TUGAS
MATA KULIAH ASUHAN GIZI III
PAGT Pada Pasien Penyakit Pernafasan
Diagnosa Medis TB Paru Dengan DM
Dosen Pengampu:
Choirun Nisa S.Gz.,M.z
dr. Etisa Adi Nurbawani M.Si., Sp.GK
Disusun Oleh:
2
II. Skrining Gizi
A. Pemilihan Metode Skrining
Metode skrining yang digunakan untuk mengetahui resiko malnutrisi pada pasien
Tn.S yaitu metode Nutrition Risk Screening (NRS-2002). Metode ini digunakan
untuk skrining pada dewasa.1
B. PengisianKuisioner
C. Kesimpulan Kuisioner
Populasi Pasien dewasa1
3
III. Asessmen Gizi
A. Pengkajian Data Antropometri (AD)
Domain Data CS (Comparative Standar)1,2 Interpretasi
AD-1.1.1 Height TB: 165 cm
6
= x 100% = 12%
50
Kesimpulan Pasien tergolong dalam status gizi kurang berkaitan dengan penurunan berat
badan yang tidak diinginkan
PD-1.1.3 - Nyeri dada Tidak ada nyeri dada dan Ada gangguan
pulmonary - Sesak dada sesak pernafasan
PD -1.1.9 Vital - Tekanan darah 120/80 < 120/80 mm/Hg - Normal
signs - Nadi 88 x/menit 70-80 x/ menit - Tinggi
- RR 22 x/menit 12-20 x/ menit - Tinggi
o 0
- Suhu tubuh 37 C 36-1 37,2 C - Normal
Kesimpulan Nadi meningkat (tachycardia), serta respiratory rate meningkat (tachypnea).
4
D. Pengkajian Riwayat Makan Terkait Gizi (FH)
FH-1.1.1.1. Asupan energi di RS. CS- 1.1.1. Perkiraan kebutuhan asupan Kecukupan
Total asupan Energi 851 kkal energi berdasarkan perkeni 40% (defisit
energi BMR = 30 kkal/BB per hari berat)
= 30 x 58,5
= 1755 kkal
TEE = BMR – Umur + AF + Stres
+ BB
= 1755 – 87,75 + 175,5 + 175,5 + 351
= 2120 kkal
FH-1.2.2.5 Pola -Makan 5 kali dalam sehari Pasien didiagnosis secara medis Asupan gula
makan data - kopi : 2 x sehari mengalami DM sejak 10 tahu yang lalu berlebih
kualitatif - teh 2 x sehari sehingga dianjurkan pembatasan gula
Sebelum masuk dengan gula @2 sdm
RS - Snack roti/gorengan 1 ptg
- mie instans 1 bks
- sayur 1 mngkok/hari (sayur
favorit sop dan tumis toge)
- nabati 1 ptg per hari
(goreng)
- Hewani 3x/hari sehari, 1
ptg (digoreng)
- buah 3x/mgg (seringnya
pisang)
FH-1.5.1.1 Asupan lemak saat di rumah CS – 2.1.1 Perkiraan kebutuhan total Kecukupan
Asupan lemak sakit: 55,4 g 2120 lemak 67%
lemak: 35% x = 82 gram
9
total (defisit berat)
CS- 2.1.3 Metode perkiraan kebutuhan
lemak berdasarkan penetalaksanaan
diet pada PPOK
FH – 1.5.2.1 Asupan protein saat di Kecukupan
CS – 2.1.1 Perkiraan kebutuhan total
Asupan protein rumah sakit = 32,9 g protein 41%
2120
total protein: 15% x = 79,5 gram (Defisit berat)
4
5
Asupan rumah sakit = 54,4 g 2120 karbohidrat
karbohidrat 50% x = 265 gram
4
karbohidrat total 20% (defisit
CS- 2.1.3 Metode perkiraan kebutuhan berat)
karbohidrat berdasarkan
penatalaksanaan diet PPOK
Kesimpulan Asupan oral saat masuk rumah saki tidak memenuhi kebutuhan dan kebiasaan
asupan gula berlebih
6
3. NC- 2.2
Perubahan nilai laboratorium terkait gizi dari Hb, hematocrit dan GDS berkaitan
dengan konsumsi gula murni yang berlebih dan kesukaan mengkonsumsi
minuman yang menghambat penyerapan Fe yaitu kopi dan teh ditandai dengan
kadar Hb, hematokrit rendah dan nilai laboratorium GDS tinggi .
4. NB.1.1
Kurangnya pengetahuan terkait makanan dan gizi berkaitan dengan
ketidakpatuhan menjalani terapi diet yang diberikan ditandai dengan konsumsi
gula murni yang berlebihan dan membeli makanan dari luar rumah sakit saat
sedang menjalani terapi sdiet rumah sakit.
V. Intervensi
A. Macam/Bentuk/Cara Pemberian1,2
1. Macam : Diet DM
2. Bentuk : Makanan biasa 2120 kkal
3. Komposisi: protein 79,5 gr, lemak 82 gr, karbohidrat 265 g
4. Cara Pemberian : pemberian makan melalui oral
5. Frekuensi : 3x makanan utama dan 3x makanan selingan
B. Perencanaan1,2
a. Tujuan Diet
1. Memberikan asupan yang cukup dan sesuai kebutuhan zat gizi pasien
dengan memperhatikan kondisi pasien
2. Mencegah penurunan berat badan
3. Membantu menstabilkan glukosa darah pasien.
4. Membantu memperbaiki nilai laboratorium dari Hb dan Ht.
5. Mengembalikan kemauan pasien untuk makan makanan yang telah
disediakan oleh rumah sakit.
6. Memberikan edukasi dan konseling gizi sesuai dengan terapi diet yang
diberikan kepada pasien.
b. Preskripsi diet1,2
1. Energi cukup 30 kkal/KgBB per hari yaitu 2120 kkal per hari
2. Kebutuhan protein cukup 15% dari kebutuhan yaitu sebesar 79,5 g.
3. Kebutuhan lemak tinggi 35% dari kebutuhan energi total sebesar 82 gr.
4. Karbohidrat rendah yaitu 50% dari kebutuhan energi total sebesar 265 gr.
7
5. Vitamin dan menirel diberikan sesuai RDA (Recomennended Dietary
Allowance)
6. Cairan diberikan sesuai kebutuhan.
C. Implementasi1,2
1. Pemberian Diet
a. Makanan diberikan 2120 kkal dalam bentuk makanan biasa 2120 kkal.
b. Membatasi penggunaan gula murni untuk menstabilkan gula darah.
c. Membatasi konsumsi karbohidrat karena meningkatkan produksi CO2
(karbondioksida) yang dapat mengganggu pernafasan pasien.
d. Membatasi makanan dan minuman yang mengandung tanin seperti
kopi dan teh karena dapat menghambat penyerapan Fe (zat besi).
e. Memberikan makanan dengan porsi kecil tapi sering
f. Menyajikan makanan dengan menarik sehingga menumbuhkan selera
makan pasien.
g. Memberikan makanan dengan prinsip 3J (jumlah, jenis dan jadwal)
2. Edukasi gizi
Tujuan :Menjelaskan kepada pasien/ keluarga mengenai diet
makanan yang sesuai terkait penyakit pasien
Sasaran : Pasien dan keluarga yang mendampingi
Materi :
8
kesehatan lain dalam mendukung pelayanan gizi pada pasien yaitu:
A. Berat badan Memantau berat badan pasien dalam 2 minggu Tidak terjadi penurunan berat badan
pasien kembali
B. Nilai biokimia Memantau status biokimia dengan uji Hemoglobin 14-17 mg/dL
(BD) laboratorium Hematocrit 39-49 %
Hb (20 hari) GDS 80-120 mg/dl
GDS (1x24 jam)
Ht (akhir perawatan)
C. Klinis/fisik (PD) Melakukan pengecekan tanda vital dibantu Nadi 70-80 x/ menit
oleh perawat (1x 24 jam) RR 12-20 x/ menit
D. Asupan makanan Memonitor dan mengevaluasi setiap kali diet Asupan makan terpenuhi sesuai
(FH) diberikan dengan melihat sisa makanan pasien kebutuhan pasien secara bertahap
(1 x 24 jam) 80% hingga 100%
E. Pengetahuan dan Visualisasi terhadap perilaku pasien (1 x 24 Pasien patuh dan menjalankan setiap
kepatuhan pasien jam) terapi diet yang diberikan.
9
VII. Pembahasan
Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang menyerang paru
dikarenakan oleh infeksi dari suatu bakteri yaitu mycobacterium tuberculosis.
Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit yang tergolong dalam kelompok
penyakit metabolik yang ditandai dengan keadaan hiperglikemia kronik yang
dikarenakan adanya kelainan dalam sekresi insulin, kerja insulin, atau dikarenakan
keduanya. Penyakit diabetes mellitus berhubungan erat dengan gangguan imunitas
sehingga rentan sekali terkena virus ataupun bakteri salah satunya adalah bakteri
tuberkulosis. Penderita diabetes meliitus beresiko 2 hingga 3 kali lebih besar
untuk menderita penyakit TB paru dibandingkan dengan penderita tanpa DM.
Penyebab infeksi bakteri tuberkulosis pada penderita diabetes mellitus adalah
karena penurunan fungsi sel –sel imun dan sistem pertahanan tubuh, termasuk
juga gangguan pada fungsi epitel penafasan dan motilitas silia. Pada penderita
diabetes mellitus, paru mengalami perubahan yakni terjadi penebalan pada epitel
alveolar dan lamina basalis kapiler paru. Hal ini merupakan suatu akibat sekunder
dari komplikasi mikroangiopati. Keadaan ini sama seperti yang terjadi pada
retinopati dan nefropati. Gangguan neuropati saraf autonom berupa hipoventilasi
sentral dan sleep apneu.3
Perubahan lain yang mungkin akan terjadi adalah penerunan elastisitas dari
rekoil paru, penurunan kapisitas difusi karbonmonoksida, dan peningkatan
endogen karbondioksida. Diabetes mellitus mempengaruhi imunitas tubuh yang
akhirnya menyebabkan kelainan imunologi seperti kelainan kemotaksis, adhesi,
fagositosis dan fungsi mikrobisidal polimorfonuklear. Serta tejadi penurunan
monosit perifer dengan gangguan fagositosit. Keadaan tersebut menyebabkan
disfungsi fiiologi pulmonal diantaranya: reaktivitas dari bronkial menjadi
berkurang/menurun, elasitisitas rekoil dan volume paru menurun, kapsitas difusi
berkurang, terjadi penyumbatan saluran nafas oleh mukus, serta terjadi penurunan
respon ventilasi terhadap hipoksemia. Mekanisme tersebut menjawab data
pemeriksaan pada kasus ini yang diketahui bahwa Tn. S mengalami batuk yang
disertai darah sehari sebelum masuk rumah sakit. Dan mengalami batuk ringan
disertai dahak putih selama 3 bulan terakhir.3
Dari data biokimia dikatahui bahwa pasien mengalami hiperglikemia yang
artinya kadar glukosa dalam darah pasein tinggi. Hal ini dikarenakan pasien yang
tidak pernah mengatur konsumsi makanannya untuk mengontrol kadar glukosa
10
dalam darahnya. Tuberkulosis yang aktif juga dapat memperburuk kadar gula
darah dan meningkatkan risiko sepsis pada penderita diabetes. Demam, kuman TB
paru aktif, dan malnutrisi menstimulasi hormon stres seperti epinefrin, glukagon,
kortisol, dan hormon pertumbuhan, yang secara sinergis bekerja meningkatkan
kadar gula dalam darah hingga lebih dari 200 mg/dL. Kadar IL-1 dan TNF plasma
juga meningkat dan menstimulasi hormon anti-insulin, sehingga memperburuk
keadaan infeksinya.3
Selain itu, dari data biokimia juga diketahui bahwa kadar hemoglobin dan
hematocrit Tn.S sangat rendah. Hal ini dikarenakan kebiasaan dari Tn.S yang
selalu mengkonsumsi minuman tinggi kandungan tanin yaitu kopi dan teh yang
menghambat penyerapan dari Fe sehingga pembentukan hemoglobin terganggu.
Kebiasaan merokok dari Tn.S menjadi salah satu faktor resiko penyebab
penyakit TB paru. Hal ini menjadi faktor utama terpenting dari faktor resiko
lainnya dikarenakan pada rokok memiliki kandungan zat yang sangat berbahaya
bagi organ pernafasan. Selain dari rokok terdapat pula penyebab lain yang turut
mempengaruhi penyakit dari Tn.S yaitu terpaparnya polusi dari debu ditempat
kerja.4
Kebiasaan pasien yang merokok menyebabkan pasien membutuhkan asupan
vitamin C yang lebih tinggi dibandingkan asupan normal. Selain itu, asupan
kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) yang berfungsi dalam kontraksi otot juga
penting untuk dimonitoring karena seluruh kontraksi otot perlu bernafas. Pasien
tersebut akan memiliki risiko osteoporosis yang lebih besar jika asupan kalsium
tidak terpenuhi sesuai dengan kebutuhan. Asupan vitamin D perlu ditingkatkan
untuk mendukung absorpsi kalsium.4
Pasien TB paru dengan Diabetes Mellitus memiliki status gizi yang lebih
rendah hal ini disebabkan oleh kesulitan pasien untuk makan dan nafsu makan
pasien yang menurun. Pasien TB paru dengan Diabetes mellitus umumnya akan
mengalami penurunan berat badan. Keadaan ini disebabkan karena adanya
peningkatan kebutuhan energi dimana energi tersebut digunakan untuk bernafas
dan akibat dari adanya penurunan nafsu makan yang menyebabkan penurunan
terhadap asupan makan.3
Dari data antropometri Tn.S memiliki tinggi badan 165 cm, berat badan 44 kg,
dan BMI 16 kg/m2 tergolong dalam kategori sangat kurus. Dari hasil perhitungan
diketahui berat badan ideal Tn.S adalah 58,5 hal ini berarti bawah berat badan Tn.
11
S jauh dari normal.dan mengingat bahwa Tn.S mengalami penurunan berat badan
sebesar 12% atau sekitar 6 kg selama 3 bulan.
Dilihat dari data riwayat makan diketahui bahwa asupan oral pasien tidak
memenuhi kebutuhan. Asupan energi hanya memenuhi 40% dari kebutuhan,
asupan karbohdrat hanya memenuhi 20% dari kebutuhan, asupan lemak hanya
memenuhi 67% dari kebutuhan, sedangkan asupan protein hanya memenuhi 41%
dari kebutuhan. Hal ini disebabkan Tn.S selama di rumah sakit tidak memiliki
asupan makan yang baik. Sehingga diperlukan proses asuhan gizi terstandar untuk
menangani masalah gizi pada pasien.
1. Memberikan asupan yang cukup dan sesuai kebutuhan zat gizi pasien dengan
memperhatikan kondisi pasien
2. Mencegah penurunan berat badan
3. Membantu menstabilkan glukosa darah pasien.
4. Membantu memperbaiki nilai laboratorium dari Hb dan Ht.
5. Mengembalikan kemauan pasien untuk makan makanan yang telah
disediakan oleh rumah sakit.
6. Memberikan edukasi dan konseling gizi sesuai dengan terapi diet yang
diberikan kepada pasien
Dari tujuan intervensi tersebut monitoring dan evaluasi yang dapat dilakukan
adalah:
1. Memantau berat badan pasien dalam 2 minggu dengan target tidak terjadi
penurunan berat badan kembali.
2. Memantau status biokimia dengan uji laboratorium dengan target nilai
laboratorium dari Hb,Ht, dan GDS dapat mencapai nilai normal.
3. Melakukan pengecekan tanda vital dibantu oleh perawat (1x 24 jam) dengan
target pencapaian nadi dan RR mencapai nilai normal.
4. Memonitor dan mengevaluasi setiap kali diet diberikan dengan melihat sisa
makanan pasien (1 x 24 jam) dengan target pencapaian asupan makan
terpenuhi sesuai kebutuhan pasien secara bertahap 80% hingga 100% .
5. Visualisasi terhadap perilaku pasien (1 x 24 jam) dengan target pencapaian
pasien patuh dan menjalankan setiap terapi diet yang diberikan.
12
VIII. Kesimpulan
Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang menyerang paru
dikarenakan oleh infeksi dari suatu bakteri yaitu mycobacterium tuberculosis.
Penyakit diabetes mellitus berhubungan erat dengan gangguan imunitas sehingga
rentan sekali terkena virus ataupun bakteri salah satunya adalah bakteri
tuberkulosis. Penderita diabetes meliitus beresiko 2 hingga 3 kali lebih besar
untuk menderita penyakit TB paru dibandingkan dengan penderita tanpa DM.
Pasien TB paru dengan Diabetes Mellitus memiliki status gizi yang lebih rendah
hal ini disebabkan oleh kesulitan pasien untuk makan dan nafsu makan pasien
yang menurun. Sehingga proses asuhan gizi terstandar sangat diperlukan untuk
pasien tersebut.
13
IX. Lampiran
2822
Estimasi kebutuhan karbohidrat = 60% x 4
= 423,3 gram
2822
Estimasi kebutuhan lemak = 25% x 9
= 78,3 gram
2822
Estimasi kebutuhan protein = 15% x 4
= 105 gr
14
b. Perhitungan Kebutuhan Masuk Rumah Sakit
BB1 = (0,9 x (TB-100)) Umur = 5% x 1755 = 87,75 kkal
AF = 10% x 1755
= 0,9 x 65
=175,5 kkal
= 58,5 kg
Stres = 10% x 1755
BMR = 30 kkal/BB per hari = 175.5 kkal
= 30 x 58,5 BB = 20% x 1755
= 1755 kkal = 351 kkal
2120
Estimasi kebutuhan karbohidrat = 50% x 4
= 265 gram
2120
Estimasi kebutuhan lemak = 35% x 9
= 82 gram
2120
Estimasi kebutuhan protein = 15% x 4
= 79,5 gram
Lemak 55,4 g 82 g 67 %
15
Lampiran 2. Rekomendasi Menu
16
Lampiran 3. Analisis Gizi Rekomendasi Menu
==================================================================
===
Analysis of the food record
==================================================================
===
Food Amount energy carbohydr.
___________________________________________________________________________
___
Meal analysis: energy 2112,0 kcal (100 %), carbohydrate 268,6 g (100 %)
==================================================================
===
Result
==================================================================
===
Nutrient analysed recommended percentage
content value value/day fulfillment
___________________________________________________________________________
___
energy 2112,0 kcal 2036,3 kcal 104 %
water 0,0 g 2700,0 g 0%
protein 79,8 g(15%) 60,1 g(12 %) 133 %
fat 85,3 g(35%) 69,1 g(< 30 %) 123 %
carbohydr. 268,6 g(50%) 290,7 g(> 55 %) 92 %
dietary fiber 26,2 g 30,0 g 87 %
17
alcohol 0,0 g - -
PUFA 8,3 g 10,0 g 83 %
cholesterol 424,5 mg - -
Vit. A 2398,6 µg 800,0 µg 300 %
carotene 0,0 mg - -
Vit. E (eq.) 8,3 mg 12,0 mg 69 %
Vit. B1 0,9 mg 1,0 mg 88 %
Vit. B2 1,2 mg 1,2 mg 98 %
Vit. B6 1,7 mg 1,2 mg 143 %
tot. fol.acid 434,3 µg 400,0 µg 109 %
Vit. C 44,5 mg 100,0 mg 45 %
sodium 660,7 mg 2000,0 mg 33 %
potassium 2941,2 mg 3500,0 mg 84 %
calcium 987,6 mg 1000,0 mg 99 %
magnesium 405,0 mg 310,0 mg 131 %
phosphorus 1319,2 mg 700,0 mg 188 %
iron 15,7 mg 15,0 mg 105 %
zinc 8,7 mg 7,0 mg 124 %
Vit. B12 3,0 µg 3,0 µg 99 %
Vit. D 10,3 µg 5,0 µg 206 %
purine N 0,0 mg - -
m.uns.f.acids 16,2 g - -
glucose 0,0 g - -
all sug.alco. 0,0 g - -
==================================================================
===
Result
==================================================================
===
Nutrient analysed recommended percentage
content value value/day fulfillment
___________________________________________________________________________
___
energy 2267,4 kcal 2036,3 kcal 111 %
water 0,0 g 2700,0 g 0%
protein 92,0 g(17%) 60,1 g(12 %) 153 %
fat 72,9 g(29%) 69,1 g(< 30 %) 106 %
carbohydr. 305,5 g(55%) 290,7 g(> 55 %) 105 %
dietary fiber 12,6 g 30,0 g 42 %
alcohol 0,0 g - -
PUFA 11,7 g 10,0 g 117 %
cholesterol 154,1 mg - -
Vit. A 1552,7 µg 800,0 µg 194 %
carotene 0,0 mg - -
Vit. E (eq.) 2,0 mg 12,0 mg 17 %
18
Vit. B1 0,6 mg 1,0 mg 57 %
Vit. B2 0,8 mg 1,2 mg 69 %
Vit. B6 1,3 mg 1,2 mg 111 %
tot. fol.acid 118,9 µg 400,0 µg 30 %
Vit. C 6,9 mg 100,0 mg 7%
sodium 753,3 mg 2000,0 mg 38 %
potassium 1191,9 mg 3500,0 mg 34 %
calcium 118,4 mg 1000,0 mg 12 %
magnesium 238,0 mg 310,0 mg 77 %
phosphorus 903,5 mg 700,0 mg 129 %
iron 7,3 mg 15,0 mg 49 %
zinc 8,8 mg 7,0 mg 126 %
Vit. B12 0,5 µg 3,0 µg 16 %
Vit. D 0,0 µg 5,0 µg 0%
purine N 0,0 mg - -
m.uns.f.acids 19,5 g - -
glucose 0,0 g - -
all sug.alco. 0,0 g - -
==================================================================
===
Result
==================================================================
===
Nutrient analysed recommended percentage
content value value/day fulfillment
___________________________________________________________________________
___
energy 851,1 kcal 2036,3 kcal 42 %
water 0,0 g 2700,0 g 0%
protein 32,9 g(16%) 60,1 g(12 %) 55 %
fat 55,4 g(58%) 69,1 g(< 30 %) 80 %
carbohydr. 54,4 g(26%) 290,7 g(> 55 %) 19 %
dietary fiber 2,3 g 30,0 g 8%
alcohol 0,0 g - -
PUFA 21,6 g 10,0 g 216 %
cholesterol 367,1 mg - -
Vit. A 399,6 µg 800,0 µg 50 %
carotene 0,0 mg - -
Vit. E (eq.) 4,0 mg 12,0 mg 33 %
Vit. B1 0,2 mg 1,0 mg 19 %
Vit. B2 0,6 mg 1,2 mg 50 %
Vit. B6 0,4 mg 1,2 mg 36 %
tot. fol.acid 63,3 µg 400,0 µg 16 %
Vit. C 1,5 mg 100,0 mg 2%
sodium 150,0 mg 2000,0 mg 8%
19
potassium 426,3 mg 3500,0 mg 12 %
calcium 75,1 mg 1000,0 mg 8%
magnesium 63,6 mg 310,0 mg 21 %
phosphorus 355,6 mg 700,0 mg 51 %
iron 3,0 mg 15,0 mg 20 %
zinc 3,2 mg 7,0 mg 46 %
Vit. B12 1,3 µg 3,0 µg 43 %
Vit. D 0,6 µg 5,0 µg 13 %
purine N 0,0 mg - -
m.uns.f.acids 15,5 g - -
glucose 0,0 g - -
all sug.alco. 0,0 g - -
20
X. Daftar Pustaka
1. Handayani, Dian, et all. 2015. Nutrition Care Process. Yogyakarta: Graha Ilmu.
21
22