Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh :
Nama : Msy. Wulandari
NIM : 06101381520028
Dosen Pengasuh : Dr. Effendi, M.Si,
Drs. A.Rachman. Ibrahim, M.Sc.,Ed.
2. Bila Saudara sebagai tim pengembang instrument penilaian, tahapan apa saja
yang harus dilakukan agar instrument tesdan non tesdapat layak pakai?
Jelaskan. (Skor 20)
Jawab:
Tahapan pengembangan instrument penilaian
Instrument Tes
Ada delapan langkah yang harus ditempuh dalam menyusun tes hasil prestasi
belajar yang baku seperti berikut ini.
1) Menyusun spesifikasi tes
2) Menulis tes
3) Metelaah tes
4) Melakukan uji coba tes
5) Menganalisis butir tes.
6) Memperbaiki tes.
7) Merakit tes.
8) Melaksanakan tes.
9) Menafsirkan hasil tes.
Penget. Penyel.
Dimensi Pengetahuan
fakta dan Masalah Penalaran
Kognitif konsep
No prosedur rutin
Dimensi Isi
1. Bilangan
2. Aljabar
3. Pengukuran
4. Geometri
5. Data
TIMSS = Trend International Mathematics and Science Study
c. Menentukan bentuk tes
Bentuk tes objektif pilihan sangat tepat digunakan bila jumlah peserta tes banyak.
d. Menentukan panjang tes
Waktu yang disediakan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik dan
jenjang pendidikan. Untuksekolah dasar, waktu yang disediakan umumnya 2 x 45
menit, yaitu 90 menit. Untuk sekolah menengah waktu yang sediakan juga sekitar 90
menit atau 120 menit. Untuk pelajaran paktek waktu yang disediakan lebih lama
dibanding dengan ujian teori.
2) Menulis tes
a. Tes lisan di kelas
Pertanyaan lisan dapat digunakan untuk mengetahui daya serap peserta didik
untuk masalah yang berkaitan dengan kognitif yang baru diajarkan.
b. Tes bentuk benar atau salah
Bentuk soal benar-salah adalah bentuk tes yang soal-soalnya berupa pernyataan.
Contoh:
(B) — S 2. Nitrogen membantu pembakaran.
(B)— (S) 3. Berat satu liter air adalah 100 gram.
Contoh:
1) Tekanan udara di daerah pegunugan lebih rendah daripada di pantai.
2) Pada waktu bulan purnama terjadi pasang air laut, air laut melimpah ke daratan.
3) Jumlah sudut empat persegi panjang adalah 360 derajat.
c. Bentuk menjodohkan
Bentuk tes menjodohkan terdiri dari sejumlah premis dan sejumlah respons.
Tabel 2.8 contoh tes menjodohkan.
No Pernyataan 1 No Pernyataan 2
A. Daya listrik 1 Ohm
B. Kuat penerangan 2 Kilo Volt Ampere
C. Hambatan listrik 3 Volt meter
D. Komponen listrik 4 Lumen
E. Instrumen listrik 5 Organ
6 Kapasitor
Peserta didik diiminta mengisi huruf pada pernyataan 2 sesuai dengan pasangan
yang sesuai pada pertanyaan 1.
d. bentuk pilihan ganda
Soal pilihan ganda adalah bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang benar
atau paling tepat. Dilihat dari strukturnya, soal pilihan ganda terdiri atas:
- Stem - pertanyaan atau pernyataan yang berisi permasalahan yang akan
ditanyakan
- Option - sejumlah pilihan atau alternatif jawaban
- Kunci - jawaban yang benar atau paling tepat
- Distractor - jawaban-jawaban lain selain kunci jawaban
(pengecoh)
Contoh:
Mahkamah Internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa berkedudukan di kota . . . . . . .
a. Jenewa Kunci
b. Den Haag
c. London Distractor (pengecoh)
d. New York
Pedoman utama dalam pembuatan butir soal bentuk pilihan ganda (Ebel, 1977) adalah
sebagai berikut.
1) Pokok soal harus jelas
2) Pilihan jawaban homogen dalam arti isi.
3) Panjang kalimat pilihan jawaban relatif sama.
4) Tidak ada petunjuk jawaban benar.
5) Hindari penggunaan pilihan jawaban: semua benar atau semua salah.
6) Pililah jawaban angka yang diurutkan.
7) Semua pilihan jawaban logis.
8) Jangan menggunakan negatif ganda.
9) Kalimat yang digunkakan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta tes.
10) Bahasa indonesia yang digunakan baku.
11) Letak pilihan jawaban benar ditentukan secara acak.
Selain itu pada tes bentuk pilihan ganda, semua pilihan pengecoh harus memiliki
rasional.
e. Bentuk uraian ojektif
Pengerjaan soal ini melalui suatu prosedur atau langkah-langkah tertentu. Setiap
langkah ada skornya.
f. Bentuk uraian non-obejektif
Penskoran bentuk tes ini bisa dilakukan secara analitik atau global. Analitik
berarti penskoran dilakukan bertahap sesuai kunci jawaban, sedang yang global dibaca
secara keseluruhan untuk mengetahui ide pokok dari jawaban soal kemudian diberi
skor.
g. Bentuk jawaban singkat
Bentuk soal jawaban singkat merupakan bentuk soal yang meghendaki jawaban
dalam bentuk kata, bilangan, kalimat, atau simbol dan jawabannya hanya dapat dinilai
benar atau salah.
Kaidah-kaidah utama penyusunan soal bentuk ini adalah sebagai berikut:
1) Soal harus sesuai dengan indikator.
2) Jawaban yang benar hanya satu.
Contoh:
Kurang baik : Abraham Lincoln dilahirkan pada . . . .
Baik : Abraham Lincoln dilahikan pada tahun . . . .
3) Rumusan kalimat soal harus komunikatif.
4) Butir soal menggunakan behasa indonesia yang baik dan benar.
5) Tidak mnggunakan bahasa lokal.
6) Tidak mengambil atau menggunakn pernyataan yang langsung diambil dari
buku
h. Unjuk kerja/performans
Penilaian unjuk kerja sering disebut dengan penilaian autentik atau penilaian
alternatif yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan peserta didik dalam
menyelesaikan masalah-masalah di kehidupan nyata.
1) mentelaah soal tes.
Pedoman dalam melakukan telaan butir soal bentuk pilihan ganda (Ebel, 1977)
adalah sebagai berikut
Tabel 2.9. matrik telaah butir tes.
No. Kriteria butir tes
Butir 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1.
2.
3.
Telaah terhadap butir tes dilakukan dengan menggunkan tabel 4.5. Apabila ada
butir tes yang tidak memenuhi kriteria butir tes yang baik diberi tanda silang (X) pada
sel yang sesuai. Selanjutnya, ditentukan jumlah item yang memenuhi kriteria dan yang
tidak memenuhi kriteria. Selanjutnya deskripsikan kriteria mana yang banyak tidak
dipenuhi. Hasil telah ini ditindak lanjuti dengan memperbaiki butir soal.
2) Melakukan uji coba tes
Melalui uji coba diperoleh data tentang: realibilitas, validitas, tingkat kesukaran,
pola jawaban, efektifitas pengecoh, daya beda, dan lain-lain.
Analisis butir dilakukan setelah tes digunakan, yaitu yang mencakup informasi berikut
ini.
a. Tingkat kesulitan, yaitu proporsi yang menjawab benar. Besarnya indeks ini
adalah 0,0 sampai 1,0. Bila menggunakan acuan norma tingkat kesulitan soal
yang diterima adalah 0,30 sampai 0,80. Bila menggunakan acuan kriteria
besarnya indeks ini menyatakan tingkat keberhasilan belajar.
b. Daya pembeda, digunakan terutama pada acuan norma, yaitu untuk
membedakan antara yang mampu dan yang tidak mampu. Besarnya mulai dari -
1,0 sampai +1,0, dihitung dengan menggunakan formula koefisien korelasi point
biseral. Makna harga positif adalah yang menguasai bahan ajar menjawab benar
dan yang tidak menguasai menjawab salah, sedemikian sebaliknya bila indeks
ini harganya negatif.
c. Indeks keandalan. Besarnya indeks keandalan yang diterima adalah minimal
0,70. Besarnya indeks ini menyatakan besarnya kesalahan pengukuran. Semakin
besar indeks ini akan semakin kecil kesalahan pengukuran, demikian sebaliknya.
Analisis terhadap hasil uji coba tersebut dengan istilah analisis butir, dan dapat
menggunakan format pada tabel 2.1.
Tabel 2.10 Analisis butir
No butir P D Dr Keterangan
1.
2.
3.
Keterangan:
P : tingkat kesulitan butir, diterima bila besarnya 0,30 sampai 0,80.
D : daya beda, diterima bila besarnya ≥ 0,30.
Dr. : distribusi jawaban, diterima bila tiap option ada yang menjawab paling sedikit
5 % dari peserta tes.
4) Memperbaiki tes
Setelah uji coba dilakukan dan kemudian dianalisis, maka langkah berikutnya
adalah melakukan perbaikan-perbaikan tentang bagian soal yang masih belum sesuai
dengan yang diharakan..
5) Merakit tes
Dalam merakit tes, hal-hal yang dapat mempengaruhi validitas soal seperti nomor
urut soal, pengelompokan bentuk soal, lay out, dan sebagainya harus diperhatikan.
6) Melaksanakan tes
. Tes yang telah disusun diberikan kepada testee untuk diselesaikan. Pelaksanaan
tes dilakukan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
7) Menafsirkan hasil tes
Salah satu cara asesmen yang banyak digunakan dalam menentukan kemampuan
seseorang adalah asesmen unjuk kerja. Menurut Berk (1986), asesmen unjuk kerja
adalah proses pengumpulan data dengan cara pengamatan sistematik untuk membuat
keputusan tentang individu. Ada lima elemen utama yang tersirat dan tersurat pada
defenisi tersebut, yaitu proses, pengumpulan data, pengamatan sistematik, integrasi
data, dan keputusan individu.
Instrument Non Tes
1. Pengembangan instrumen
Instrumen afektif yang dibahas pada buku ini adalah sikap, minat, nilai, dan
konsep diri. Ada sepuluh langkah yang harus diikui dalam mengembangkan
instrumen afektif, yaitu sebagai berikut.
1) Menentukan spesifikasi instrumen
2) Menulis instrumen
3) Menentukan skala instrumen
4) Menentukan sistem penskoran
5) Mentelaah instrumen
6) Melakukan ujicoba
7) Menganalisis instrumen
8) Merakit instrumen
9) Melaksanakan pengukuran
10) Menafsirkan hasil pengukuran
1) Spesifikasi instrumen
a. Wawancara
Ada tiga aspek yang harus diperhatikan dalam melaksanakan wawancara, yakni:
a) Tahap awal pelaksanaan wawancara
b) Penggunaan pertanyaan
c) Pencatatan hasil wawancara
b. Kuesioner
Kuesioner adalah alat untuk mengumpulkan data yang berupa pernyataan yang
disampaikan kepadaresponden yang dijawab secara tertulis.
c. Skala
Sepsifikasi instrumen terdiri dari tujuan dan kisi-kisi instrumen. Dalam bidang
pendidikan pada dasarnya pengukuran afektif ditinjau dari tujuannya, yaitu ada lima
macam instrumen, yaitu:
a. Instrumen sikap.
b. Instrumen minat.
c. Instrumen konsep diri.
d. Instrumen sikap.
e. Insrtumen nilai moral
Dalam menyusun spesifikasi instrumen, ada empat hal yang harus diperhatikan
yaitu:
a. Menentukan tujuan pengukuran
b. Menyusun kisi-kisi intrumen
c. Memilih bentuk dan format instrumen
d. Menentukan panjang instrumen
Setelah tujuan penukuran afektif ditetapkan, kegiatan berikutnya adalah
menyusun kisi-kisi instrumen. Kisi-kisi, juga disebut blue-print, merupakan tabel
matrik yang berisi spesifikasi instrumen yang akan ditulis.
Langkah pertama dalam menentukan kisi-kisi adalah menentukan defenisi
konseptual yang diambil dari buku teks. Selanjutnya ditentukan defenisi operasional,
yaitu yang bisa diukur. Defenisi operasional ini kemudian dijabarkan menjadi
sejumlah indikator. Indikator ini merupakan pedoman dalam menulis instrumen.
Selanjutnya defenisi operasional dikembangkan menjadi sejumlah indikator. Indikator
ini menjadi acuan penulis instrumen. Salah satu format kisi-kisi instrumen afektif
ditunjukkan tabel 5.1.
Tabel 2.11 Kisi-kisi Instrumen afektif
No Indikator Jumlah butir Pertanyaan/pernyataan skala
1.
2.
d. Observasi
Observasi bertujuan untuk mengamati dan mengkaji tingkah laku individu atau
proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya
maupun dalam situasi buatan
e. Studi Kasus
Data diperoleh dari berbagai sumber seperti orang tuanya, teman dekatnya, guru,
bahkan juga dari dirinya. Teknik memperoleh data sangat komprehensif, misalnya
dengan observasi perilakunya, wawancara, analisis dokumenter, atau tes, bergantung
pada kasus yang dipelajari. Setiap data dicatat secara cermat, kemudian dikaji,
dihubungkan satu sama lain.
2) Penulisan instrumen
a. Wawancara
Komentar dan
Pertanyaan Guru Jawaban Siswa kesimpulan hasil
wawancara
1. Kapan dan berapa lama anda belajar di
rumah?
2. Bagaimana cara anda mempersiapkan
diri untuk belajar secara efektif?
3. Kegiatan apa yang anda lakukan pada
waktu mempelajari bahan pengajaran
(bidang studi tertentu)
4. Seandainya anda mengalami kesulitan
dalam mempelajarinya, usaha apa
yang anda lakukan untuk mengatasi
kesulitan tersebut?
5. Bagaimana cara yang anda lakukan
untuk mengetahui tingkat penguasaan
belajar yang telah anda capai?
6. dst.
..........................19....
Pewawancara,
.................................
b. Kuesioner
Cara menyusun kuesioner seperti pada tes prestasi belajar, sehingga berlaku
langkah-langkah yang telah dijelaskan di muka, yakni dimulai dengan analisis variabel,
membuat kisi-kisi, dan menyusun pertanyaan.
c. Skala
Ada empat aspek dari ranah afektif yang bisa dinilai di sekolah, yaitu sikap,
minat, percaya diri, dan nilai. Penilaian ranah afektif peserta didik dilakukan dengan
menggunakan instrumen afektif. Hal ini akan dibahas berturut-turut di bawah ini.
1. Instrumen sikap
Instrumen sikap bertujuan untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap suatu
obyek, misalnya kegiatan disekolah.
2. Instrumen minat
Instrumen minat bertujuan untuk memperoleh informasi tentang minat peserta
didik terhadap suatu mata pelajaran yang selanjutnya digunakan untuk meningkatkan
minat peserta didik terhadap suatu mata pelajaran.
Contoh instrumen
1) Saya sulit mengikuti pelajaran matematika
2) Mata pelajaran bahasa inggris mudah saya pahami
3) Saya mudah menghafal
4) Saya mampu membuat karangan yang baik
5) Saya merasa sulit mengikuti pelajaran fisika
6) Saya bisa bermain sepak boa dengan baik
7) saya mampu membuat karya seni yang variatif
4. Instrumen nilai
Indikator nilai :
1) Keyakinan tentang prestasi belajar siswa
2) Keyakinan atas keberhasilan siswa
3) Keyakinan atas harapan orang tua
4) Keyakinan atas dukungan masyarakat
5) Keyakinan atas sekolah dapat mengubah nasib seseorang
d. Observasi
Hasil Pengamatan
Aspek yang diamati Keterangan
Tinggi Sedang Kurang
3) Telaah instrumen
Kegiatan pada telaah instrumen adalah meneliti tentang: a) apakah butir
pertanyaan atau pernyataan sesuai dengan indikator, b) bahasa yang digunakan apa
sudah komunikatif dan menggunakan tata bahasa yang benar, dan c) apakah butir
pertanyaan atau pernyataan tidak biasa, d) apakah format instrumen menarik untuk
dibaca, e) apakah jumlah butir sudah tepat sehingga tidak menjemukan menjawabnya.
4) Skala Pengukuran
Secara garis besar skala instrumen yang sering digunakan dalam penelitian, yaitu
Skala Thurstone. Skala Likert, dan Skala Beda semantik. Skala Thurstone terdiri dari 7
kategori, yang paling banyak bernilai 7 dan yang paling kecil bernilai 1.
7 6 5 4 3 2 1
1. Saya senang belajar Sejarah
6) Penskoran instrumen
Sistem penskoran yang digunakan terantung pada skala pengukuran. Apabila
digunakan skala Thurstone, maka skor tertinggi untk tiap butir adalah 7 dan yang
terkecil adalah 1. Demikian pua untuk instrumen dengan skalasemantik. Untuk skala
Likert, skor tertinggi tiap butir soal adalah 4 dan yang terendah adalah 1.
7) Analisis instrumen
Apabila instrumen telah di telaah kemudian diperbaiki dan selanjutnya dirakit
untuk uji coba. Uji coba bertujuan untuk mengetahui karakteristik instrumen.
Karakteristik yang penting adalah daya beda instrumen, dan tingkat keandalannya.
Semakin besar variasi jawaban tiap butir maka akan semakin baik instrumen ini. Bila
variasi skor sautu butir soal sangat kecil berarti butir itu bukan variabel yang baik.
Selanjutnya dihitung indeks keandalan intrumen dengna formula Cronbach-alpha, bila
besar indeksnya sama atau lebih besar dari 7,0 maka instrumen itu tergolong baik.
Keterangan :
𝑋̅: rerata skor keseluruhan peserta didik dalam satu kelas
𝑆𝐵𝑥 : simpangan baku skor keseluruhan peserta didik dalam satu kelas
𝑋 : skor yang dicapi siswa
Tabel 5.6 menunjukkan minat atau sikap kelas terhadap suatu mata pelajaran. Jadi
dalam pengukuran sikap atau minat diperlukan informasi tentang minat atau sikap tiap
peserta didik dan sikap kelas.
Pengembangan instrumen afektif dilakukan melalui langkah berikut ini:
a. Menentukan defenisi konseptual atau konstruk yang akan diukur
b. Menentukan defenisi operasional
c. Menentukan indikator
d. Menulis instrumen
Hal yang penting pada instrumen afektif adalah besarnya indeks keandalan
instrumen yang dikatakan baik adalah minimum 0,70. Penafsiran hasil pengukuran
menggunakan distribusi normal dan menggunakan dua kategori yaitu positif atau
negatif. Positif berarti minat peserta didik baik, sedang negatif berarti minat peserta
didik kecil.
9) Observasi
Penilaian ranah afektif peserta didik selain menggunakan kuisioner juga bisa
dilakukan melalui observasi atau pengamatan. Prosedurnya sama, yaitu dimulai dengan
penentuan defenisi konseptual dan defenisi operasional. Defenisi konseptual kemudian
diturunkan menjadi sejumlah indikator. Indikator ini menjadi isi pedoman obsevasi.
Hasil observasi akan melengkapi informasi hasil kuisioner.
Skor maksimum 5
5
CH3 CH3
6
H3C – HC – C – CH3
1 2 3 4
CH3
Atom C tersier dimiliki oleh atom C dengan nomor …
a, 6 d. 2
b.4 e. 1
c.3
2. Dibawah ini yang merupakan rumus umum senyawa alkana adalah …
a. Cn H2n – 2
b. Cn H2n – 1
c. Cn H2n
d. Cn H2n
e. Cn H2n + 2
3. Tata nama senyawa berikut yang tidak sesuai dengan aturan IUPAC adalah ……
a. 2 – metil – propana
b. 2,2 – dimetil – propana
c. 2 – metil – 3 propana
d. 3,3 – dimetil – 2 butana
e. 3,4 – dimetil – 2 heksana
4. Bensin premium mempunyai kadar bilangan oktan 94. artinya bensin tersebut
terdiri atas campuran …
a. 94% n heptana dan 6% iso oktana
b. 94% iso oktana dan 6% n heptana
c. 90% iso oktana dan 4% n heptana
d. 47% n heptana dan 47% iso oktana
e. 6% n heptana dan 94% iso oktana
5. Unsur logam berat yang berbahaya dalam bensin adalah ……
a. Sn d. Zn
b. Hg e. Pb
c. Cu
5. Nama IUPAC untuk senyawa :
CH3 CH2 C(CH3)2 CH2 C (CH3)3
a. Dekana
b. 2,4 – dimetil nonana
c. 4,4 – dimetil nonana
d. 2,2,4,4 – tetrametil heksana
e. 2,2,4,4 – tetrametil dekana
7. Bensin memiliki bilangan Oktan 92, berarti mempunyai komposisi :
a. 92% n heptana dan 8% iso oktana
b. 92% oktana dan 8% n heptana
c. 92% iso oktana dan 8% n heptana
d. 92% nonana dan 8% iso oktana
e. 92% iso oktana dan 8% nonana
8. Berapa jumlah isomer dari Pentena (C5H10)
a. 3 isomer
b. 5 isomer
c. 7 isomer
d. 9 isomer
e. 11 isomer
Cara penskorannya:
Rumusnya sebagai berikut.
Dari soal diatas dan cara penskorannya sudah cukup baik karena untuk soal pilihan
ganda cara penskorannya ada dua yaitu ada hukuman dan tanpa hukuman. Disini
saya memilih tanpa hukuman agar tidak membebankan peserta didik saat menjawab
soal. Karena penskoran soal tersebut diberikan sebagai latihan saja. Untuk soal
uraian sudah cukup baik karena dipilih cara penskoran secara objektif agar perstep
atau perlangkahnya dinilai dengan adil.
Petunjuk Penskoran :
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
𝑆𝑘𝑜𝑟
𝑥 4 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
Contoh :
Skor diperoleh 14, skor tertinggi 4 x 5 pernyataan = 20, maka skor akhir :
14
𝑥 4 = 2,8
20
Petunjuk Penskoran :
Jawaban YA diberi skor 1, dan jawaban TIDAK diberi skor 0
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
𝑆𝑘𝑜𝑟
𝑥 4 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
Contoh :
Jawaban YA sebanyak 6, maka diperoleh skor 6, dan skor tertinggi 8 maka skor
akhir adalah :
6
𝑥 4 = 3,00
8
Peserta didik memperoleh nilai dapat menggunakan seperti dalam pedoman
observasi sikap spritual.
Petunjuk Penskoran
Lihat petunjuk penskoran pada pedoman observasi sikap spiritual
Petunjuk penskoran
Lihat petunjuk penskoran pada pedoman observasi sikap spiritual
Petunjuk Penskoran
Lihat petunjuk penskoran pada pedoman observasi sikap spiritual
Petunjuk Penskoran
Lihat petunjuk penskoran pada pedoman observasi sikap spiritual
Petunjuk Penskoran
Lihat petunjuk penskoran pada pedoman observasi sikap spiritual
B. Penilaian Diri
PETUNJUK
1. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
2. berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian
sehari-hari
No Pernyataan TP KD SR SL
1 Saya menyontek pada saat mengerjakan Ulangan
2 Saya menyalin karya orang lain tanpa
menyebutkan sumbernya pada saat mengerjakan
tugas
3 Saya melaporkan kepada yang berwenang jika
menemukan barang
4 Saya berani mengakui kesalahan yang saya
dilakukan
5 Saya mengerjakan soal ujian tanpa melihat
jawaban teman yang lain
Keterangan :
selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan
kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
Petunjuk Penskoran :
Lihat petunjuk penskoran pada pedoman observasi sikap spiritual
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh peserta didik sendiri untuk menilai sikap sosial peserta
didik dalam tanggung jawab. Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap
tanggung jawab yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai
berikut :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Sebagai peserta didik saya melakukan tugas-tugas
dengan baik
2 Saya berani menerima resiko atas tindakan yang
dilakukan
3 Saya menuduh orang lain tanpa bukti
4 Saya mau mengembalikan barang yang dipinjam dari
orang lain
5 Saya berani meminta maaf jika melakukan kesalahan
yang merugikan orang lain
Petunjuk Penskoran
Lihat petunjuk penskoran pada pedoman observasi sikap spiritual
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh peserta didik untuk menilai sikap disiplin diri peserta didik.
Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap disiplin yang kamu miliki
sebagai berikut :
Ya = apabila kamu menunjukkan perbuatan sesuai pernyataan
Tidak = apabila kamu tidak menunjukkan perbuatan sesuai pernyataan.
PETUNJUK PENGISIAN:
1. Cermatilah kolom-kolom sikap di bawah ini!
2. Jawablah dengan jujur sesuai dengan sikap yang kamu miliki.
3. Lingkarilah salah satu angka yang ada dalam kolom yang sesuai dengan keadaanmu
4 = jika sikap yang kamu miliki sesuai dengan positif
3 = Jika sikap yang kamu miliki positif tetapi kadang
kadang muncul sikap negatif
2 = Jika sikap yang kamu miliki negative tapi tetapi
kadang kadang muncul sikap positif
1 = Jika sikap yang kamu miliki selalu negatif
Rela berbagi 4 3 2 1 Egois
Aktif 4 3 2 1 Pasif
Bekerja sama 4 3 2 1 Individualistis
Ikhlas 4 3 2 1 Pamrih
Petunjuk Penskoran
Lihat petunjuk penskoran pada pedoman observasi sikap spiritual
Petunjuk Penskoran
Lihat petunjuk penskoran pada pedoman observasi sikap spiritual
LEMBAR PENILAIAN DIRI SIKAP PERCAYA DIRI
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh peserta didik sendiri untuk menilai sikap sosial peserta
didik dalam percaya diri. Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap
percaya diri yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
Petunjuk Penskoran
Lihat petunjuk penskoran pada pedoman observasi sikap spiritual
PETUNJUK PENGISIAN:
1. Bacalah dengan teliti pernyataan pernyataan yang pada kolom di bawah ini!
2. Tanggapilah pernyataan-pernyataan tersebut dengan member tanda cek (√) pada
kolom:
STS : Jika kamu sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut
TS : Jika kamu tidak setuju dengan pernyataan tersebut
S : Jika kamu setuju dengan pernyataan tersebut
SS : Jika kamu sangat setuju dengan pernyataan tersebut
No Pernyataan Penilaian
STS TS S SS
1 Saya menghormasti orang yang lebih tua
2 Saya tidak berkata kata kotor, kasar dan takabur
3 Saya meludah di tempat sembarangan
4 Saya tidak menyela pembicaraan
5 Saya mengucapkan terima kasih saat menerima
bantuan dari orang lain
6 Saya tersenyum, menyapa, memberi salam kepada
orang yang ada di sekitar kita
Keterangan:
Pernyataan positif :
1 untuk sangat tidak setuju (STS),
2 untuk tidak setuju (TS), ,
3 untuk setuju (S),
4 untuk sangat setuju (SS).
Pernyataan negatif :
1 untuk sangat setuju (SS),
2 untuk setuju (S),
3 untuk tidak setuju (TS),
4 untuk sangat tidak setuju (S)
Petunjuk Penskoran
Lihat petunjuk penskoran pada pedoman observasi sikap spiritual
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh peserta didik untuk menilai sikap sosial peserta didik lain
dalam kedisiplinan. Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap disiplin
yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :
Ya = apabila peserta didik menunjukkan perbuatan sesuai aspek pengamatan
Tidak = apabila peserta didik tidak menunjukkan perbuatan sesuai aspek
pengamatan.
Contoh Instrumen:
DAFTAR CEK PENILAIAN ANTARPESERTA DIDIK
Petunjuk penskoran :
Lihat petunjuk penskoran pedoman observasi sikap disiplin
Sumber:
Sudijono, Anas. 1996. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Silverius, Suke. 1991. Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik. Jakarta: Grasindo.
Nana Sudjana, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, CV. Sinar Baru Offset, Bandung,
1989
Catatan:
Diketikdengan program Ms-Word, Jenis Times New Rowman, spasi 1.5,.
Sertakan sumber bilai bu/bapak mengambil pendapat para ahli dan cantumkan dalam
daftar pustaka.Ujian ini dikumpulkan dalam bentuk Soft Copy dikirim lewat
email:effendi@fkip.unsri.ac.id dan hard copy hari Senin, 5-5-2018 jam 12.00, cover
warna kuning.