Catatan HNP
Catatan HNP
Sejak 5 hari SMRS, pasien mengeluh nyeri pinggang bawah kiri yang dirasakan
seperti tersetrum, menjalar hingga ke bokong dan paha bawah, dengan NRS 5-6.
Nyeri merupakan suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak
menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan yang sudah atau
berpotensi terjadi atau digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut.
Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri dirasakan oleh
individu, dimana pengukurannya sangat subjektif dan individual. Pengukuran nyeri
dengan pendekatan objektif yang paling mungkin menggunakan respon fisiologik
tubuh terhadap nyeri itu sendiri. Beberapa jenis pengukuran nyeri antara lain:
0 : tidak nyeri
1-3 : nyeri ringan, secara objektif pasien dapat berkomunikasi dengan baik
Pada pasien ini, skala nyeri yang digunakan adalah NRS, dimana pasien memberi
nilai 5-6 untuk skala nyeri 1-10.
Nyeri pinggang bawah (low back pain, LBP) adalah nyeri di daerah punggung antara
sudut bawah kosta sampai lumbosakral atau sakroiliakal. Nyeri juga bisa menjalar ke
daerah lain seperti punggung bagian atas dan pangkal paha. LBP disebabkan oleh
macam-macam stimulus pada ruas-ruas kolumna vertebrae.
Reseptor nosiseptif di vertebrae terdistribusi melalui: kulit dan jaringan subkutan ”
jaringan adiposa ” fasia dan ligamen ” periosteum ” duramater ” kapsula fibrosa
sendi apofisis dan sakroiliaka.
Viserogenik, merupakan LBP yang terjadi akibat adanya proses patologis di ginjal
atau organ di daerah pelvis serta tumor retroperitoneal. Nyeri tidak bertambah berat
dengan aktivitas tubuh dan tidak berkurang dengan istirahat.
Neurogenik, merupakan LBP yang bersumber dari adanya penekanan pada saraf
pinggang bawah, misalnya pada neoplasma, arakhnoiditis, dan stenosis kanalis
spinalis.
Vaskulogenik, merupakan LBP yang bersumber dari adanya gangguan vaskular di
sekitar punggung bawah, contohnya adalah pada aneurisma atau penyakit vaskuler
perifer dapat menimbulkan nyeri punggung atau nyeri menyerupai iskialgia.
Insufisiensi arteri glutealis superior menimbulkan nyeri di daerah pantat yang
memberat saat berjalan dan mereda pada saat diam berdiri.
Spondilogenik, merupakan LBP yang bersumber dari adanya proses patologis di
kolumna vertebralis, baik unsur tulang (osteogenik), diskus intervertebralis
(diskogenik), miofasial (miogenik), dan proses patologis di artikulatio sakroiliaka.
Psikogenik, merupakan LBP yang disebabkan faktor psikogenik seperti ketegangan
jiwa, cemas, dan depresi serta ditegakkan setelah menyingkirkan sebab organik
dengan pemeriksaan penunjang lengkap.
Pada pasien ini, LBP yang terjadi mungkin akibat neurogenik, spondilogenik, atau
psikogenik. Kecurigaan tidak mengarah ke LBP viserogenik karena pasien merasa
nyeri berkurang dengan beristirahat dan tidak mengarah ke vaskulogenik karena
nyeri tidak memberat saat berjalan. LBP spondilogenik yang terjadi akibat gangguan
struktur tulang juga dapat menimbulkan LBP neurogenik.
Perubahan pada sendi sakro-iliaka, dimana gejala yang timbul adalah rasa nyeri
pada sakrumakibat adanya penekanan. Nyeri dapat bertambah saat batuk dan saat
posisi supinasi. Pada pemeriksaan, tes laseque positif dan pergerakan kaki pada sendi
panggul terbatas.
Perubahan pada sendi lumbo-sakral; trauma dapat menyebabkan perubahan antara
vertebra lumbal V dan sakrum, serta dapat menyebabkan robekan ligamen atau fasia.
Keadaan ini dapat menimbulkan nyeri yang hebat di atas vertebra L-V atau S-I dan
dapat menyebabkan keterbatasan gerak.
Perubahan jaringan
Kelompok penyakit ini disebabkan karena terdapat perubahan jaringan pada tempat
yang mengalami sakit. Perubahan jaringan tersebut tidak hanya pada daerah
pinggang bagian bawah, tetapi terdapat juga di sepanjang punggung dan anggota
bagian tubuh lain. Beberapa jenis LBP yang disebabkan oleh perubahan jaringan
antara lain:
Faktor resiko LBP meliputi usia, jenis kelamin, berat badan, etnis, merokok,
pekerjaan, paparan getaran, angkat beban yang berat yang berulang-ulang,
membungkuk, duduk lama, geometri kanal lumbal spinal dan faktor psikososial. Sifat
dan karakteristik nyeri yang dirasakan pada penderita LBP bermacam-macam
seperti nyeri terbakar, nyeri tertusuk, nyeri tajam, hingga terjadi kelemahan pada
tungkai. Nyeri ini terdapat pada daerah lumbal bawah, disertai penjalaran ke daerah-
daerah lain, antara lain sakroiliaka, koksigeus, bokong, ke lateral bawah atau
posterior paha, tungkai, dan kaki.
Pada LBP perlu diwaspadai adanya red flag, yaitu tanda dan gejala yang menandai
adanya kelainan serius yang mendasari nyeri. Red flag dapat diketahui melalui
anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pada pasien ini, tidak didapatkan adanya red
flag LBP, seperti gangguan BAK dan BAB, kelemahan anggota gerak, demam,
penurunan berat badan, riwayat trauma, baal, dan lain-lain. Namun, untuk
mengetahui lebih lanjut tetap diketahui melalui pemeriksaan fisik.
DIAGNOSIS SEMENTARA
Diagnosis klinis : nyeri pinggang kiri (+) menjalar hingga ke bokong dan paha
bawah
Diagnosis etiologis : HNP dd/ stenosis kanalis spinalis dd/ sindrom piriformis dd/
radikulopati lumbosakral
DISKUSI II
Pada pemeriksaan fisik didapatkan hasil positif pada tes provokasi n. ischiadicus,
yaitu Laseque, Sicard, Bragard, Valsava, Door-bell, Bonnet, Spurling, dan Naffziger.
Hasil positif ini menunjukkan adanya perangsangan pada n. ischiadicus, atau
disebut ischialgia. Cara-cara dari pemeriksaan tersebut antara lain:
Laseque: tungkai pasien diangkat secara perlahan tanpa fleksi di lutut, positif bila
pada sudut <60º terasa sakit menjalar mulai dari bokong hingga ujung kaki (sepanjang
n. ischiadicus).
Sicard: dilakukan seperti Laseque dengan disertai dorsofleksi ibu jari kaki, positif bila
terasa nyeri sepanjang n. ischiadicus.
Bragard: dilakukan seperti Laseque dengan disertai dorsofleksi kaki, positif bila terasa
nyeri sepanjang n. ischiadicus.
Valsava: dilakukan saat penderita duduk dan diminta mengejan, positif bila terasa
nyeri sepanjang n. ischiadicus.
Door-bell: dilakukan perkusi dengan palu refleks pada daerah lumbal bawah, positif
bila terasa nyeri pada paha dan tungkai.
Bonnet: dilakukan seperti Laseque disertai adduksi dan rotasi internal pada tungkai,
positif bila terasa nyeri sepanjang n. ischiadicus.
Spurling: dilakukan seperti Laseque dengan disertai fleksi pada leher, positif bila
terasa nyeri sepanjang n. ischiadicus.
Naffziger: penderita dalam posisi tegak dilakukan penekanan pada vena jugularis dan
meminta pasien mengejan, positif bila terasa nyeri radikular pada radiks saraf yang
sakit.
Sebelum dilakukan tes provokasi n. ischiadicus, perlu dilakukan tes penilaian
kelainan sendi sakro-iliaka yaitu tes Patrick dan Contra-Patrick. Karena didapatkan
hasil negatif maka kelainan sendi sakro-iliaka disangkal. Pada pasien ini tidak
didapatkan keterlibatan gangguan motorik maupun gangguan sensorik. Kekuatan
anggota gerak masing-masing dinilai 5 dan pemeriksaan sensibilitas masih baik.
HNP (Hernia Nukleus Pulposus) yaitu keluarnya nukleus pulposus dari discus
melalui robekan annulus fibrosus hingga keluar ke belakang atau dorsal menekan
medulla spinalis atau mengarah ke dorsolateral menekan radix spinalis sehingga
menimbulkan gangguan.
Dengan bertambahnya usia, kadar air nukleus pulposus menurun dan diganti oleh
fibrokartilago. Sehingga pada usia lanjut, diskus ini tipis dan kurang lentur, dan sukar
dibedakan dari anulus. Ligamen longitudinalis posterior di bagian L5-S1 sangat
lemah, sehingga HNP sering terjadi di bagian postero lateral.
Daerah lumbal, khususnya daerah L5-S1 mempunyai tugas yang berat, yaitu
menyangga berat badan. Diperkirakan 75% berat badan disangga oleh sendi L5-S1.
Mobilitas daerah lumabal terutama untuk gerak fleksi dan ekstensi sangat tinggi.
Diperkirakan hamper 57% aktivitas fleksi dan ekstensi tubuh dilakukan pada sendi
L5-S1
Daerah lumbal terutama L5-S1 merupakan daerah rawan karena ligamentum
longitudinal posterior hanya separuh menutupi permukaan posterior diskus. Arah
herniasi yang paling sering adalah postero lateral.
Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya HNP:
Nyeri yang timbul dapat berupa nyeri inflamasi pada jaringan dengan terlibatnya
berbagai mediator inflamasi; atau nyeri neuropatik yang diakibatkan lesi primer pada
sistem saraf. Iritasi neuropatik pada serabut saraf dapat menyebabkan 2
kemungkinan. Pertama, penekanan hanya terjadi pada selaput pembungkus saraf
yang kaya nosiseptor dari nervi nevorum yang menimbulkan nyeri inflamasi.
1. Pekerjaan dan aktivitas: duduk yang terlalu lama, mengangkat atau menarik barang-
barang berta, sering membungkuk atau gerakan memutar pada punggung, latihan fisik
yang berat, paparan pada vibrasi yang konstan seperti supir.
2. Olahraga yang tidak teratur, mulai latihan setelah lama tidak berlatih, latihan yang
berat dalam jangka waktu yang lama.
3. Nikotin dan racun-racun lain dapat mengganggu kemampuan diskus untuk menyerap
nutrien yang diperlukan dari dalam darah.
4. Berat badan berlebihan, terutama beban ekstra di daerah perut dapat menyebabkan
strain pada punggung bawah.
5. Batuk lama dan berulang
Manifestasi klinis yang timbul tergantung lokasi lumbal yang terkena. HNP dapat
terjadi kesegala arah, tetapi kenyataannya lebih sering hanya pada 2 arah, yang
pertama ke arah postero-lateral yang menyebabkan nyeri pinggang, sciatica, dan
gejala dan tanda-tanda sesuai dengan radiks dan saraf mana yang terkena.
Berikutnya ke arah postero-sentral menyebabkan nyeri pinggang dan sindroma
kauda equina. Gejala klinis yang paling sering adalah iskhialgia (nyeri radikuler
sepanjang perjalanan nervus iskhiadikus). Nyeri biasanya bersifat tajam seperti
terbakar dan berdenyut menjalar sampai di bawah lutut. Bila saraf sensorik yang
besar (A beta) terkena akan timbul gejala kesemutan atau rasa tebal sesuai dengan
dermatomnya.
Gejala yang sering ditimbulkan akibat ischialgia adalah
DIAGNOSIS AKHIR
Diagnosis klinis : nyeri pinggang kiri (+) menjalar hingga ke bokong dan paha
bawah
hiperlipidemia
PENATALAKSANAAN
IVFD RL 20 tetes/menit
Ketorolac 2 x 30 mg IV
Ranitidin 2 x 1 amp IV
Metilcobalamin 1 x 1 amp IV
Diazepam 2 x 2 mg
Simvastatin 1 x 10 mg PO
Edukasi
Konsultasi dr. spesialis rehab medik
Program rehab medik (fisioterapi):
Positioning
Alih baring
TENS
Mobilisasi bertahap
Pemasangan korset
Edukasi pasien dan keluarga
PLANNING
MRI vertebrae lumbal
EMG vertebrae lumbal
DISKUSI III
Prinsip terapi pada pasien ini adalah hanya terapi simptomatis untuk mengurangi
nyeri. Lebih dari 60% penderita LBP akut akan menunjukkan perbaikan yang nyata
pada minggu pertama terapi. Pada pasien dengan nyeri akut yang berat, terapi
medikamentosa utama yang diberikan adalah analgesik, yaitu ketorolac yang
merupakan golongan NSAID dan bekerja dengan cara menghambat aktivitas enzim
COX-2, dan sedatif, yaitu diazepam yang merupakan golongan benzodiazepine
yang bekerja berdasarkan potensiasi inhibisi neuron dengan GABA sebagai
mediator. Sebagai gastroprotektor untuk mencegah efek samping dari pemberian
NSAID, diberikan ranitidine yang merupakan antagonis reseptor H2 dimana
menghambat sekresi sel parietal gaster. Terapi medikamentosa lain yang diberikan
adalah metilcobalamin yang merupakan homolog vitamin B12 dan bekerja dengan
memperbaiki jaringan saraf yang rusak. Pada pasien ini karena didapatkan pula
dislipidemia, maka diberikan simvastatin yang merupakan inhibitor HMG-CoA
reduktase sehingga menghambat biosintesis kolesterol. Pada LBP akut, jarang
diindikasikan untuk dilakukan pembedahan kecuali terdapat tanda-tanda emergensi
yaitu sindrom kauda equina.
Edukasi kepada pasien antara lain tetap aktif dan meneruskan aktivitas biasa. Jika
pasien tidak menunjukkan perbaikan banyak dalam 4 minggu, maka sebaiknya
dilakukan penilaian total kembali (termasuk anamnesis, tes laboratorium, foto
rontgen pada saat itu dan pada 6 minggu). Selain itu dievaluasi kembali untuk
menentukan apakah ada bukti red flag, defisit neurologis, ataupun penyakit sistemik.
Tindakan fisioterapi meliputi positioning, alih baring, TENS, mobilisasi bertahap dan
pemasangan korset. TENS (transcutaneous electrical nerve stimulation) bekerja dengan
rangsangan balik (counter iritation) dari impuls-impuls nyeri yang timbul dari sumsung
tulang (gate control theory).
Pada pasien ini direncanakan untuk dilakukan MRI dan EMG vertebrae lumbal. MRI
dapat memperlihatkan medulla spinalis, radiks nervus, dan area sekitarnya, serta
dapat menunjukkan adanya pembesaran, degenerasi, ataupun tumor. MRI
menunjukkan gambaran jaringan lunak yang lebih baik daripada CT scan.
Gambaran pada MRI dapat menjadi penunjang diagnosis herniasi diskus. EMG
digunakan untuk mengukur impuls elektrik sepanjang radiks nervus, saraf tepi, dan
jaringan otot. Pemeriksaan ini diindikasikan apabila terdapat kerusakan saraf
ataupun terdapat tempat kompresi saraf yang lain.
2. Paindetect
Etiologi Penyakit
• Nyeri punggung bawah yang berkaitan dengan fraktur (Fraktur akibat trauma, fraktur terkait
osteoporosis)
• Spondilitis purulent
• Ankylosing spondilitis
• Mieloma multiple
• Osteoporosis
Sebagian besar nyeri punggung bawah disebabkan oleh penyakit yang tidak serius dengan prognosis
yang baik. Penyebab tersering adalah nyeri punggung bawah pada penderita dewasa adalah : (1)
lumbar sprain atau strain, (2) degenerasi diskus dan faset, (3) herniasi diskus, dan (4) pada penderita
yang lebih tua harus dipikirkan kemungkinan canalis stenosis atau fraktur kompresi akibat
osteoporosis
Sebagian besar nyeri pinggang bersifat mekanis. Dalam banyak kasus, nyeri punggung bawah
dikaitkan dengan spondylosis, sebuah istilah yang mengacu pada degenerasi umum tulang belakang
yang berhubungan dengan keausan normal yang terjadi di persendian, cakram, dan tulang tulang
belakang saat orang semakin tua. Beberapa contoh penyebab mekanis nyeri pinggang termasuk:
1. Sprain dan strain menyebabkan sebagian besar nyeri punggung akut. Sprain disebabkan oleh
ligamen yang meregangkan atau merobek, dan strain adalah robekan di tendon atau otot. Keduanya
dapat terjadi akibat gerakan memutar atau mengangkat sesuatu dengan tidak benar, mengangkat
sesuatu yang terlalu berat, atau terlalu berlebihan. Gerakan seperti itu juga dapat memicu kejang di
otot punggung yang juga bisa menyakitkan.
2. Degenerasi diskus intervertebral adalah salah satu penyebab mekanis yang paling umum dari
nyeri punggung bawah dan terjadi ketika cakram yang biasanya lunak kehilangan integritas sebagai
proses penuaan yang normal. Dalam punggung sehat, cakram intervertebralis memungkinkan proses
membungkuk, fleksi, dan torsi punggung bawah.
3. Herniasi atau rupture diskus dapat terjadi ketika cakram intervertebral menjadi terkompresi dan
menonjol keluar (herniasi) atau pecah dan menyebabkan nyeri pinggang.
4. Radikulopati adalah kondisi yang disebabkan oleh kompresi, peradangan dan / atau cedera pada
akar saraf tulang belakang. Tekanan pada akar saraf menyebabkan rasa sakit, mati rasa, atau
kesemutan yang menjalar atau menyebar ke area lain dari tubuh yang dipersarafinya. Radikulopati
dapat terjadi ketika stenosis spinal atau herniasi atau ruptur diskus yang menekan akar saraf.
5. Skiatika adalah bentuk radikulopati yang disebabkan oleh kompresi saraf sciatic, saraf besar yang
menjalar melalui pantat dan meluas ke bagian belakang kaki. Kompresi ini menyebabkan nyeri
punggung bawah yang seperti guncangan atau terbakar yang dikombinasikan dengan rasa sakit
melalui pantat dan kadang-kadang mencapai kaki. Dalam kasus yang paling ekstrim, ketika saraf
terjepit di antara cakram dan tulang yang berdekatan, gejala mungkin melibatkan tidak hanya rasa
sakit, tetapi mati rasa dan kelemahan otot di kaki karena sinyal saraf terganggu. Kondisi ini juga
mungkin disebabkan oleh tumor atau kista yang menekan saraf sciatic atau akarnya.
6. Spondylolisthesis adalah suatu kondisi di mana tulang belakang bagian bawah keluar dari
tempatnya, menekan saraf yang keluar dari tulang belakang.
7. Cedera traumatis, seperti dari bermain olahraga, kecelakaan mobil, atau jatuh dapat melukai
tendon, ligamen atau otot yang mengakibatkan nyeri punggung. Cedera traumatis juga dapat
menyebabkan tulang belakang menjadi terlalu padat, yang pada gilirannya dapat menyebabkan
diskus intervertebral pecah atau herniasi, memberikan tekanan pada salah satu saraf yang berakar
ke sumsum tulang belakang. Ketika saraf tulang belakang menjadi terkompresi dan iritasi, nyeri
punggung dan linu panggul dapat terjadi.
8. Stenosis tulang belakang adalah penyempitan kolom tulang belakang yang memberikan tekanan
pada sumsum tulang belakang dan saraf yang dapat menyebabkan rasa sakit atau mati rasa dengan
berjalan dan seiring waktu menyebabkan kelemahan kaki dan kehilangan sensorik.
9. Ketidakteraturan tulang termasuk skoliosis, kelengkungan tulang belakang yang biasanya tidak
menyebabkan nyeri sampai usia paruh baya; lordosis, lengkung yang menonjol secara abnormal di
punggung bawah; dan anomali kongenital lainnya dari tulang belakang.