BBLR
BBLR
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kongres Kedokteran Perinatologi Eropa Ke-2, 1970, mendefinisikan Berat Badan
Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang dilahirkan dengan berat badan lahir £ 2500 gr
dan mengalami masa gestasi yang diperpendek maupun pertumbuhan intra uterus
kurang dari yang diharapkan (Rosa M. Sacharin, 1996).
Berat Badan Lahir Rendah tergolong bayi yang mempunyai resiko tinggi untuk
kesakitan dan kematian karena BBLR mempunyai masalah terjadi gangguan
pertumbuhan dan pematangan (maturitas) organ yang dapat menimbulkan kematian.
Angka kejadian (insidens) BBLR di negara berkembang seperti di Inggris dikatakan
sekitar 7 % dari seluruh kelahiran. Sedangkan di Indonesia masih merupakan masalah
yang perlu diperhatikan, karena di Indonesia angka kejadiannya masih tinggi.
Berkenaan dengan itu upaya pemerintah untuk pencegahan dan pengelolaan
BBLR sangat penting. Dengan penanganan yang lebih baik dan pengetahuan yang
memadai tentang pengelolaan BBLR, diharapkan angka kematian dan kesakitan dapat
ditekan.
Peran serta perawat dalam pencegahan BBLR dengan meningkatkan kesejahteraan
ibu dan janin yang dikandung, maka perlu dilakukan deteksi dini melalui pemantauan
Ante Natal Care dan pengelolaan BBLR dengan penanganan dan pengetahuan yang
memadai dengan menggunakan pendekatan asuhan keperawatan.
B. TUJUAN
Tujuan Umum
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk mengetahui asuhan keperawatan
pada neonatus dengan BBLR.
Tujuan Khusus
1. Mengetahui pengertian BBLR
2. Mengetahui defenisi BBLR
3. Mengetahui patofisiologi BBLR
4. Dapat melakukan pengkajian dan pengumpulan data pada bayi BBLR
5. Dapat mengidentifikasi dan merumuskan diagnosa keperawatan bayi dengan
BBLR
6. Dapat menentukan intervensi BBLR
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFENISI
Bayi berat badan lahir rendah ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir
kurang dari 2500 gram ( WHO, 1961 ).
Berat badan lahir rendah yaitu bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari
2500 gram tanpa memperhatikan usia gestasi (dihitung satu jam setelah melahirkan).
Menurut Ribek dkk. (2011).
Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan 2500 gram atau
kurang pada saat lahir, bayi baru lahir ini dianggap mengalami kecepatan
pertumbuhan intrauterine kurang dari yang diharapkan atau pemendekan periode
gestasi (Bobak, 2004).
Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan
kurang atau sama dengan 2500 gram (Surasmi, 2003).
Berat Badan Bayi Rendah (BBLR) merupakan bayi (neonatus) yang lahir dengan
memiliki berat badan kurang dari 2500 gram atau sampai dengan 2499 gram (Hidayat,
2005).
Menurut Hasan Rusepno (1995), berdasarkan hasil konggres kedoktren
Perinatologi Eropa II yang disebut bayi berat lahir rendah adalah bayi yang beratnya
kurang atau sama dengan 2500 gram saat lahir.dianggap sebagai mengalami masa
gestasi yang diperpendek, maupun pertumbuhan intra uterus kurang dari yang
diharapkan atau keduanya.
Dalam hal in dapat dibedakan menjadi :
1. Prematuritas murni, yaitu bayi pada kehamilan
2. Small for date (SFD) atau kecil untuk masa kehamilan adalah bayi yang berat
badannya kurang dari yang seharusnya umur kehamilan
3. Retardasi pertumbuhan janin intrauterine (IUGR) yaitu bayi yang lahir dengan
berat badan rendah dan tidak sesuai dengan usia kehamilan
4. Dismaturitas, yaitu suatu sindrom klinik dimana terjadi ketidakseimbangan antara
pertumbuhan janin dengan lanjutnya kehamilan atau bayi-bayi yang lahir dengan
BB tidak sesuai dengan tuanya kehamilan. Atau bayi yang dengan gejala
intrauterine malnutrition or wasting.
2
5. Large for date adalah bayi yang dilahirkan lebih besar dari seharusnya tua
kehamilan, misalnya pada diabetes mellitus
B. ETIOLOGI
Penyebab berat badan lahir rendah belum diketahui, Menurut Huda dan Hardhi dalam
NANDA NIC-NOC (2013). Penyebab kelahiran bayi berat badan lahir rendah, yaitu:
1) Factor genetik atau kromosom
2) Infeksi
3) Bahan toksik
4) Insufisiensi atau disfungsi plasenta
5) Radiasi
6) Faktor nutrisi
7) Isufisiensi atau disfungsi plasenta
8) Factor lain seperti merokok, peminum alkohol, bekerja berat pada masa
kehamilan, plasenta previa, kehamilan ganda, obat-obatan, dan sebagainya.
Selain penyebab diatas ada beberapa penyebab kelahiran berat badan lahir rendah
yang berhubungan, yaitu :
Faktor ibu
a. Paritas
b. Abortus spontan sebelumnya
c. Infertilitas
d. Gizi saat hamil yang kurang, umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun
e. Jarak hamil dan persalinan terlalu dekat, pekerjaan yang terlalu berat
f. Penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah,
perokok
Faktor kehamilan
1. Hamil dengan hidramnion, hamil ganda, perdarahan antepartum
2. Komplikasi kehamilan : preeklamsia/eklamsia, ketuban pecah dini
Faktor janin
1) Cacat bawaan, infeksi dalam rahim.
2) Infeksi congenital (missal : rubella)
C. KLASIFIKASI BBLR
Menurut Ribek dkk. (2011), ada 3 klasifikasi dari berat badan lahir rendah, yakni:
3
1. Berat badan lahir rendah sedang yaitu bayi lahir dengan berat badan 1501 sampai
2500 gram.
2. Berat badan lahir sangat rendah yaitu bayi lahir dengan berat badan kurang dari
1500 gram.
3. Berat badan lahir sangat rendah sekali yaitu bayi lahir dengan berat badan kurang
dari 1000 gram.
D. PATOFISIOLOGI
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500
gram pada waktu lahir. Secara umum penyebab dari bayi berat badan lahir rendah
dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain gizi saat hamil yang kurang dengan umur
kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun, jarak hamil dan persalinan terlalu dekat,
pekerjaan yang terlalu berat, penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung, gangguan
pembuluh darah, perokok.
BBLR biasanya disebabkan juga oleh hamil dengan hidramnion, hamil ganda,
perdarahan, cacat bawaan, infeksi dalam rahim. Hal ini akan menyebabkan bayi lahir
dengan berat 2500 gram dengan panjang kurang dari 45 cm, lingkar dada kurang dari
30 cm kepala lebih besar, kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang,
otot hipotonik lemah, pernapasan tak teratur dapat terjadi apnebiasanya terjadi pada
umur kehamilan kurang dari 37 minggu.
Kemungkinan yang terjadi pada bayi dengan BBLR adalah Sindrom aspirasi
mekonium, asfiksia neonatorum, sindrom distres respirasi, penyakit membran hialin,
dismatur preterm terutama bila masa gestasinya kurang dari 35 minggu,
hiperbilirubinemia, patent ductus arteriosus, perdarahan ventrikel otak, hipotermia,
hipoglikemia, hipokalsemia, anemi, gangguan pembekuan darah, infeksi, retrolental
fibroplasia, necrotizing enterocolitis (NEC), bronchopulmonary dysplasia, dan
malformasi kongineta.
4
E. MANIFESTASI KLINIS
Sebelum bayi lahir
1. Pada anamnesa sering dijumpai adanya Riwayat abortus, pertus prematurus
dan lahir mati
2. Pembesaran uterus tidak sesuai dengan tuanya kehamilan
3. Pergerakan janin yang pertama terjadi lebih lambat dan tidak sesuai menurut
yang seharusnya
4. Sering dijumpai dengan kehamilan oliradramnion gravidarum atau perdarahan
anterpartum
Setelah bayi lahir
a) Bayi dengan retardasi pertumbuhan intrauterine
b) Bayi premature yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu
c) Bayi small for date sama dengan bayi retardasi pertumbuhan intrauterine
d) Bayi premature kurang sempurna pettumbuhan alat-alat dalam tubuhnya.
Tanda dan gejala yang dijumpai pada Bayi Berat Lahir Rendah antara lain :
1) Berat Badan Kurang dari 2.500 gram, panjang badan kurang dari 45 cm,
lingkar kepala kurang dari 33 cm, lingkar dada kurang dari 30 cm.
2) Masa gestasi kurang dari 37 minggu.
3) Kepala lebih besar dari badan.
4) Lanugo (bulu halus ) banyak terutama pada dahi, pelipis, telinga dan lengan
5) Lemak sub kutan kurang.
6) Ubun – ubun dan sutura melebar
7) Genitalia belum sempurna, labia minora belun tertup oleh labia mayora (pad
a wanita) pada pria testis
8) Pembuluh darah kulit banyak terlihat peristaltik usus dapat terlihat.
9) Rambut halus dan tipis.
10) Banyak tidur dan tangis lemah.
11) Kulit tampak mengkilat dan licin
12) Pergerakan kurang dan lemah.
13) Refleks tonus leher lemah, refleks isap kurang, refleks menelan kurang
dan refleks batuk masih lemah.
F. PENATALAKSANAAN
Medis
5
a) Resusitasi yang adekuat, pengaturan suhu, terapi oksigen
b) Pengawasan terhadap PDA (Patent Ductus Arteriosus)
c) Keseimbangan cairan dan elektrolit, pemberian nutrisi yang cukup
d) Pengelolaan hiperbilirubinemia, penanganan infeksi dengan antibiotik yang
tepat
Keperawatan:
1. Penanganan bayi
Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi, maka semakin besar
perawatan yang diperlukan, karena kemungkinan terjadi serangan sianosis
lebih besar. Semua perawatan bayi harus dilakukan didalam incubator
2. Pelestarian suhu tubuh
Bayi dengan berat lahir rendah, mempunyai kesulitan dalam mempertahankan
suhu tubuh. Bayi akan berkembang secara memuaskan, asal suhu rectal
dipertahankan antara 35,50 C s/d 370 C.Bayi berat rendah harus diasuh dalam
suatu suhu lingkungan dimana suhu normal tubuhnya dipertahankan dengan
usaha metabolic yang minimal. Bayi berat rendah yang dirawat dalam suatu
tempat tidur terbuka, juga memerlukan pengendalian lingkungan secara
seksama. Suhu perawatan harus diatas 25 0 C, bagi bayi yang berat sekitar
2000 gram, dan sampai 300C untuk bayi dengan berat kurang dari 2000 gram
3. Inkubator
Bayi dengan berat badan lahir rendah, dirawat didalam incubator. Prosedur
perawatan dapat dilakukan melalui “jendela“ atau “lengan baju“. Sebelum
memasukkan bayi kedalam incubator, incubator terlebih dahulu dihangatkan,
sampai sekitar 29,4 0 C, untuk bayi dengan berat 1,7 kg dan 32,20C untuk
bayi yang lebih kecil. Bayi dirawat dalam keadaan telanjang, hal ini
memungkinkan pernafasan yang adekuat, bayi dapat bergerak tanpa dibatasi
pakaian, observasi terhadap pernafasan lebih mudah.
6
4. Pemberin oksigen
Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi preterm
BBLR, akibat tidak adanya alveolo dan surfaktan. Konsentrasi O2yang
diberikan sekitar 30- 35 % dengan menggunakan head box, konsentrasi
o2 yang tinggi dalam masa yang panjangakan menyebabkan kerusakan pada
jaringan retina bayi yang dapat menimbulkan kebutaan
5. Pencegahan infeksi
Bayi preterm dengan berat rendah, mempunyai system imunologi yang kurang
berkembang, ia mempunyai sedikit atau tidak memiliki ketahanan terhadap
infeksi. Untuk mencegah infeksi, perawat harus menggunakan gaun khusus,
cuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi.
6. Pemberian makanan
Pemberian makanan secara dini dianjurkan untuk membantu mencegah
terjadinya hipoglikemia dan hiperbillirubin. ASI merupakan pilihan pertama,
dapat diberikan melalui kateter ( sonde ), terutama pada bayi yang reflek hisap
dan menelannya lemah. Bayi berat lahir rendah secara relative memerlukan
lebih banyak kalori, dibandingkan dengan bayi preterm.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain :
a) Pemeriksaan skor ballard
b) Tes kocok (shake test), dianjur untuk bayi kurang bulan
c) Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa kadar
elektrolit dan analisa gas darah.
d) Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan umur
kehamilan kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau didapat/diperkirakan akan
terjadi sindrom gawat nafas.
e) USG kepala terutama pada bayi dengan umur kehamilan
f) Pemeriksaan glucose darah terhadap hipoglikemia
g) Pemantauan gas darah sesuai kebutuhan
h) Pemeriksaan kromosom sesuai indikasi
H. KOMPLIKASI
1. Sindrom aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum, sindrom distres respirasi,
penyakit membran hialin
2. Dismatur preterm terutama bila masa gestasinya kurang dari 35 minggu
7
3. Hiperbilirubinemia, patent ductus arteriosus, perdarahan ventrikel otak
4. Hipotermia, Hipoglikemia, Hipokalsemia, Anemi, gangguan pembekuan darah
5. Infeksi, retrolental fibroplasia, necrotizing enterocolitis (NEC)
6. Bronchopulmonary dysplasia, malformasi konginetal
8
BAB III
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Suku bangsa :
Pekerjaan :
Penanggung jawab :
Agama :
Status perkawinan :
Alamat :
No. Medikal Record :
Ruang rawat :
Tanggal masuk :
Diagnosa medic :
Yang mengirim / merujuk :
Tinggi / berat badan :
Golongan darah :
Sumber informasi :
2. Tanda – tanda vital
Nadi : 120 x/menit
Tekanan darah :
Pernafasan : 56 x/menit
Suhu : 35,5 0C
3. Riwayat Kesehatan
Riwayat antenatal yang perlu dikaji atau diketahui dari riwayat antenatal pada
kasus BBLR yaitu:
a. Keadaan ibu selama hamil dengan anemia, hipertensi, gizi buruk, merokok
ketergantungan obat-obatan atau dengan penyakit seperti diabetes mellitus,
kardiovaskuler dan paru.
9
b. Kehamilan dengan resiko persalinan preterm misalnya kelahiran multiple,
kelainan kongenital, riwayat persalinan preterm.
c. Pemeriksaan kehamilan yang tidak kontinyuitas atau periksa tetapi tidak
teratur dan periksa kehamilan tidak pada petugas kesehatan.
d. Hari pertama hari terakhir tidak sesuai dengan usia kehamilan (kehamilan
postdate atau preterm).
e. Riwayat natalkomplikasi persalinan juga mempunyai kaitan yang sangat erat
dengan permasalahan pada bayi baru lahir. Yang perlu dikaji :
Kala I : perdarahan antepartum baik solusio plasenta maupun plasenta
previa.
Kala II : Persalinan dengan tindakan bedah caesar, karena pemakaian obat
penenang (narkose) yang dapat menekan sistem pusat pernafasan.
Riwayat post natal
Agar score bayi baru lahir 1 menit pertama dan 5 menit kedua AS (0-3)
asfiksia berat, AS (4-6) asfiksia sedang, AS (7-10) asfiksia ringan.
Berat badan lahir : Preterm/BBLR < 2500 gram, untu aterm ³ 2500 gram
lingkar kepala kurang atau lebih dari normal (34-36 cm).
Adanya kelainan kongenital : Anencephal, hirocephalus anetrecial aesofagal.
4. Pemeriksaaan Fisik
a. Keadaan umum
Pada neonatus dengan BBLR, biasanya keadaannya lemah dan hanya merintih.
Keadaan akan membaik bila menunjukkan gerakan yang aktif dan menangis
keras. Kesadaran neonatus dapat dilihat dari responnya terhadap rangsangan.
Adanya BB yang stabil, panjang badan sesuai dengan usianya tidak ada
pembesaran lingkar kepala dapat menunjukkan kondisi neonatus yang baik.
b. Kulit
Biasanya warna kulit tubuh merah, sedangkan ekstrimitas berwarna biru, pada
bayi preterm terdapat lanugo dan verniks.
c. Kepala
Biasanya ditemukan caput succedaneum atau cephal haematom, ubun-ubun
besar cekung atau cembung kemungkinan adanya peningkatan tekanan
intrakranial.
10
d. Mata
Biasanya warna conjunctiva anemis atau tidak anemis, tidak ada bleeding
conjunctiva, warna sklera tidak kuning, pupil menunjukkan refleksi terhadap
cahaya.
e. Hidung
Biasanya terdapat pernafasan cuping hidung dan terdapat penumpukan lendir.
f. Mulut
Biasanya bibir berwarna pucat ataupun merah, ada lendir atau tidak.
g. Telinga
Biasanya tidak ada kelainan pada telinganya, tidak ada pembengkakan
h. Leher
Perhatikan kebersihannya karena leher nenoatus pendek
i. Thorax
Inspeksi :biasanya bentuk dada simetris, terdapat tarikan intercostals,
Palpasi : biasanya premitus simetris ki/ka
Perkusi : biasanya sonor
Auskultasi : biasanya vesikuler,suara tambahan wheezing
j. Jantung
Inspeksi : biasanya ictus cordis terlihat, frekuensi jantung > 100
Palpasi : biasanya ictus cordis teraba 1 jari di intercostal IV
Perkusi : biasanya pekak
Auskultasi : biasanya irama jantung tidak teratur
k. Abdomen
Inspeksi : biasanya bentuk silindris, perut cekung adanya hernia diafragma
Palpasi : biasanya hepar bayi terletak 1-2 cm dibawah arcus coatae pada garis
papilla mamae, lien tidak teraba
Perkusi : biasanya jarang dilakukan perkusi pada bayi
Auskultasi : bising usus timbul 1-2 jam setelah masa kelahiran bayi
l. Umbilikus
Biasanya tali pusat layu, perhatikan ada pendarahan atau tidak, adanya tanda –
tanda infeksi pada tali pusat.
11
m. Genitalia
Biasanya pada neonatus aterm testis turun, lihat adakah kelainan letak muara
uretra pada neonatus laki – laki, neonatus perempuan lihat labia mayor dan
labia minor, adanya sekresi mucus keputihan, kadang perdarahan.
n. Ekstremitas
Biasanya warna biru, gerakan lemah, akral dingin, perhatikan adanya patah
tulang atau adanya kelumpuhan syaraf atau keadaan jari-jari tangan serta
jumlahnya.
o. Refleks
Biasanya pada neonatus preterm post asfiksia berat reflek moro dan sucking
lemah. Reflek moro dapat memberi keterangan mengenai keadaan susunan
syaraf pusat atau adanya patah tulang
5. Pola-Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Pola nutrisi
Yang perlu dikaji pada bayi dengan BBLR gangguan absorbsi gastrointentinal,
muntah aspirasi, kelemahan menghisap sehingga perlu diberikan cairan
parentral atau personde sesuai dengan kondisi bayi untuk mencukupi kebutuhan
elektrolit, cairan, kalori dan juga untuk mengkoreksi dehidrasi, asidosis
metabolik, hipoglikemi disamping untuk pemberian obat intravena.
b. Pola eliminasi
Yang perlu dikaji pada neonatus adalah BAB : frekwensi, jumlah, konsistensi.
BAK : frekwensi, jumlah
c. Latar belakang sosial budaya
Kebudayaan yang berpengaruh terhadap BBLR kebiasaan ibu merokok,
ketergantungan obat-obatan tertentu terutama jenis psikotropikaKebiasaan ibu
mengkonsumsi minuman beralkohol, kebiasaan ibu melakukan diet ketat atau
pantang makanan tertentu.
d. Hubungan psikologis
Sebaiknya segera setelah bayi baru lahir dilakukan rawat gabung dengan ibu
jika kondisi bayi memungkinkan. Hal ini berguna sekali dimana bayi akan
mendapatkan kasih sayang dan perhatian serta dapat mempererat hubungan
psikologis antara ibu dan bayi. Lain halnya dengan BBLR karena memerlukan
perawatan yang intensif
12
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh b.d kegagalan mempertahankan suhu
tubuh, penurunan jaringan lemak subkutan
2. Ketidakefektifan pola makan bayi b.d prematuritas
3. Diskontinuitas pemberian ASI b.d prematuritas
4. Resiko infeksi b.d pertahanan imunologis tidak adekuat
5. Iketrus neonates b.d bilirubin tak terkonjugasi dalam sirkulasi.
13
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
14
panas
15
hipersensitifitas oral dorong ibu untuk menghindari
prematuritas penggunaan rokok dan pil KB selama
status puasa yang lama menyusui
anjurkan ibu untuk memakai Bra yang
nyaman, terbuat dari cootn dan
menyokong payudara
dorong ibu untuk melanjutkan laktasi
setelah pulang bekerja/sekolah
16
kebutuhan nutrisi anak Menunjukkan teknik dalam mulut bayi setelah bayi diberikan susu
Keinginan ibu untuk memompa ASI
mempertahankan pemberian Berat badan bayi=masa tubuh Lactation supresion
ASI untuk memenuhhi Tidak ada respon aleri sistematik
Fasilitasi proses bantuan interakti untuk
kebutuhan nutrisi anak Respirasi status: jalan
membantu mempertahankan
Perpisahan ibu dan anak nafas,perttukaran gas,dan ventilasi
keberhasilan proses pemberian ASI
naas bayi adekuat
Faktor yang berhubungan: Sediakan informasi tentang laktasi dan
Tanda-tanda vital bayi dalam batas
teknik memompa ASI(secara manual
normal
Konttraindikasi terhadap atau dengan pompa elektrik),cara
menyusui(mis.,agens mengumpulkan dan menyimpan ASI
armaseutik tertentu) Tunjukkan dan demonsttrasikan
Penyakit bayi berbagai jenis pompa payudara,tentang
Prematuritas biaya,keefektifan,dan ketersediaan alat
Ibu bekerja tersebut
Penyakit ibu Ajarkan pengasuh bayi mengenai topik-
Kebutuhan untuk segera tpoik,seperti penyimpanan dan
menyapih bayi pencarian ASI dan penghindaran
memberi susu botol pada dua jam
sebelum ibu pulang
Ajarkan orang tua mempersiapkan,
menyimpan,menghangatkan
dan kemungkinan tambahan pemberian
susu formula
Apabila penyapihan diperlukan,
informasikan ibu mengenai kembalinya
proses ovulasi dan seputar alat
kontrasepsi yang sesuai
Lactation counseling
Menggunakan bantuan interaktif untuk
membantu ibu mempertahankan
17
keberhasilan proses pemberian ASI
Beri dorongan untuk tetap menyusui
sepulang kerja atau sekolah
18
5 Iketrus neonates b.d bilirubin NOC NIC
tak terkonjugasi dalam sirkulasi
Breasfeeding infektif Phototheraphy:neonatus
Defenisi: kulit dan membran Breasfeeding interrupted
mukosa neonatus berwarna Liver function,risk of impaired Meninjau sejarah ibu dan bayi faktor
kuning yang terjadi setelah 24 Blood glucose,risk or unstable resiko untuk hiperbilirubinemia
jam kehidupan sebagai akibat Amati tanda-tanda ikteris
bilirubin tak terkonjugasi ada di Kriteria hasil: Tempat bayi di isolette
dalam sirkulasi Instruksi keluarga pada prosedur
Menyusui secara mandiri fototerapi dan perawatan
Batas karakteristik: Tetap mempertahankan laktasi Terapkan tambalan untuk menutup
Pertumbuhan dan perkembangan mata,menghindari memonitor tanda-
Proil darah abnormal bayi dalam batas normalrespirasi [tanda vital perprotokol sesuai
(hemolisis;bilirubin serum status:jalan nafas,pertukaran gas,dan kebutuhan memantau tingkat bilirubin
total >2mg/dl;bilirubin ventilasi naas bayi adekuat perprotokolmengevaluasi status
serum total pada rentang Penerimaan :kondisi kesehatan neurologi setiap 4 jam atau perprotokol
resiko tinggi menurut usia Dapat mengontrol kadar glukosa Dorong keluarga untuk berpartisipasi
pada nonmogram spesifik- darah dalam terapi cahaya
waktu) Dapat memanajement dan mencegah Instruksikan keluarga pada fototerapi
Memar kulit abnormal penyakit semakin parah diruamh yang sesuai.
Membran mukosa kuning Tingkat pemahaman untuk dan
Kulit kuning sampai orange pencegahan komplikasi
Sclera kuning Dapat meningkatkan istirahat
Status nutrisi adekuat
Factor yang berhubungan: Control resiko proses infeksi
Penurunan berat badan
abnormal (>7-8% pada bayi
baru lahir yang menyusui
ASI ;15% pada bayi cukup
bulan)
Pola makanan tidak
ditetapkan dengan baik
19
Bayi menunjukkan kesulitan
dalam transaksi ke
kehidupan ekstrauterin
Usia neonatus 1-7 hari
Feses (mekonium) terlambat
keluar
20
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan 2500 gram atau kurang
pada saat lahir, bayi baru lahir ini dianggap mengalami kecepatan pertumbuhan
intrauterine kurang dari yang diharapkan atau pemendekan periode gestasi (Bobak,
2004).
Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang atau
sama dengan 2500 gram (Surasmi, 2003).
Berat Badan Bayi Rendah (BBLR) merupakan bayi (neonatus) yang lahir dengan
memiliki berat badan kurang dari 2500 gram atau sampai dengan 2499 gram (Hidayat,
2005).
Menurut Hasan Rusepno (1995), berdasarkan hasil konggres kedoktren Perinatologi
Eropa II yang disebut bayi berat lahir rendah adalah bayi yang beratnya kurang atau sama
dengan 2500 gram saat lahir.dianggap sebagai mengalami masa gestasi yang
diperpendek, maupun pertumbuhan intra uterus kurang dari yang diharapkan atau
keduanya.
Dalam hal in dapat dibedakan menjadi :
a) Prematuritas murni, yaitu bayi pada kehamilan
b) Small for date (SFD) atau kecil untuk masa kehamilan adalah bayi yang berat
badannya kurang dari yang seharusnya umur kehamilan
c) Retardasi pertumbuhan janin intrauterine (IUGR) yaitu bayi yang lahir dengan berat
badan rendah dan tidak sesuai dengan usia kehamilan
d) Dismaturitas, yaitu suatu sindrom klinik dimana terjadi ketidakseimbangan antara
pertumbuhan janin dengan lanjutnya kehamilan atau bayi-bayi yang lahir dengan BB
tidak sesuai dengan tuanya kehamilan. Atau bayi yang dengan gejala intrauterine
malnutrition or wasting.
e) Large for date adalah bayi yang dilahirkan lebih besar dari seharusnya tua kehamilan,
misalnya pada diabetes mellitus
21
1. Factor genetik atau kromosom
2. Infeksi
3. Bahan toksik
4. Insufisiensi atau disfungsi plasenta
5. Radiasi
6. Faktor nutrisi
7. Isufisiensi atau disfungsi plasenta
8. Factor lain seperti merokok, peminum alkohol, bekerja berat pada masa kehamilan,
plasenta previa, kehamilan ganda, obat-obatan, dan sebagainya.
B. SARAN
Bagi para pembaca, diharapkan dapat memetik pemahaman dari uraian yang dipaparkan
diatas, sehingga dapat menjadi sumber informasi dan pengetahuan tambahan.
Bagi dosen pembimbing, diharapkan dapat memberi masukan, baik dalam proses
penyusunan maupun dalam pemenuhan referensi untuk membantu kelancaran dan
kesempurnaan pembuatan makalah kedepannya.
22
DAFTAR PUSTAKA
Huda , Amin N dan Hardhi Kusuma. (2013). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa NANDA & NIC-NOC Jilid 1. Jakarta : EGC
Tambayong, (2000) . Patofisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC.
23