Anda di halaman 1dari 22

REVISI

TUGAS
MATA KULIAH ASUHAN GIZI III
PAGT Pada Pasien Penyakit Pernafasan
Diagnosa Medis TB Paru Dengan DM

Dosen Pengampu:
Choirun Nisa S.Gz.,M.z
dr. Etisa Adi Nurbawani M.Si., Sp.GK

Disusun Oleh:

Dwi Wahyuningsih 22030115120037

PROGRAM STUDI S-1 ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017

I. Latar Belakang Kasus


Tn S (49 tahun) datang ke RS bersama anaknya dengan keluhan utama batuk
bercampur darah sejak 1 hari yang lalu sebanyak 2x. Keadaan umum pasien tampak
lemas dan kurus. Tn S sering batuk ringan selama 3 bulan terakhir dan tidak
melakukan pengobatan karena batuk cepat sembuh dan kembali lagi. Batuk kadang
kering kadang disertai dahak putih. Tak ada demam, ada nyeri di dada, dan ada
sesak. Tn S mengalami penurunan BB 6 kg sejak batuk 3 bulan yang lalu, tampak
kurus dan mengalami sesak. Meskipun begitu, Tn S mengkonsumsi makanan dalam
jumlah banyak, kopi dan teh manis masing2 2 kali sehari dengan gula 2 sdm.
Dalam sehari, Tn S biasa makan sampai 5x sehari karena sering lapar dengan
snack seperti roti manis / gorengan 1 potong, atau mie instan 1 bungkus. Sayur
hanya 1 mangkuk sehari ketika siang dengan menu favorit sop dan tumis toge. Tiap
kali makan pasti ada nabati 1 potong, namun hewani sebanyak 3x sehari masing2 1
potong. Lauk seringkali digoreng. Tidak terlalu menyukai buah kecuali pisang,
sebanyak 3x seminggu. Setelah di RS, asupan makanan pasien dari dalam RS hanya
menghabiskan ½ porsi makanan (hewani, nabati, sayur) sedangkan nasi hanya @ 2
sdm. Dengan alasan tidak berselera, pasien makan makanan dari luar RS dan
membeli nasi goreng dengan potongan ayam dan telur 1 bungkus, dan jus alpukat
dengan susu kental manis 1 gelas.
Tn S Memiliki riwayat penyakit liver dan DM sejak 10 th yang lalu. Akhir-
akhir ini Tn S sudah tidak kontrol gula darah di layanan kesehatan. Tn S juga
mengaku tidak menerapkan pola makan secara khusus untuk menstabilkan gula
darah.
Tn S bekerja di perusahaan sebagai tukang batu dan tiap kali bekerja terpapar
debu dari barang-barang di tempat kerja. Tn S juga perokok aktif, menghabiskan 2
bungkus rokok dalam sehari.
Pemeriksaan lab menyatakan Hb 13,4 g/dL, leukosit 8,1 ribu/mm3, eritrosit
4,7 juta/mm3, hematokrit 38,7%, trombosit 311 ribu/mm3, GDS 386 mg/dL.
Diagnosa medis menyatakan TB paru dengan DM. Tekanan darah 120/80, nadi
88x/menit, suhu 37oC, RR 22x/menit

2
II. Skrining Gizi
A. Pemilihan Metode Skrining
Metode skrining yang digunakan untuk mengetahui resiko malnutrisi pada pasien
Tn.S yaitu metode Nutrition Risk Screening (NRS-2002). Metode ini digunakan
untuk skrining pada dewasa.1

B. PengisianKuisioner

C. Kesimpulan Kuisioner
Populasi Pasien dewasa1

Kriteria Risiko Malnutrisi Skor 0-1 = risiko malnutrisi ringan


Skor 2-3 = risiko malnutrisi sedang
Skor ≥3 = risiko malnutrisi berat
Dari hasil skrining tersebut, jumlah skor yang didapat adalah 2, sehingga dapat
disimpulkan bahwa Tn.S berisiko malnutrisi sedang, sehingga memerlukan
penanganan lebih lanjut melalui proses asuhan gizi terstandar.

3
III. Asessmen Gizi
A. Pengkajian Data Antropometri (AD)
Domain Data CS (Comparative Standar)1,2 Interpretasi
AD-1.1.1 Height TB: 165 cm

AD-1.1.2 Weight BB: 44 Perhitungan persen penurunan BB Penurunan


Penuruan BB: 6 kg selama Penurunan BB
BB ekstrem
3 bulan = 𝑥 100%
𝐵𝐵 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚

6
= x 100% = 12%
50

AD-1.1.5 Body BB 18,5– 25,0 kg/m2 Kurus sekali


IMT = =
(𝑇𝑏 (𝑚))2
mass index
44 IMT untuk indonesia Depkes RI 2003
= 16 kg/m2
(1,65)2

Kesimpulan Pasien tergolong dalam status gizi kurang berkaitan dengan penurunan berat
badan yang tidak diinginkan

B. Pengajian Data Biokimia (BD)

Domain Data Nilai Normal1,2 Interpretasi

Glucose/endrocri GDS 386 mg/dl GDS 80-120 mg/dl Tinggi


ne Profile (1.5)
Nutritional Hemoglobin 13,4 mg/dl 14-17 mg/dL Rendah
Anemia Profile Hematokrit 38,7 % 39-49 % Rendah
(1.10) 6
Eritrosit 4,7 10 / mm 3
4,3 – 5,9 10 /UL
6
Normal
Leukosit 8,1 103 /mm3 4000-10.000/mm3 Normal
Trombosit 311 103 / mm3 170-380 103 / mm3 Normal
Kesimpulan Pasein mengalami hiperglikemia dan Anemia

C. Pengakajian Data Fisik Klinis (PD)


DOMAIN DATA Keadaan Normal1,2 INTERPRETASI
PD- 1.1.1 Overall - Kurus Berat badan normal, tidak
appearance - Lemas ada lemas,

PD-1.1.3 - Nyeri dada Tidak ada nyeri dada dan Ada gangguan
pulmonary - Sesak dada sesak pernafasan
PD -1.1.9 Vital - Tekanan darah 120/80 < 120/80 mm/Hg - Normal
signs - Nadi 88 x/menit 70-80 x/ menit - Tinggi
- RR 22 x/menit 12-20 x/ menit - Tinggi
o 0
- Suhu tubuh 37 C 36-1 37,2 C - Normal
Kesimpulan Nadi meningkat (tachycardia), serta respiratory rate meningkat (tachypnea).

4
D. Pengkajian Riwayat Makan Terkait Gizi (FH)

Domain Data CS (Comparative Standard)1,2 Interpretasi

FH-1.1.1.1. Asupan energi di RS. CS- 1.1.1. Perkiraan kebutuhan asupan Kecukupan
Total asupan Energi 851 kkal energi berdasarkan perkeni 40% (defisit
energi BMR = 30 kkal/BB per hari berat)
= 30 x 58,5
= 1755 kkal
TEE = BMR – Umur + AF + Stres
+ BB
= 1755 – 87,75 + 175,5 + 175,5 + 351
= 2120 kkal
FH-1.2.2.5 Pola -Makan 5 kali dalam sehari Pasien didiagnosis secara medis Asupan gula
makan data - kopi : 2 x sehari mengalami DM sejak 10 tahu yang lalu berlebih
kualitatif - teh 2 x sehari sehingga dianjurkan pembatasan gula
Sebelum masuk dengan gula @2 sdm
RS - Snack roti/gorengan 1 ptg
- mie instans 1 bks
- sayur 1 mngkok/hari (sayur
favorit sop dan tumis toge)
- nabati 1 ptg per hari
(goreng)
- Hewani 3x/hari sehari, 1
ptg (digoreng)
- buah 3x/mgg (seringnya
pisang)
FH-1.5.1.1 Asupan lemak saat di rumah CS – 2.1.1 Perkiraan kebutuhan total Kecukupan
Asupan lemak sakit: 55,4 g 2120 lemak 67%
lemak: 35% x = 82 gram
9
total (defisit berat)
CS- 2.1.3 Metode perkiraan kebutuhan
lemak berdasarkan penetalaksanaan
diet pada PPOK
FH – 1.5.2.1 Asupan protein saat di Kecukupan
CS – 2.1.1 Perkiraan kebutuhan total
Asupan protein rumah sakit = 32,9 g protein 41%
2120
total protein: 15% x = 79,5 gram (Defisit berat)
4

CS- 2.1.3 Metode perkiraan kebutuhan


protein berdasarkan penelataksaana
diet PPOK

FH – 1.5.3.1 Asupan karbohidrat saat di Kecukupan


CS – 2.1.1 Perkiraan kebutuhan total

5
Asupan rumah sakit = 54,4 g 2120 karbohidrat
karbohidrat 50% x = 265 gram
4
karbohidrat total 20% (defisit
CS- 2.1.3 Metode perkiraan kebutuhan berat)
karbohidrat berdasarkan
penatalaksanaan diet PPOK

Kesimpulan Asupan oral saat masuk rumah saki tidak memenuhi kebutuhan dan kebiasaan
asupan gula berlebih

E. Pengkajian Data Riwayat Pasien / keluarga Pasien (CH)

Domain Data Interpretasi


CH- 1.1.1 Age 49 tahun
CH-1.1.2 Gender Laki- laki
CH- 1.1.8: Tobacco use 2 bungkus per hari Perokok aktif
CH-2.1 Health history - Batuk disertai darah sejak 1 hari yang lau 2x Terdapat komplikasi
- Batuk kering terkadang terdapat dahak putih penyakit
sejak 3 bulan yang lalu
- Liver dan DM 10 tahun yang lalu (gula darah
tidak terkontrol)
-Diagnosa medis: TB paru dengan DM
CH-3.1.6 Social history Tukang Batu Status ekonomi menengah
ke bawah
Kesimpulan Pasien merupakan perokok aktif serta dengan pekerjaan sebagai
tukang batu yang kerap kali terpapar debu dan barang- barang di
tempat kerja

IV. Diagnosis Gizi1,2


1. NI- 2.1
Asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan kondisi lemas, nyeri dada dan sesak
ditandai dengan asupan energi hanya terpenuhi 40% dari kebutuhan, asupan
karbohidrat hanya 20% dari kebutuhan, lemak hanya 67% dari kebutuhan, protein
hanya 41% dari kebutuhan.
2. NI-5.1
Malnutrisi berkaitan dengan penurunan berat badan yang tidak diinginkan ditandai
dengan IMT sebesar 16 kg/m2 dan adanya penurunan berat badan sebesar 12%
selama 3 bulan.

6
3. NC- 2.2
Perubahan nilai laboratorium terkait gizi dari Hb, hematocrit dan GDS berkaitan
dengan konsumsi gula murni yang berlebih dan kesukaan mengkonsumsi
minuman yang menghambat penyerapan Fe yaitu kopi dan teh ditandai dengan
kadar Hb, hematokrit rendah dan nilai laboratorium GDS tinggi .
4. NB.1.1
Kurangnya pengetahuan terkait makanan dan gizi berkaitan dengan
ketidakpatuhan menjalani terapi diet yang diberikan ditandai dengan konsumsi
gula murni yang berlebihan dan membeli makanan dari luar rumah sakit saat
sedang menjalani terapi sdiet rumah sakit.

V. Intervensi
A. Macam/Bentuk/Cara Pemberian1,2
1. Macam : Diet DM
2. Bentuk : Makanan biasa 2120 kkal
3. Komposisi: protein 79,5 gr, lemak 82 gr, karbohidrat 265 g
4. Cara Pemberian : pemberian makan melalui oral
5. Frekuensi : 3x makanan utama dan 3x makanan selingan
B. Perencanaan1,2
a. Tujuan Diet
1. Memberikan asupan yang cukup dan sesuai kebutuhan zat gizi pasien
dengan memperhatikan kondisi pasien
2. Mencegah penurunan berat badan
3. Membantu menstabilkan glukosa darah pasien.
4. Membantu memperbaiki nilai laboratorium dari Hb dan Ht.
5. Mengembalikan kemauan pasien untuk makan makanan yang telah
disediakan oleh rumah sakit.
6. Memberikan edukasi dan konseling gizi sesuai dengan terapi diet yang
diberikan kepada pasien.
b. Preskripsi diet1,2
1. Energi cukup 30 kkal/KgBB per hari yaitu 2120 kkal per hari
2. Kebutuhan protein cukup 15% dari kebutuhan yaitu sebesar 79,5 g.
3. Kebutuhan lemak tinggi 35% dari kebutuhan energi total sebesar 82 gr.
4. Karbohidrat rendah yaitu 50% dari kebutuhan energi total sebesar 265 gr.

7
5. Vitamin dan menirel diberikan sesuai RDA (Recomennended Dietary
Allowance)
6. Cairan diberikan sesuai kebutuhan.
C. Implementasi1,2
1. Pemberian Diet
a. Makanan diberikan 2120 kkal dalam bentuk makanan biasa 2120 kkal.
b. Membatasi penggunaan gula murni untuk menstabilkan gula darah.
c. Membatasi konsumsi karbohidrat karena meningkatkan produksi CO2
(karbondioksida) yang dapat mengganggu pernafasan pasien.
d. Membatasi makanan dan minuman yang mengandung tanin seperti
kopi dan teh karena dapat menghambat penyerapan Fe (zat besi).
e. Memberikan makanan dengan porsi kecil tapi sering
f. Menyajikan makanan dengan menarik sehingga menumbuhkan selera
makan pasien.
g. Memberikan makanan dengan prinsip 3J (jumlah, jenis dan jadwal)
2. Edukasi gizi
Tujuan :Menjelaskan kepada pasien/ keluarga mengenai diet
makanan yang sesuai terkait penyakit pasien
Sasaran : Pasien dan keluarga yang mendampingi
Materi :

1. Memberikan penjelasan mengenai determinan TB paru dan DM.


2. Memberikan informasi mengenai diet TB paru dan DM yang harus
dijalankan.
3. Memberikan infomasi mengenai manfaat diet yang diberikan dan
alasan diet tersebut diberikan.
3. Konseling gizi
Tujuan : Memberikan pemahaman dan meningkatkan motivasi
pasien agar mau mengikuti serta mematuhi diet yang
disarankan oleh ahli gizi setelah pasien pulang dari
rumah sakit.
Sasaran : pasien dan keluarga yang mendampingi
Media : leaflet
4. Koordinasi dengan tim kesehatan lain
Dalam proses asuhan gizi perlu dilakukan koordinasi dengan tim

8
kesehatan lain dalam mendukung pelayanan gizi pada pasien yaitu:

a. Ahli gizi ruangan


Koordinasi dengan ahli gizi ruangan dalam melakukan asuhan gizi dan
menentukan diet yang sesuai dengan kondisi fisik dan kemempuan
pasien dalam menerima asupan makan.
b. Dokter
Ahli gizi berkoordinasi dengan dokter untuk mengetahui perkembangan
kondisi klinis pasien sehingga dapat menentukan asuhan gizi yang
tepat.
c. Perawat
Koordinasi dengan perawat dalam memantau data tanda-tanda vital,
kondisi harian, dan nilai laboratorium pasien melalui catatan medis
(CM) untuk selanjutnya dikoordinasikan dengan ahli gizi ruangan
sehingga dapat dilakukan intervensi lebih lanjut sesuai perkembangan
pasien.

VI. Monitoring dan Evaluasi


Indikator Metode Target Pencapaian1,2

A. Berat badan Memantau berat badan pasien dalam 2 minggu Tidak terjadi penurunan berat badan
pasien kembali
B. Nilai biokimia Memantau status biokimia dengan uji Hemoglobin 14-17 mg/dL
(BD) laboratorium Hematocrit 39-49 %
Hb (20 hari) GDS 80-120 mg/dl
GDS (1x24 jam)
Ht (akhir perawatan)
C. Klinis/fisik (PD) Melakukan pengecekan tanda vital dibantu Nadi 70-80 x/ menit
oleh perawat (1x 24 jam) RR 12-20 x/ menit
D. Asupan makanan Memonitor dan mengevaluasi setiap kali diet Asupan makan terpenuhi sesuai
(FH) diberikan dengan melihat sisa makanan pasien kebutuhan pasien secara bertahap
(1 x 24 jam) 80% hingga 100%
E. Pengetahuan dan Visualisasi terhadap perilaku pasien (1 x 24 Pasien patuh dan menjalankan setiap
kepatuhan pasien jam) terapi diet yang diberikan.

9
VII. Pembahasan
Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang menyerang paru
dikarenakan oleh infeksi dari suatu bakteri yaitu mycobacterium tuberculosis.
Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit yang tergolong dalam kelompok
penyakit metabolik yang ditandai dengan keadaan hiperglikemia kronik yang
dikarenakan adanya kelainan dalam sekresi insulin, kerja insulin, atau dikarenakan
keduanya. Penyakit diabetes mellitus berhubungan erat dengan gangguan imunitas
sehingga rentan sekali terkena virus ataupun bakteri salah satunya adalah bakteri
tuberkulosis. Penderita diabetes meliitus beresiko 2 hingga 3 kali lebih besar
untuk menderita penyakit TB paru dibandingkan dengan penderita tanpa DM.
Penyebab infeksi bakteri tuberkulosis pada penderita diabetes mellitus adalah
karena penurunan fungsi sel –sel imun dan sistem pertahanan tubuh, termasuk
juga gangguan pada fungsi epitel penafasan dan motilitas silia. Pada penderita
diabetes mellitus, paru mengalami perubahan yakni terjadi penebalan pada epitel
alveolar dan lamina basalis kapiler paru. Hal ini merupakan suatu akibat sekunder
dari komplikasi mikroangiopati. Keadaan ini sama seperti yang terjadi pada
retinopati dan nefropati. Gangguan neuropati saraf autonom berupa hipoventilasi
sentral dan sleep apneu.3
Perubahan lain yang mungkin akan terjadi adalah penerunan elastisitas dari
rekoil paru, penurunan kapisitas difusi karbonmonoksida, dan peningkatan
endogen karbondioksida. Diabetes mellitus mempengaruhi imunitas tubuh yang
akhirnya menyebabkan kelainan imunologi seperti kelainan kemotaksis, adhesi,
fagositosis dan fungsi mikrobisidal polimorfonuklear. Serta tejadi penurunan
monosit perifer dengan gangguan fagositosit. Keadaan tersebut menyebabkan
disfungsi fiiologi pulmonal diantaranya: reaktivitas dari bronkial menjadi
berkurang/menurun, elasitisitas rekoil dan volume paru menurun, kapsitas difusi
berkurang, terjadi penyumbatan saluran nafas oleh mukus, serta terjadi penurunan
respon ventilasi terhadap hipoksemia. Mekanisme tersebut menjawab data
pemeriksaan pada kasus ini yang diketahui bahwa Tn. S mengalami batuk yang
disertai darah sehari sebelum masuk rumah sakit. Dan mengalami batuk ringan
disertai dahak putih selama 3 bulan terakhir.3
Dari data biokimia dikatahui bahwa pasien mengalami hiperglikemia yang
artinya kadar glukosa dalam darah pasein tinggi. Hal ini dikarenakan pasien yang
tidak pernah mengatur konsumsi makanannya untuk mengontrol kadar glukosa

10
dalam darahnya. Tuberkulosis yang aktif juga dapat memperburuk kadar gula
darah dan meningkatkan risiko sepsis pada penderita diabetes. Demam, kuman TB
paru aktif, dan malnutrisi menstimulasi hormon stres seperti epinefrin, glukagon,
kortisol, dan hormon pertumbuhan, yang secara sinergis bekerja meningkatkan
kadar gula dalam darah hingga lebih dari 200 mg/dL. Kadar IL-1 dan TNF plasma
juga meningkat dan menstimulasi hormon anti-insulin, sehingga memperburuk
keadaan infeksinya.3
Selain itu, dari data biokimia juga diketahui bahwa kadar hemoglobin dan
hematocrit Tn.S sangat rendah. Hal ini dikarenakan kebiasaan dari Tn.S yang
selalu mengkonsumsi minuman tinggi kandungan tanin yaitu kopi dan teh yang
menghambat penyerapan dari Fe sehingga pembentukan hemoglobin terganggu.
Kebiasaan merokok dari Tn.S menjadi salah satu faktor resiko penyebab
penyakit TB paru. Hal ini menjadi faktor utama terpenting dari faktor resiko
lainnya dikarenakan pada rokok memiliki kandungan zat yang sangat berbahaya
bagi organ pernafasan. Selain dari rokok terdapat pula penyebab lain yang turut
mempengaruhi penyakit dari Tn.S yaitu terpaparnya polusi dari debu ditempat
kerja.4
Kebiasaan pasien yang merokok menyebabkan pasien membutuhkan asupan
vitamin C yang lebih tinggi dibandingkan asupan normal. Selain itu, asupan
kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) yang berfungsi dalam kontraksi otot juga
penting untuk dimonitoring karena seluruh kontraksi otot perlu bernafas. Pasien
tersebut akan memiliki risiko osteoporosis yang lebih besar jika asupan kalsium
tidak terpenuhi sesuai dengan kebutuhan. Asupan vitamin D perlu ditingkatkan
untuk mendukung absorpsi kalsium.4
Pasien TB paru dengan Diabetes Mellitus memiliki status gizi yang lebih
rendah hal ini disebabkan oleh kesulitan pasien untuk makan dan nafsu makan
pasien yang menurun. Pasien TB paru dengan Diabetes mellitus umumnya akan
mengalami penurunan berat badan. Keadaan ini disebabkan karena adanya
peningkatan kebutuhan energi dimana energi tersebut digunakan untuk bernafas
dan akibat dari adanya penurunan nafsu makan yang menyebabkan penurunan
terhadap asupan makan.3
Dari data antropometri Tn.S memiliki tinggi badan 165 cm, berat badan 44 kg,
dan BMI 16 kg/m2 tergolong dalam kategori sangat kurus. Dari hasil perhitungan
diketahui berat badan ideal Tn.S adalah 58,5 hal ini berarti bawah berat badan Tn.

11
S jauh dari normal.dan mengingat bahwa Tn.S mengalami penurunan berat badan
sebesar 12% atau sekitar 6 kg selama 3 bulan.
Dilihat dari data riwayat makan diketahui bahwa asupan oral pasien tidak
memenuhi kebutuhan. Asupan energi hanya memenuhi 40% dari kebutuhan,
asupan karbohdrat hanya memenuhi 20% dari kebutuhan, asupan lemak hanya
memenuhi 67% dari kebutuhan, sedangkan asupan protein hanya memenuhi 41%
dari kebutuhan. Hal ini disebabkan Tn.S selama di rumah sakit tidak memiliki
asupan makan yang baik. Sehingga diperlukan proses asuhan gizi terstandar untuk
menangani masalah gizi pada pasien.

Tujuan dari penatalaksanaan gizi untuk Tn.S adalah sebagai berikut:

1. Memberikan asupan yang cukup dan sesuai kebutuhan zat gizi pasien dengan
memperhatikan kondisi pasien
2. Mencegah penurunan berat badan
3. Membantu menstabilkan glukosa darah pasien.
4. Membantu memperbaiki nilai laboratorium dari Hb dan Ht.
5. Mengembalikan kemauan pasien untuk makan makanan yang telah
disediakan oleh rumah sakit.
6. Memberikan edukasi dan konseling gizi sesuai dengan terapi diet yang
diberikan kepada pasien
Dari tujuan intervensi tersebut monitoring dan evaluasi yang dapat dilakukan
adalah:
1. Memantau berat badan pasien dalam 2 minggu dengan target tidak terjadi
penurunan berat badan kembali.
2. Memantau status biokimia dengan uji laboratorium dengan target nilai
laboratorium dari Hb,Ht, dan GDS dapat mencapai nilai normal.
3. Melakukan pengecekan tanda vital dibantu oleh perawat (1x 24 jam) dengan
target pencapaian nadi dan RR mencapai nilai normal.
4. Memonitor dan mengevaluasi setiap kali diet diberikan dengan melihat sisa
makanan pasien (1 x 24 jam) dengan target pencapaian asupan makan
terpenuhi sesuai kebutuhan pasien secara bertahap 80% hingga 100% .
5. Visualisasi terhadap perilaku pasien (1 x 24 jam) dengan target pencapaian
pasien patuh dan menjalankan setiap terapi diet yang diberikan.

12
VIII. Kesimpulan
Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang menyerang paru
dikarenakan oleh infeksi dari suatu bakteri yaitu mycobacterium tuberculosis.
Penyakit diabetes mellitus berhubungan erat dengan gangguan imunitas sehingga
rentan sekali terkena virus ataupun bakteri salah satunya adalah bakteri
tuberkulosis. Penderita diabetes meliitus beresiko 2 hingga 3 kali lebih besar
untuk menderita penyakit TB paru dibandingkan dengan penderita tanpa DM.
Pasien TB paru dengan Diabetes Mellitus memiliki status gizi yang lebih rendah
hal ini disebabkan oleh kesulitan pasien untuk makan dan nafsu makan pasien
yang menurun. Sehingga proses asuhan gizi terstandar sangat diperlukan untuk
pasien tersebut.

13
IX. Lampiran

Lampiran 1. Perhitungan Kebutuhan Energi

a. Sebelum masuk rumah sakit


BB1 = (0,9 x (TB-100)) Umur = 5% x 1755 = 87,75 kkal
AF = 50% x 1755
= 0,9 x 65
=877,5 kkal
= 58,5 kg Stres = 10% x 1755
BMR = 30 kkal/BB per hari = 175.5 kkal
= 30 x 58,5 BB = 20% x 1755
= 1755 kkal = 351 kkal

TEE = BMR – Umur + AF + Stres + BB


= 1755 – 87,75 + 877,5 + 175,5 + 351
= 2822 kkal

2822
Estimasi kebutuhan karbohidrat = 60% x 4
= 423,3 gram

2822
Estimasi kebutuhan lemak = 25% x 9
= 78,3 gram

2822
Estimasi kebutuhan protein = 15% x 4
= 105 gr

Persen kecukupan makronutrient:

Sebelum Masuk Rumah Sakit


Zat Gizi Makro
Asupan Kebutuhan Persen Kecukupan

Energi 2267 kkal 2822 kkal 80 %

Karbohidrat 305,5 g 423,3 g 72 %

Lemak 72,9 g 78,3 g 93%

Protein 92,0 g 105 g 87%

14
b. Perhitungan Kebutuhan Masuk Rumah Sakit
BB1 = (0,9 x (TB-100)) Umur = 5% x 1755 = 87,75 kkal
AF = 10% x 1755
= 0,9 x 65
=175,5 kkal
= 58,5 kg
Stres = 10% x 1755
BMR = 30 kkal/BB per hari = 175.5 kkal
= 30 x 58,5 BB = 20% x 1755
= 1755 kkal = 351 kkal

TEE = BMR – Umur + AF + Stres + BB


= 1755 – 87,75 + 175,5 + 175,5 + 351
= 2120 kkal

2120
Estimasi kebutuhan karbohidrat = 50% x 4
= 265 gram

2120
Estimasi kebutuhan lemak = 35% x 9
= 82 gram

2120
Estimasi kebutuhan protein = 15% x 4
= 79,5 gram

Persen kecukupan makronutrient:

Masuk Rumah Sakit


Zat Gizi Makro
Asupan Kebutuhan Persen
Kecukupan

Energi 851 kkal 2120 kkal 40 %

Karbohidrat 54,4 g 265 g 20 %

Lemak 55,4 g 82 g 67 %

Protein 32,9 g 79,5 g 41%

15
Lampiran 2. Rekomendasi Menu

Waktu Menu Bahan Makanan


Jenis Banyaknya
URT Berat
Pagi Nasi Nasi 1 gls 100 gr
07.00 Telur scramble Telur ayam 1 ptg sdg 65 gr
Sup kacang merah Minyak 1 sdm 10 gr
Setup buncis Kacang merah 2 sdm 20 gr
Air putih Buncis 1 gls 100 gr
Selingan Roti keju Roti keju 1 bh 55 gr
09.30 Jus alpukat alpukat 1 gls 100 gr
100 gr
Makan siang Nasi Nasi 1 gls 100 gr
12.00 Pepes ikan Ikan segar 1 ptg 70 gr
Bola bola tahu Tahu 1 ptg sdg 50 gr
Sayur asem Minyak 1 sdm 10 sdm
Air putih Sayur campur 1 gls 100 gr

Selingan Bubur kacang ijo Kacang ijo 2 sdm 20 gr


Siang Santan 1/3 gls 40 gr
15.00
Makan Nasi Nasi 1 gls 100 gr
Malam Udang selimut Udang segar ½ gls 65 gr
19.00 Perkedel tempe Tempe 2 ptg sdg 50gr
Sayur lodeh oyong Oyong 1 gls 100 gr
Santan santan 2 ½ sdm 25 gr
Air putih Minyak 2 sdm 20 sdm
Selingan Pisang rebus Pisang 1 bj sdg 110 g
malam Susu kental manis Susu kental manis 1/8 gls 40 gr
21.00
Total Energi 2112 kkal
Total KH 268,6 g
Total Protein 79,8 g
Total Lemak 85,3 g

16
Lampiran 3. Analisis Gizi Rekomendasi Menu

==================================================================
===
Analysis of the food record
==================================================================
===
Food Amount energy carbohydr.
___________________________________________________________________________
___

nasi putih 100 g 130,0 kcal 28,6 g


telur ayam 65 g 100,8 kcal 0,7 g
kacang merah 25 g 83,8 kcal 15,1 g
buncis mentah 100 g 34,9 kcal 7,9 g
roti keju 55 g 154,1 kcal 27,2 g
jus alpukat 100 g 79,1 kcal 11,8 g
susu kental manis 40 g 128,0 kcal 21,8 g
nasi putih 100 g 130,0 kcal 28,6 g
ikan segar 70 g 68,6 kcal 0,0 g
tahu 50 g 38,0 kcal 0,9 g
sayur asem 100 g 49,0 kcal 5,7 g
bubur kacang hijau with coconut milk 200 g 280,1 kcal 49,4 g
nasi putih 100 g 130,0 kcal 28,6 g
udang segar 65 g 51,4 kcal 0,0 g
tempe kedele murni 50 g 99,5 kcal 8,5 g
gambas / oyong mentah 100 g 20,1 kcal 4,3 g
minyak kelapa sawit 20 g 172,4 kcal 0,0 g
pisang ambon 110 g 101,2 kcal 25,7 g
minyak kelapa sawit 20 g 172,4 kcal 0,0 g
santan (kelapa saja) 25 g 88,5 kcal 3,8 g

Meal analysis: energy 2112,0 kcal (100 %), carbohydrate 268,6 g (100 %)

==================================================================
===
Result
==================================================================
===
Nutrient analysed recommended percentage
content value value/day fulfillment
___________________________________________________________________________
___
energy 2112,0 kcal 2036,3 kcal 104 %
water 0,0 g 2700,0 g 0%
protein 79,8 g(15%) 60,1 g(12 %) 133 %
fat 85,3 g(35%) 69,1 g(< 30 %) 123 %
carbohydr. 268,6 g(50%) 290,7 g(> 55 %) 92 %
dietary fiber 26,2 g 30,0 g 87 %

17
alcohol 0,0 g - -
PUFA 8,3 g 10,0 g 83 %
cholesterol 424,5 mg - -
Vit. A 2398,6 µg 800,0 µg 300 %
carotene 0,0 mg - -
Vit. E (eq.) 8,3 mg 12,0 mg 69 %
Vit. B1 0,9 mg 1,0 mg 88 %
Vit. B2 1,2 mg 1,2 mg 98 %
Vit. B6 1,7 mg 1,2 mg 143 %
tot. fol.acid 434,3 µg 400,0 µg 109 %
Vit. C 44,5 mg 100,0 mg 45 %
sodium 660,7 mg 2000,0 mg 33 %
potassium 2941,2 mg 3500,0 mg 84 %
calcium 987,6 mg 1000,0 mg 99 %
magnesium 405,0 mg 310,0 mg 131 %
phosphorus 1319,2 mg 700,0 mg 188 %
iron 15,7 mg 15,0 mg 105 %
zinc 8,7 mg 7,0 mg 124 %
Vit. B12 3,0 µg 3,0 µg 99 %
Vit. D 10,3 µg 5,0 µg 206 %
purine N 0,0 mg - -
m.uns.f.acids 16,2 g - -
glucose 0,0 g - -
all sug.alco. 0,0 g - -

Lampiran 4. Hasil Analisis Kebiasaan Makan Sebelum Sakit

==================================================================
===
Result
==================================================================
===
Nutrient analysed recommended percentage
content value value/day fulfillment
___________________________________________________________________________
___
energy 2267,4 kcal 2036,3 kcal 111 %
water 0,0 g 2700,0 g 0%
protein 92,0 g(17%) 60,1 g(12 %) 153 %
fat 72,9 g(29%) 69,1 g(< 30 %) 106 %
carbohydr. 305,5 g(55%) 290,7 g(> 55 %) 105 %
dietary fiber 12,6 g 30,0 g 42 %
alcohol 0,0 g - -
PUFA 11,7 g 10,0 g 117 %
cholesterol 154,1 mg - -
Vit. A 1552,7 µg 800,0 µg 194 %
carotene 0,0 mg - -
Vit. E (eq.) 2,0 mg 12,0 mg 17 %

18
Vit. B1 0,6 mg 1,0 mg 57 %
Vit. B2 0,8 mg 1,2 mg 69 %
Vit. B6 1,3 mg 1,2 mg 111 %
tot. fol.acid 118,9 µg 400,0 µg 30 %
Vit. C 6,9 mg 100,0 mg 7%
sodium 753,3 mg 2000,0 mg 38 %
potassium 1191,9 mg 3500,0 mg 34 %
calcium 118,4 mg 1000,0 mg 12 %
magnesium 238,0 mg 310,0 mg 77 %
phosphorus 903,5 mg 700,0 mg 129 %
iron 7,3 mg 15,0 mg 49 %
zinc 8,8 mg 7,0 mg 126 %
Vit. B12 0,5 µg 3,0 µg 16 %
Vit. D 0,0 µg 5,0 µg 0%
purine N 0,0 mg - -
m.uns.f.acids 19,5 g - -
glucose 0,0 g - -
all sug.alco. 0,0 g - -

Lampiran 6. Hasil Analisis Asupan Makan di Rumah Sakit

==================================================================
===
Result
==================================================================
===
Nutrient analysed recommended percentage
content value value/day fulfillment
___________________________________________________________________________
___
energy 851,1 kcal 2036,3 kcal 42 %
water 0,0 g 2700,0 g 0%
protein 32,9 g(16%) 60,1 g(12 %) 55 %
fat 55,4 g(58%) 69,1 g(< 30 %) 80 %
carbohydr. 54,4 g(26%) 290,7 g(> 55 %) 19 %
dietary fiber 2,3 g 30,0 g 8%
alcohol 0,0 g - -
PUFA 21,6 g 10,0 g 216 %
cholesterol 367,1 mg - -
Vit. A 399,6 µg 800,0 µg 50 %
carotene 0,0 mg - -
Vit. E (eq.) 4,0 mg 12,0 mg 33 %
Vit. B1 0,2 mg 1,0 mg 19 %
Vit. B2 0,6 mg 1,2 mg 50 %
Vit. B6 0,4 mg 1,2 mg 36 %
tot. fol.acid 63,3 µg 400,0 µg 16 %
Vit. C 1,5 mg 100,0 mg 2%
sodium 150,0 mg 2000,0 mg 8%

19
potassium 426,3 mg 3500,0 mg 12 %
calcium 75,1 mg 1000,0 mg 8%
magnesium 63,6 mg 310,0 mg 21 %
phosphorus 355,6 mg 700,0 mg 51 %
iron 3,0 mg 15,0 mg 20 %
zinc 3,2 mg 7,0 mg 46 %
Vit. B12 1,3 µg 3,0 µg 43 %
Vit. D 0,6 µg 5,0 µg 13 %
purine N 0,0 mg - -
m.uns.f.acids 15,5 g - -
glucose 0,0 g - -
all sug.alco. 0,0 g - -

Lampiran 7. Leflet (dilampirkan dihalaman paling belakang)

20
X. Daftar Pustaka

1. Handayani, Dian, et all. 2015. Nutrition Care Process. Yogyakarta: Graha Ilmu.

2. Wahyuningsih, Retno, S.Gz. 2013. Penatalaksanaan Diet pada Pasien.


Yogyakarta: Graha Ilmu.

3. Indra Wijaya. Tuberkulosis Paru pada Penderita Diabetes Mellitus. Continuing


Medical Education. 2015. 42:6,421-417.

4. Agung Ari Wijaya. Merokok dan Tuberkulosis. Jurnal Tuberkulosis Indonesia.


2012. 8:18-23.

21
22

Anda mungkin juga menyukai