dan
kecemasan, serta mendukung perasaan relaksasi.
Menurut Undang-Undang No.13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan
lanjut usia menyatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang telah
mencapai usia 60 tahun ke atas. Sementara itu WHO mengatakan bahwa
lanjut usia meliputi usia pertengahan yaitu kelompok usia 45-59 tahun
(Nugroho, 2008). Laju perkembangan kesehatan di Indonesia salah satunya
dicerminkan dari peningkatan lanjut usia. Darmojo (2002) mengatakan
bahwa pertumbuhan penduduk lansia di Indonesia tercatat sebagai paling
pesat di dunia dalam kurun waktu tahun 1990-2025. Jumlah lansia yang kini
sekitar 16 juta orang, akan menjadi 25,5 juta pada tahun 2020, atau sebesar
11,37 persen dari jumlah penduduk. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia
berada pada peringkat keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika
serikat. Kenaikan pesat itu berkaitan dengan usia harapan hidup penduduk
Indonesia. Usia 60 tahun di Indonesia merupakan indikasi seseorang
memasuki masa lanjut usia (lansia).
Kebutuhan spiritual yang terpenuhi pada masa ini akan membuat
lansia mampu merumuskan arti personal yang positif tentang tujuan
keberadaannya di dunia, mengembangkan arti penderitaan dan meyakini
suatu hikmah dari suatu kejadian/penderitaan, menjalin hubungan yang
positif dan dinamis melalui keyakinan, rasa percaya diri dan cinta. Lansia
juga akan mampu membina integritas personal dan merasa dirinya berharga,
merasakan kehidupan yang terarah terlihat melalui harapan, serta mampu
mengembangkan hubungan antar manusia yang positif (Hamid, 2000).
Salah satu aktivitas yang dapat meningkatkan pengetahuan Agama di
masa lanjut usia adalah ibadah persekutuan doa. Persekutuan doa merupakan
kegiatan ibadah bersama-sama untuk meningkatkan iman dan kepercayaan
kepada Tuhan dengan mendengarkan Firman Tuhan, membaca Alkitab dan
bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari – hari. Kegiatan ini juga
memberikan kesempatan kepada klien untuk bersosialisasi dengan satu sama
lain dan berbagi kesaksian iman bagaimana pertolongan Tuhan untuk saling
menguatkan satu sama lain. Oleh karena itu kegiatan persekutuan doa dapat
diterapkan di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya untuk
meningkatkan iman dan kepercayaan kepada Tuhan dalam kehidupan sehari-
hari.
2 Tujuan
a. Tujuan umum
Meningkatkan kualitas ibadah pada lansia di Panti Griya Werdha Surabaya
b. Tujuan khusus
1) Meningkatkan sosialisasi antar lansia di UPTD Griya Werdha Surabaya.
2) Lansia Kristen protestan dan Khatolik dapat rutin membaca Alkitab dan
berdoa sehari – hari.
B. Plan of Action
1. Rencana Strategis
Kegiatan ibadah persekutuan doa dilakukan pada pukul 18.00 WIB.
Kegiatan ini diikuti oleh klien dengan tingkat ketergantungan minimal care
dan partial care. Evaluasi dilakukan secara formatif, yaitu setiap hari setelah
dilaksanakannya ibadah persekutuan doa yang bertujuan untuk meningkatkan
kualitas ibadah klien.
2. Tindakan
a. Berkoordinasi dengan Kepala UPTD, Perawat Griya, dan Pembimbing
Akademik dalam rencana pelaksanaan kegiatan.
b. Menyiapkan peralatan dan tempat
c. Menyampaikan yang memberikan pelayanan Doa, pembawa pujian dan
Firman Tuhan
3. Pengorganisasian Kelompok
Penanggung jawab kegiatan : Yohanes P. Doka S.Kep
Pelaksana kegiatan : Getrudis F. Diaz S.Kep, Silvia L. Suwandi
S.Kep, Ezra L.S.Sinaga S.Kep, Eni S.
Boangmanalu S.Kep
4. Sasaran
Seluruh lansia Kristen protestan dan Khatolik dengan tingkat
ketergantungan minimal care dan partial care di Panti Griya Werdha.
3. Media
Buku kidung Pujian dan Alkitab.
4. Metode
Doa, Pujian, Khotbah dan kesaksian
5. Susunan Acara
No Waktu Kegiatan Kegiatan Peserta PJ Pelaksana
1 18.00 – Persekutuan Doa, puji-pujian, Yohanes P.
19.00 WIB Doa mendengarkan Doka S.Kep,
Khotbah, Getrudis F. Diaz
memberikan S.Kep, Silvia L.
kesaksian Suwandi S.Kep,
Ezra L.S.Sinaga
S.Kep, Eni S.
Boangmanalu
S.Kep
6. Susunan Tempat
Hall UPTD Griya Werdha Surabaya.
Keterangan :
: Peserta
: Fasilitator
: Pemateri
: Meja
C. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan alat dan tempat pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap hari
kecuali hari Kamis
b. Persiapan pre planning kegiatan dilakukan 1 hari sebelum kegiatan
c. Persiapan pengorganisasian tugas dilakukan 1 hari sebelum kegiatan
d. Persiapan lansia dilakukan 1 jam sebelum kegiatan dimulai.
2. Evalauasi Proses
a. 90% klien dengan ketergantungan minimal care dan partial care
kooperatif dalam mengikuti kegiatan persekutuan doa
b. Klien antusias dalam membawakan puji-pujian.
3. Evaluasi Hasil
a. Masih ada klien yang malu untuk memberikan kesaksian.
b. Klien mampu mengikuti kegiatan kultum dengan tertib.
Ketua
Mengetahui,
Hari/Tanggal :
Tempat : UPTD Griya Werdha Surabaya
Waktu : 16.00 – 16.45 WIB
Kegiatan : Hafalan surat pendek
A. Pendahuluan
1 Latar Belakang
Kebutuhan spiritual merupakan kebutuhan untuk mencari arti dan
tujuan hidup, kebutuhan untuk mencintai dan dicintai serta rasa keterikatan,
kebutuhan untuk memberikan dan mendapatkan maaf. Dimensi spiritual ini
berupaya untuk mempertahankan keharmonisan atau keselarasan dengan
dunia luar, berjuang untuk menjawab atau mendapatkan kekuatan ketika
sedang menghadapi stress emosional, penyakit fisik atau kematian (Hamid,
2000).
Stoll (1995) menguraikan bahwa spiritual sebagai konsep dua dimensi
yaitu dimensi vertikal adalah hubungan dengan Tuhan atau Yang Maha
Tinggi yang menuntun kehidupan seseorang, dan dimensi horizontal adalah
hubungan seseorang dengan diri sendiri, dengan orang lain dan dengan
lingkungan (Kozier, Erb, Blais & Wilkinson, 1995). Menurut Roper (2002)
menyatakan bahwa spiritual dapat menjadi medikasi terapeutik tanpa
memandang agama, ras, dan warna kulit, misalnya dalam meningkatkan
koping, dukungan sosial, optimisme dan harapan, mengurangi depresi dan
kecemasan, serta mendukung perasaan relaksasi.
Menurut Undang-Undang No.13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut
usia menyatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia
60 tahun ke atas. Sementara itu WHO mengatakan bahwa lanjut usia meliputi
usia pertengahan yaitu kelompok usia 45-59 tahun (Nugroho, 2008). Laju
perkembangan kesehatan di Indonesia salah satunya dicerminkan dari
peningkatan lanjut usia. Darmojo (2002) mengatakan bahwa pertumbuhan
penduduk lansia di Indonesia tercatat sebagai paling pesat di dunia dalam
kurun waktu tahun 1990-2025. Jumlah lansia yang kini sekitar 16 juta orang,
akan menjadi 25,5 juta pada tahun 2020, atau sebesar 11,37 persen dari
jumlah penduduk. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia berada pada
peringkat keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika serikat.
Kenaikan pesat itu berkaitan dengan usia harapan hidup penduduk Indonesia.
Usia 60 tahun di Indonesia merupakan indikasi seseorang memasuki masa
lanjut usia (lansia).
Kebutuhan spiritual yang terpenuhi pada masa ini akan membuat
lansia mampu merumuskan arti personal yang positif tentang tujuan
keberadaannya di dunia, mengembangkan arti penderitaan dan meyakini
suatu hikmah dari suatu kejadian/penderitaan, menjalin hubungan yang
positif dan dinamis melalui keyakinan, rasa percaya diri dan cinta. Lansia
juga akan mampu membina integritas personal dan merasa dirinya berharga,
merasakan kehidupan yang terarah terlihat melalui harapan, serta mampu
mengembangkan hubungan antar manusia yang positif (Hamid, 2000).
Salah satu aktivitas yang dapat memberikan efek ketenangan secara
psikologis di masa lanjut usia dapat dengan menghafal ayat - ayat Al-Qur’an.
Penurunan depresi, kesedihan, memperoleh ketenangan jiwa, menangkal
berbagai macam penyakit merupakan pengaruh umum yang dirasakan orang-
orang yang menghafal ayat-ayat Al - Quran. Penelitian Dr. Al Qadhi ini
diperkuat pula oleh penelitian lainnya yang dilakukan oleh dokter yang
berbeda. Objek penelitiannya terhadap 5 orang sukarelawan yang terdiri dari
3 pria dan 2 wanita. Penelitian yang dilakukan sebanyak 210 kali ini terbagi
dua sesi, yakni membacakan Al-Qur’an dengan tartil dan membacakan
bahasa Arab yang bukan dari Al-Qur’an. Kesimpulannya, responden
mendapatkan ketenangan sampai 65% ketika mendengarkan bacaan Al-
Qur’an dan mendapatkan ketenangan hanya 35% ketika mendengarkan
bahasa Arab yang bukan dari Al-Qur’an. Manfaat-manfaat itulah yang dapat
mengatasi masalah – masalah yang ada pada lansia, salah satunya distress
spiritual.
.
2 Tujuan
a. Tujuan umum
Setelah dilakukan kegiatan belajar mengaji lansia muslim mampu
meningkatkan nilai spiritual selama menjalani kehidupan di UPT Griya
Werdha Jambangan Surabaya
b. Tujuan khusus
1.Lansia beragama Islam dapat meningkatkan iman, taqwa, dan ketaatan
kepada Allah SWT.
2.Lansia dapat mendekatkan diri pada Allah SWT di fase akhir
kehidupannya.
3.Lansia muslim dapat mengisi waktu luang dengan baik .
4. Lansia muslim dapat menambah wawasan dalam bidang spiritual
B. Plan of Action
1. Rencana Strategis
Kegiatan hafalan surat – surat pendek Al Qur’an secara bersambung
dilakukan pada sore hari pukul 16.00. Kegiatan ini diikuti oleh klien
menjelang berbuka puasa. Kegiatan didahului dengan bersama-sama
membaca beberapa surat pendek dalam Al-Qur’an, kemudian secara
bergantian lansia mulai menghafal per ayat, dilanjutkan oleh lansia lain.
2. Tindakan
a. Berkoordinasi dengan Kepala UPTD, Perawat Griya, Pembimbing
Akademik, dan Ustadz Griya Werdha dalam rencana pelaksanaan
kegiatan.
b. Menyiapkan peralatan dan tempat
c. Menyiapkan surat-surat pendek Al Qur’an yang akan dihafalkan
4. Pengorganisasian Kelompok
Penanggung jawab kegiatan :
Pelaksana kegiatan :
5. Sasaran
Seluruh lansia muslim dengan tingkat ketergantungan minimal care dan
partial care di Panti Griya Werdha.
3. Media
Mic, sound system, LCD
4. Metode
Hafalan surat pendek Al Qur’an dilaksanakan secara bergantian antar lansia
5. Susunan Acara
No Waktu Kegiatan Kegiatan Peserta PJ Pelaksana
1 16.00 – 16.45 Hafalan surat- Memperhatikan,
WIB surat pendek menghafal surat
AlQur’an pendek secara
bergantian
6. Susunan Tempat
Musholla UPTD Griya Werdha Surabaya.
Keterangan :
: Peserta
: Fasilitator
: Observer
: Pemateri
C. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan alat dan tempat pelaksanaan kegiatan dilakukan 1 jam
sebelum pelaksanaan
b. Persiapan pre planning kegiatan dilakukan 1 hari sebelum kegiatan
c. Persiapan pengorganisasian tugas dilakukan 1 hari sebelum kegiatan
d. Persiapan lansia dilakukan 1 jam sebelum kegiatan dimulai.
2. Evalauasi Proses
a. Kegiatan dilaksanakan tepat waktu
b. Suasana kegiatan tertib
c. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat selama kegiatan
berlangsung
3. Evaluasi Hasil
a. Masing-masing peserta (lansia) dapat mengetahui dan menghafal
bacaan solat dan surat pendek yang diajarkan
b. Klien mampu mengikuti kegiatan Tahsin Al-Qur’an dengan tertib.
Surabaya, Mei 2018
Ketua
Mengetahui,
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Penuaan adalah suatu proses biologis, meskipun para ahli biologis
belum menemukan kesimpulan untuk menjelaskan karakteristik umum dari
penuaan (Hartati & Widayanti, 2007). Schaie dan Willis (1992) mengatakan
bahwa tahap usia tua akan dialami oleh semua orang, ada perubahan fisik,
psikis dan sosial yang terjadi (Hartati & Widayanti, 2007). Perubahan fisik,
psikis, dan sosial pada lansia dapat di gabungkan menjadi 14 i. Salah satu
sindroma pada lansia tersebut adalah intelectual impairment misalnya
demensia dan isolation misalnya depresi.
Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa edisi ke III
(PPDGJ–III) menyatakan bahwa demensia merupakan suatu sindrom yang
diakibatkan oleh penyakit atau gangguan otak yang biasanya bersifat kronik
progresif dimana terdapat gangguan fungsi luhur kortikal yang multiple
(multiple higher cortical function) termasuk di dalamnya daya ingat, daya
pikir, orientasi, daya tangkap (comprehension), berhitung, kemampuan
belajar, berbahasa, dan daya nilai (judgement). Pada penderita demensia,
International Classification of Diseases 10 ( ICD 10 ) menyatakan bahwa
penurunan memori yang paling jelas terjadi pada saat belajar informasi baru,
meskipun dalam (Kamanjaya, 2014)
Depresi adalah suatu kesedihan dan perasaan yang berkepanjangan atau
abnormal. Dapat digunakan untuk menunjukkan berbagai fenomena seperti
tanda, gejala, sindrom, emosional, reaksi. Depresi lebih sering ditemukan
pada orang lanjut usia daripada depresi pada populasi pada umumnya
dengan angka prevalensi 25-50% (Mulyadi, Mardijana, & Nurdian, 2016).
Pada saat ini terdapat beberapa terapi yang menurut beberapa penelitian
sebelumnya efektif untuk mencegah dan menurunkan terjadinya demensia
serta depresi pada usia lanjut. Salah satu terapi yang efektif tersebut adalah
terapi reminiscence. Terapi reminiscence adalah suatu terapi dengan
kegiatannya mengenalkan kembali hal-hal yang berkaitan akan masa lalu.
Yamagami dkk (2007) melakukan terapi reminiscence selama 1 jam setiap
minggu dalam 12 minggu, didapatkan hasil bahwa terjadi peningkatan
kognitif, memori, dan perilaku yang signifikan (Yamagami, Oosawa, Ito, &
Yamaguchi, 2007). Terapi selanjutnya adalah terapi musik. Vuilleumier
(2015) menyatakan bahwa mendengarkan musik yang disukai berkorelasi
dalam pelepasan dopamin pada bagian sentral striatum sehingga dapat
memberikan efek bahagia dan menenangkan (Vuilleumier & Trost, 2015)
Tingginya angka kejadian demensia dan depresi pada lansia dapat
menyebabkan perburukan kesejahteraan hidup pada usia lanjut.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka perlu diadakan suatu kegiatan yang
dapat menghibur para lansia agar dapat mendistraksi faktor-faktor yang
dapat menyebabkan depresi pada lansia tersebut, sehingga salah satunya
dengan diadakan acara unjuk bakat menyanyi tidak hanya dapat
menyalurkan bakat para lansia namun juga dapat menghibur para lansia di
panti.
2. Tujuan
2.1 Tujuan Umum
Menurunkan dan mencegah terjadinya demensia dan depresi pada lansia
di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya
2.2 Tujuan Khusus
1) Peningkatan aspek kognitif pada lansia
2) Penurunan tingkat depresi pada lansia
3) Lansia dapat menyalurkan bakat mereka dalam bernyanyi.
4) Lansia dapat terdistraksi akan kesedihan mereka.
5) Risiko terjadinya demensia dan depresi pada lansia dapat
diminimalisir
6) Lansia dapat terhibur dengan terapi musik dan teringat akan lagu-
lagu masa lalu
B. Plan Of Action
1. Rencana Strategis
Berpacu dalam melodi dilaksanakan dengan lomba menyanyi dan
menebak lagu dengan bantuan media Sound System
2. Tindakan
a. Berkoordinasi dengan Kepala UPTD, Perawat Griya dan
Pembimbing Akademik dalam rencana pelaksanaan kegiatan.
b. Menyiapkan peralatan dan tempat
c. Melakukan screening kesehatan pada lansia
d. Menjelaskan tujuan kegiatan berpacu dalam melodi pada lansia
3. Pengorganisasian Kelompok
a. Ketua : Enny Selawaty Boangmanalu,
b. Pembawa Acara : Yohannes P
c. Fasilitator : Galuh Rachmawati, Sindhu Agung, Galih
Adhi, Reny Tjahja, Dessy Wulandari, Dewi Fajarwati, R.Hesea R,
Risca Maya, Ezra
d. Notulen : Erna Eka W
e. Dokumentasi : Yohannes P
4. Sasaran
Lansia mandiri dan parsial di UPTD Griya Werdha Pemkot Surabaya
5. Media
Sound System (Mic, Speaker, Handphone)
6. Metode
Berpacu dalam melodi dilaksanakan dengan cara ketua dan fasilitator
memberikan contoh gerakan secara perlahan pada lansia dengan
bantuan lagu yang diputarkan melalui handphone dan memutar botol
searah jarum jam, dan ketika musik berhenti lansia yang memegang
botol diminta untuk menyebut dan menyanyikan lagu kesukaannya.
Kemudian lagu diberhentikan dan lansia yang mampu melanjutkan lirik
disebut sebagai juara.
7. Susunan Acara
PJ
No. Waktu Kegiatan Kegiatan Peserta
Pelaksanaan
Pembawa
1 13.00 – 13.05 Pembukaan Memperhatikan
Acara
Mengikuti
2 13.05 – 13.25 Permainan Ketua
permainan
Pembawa
4 13.25 – 13.30 Penutupan Memperhatikan
Acara
8. Susunan Tempat
Ketua
Notul Pembawa
Peserta
Fasilitator
Peserta
Fasilitator
C. Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan Materi
b. Kesiapan pre planning
c. Peserta yang hadir bersedia mengikuti berpacu dalam melodi
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan dilaksanakan tepat waktu
b. Suasana kegiatan tertib
c. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat selama kegiatan
berlangsung
3. Evaluasi Hasia
a. Lansia mampu mengikuti berpacu dalam melodi
b. Lansia mampu menceritakan manfaat berpacu dalam melodi
Ketua
Mengetahui,
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten
dimanatekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg.
Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik
160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg (Suiraoka, 2012).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyebab utama
gagal jantung, stroke dan gagal ginjal. Tekanan darah tinggi disebut sebagai
pembunuh diam - diam karena orang dengan tekanan darah tinggi sering tidak
menampakkan gejala. Begitu gejala ini diderita, tekanan darah harus
dipantaudengan interval teratur karena merupakan kondisi seumur
hidup.Tanpa pemeriksaan dan pengobatan yang tepat, hipeetensi dapat
menyebabkan stroke.
Di negara maju, tekanan darah tinggi menjadi masalah kesehatan
yangdominan dan memerlukan penanggulangan yang baik. Hal ini disebabkan
angka kematian akibat penyakit ini cukup tinggi. Hasil survey Kesehatan
RumahTangga tahun 2010 penderita hipertensi di Indonesia cukup tinggi 83
per 10.000 anggota rumah tangga, sekitar 15- 20% masyarakat Indonesia
menderita hipertensi, pada laki-laki 134 (13,6%) naik menjadi 165(16,5),
hipertensi pada perempuan dari 174 (16,0%) naik menjadi 187 (17,6%)
penyakit ini lebih banyakmenyerang wanita dari pada laki-laki (Depkes RI,
2010)
2. Tujuan
2.1 Tujuan Umum
Diharapkan klien mampu, mengenal dan dapat menerapkan senam
hipertensi lansia.
2.2 Tujuan Khusus
Setelah dilakukan kegiatan diharapkan pasien mengerti tentang terapi
senam hipertensi lansia.
1. Pengertian terapi senam hipertensi lansia.
2. Tujuan terapi senam hipertensi lansia.
3. Indikasi dan kontraindikasi terapi senam hipertensi lansia.
4. Prosedur tindakan terapi senam hipertensi lansia.
B. Plan Of Action
1. Rencana Strategis
Senam hipertensi dilaksanakan dengan mengarahkan lansia didahului dengan
penyuluhan tentang senam hipertensi dengan bantuan media video.
2. Tindakan
a. Berkoordinasi dengan Kepala UPTD, Perawat Griya dan Pembimbing
Akademik dalam rencana pelaksanaan kegiatan.
b. Menyiapkan peralatan dan tempat
c. Melakukan screening kesehatan pada lansia
d. Menjelaskan tujuan kegiatan senam hipertensi
3. Pengorganisasian Kelompok
a. Ketua : Ezra Ledya
b. Pembawa Acara : Getrudis Diaz
c. Fasilitator : Robeta Lintang, Sindhu Agung Laksono, Dewi
Fajarwati, Silvia Lusiana, Tri Retno W, Galih Adi, R.Hesea, Heny
Sulistyarini, Tiur Trihastuti
d. Notulen : Heni Sulistiyowati
e. Dokumentasi : Renny Tjahja
4. Sasaran
Lansia parsial di UPTD Griya Werdha Pemkot Surabaya
5. Media
Video
6. Metode
Senam hipertensi dilaksanakan dengan cara ketua dan fasilitator memberikan
contoh gerakan secara perlahan pada lansia dengan bantuan video yang
diputarkan. Senam hipertensi dilakukan oleh fasilitator dan dicontohkan. Setelah
diberikan contoh, lansia diminta mengikuti gerakan senam hipertensi
didampingi oleh ketua dan seluruh fasilitator.
7. Susunan Acara
PJ
No. Waktu Kegiatan Kegiatan Peserta
Pelaksanaan
1 07.45 – 07.55 Pembukaan Memperhatikan Pembawa Acara
Mengikuti
2 07.55 – 08.10 Permainan Ketua
permainan
4 08.10 – 08.15 Penutupan Memperhatikan Pembawa Acara
8. Susunan Tempat
Ketua
Not Pembawa
Peserta
Fasilitator
Peserta
Fasilitator
C. Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan Materi
b. Kesiapan pre planning
c. Peserta yang hadir bersedia mengikuti senam hipertensi
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan dilaksanakan tepat waktu
b. Suasana kegiatan tertib
c. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat selama kegiatan
berlangsung
3. Evaluasi Hasil
a. Lansia mampu mengikuti senam hipertensi
b. Lansia mampu menceritakan manfaat senam hipertensi
A. Latar Belakang.
Saat ini di seluruh dunia jumlah lanjut usia diperkirakan lebih dari 625 juta
jiwa. Jumlah orang lanjut usia meningkat pesat di dunia dibandingkan dengan
jumlah usia yang lain. Sampai saat ini penduduk disebelas negara anggota
WHO kawasan Asia Tenggara yang berusia 60 tahun berjumlah sekitar 142
juta jiwa dan diperkirakan akan terus meningkat hingga 3 kali lipat di tahun
2050 (Kompas, 2012). Penduduk lanjut usia di Indonesia 2008 sebesar 21,2
juta jiwa, dengan usia harapan hidup 66,8 tahun. Tahun 2020 jumlah lanjut usia
diperkirakan sebesar 28,8 juta jiwa dengan usia harapan hidup 71,1 tahun
(Arita, 2011).
Dalam proses menua, sel otak juga mengalami penuaan. Fungsi organ tubuh
akan semakin menurun baik karena faktor alamiah atau karena faktor penyakit
karena semakin bertambahnya usia, proses menua adalah proses yang alamiah
yang akan dialami oleh semua makhluk hidup. Menjadi tua ditandai dengan
adanya kemunduran biologis yang terlihat sebagai gejala-gejala kemunduran
fisik pendengaran dan pengelihatan berkurang, mudah lelah, gerakan menjadi
lamban kemunduran lain yang terjadi adalah gangguan kemampuan kognitif.
Kondisi utama yang mempengaruhi keadaan kognitif pada lansia salah satunya
adalah demensia. Lanjut usia yang berusia di atas 60 tahun berisiko terkena
demensia.
Demensia merupakan suatu gangguan fungsi daya ingat yang terjadi secara
perlahanlahan (Atun, 2010). Faktor usia sangat berpengaruh terhadap
penurunan daya ingat, namun lanjut usia masih dapat terus produktif dan
mempertahankan kemampuan yang ada dengan terus memberikan stimulasi
pada otak. Demensia cukup sering dijumpai pada lanjut usia, menimpa sekitar
10 % kelompok usia di atas 65 tahun dan 47 % kelompok usia di atas 85
tahun. Sekitar 10-20% kasus demensia bersifat reversibel atau dapat diobati.
Terapi non farmakologis perlu diterapkan untuk menunda kemunduran kognitif
dengan menerapkan perilaku sehat dan melakukan stimulasi otak sedini
mungkin dan tempat, berdansa, terapi seni dan senam otak untuk melatih
kemampuan otak bekerja (Yanuarita, 2012). Senam yang dianjurkan bagi lanjut
usia adalah senam yang tidak banyak membutuhkan energi seperti senam otak
menurut Mayza dalam Hutapea, (2005). Gerakan senam otak (brain gym)
dibuat untuk merangsang otak kiri dan kanan, memperlancar aliran darah dan
oksigen ke otak Pada prinsipnya dasar senam otak (brain gym) adalah ingin
otak tetap bugar dan mencegah kepikunan (Ide, 2008). Gerakan senam otak
(brain gym) dibuat untuk merangsang otak kiri dan kanan, memperlancar
aliran darah dan oksigen ke otak. Pada prinsipnya dasar senam otak (brain gym)
adalah ingin otak tetap bugar dan mencegah kepikunan (Ide, 2008).
Senam otak adalah kumpulan gerakan-gerakan sederhana yang bertujuan
untuk menghubungkan atau menyatukan pikiran dan tubuh. Beberapa gerakan
tertentu diyakini penting untuk perkembangan otak manusia. Gerakan ini
dikembangkan menjadi gerakan yang lebih kompleks untuk meningkatkan
proses belajar dan memaksimalkan kemampuan individu (Paul & Gail).
Menurut Haryanto (2010) senam otak adalah serangkaian latihan gerakan
tubuh sederhana yang dilakukan untuk merangsang otak kiri dan kanan,
meringankan atau merelaksasi bagian depan dan belakang otak, serta
merangsang sistem terkait dengan perasaan atau emosi, yaitu otak tengah dan
otak besar. Juga berpendapat bahwa senam otak adalah senam yang bertujuan
untu mempertahankan kesehatan otak dengan melakukan beberapa gerakan
badan.
B. Tujuan
Setelah dilakukan Brain Gym atau senam otak, peserta lansia dapat
meningkatkan konsentrasi dan daya ingat, mengatasi stres, memotivasi dan
mengembangkan kepribadian, meningkatkan kemampuan membaca, mengeja,
komperhensi, menulis dan membuat tulisan, mempertahankan dan
meningkatkan fungsi kognitif, interaksi sosial, konsentrasi dan menurunkan
kecemasan, kesepian dan depresi pada lansia.
C. Plan Of Action
1. Rencana Strategis
Brain Gym (Senam Otak) dilaksanakan dengan melakukan gerakan tangan
kanan dan kiri secara bergantian sebanyak 6 gerakan dengan bantuan
media LCD, video dan leaflet.
2. Tindakan
a. Berkoordinasi dengan Kepala UPTD, Perawat Griya dan
Pembimbing Akademik dalam rencana pelaksanaan kegiatan
b. Menyiapkan peralatan dan tempat
c. Melakukan screening kesehatan pada lansia
d. Menjelaskan tujuan kegiatan Brain Gym atau senam otak pada lansia
3. Pengorganisasian Kelompok
a. Ketua : Risca Maya Proboandini
b. Pembawa Acara : Enny Boangmanalu
c. Fasilitator : Intan Cahyanti, Galuh Ginarti, Tri Retno, Nurul
Aini, Yohanes Pomandi, Erna Eka l.
d. Notulen : Heny Sulistiarini
4. Sasaran
Lansia mandiri dan parsial di UPTD Griya Werdha Pemkot Surabaya
5. Media
MIC, speaker, music
6. Metode
Brain Gym (Senam Otak) diawali dengan kontrak waktu dengan lansia dan
penjelasan akan tujuan, manfaat, dan pelaksanaan brain gym. Kegiatan ini
dilaksanakan dengan cara ketua dan fasilitator memberikan contoh
gerakan secara perlahan pada lansia dan setelah lansia paham maka
dibantu dan diiringi oleh musik, kemudian dilakukan bertahap pada
gerakan-gerakan selanjutnya. Terdapat enam gerakan kiri kanan secara
bergantian untuk melatih koordinasi otak dan tangan. Setelah diberikan
contoh dan dipraktikkan masing-masing gerakan seluruh lansia,
selanjutnya seluruh gerakan dilakukan bersama-sama oleh panitia dan
lansia diiringi oleh musik, dengan persiapan sebelumnya fasilitator telah
terbagi menyebar pada tiap barisan lansia yang terdiri dari lansia mandiri,
parsial, ataupun total care (di bed) yang memiliki kemauan untuk
bergabung.
7. Susunan Acara
No. Waktu Kegiatan Kegiatan Peserta PJ Pelaksanaan
1 07.30-07.35 Pembukaan Memperhatikan+menja Pembawa Acara
dan salam wab salam
pembuka
Mengikuti gerakan yang
2 07.35-07.55 Brain gym diajarkan oleh ketua dan Ketua
fasilitator dan
mempraktikkannya
beriringan dengan musik
yang tersedia (senam
otak)
4 07.55-08.00 Evaluasi Memperhatikan, Pembawa Acara
(penarikan memberikan tanggapan
kesimpulan,
kesan) dan
penutupan
8. Susunan Tempat
Ketua
Not Pembawa
Peserta
Fasilitator
Peserta
Fasilitator
D. Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan Materi
b. Kesiapan pre planning
c. Peserta yang hadir bersedia mengikuti Brain Gym (Senam Otak)
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan dilaksanakan tepat waktu
b. Suasana kegiatan tertib
c. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat selama kegiatan
berlangsung
3. Evaluasi Hasil
a. Lansia mampu mengikuti Brain Gym (Senam Otak)
b. Lansia mampu menceritakan manfaat Brain Gym (Senam Otak)
A. Latar Belakang
Lansia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis,
fisik, kejiwaan, dan sosial. Perubahan ini akan memberikan pengaruh pada
seluruh aspek kehidupan, termasuk kesehatannya (Fatimah, 2010). Menua
bukanlah suatu penyakit melainkan proses berkurangnya daya tahan tubuh
dalam menghadapi stressor dari dalam maupun luar tubuh. Proses penuaan
manusia bekerja sangat kompleks di setiap bagiannya saling mempengaruhi
secara fisik dan psikologis (Azizah, 2011). Lansia yang mengalami perubahan
secara fisik, memerlukan bantuan agar tetap dapat bertahan dengan
kekuatannya dan tidak mudah jatuh (Nugrahani, 2014). Gangguan
keseimbangan dan gaya berjalan serta lemahnya otot ekstremitas bawah
menyebabkan jatuh pada lansia (Shobha, 2005). Aktivitas fisik yang buruk,
terutama pada ektremitas bawah merupakan faktor risiko kuat untuk
terjadinya jatuh. Kebanyakan lansia yang memiliki risiko jatuh adalah
lansia yang kurang mempunyai aktivitas fisik (Tamher & Noorkasiani.
2009). Perubahan yang sering terjadi yaitu penurunan dari kapasitas motorik
dan gangguan penglihatan. Selain itu, kurangnya aktivitas akan menyebabkan
serat otot tipe 1 dan 2 pada ekstremitas bawah akan mengalami penurunan
fungsi. Pada usia 60 tahun ke atas akan terjadi penurunan fungsi sebesar 15%
dan meningkat 30% di usia 80 tahun (Mayer et al. 2011).
Sejalan dengan pendapat Miller (2012) sebagian besar dampak fungsional
negatif (penurunan masa otot, penurunan aktivitas, kesakitan, resiko jatuh,
kerapuhan) yang terjadi pada lansia bisa diatasi melalui intervensi yang
diarahkan untuk meredakan atau memodifikasi efek-efek faktor resiko.
Perawat bisa mendukung kesejahteraan lansia melalui intervensi promosi
kesehatan dan tindak keperawatan lain seperti Jalan Tandem yang mengatasi
dampak fungsional negatif. Intervensi keperawatan menyebabkan dampak-
dampak fungsional positif (kesejahteraan lansia) yang memungkinkan lansia
berfungsi pada level tertinggi mereka meski dengan adanya perubahan-
perubahan terkait umur dan faktor-faktor resiko.
B. Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan jalan sehat diharapkan lansia
dapat menjaga keseimbangan dengan baik, koordinasi otot kaki yang baik,
serta mencegah risiko jatuh pada lansia yang disebabkan karena proses
penuaan.
C. Plan Of Action
1. Rencana Strategis
Jalan sehat dilakukan pada satu garis lurus sepanjang 4 meter dan bolak
balik 5 kali
2. Tindakan
a. Berkoordinasi dengan Kepala Ruangan dan Pembimbing Klinik
dan Akademik dalam rencana pelaksanaan kegiatan.
b. Menyiapkan peralatan dan tempat
c. Menjelaskan tujuan kegiatan jalan tandem pada lansia
3. Pengorganisasian Kelompok
a. Ketua : Dicky Rachmatsyah
b. Pembawa Acara : Getrudiz Diaz
c. Fasilitator : Tiur trihastuti, R Hesea, Nurul Aini, Ezra Ledya,
Sylvia Lusiana, Heny Sulistyarini, Hermansyah
d. Dokumentasi : Dessy Wulandari
4. Sasaran
Dilakukan pada lansia yang dapat melakukan ADL secara mandiri,
dan memiliki
TUGT >13,6 detik.
5. Media
Banner peringatan hari lansia
6. Metode
a. Para lansia yang mandiri dan sudah melakukan screening kesehatan
b. Mengajak berjalan bersama-sama didampingi mahasiswa UNAIR
c. Berjalan dimulai dengan rute Panti Werdha-Jambangan baru gang
V-Jambangan baru III-Panti Werdha
d. Dalam rute jalan sehat ada 4-5 pos yang berfungsi untuk istirahat dan
minum
7. Susunan Acara
No. Waktu Kegiatan KegiatanPeserta PJ
Pelaksanaan
1 16.00 – 16.05 Pembukaan Memperhatikan Pembawa
2 16.05 – 16.55 Jalan sehat Mengikuti Acara
Pemimpin
kegiatan
3 16.55– 17.00 Penutupan Memperhatikan Pembawa Acara
8. Susunan Tempat
D. Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan materi
b. Kesiapan pre planning
c. Peserta yang hadir bersedia mengikuti permainan
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan dilaksanakan
tepat waktu b. Suasana
kegiatan tertib
c. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat selama kegiatan
berlangsung
3. Evaluasi Hasil
a. Lansia mampu mengikuti jalan sehat
b. Lansia mampu menceritakan manfaat permainan.
4. 2 menit Terminasi :
Mengucapkan terimakasih Mendengarkan
atas peran serta peserta.
Mengucapkan salam penutup Menjawab salam
Pengorganisasian
1. Moderator : Galih Adhi W
2. Penyaji : Robeta Lintang
3. Observer : Tri Retno W, Getrudis Fransisca
4. Fasilitator : Sindhu Agung L, Hermansyah, Ezra Ledya
5. Notulen : Dewi Fajarwati
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah penyakit kelainan jantung dan
pembuluh darah yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah. Sering terjadi
pada usia pertengahan atau lebih usia 45 tahun atau lebih.
Dekker, dr. E .Hidup Dengan Tekanan Darah Tinggi. 2017. Jakarta: Sinar
Harapan
Marliani, dr Lili dan S, H. Tantan. 100 Questions & Answer Hipertensi. 2018.
Jakarta: EMK.
Semple, Dr. Peter . Tekanan Darah Tinggi . 2016. Jakarta: ARCAN
PRE PLANNING
“MASSAGE JAHE”
A. Latar Belakang.
Proses penuaan adalah proses yang berhubungan dengan umur seseorang.
Manusia akan mengalami perubahan sesuai dengan bertambahnya umur
seseorang. Adanya proses penuaan dapat menyebabkan kehilangan banyak sel
tubuh termasuk penurunan metabolisme dalam sel. Proses ini akan
menyebabkan adanya penurunan fungsi tubuh dan komposisi tubuh. Perubahan
yang biasanya terjadi pada lansia antara lain, perubahan fisik, mental,
psikososial, spiritual dan kognitif.
Perubahan komposisi tubuh dan penurunan fungsi tubuh pada lansia
meliputi adanya 14 syndrom geriatri atau sering disebut 14i yaitu ; immobility
(kurang gerak), instability, incontinence, infection, intelektual, impairment
vision, impaction, isolation, inanition, impecunity, iacrogenensis, insomnia,
immunodefisiensi, impotency. Penurunan immobility paling sering karena
gangguan tulang, sendi, otot, gangguan saraf, penyakit jantung dan pembuluh
darah sehingga lansia sering mengeluh nyeri atau pegal- pegal .
Salah satu terapi yang dapat digunakan dalam mengatasi nyeri pada lansia
yaitu dengan membuat rileks dengan terapi “massage jahe”. Disini untuk
menurunkan tingkat nyeri lansia yang tinggal di panti.
B. Tujuan
Setelah melakukan massage jahe, lansia menjadi lebih rileks, tidak terjadi
kekakuan otot, meningkatkan mobilisasi, meningkatkan kualitas tidur lansia,
tidak terjadi pegal-pegal.
C. Plan Of Action
1. Rencana Strategis
Massage jahe ini menggunakan jahe yang di parut kemudian diambil sari
dan di oleskan ke bagian yang pegal sambil di massage.
2. Tindakan
Berkoordinasi dengan Kepala Ruangan dan Pembimbing Klinik dan
Akademik dalam rencana pelaksanaan kegiatan.
Memilih lansia yang bisa mengikuti terapi.
Menyiapkan alat dan menyediakan tempat untuk peserta
3. Pengorganisasian Kelompok
Ketua : Intan Cahyanti
Terapis : semua mahasiswa Unair yang praktik
Fasilitator : Galuh Rachmawati G.P, Intan Cahayanti, R.Hesea, Robeta
Lintang.
Notulen : Silvia Lusiana S
4. Sasaran
Lansia di Griya Werdha Jambangan
5. Media
Jahe parut
Handscon
tissue
6. Metode
Pada massage ini dilaksanakan untuk lansia menjadi lebih rileks, tidak
terjadi kekakuan otot, meningkatkan mobilisasi, meningkatkan kualitas
tidur lansia, tidak terjadi pegal-pegal.
7. Susunan Acara
Kegiatan PJ
No. Waktu Kegiatan
Peserta Pelaksanaan
1 09.00 – 09.05 Pembukaan Memperhatikan Terapis
Pendamping
2 09.05 – 09.25 Pelaksanaan Massage jahe Lansia
(Fasilitator)
3 09.30 Penutupan Memperhatikan Terapis
8. Susunan Tempat
D. Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi Struktur
Kesiapan Materi
Kesiapan pre planning
Peserta yang hadir bersedia mengikuti terapi
2. Evaluasi Proses
Kegiatan dilaksanakan tepat waktu
Suasana kegiatan tertib
Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat selama kegiatan
berlangsung
3. Evaluasi Hasil
Lansia mampu mengikuti kegiatan.
Lansia mampu menceritakan manfaat kegiatan.
D. EvaluasiKegiatan
1. EvaluasiStruktur
a. KesiapanMateri
b. Kesiapan pre planning
c. Peserta bersedia makan puding
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan dilaksanakan tepat waktu
b. Suasana kegiatan tertib
c. Tidak ada peserta yang menolak
3. EvaluasiHasil
a. Lansia menyatakan senang dengan puding
b. Lansia menunjukkan adanya penurunan tekanan darah
Surabaya, 23 Mei 2018
Ketua
B. Tujuan
Untuk mendeteksi dini penyakit hipertensi tanpa gejala atau dengan gejala
tidak khas terhadap orang- orang yang tampak sehat, tetapi mungkin
menderita penyakit, yaitu orang yang mempunyai resiko tinggi terkena
penyakit (Population at risk).
C. Plan Of Action
1. Rencana Strategis
Pengukuran tekanan darah terhadap masing – masing lansia
Tindakan
a. Melakukan pengukuran tekanan darah pada tiap pasien di masing-
masing wisma
2. Pengorganisasian Kelompok
a. Penanggung jawab kegiatan : Dessy W, S. Kep
b. Fasilitator : Semua mahasiswa FKP Kelompok B3 yang
sedang berdinas
3. Sasaran
Lansia mandiri, partial dan total care
4. Media : -
5. Metode : -
6. SusunanAcara
Kegiatan PJ
No. Waktu Kegiatan
Peserta Pelaksanaan
Pengukuran
1 08.30 Mengikuti Mahasiswa
Tekanan Darah
7. SusunanTempat
Peserta Mahasiswa
Peserta Mahasiswa
C. Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan peralatan untuk pengkuran tekanan darah
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan dilaksanakan tepat waktu
b. Pengukuran tekanan darah pada semua pasien
3. Evaluasi Hasil
a. Semua lansia telah dilakukan pengukuran tekanan darah
Surabaya, 23 Mei 2018
Ketua
C. Plan Of Action
1. RencanaStrategis
Latihan ROM dilakukan pada lansia partial care dan total care dilakukan
secara aktif atau pasif sesuai kemampuan lansia.
2. Tindakan
b. Berkoordinasi dengan kepala panti, perawat jaga, dan pembimbing
akademik dalam rencana pelaksanaan kegiatan.
c. Menyiapkan lansia yang akan dilakukan ROM sambil berjemur setiap
pagi.
d. Menjelaskan tujuan latihan ROM pada lansia
3. Pengorganisasian Kelompok
c. Penanggung jawab kegiatan : Robeta Lintang D
d. Fasilitator : Semua mahasiswa FKP Kelompok B3
yang sedang berdinas
4. Sasaran
Lansia partial dan total care
5. Media : -
6. Metode
- ROM pasif dengan dibantu perawat dilakukan pada lansia yang
mengalami hambatan mobilitas fisik sehingga tidak mampu
menggerakkan sendiri anggoa tubuhnya.
- ROM aktif dilakukan secara mandiri oleh lansia semampunya mengikuti
gerakan yang dicontohkan oleh mahasiswa.
7. SusunanAcara
Kegiatan PJ
No. Waktu Kegiatan
Peserta Pelaksanaan
1 07.30–07.05 Penjelasan singkat Memperhatikan Mahasiswa
Mengikuti
2 07.05-07.25 Pelaksanaan ROM Mahasiswa
kegiatan
Menyampaikan
3 07.25-07.30 Evaluasi Mahasiswa
perasaan
8. SusunanTempat
Peserta Mahasiswa
Peserta Mahasiswa
D. Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi Struktur
b. Kesiapan Materi
c. Kesiapan pre planning
d. Peserta yang hadir bersedia mengikuti kegiatan
2. Evaluasi Proses
c. Kegiatan dilaksanakan tepat waktu
d. Suasanan kegiatan tertib
e. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat selama kegiatan
berlangsung
3. Evaluasi Hasil
a. Lansia mampu mengikuti kegiatan.
b. Lansia mampu menceritakan manfaat kegiatan.
Surabaya, 23 Mei 2018
Ketua
A. Latar Belakang.
Sesuai dengan UU No. 13 tahun 1998 pasal 1 (ayat 2) dijelaskan bahwa
lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia diatas 60 tahun. Usia
lanjut dapat dikatakan usia emas, karena tidak semua orang dapat mencapai usia
tersebut, maka orang yang berusia lanjut memerlukan tindakan preventif
maupun promotif agar dapat menikmati masa tua yang berguna dan bahagia
(Maryam, Ekasari & Rosidawati, 2008). Hal ini juga diperjelas dengan UU No.
13 pasal 1 (ayat 11) bahwa pemberdayaan adalah setiap upaya meningkatkan
kemampuan fisik, mental, spiritual, sosial, pengetahuan dan keterampilan agar
para lanjut usia siap didayagunakan sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Membuat gelang identitas dari manik-manik adalah salah satu kegiatan yang
memberdayakan lansia untuk menghasilkan karya.
B. Tujuan
a. Tujuan umum
Memberdayakan lansia mandiri yang ada di lingkungan UPTD Griya
Werdha Surabaya
b. Tujuan khusus
1. Menstimulasi pancaindera; penglihatan, sentuhan, perasa.
2. Meningkatkan kemampuan motorik
3. Mengurangi stress
4. Melatih kreatifitas
5. Sebagai kegiatan untuk mengidentifikasi lansia penderita scabies
C. Plan Of Action
Indikator
No Masalah Tujuan Kegiatan Sasaran Waktu/Tempat
Keberhasilan
1. Setelah Keterampilan Lansia ikut Lansia dengan Senin, 28 Mei 2018 jam
dilakukan membuat gelang berpartisipasi dalam minimal care dan 16.00 – 17.00 WIB/
kegiatan identitas kegiatan pembuatan partial care
keterampilan gelang identitas dari
membuat gelang awal sampai selesai Tempat:
identitas
Griya Werdha
diharapkan
Jambangan Surabaya
dapat
meningkatkan
kognitif dan
motorik
1. Rencana Strategis
Kegiatan membuat gelang identitas dilakukan pada pukul 16.00. Kegiatan
ini diikuti oleh lansia mandiri dan partial care setelah selesai kegiatan sore
sambil menunggu waktu berbuka puasa. Evaluasi dilakukan setelah
kegiatan berakhir.
2. Tindakan
1) Fase Orientasi
a. Memberi salam terapeutik
b. Memperkenalkan diri
2) Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini.
3) Kontrak
a) Perawat menjelaskan tujuan kegiatan memperkenalkan diri
b) Perawat menjelaskan alur kegiatan sebagai berikut :
1) Lama kegiatan 1 jam
2) Mahasiswa pelaksana mengikuti kegiatan dari awal sampai
selesai.
3) Jika ada lansia yang ingin ikut berkontribusi, dipersilahkan
namun tidak diwajibkan.
4) Tahap Kerja
a. Skrining tanda-tanda vital peserta kegiatan
b. Membagi tugas masing - masing
c. Memotong benang dengan ukuran 10-15 cm.
d. Menghubungkan manik-manik satu persatu dengan benang.
e. Setelah cukup untuk gelang, ujung benang diikat.
f. Ujung-ujung benang dihubungkan dengan membentuk gelang.
5) Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1) Perawat menanyakan perasaan lansia setelah dilakukan kegiatan
ini.
2) Perawat memberikan pujian atas keberhasilan lansia yang
mengikuti kegiatan dan berhasil membentuk gelang identitas.
3. Pengorganisasian Kelompok
a. Ketua : Hermansyah, S.Kep
b. Fasilitator : Getrudiz F Diaz, S.Kep
c. Pelaksana : Enny Selawati Boangmanalu, S.Kep, Tiur
Trihastutik, S.Kep
d. Dokumentasi : Reny Tjahja H, S.Kep
4. Sasaran
Lansia mandiri.
5. Media
Peralatan yang diperlukan : Manik-manik ( warna hitam dan kuning ),
benang elastis, gunting.
6. Metode
Aplikasi
7. Susunan Acara
No Waktu Kegiatan Kegiatan Peserta PJ
Pelaksana
1 16.00- Membuat gelang Membentuk dan
17.00 WIB identitas menghubungkan
manik-manik
membentuk gelang
8. Susunan Tempat
Seluruh tindakan dilakukan di UPTD Griya Werdha.
D. Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan alat dan tempat pelaksanaan kegiatan dilakukan 1 hari
b. Persiapan pre planning kegiatan dilakukan 1 hari sebelum kegiatan
c. Persiapan pengorganisasian tugas dilakukan 1 hari sebelum kegiatan
d. Persiapan lansia dilakukan 1 jam sebelum kegiatan dimulai.
2. Evalauasi Proses
a. Kegiatan dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan.
b. Suasana kegiatan berjalan tertib, santai, antusias, penuh canda tawa dan
lancar. Mahasiswa pelaksana bersama-sama dengan lansia, memberi
contoh, mengarahkan sampai kegiatan selesai
3. Evaluasi Hasil
Pada kegiatan ini lansia mampu menghasilkan gelang identitas.
Setelah kegiatan membuat gelang selesai dilakukan, semua lansia yang ikut
kegiatan merasa puas dan bangga akan hasil karya mereka yang terlihat
sangat bagus dan indah dipandang. Mahasiswa pelaksana juga merasa puas
dengan hasil kerja karya para lansia dan puas atas kerjasama yang baik dari
lansia dan mahasiswa pelaksana.
Surabaya, 23 Mei 2018
Ketua
A. Latar Belakang.
Sesuai dengan UU No. 13 tahun 1998 pasal 1 (ayat 2) dijelaskan bahwa
lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia diatas 60 tahun. Usia
lanjut dapat dikatakan usia emas, karena tidak semua orang dapat mencapai usia
tersebut, maka orang yang berusia lanjut memerlukan tindakan preventif
maupun promotif agar dapat menikmati masa tua yang berguna dan bahagia
(Maryam, Ekasari & Rosidawati, 2008). Hal ini juga diperjelas dengan UU No.
13 pasal 1 (ayat 11) bahwa pemberdayaan adalah setiap upaya meningkatkan
kemampuan fisik, mental, spiritual, sosial, pengetahuan dan keterampilan agar
para lanjut usia siap didayagunakan sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Membersihkan got dan melakukan penghijauan merupakan salah satu upaya
preventif untuk menjaga kesehatan lansia.
Selain sebagai pemberdayaan, kegiatan membersihkan got dan menanam
pohon juga banyak manfaatnya diantaranya menambah kemampuan motorik,
mengurangi stress, membangun rasa percaya diri, berlatih sabar, bersosial
antara lansia, dan melatih kreatifitas. Dengan membersihkan got diharapkan
mengurangi adanya nyamuk dan menjaga kebersihan lingkungan. Penanaman
pohon meberikan keindahan dan kenyamanan bagi lansia.
B. Tujuan
a. Tujuan umum
Memberdayakan lansia mandiri yang ada di lingkungan UPTD Griya
Werdha Surabaya
b. Tujuan khusus
1. Menstimulasi pancaindera; penglihatan, sentuhan, perasa.
2. Meningkatkan kemampuan motorik
3. Mengurangi stress
4. Melatih kreatifitas
5. Sebagai kegiatan untuk menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan
C. Plan Of Action
No Masalah Tujuan Kegiatan Indikator Keberhasilan Sasaran Waktu/Tempat
1. Ketidakefektifan Setelah Keterampilan Lansia ikut berpartisipasi Lansia dengan Selasa, 29 Mei 2018
pemeliharaan dilakukan menanam dalam kegiatan penanaman minimal care dan jam 09.00 – 11.00
kesehatan. kegiatan pohon pohon dan membersihkan partial care WIB/
Ditandai keterampilan got sampai selesai
dengan: menanam pohon Tempat:
5. Banyak dan Griya Werdha
lansia yang membersihkan Jambangan Surabaya
mengalami got diharapkan
gatal-gatal dapat
6. Lingkungan meningkatkan
sekitar kamar kesehatan
tidur lansia lingkungan dan
kurang rapi keindahan
7. Sebagian
besar kamar
tidur lansia
yang mandiri
bau apek
8. Banyak
lansia yang
belum
mengetahui
tentang
perilaku
hidup sehat
1. Rencana Strategis
Kegiatan menanam pohon dan membersihkan got dilakukan pada pukul
09.00 WIB. Kegiatan ini diikuti oleh lansia mandiri dan partial care setelah
selesai kegiatan pagi sambil menunggu waktu makan siang. Evaluasi
dilakukan setelah kegiatan berakhir.
2. Tindakan
Fase Orientasi
a. Memberi salam terapeutik
b. Memperkenalkan diri
1) Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini.
2) Kontrak
a. Perawat menjelaskan tujuan kegiatan memperkenalkan diri
b. Perawat menjelaskan alur kegiatan sebagai berikut :
Lama kegiatan 1 jam
Mahasiswa pelaksana mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
Jika ada lansia yang ingin ikut berkontribusi, dipersilahkan namun
tidak diwajibkan.
Tahap Kerja
a. Skrining tanda-tanda vital peserta kegiatan
b. Membagi tugas masing – masing
c. Membersihkan got
d. Menanam pohon
Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1) Perawat menanyakan perasaan lansia setelah dilakukan kegiatan
ini.
2) Perawat memberikan pujian atas keberhasilan lansia yang
mengikuti kegiatan dan berhasil menanam pohon dan
membersihhkan got
3. Pengorganisasian Kelompok
e. Ketua : Intan Cahyanti.S, S.Kep
f. Fasilitator : Sindu Agung Laksono, S.Kep
g. Pelaksana : Galih Adi Wicaksono, S.Kep
h. Dokumentasi : Galuh Rachmawati, S.Kep
4. Sasaran
Lansia mandiri.
5. Media
Peralatan yang diperlukan : cangkul,cetok,celurit,selang,linggis,penyiram
air.
6. Metode
Aplikasi
7. Susunan Acara
No Waktu Kegiatan Kegiatan Peserta PJ Pelaksana
1 09.00-11.00 Menanam pohon Menanam pohoni Intan Cahyanti
WIB dan membersihkan dan membersihkan Sugianto
got got
8. Susunan Tempat
Seluruh tindakan dilakukan di UPTD Griya Werdha.
D. Evaluasi Kegiatan
4. Evaluasi Struktur
e. Persiapan alat dan tempat pelaksanaan kegiatan dilakukan 1 hari
f. Persiapan pre planning kegiatan dilakukan 1 hari sebelum kegiatan
g. Persiapan pengorganisasian tugas dilakukan 1 hari sebelum kegiatan
h. Persiapan lansia dilakukan 1 jam sebelum kegiatan dimulai.
5. Evalauasi Proses
c. Kegiatan dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan.
d. Suasana kegiatan berjalan tertib, santai, antusias, penuh canda tawa dan
lancar. Mahasiswa pelaksana bersama-sama dengan lansia, memberi
contoh, mengarahkan sampai kegiatan selesai
6. Evaluasi Hasil
Pada kegiatan ini lansia mampu menanam pohon dan
membersihkan got. Setelah kegiatan menanam pohon dan membersihkan
got selesai dilakukan, semua lansia yang ikut kegiatan merasa puas dan
bangga akan hasil karya mereka yang terlihat sangat bagus dan indah
dipandang. Mahasiswa pelaksana juga merasa puas dengan hasil kerja karya
para lansia dan puas atas kerjasama yang baik dari lansia dan mahasiswa
pelaksana.
Surabaya,
Ketua
Mengetahui,
A. Latar Belakang.
Ikan molly merupakan salah satu jenis ikan hias air tawar yang memiliki
warna-warna yang menarik. Ikan ini juga bersifat damai sehingga cocok untuk
di satukan dalam komunitas akuarium. Ikan ini juga berfungsi untuk memakan
jentik nyamuk. Melihat di saluran got UPTD Griya Werdha banyak sekali jentik
nyamuk yang hidup. Maka kelompok berinisiatif untuk melakukan pelepasan
ikan molly di saluran got tersebut.
Diharapkan dengan dilakukannya pelepasan ikan molly, jentik nyamuk
berkurang dan nyamuk juga berkurang. Berkurangnya nyamuk juga dapat
menghindari penyebaran penyakit karena vector nyamuk
B. Tujuan
a. Tujuan umum
Memberantas nyamuk di lingkungan UPTD Griya Werdha Surabaya
b. Tujuan khusus
-Mengurangi populasi nyamuk di lingkungan Griya Werdha.
-Mengurangi resiko terjadinya penularan penyakit karena vector nyamuk
C. Plan Of Action
Indikator Waktu/
No Masalah Tujuan Kegiatan Sasaran
Keberhasilan Tempat
1. Setelah Pelepasan Menurunnya Lingkun Rabu, 30
dilakukan Ikan Molly populasi gan Mei 2018
kegiatan, nyamuk di UPTD jam
lingkunga lingkungan Griya 16.00
n terbebas UPTD Griya Werdha WIB/
dari jentik- Werdha
jentik Tempat:
nyamuk Griya
Werdha
Jambang
an
Surabaya
1. Rencana Strategis
Kegiatan pelepasan ikan molly dilakukan pada pukul 16.00. Kegiatan ini
dilakukan oleh mahasiswa fakultas keperawatan yang shif sore, sambil
menunggu waktu berbuka puasa. Evaluasi dilakukan setelah kegiatan
berakhir.
2. Tindakan
1) Fase Orientasi
a. Meminta ijin dengan kepala panti
b. Melepaskan ikan molly di kolam sebagai adaptasi untuk ikan
molly sebelum dilepas ke got
c. Melepaskan ikan molly di got
2) Evaluasi/validasi
Kegiatan pelepasan ikan molly berjalan lancar
3) Kontrak
a) Perawat menjelaskan tujuan pelepasan ikan molly
b) Perawat menjelaskan alur pelepasan ikan molly sebagai berikut :
-Lama kegiatan 15 menit
-Mahasiswa pelaksana mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
4) Tahap Kerja
a. Pelaksana menyediakan ikan molly
b. Pelaksana meminta ijin kepada kepala panti untuk melakukan
kegiatan
c. Ikan molly dilepaskan dikolam untuk proses adaptasi
d. Setelah ikan beradaptasi beberapa menit kemudian ikan dilepaskan
ke got
5) Tahap Terminasi
Evaluasi
Kegiatan pelepasan ikan molly berjalan lancer.
3. Pengorganisasian Kelompok
a. Ketua : Enny Selawati Boangmanalu, S.Kep
b. Fasilitator : Intan Cahyanti S, S.Kep
c. Pelaksana : Heny Sulistyarini, S.Kep
d. Dokumentasi : Hermansyah, S.Kep
4. Sasaran
Lingkungan sekitar panti (got).
5. Media
Peralatan yang diperlukan : ikan molly beberapa ekor.
6. Metode
Aplikasi
7. Susunan Acara
No Waktu Kegiatan Kegiatan Peserta PJ
Pelaksana
1 16.00-17.00 Pelepasan Melepas Ikan Molly
Ikan Molly
8. Susunan Tempat
Seluruh tindakan dilakukan di UPTD Griya Werdha.
D. Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan alat dan tempat pelaksanaan kegiatan dilakukan 1 hari
b. Persiapan pre planning kegiatan dilakukan 1 hari sebelum kegiatan
c. Persiapan pengorganisasian tugas dilakukan 1 hari sebelum kegiatan
2. Evalauasi Proses
a. Kegiatan dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan.
b. Suasana kegiatan berjalan tertib, santai, dan lancar. Mahasiswa
pelaksana melepaskan ikan molly di got.
3. Evaluasi Hasil
Pada kegiatan ini ikan molly dilepaskan di got. Setelah kegiatan pelaksana
mengevaluasi keadaan ikan yang dilepaskan. Mahasiswa pelaksana merasa
puas dengan pelaksanaan kegiatan.
Surabaya,
Ketua
C. Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan Materi
Peralatan yang diperlukan : Speaker
b. Kesiapan Pre Planning
Peralatan sudah siap H-1.
c. Peserta yang hadir
Peserta telah hadir di tempat pelaksanaan yaitu :
Senin, 28 Mei 2018 pukul 15.00 sebanyak 34 orang lansia
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan yaitu setelah sholah asar berjama’ah
b. Suasana kegiatan berjalan tertib, semarak, antusias dan lancar tanpa
hambatan. Peserta bersedia mengikuti kegiatan hingga akhir.
c. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat selama hafalan surat-surat
pendek.
3. Evaluasi Hasil
Pada kegiatan hafalan surat-surat pendek semua lansia berhasil
menghafalkan bacaan, akan tetapi ada beberapa lansia yang masih butuh
dituntun ketika melakukan hafalan karena sedikit lupa. Meskipun begitu,
peserta lansia yang mengikuti kegiatan merasa sangat senang dan antusias
sekali karena kegiatan ini merupakan kegiatan baru di Griya Werdha dan
lansia sendiri menginginkan kegiatan hafalan surat pendek diagendakan
dilakukan setiap hari. .
Sbaya, 28 Mei 2018
Ketua
Mengetahui,
DOKUMENTASI
DOKUMENTASI
RESUME KEGIATAN
PERSEKUTUAN DOA
C. Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan Materi
Peralatan yang diperlukan :Kitab Suci, Kidung Pujian
b. Kesiapan Pre Planning
Peralatan sudah siap H-1.
c. Peserta yang hadir
Peserta telah hadir di tempat pelaksanaan yaitu sebanyak 7 orang
lansia, setiap hari pukul 18.00
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan
b. Suasana kegiatan berjalan tertib, semarak, antusias dan lancar tanpa
hambatan. Peserta bersedia mengikuti kegiatan hingga akhir.
c. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat selama kegiatan doa
berlangsung.
3. Evaluasi Hasil
Selama pelaksanaan kegiatan persekutuan doa, semua lansia merasa
sangat senang dan antusias sekali. Secara bergantian lansia berbagi kisah
pengalaman hidup mereka dalam sharing iman yang dipandu oleh pemimpin
badah.
Surabaya, 30 Mei 2018
Ketua
Mengetahui,
DAFTAR PESERTA
KEGIATAN PERSEKUTUAN DOA
NO NAMA
1 Nicholas
2 Otto
3 Bambang
4 Suyatmi
5 Sarah
6 Ongko Wijoyo
7 Sayinten
DOKUMENTASI
RESUME KEGIATAN
PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)
Hari/Tanggal : Senin, 28 Mei 2018
Tempat : UPTD Griya Werdha Pemkot Surabaya
Waktu : 09.00- 09.45 WIB
Kegiatan : Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) Hipertensi
C. Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan Materi
Peralatan yang diperlukan : Lembar balik
b. Kesiapan Pre Planning
Peralatan sudah siap H-1.
c. Peserta yang hadir
Peserta telah hadir di tempat pelaksanaan yaitu :
Senin, 28 Mei 2018 dihadiri 33 lansia.
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan
b. Suasana kegiatan berjalan tertib, semarak, antusias dan lancar tanpa
hambatan. Peserta bersedia mengikuti kegiatan hingga akhir.
c. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat selama penyuluhan
berlangsung.
3. Evaluasi Hasil
Pada kegiatan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) Hipertensi
semua lansia dapat mengerti pengertian, penyebab, tanda dan gejala dan hal-
hal yang meperberat penyakit hipertensi. Serta dapat menyebutkan upaya
apasaja yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengobati hipertensi.
Peserta yang mengikuti kegiatan merasa sangat senang dan antusias karena
kegiatan ini dapat menambah pengetahuan lansia.
Mengetahui,
DAFTAR HADIR
NO NAMA RUANGAN
1 Ongko
2 Miun
3 Bambang
4 Slamet
5 Ngatino
6 Harmadi
7 Otto
8 Sudarto
9 Gusti
10 Salimin
11 Abdul Rokhim
12 Leo
13 Yasmaun
14 Rebo Suwarno
15 Kusnen
16 Eko
17 Ahmadjo
18 Ismail
19 Wita Hutin
20 Kastipah
21 Saenah
22 Ngatinah
23 Wartini
24 Markamah
25 Anik
26 Yuli
27 Habibah
28 Sri
29 Aminah
30 Suryati
31 Musamah
32 Sayati
DOKUMENTASI
C. Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi Struktur
a. KesiapanMateri
Peralatan yang diperlukan : Labu siam, air, jelly, agar-agar, gula
b. Kesiapan Pre Planning
Peralatan dan bahan sudah siap dibuat
c. Peserta
Lansia hipertensi sebanyak 28 orang
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan
b. Suasana kegiatan berjalan tertib dan antusias.
c. Peserta bersedia makan puding yang telah diberikan
3. Evaluasi Hasil
a. Semua peserta (100 %) menyatakan menyukai puding labu siam
b. 25 peserta menunjukkan penurunan kadar tekanan darah setelah 2 kali
pemberian puding labu siam
Surabaya, 29 Mei 2018
Ketua
Sindhu Agung L
NIM. 131723143047
Mengetahui,
C. Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi Struktur
a. KesiapanMateri
Peralatan yang diperlukan : tensi, lembar catatan
b. Kesiapan Pre Planning
Peralatan tensi darah dan lembar catatan
c. Peserta
Seluruh lansia di griya werdha
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan
b. Suasana kegiatan berjalan tertib dan antusias.
c. Peserta bersedia dilakukan pengecekan tekanan darah
3. Evaluasi Hasil
a. 28 peserta mempunyai tekanan darah tinggi
Surabaya, 29 Mei 2018
Ketua
Sindhu Agung L
NIM. 131723143047
Mengetahui,
B. PelaksanaanKegiatan
Waktu Kegiatan Pelaksana
22 Mei - 01 Juni 2018 Mobilisasi Jaman Now Terlampir
07.00-07.15 WIB (ROM Aktif/Pasif)
C. Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan Alat
Peralatan yang diperlukan: Tape recorder, Sound system, Mic
b. Kesiapan Pre Planning
Peralatan sudah siap H-1.
c. Peserta yang hadir
Peserta telah hadir di tempat pelaksanaan yaitu:
21 Mei - 01 Juni 2018 pukul 07.00 sebanyak 126 lansia
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan
b. Suasana kegiatan berjalan tertib, semarak, antusias dan lancar tanpa
hambatan. Peserta bersedia mengikuti kegiatan hingga akhir.
c. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat selama kegiatan
berlangsung.
3. Evaluasi Hasil
Pada kegiatan Mobilisasi Jaman Now (ROM Aktif/Pasif) semua
lansia berhasil mengikuti ROM aktif bagi lansia mandiri dan ROM pasif
bagi lansia patial/total care. Peserta yang mengikuti kegiatan merasa
senang dan antusias sekali karena badan menjadi lebih bugar dan seluruh
lansia bersedia mengikuti kegiatan ini setiap pagi hari.
Surabaya, 01 Juni 2018
Ketua
Mengetahui,
C. Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang diperlukan : jahe parut, handscon, tissue.
b. Kesiapan Pre Planning
Alat dan bahan sudah siap H-1.
c. Peserta yang hadir
Peserta telah hadir di tempat pelaksanaan yaitu : Peserta yang
mengeluh pegal-pegal di ruang kamar masing-masing lansia
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan
b. Suasana kegiatan berjalan tertib, antusias dan lancar tanpa hambatan.
Peserta bersedia mengikuti kegiatan hingga akhir.
c. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat selama kegiatan
berlangsung.
3. Evaluasi Hasil
Pada kegiatan massage jahe,para lansia banyak yang antusias dan
ingin mengikuti massage. Lansia tersebut mengatakan merasa nyaman dan
terlihat tenang (kooperatif). Setelah kegiatan massage jahe para lansia
mampu istrahat tidur berkualitas. Diharapkan massage jahe dapat
membantu lansia menjadi lebih rileks, tidak terjadi kekakuan otot,
meningkatkan mobilisasi, meningkatkan kualitas tidur lansia, tidak terjadi
pegal-pegal.
Surabaya, 28 Mei 2018
Ketua
Mengetahui,
C. Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang diperlukan : Manik-manik ( warna hitam dan
kuning), benang elastis, gunting.
b. Kesiapan Pre Planning
Alat dan bahan sudah siap H-1.
c. Peserta yang hadir
d. Peserta telah hadir di tempat pelaksanaan yaitu sebanyak 5 orang
lansia
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan
b. Suasana kegiatan berjalan tertib, antusias dan lancar tanpa hambatan.
Peserta bersedia mengikuti kegiatan hingga akhir.
c. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat selama kegiatan
berlangsung.
3. Evaluasi Hasil
Pada kegiatan keterampilan membuat gelang identitas semua lansia
berhasil menyelesaikan membuat gelang identitas. Peserta yang mengikuti
kegiatan merasa sangat senang dan antusias sekali karena kegiatan ini
merupakan kegiatan pengisi waktu luang di Griya Werdha. Setelah selesai
pembuatan gelang identitas, gelang tersebut dipakaikan kepada lansia yang
menghuni Griya Werdha Jambangan, sebagai identitas lansia yang
menderita scabies dipakaikan gelang manik-manik berwarna kuning, lansia
tanpa scabies dipakaikan gelang manik-manik berwarna hitam. Tujuan
pemakaian gelang ini untuk memudahkan petugas dalam melakukan
perawatan terhadap lansia yang menderita scabies, dan juga untuk
meminimalisir penyebaran scabies, dari gelang identitas tersebut petugas
dapat memisahkan baju penderita scabies untuk dicuci tanpa dicampur
dengan baju lansia yang tidak menderita scabies.
Mengetahui,
DOKUMENTASI
RESUME KEGIATAN
PELEPASAN IKAN MOLLY
C. Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang diperlukan : Ikan Molly beberapa ekor.
b. Kesiapan Pre Planning
Alat dan bahan sudah siap H-1.
c. Peserta yang hadir
Peserta telah hadir di tempat pelaksanaan yaitu sebanyak 6 orang
mahasiswa
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan
b. Suasana kegiatan berjalan tertib, antusias dan lancar tanpa hambatan.
3. Evaluasi Hasil
Pada kegiatan pelepasan ikan molly, kegiatan dilaksanakan dengan
lancer. Pada kegiatan ini ikan molly dilepaskan di got. Setelah kegiatan
pelaksana mengevaluasi keadaan ikan yang dilepaskan. Mahasiswa
pelaksana merasa puas dengan pelaksanaan kegiatan.
Surabaya, 30 Mei 2018
Ketua
Mengetahui,
DOKUMENTASI
RESUME KEGIATAN
PENANAMAN POHON DAN KERJA BAKTI
DOKUMENTASI
RESUME KEGIATAN
JALAN SEHAT
C. Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan Materi
Peralatan yang diperlukan : Banner
b. Kesiapan Pre Planning
Peralatan sudah siap H-1.
c. Peserta yang hadir
Peserta telah hadir di tempat pelaksanaan yaitu :
Selasa, 29 Mei 2018 pukul 15.00 sebanyak 26 orang lansia
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan
b. Suasana kegiatan berjalan tertib, semarak, antusias dan lancar tanpa
hambatan. Peserta bersedia mengikuti kegiatan hingga akhir.
c. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat selama kegiatan jalan
sehat sore berlangsung.
3. Evaluasi Hasil
Pada kegiatan Jalan Sehat Sore semua lansia berhasil menyelesaikan
dan sampai finish di Griya Werdha. Sesampainya di panti para lansia
diberikan puding labu. Peserta yang mengikuti kegiatan merasa sangat
senang dan antusias sekali karena kegiatan ini merupakan kegiatan dengan
suasana berbeda di Griya Werdha karena kegiatan dilakukan di luar panti.
Surabaya, 29 Mei 2018
Ketua
Mengetahui,
DOKUMENTASI
RESUME KEGIATAN
BRAIN GYM (SENAM OTAK)
C. Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan Materi
Adapun kesiapan materi dalam pelaksanaan brain gym ini antara lain:
-materi senam brain gym dan langkah-langkah yang akan diajarkan
-speaker dan mic
-musik
b. Kesiapan Pre Planning
Kesiapan pre planning telah disiapkan sejak hari pertama di panti dan
pelaporan hasil survey lansia, yang kemudian dibentuk struktur
pengorganisasian, pembagian dan pelatihan masing-masing fasilitator
yang kemudian dibagi untuk tiap barisan lansia yang terbagi menjadi
pasien mandiri, parsial, ataupun total care (di bed) yang memiliki
kemauan untuk bergabung. Pelaksanaan awal dimulai pada Jumat (25
Mei 2018) dan dilanjutkan sebagai perencanaan kegiatan harian para
lansia di panti wredha mengingat antusiasme lansia dan kebutuhan
lansia untuk menjaga ataupun meningkatkan keseimbangan dan
kemampuan kognitif.
c. Peserta yang hadir
Peserta telah hadir di tempat pelaksanaan pada tanggal 25 Mei 2018
berkisar antara lebih dari 40 lansia
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan.
b. Peserta bersedia mengikuti kegiatan hingga akhir.
c. Proses pelaksanaan kegiatan berjalan tertib dan semua lansia sangat
antusias terhadap pelaksanaan brain gym yang diadakan.
d. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat selama permainan
berlangsung.
3. Evaluasi Hasil
Evaluasi hasil pelaksanaan brain gym ini adalah semua lansia sangat
antusias dengan adanya pelaksanaan brain gym ini, mereka mau mencoba
mengulangi gerakan-gerakan yang telah diajarkan walaupun senam telah
selesai. Hal ini ditunjukkan pada beberapa waktu setelah pelaksanaan
kegiatan dan telah dibubarkan mereka mempraktikkannya kembali, dan
sebagian besar meminta untuk dilakukan senam ini kembali.
Mengetahui,
DOKUMENTASI
RESUME KEGIATAN
BERPACU DALAM MELODI
C. Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan Materi
Adapun kesiapan materi dalam pelaksanaan kegiatan ini yaitu :
musik dan lagu-lagu tembang kenangan serta campursari jawa, speaker
dan microfon, botol aqua
b. Kesiapan Pre Planning
Kesiapan pre planning terdiri dari briefing panitia, penyusunan
program dan perencanaan pelaksanaan yang telah disiapkan sejak hari
pertama di panti dan berdasarkan kondisi lansia dimana terapi ini
digunakan sebagai wadah peningkatan aktualisasi diri lansia, motivasi
bersosialisasi, reduksi stress dan rasa kesepian, serta sebagai terapi
resiminens lansia untuk mengasah daya ingat lansia, serta persiapan
doorprize yang diberikan kepada lansia yang telah berhasil menjawab
dan menjadi juara dalam program ini.
2. Peserta yang hadir
Peserta telah hadir di tempat pelaksanaan pada tanggal 28 Mei 2018
berjumlah 14 orang lansia
3. Evaluasi Proses
a. Kegiatan dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan.
b. Panitia telah melakukan kontrak dan menjelaskan tujuan pelaksanaan
sebelumnya.
c. Peserta bersedia mengikuti kegiatan hingga akhir.
d. Proses pelaksanaan kegiatan berjalan tertib dan semua lansia antusias
dan mengingat kembali akan lirik lagu yang ditebak
e. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat selama permainan
berlangsung.
4. Evaluasi Hasil
Semua peserta dalam pelaksanaan kegiatan ini sangat kooperatif,
antusias dalam menjawab semua lagu yang diberikan. Peserta kegiatan
mengungkapkan sangat senang dengan adanya kegiatan ini sebagai kegiatan
refreshing, mengingat lagu tembang kenangan, dan bernyanyi bersama
(karaoke) yang terkadang jarang dilakukan.
Mengetahui,
DOKUMENTASI
RESUME KEGIATAN
SENAM HIPERTENSI LANSIA
C. Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan Materi
Adapun kesiapan materi dan peralatan yang dipersiapkan yaitu: materi
penyuluhan, video senam hipertensi
b. Kesiapan Pre Planning
Peralatan dan materi telah dipersiapkan 1 hari sebelumnya, dan pre
planning telah dipersiapkan hari pertama setelah survey data jumlah
pasien hipertensi.
c. Peserta yang hadir
Peserta telah hadir di tempat pelaksanaan yaitu pada Rabu, 23 Mei
2018 sebanyak 28 orang lansia dan juga diikuti oleh beberapa lansia
yang tidak mengalami hipertensi.
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan.
b. Suasana kegiatan berjalan tertib, para lansia antusias, dan lancar tanpa
hambatan, serta peserta bersedia mengikuti kegiatan hingga akhir.
c. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat selama permainan
berlangsung.
3. Evaluasi Hasil
Semua lansia yang mengikuti senam hipertensi sangat antusias dengan
adanya pelaksanaan kegiatan ini, karena senam hipertensi ini jarang
dilakukan di wilayah UPTD Panti Wredha Jambangan Surabaya.
Surabaya, 23 Mei 2018
Ketua
Mengetahui,
DOKUMENTASI