Anda di halaman 1dari 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

1 BAB I
LATAR BELAKANG

1.1 Latar Belakang


Di Indonesia, tercatat ada 494 kasus tanah longsor yang terjadi pada tahun
2011 hingga 2014. Pada tahun 2014 bencana ini menyebabkan 269 korban tewas
dan puluhan rumah serta lahan rusak parah.

Longsor besar terakhir terjadi di tahun 2015 di Banjarnegara dengan korban


tewas 95 orang, korban hilang 14 orang, dan lebih dari 2038 orang mengungsi
dari rumahnya. Dari media Massa dapat diketahui bahwa tanda-tanda longsor
sudah ada. Bahkan di tempat kejadian ada yang mengambil video. Meskipun
begitu, banyaknya korban yang jatuh mengindikasikan adanya hal yang perlu
dibenahi. Peristiwa longsor atau bergesernya tanah dalam beberapa kasus tidak
berlangsung spontan, tapi adanya gejala-gejala yang mendahului seperti
pergeseran tanah. Tanda - tanda di atas sebenarnya bisa dikonversi menjadi
sebuah sistem peringatan dini yang diharapkan dapat menyelamatkan lebih
banyak nyawa.

Kejadian alam seperti tanah longsor dapat diketahui penyebabnya secara


digital menggunakan instrumen elektronika. Dalam pembuatan instrumen ini akan
dikembangkan sistem yang mampu mengamati pergeseran dan kelembapan tanah.

1.2 Rumusan masalah


1. Bagaimana cara membuat prototype untuk mengukur pergeseran dan
kelembapan tanah

2. Bagaimana mengonversi tanda-tanda longsor tersebut menjadi informasi


yang berguna bagi stakeholder

commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1.3 Batasan masalah


Parameter yang diukur adalah pergeseran dan kelembapan tanah.

1.4 Tujuan Penelitian


Membuat prototype sensor pendeteksi tanah longsor dan mampu memberi
peringatan dini

1.5 Manfaat penelitian


Diperoleh prototype sistem peringatan dini tanah longsor

commit to user

Anda mungkin juga menyukai