Sri Lapang
Sri Lapang
Sri Lapang
PENDAHULUAN
:
a. Kingdom Plantae (tumbuhan)
b. Devisi : Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)
c. Kelas : Liliopsida (berkeping satu \ monokotil)
d. Ordo : Poales
e. Famili : Poaceae (suku rumput rumputan)
f. Genus : Oryza
g. Species : Oryza sativa
c. Pengolahan Tanah
Untuk mendapatkan media tumbuh metode tanam padi SRI yang baik, maka
lahan diolah seperti menanam padi metode biasa yaitu tanah dibajak sedalam 25 sampai
30 cm sambil membenamkan sisa-sisa tanaman dan rumputrumputan, kemudian
digemburkan dengan garu, lalu diratakan sebaik mungkin sehingga saat diberikan air
ketinggiannya di petakan sawah akan merata. Penanaman dengan metode SRI dilakukan
dengan langkah-Iangkah sebagai berikut:
1. Bibit yang ditanam harus berusia muda, yaitu kurang dari 12 hari setelah semai yaitu
ketika bibit masih berdaun 2 helai.
2. Bibit padi ditanam tunggal atau satu bibit perlubang
3. Penanaman harus dangkal dengan kedalaman 1 -1,5 cm serta perakaran saat
penanaman seperti huruf l dengan kondisi tanah sawah saat tananaman tidak
tergenang air. Dalam pelaksanaan ujieoba metode SRI di areal binaan PT HM
Sampoerna Tbk. ada dua perlakuan dengan mempergunakan pupuk anorganik
(kimia) murni dan organic
e. Pemupukan Organik
Mol yang disemprotkan terbuat dari bahan-bahan sebagai berikut:
1. Penyemprotan I, di lakukan pad a saat umur 10 HST, dengan mempergunakan mol
yang terbuat dari daun gamal, dengan dosis 14 liter/ha.
2. Penyemprotan II, dilakukan pada saat umur 20 HST, dengan mempergunakan mol
yang terbuat dari batang pisang, dengan dosis 30 liter/ha.
3. Penyemprotan III, dilakukan pada saat umur 30 HST, dengan mempergunakan mol
yang terbuat dari urine sapi, dengan dosis 30 liter/ha.
4. Penyemprotan IV, dilakukan pada saat umur 40 HST, dengan mempergunakan mol
yang terbuat dari batang pisang, dengan dosis 30 liter/ha.
5. Penyemprotan V, dilakukan pada saat umur 50 HST, dengan mempergunakan mol
yang terbuat dari serabut kelapa, dengan dosis 30 liter/ha.
6. Penyemprotan VI, dilakukan pada saat umur 60 HST, dengan mempergunakan mol
yang terbuat dari buah-buahan dan sayur-sayuran, dengan dosis 30 liter/ha
7. Penyemprotan VI, dilakukan pada saat umur 70 HST, dengan mempergunakan mol
yang terbuat dari terasi, dengan dosis 30 liter/ha
8. Penyemprotan VI, dilakukan pada saat umur 80 HST, dengan mempergunakan mol
yang terbuat dari terasi, dengan dosis 30 liter/ha
f. Pemberian Air
Pemberian air, dengan eara terputus-putus (intermitten) dengan ketinggian air di
petakan sawah maksimum 2 em, paling baik maeak-maeak (0,5 em). Pada periode
tertentu petak sawah harus dikeringkan sampai pecah-pecah. Pemberian air terlalu
tinggi akan menyebabkan pertumbuhan akar terganggu dan pertumbuhan tunas tidak
optimal
g. Penyiangan
Penyiangan dilakukan dengan mempergunakan alat penyiang jenis landak atau
rotary weeder seperti yang dikembangkan DISIMP, atau dengan alat jenis apapun
dengan tujuan untuk membasmi gulma dan sekaligus penggemburan tanah. Penyiangan
dengan ngosrok atau mempergunakan rotary weeder, selain dapat mencabut rumput,
juga dapat menggemburkan tanah di celah-celah tanaman padi. Penggemburan tanah
bertujuan agar tercipta kondisi aerob di dalam tanah yang dapat berpengaruh baik bagi
akar-akar tanaman padi yang ada di dalam tanah. Penyiangan minimal 3 kali.
Penyiangan pertama dilakukan pada umur 10 hari setelah tanam dan selanjutnya
penyiangan kedua dilakukan pada umur 20 HST. Penyiangan ketiga pada umur 30 HST
dan penyiangan keempat pada umur40 HST.
5.3 Pemasaran
Adanya kebutuhan dan keinginan manusia menimbulkan permintaan terhadap
produk tertentu yang didukung oleh kemampuan membeli. Produk tersebut diciptakan
untuk memuaskan kebutuhan atau keinginan manusia sehingga timbul proses pertukaran
untuk memperoleh produk yang diinginkan atau dibutuhkan dengan menawarkan
sesuatu sebagai gantinya. Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang
didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai
dengan pihak lain. Sedangkan pemasaran juga dapat diartikan sebagai segala usaha
kegiatan yang berhubungan dengan perpindahan hak milik dan fisik dari hasil pertanian
dan kebutuhan usaha pertanian dari tangan produsen ke tangan konsumen. Ditinjau dari
segi ekonomis, kegiatan pemasaran bersifat produktif karena memberikan nilai tambah
dari kegiatan suatu barang. Konsep yang melandasi pemasaran adalah pertukaran
(Kotler,1997). Terjadinya pertukaran harus dipenuhi lima kondisi sebagai berikut:
1. Terdapat sedikitnya dua pihak.
2. Masing – masing pihak mempunyai sesuatu yang mungkin bernilai bagi orang lain.
3. Masing – masing pihak mampu berkomunikasi dan melakukan penyerahan.
4. Masing – masing pihak bebas menolak atau menerima tawaran.
5. Masing – masing pihak yakin bahwa berunding dengan pihak lain adalah layak dan
bermanfaat.
BAB 5. SIMPULAN
5.1 Simpulan
System of Rice Intensification (SRI) adalah suatu metode untuk meningkatkan
produktivitas padi dengan mengubah pengaturan tanaman, tanah, air, dan nutrisinya.
SRI adalah cara atau sistem penanaman padi dengan intensif, yang memperhatikan
dan mengutamakan pengelolaan sumber kekuatan alam, daur aliran energi dan siklus
nutrisi yang berawal terjadi pada tanah, potensi tumbuh dan berkembangnya tanaman
serta pengelolaan peranan atau fungsi air dalam mendukung dan memperkuat
berjalannya kehidupan alamiah di ekosistem pertanian. Pola tanam padi model SRI
adalah cara bertanam padi kembali ke alam.
Daftar Pustaka
Fitriadi, Farid. 2005. Analisis Pendapatan Dan Marjin Pemasaran Padi Ramah
Lingkungan. Bogor : Institut Pertanian Bogor.
Pusat Pelatihan Kewirausahaan Sampoerna. 2012. Tehnik dan Budidaya Penanaman
Padi System of Rice Intensification (SRI). Pasuruan : PT Sampoerna TBK.
Surono. 2004. Intensifikasi Sistem Pertanian SRI. Bogor : Institut Pertanian Bogor