Askep Nene K
Askep Nene K
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
terjadinya perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem
(WHO) akan terus mengalami peningkatan, pada tahun 2000 jumlah lansia
sebanyak 7,4% dari total populasi, pada tahun 2010 jumlah lansia
meningkat menjadi 9,77% dari total populasi dan pada tahun 2020
7,18%. Pada tahun 2011 jumlah lansia meningkat sebesar 9,51% dari jumlah
1
Penyakit reumatik yang biasa disebut artritis (radang sendi) dan
dianggap sebagai satu keadaan sebenarnya terdiri atas lebih dari 100 tipe
terjadi pada suatu waktu tertentu dalam kehidupan pasien atau lebih
hanya berupa keterbatasan yang tampak jelas pada mobilitas dan aktivitas
hidup sehari – hari tetapi juga efek sistemik yang tidak jelas tetapi dapat
seperti rasa nyeri. Keadaan mudah lelah, perubahan citra diri serta gangguan
Lebih lanjut awitan keadaan ini bisa bersifat akut atau insidius, dan
ketika gejala penyakit berkurang atau tidak terdapat) dan eksaserbasi (suatu
periode ketika gejala penyakit terjadi atau bertambah berat). Terapi dapat
sangat sederhana dan bertujuan untuk melokalisaasi rasa nyeri, atau dapat
2
pada umur dekade ke empat, dan penyakit ini terdapat pada wanita 3 kali
itu perlu perawatan dan perhatian khusus bagi lansia dengan arthritis
dalam keluarga dianggap sebagai orang yang harus dihormati dan dihargai
oleh orang lain akan mempengaruhi tanggapan mereka dalam memasuki hai
tua, dan berpengaruh pula kepada derajat kesehatan lansia (Fitriani, 2009).
rematik. Itu berarti, setiap enam orang di dunia ini satu di antaranya adalah
rematik belum tersebar secara luas. Sehingga banyak mitos yang keliru
penyakit itu. Hal yang perlu jadi perhatian adalah angka kejadian penyakit
rematik ini yang relatif tinggi, yaitu 1-2 persen dari total populasi di
Indonesia. Pada tahun 2004 lalu, jumlah pasien rematik ini mencapai 2 Juta
orang, dengan perbandingan pasien wanita tiga kali lebih banyak dari pria.
355 juta jiwa, artinya 1 dari 6 orang di dunia ini menderita rheumatoid.
Diperkirakan angka ini terus meningkat hingga tahun 2025 dengan indikasi
3
(WHO) melaporkan bahwa 20%, penduduk dunia terserang penyakit
arthritis rheumatoid. Dimana 5-10% adalah mereka yang berusia 5-20 tahun
dan 20% mereka yang berusia 55 tahun (Wiyono, 2010). Berdasarkan hasil
selama berjam-jam tanpa gerakan tubuh yang berarti, tuntutan untuk tampil
dengan kasus penyakit tidak menular. Secara keseluruhan pada tahun 2007
dan 33,985 kasus di Puskesmas pada tahun 2008. dalam kasus puskesmas
Puskesmas yang ada di jawa tengah. Pada tahun 2009 jumlah penduduk
4
berperan sebagai pemberi asuhan keperawatan kepada anggota keluarga
untuk mencegah agar tidak terjadi penyakit Artritis Rhematoid. Peran klien
lansia yang mempunyai masalah kesehatan dengan nyeri sendi dan dapat
B. TUJUAN PENULISAN
Tujuan yang diharapkan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah :
1. Tujuan Umum
secara optimal.
5
2. Tujuan Khusus
dan masalah keperawatan pada keluaga Ny. K sehingga tanda gejala serta
sendi.
C. METODE PENULISAN
1. Wawancara
6
keperawatan yang memungkinkan keluarga memberikan informasi tentang
2. Observasi
maupun tidak langsung untuk memperoleh data, dimana penulis ikut serta
D. SISTEMATIKA PENULISAN
penulisan.
7
BAB IV : Berisi tentang pembahasan, yang membahas kesenjangan
8
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Lansia
1. Pengertian
atas. Dalam mendefinisikan batasan penduduk lanjut usia, ada tiga aspek yang
perlu dipertimbangkan yaitu aspek biologi, aspek ekonomi dan aspek sosial
berumur 65 tahun keatas. Sebenarnya lanjut usia adalah suatu proses alami
yang tidakapat ditentukan oleh tuhan yang maha esa (Wahyudi, 2000).
2. Batasan Lansia
ahli karena banyak faktor fisik, psikis dan lingkungan yang saling
9
3. Proses Menua
proses kemunduran tubuh gradual tak terhindarkan yang dimulai pada masa
faktor yang sebenarnya dapat dihindari dan berada dalam kontrol seseorang
(Busse,1987; J.C Horn & Meer,1987 dalam Papalia, Olds & Feldman,
2005).
a. Perubahan Fisik Meliputi perubahan dari tingkat sel sampai kesemua sistem
10
c) Penurunan aktivitas paru ( mengembang & mengempisnya )
penurunan, kalau pada pernafasan yang tenang kira kira 500 ml.
kejaringan.
sendiri.
terjadinya obstruksi.
2) Sistem persyarafan.
a) Penglihatan
11
(1) Kornea lebih berbentuk skeris.
sinar.
gelap.
pada skala.
b) Pendengaran.
terhadap bunyi suara, antara lain nada nada yang tinggi, suara
yang tidak jelas, sulit mengerti kata kata, 50 % terjadi pada usia
meningkatnya kreatin.
12
(2) Menurunnya kemampuan penghidu sehingga mengakibatkan
d) Peraba.
f) Sistem Perkemihan
13
proteinuria ( biasanya + 1 ) ; BUN meningkat sampai 21 mg % ;
tahun.
pertukaran zat.
14
(6) Menurunnya sekresi hormon bonads : progesteron, estrogen,
testosteron.
i) Sistem muskuloskeletal.
15
(3) Kyphosis.
badan berkurang ).
(2) Kulit kering & kurang elastis karena menurunnya cairan dan
yang tinggi.
(4) Kulit pucat dan terdapat bintik bintik hitam akibat menurunnya
(6) Kuku pada jari tangan dan kaki menjadi tebal dan rapuh.
(8) Pada wanita > 60 tahun rambut wajah meningkat kadang kadang
menurun.
16
(9) Temperatur tubuh menurun akibat kecepatan metabolisme yang
menurun.
kesehatan baik.
b. Kesehatan umum.
c. Tingkat pendidikan.
d. Keturunan (herediter).
e. Lingkungan.
famili.
17
i. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap gambaran diri
dan perubahan konsep diri Perubahan kepribadian yang drastis keadaan ini
jarang terjadi lebih sering berupa ungkapan yang tulus dari perasaan
penyakit.
6. Perubahan Spiritual
B. Konsep Penyakit
1. Pengertian
berarti mucus, suatu cairan yang dianggap jahat mengalir dari otak ke sendi
dan struktur lain tubuh sehingga menimbulkan rasa nyeri atau dengan kata
18
lain, setiap kondisi yang disertai kondisi nyeri dan kaku pada sistem
ini juga melibatkan seluruh organ tubuh (Hidayat, 2006). Osteoartritis atau
rawan sendi yang berkembang lambat dan berhubungan dnegan usia lanjut,
terutama pada sendi-sendi tangan dan sendi besar yang menanggung beban
sendi lainnya.
2. Klasifikasi
a. Osteoartritis.
gerak pada sendi – sendi tangan dan sendi besar yang menanggung
beban ini.
19
b. Artritis Rematoid.
c. Polimialgia Reumatik.
Penyakit ini merupakan suatu sindrom yang terdiri dari rasa nyeri dan
bahu dan panggul. Terutama mengenai usia pertengahan atau usia lanjut
khusus, yaitu artritis akut. Artritis gout lebih banyak terdapat pada pria
3. Etiologi
Etiologi penyakit ini tidak diketahui secara pasti. Namun ada beberapa
lain:
20
a. Usia lebih dari 40 tahun
adalah yang terkuat. Akan tetapi perlu diingat bahwa osteoartritis bukan
kurang lebih sama antara pada laki-laki dan wanita, tetapi diats usia 50
wanita daripada pria. Hal ini menunjukkan adanya peran hormonal pada
patogenesis osteoartritis.
c. Suku bangsa
pertumbuhan tulang.
d. Genetik.
21
sendi yang menanggung beban berlebihan, tapi juga dnegan
g. Kelainan pertumbuhan
h. Kepadatan tulang
4. Patofisiologi
22
berkelanjutan, sinovial menjadi menebal, terutama pada sendi artikular
kartilago dari sendi. Pada persendian ini granulasi membentuk pannus, atau
sendi. Bila kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara
dengan masa adanya serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada
orang yang sembuh dari serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang
5. Manifestasi Klinik
Gejala utama dari osteoartritis adalah adanya nyeri pada sendi yang
Mula-mula terasa kaku, kemudian timbul rasa nyeri yang berkurang dnegan
23
pembesaran sendi dn perubahan gaya jalan. Lebih lanjut lagi terdapat
tekan, gangguan gerak, rasa hangat yang merata dan warna kemerahan,
antara lain:
yang lain.
c. Kaku pagi Pada beberapa pasien, nyeri sendi yang timbul setelah
immobilisasi, seperti duduk dari kursi, atau setelah bangun dari tidur.
yang sakit.
satu sendinya (lutut atau tangan yang paling sering) secara perlahan-lahan
membesar.
24
berjalan dan gangguan fungsi sendi yang lain merupakan ancaman yang
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Tes serologi
b. Pemerikasaan radiologi
c. Aspirasi sendi
7. Penatalaksanaan
c. Latihan : pada saat pasien tidak merasa lelah atau inflamasi berkurang, ini
d. Termoterapi.
25
8. Komplikasi
b. Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan otot.
d. Terjadi splenomegaly.
C. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
a. Pengumpulan data.
b. Analisa data.
c. Pengumpulan masalah.
2. Perencanaan
26
kesehatan dan keperawatan yang telah diidentifikasi (SG. Bailon,
3. Implementasi
penyuluhan.
4. Evaluasi
27
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Karakteristik Demografi
Agama : Islam
Nama : Riyadi
No. Telepon : -
Sumber pendapatan :
Kecukupan pendapatan :
28
4. Aktivitas Rekreasi
Hobi : Pengajian
5. Riwayat Keluarga
a. Saudara Kandung
meninggal
1. Nutrisi
29
Jenis makanan : Nasi + Lauk Pauk
Makanan yang tidak disukai: Daging ayam, ikan, usus, ati ampela
dengan makan
2. Eliminasi
a. BAK
b. BAB
Konsistensi : Padat
3. Personal Higiene
a. Mandi
b. Oral Higiene
30
Frekuensi dan waktu gosok gigi : 2x Sehari
c. Cuci Rambut
a. Olahraga : Ya (Selasa-Rabu)
b. Nonton TV : Selalu
c. Berkebun/memasak : Tidak
31
(Jenis/frekuensi/jumlah/lama pakai)
5. 11.00 Pengajian
sekamar
C. Status Kesehatan
32
a. Keluhan utama dalam 1 tahun terakhir : Reumatik
klien mengeluh sakit lutut sejak 4 tahun lalu, klien mengatakan sudah
berobat ke klinik dekat panti. Nyeri lutut menjalar hingga ke pinggang skala
nyeri yang dirasakan 4 (0-10), nyeri lutut yang dirasakan hilang timbul, Ny.
K juga sering merasa kesemutan pada kaki sebelah kanan dan kiri.
disertai panas.
pakaian.
g. Upaya mengatasi :
Pergi ke Bidan/perawat
Lain-lain :
udang.
33
d. Riwayat dirawat di rumah sakit : Ya, 2 bulan yang lalu terserempet motor.
e. Riwayat pemakaian obat : Ya, obat amlodipin 1x1 hari dan B-Complex
1x1 hari
3. Pemeriksaan fisik
a. Penampilan umum
4) Tanda-tanda Vital
b) Nadi : 88 x/ menit
c) Respirasi : 21 x / menit
d) Suhu : 36,5° C
b. Sistem Integumen
Warna kulit sawo matang, kulit tampak pucat, turgor kulit kembali dalam
±2 detik.
c. Sistem Pernafasan
Bentuk hidung simetris, tidak terdapat pernafasan cuping hidung, tidak ada
sekret, tidak ada pembengkakakan sinus, kedua lubang hidung bersih, tidak
34
d. Sistem Kardiovaskuler
Warna Konjungtiva merah muda, tidak ada peningkatan jpv, CRT <2detik,
130/90mmHg.
e. Sistem Pencernaan
Pada saat inspeksi mulut kering, bibir kering, dinding mukosa mulut kering,
kebersihan mulut lumayan bersih, tercium bau mulut, tonsil ada, uvula
ditengah, gigi bagian atas sudah abis, lidah dapat bergerak mendorong,
terdengar bising usus 10x/menit. Saat palpasi tidak ada nyeri tekan.
f. Sistem Persyarafan
Nervus I (Olfaktorius)
Fungsi penciuman klien baik, klien dapat mencium minyak kayu putih.
Nervus II (Optikus)
Fungsi penglihatan klien kurang baik, klien dapat membaca name tag
Nervus VI (Trigeminus)
Klien dapat tersenyum simetris, bisa mengangkat kedua alis dan klien bisa
35
Nervus VIII (Vestibulocoklearis)
Pendengaran klien baik, klien kurang dapat mendengar dan menjawab apa
g. Sistem Endokrin
h. Sitem Perkemihan
Klien mengatakan tidak nyeri pada saat berkemih, warna urin kuning jernih.
i. Sistem Reproduksi
j. Sistem Muskuloskeletal
1) Ekstremitas atas
2) Ekstremitas bawah
4. Pengkajian spiritual
36
c. Bagaimana cara menyelesaikan masalah :
terhadap waktu, orang, tempat, serta daya ingat masih baik. Dan jika
2. Penerangan : Cukup
37
6. Sumber air minum : Ada
fungsi-fungsi
A. Fungsi Penglihatan √
1. Penglihatan kabur
2. Mata berair √
B. Fungsi Pendengaran √
4. Pendengaran
berkurang
5. Telinga Berdenging √
38
C. Fungsi Paru (pernapasan) √
keringat malam
7. Sesak napas √
8. Berdahak/sputum √
D. Fungsi Jantung √
9. Jantung berdebar-
debar
E. Fungsi pencernaan √
12. Mual/muntah
banyak (berlebihan)
15. Perubahan √
sembelit)
G. Fungsi Pergerakan √
berjalan
39
17. Nyeri pinggang √
atau tulang
belakang
18. Nyeri √
persendian/bengkak
H. Fungsi Persyarafan √
19. Lumpuh/kelemahan
tangan
21. Gemetar/tremor √
daerah tengkuk
Fungsi saluran √
perkemihan
banyak
hari
40
25. Tidak mampu √
mengontrol
pengeluaran air
kemih (ngompol)
JUMLAH 6 6 1 13
Analisis Hasil
Skor : < 25 : Tidak ada masalah kesehatan kronis s/d masalah kesehatan
kronis ringan
klien berdasarkan daya orientasi terhadap waktu, orang, tempat, serta daya
Quesioner (SPMSQ).
41
Jawab : 10.00 WIB
Jawab : 2018
Jawab : 1943
Jawab : 75 Tahun
Sancang No 2
bersama bpk/ibu?
Jawab : 1 Bersaudara
bersama bpk/ibu?
Jawab : 1945
sekarang?
42
Jawab : 20, 19, 18, 17, 16, 15, 14, 13, 12, 11,
10, 9, 8, 7, 6, 5, 4, 3, 2, 1
JUMLAH BENAR 10
Interpretasi hasil :
3. STATUS FUNGSIONAL
didasarkan pada kondisi actual klien dan bukan pada kemampuan, artinya
jika klien menolak untuk melakukan suatu fungsi, dianggap sebagai tidak
dan mandi
43
E mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet dan satu fungsi lain
fungsi lain
44
No KRITERIA DGN MANDIRI NILAI
BANTUAN
1. Makan 5 10 10
2. Minum 5 10 10
3. Berpindah 5 10 10
gigi)
(memcuci pakaian,
menyeka tubuh,
menyiram)
6. Mandi 5 15 15
9. Mengenakan pakaian 5 10 10
45
13. Rekreasi/pemanfaatan 5 10 5
waktu luang
Jumlah 115
Keterangan :
Pertanyaan tahap I :
Pertanyaan tahap II :
1. Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam 1 bulan
46
5. Cenderung mengurung diri
Petunjuk : Pilihlah jawaban yang paling tepat sesuai dengan perasaan yang
No Pertanyaan Jawaban
bapak/ibu
minat/kesenagan/hobi?
kosong?
47
6. Apakah takut bahwa sesuatu yang Ya Tidak
sesuatu?
menyenangkan?
lagi?
bapak/Ibu?
Interpretasi :
48
Nilai 5-9 : Depresi ringan
SCALE
YA TIDAK
terakhir?
- Bedrest/ dibantu 0 0
- Kruk/tongkat/walker 15 0
- Berpegagangan pada 30 0
benda-benda sekitar
4 Terapi intravena
- Apakah lansia 20 0 0
terpasang infus?
49
5 Gaya berjalan/ cara
berpindah
immobile (tidak
dapat bergerak
- Lemah/tidak 10 0
bertenaga
- Gangguan/tidak 20 0
normal
(pincang/diseret)
6 Status mental
- Lansia menyadari 0 0
kondisi tubuhnya
- Lansia mengalami 15 0
keterbatasan daya
ingat
Total nilai 15
Interpretasi
50
Risiko rendah 25 – 50 Pelaksanaan pencegahan
jatuh standar
jatuh tinggi
a. ANALISA DATA
dingin(setelah Vasokontriksi
pembuluh darah ke otak
mencuci pakaian)
Aliran darah ke otak
dan berkurang
Suplai oksigen ke otak
setelah istirahat.
51
Klien mengatakan Metabolisme anaerob
DO :
Nyeri Akut
Klien tampak
lalu
menggunakan
Ny. K mengatakan
terkadanag lupa
bahwa klien
memiliki penyakit
rematik.
52
Do :
Ny. K saat
dilakukan
pemeriksaan
SPQMS termasuk
dalam kategori
utuh
dilakukan
pemeriksaan
MMSE
memperoleh total
dalam kategori
depresi rigan.
program terapeutik.
53
b. Perencanaan
1. Nyeri kronis b.d kesemutan 1. Kaji keluhan yang 1. Untuk mengetahui tanda
Setelah dilakukan pencegahan
dan rasa ngilu pada persendian dirasakan klien nyeri pada klien
selama 1x24 jam tatap muka,
2. Catat faktor yang 2. Membantu dalam
klien mampu mengurangi nyeri
DS : mempercepat dan tanda- menentukan kebutuhan
pada persendian dengan kriteria
Ny. K mengatakan tanda rasa sakit non verbal. manajemen nyeri dan
hasil :
sudah ± 4 tahun merasa keefektifan program.
Klien dapat beraktifitas
kesemutan dan linu 3. Menganjurkan klien untuk 3. Panas meningkatkan
tanpa rasa ngilu dan
pada kaki sampai mandi air hangat, kompres relaksasi otot dan
kesemutan
menjalar ke pinggang sendi-sendi yang sakit mobilitas, menurunkan
Klien dapat mengatasi
Ny. K mengatakan rasa menggunakan kompres rasa sakit.
nyeri secara mandiri
kesemutan dan linu hangat
54
bertambah jika terkena Skala nyeri berkurang 4. Memberikan masase yang 4. Meningkatkan relaksasi/
DO :
Klien tampak
55
2. 1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tingkat pengetahuan 1. Agar mengetahui sejauh
manajemen kesehatan keperawatan selama 1x /hari klien tentang proses mana klien mengetahui
berhubungan dengan ketidakefektifan manajemen penyakit tentang penyakitnya
kurang pengetahuan kesehatan dapat teratasi, dengan
tentang program terapeutik kriteria hasil :
Klien mengetahui tentang
penyakitnya
Klien mematuhi tentang 2. Memberikan penyuluhan 2. Untuk menambah
makanan yang tentang reumatik pengetahuan klien tentang
dibolehkan dan yang reumatik
tidak dibolehkan
Klien mampu memahami
tentang edukasi pola 3. Memberikan penyuluhan 3. Agar klien lebih
makan hidup sehat tentang makanan yang mengetahui makanan yang
boleh dimakan. boleh di makan pada
penderita reumatik
56
No. Tanggal/Waktu No diagnosa Tindakan Respon Paraf
1. Senin, 1 1. Melakukan pengkajian 1. Klien mengatakan nyeri Riri Pratiwi
04 Juni 2018 nyeri secara yang dirasakan berkurang
09.00 WIB komprehensif menjadi 4 (0-10)
1. Melakukan pengkajian
nyeri secara 1. Klien mengatakan nyeri
Selasa, komprehensif kepala bertambah menjadi Riri Pratiwi
05 Juni 2018 skala 5 (0-10)
09.10 WIB
2. Observasi TD klien
57
2. TD : 130/80 mmHg
3. Meganjurkan klien
12.35 WIB untuk mandi air 3. Ny.K mengatakan nyaman
hangat, kompres sendi- saat dikompres hangat
12.55 WIB sendi.
1. Menjelaskan kepada
klien tentang tujuan dan
prosedur kompres
Rabu, hangat jahe 1. Ny.K mengatakan sedikit
06 Juni 2018 2. Memotivasi klien untuk paham tentang tujuan dan
08.30 WIB mempraktekkan prosedur kompres hangat
kompres hangat jahe jahe yang telah dijelaskan
58
untuk mengurangi rasa 2. Ny.K mengatakan sudah
nyeri siap mempraktekan
kompres hangat jahe
1. Melakukan pengkajian
nyeri secara
09.45 WIB komprehensif
1. TD klien 120/80 mmHg
2. Observasi TD klien
a. WIB
59
Senin 2. 1. Memberikan 1. Klien dapat menyebutkan Riri Pratiwi
04 Juni 2018 penyuluhan tentang kembali tentang penyakit
09.00 WIB reumatik reumatik.
60
Kamis, 1. Mengevaluasi klien
07 Juni 2018 tentang kepatuhan
08.30 WIB makanan yang
dikonsumsi dan
makanan yang dihindari
c. Implementasi
61
62
No. Tanggal/Waktu No Diagnosa Evaluasi Paraf
1. Senin s/d Selasa, 1 S: Riri Pratiwi
04 s/d 05 Juni 2018 - Ny.K mengatakan sudah cukup
12.35 WIB mengerti tentang penyakitnya
- Ny.K mengatakan setelah
dikompres hangat jahe terasa
nyeri yang dirasakan berkurang
- Ny.K mengatakan nyaman saat
dikompres hangat Jahe
- Ny.K mengatakan sudah
melakukan kompres hangat
jahe
O:
- Ny.K sudah mampu memahami
tentang penyakitnya
- Skala nyeri 3(0-10)
- Ny.K sudah tampak sedikit
lebih rileks dari sebelumnya
A : Masalah nyeri kronis teratasi
sebagian
P : Motivasi klien untuk melakukan
kompres hangat jahe
62
04 s/d 07 Juni 2018 - Ny.K mengatakan sudah mau
12.35 WIB minum obat kalau nyeri dan
kesemutan
O:
- Ny.K mampu menyebutkan
makanan yang boleh
dikonsumsi dan yang tidak
boleh dikonsumsi
A : Masalah teratasi
P:
Edukasi klien tentang pola makan
hidup sehat
63
BAB IV
PEMBAHASAN
A. PEMBAHASAN
Pada BAB ini penulis melakukan pembahasan Askep pada Ny. K terutama
dengan masalah utama rheumatoid arthtitis di Panti Werdha Budi Pertiwi, dimana
terdapat kesenjangan antara teori dengan keadaan yang ada di dalam asuhan
keperawatan saat ini. Dalam melakukan asuhan keperawatan gerontik , penulis
menggunakan pendekatan proses keperawatan yang dimulai dari tahap pengkajian,
perumusan diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Penulis melakukan
pembahasan keperawatan pada Ny. K dengan membandingkan antara Bab II dan
Bab III.
B. Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan penulis pada tanggal 04 juni 2018, data yang
diambil tidak hanya dari klien tetapi juga dari petugas panti, pemeriksaan fisik, serta
observasi langsung dimana dalam pengumpulan data ini penulis tidak mengalami
hambatan. Pada saat penulis melakukan pengkajian observasi dan pemeriksaan fisik
didapatkan data terdapat nyeri, pegal-pegal, bengkak di daerah mata kaki. Dan
sewaktu beraktivitas seperti berjalan, sholat dan bekerja terganggu pada Ny. K.
64
C. Skoring
dimana pada tahap ini penulis menentukan masalah yang harus ditangani terlebih
dahulu dari tiga masalah yang telah penulis temukan. Pada tahap ini penulis tidak
menemukan hambatan karena keluarga dapat bekerja sama dan kooperatif dan
penulis menemukan masalah yaitu nyeri Nyeri kronis b.d kesemutan dan rasa
ngilu pada persendian, hal ini dibuktikan karena masalah ini sedang terjadi dan
dirasakan. Kemungkinan masalah untuk diubah, hal ini terbukti karena klien
D. Diagnosa
lingkungan
Dari hasil pengkajian yang dilakukan bahwa diagnosa yang muncul pada Ny.
K dengan rheumatoid arthtritis adalah :
1. Nyeri kronis , diagnosa tersebut muncul ditunjang dengan data : Klien Ny. K
mengatakan mempunyai keluhan nyeri, linu-linu, pegal pada kaki . Masalah ini
65
2. Ketidakefektifan manajemen kesehatan b.d kurang pengetahuan tentang
E. Intervensi Keperawatan
Intervensi yang dibuat berdasarkan sifat masalah dan sumber-sumber yang ada
dalam asuhan keperawatan. Penulis menentukan rencana sesuai dengan
diagnosa yang telah ditemukan dalam penilaian. Kemudian penulis menetukan
prioritas untuk mengetahui masalah yang harus ditangani. Penulis menentukan
rencana sesuai dengan intervensi yang sudah direncanakan.
F. Implementasi
Implementasi yang dilakukan pada hari Senin, tanggal 04 Juni 2018
pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilakukan berdasarkan perencanaan
yang telah disepakati dan berdasarkan intervensi. Pada tahap ini penulis tidak
mengalami hambatan saat pelaksanaan, keluarga dapat mengerti maksud dan
tujuan. Penulis melakukan tindakan keperawatan antara lain :
Intervensi Penulis mengkaji rasa nyeri yang dialami pasien dengan cara
I menanyakan rasa nyeri dengan skala 0-10, dan melihat raut
66
wajah klien saat klien merasa nyeri.
Intervensi Penulis mencatat faktor yang mempercepat dan tanda-tanda rasa
II sakit non verbal dengan cara melihat wajah klien.
Intervensi Penulis Menganjurkan klien untuk mandi air hangat, kompres
III sendi-sendi yang sakit menggunakan kompres hangat, untuk
mencegah kembali timbuk nyeri dan mengurangi rasa nyeri dan
pegal-pegal pada sendi-sendi.
Intervensi Penulis memberikan penyuluhan tentang modifikasi makanan
IV yang tidak boleh dikonsumsi yaitu seperti jeroan, kacang-
kacangan, kolbis, dan makanan yang mengandung purin. Daan
memberikan penyuluhan tentang modifikasi lingkungan untuk
rheumatoid artritis dengan memanfaatkan tumbuhan disekitar
lingkungan rumah dengan metode ceramah dan diskusi, media
yang digunakan adalah leaflet dan flipchart.
Intervensi Penulis menjelaskan akan pentingnya fasilitas kesehatan yang
V ada dengan metode ceramah dan diskusi, media yang digunakan
adalah poster, dan flipchat. Ny. K merespon dengan baik apa
yang telah perawat sajikan.
G. Evaluasi
Pada diagnosa I
Intervensi I : Masalah dapat teratasi dengan kriteria skala nyeri klien dapat
berkurang. Intervensi I yang selanjutnya dapat teratasi dengan
kriteria : Skala nyeri klien berkurang menjadi 1 (0-10)
67
makan yang bergizi, yang merupakan faktor
penyebab rhumatik.
Intervensi V : Masalah teratasi : Klien mampu
melakukanpengobatan herbal untuk menurunkan
intensitas nyeri dengan cara kompres hangat jahe.
68
BAB V
A. Simpulan
mucus, suatu cairan yang dianggap jahat mengalir dari otak ke sendi dan struktur
lain tubuh sehingga menimbulkan rasa nyeri atau dengan kata lain, setiap kondisi
yang disertai kondisi nyeri dan kaku pada sistem muskuloskeletal disebut reumatik
progresif, akan tetapi penyakit ini juga melibatkan seluruh organ tubuh (Hidayat,
2006).
Reumatik disebabkan oleh banyak faktor, tetapi pada kasus Ny. K reumatik
dialaminya merupakan karena fator usia, sebagaimana kita ketahui bahwa dengan
itu sendiri. Tanda gejala yang sering muncul pada Ny. K yaitu nyeri pada kedua
lututnya sampa menjalar ke pinggang dan disertai kesemutan tanda gejala tersebut
muncul, terkadang jika Ny. K terlalu banyak bergerak atau terkena dingin setelah
Diagnosa keperawatan yang diambil pada kasus Ny. K yaitu nyeri kronis
dengan data yang dialaminya merupakan faktor usia, sebagaimana kita ketahui
69
menyebabkan reumatik itu sendiri. Tanda dan gejala yang sering dialami Ny. K
yaitu nyeri di kedua lutut kaki dan kiri sehingga menjalar ke pinggang tanda dan
gejala tersebut muncul, terkadang kesemutan dan nyeri pada kedua kaki pada Ny.
Diagnosa keperawatan yang diambil pada kasus Ny. K yaitu nyeri kronis
B. Saran
Penting bagi kita mempelajari tentang kasus dan asuhan keperawatan gerontik
dengan kasus reumatik, agar pada saat menerapkan asuhan keperawatan pada
70
DAFTAR PUSTAKA
Elsevier.
http://ajunkdoank.wordpress.com/2008/12/25/definisi-dan-patologi-osteoarthritis-
oa/.
http://www.slideshare.net/sibermedik/osteoartritis-2809824
http://mukipartono.com/osteoartritis/
71
Masjoer, A, dkk. (2001). Kapita Selekta Kedokteran (edisi ketiga). Fakultas
Mosby Elsevier
Wiyayakusuma, H. (2007). Atasi Rematik dan Asam Urat Ala Hembing. Jakarta:
Puspa Swara.
72