TINJAUAN PUSTAKA
Tanah gambut adalah tanah-tanah jenuh air yang tersusun dari bahan tanah
organik, yaitu sisa-sisa tanaman dan jaringan tanaman yang melapuk dengan
ketebalan lebih dari 50 cm. Dalam sistem klasifikasi baru (taksonomi tanah) tanah
gambut disebut histosol. Dalam sistem klasifikasi lama, tanah gambut disebut
dengan organosols yaitu tanah yang tersusun dari bahan tanah organik (Noor,
2001).
Gambut adalah sisa timbunan tumbuhan yang telah mati dan kemudian
diuraikan oleh bakteri anaerob dan aerob menjadi komponen yang lebih stabil.
Selain zat organik yang membentuk gambut terdapat juga zat anorganik dalam
Gambut adalah onggokan bahan organik yang tersusun dari bahan kayuan
atau lumut yang terjadi akibat kecepatan penimbunan lebih tinggi dibandingkan
penguraiannya. Perbedaan kecepatan ini disebabkan oleh suhu dingin (di daerah
non tropis) dan curah hujan yang tinggi (di daerah tropis). Proses pengendapan
perlahan terjadi akumulasi bahan organik yang akhirnya membentuk endapan air
8
Universitas Sumatera Utara
9
Air gambut adalah air permukaan atau air tanah yang banyak terdapat di
daerah pasang surut, berawa dan dataran rendah, berwarna merah kecoklatan,
berasa asam (tingkat keasaman tinggi), dan memiliki kandungan organik tinggi.
dekomposisi tidak sempurna dari tumbuhan daerah basah dan dalam kondisi
sangat lembab serta kekurangan oksigen. Air gambut secara umum tidak
Air gambut adalah air permukaan yang banyak terdapat di daerah berawa
kekeruhan dan kandungan partikel tersupsensi yang rendah dan kandungan kation
Komposisi zat organik pada air gambut didominasi oleh senyawa humat
yang memiliki ikatan aromatik kompleks yang memiliki gugus fungsional seperti
ini juga menyebabkan sebagian besar organik pada air gambut sulit terurai secara
khlor. Asam humat yang memiliki berat molekul 2.000-100.000 dalton memiliki
potensi untuk membentuk organoklorin seperti THM dan HAA (haloacetic acid)
dengan berbagai metoda baik secara fisik, kimia maupun biologi. Penelitian yang
dilakukan oleh Lema (2008), terhadap viabilitas isolat bakteri selulolitik pada
menggunakan selulosa yang ada pada senyawa humat sebagai sumber karbon.
Air gambut merupakan air permukaan dari tanah bergambut dengan ciri
organik tinggi serta zat besi yang cukup tinggi, rasa asam dengan pH 3-5 dan
2. pH yang rendah.
akibat dari tingginya kandungan zat organik (bahan humus) terlarut terutama
dalam bentuk asam humus dan turunannya. Asam humus tersebut berasal dari
dekomposisi bahan organik seperti daun pohon atau kayu (Kusnaedi, 2006).
kesehatan adalah:
Air baku tersebut pada dasarnya tidak layak untuk dijadikan air baku untuk
air minum. Dibandingkan dengan air permukaan lainnya yang bersifat tawar,
maka air dari daerah gambut perlu diolah secara spesifik dengan menambah
literatur.
disamping mineral Fe dan Mn. Kedua senyawa itu heterogen dalam berat
molekul, kadar karboksil, kemasaman total dan kelarutannya dalam asam basa.
dalam lumpur yang hanya mengandung sedikit oksigen, sehingga jasad renik
tanah sebagai pelaku pembusukan tidak mampu melakukan tugasnya secara baik.
akhirnya bahan-bahan organik dari pepohonan yang telah mati dan tumbang
tertumpuk dan lambat laun berubah menjadi gambut yang tebalnya bisa mencapai
sebagian besar tanah gambut tersusun dari serpih dan kepingan sisa
1. Gambut topogen ialah lapisan tanah gambut yang terbentuk karena genangan
dalam, hingga sekitar 4 m saja, tidak begitu asam airnya dan relatif subur;
dengan zat hara yang berasal dari lapisan tanah mineral di dasar cekungan,
air sungai, sisa-sisa tumbuhan, dan air hujan. Gambut topogen relatif tidak
banyak dijumpai.
bermula sebagai gambut topogen. gambut ombrogen lebih tua umurnya, pada
dekatnya. Kandungan unsur hara tanah sangat terbatas, hanya bersumber dari
lapisan gambut dan dari air hujan, sehingga tidak subur. Sungai-sungai atau
drainase yang keluar dari wilayah gambut ombrogen mengalirkan air yang
pantai. Tanah gambut ini kemungkinan bermula dari tanah endapan mangrove
yang kemudian mengering; kandungan garam dan sulfida yang tinggi di tanah itu
mangrove sekitar 4.500 tahun yang lalu, pada awalnya dengan laju penimbunan
sekitar 0,475 m/100 tahun (pada kedalaman gambut 10–12 m), namun kemudian
menyusut hingga sekitar 0,223 m/100 tahun pada kedalaman 0–5 m (Anderson,
2001).
1. Bog
Merupakan jenis lahan gambut yang sumber airnya berasal dari air hujan dan
air permukaan. Karena air hujan mempunyai pH yang agak asam maka
setelah bercampur dengan gambut akan bersifat asam dan warnanya coklat
2. Fen
Merupakan lahan gambut yang sumber airnya berasal dari air tanah yang
Air gambut memiliki karakteristik yang berbeda dari air tawar biasa.
Warna kemerahan alami yang terdapat pada air gambut dapat dideteksi dengan
colorimeter pada panjang gelombang 455 nm. Air gambut yang berasal dari
Kasongan memiliki tingkat warna sebesar 374 TCU (total color unit). Disinyalir
warna ini ada kaitannya dengan keberadaan asam humat di dalam air gambut.
Nilai tingkat warna ini tentu saja jauh melebihi ambang batas yang diperbolehkan
Air gambut memiliki rasa asam oleh karena kandungan asam yang tinggi,
sehingga air gambut tidak layak untuk dikonsumsi langsung oleh masyarakat.
Sementara itu beberapa parameter fisik lainnya, berada dalam kisaran normal
seperti konduktivitas 0,0456 mS/cm, kekeruhan 3-10 NTU, DO 5,36 mg/l, suhu
27,2 C dan salinitas 0%. Sehingga secara fisik, penggolahan air gambut terutama
harus mampu mereduksi warna sampai di bawah 15 TCU, serta dapat menetralisir
keasaman agar air menjadi tidak berasa. Kombinasi penambahan PENETRAL pH,
penyerap warna, dan koagulan telah diuji mampu mereduksi warna sampai batas 2
TCU.
Persyaratan kualitas fisik air dapat dilihat dari indikator bau, rasa,
kekeruhan, suhu, warna dan jumlah zat padat terlarut. Jumlah zat padat terlarut
biasanya terdiri atas zat organik, garam anorganik, dan gas terlarut. Bila jumlah
zat padat terlarut bertambah, maka kesadahan air akan naik, dan akhirnya
berdampak terhadap kesehatan. Kekeruhan air disebabkan oleh zat padat yang
biasanya berasal dari lapukan tanaman atau hewan, dan buangan industri juga
berdampak terhadap kekeruhan air, sedangkan zat organik dapat menjadi makanan
menambah kekeruhan air. Air yang keruh sulit didisinfeksi, karena mikroba
Berdasarkan aspek suhu air, diketahui bahwa suhu air yang tidak sejuk
atau berlebihan dari suhu air yang normal akan mempermudah reaksi zat kimia,
pengguna air. Warna dapat disebabkan adanya tanin dan asam humat atau zat
(Slamet, 2007).
Secara umum parameter kimiawi non logam berada dalam kisaran normal
apabila dibandingkan dengan baku mutu air bersih, kecuali nilai pH yang sangat
rendah 2.82 (baku mutu 6.5-8.5), konsentrasi sulphate yang relatif agak tinggi
32.21 mg/l (tidak ada nilai baku mutu) dan konsentrasi TOM (total organic
mater) 619.42 mg/l (tidak ada nilai baku mutu). Sementara itu nilai konsentrasi
ammonia tidak terdeteksi (bm 1.5 mg/l), nitrat 0.177 mg/l (bm 50 mg/l), nitrit
0.036 mg/l (bm 3 mg/l), kesadahan tidak terdeteksi (bm 500 mg/l), sianida 0.002
mg/l (bm 0.07 mg/l) dan fluorida 0.13 mg/l (bm 1.5 mg/l).
pengolahan air gambut harus mampu menetralisir pH dari 2.82 menjadi dalam
harus dapat menurunkan kandungan TOM dari 619.42 menjadi dalam kisaran
dari 32.21 mg/l menjadi 20.07 mg/l. Sementara konsentrasi TOM turun dari
619.42 mg/l menjadi 244.5 mg/l. Hasil potitif ini layak untuk dikaji lebih jauh
yang paling ideal. Sebagai catatan tambahan, penggunaan sistem ultra filtrasi
(UF), ternyata mampu mereduksi kandungan sulphate dari 32.21 mg/l menjadi
11.81 mg/l untuk UF pertama dan 14.65 mg/l untuk UF kedua. Sementara itu
konsentrasi TOM turun dari 619.42 mg/l menjadi 289.6 mg/l untuk UF I dan
Hasil analisa kualitas kimiawi logam yang dilakukan terhadap air gambut
ditampilkan dalam tabel 2.2. dari sebelas (11) parameter logam yang dianalisa,
hampir semua berada dalam kisaran normal dibawah ambang baku mutu, kecuali
konsentrasi besi total (Fe) yang sedikit lebih tinggi yaitu 0.414 mg/l (bm 0.3
mg/l). Hasil ini tentu saja cukup mempermudah permasalahan dalam rangka
meningkatkan kualitas air gambut menjadi air bersih. Perhatian perlu difokuskan
pada dua parameter umum yaitu kandungan Fe total dan Mn sebelum dan setelah
menurunkan konsentrasi Fe total dari 0.414 mg/l menjadi 0.213 mg/l, dan
sebanyak 78 kol/100ml dan 109 kol/100ml. Sehingga air ini tidak layak
sebagimana ditentukan oleh KEPMENKES No. 197 tahun 2002. Untuk itu
air yang tercemar. Dari semua proses pengolahan air bersih secara umum,
alum maupun PAC sudah sangat umum untuk meningkatkan kualitas air baku
menjadi air bersih. Hal ini juga diperluas dalam rangka mengolah air gambut.
sampai penggunaan UF. Hasil yang diperoleh pun cukup bervariasi tergantung
kualitas air gambut menjadi air bersih (Sutapa, 2003 dan Zhan, 2004).
rumah tangga maupun pengolahan komunal dalam skala besar sehingga tidak
yang umum digunakan terdiri dari 1). Pengolahan air gambut secara konvensional
tahapan pengolahan agar kandungan asam dan bahan kimia lain dapat hilang dan
sesuai dengan kriteria air bersih. Adapun tahapan pengolahannya adalah sebagai
berikut:
1. Netralisasi
sampai 14, dimana 0 sangat asam dan 14 sangat basa, pH normal berkisar 7
sampai 8. Untuk air yang bersifat asam, misalnya air gambut, yang paling
murah dan mudah adalah dengan pemberian kapur (CaO)/gamping (CaCO 3).
Fungsi dari pemberian kapur, disamping untuk menetralkan air baku yang
bersifat asam juga untuk membantu efektifitas proses selanjutnya, antara lain:
7-8
Hal penting lainnya adalah air olahan yang dihasilkan netral sesuai
dengan kualitas air minum (pH 6,5-8,5). Dalam instalasi air minum, bertujuan
korosi membentuk racun pada pH <6,5 atau pH>9,5. Zat alkali digunakan
untuk menaikkan pH air yang rendah dan menaikkan alkalinitas air baku agar
dapat dilakukan dengan cara kering dan cara basah (melarutkan dalam air
2. Aerasi
menggabungkan antara udara dan air baku. kandungan zat besi dan mangan
yang terdapat dalam air akan bereaksi dengan oksigen yang terdapat dalam
udara sehingga terbentuk senyawa besi dan mangan yang bisa mengendap.
Zat tersebut (Fe dan Mn) memberikan rasa pahit pada air, menghitamkan
itu proses aerasi juga berfungsi untuk menghilangkan gas-gas beracun yang
tak diinginkan misalnya gas H2S, methan, carbon dioksida dan gas-gas racun
lainnya.
oksigen dari udara adalah pH air. Reaksi oksidasi ini sangat efektif pada pH
air lebih besar 7 (tujuh). Oleh karena itu, sebelum aerasi dilakukan, maka pH
air baku harus dinaikkan sampai mencapai pH 8. Hal ini dimaksudkan agar
pH air tidak menyamping dari pH standart untuk air minum yaitu pH 6.5 –
pH 8.5. Oksidasi mangan dengan oksigen dari udara tidak seefektif untuk
besi, tetapi jika kadar mangannya tidak terlalu tinggi maka sebagian mangan
3. Koagulasi tahap I
kotoran dalam air yang berupa padatan tersuspensi, misalnya zat warna
organik, lumpur halus, bakteri dan lain-lain dapat menggumpal dan cepat
hidroksida, Al(OH)3, yang berupa partikel padat yang akan menarik partikel-
berat dan segera dapat mengendap. Cara pembubuhan tawas dapat dilakukan
dimasukan ke dalam air baku lalu diaduk dengan cepat hingga merata selama
kotoran tersuspensi yang ada dalam air baku. Setelah itu dibiarkan beberapa
saat sehingga gumpalan kotoran atau disebut flok tumbuh menjadi besar dan
terbentuk diikat oleh flokulan sehingga bisa membentuk gumpalan yang lebih
besar lagi. gumpalan tersebut akan lebih mudah dan cepat mengendap
5. Sedimentasi
akan mengendap bila gaya gravitasi lebih besar daripada kekentalan dan gaya
yaitu:
butiran, berat jenis butiran, berat jenis zat cair, kekentalan, dan kecepatan
aliran. Setelah kotoran mengendap, air akan tampak lebih jernih. Endapan
6. Filtrasi
diendapkan. Butiran gumpalan kotoran dengan ukuran yang besar dan berat
melayang-layang dalam air. Proses filtrasi ini untuk menghilangkan zat padat
dihilangkan pada waktu air melalui lapisan media filter. Media filter bisanya
pasir atau kombinasi dari pasir, anthracite, garnet, ilmeniet, polystiren dan
keadaan alam dan kegiatan manusia yang terdapat di daerah tersebut. Penduduk
yang tinggal di daerah dataran rendah dan berawa seperti di Sumatera dan
tangga, terutama air minum. Hal ini karena sumber air di daerah tersebut adalah
air gambut yang berdasarkan parameter baku mutu air tidak memenuhi
persyaratan kualitas air bersih. Air gambut mengandung senyawa organik terlarut
yang menyebabkan air menjadi berwarna coklat dan bersifat asam, sehingga perlu
adalah asam humus yang terdiri dari asam humat, asam fulvat dan humin.
Asam humus adalah senyawa organik dengan berat molekul tinggi dan
hewan, sangat tahan terhadap mikroorganisme dalam waktu yang cukup lama
(Notoadmodjo, 2004).
Menurut kajian pusat sumber daya geologi departemen energi dan sumber
daya mineral air gambut di Indonesia merupakan salah satu sumber daya air yang
masih melimpah, melaporkan bahwa sampai tahun 2006 sumber daya lahan
lainnya. dan untuk lahan gambut Indonesia menempati posisi ke-4 terluas setelah
melalui proses oksidasi, yaitu dengan menaikan tingkat oksidasi oleh suatu
oksidator dengan tujuan untuk merubah bentuk besi atau mangan terlarut menjadi
besi/mangan tidak terlarut (endapan). Endapan inilah yang akan diproses secara
dibutuhkan jenis bahan dan takaran yang tepat agar menghasilkan air olahan yang
bagus dan berkualitas. Selain teknologi konvensional, saat ini sudah banyak
pengolahan air bersih. Sifat membran yang sangat selektif telah terbukti
air yang bersih, baik secara fisik, kimia maupun biologi dan bahkan aman
untuk dikonsumsi.
besaran pori 0.01 mikron Sistem kerja dari ultra filtration sebagai berikut:
Air masuk dengan tekanan rendah +/- 1.5 bar melalui lubang halus
pembanding sehelai rambut memiliki besar 50μm – jadi pori-pori dari UF ini
500 kali lebih besar) Kontaminasi dengan ukuran yang lebih besar dari
0.05μm tertahan dan terbuang secara berkala pada saat dilakukan back
pori-pori yang memiliki nilai absolut dibandingkan dengan filter biasa. Filter
lengkap. Kualitas hasil yang difilter tidak tergantung dari air masuk.
meliputi oksidasi, filtrasi dan desalinasi dengan sistem osmosa balik (Reverse
osmosis).
osmosis. sebagai contoh misalnya, jika air tawar dan air payau/asin
dipisahkan dengan membran semi permeabel, maka air tawar akan terdifusi
ke dalam air asin melalui membran semi permeabel tersebut sampai terjadi
kesetimbangan.
air, dan konsentarsi garam serta senyawa lain yang terlarut dalam air.
Apabila pada suatu sistem osmosis tersebut, diberikan tekanan yang lebih
besar dari tekanan osmosisnya, maka aliran air tawar akan berbalik yakni dari
air asin ke air tawar melalui membran semi permeabel, sedangkan garamnya
tinggi. untuk mengolah air payu menjadi air tawar, air baku yaitu air
osmosa balik yang mempunyai dua buah pipa keluaran, yakni pipa
keluaran untuk air tawar yang dihasilkan (product) dan pipa keluaran
dari pada molekul air, seperti molekul garam dan lainnya, akan terpisah
dan akan ikut ke dalam air buangan. Oleh karena itu, untuk menjaga
harus nol, kadar besi dan mangan harus < 0,1 mg/l, pH netral dan harus
lainnya. Pengolahan air payau dengan sistem osmosa balik terdiri dari
Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu
memasak.
Adapun pengguna air dalam hal ini adalah semua anggota keluarga yang
terdiri dari anak-anak, remaja, dan orang tua yang menggunakan air sebagai
kebutuhan sehari-hari yang memenuhi syarat kesehatan. air gambut adalah air
pinggiran pantai yang memerlukan pengolahan sebagai air minum. air gambut
filter.
air gambut karena tidak memenuhi syarat kesehatan, namun terus di gunakan
hari. Pada umumnya keluhan kesehatan utama yang banyak dialami oleh
penduduk adalah panas, sakit kepala, batuk, pilek, diare, asma/sesak nafas, sakit
Air gambut tergolong ke dalam air yang tidak memenuhi syarat kesehatan
baik dari segi fisik, kimia maupun mikrobiologisnya. air yang keruh, bau dan
berwarna mencerminkan adanya sejumlah mikroba patogen dan zat padat yang
yang terdapat dalam air gambut sangat rendah, (pH) yang rendah dapat
(Musadad, 1998).
2. Diare
Diare dapat juga disebabkan karena air gambut yang mengandung kadar
Fe tinggi dalam tubuh dapat merusak dinding usus dan bersifat iritan bagi saluran
teori Klasik, penyakit ini disebabkan karena bertumpuknya cairan di usus akibat
terganggunya resorpsi air yang sumbernya dari mikro organisme yang merugikan
2009).
dan tidak diakibatkan langsung oleh penggunaan air gambut tetapi seperti karena
adanya infeksi kulit, kulit kering dan bersisik adalah satu masalah kulit yang
sering terjadi dimana kulit kering dan bersisik biasanya memiliki kadar minyak
yang sangat rendah cenderung cukup sensitif karena tidak dapat mempertahankan
kelembabannya kulit akan terlihat kusam, salah satu faktor penyebab kulit bersisik
4. Kerusakan Usus
Kerusakan usus, disebabkan logam berat atau ferum (Fe) yang berwarna
putih keperakan liat dan dapat dibentuk di alam didapat sebagai hematile.
Didalam air minum besi (Fe) menimbulan rasa warna (kuning) pengendapan pada
dinding pipa, pertumbuhan bakteri besi dan kekeruhan. zat besi (Fe) Suatu
komponen dari berbagai enzim yang mempengaruhi seluh reaksi kimia yang
penting dalam tubuh. Besi juga merupakan komponen dari hemoglobin yang
tubuh. bahkan kematian jika dikonsumsi secara terus menerus. Hal ini bisa terjadi
karena air gambut yang kuat dengan logam (besi dan mangan) menyebabkan
kandungan logam dalam air tinggi. Besi (Fe) dapat terkumpul dalam tubuh jika
seseorang mendapatkan terapi zat besi dalam jumlah yang berlebihan atau dalam
diturunkan yang bisa berakibat fatal tetapi mudah diobati akibat terlalu banyak zat
besi (Fe) diserap dalam tubuh menyerang lebih dari 1 juta orang di AS (Cahyo,
2004).
Besi (Fe) dalam dosis besar dapat merusak dinding usus kematian sering
disebabkan karena rusaknya dinding usus ini. Debu besi juga dapat diakumulasi
hingga berdampak menimbulkan lemah pada kaki dan otot, muka kusam dan
dampak lanjutan bagi manusia yang keracunan mangan (Mn) bicaranya lambat
dan hyperrefleksi (Palevi, 2008). Toksisitas Mn hampir sama dengan nikel dan
KARAKTERISTIK PENGGUNA
1. Umur
2. Pendidikan
3. Pekerjaan
4. Lama menggunakan air
gambut
KELUHAN KESEHATAN
PENGGUNAAN AIR GAMBUT - Ada keluhan
- Tidak Ada keluhan
KUALITAS AIR GAMBUT
– pH
– Fe
– Mn