Anda di halaman 1dari 31

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN DAN BUDGET EMPHASIS

TERHADAP SENJANGAN(SLACK) ANGGARAN


(Studi Empirik Pada BPR BKK Kota Semarang)

PROPOSAL

Untuk Memenuhi Persyaratan


Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
Program Jurusan Akuntansi

Nama : Lisa Andriyani


Nim : 11150497

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

BANK BPD JATENG

SEMARANG

2018

0
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT berkat Rahmat, Hidayah, dan Krunia-Nya
kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan
judul “PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN DAN BUDGET EMPHASIS
TERHADAP SENJANGAN(SLACK) ANGGARAN (Studi Empirik Pada BPR
BKK Kota Semarang)”
Laporan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata
kuliah Metodologi dan Penelitian Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas 17
Agustus 1945.
Penulis menyadari dalam penyusunan proposal skripsi ini tidak akan
selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini kami
ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Susetya sebagai dosen
pembimbing.

Kami menyadari proposal skripsi ini tidak luput dari berbagai


kekurangan. Penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan
perbaikannya sehingga akhirnya laporan proposal skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi bidang pendidikan dan penerapan dilapangan serta bisa
dikembangkan lagi lebih lanjut. Amin.

Semarang, 5 November 2017-11-06

1
Peneliti

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ................................................................................................................. i

Halaman Pengesahan..................................................................................................... ii

Kata Pengantar...............................................................................................................iii

Daftar Isi .........................................................................................................................iv

Daftra Tabel ....................................................................................................................v

Daftar Lampiran ................................................................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1


1.1 Latar Belakang Penelitian ............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 4
1.4.1 Segi Teoritis .................................................................................. 4
1.4.2 Segi praktis .................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 5


2.1 Telaah Teori .................................................................................................. 5
2.1.1 Slack Anggaran ............................................................................. 5
2.1.2 Partisipasi Anggaran ..................................................................... 7
2.1.3 Budget Emphasis........................................................................... 9
2.2 Penelitian Terdahulu ................................................................................... 11
2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis Dan Rumusan Hipotesis .............................. 14
2.3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ....................................................... 14
2.3.2 Pengaruh Partisipasi Anggaran .................................................. 15

2
2.3.3 Pengaruh Budget Emphasis ........................................................ 16

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 17


3.1 Populasi dan Sampel ................................................................................... 17
` 3.1.1 Populasi Penelitian....................................................................... 17
3.1.2 Sampel Penelitian ......................................................................... 17
3.2 Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel ............................................ 17
3.2.1 Variabel Penelitian ...................................................................... 17
3.3 Metode Pengumpulan Data ......................................................................... 18
3.4 Pengujian Instrumen Penelitian................................................................... 19
3.4.1 Uji Validitas ................................................................................ 19
3.4.2 Uji Reliabilitas ............................................................................ 19
3.4.3 Uji Normalitas ............................................................................. 20
3.4.4 Uji Asumsi Klasik ....................................................................... 20
3.5 Metode Analisis Data ................................................................................ 21
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 22

PENUTUP....................................................................................................... 23

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPenelitian


Setiap institusi baik berupa institusi pemerintah maupun swasta memiliki
target keberhasilan yang telah tersusun dalam program kerja.Dalam melaksanakan
tugas yang diemban mutlak memiliki rencana-rencana yang disusun dan dijadikan
pedoman dalam melaksanakan tugas demi mencapai tujuan dari organisasi,
terutama anggaran. Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja
yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran
finansial. Anggaran ini dimaksudkan agar institusi mengetahui sebatas mana
kemampuan yang dimiliki institusi dalam melaksanakan tugasnya agar selaras
dengan tujuan institusi.
Penyusunan anggaran dalam institusi harus benar-benar memfokuskan
tujuannya untuk kesejahteraan masyarakat bukan hanya untuk mewujudkan
kepentingan pribadi atau golongan semata. Untuk itulah diperlukan informasi
yang benar-benar akurat dalam penyusunan anggaran institusi/organisasi, jangan
sampai usulan-usulan yang telah disampaikan oleh masyarakat tidak terakomodasi
dalam anggaran. Dengan demikian proses penyusunan dan penetapan anggaran
dalam institusi menerapkan anggaran partisipatif. Menurut Brownell (dalam
Falikhatun, 2007), partisipasi pengganggaran adalah proses yang menggambarkan
individu-individu terlibat dalam penyusunan anggaran dan mempunyai pengaruh
terhadap target anggaran dan perlunya penghargaan atas pencapaian target
anggaran tersebut.
Anggaran merupakan salah satu komponen penting dalam perencanaan
institusi/organisasi yang berisikan rencana kegiatan di masa datang dan
mengindikasikan kegiatan untuk mencapai tujuan. Aspek sumber daya manusia
sebagai penyusun dan pelaksana anggaran haruslah dipertimbangkan karena

4
anggaran akan dipengaruhi oleh perilaku manusia terutama bagi pihak yang
terlibat langsung dalam penyusunan dan pelaksanaan anggaran. Contohnya, jika
atasan dalam menilai kinerja atau memberikan reward pada bawahan didasarkan
pada pencapaian sasaran anggaran, maka kecenderungan perilaku yang ada pada
bawahan yang berpartisipasi dalam penyusunan anggaran adalah membuat
anggaran yang mudah dicapai dengan cara melebih–lebihkan biaya dan merendah-
rendahkan pendapatan, selain itu dalam penganggaran partisipatif juga dapat
muncul adanya partisipasi semu dan pemberian laporan yang bias, dimana laporan
anggaran yang bias akan mengurangi keefektifan anggaran didalam perencanaan
dan pengawasan organisasi (Waller,1988). Perbedaan antara anggaran yang
dilaporkan dengan anggaran yang sesuaidengan estimasi terbaik bagi perusahaan
ini disebut senjangan anggaran.

Penelitian yang berkaitan dengan senjangan anggaran telah menguji


berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kecenderungan para manajer untuk
menciptakan senjangan anggaran (Merchant, 1985; Onsi, 1973; Young, 1985).
Pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran terhadap kecenderungan para
manajer untuk menciptakan senjangan anggaran, telah menjadi fokus umum
dalam penelitian mengenai senjangan anggaran (Merchant, 1985; Onsi, 1973).
Dalam review tentang pengaruh partisipasi anggaran terhadap senjangan
anggaran, Greenberg et al., (1990) menemukan bahwa hanya terdapat sebesar -
0,29 hubungan antara kedua variabel tersebut. Hal ini terjadi karena bawahan
membantu memberikan informasi pribadi tentang prospek masa depan sehingga
anggaran yang disusun menjadi lebih akurat. Sedangkan hasil penelitian Lowe dan
Shaw (1968) dan Young (1985) berbeda dengan penelitian yang dilakukan
Camman, Dunk, Merchant dan Onsi. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa
partisipasi anggaran dan senjangan anggaran mempunyai hubungan positif, yaitu
peningkatan partisipasi semakin meningkatkan senjangan anggaran.

Selain partisipasi dalam penyusunan anggaran, beberapa peneliti


mengidentifikasi bahwa senjangan anggaran dapat disebabkan oleh faktor budjet
emphasis. Penelitian Maya Triana, Yuliusman, Wirmie Eka Putra (2012) yang
menyebutkan bahwa budgetemphasis memiliki pengaruh terhadap slack anggaran.

5
Hal ini senada dengan penelitian Titis Triminarni (2014), yang menyebutkan
bahwa budget emphasis berpengaruh signifikan terhadap slack anggaran.
Dalam penelitian Muhammad (2001) mengenai pengaruh partisipasi
anggaran, information asymmetry dan budget emphasis terhadap slack anggaran.
Hasil penelitiannya menyatakan partisipasi anggaran, information asymmetry dan
budget emphasis pada anggaran secara signifikan mempunyai pengaruh negatif
terhadap slack anggaran. Sehingga semakin tinggi interaksi antara asimetris
informasi, dan tekanan anggaran, maka upaya membangun slack anggaran akan
semakin rendah.
Kristianto (2009) juga melakukan penelitian mengenai pengaruh
partisipasi anggaran, informasi asimetris, budget emphasis terhadap slack
anggaran. Dalam hipotesisnya disebutkan bahwa asimetris informasi secara
signifikan berpengaruh terhadap slack, sedangkan Budget Emphasis menunjukkan
hasil negative yang artinya Budget Emphasis tidak berpengaruh signifikan
terhadap Budgetary Slack. Dari segi nilai pearson correlation bernilai 0,028 yang
berarti secara statistic variable Budget Emphasis tidak berhasil sebagai variable
moderating, tetapi secara uji kesesuaian dapat diterima walaupun nilai negatifnya
tidak signifikan.
Sebagaimana hasil observasi pada salah satu lembaga keuangan di kota
Semarang yaitu BPR BKK Kota Semarang penentuan anggaran dalam
melaksanakan program kerja didukung oleh partisipasi berbagai elemen.Elemen
yang dimaksudkan adalah meliputi pimpinan, manajer dan para komisaris, serta
penanam saham.
Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang lebih
mendalam mengenai pengaruh partisipasi anggaran dan budget emphasis terhadap
slack (senjangan) anggaran dengan responden dan obyek yang berbeda. Dalam hal
ini obyek penelitian adalah di kantor BPR BKK Kota Semarangsebagai fokus
penelitian yang membawahi 26 KantorBPR BKKdi wilayah kota Semarang.
Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik mengadakan penelitian
dengan judul “Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Budget Emphasis
terhadap senjangan (Slack) Anggaran (Studi Empirik Pada BPR BKK Kota
Semarang).”

6
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh partisipasi anggaran terhadap slack (senjangan) anggaran
pada BPR BKK Kota Semarang?
2. Bagaimana pengaruh budjet emphasis terhadap slack (senjangan) anggaran pada
BPR BKK Kota Semarang?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Untuk menganalisisbesarnya pengaruh partisipasi anggaran terhadap slack
(senjangan) anggaran pada BPR BKK Kota Semarang.
2. Untuk menganalisisbesarnya pengaruh budjet emphasis terhadap slack
(senjangan) anggaran pada BPR BKK Kota Semarang.

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara
teoritis maupun praktis.
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam
penyusunan anggaran.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi BPR BKK
1) Diharapkan dapat menjadi masukan bagi pimpinan terkait dengan partisipasi
anggaran di BPR BKK kota Semarang.
2) Diharapkan dapat menjadi masukan bagi pimpinan dalam melakukan dukungan
dan tinjauan terhadap anggaran di BPR BKKkota Semarang.
b. Bagi peneliti
Sebagai bahan rujukan peneliti dalam memperbaiki penelitian selanjutnya yang
relevan.

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Telaah Teori


2.1.1 Slack Anggaran
a. Pengertian Slack Anggaran
Senjangan anggaran didefinisikan sebagai perbedaan/selisih antara sumber
daya yang sebenarnya dibutuhkan untuk melaksanakan sebuah pekerjaan dengan
sumber daya yang diajukan dalam anggaran. Budgetary slack dapat pula diartikan
sebagai perbedaan antara jumlah anggaran dan estimasi terbaik dari organisasi
(Anthony dan Govindradjan, 2005: 84). Dalam keadaan terjadinya senjangan
anggaran bawahan cenderung mengajukan anggaran dengan merendahkan
pendapatan dan menaikkan biaya dibandingkan dengan estimasi terbaik yang
diajukan, sehingga target akan mudah dicapai. Sehingga masukan dari level
bawah harus dievaluasi secara hati-hati karena ada tendensi untuk memasukkan
kepentingan pribadi atau divisi dalam penyiapan anggaran. Proyeksi biaya
cenderung diperbesar karena mereka berasumsi bahwa pada level atas juga akan
dipangkas dan target yang akan dicapai tidak akan sulit (Herman, 2006: 28).
Senjangan anggaran didefinisikan sebagai tindakan bawahan yang
mengecilkan kapasitas produktifnya ketika dia diberi kesempatan untuk
menentukan standar kerjanya (Young, 1995). Hal ini dapat terjadi karena adanya
kecenderungan bagi pembuat anggaran untuk menganggarkan pendapatan agak
lebih rendah dan pengeluaran agak lebih tinggi, dari estimasi terbaik mereka
mengenai jumlah-jumlah tersebut. Oleh karena itu, anggaran yang dihasilkan
adalah target yang lebih mudah bagi mereka untuk dicapai.
Budgetary slack merupakan langkah pembuat anggaran untuk mencapai
target yang lebih mudah dicapai padahal kapasitas sesungguhnya masih jauh lebih
tinggi. Banyak pembuat anggaran cenderung untuk menganggarkan pendapatan

8
agak lebih rendah dan pengeluaran agak lebih tinggi dari estimasi terbaik mereka
mengenai jumlah-jumlah tersebut. Oleh karena itu, anggaran yang dihasilkan
adalah target yang lebih mudah bagi mereka untuk dicapai.
Penjelasan konsep senjangan anggara (budgetary slack) dapat dimulai dari
pendekatan agency theory. Praktik senjangan anggaran dalam perspektif agency
theory dipengaruhi oleh adanya konflik kepentingan antara agen (manajemen) dan
principal yang timbul ketika setiap pihak berusaha untuk mencapai atau
mempertahankan tingkat kemakmuran yang dikehendakinya (Ikhsan dan Ishak,
2005: 56).
Dari sekian uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa budgetary slack
dapat dipahami sebagai sebuah interpretasi dari setiap pihak-pihak yang terlibat
dalam perencanaan dan penyusunan anggaran terhadap bagaimana suatu
pencapaian diperoleh terkait dengan sasaran dan tujuan dari organisasi tersebut,
baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang yang di dalamnya melibatkan
sumber daya secara optimal untuk memberikan output yang maksimal.
b. Faktor yang mempengaruhi Slack Anggaran
Dunk (dalam Anissarahma, 2008), berdasarkan telaah literatur atas hasil
penelitian lainnya menyatakan bahwa terdapat tiga variabel yang sudah terbukti
mempengaruhi terjadinya senjangan anggaran, tiga variabel tersebut dibagi dalam
tiga level, yaitu:
1. Level organisasional
a) Partisipasi dalam penyusunan anggaran.
b) Informasi yang asimetri.
c) Gaya penilaian yang superior.
d) Pengaruh bersama dari gaya penilaian dan informasi yang asimetri.
e) Kemampuan superior dalam mendeteksi senjangan anggaran.
f) Realisasi rencana pengurangan gaji.
g) Ketidakjelasan tugas.
2. Level lingkungan – situasi yang membingungkan.
3. Level individual – menyukai resiko.
c. Indikator Slack Anggaran

9
Dalam penelitian iniindikator yang digunakan untuk variabel senjangan
(slack) anggaran mengacu pada pendapat Dunk (1993) dalam Anissarahma
(2008), sebagai berikut.
1. Kemampuan standar anggaran dalam mendorong produktivitas yang tinggi.
2. Kemampuan dalam mencapai anggaran.
3. Kemampuan dalam memonitor pengeluaran.
4. Ada tidaknya tuntutan khusus dalam anggaran.
5. Kemampuan target anggaran dalam mendorong pihak manajemen untuk
meningkatkan efisiensi dalam pusat pertanggungjawaban.
6. Tingkat kesulitan target umum yang ditetapkan dalam anggaran.

2.1.2 PartisipasiAnggaran
a. Pengertian PartisipasiAnggaran
Kenis (1999) anggaran tidak hanya sebagai rencana keuangan yang
menetapkan biaya dan pendapatan pusat pertanggungjawaban dalam suatu
perusahaan, tetapi juga merupakan alat bagi manajer tingkat atas untuk
mengendalaikan, mengkoordinasikan, mengkomunikasikan, mengevaluasi
kinerjadanmemotivasi bawahan.
Mulyadi (1993), menyatakan bahwa anggaran memiliki dua peranan
penting yaitu sebagai perencanaan dan kriteria kinerja. Anggaran sebagai
perencanaan berisi tentang rencana-rencana keuangan organisasi di masa yang
akan datang, sedangkan anggaran sebagai kriteria kinerja berfungsi sebagai bagian
dari proses pengendalian manajemen yang dapat dinyatakan secara formal. Proses
penggangaran dapat dilakukan dengan metoda top down, bottom up, dan
partisipasi anggaran. Partisipasi anggaran inilah yang sering dihubungkan dengan
budgetary slack.
Anggaran adalah laporan-laporan formal sumber daya-sumber daya
keuangan yang disisihkan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu selama
periode waktu yang ditetapkan. Anggaran menunjukan pengeluaran, penerimaan,
atau laba yang direncanakan di waktu yang akan datang. Anggaran mencerminkan
sasaran, rencana dan program program organisasi yang dinyatakan dalam bentuk
bilangan.

10
Angka-angka perencanaan ini menjadi standar di mana pelaksanaan di
waktu yang akan datang diukur. Anggaran merupakan peralatan pengawasan yang
digunakan sangat meluas baik dalam dunia bisnis maupun pemerintahan.
Anggaran juga menjadi alat utama pengkoordinasian kegiatan-kegiatan organisasi.
Interaksi antara manajer dan bawahan selama proses penyusunan anggaran akan
membantu penentuan dan integrasi kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan
pada anggota organisasi.
Aspek perilaku pelaksana anggaran dipertimbangkan melalui hal- hal
berikut ini (Nafarin, 2007):
1) Anggaran harus dibuat realistis mungkin dan secermat mungkin sehingga
tidak terlalu rendah atau terlalu tinggi. Anggaran yang dibuat terlalu rendah
tidak menggambarkan kedinamisan, sedangkan anggaran yang dibuat terlalu
tinggi hanyalah angan-angan.
2) Untuk memotivasi manajer pelaksana diperlukan partisipasi manajemen
puncak (direksi).
3) Anggaran yang dibuat harus mencerminkan keadilan, sehingga pelaksana tidak
merasa tertekan tetapi justru termotivasi.
4) Untuk memebuat laporan realisasi anggaran diperlukan laporan yang akurat dan
tepat waktu, sehingga apabila terjadi penyimpangan yang merugikan dapat segera
diantisipasi lebih dini.
Brownell (2002), partisipasi penyusunan anggaran adalah suatu proses
dimana individu-individu terlibat didalamnya dan mempunyai pengaruh pada
penyusunan target angaran, yang kinerjanya akan dievaluasi dan kemungkinan
akan dihargai atas dasar pencapaian target anggaran mereka. Selain itu, Kemudian
pengertian partisipasi dipertegas oleh Kennis (1999) adalah tingkat keikutsertaan
manajer tingkat menengah dan bawah dalam menyusun anggaran.
Partisipasi secara luas pada dasarnya merupakan proses organisasional,
dimana individu terlibat dan mempunyai pengaruh secara langsung terhadap para
individu tersebut. Mereka sering terlibat dalam menentukan tujuan organisasi,
juga aspek lain dari anggaran karena mereka biasanya sangat mengetahui operasi
yang sedang dianggarkan atau karena manajemen tingkat atas ingin mendapatkan
keuntungan motivasi dari partisipasi bawahan mereka. Keikutsertaan mereka

11
dalam proses penyusunan anggaran merupakan suatu pendekatan yang efektif
terhadap perbaikan motivasi dan perilaku individu dalam setiap bagian organisasi.
Partisipasi dalam penyusunan anggaran membuat para pelaksana anggaran
lebih memahami masalah-masalah yang mungkin timbul pada saat pelaksanaan
anggaran, sehingga partisipasi dalam penyusunan anggaran dapat meningkatkan
efisiensi. Dengan partisipasi memungkinkan para pelaksana anggaran dapat
berkomunikasi, berinteraksi satu sama lain, sehingga dengan mudah dapat
meningkatkan kerja sama untuk mencapai tujuan organisasi.
Milani (Yuwono, 1999) menjelaskan bahwa dengan menyusun anggaran
secara partisipatif diharapkan kinerja para manajer bawahannya akan meningkat.
Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa ketika suatu tujuan atau standar yang
dirancang secara partisipatif disetujui, maka karyawan akan bersungguh-sungguh
dalam tujuan atau standar yang sudah ditetapkan, dan karyawan juga memiliki
rasa tanggung jawab pribadi untuk mencapainya bahwa partisipasi anggaran dapat
meningkatkan kualitas anggaran yang dibuat dan berdampak positif terhadap
kinerja bawahan dalam menyumbangkan masukan penyusunan anggaran.
b. Indikator PartisipasiAnggaran
Dalam penelitian iniindikator yang digunakan untuk variabel
partisipasianggaran mengacu pada pendapat Milani, 1975 dalam Anissarahma,
2008), sebagai berikut.
1. Keikutsertaan ketika anggaran sedang disusun.
2. Kemampuan memberikan pendapat dalam penyusunan anggaran.
3. Frekuensi memberikan pendapat/usulan tentang anggaran kepada atasan.
4. Memiliki pengaruh atas anggaran final.
5. Frekuensi atasan meminta pendapat ketika anggaran disusun.
6. Kontribusi dalam penyusunan anggaran.

2.1.3 Budget Emphasis


a. Pengertian Budget Emphasis
Anggaran merupakan salah satu alat perencanaan sekaligus sebagai alat
pengendalian organisasi. Sebagai alat perencanaan, anggaran dapat dipakai untuk
merencanakan berbagai aktivitas suatu pusat pertanggungjawaban, agar

12
pelaksanaan aktivitasnya sesuai dengan rel yang telah digariskan. Sedang
anggaran dapat berfungsi sebagai alat untuk pengendalian, manakala anggaran
tersebut dapat dipakai sebagai tolok ukur kinerja pusat pertanggungjawaban.
Ketika suatu organisasi menggunakan anggaran sebagai satu tolok ukur
kinerja, maka bawahan akan berusaha meningkatkan kinerjanya dengan dua cara
yaitu yang pertama, meningkatkan performance, sehingga realisasianggarannya
lebih tinggi daripada yang telah dianggarkan. Sedang cara yang kedua adalah
dengan cara membuat anggaran mudah untuk dicapai atau dengan kata lain
melonggarkan anggaran dengan suatu cara, misalnya dengan merendahkan target
pendapatan dan meninggikan biaya perusahaan, sehingga anggaran tersebut
mudah untuk dicapai, dalam hal ini akan menimbulkan senjangan anggaran.
Alasan utama manajer tingkat bawah berusaha melakukan senjangan
adalah untuk meningkatkan kesempatan memperoleh penghasilan yang lebih
apabila penghargaan yang diberikan ditandai dengan pencapaian anggaran, maka
mereka akan cenderung membangun senjangan dalam anggarannya melalui proses
partisipasi (Lowe & Shaw, 1968; Schiff & Lewin, 1968; Waller, 1988 dalam
Afiani, 2010).
Sedangkan Welsch, Hilton dan Gordon (2000: 47) mengemukakan bahwa:
Ada suatu bukti penting yang menganjurkan agar penyelia sering
mengasumsikan anggaran dapat digunakan sebagai penekan yang efektif untuk
meningkatkan produktivitas. Apa yang sering tidak diperkirakan oleh penyelia
adalah dampak terhadap perilaku dari tekanan anggaran. Salah satu pengaruh
adalah bahwa karyawan dapat secara sadarberusaha untuk tidak menunjukkan
kinerja yang lebih baik dari yang dianggarkan agarmengurangi kemungkinan
penentuan tingkatan kinerja yang dianggarkan lebih tingggi.

Anggaran yang terlalu tinggi,dapat mengakibatkan karyawan sering bereaksi


terhadap tekanan anggaran dengan menjadi tegang, sehingga bawahan tidak
termotivasi untuk mencapaitujuanyang diharapkan. Sebaliknya anggaran yang
yang terlalu longgar juga tidak baik.Anggaranyang terlalu longgar tidak
memberikan motivasi pada para manajer bawah untuk meraih prestasi yang lebih
tinggi. Anggaran yang ideal adalah anggaran yang dapat memberikan tantangan,

13
namun bersifat attainable (dapat dicapai), (Garisson, Noreen, dan Brewer, 2007:
12).
b. Indikator Budget Emphasis
Dalam penelitian iniindikator yang digunakan untuk variabel Budget
Emphasis mengacu pada pendapat Hopwood (1972) (dalam Anissarahma, 2008)
sebagai berikut:
1. Kemampuan memberikan.
2. Besarnya penghasilan yang diperoleh.
3. Kemampuan terhadap usahayang dicurahkan untukpekerjaan
4. Kesungguhan dalammemperhatikan kualitas
5. Kemampuan dalammencapai target anggaran
6. Kemampuan menjali hubungan yang baik denganatasan/bawahan
7. Efisiensi dalammenjalankan operasi unit.
8. Kemampuan dalammenyikapi pekerjaan.
9. Kemampuan dalambersosialisasi dengankelompok staf.

2.2 Penelitian Terdahulu


Beberapa penelitian terdahulu yang memiliki relevansi dengan penelitian
ini adalah sebagai berikut.
Penelitian yang dilakukan Titis Triminarni (2014). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa partisipasi anggaran dan budget emphasis berpengaruh
signifikan terhadap slack anggaran, sedangkan informasi asimetris berpengaruh
tidak signifikan terhadap slack anggaran.
Penelitian yang dilakukan Maya Triana, Yuliusman, Wirmie Eka Putra.
2012. Secara simultan partisipasi anggaran, budget emphasis, dan locus of control
memiliki pengaruh terhadap slack anggaran. Berdasarkan uji t, secara parsial
partisipasi anggaran dan budget emphasis memiliki pengaruh terhadap slack
anggaran, sedangkan secara parsial tidak ada pengaruh locus of control terhadap
slack anggaran.
Penelitian yang dilakukan Khoirul Huda, Ni Kadek Sinarwati, Nyoman
Trisna Herawati. 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi anggaran
berpengaruh positif dan signifikan terhadap senjangan anggaran. Sedangkan

14
budaya organisasi tidak memoderasi pengaruh partisipasi anggaran terhadap
senjangan anggaran.
Penelitian yang dilakukanNiLuh Srimuliani,Lucy Sri Musmini, Nyoman
Trisna Herawati. 2014. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa (1) partisipasi
anggaran berpengaruh signifikan negatif terhadap senjangan anggaran (2)
komitmen organisasi berpengaruh signifikan negatif terhadap senjangan anggaran
(3) job relevant information berpengaruh signifikan negatif terhadap senjangan
anggaran dan (4) partisipasi anggaran, komitmen organisasi, dan job relevant
information berpengaruh signifikan terhadap senjangan anggaran.
Penelitian yang dilakukan Marfuah dan Amanda Listiani. 2014. Hasil
penelitian ini membuktikan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh positif
terhadap senjangan anggaran. Hal ini berarti semakin besar keterlibatan para
pejabat di tingkat Fakultas yang meliputi Dekan, Wakil Dekan, Ketua Jurusan dan
Sekretaris Jurusan dalam penyusunan anggaran maka semakin besar pula
senjangan anggaran dan sebaliknya.
Penelitian yang dilakukan Mai Elva Sundari. 2015. Hasil pengujian
hipotesis menunjukkan bahwa partisipasi anggaran dan penekanan anggaran
berpengaruh signifikan terhadap senjangan anggaran.

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu yang relevan


No Alat
Nama, Tahun, Judul Variabel Penelitian Hasil Penelitian
Analisis

1. Titis Triminarni. Variabel Partisipasi


2014. Analisis Independen:Partisipasi anggaran dan
Pengaruh Anggaran, Budget budget
Partisipasi Emphasis, Dan emphasis
Anggaran, Informasi Asimetris berpengaruh
BudgetEmphasis, Variabel Dependen: signifikan terhadap
Dan Informasi Slack Anggaran slack anggaran,
Asimetris sedangkan
TerhadapSlack informasi asimetris
Anggaran (Studi berpengaruh tidak
Pada Satuan signifikan terhadap
KerjaPemerintah slack anggaran.
Daerah Kabupaten
Wonogiri).

15
2 Maya Triana, Variabel Secara simultan
Yuliusman, Wirmie Independen:Partisipasi partisipasi
Eka Putra. 2012. Anggaran, Budget anggaran, budget
Pengaruh Emphasis, Dan Locus emphasis, dan
Partisipasi of Control. locus of control
Anggaran, Budget Variabel Dependen: memiliki pengaruh
Emphasis, dan Slack Anggaran. terhadap slack
Locus of Control anggaran.
Terhadap Slack Berdasarkan uji t,
Anggaran (Survei secara parsial
Pada Hotel partisipasi
Berbintang di Kota anggaran dan
Jambi). budget emphasis
memiliki pengaruh
terhadap slack
anggaran,
sedangkan secara
parsial tidak ada
pengaruh
locus of control
terhadap slack
anggaran.
3 Khoirul Huda, Ni Variabel Hasil penelitian
Kadek Sinarwati, Independen:Partisipasi menunjukkan
Nyoman Trisna Anggaran. bahwa partisipasi
Herawati. 2014. Variabel Dependen: anggaran
Pengaruh SenjanganAnggaran. berpengaruh
Partisipasi positif dan
Anggaran Terhadap signifikan terhadap
Senjangan senjangan
Anggaran dengan anggaran.
Budaya Organisasi
Sebagai Variabel
Pemoderasi Pada
PT. Pos Indonesia
(Persero) Singaraja.
4 Ni Luh Srimuliani, Variabel Hasil penelitian ini
Lucy Sri Musmini, Independen:Partisipasi membuktikan
Nyoman Trisna Anggaran, Komitmen bahwa (1)
Herawati. 2014. Organisasi dan Job partisipasi
Pengaruh Relevant Information anggaran
Partisipasi (JRI). berpengaruh
Anggaran, Variabel Dependen: signifikan negatif
Komitmen SenjanganAnggaran. terhadap senjangan
Organisasi dan Job anggaran (2)
Relevant komitmen
Information (JRI) organisasi
terhadap Senjangan berpengaruh

16
Anggaran signifikan negatif
(Budgetary Slack) terhadap senjangan
(Studi Empiris anggaran (3) job
Pada Satuan Kerja relevant
Perangkat Daerah information
di Kabupaten berpengaruh
Buleleng). signifikan negatif
terhadap senjangan
anggaran dan (4)
partisipasi
anggaran,
komitmen
organisasi, dan job
relevant
information
berpengaruh
signifikan terhadap
senjangan
anggaran.
5 Marfuah dan Variabel Hasil pengujian
Amanda Listiani. independen:partisipasi hipotesis
2014. Pengaruh anggaran. menunjukkan
partisipasi Variabel dependen: bahwa partisipasi
anggaran terhadap senjangananggaran. anggaran dan
senjangan anggaran penekanan
dengan anggaran
menggunakan berpengaruh
komitmen signifikan terhadap
organisasi, dan senjangan
informasi asimetri anggaran.
sebagai variabel
pemoderasi.
6 Mai Elva Sundari. Variabel Hasil pengujian
2015. Pengaruh independen:penekanan hipotesis
asimetri informasi, anggaran. menunjukkan
penekanan Variabel dependen: bahwa partisipasi
anggaran, senjangananggaran anggaran
komitmen berpengaruh
organisasi dan signifikan terhadap
locus of control senjangan
terhadap hubungan anggaran.
partisipasi
anggaran dengan
senjangan anggaran
(studi empiris pada
satuan kerja
perangkat Daerah
Kota Sawahlunto).

17
Sumber: data sekunder, diolah 2016.

2.3 Kerangka Pemikiran dan Rumusan Hipotesis


2.3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
Setiap perusahaan memerlukan anggaran untuk mencapai target yang
diharapkan. Anggaran merupakan suatu alat penting dalam perencanaan, dengan
adanya anggaran seluruh program dapat lebih mudah diawasi dan dikendalikan.
Pengawasan dengan menggunakan anggaran menjadi lebih mudah karena setiap
bagian telah memiliki rencana program yang akan dilaksanakan dengan sejumlah
dana yang dianggarkan. Jika terdapat penyimpangan akan dengan mudah
ditemukan dengan membandingkan antara jumlah aktual dengan yang
dianggarkan sebelumnya.
Pada praktiknya, bawahan terkadang memberikan informasi yang semu
dan bias. Hal ini disebabkan karena ingin mencapai target. Disamping itu, ketika
atasan menilai kinerja bawahan dari pencapaian target, maka bawahan cenderung
membuat anggaran yang mudah dicapai untuk mendapatkan kompensasi dengan
merendahkan pendapatan dan meninggikan biaya, yang disebut budgetary slack.

2.3.2 Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran


Setiap perusahaan memerlukan anggaran untuk mencapai target yang
diharapkan. Dalam penyusunan anggaran, partisipasi memiliki banyak
keunggulan, namun ada peneliti yang menemukan masalah yang ditimbulkan dari
partisipasi anggaran. Onsi (1973) berpendapat bahwa sering terjadi bawahan
berusaha menciptakan senjangan anggaran selama proses penyusunan anggaran
dengan cara memasukkan informasi yang bias terhadap kondisi operasional
organisasi di masa mendatang. Penelitian yang dilakukan Khoirul Huda,Ni Kadek
Sinarwati, Nyoman Trisna Herawati (2014), menunjukkan bahwa partisipasi
anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap senjangan anggaran. Senada
dengan penelitian yang dilakukan Ni Luh Srimuliani, Lucy Sri Musmini, Nyoman
Trisna Herawati (2014), yang membuktikan partisipasi anggaran berpengaruh
signifikan negatif terhadap senjangan anggaran. Argumen yang diajukan adalah
bahwa semakin tinggi partisipasi yang diberikan kepada bawahan, bawahan akan
cenderung berusaha agar anggaran yang telah mereka susun mudah dicapai, salah
18
satu cara yang digunakan adalah dengan melonggarkan anggaran atau
menciptakan slack.
Berdasarkan uraian di atas dirumuskan hipotesis berikut:
H1 : Partisipasi anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap
senjangan anggaran.

2.3.3 Pengaruh Budget Emphasis Terhadap Senjangan Anggaran


Penekanan anggaran merupakan keadaan dimana atasan menilai kinerja
bawahan berdasarkan tingkat pencapaian anggaran, sehingga keadaan ini dapat
menyebabkan bawahan melakukan senjangan anggaran dengan mengurangi
anggaran pendapatan dan meningkatkan anggaran biaya. Menurut Mai Elva
Sundari. 2015, bahwa pengaruh asimetri informasi, penekanan anggaran, terhadap
hubungan partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran.
Penekanan anggaran atau budget emphasis terjadi bilamana anggaran
disuatu organisasi merupakan satu faktor yang paling dominan dalam pengukuran
kinerja bawahan. Penelitian Ni Kadek Erni Apriantini, dkk (2014), menunjukkan
hasil bahwa penekanan anggaran berpengaruh positif signifikan terhadap
hubungan partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran. I Ketut Sujana (2009:
355) menyatakan bahwa apabila dalam suatu organisasi anggaran yang telah
disusun digunakan sebagai tolok ukur kinerja, maka bawahan akan meningkatkan
kinerjanya dengan dua cara, yaitu dengan meningkatkan performance sehingga
realisasi anggarannya lebih tinggi daripada yang telah dianggarkan atau dengan
melonggarkan anggaran pada saat penyusunan anggaran tersebut, maka bawahan
dikatakan melakukan upaya menciptakan senjangan (slack).
Berdasarkan uraian di atas dirumuskan hipotesis berikut:
H2: Budget Emphasisberpengaruh positif dan signifikan terhadap
senjangan anggaran.

Kerangka berpikir dalam penelitian ini berdasarkan hubungan antar


variabel terlihat sebagaimana bagan sebagai berikut.

19
Partisipasi Anggaran
(X1)

Slack Anggaran
(Y)

Budget Emphasis
(X2)

Gambar 2.1 : Kerangka Berfikir

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel


3.1.1 Populasi Penelitian
Menurut Sugiyono (2008: 117) populasi merupakan wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.Populasi penelitian ini adalah seluruhpegawai di BPR BKK Kota
Semarang yang terdiri dari 26 ? kantorBPR BKK diKota Semarang, khususnya
pegawai yang memiliki keterlibatan langsung dalam penyusunan anggaran yaitu
direktur, manajer utama, menengah, dan menengah bawa yang berjumlah……..
orang.

3.1.2 Sampel Penelitian


Sampel adalahsebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto,
2006:131). Jika populasi diatas 100 maka diambil 10%-25%, dan jika populasi di
bawah 100 maka diambil semua untuk diteliti. Sebagaimana populasi yang ada,

20
maka sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah ………… orang atau
disebut dengan penelitian populasi.

3.2 Variabel Penelitian dan Cara Pengukuran Variabel


3.2.1 Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel
terikat:
1. Variabel bebas (independent variable) yaitu:
a. Partisipasi anggaran (X1)
Variabel partisipasi anggaran diukur dengan 6 indikator dengan menggunakan
skala likert 1-5. Adapun indikator variabel senjangan anggaran sebagai berikut.
1) Keikutsertaan ketika anggaran sedang disusun.
2) Kemampuan memberikan pendapat dalam penyusunan anggaran
3) Frekuensi memberikan pendapat/usulan tentang anggaran kepada atasan.
4) Memiliki pengaruh atas anggaran final.
5) Frekuensi atasan meminta pendapat ketika anggaran disusun.
6) Kontribusi dalam penyusunan anggaran.
b. Budget Emphasis(X2)
Variabel Budget Emphasis diukur dengan 9 indikator dengan menggunakan
skala likert 1-5. Adapun indikator variabel senjangan anggaran sebagai berikut.
1) Kemampuan memberikan.
2) Besarnya penghasilan yang diperoleh.
3) Kemampuan terhadap usaha yang dicurahkan untuk pekerjaan
4) Kesungguhan dalam memperhatikan kualitas
5) Kemampuan dalam mencapai target anggaran
6) Kemampuan menjali hubungan yang baik dengan atasan/bawahan.
7) Efisiensi dalam menjalankan operasi unit.
8) Kemampuan dalam menyikapi pekerjaan.
9) Kemampuan dalam bersosialisasi dengan kelompok staf.
2. Variabel terikat (dependent variable ) yaitu senjangan anggaran (Y).

21
Variabel senjangan anggaran diukur dengan 6 indikator dengan
menggunakan skala likert 1-5. Adapun indikator variabel senjangan anggaran
sebagai berikut.
1) Kemampuan standar anggaran dalam mendorong produktivitas yang tinggi.
2) Kemampuan dalam mencapai anggaran.
3) Kemampuan dalam memonitor pengeluaran.
4) Ada tidaknya tuntutan khusus dalam anggaran.
5) Kemampuan target anggaran dalam mendorong pihak manajemen untuk
meningkatkan efisiensi dalam pusat pertanggungjawaban.
6) Tingkat kesulitan target umum yang ditetapkan dalam anggaran.

3.3 Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner. Marzuki
(2005:44) mengemukakan,kuesioneradalah daftar pertanyaan yang mencakup
semua pertanyaan dan pertanyaan yang akan digunakan bisa melalui telepon, surat
ataupun tatap muka. Pertanyaan yang diajukan harus jelas dan tidak meragukan
responden. Penyebaran kuesioner untuk memperole data didasarkan skala Likert
dengan menggunakan 5 opsi jawaban, yaitu: (1) sangat tidak setuju, (2) tidak
setuju, (3) netral, (4) setuju dan (5) sangat setuju. Urutan setuju atau tidak setuju
dapat dibalik dari sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju (Indriantoro,
1999:28).Sebelum dapat digunakan, kuesioner terlebih dahulu harus diuji validitas
dan reliabilitasnya.Berdasarkan hasil pengujian kuesioner dapat diketahui apakah
kuesioner layak dan dapat dipergunakan untuk memperoleh data yang akan
dianalisis hasilnya.

3.4 Pengujian Instrumen Penelitian


Sebelum digunakan sebagai instrumen penelitian, maka terlebih dahulu
instrumen diuji coba sehingga terpenuhi validitas dan reliabilitas.
3.4.1 Uji Validitas.

22
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidak sahnya suatu
kuesioner. Kuesioner dikatakan valid apabila pertanyaan pada kuesioner mampu
mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner itu. Perhitungan untuk
menguji validitas dengan menggunakan rumus Product Moment Pearson. Kriteria
validitas yang dipakai apabila nilai Corrected item total corelation (r hitung)>
dari r table, maka pertanyaan adalah valid, dan sebaliknya apabila Corrected item
total corelation (r hitung) < dari r tabel maka pertanyaan tidak valid (Singgih
Santoso, 2003: 214). Berdasarkan pengujian validitas secara statistik dapat
diketahui baik secara manual maupun dengan bantuan program SPSS for
Windows Versi 20.
3.4.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel.Menurut Suharsimi Arikunto (1990: 168), bahwa suatu
instrumen cukup dipercaya baik digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik. Kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban
seseorang terhadap kuesioner stabil dari waktu ke waktu.Untuk menguji tingkat
reliabilitas suatu data digunakan rumus Alpha Cronbach(diolah dengan bantuan
SPSS). Kriteria reliabilitas yang digunakan adalah apabila nilai hasil hitung uji
reliabilitas (Alpha Cronbach) > 0,6.
3.4.3 Uji Normalitas
Pengujian normalitas adalah pengujian tentang ke-normalan distribusi data.
Asumsi yang harus dimiliki oleh data adalah bahwa data tersebut terdistribusi
secara normal, maksudnya adalah data akan mengikuti bentuk distribusi normal
dimana data memusat pada nilai rata-rata dan median (Santosa dan Ashari, 2005).
Untuk melihat apakah data terdistribusi secara normal atau tidak adalah dengan
melihat grafik PP plots dan juga Kolmogorov-smirnov pada program SPSS versi
20

3.4.4 Uji Asumsi Klasik


Data yang baik digunakan dalam model analisis regresi adalah data yang
terbebas dari asumsi klasik. Adapun pengujian data asumsi klasik meliputi:

23
a. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel bebas
yang memiliki kemiripan dengan variabel bebas lain dalam satu model (Nugroho,
2005). Deteksi multikolinearitas dapat dilihat dari beberapa hal sebagai berikut :
1) Jika nilai varian inflation factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak
kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakanbebasdari multikolinearitas.
2) Jika nilai koefisien korelasi antar masing-masing variabel kurang dari 0,7 maka
tidak terjadi multikolinearitas.
3) Jika nilai koefisien determinan, baik dilihat dari R² maupun R-Square diatas 0,60
namun tidak ada variabel bebas yang berpengaruh terhadap variabel terikat, maka
ditengarai terkena multikolinearitas.
b. Uji Heterokedatisitas
Asumsi heterokedatisitas adalah asumsi dalam regresi dimana varians dari
residual tidak sama untuk satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Dalam
regresi, salah satu asumsi yang harus dipenuhi adalah varians dari satu residual
dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tidak memiliki pola tertentu. Pola
ini ditunjukkan dengan nilai yang tidak sama antar satu varians dari residual.
Gejala yang tidak sama ini disebut gejala heterokedatisitas. Untuk menguji
heterokedatisitas ini adalah dengan melihat penyebaran varians residual (Santoso
dan Ashari, 2005).Cara memprediksi ada tidaknya heterokedatisitas dapat dilihat
dari pola gambar Scatterplot model tersebut.
Analisis pada scatterplot yang menyatakan model regresi linier berganda tidak
terdapat heterokedatisitas jika (Nugroho, 2005) :
a) Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau disekitar angka nol.
b) Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.
c) Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar
kemudian menyempit dan melebar kembali.
d) Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.

3.5 Metode Analisis Data

24
Analisis kuantitatif merupakan pengolahan data berupa angka-angka.
Dalam penelitian ini pengolahan data dengan menggunakan analisis sebagai
berikut (Husein Umar, 1997: 39):
a. Analisis Regresi Berganda
Metode analisis regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analasis Regresi Linier Berganda dengan dua (2) prediktor, karena terdiri dari dua
(2) variabel independen (X1 danX2) dan satu variabel dependen (Y).
Analisis regresi berganda adalah alat analisis yang dipergunakan untuk
menguji ada tidaknya pengaruh dari lebih dari satu variabel bebas terhadap
variabel terikat.Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh
antar variabel yaitu antara partisipasi anggaran (X1) dan budget emphasis(X2)
terhadap senjangan anggaran(Y). Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut :
Y = a + β1X1+ β2X2
(Anto Dajan, 1995: 370)
Di mana :
Y = senjangan anggaran
X1 = partisipasi anggaran
X2 = budget emphasis
a = Konstanta
β1 = Koefisien regresi berganda variabel partisipasi anggaran
β2 = Koefisien regresi berganda variabel budget emphasis

b. Uji Model
1. Koefisien Determinasi
Menurut Sugiyono (2013:88), Koefisien Determinasi (R2) pada intinya
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.Nilai R2 yang
kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi
variabel dependen amat terbatas.Nilai yang mendekati satu berarti variabel-
variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi-variasi dependen.

25
2. Uji F
Uji F adalah bagian uji statistik yang digunakan untuk membuktikan
pengaruh variable independen terhadap variable dependen secara serentak
(simultan). Pengujian uji F diuji dengan menggunakan statistik pada program
SPSS. Dalam melakukan estimasi data maka digunakan tingkat toleransi
kesalahan sebesar 5 % (0.05) dengan kriteria pengujian adalah (Arikunto, 2006:
75).
a) Jika nilai signifikansi < α maka keputusannya Ha diterima dan H0 ditolak berarti
dapat disimpulkan variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen secara simultan.
b) Jika nilai signifikansi > α maka keputusannya adalah Ha ditolak dan H0 diterima,
berarti dapat disimpulkan variabel independen tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen secara simultan.

c. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
t.Uji t digunakan untuk melihat pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat.Uji t merupakan uji statistik yang digunakan untuk melihat sejauh mana
pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Dalam
penelitian ini, pengujian uji t diuji dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 20.
Dalam melakukan estimasi data maka dipergunakan tingkat toleransi kesalahan
sebesar 5 %. Kriteria pengujiannya adalah (Arikunto, 2006):
a) Jika nilai signifikansi < α maka keputusannya Ha diterima dan H0 ditolak berarti
dapat disimpulkan variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen secara parsial.
b) Jika nilai signifikansi > α maka keputusannya adalah Ha ditolak dan H0 diterima,
berarti dapat disimpulkan variabel independen tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen secara parsial.
c) Jika nilai signifikansi < α maka keputusannya Ha diterima dan H0 ditolak berarti
dapat disimpulkan variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen secara simultan.

26
d) Jika nilai signifikansi > α maka keputusannya adalah Ha ditolak dan H0 diterima,
berarti dapat disimpulkan variabel independen tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen secara simultan.

27
DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, Rika Sari. 2008. Pengaruh Partisipasi Anggaran, Information


Asymetry, dan Budget Emphasis terhadap Slack Anggaran (Studi Pada
PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Daerah Istimewa Yogyakarta)
.Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.
Anissarahma, Dinni. 2008. Pengaruh Partisipasi Anggaran, Informasi Asimetris,
Budet Emphasis Dan Komitmen Organisasi Terhadap Timbulnya Slack
Anggaran. Yogyakarta: Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas
Islam Indonesia.
Dunk, Alan S. 1993. The Effect of Budget Emphasis and InformationAsymmetry
on the Relation Between Budgetary Participation and Slack.
TheAccounting Review, p. 400-410.
Herman, Edi. 2006. Penganggaran Korporasi: Suatu Pendekatan Terintegratif.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Huda, Khoirul, Ni Kadek Sinarwati, Nyoman Trisna Herawati. 2014. Pengaruh
Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran dengan Budaya
Organisasi Sebagai Variabel Pemoderasi Pada PT. Pos Indonesia
(Persero) Singaraja. e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014).
Ikhsan, Arfan dan Ishak. 2005. Akuntansi Keperilakuan. Jakarta: Salemba Empat.
Kristianto, Djoko. 2009. Pengaruh Information asymmetry dan Budget Emphasis
Sebagai Variabel Moderating Terhadap Hubungan Antara Budgetary
Participation dan Budgetary Slack. Surakarta: Fakultas Ekonomi
Universitas Slamet Riyadi,
Marfuah dan Amanda Listiani. 2014. Pengaruh partisipasi anggaran terhadap
senjangan anggaran dengan menggunakan komitmen organisasi, dan
informasi asimetri sebagai variabel pemoderasi. Jurnal Ekonomi dan
Bisnis Islam | Vol. VIII, No. 2, Juni. Hlm 200-217.
Rudianto. 2009. Penganggaran: Konsep dan teknik Penyusunan Anggaran.
Jakarta: Erlangga.
Srimuliani, Ni Luh; Lucy Sri Musmini; Nyoman Trisna Herawati. 2014.
Pengaruh Partisipasi Anggaran, Komitmen Organisasi dan Job
Relevant Information (JRI) terhadap Senjangan Anggaran (Budgetary
Slack) (Studi Empiris Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di
Kabupaten Buleleng). e-Journal S1 AK Universitas Pendidikan
Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No.1 Tahun 2014)
Sundari, Mai Elva. 2015. Pengaruh asimetri informasi, penekanan anggaran,
komitmen organisasi dan locus of control terhadap hubungan
partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran (studi empiris pada
satuan kerja perangkat Daerah Kota Sawahlunto). Jom FEKON Vol. 2
No.2 Oktober 2015. hlm. 1-15.

28
Triana, Maya; Yuliusman; Wirmie Eka Putra. 2012. Pengaruh Partisipasi
Anggaran, Budget Emphasis, dan Locus of Control Terhadap Slack
Anggaran (Survei Pada Hotel Berbintang di Kota Jambi). E-Jurnal
Binar Akuntansi Vol. 1 No. 1, September.

29
PENUTUP

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
dalam bahasan proposal skripsi ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
refrensi yang ada hubungannya dengan judul proposal skripsi ini.

Penulis sangat berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya proposal skripsi ini.
Dan penulisan proposal skripsi dikesempatan-kesempatan berikutnya.

Semoga proposal skripsi ini berguna bagi penulis dan bagi para pembaca
semuanya.

30

Anda mungkin juga menyukai