Pengelolaan obat menurut Siregar dan Amalia (2003) merupakan salah satu
memberi dampak negatif terhadap rumah sakit, baik secara medik, sosial maupun
secara ekonomi. Instalasi farmasi rumah sakit adalah satu-satunya unit di rumah
sakit yang bertugas dan bertanggung jawab sepenuhnya pada pengelolaan obat
semua aspek yang berkaitan dengan obat/ perbekalan kesehatan yang beredar dan
baik dan saling mengisi sehingga dapat dicapai tujuan pengelolaan obat yang
efektif dan efisien agar obat yang diperlukan oleh dokter selalu tersedia setiap saat
dibutuhkan, dalam jumlah yang cukup dan mutu terjamin untuk mendukung
37
38
memastikan obat narkotika dan psikotropika dikelola dengan baik dan tidak ada
penyalahgunaan.
1. Catat obat narkotika dan psikotropika yang sudah diterima dari distributor
3. Susun berdasarkan bentuk sediaan, urutan abjad dimulai dari huruf A dan
Kesesuaian dengan
Standar peralatan di Gudang Rumah Sakit standar
(SK Menkes Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004)
Ya Tidak
Peralatan untuk penyimpanan √ -
Peralatan untuk peracikan √ -
Peralatan untuk pembuatan √ -
Obat √ -
Meja √ -
Kursi √ -
Lemari / rak buku √ -
Filling cabinet √ -
Computer √ -
Alat tulis kantor √ -
Telepon √ -
Kepustakaan √ -
Lemari penyimpanan khusus √ -
Lemari untuk narkotika √
Lemari pendingin √ -
AC √ -
Penerangan √ -
Sarana air √ -
Ventilasi - √
Sarana pembuangan limbah √ -
Alarm - √
Lemari/rak √ -
Pallet - √
Kartu arsip √ -
Lemari arsip √ -
40
pelayanan farmasi rumah sakit itu sendiri telah diatur oleh SK Menkes
Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004.
tetapi sudah cukup baik dan lengkap. Peralatan yang tidak memadai
2. Perencanaan Obat
akan diadakan kembali, dalam hal ini obat narkotika diadakan sesuai
3. Pengadaan Obat
yang sesuai dengan kebutuhan, agar tidak terjadi kekosongan obat atau
pesanan dapat diberikan pada saat obat sampai di instalasi farmasi dan
Banjarbaru pada tahun 2014 untuk BLUD adalah 60% atau sebesar Rp.
4. Penyimpanan Obat
berikut :
expired date atau rusak, sehingga sesuai dengan permintaan dan dapat
berdasarkan kelas terapi, bentuk sediaan, dan jenis sediaan farmasi yang
Metode FIFO √ -
Metode FEFO - √
dengan obat lain. Lemari penyimpanan terbuat dari kayu yang terletak
berbeda.
harus dibuat seluruhnya dari kayu atau bahan lain yang kuat,
mempunyai kunci yang kuat, lemari dibagi menjadi dua yakni lemari
5. Pendistribusian
sediaan obat yang diminta dokter dari instalasi farmasi kepada pasien.
petugas.
dikasir.
petugas.
tanda garis berwarna merah untuk obat narkotika dan biru untuk
Banjarbaru.
diberikan KIE.
48
petugas.
dikasir.
petugas.
tanda garis berwarna merah untuk obat narkotika dan biru untuk
perawat.
dikonsumsi pasien.
psikotropika dari resep asli atau salinan resep yang dibuat oleh instalasi
farmasi itu sendiri yang belum diambil sama sekali atau yang sudah
resep atau pengulangan resep yang ditulis oleh apotek lain. Resep
49
narkotika yang masuk dipisahkan dari resep lainnya dan diberi garis
kedua dilakukan pada bulan april – juni 2014, dan pelaporan ketiga
dilakukan pada bulan juli – sep, dan pelaporan ke empat pada bulan
kesehatan setempat.
melihat apakah obat yang tersedia sesuai dengan catatan di kartu stok.
shift untuk memastikan bahwa obat yang ada tidak kurang dan tidak lebih
yang bersangkutan).
e. Cara pemusnahan.
selama ini belum pernah dilakukan karena obat yang diadakan sesuai
3. Analisis ABC
menentukan item-item obat mana saja yang memiliki porsi dana terbesar.
jumlah fisik kecil dengan nilai investasi yang besar, sehingga obat tersebut harus
memiliki kontrol persediaan yang lebih ketat, pencatatan harus lebih akurat serta
jumlah fisik dan nilai investasi yang sedang, sehingga obat yang tergolong
kelompok C merupakan barang dengan jumlah fisik yang besar namun nilai
sederhana.
52
10. Phental injeksi 150 Rp. 9.119 Rp. 1.379.850 2,64 % 88,90%
31,58
11. Alprazolam 1 1000 Rp. 1.152 Rp. 1.152.000 2,20 % 91,10
mg B
14. Zolastin 0,5 mg 350 Rp. 2.500 Rp. 875.000 1,67 % 96,75
16. Sanmag tab 900 Rp. 708 Rp. 637.200 1,22 % 99,39
17. Stesolid injeksi 440 Rp. 390 Rp. 171.600 0,33 % 99,72
19. Luminal tab 500 Rp. 100 Rp. 50.000 0,10 % 100,00 % 42,11
C
Jumlah : Rp. 52.346.680 100,00 100,00
Codein 10 mg.
Data yang digunakan untuk membuat analisis ABC adalah data pemakaian
obat periode bulan Januari – Desember 2014, dibagian pelayanan resep instalasi
1. Kelompok A : 5 item obat dengan jumlah 71,92 % dari total item obat di
2. Kelompok B : 6 item obat dengan jumlah 19,18 % dari total item obat di
3. Kelompok C : 8 item obat degan jumlah 8,90 % dari total item obat di