Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
P3 K secara harfiah merupakan tindakan yang dapat diberikan / dilakukan oleh
orang yang terlatih atau memahami tentang seluk-beluk anatomi-kesehatan dasar.
Kemampuan dasar ini dapat diperoleh melalui pendidikan umum formal, pelatihan
ataupun pengalaman.
Pertolongan pertama mempunyai makna tindakan yang pertama sebelum korban
dibawa ke fasilitas kesehatan yang lebih baik, sehingga tujuan dari P3K
sesungguhnya adalah: mencegah agar cedera yang timbul tidak lebih parah,
menghentikan perdarahan, mencegah nyeri dan menjamin fungsi saluran napas,
sehingga korban dapat terselamatkan dari bahaya maut semaksimal mungkin. Ada
juga korban tidak hanya mengalami trauma sejenis, tetapi juga kompleks sehingga
penolong pun diharuskan untuk mampu memberikan pertolongan sekaligus ataun
sesuai prioritas yang mengancam nyawa.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Perdarahan ?
2. Apa Saja Klasifikasi Perdarahan ?
3. Apa Penyebab dan Cara Mengatasi Perdarahan ?
4. Bagaimana Penanganan Perdarahan ?
5. Bagaimana Metode Penghentian Perdarahan ?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Definisi Perdarahan
2. Untuk Mengetahui Klasifikasi Perdarahan
3. Untuk Mengetahui Penyebab dan Cara Mengatasi Perdarahan
4. Untuk Mengetahui Penanganan Perdarahan
5. Untuk Mengetahui Metode Penghentian Perdarahan

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendarahan
Gangguan perdarahan adalah istilah umum untuk berbagai masalah medis yang
mengarah ke pembekuan darah miskin dan perdarahan terus-menerus. Dokter juga
menyebut mereka istilah-istilah seperti koagulopati, perdarahan dan gangguan
pembekuan darah.
Ketika seseorang memiliki kelainan pendarahan mereka memiliki kecenderungan
untuk berdarah lagi. Kelainan dapat disebabkan oleh cacat pada pembuluh darah atau
dari kelainan dalam darah itu sendiri. Mungkin kelainan pada faktor pembekuan darah
atau platelet.
Pembekuan darah, atau koagulasi, adalah proses yang mengendalikan perdarahan.
Berubah darah dari cair ke padat. Ini adalah proses kompleks yang melibatkan
sebanyak 20 protein plasma yang berbeda, atau faktor pembekuan darah. Biasanya,
proses kimia yang kompleks terjadi menggunakan faktor pembekuan ini untuk
membentuk suatu zat yang disebut fibrin yang berhenti berdarah. Ketika faktor-faktor
koagulasi tertentu yang kurang atau hilang, proses ini tidak terjadi secara normal.
Pendarahan Gangguan Pembekuan Ilustrasi
Perdarahan adalah nama yang umum digunakan untuk menggambarkan
kehilangan darah. Hal ini dapat merujuk pada kehilangan darah dalam tubuh
(perdarahan internal ) atau kehilangan darah di luar tubuh ( perdarahan eksternal ).
Kehilangan darah dapat terjadi hampir semua daerah tubuh. Biasanya perdarahan
internal terjadi ketika darah bocor keluar melalui kerusakan pembuluh darah atau
organ. Perdarahan eksternal terjadi baik ketika keluar darah melalui istirahat di kulit,
atau saat keluar darah melalui lubang alami di dalam tubuh, seperti mulut, vagina dan
rectum.
B. Klasifikasi Perdarahan
 Perdarahan pada umumnya
1. Perdarahan bawah kuku
Pendarahan ini dapat terjadi apabila kuku terjepit pintu, terpukul martil dan
sebagainya sehingga warna kuku menjadi merah dan terasa sakit. Apabila hal ini
terjadi kompreslah kuku dengan es. Setelah itu, lubangi sedikit bagian kuku yang
berdarah tadi untuk memungkinkan darah yang berada di bawah kuku keluar
kemudian berikan saleb anti biotic pada lubang kuku tersebut.
2. Perdarahan pada hidung (mimisan)
Epistaksis atau perdarahan hidung sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari
dan hampir 90% dapat berhenti sendiri. Perdarahan ini terjadi mungkin karena:

2
a. Seringkali tanpa sebab, sepontan terjadi mimisan.
b. Benturan ringan misalnya ketika mengorek ingus terlalu kuat, bersin terlalu
kuat, atau benturan kuat seperti terjatuh, terpukul dll.
c. Infeksi: sinusitis, rhintis atau penyakit infeksi lain seperti sifilis, atau lepra.
d. Neoplasma/tumor: kasinoma atau tumor ganas lainnya.
e. Kelainan bawaan.
f. Penyakit kardiovaskuler: tekanan darah tinggi dan kelainan pembuluh darah.
g. Kelainan darah: hemofili, leukemia dan trombositopenia (keguguran
trombosit).
h. Infeksi sistemik: demam berdarah, demam tifoid, influensa, dan lain-lain.
i. Perubahan tekanan atmosfer: peyakit akibat menyelam sehingga terjadi
perbedaan tekanan yang tinggi dan mendadak sehingga sering terjadi mimisan.
j. Gangguan endokren: menarche (haid pertama kali) atau menopause.
Hal yang harus dilakukan untuk mengatasi perdarahan adalah:
a. Untuk membantu korban maka dudukkan dia dengan kepala menunduk, hal ini
untuk mencegah agar darah tidak terhisap paru-paru.
b. Pencet hidung kanan kiri selama 10 menit.

Gambar 1
c. Selanjutnya masukkan segulungan kain kasa ke dalam hidung (druk). Kain
kasa lebih baik lagi di basahi dengan hidrogen peroksida. Untuk beberapa
waktu (20-30 menit) mintalah korban untuk membuka mulutnya dan katakan
padanya untuk sementara waktu tidak menelan ludah.
d. Bisa juga memasukkan gulungan daun sirih ke dalam lubang hidung yang
berdarah. Karena daun sirih mengandung minyak atsiri (kadinen, kavikol,
sineol, eugenol, kariovilen, karvakrol, tarpinen, seskuiterpen). Kandungan ini
dapat membantu menyempitkan pembuluh darah.
e. Selain itu, untuk sementara waktu korban tidak boleh mendengus atau
membuang ingus.
3. Perdarahan pada telinga
Terjadinya perdarahan pada telinga ini bisa jadi disebabkan oleh tusukan benda
tajam, mungkin juga karena tulan kepala retak, atau dapat pula di akibatkan oleh
adanya ledakan yang keras. Untuk membantu korban maka hal yang harus
dilakukan adalah dengan mengirim dia segera ke rumah sakit. Jangan tetesi telinga

3
korban dengan obat tetes telinga dan jangan berusaha membersihkan gumpalan
darah pada lubang telinga.
4. Perdarahan pada waktu hamil
Perdarahan pada ibu hamil merupakan hal yang perlu diwaspadai, karena
dapat terjadi tiba-tiba bahkan kadang terjadi tanpa sebab ataupun tidak dapat
diperkirakan sebelumnya. Hal yang terpenting adalah bagaimana memberikan
pertolongan pertama pada ibu, mengantisipasi keadaan yang lebih buruk akibat
kehilangan cairan dan mencegah shock.
Perdarahan pada waktu hamil, secara umum dibagi menjadi dua bagian, yaitu
perdarahan pada kehamilan muda (di bawah 5 bulan) dan perdarahan pada
kehamilan lanjut/tua (di atas 6 atau 7 bulan).
Perdarahan pada kehamilan muda diakibatkan oleh: keguguran (abortus),
kehamilan di luar kandungan (kehamilan di luar rahim) dan kehamilan anggur
(mola), yaitu kehamilan yang tidak berisi janin tetapi berisi gelembung-
gelembung yang berwarna seperti anggur. Perdarahan pada kehamilan tua/lanjut
disebabkan oleh lepasnya plasenta/ari-ari sebelum bayi lahir atau perdarahan pada
plasenta dan karena jalan lahir tertutup plasenta.
a. Perdarahan pada kehamilan muda
1) Keguguran atau abortus
Tanda-tanda abortus adalah:
a) Pengeluaran darah mulai hanya berupa bercak atau sedang hingga
hebat (gumpalan darah) pada usia kehamilan di bawah 5 bulan.
b) Terjadinya kram atau nyeri/ mulas pada perut bagian bawah.
Cara penaganannya adalah dengan
a) Bila perdarhan/bercak sedikit segera istirahat baring total di tempat
tidur, dan tidak melakukan aktifitas apapun.
b) Bantu semua keperluan makan-minum, mandi, dan lain-lain
keperluan sehari-hari.
c) Istirahat yang cukup dan beri support mental/psikologis.
d) Bila perdarahan banyak segera periksa ke dokter kandungan atu
rujuk ke rumah sakit.
2) Kehamilan di luar kandungan
Tanda-tanda kehamilan di luar kandungan adalah:
a) Nyeri perut bagian bawah yang sangat, bahkan hingga
limbung/pingsan.
b) Pengeluaran darah bercak hingga sedang.
c) Penderita tampak pucat.
d) Terdapat tanda-tanda shock.
Cara penanganannya adalah dengan:
Penderita segera di rujuk ke rumah sakit/dokter kandungan.

4
3) Kehamilan anggur atau mola.
Tanda-tanda mola adalah:
a) Pengeluaran darh berwarna coklat disertai jaringan yang
bergelembung-gelembung seperti anggur.
b) Mual dan muntah berlebihan.
c) Kram atau nyeri/mulas pada perut bagian bawah.
d) Perut tampak lebih besar dari usia kehamilannya.
Cara penanganannya adalah dengan:
Penderita segera di rujuk ke rumah sakit/dokter kandungan.
b. Perdarahan pada kehamilan tua/lanjut
1. Perdarahan karena lepasnya plasenta (ari-ari)
Tanda-tanda perdarahan karena lepasnya plasenta adalah:
a) Kelur darah berwarna merah tua agak kehitaman pada umur
kehamilan lebih dari 6 atau 7 bulan.
b) Biasanya terdapat faktor penyebab sebelumnya, misalnya jatuh,
penyakit/infeksi, tekanan darah tinggi, dan sebagainya.
Cara penanganannya adalah dengan:
Penderita segera di rujuk ke rumah sakit/dokter kandungan.
2. Perdarhan karena jalan lahir tertutup plasenta (ari-ari)
Tanda-tanda perdarhan karena jalan lahir tertutup plasenta adalah:
a) Pengeluaran darah ringan atau berupa bercak hingga banyak,
berwarna merah segar pada kehamilan di atas 6-7 bulan.
b) Perdarahan umumnya berhenti secara spontan.
c) Tidak ada penyebab sebelumnya, kadang-kadang terjadi pada
waktu bangun tidur.
Cara penanganannya adalah dengan:
Penderita segera di rujuk ke rumah sakit/dokter kandungan.
5. Perdarahan pada rongga perut
Perdarahan pada rongga perut yang diakibatkan oleh luka terbuka mudah
diketahui. Tetapi rongga perot dapat juga terjadi tanpa luka terbuka, misalnya
yang di timbulkan oleh pukulan yang keras oleh benda tumpul ke arah perut. Pada
kecelakaan kendaraan bermotor, hal semacam ini tidak jarang di jumpai.
Bahaya perdarahan rongga perut selain infeksi (bila ada luka terbuka), juga
shock dan kematian cepat menyusul.
Tanda-tanda perdarahan rongga perut tanpa luka terbuka ialah: penderita
merasa kesakitan yang hebat pada di daerah perut. Dinding perut menegang
(kadang-kadang sampai sekeras papan). Bila dipegan atau ditekan perutnya
penderita akan merasa kesakitan. Mual dan muntah yang kadang-kadang berdarah

5
merupakan salah satu tanda-tandanya. Kemudian akan cepat menjadi shock dan
meninggal.Tindakan pertongan pertama:
a. Bila ada luka terbuka:
 Tutup lukanya dengan snelverband. Jika tidak ada snelverband, tutuplah
dengan setumpuk tebal kasa steril. Siramlah kasa seteril dengan cairan
steril (aquadest steril atau larutan garam steril).
 Apabila ada usus yang nampak keluar, jangan berusaha untuk
memasukkannya kembali.
 Balutlah luka tersebut dengan balutan yang menekan.
 Jangan dfiberi minum atau makanan apa pun. Jika penderita merasa haus,
cukup basahi bibirnya dengan air.
 Kirim segera ke rumah sakit.
b. Tanpa luka terbuka (akibat pukulan atau ledakan):
 Jangan diberi minum atau makan apa pun.
 Balut perut dengan balutan menekan.
 Kirim segera ke rumah sakit.
6. Perdarahan di kepala
Kulit kepala mempunyai jaringa pembuluh darah yang sangat banyak
jumlahnya. Sehingga luka yang dangkalpun banyak mengalirkan darah. Perdaran
di kepala akan lebih berbahaya jika terjadi di atas telinga atau di belakang kepala.
Tindakan pertolongan:
 Perhatikan mungkin ada tulang kepala yang retak (perdarahan lewat te linga
dan hidung)
 Perhatikan pula tulang kepala yang pecah dan mungkin ada gangguan pada
otak. Jika tidak ada tanda-tanda patah tulang kepala atau gangguan pada otak.
Hentikanlah pendarahan dengan cara menekan langsung pada luka.
 Luka ditutup dengan kasa steril dan diberi balutan menekan.
Jika tidak ada tanda-tanda patah tulang kepala atau gangguan pada otak:
tekanan langsung pada luka akan lebih berbahaya. Yang harus dikerjakan ialah:
Mencoba menghentikan perdarahan dengan menekan nadi yang mengalirkan
darah ke kulit kepala. Cara melakukannya yaitu dengan cara menggunakan tiga
jari tangan, nadi leher di tekan ke belakang. Ibu jari tangan yang menekan
diletakkan di tengkuk. Jadi nadi ditekan ke arah ibu jari, jangan ke arah
tenggorokan. Nadi yang di tekan adalah nadi yang terletak pada sisi yang sama
dengan tempat perdarahan. Penekanan dilakukan lebih rendah dari jakun.
Kemudian tindakan pertolongan pertama yang harus dilakukan jika terjadi luka
terbuka di kepala tanpa disertai patah tulang kepala adalah:
 Gunting rambut sekitar luka.
 Bersihkan luka dengan cairan steril.
 Tutup luka dengan kasa steril lalu di balut

6
 Bawa penerita ke dokter

Gmbar 2 Balutan perdarahan di pelipis

7. Perdarahan di selaput otak


Kecelakaan di kepala mungkin tidak mengakibatkan apa-apa di luarnya. Tetapi
pembuluh darah selaput otak mungkin pecah. Dalam hal ini biasanya penderita
tidak merasa apa-apa kecuali sedikit pusing setelah kecelakaan. Tetapi semakin
lama darah yang mengumpul di rongga otak semakin banyak dan semakin
menekan otak. Oleh sebab itu penderita akan merasa semakin pusing, muntah-
muntah dan pingsan. Tindakan pertolongan pertama yang harus di lakukan adalah:
 Setiap korban kecelakaan yang yang diduga mengalami benturan di kepala
harus diperlakukan sebagai penderita gegar otak.
 Meskipun tetap sadar, penderita tetap harus berbaring dengan kepala dialasi
bantal.
 Setiap 15 atu 30 menit kesadaran penderita harus diperiksa. Jika perlu
penderita harus dibangunkan jika tertidur. Kesadaran yang menghilang
sementara ia tertidur akan lebih sulit diketahui.
 Apabila kesadaran menurun, atau kepala semakin pusing, atau muntah-muntah
semakin banyak, penderita harus segera di bawa ke rumah sakit dalam keadaan
tetap berbaring.
8. Perdarahan di mata
Kelilip yang tajam atau tusukan benda tajam dapat melukai mata.Tindakan
pertolongan yang harus dilakukan:Penderita harus segera diusung ke rumah sakit
dengan mata di balut dengan menggunakan balutan (kasa) steril.
 Perdarahan pembuluh nadi
Pembuluh nadi bertugas membawa darah segar dari jantung ke seluruh bagian
tubuh. Kebanyakan pembuluh nadi ini tersimpan dalam di bawah jaringan tubuh,
7
dan hanya beberapa saja yang dekat permukaan ke kulit. Tanda-tanda pendarahan
pembuluh nadi adalah: darah keluar menyembur sesuai dengan denyut jantung.
Darah yang keluar berwarna merah segar.
Tindakan pertolongan harus segera diberikan karena penderita akan cepat
kehilangan darah dan terjadi shock. Ada tiga cara penghentian perdarahan nadi:
1. Tekanan di tempat perdarahan
Cara ini adalah yang terbaik untuk perdarahan nadi pada umumnya.
Caranya adalah dengan menggunakan setumpuk kasa steril (kain bersih biasa),
tempat perdarahan itu ditekan. Tekanan tersebut harus dipertahankan sampai
terhenti atau sampai pertolongan yang lebih lanjut (pertolongan oleh tenaga
medis) dapat di berikan. Penekanan ini dilakukan selama 15-20 menit atau
sampai terfiksasi sehingga tidak ada lagi perdarahan.
Kasa boleh dilepas apabila kasa sudah terlalu basah oleh darah dan perlu
diganti dengan yang baru. Kemudian kasa tersebut di tutup dengan dengan
balutan yang menekan, dan bawa penderita ke rumah sakit. Selama perjalanan,
bagian yang mengalami perdarahan diangkat lebih tinggi dari letak jantung.

Gambar 3
2. Tekanan pada tempat-tempat tertentu
Tempat-tempat yang di tekan adalah hulu (pangkal) pembuluh nadi yang
terbuka. Jadi tujuan dari penekanan ini adalah untuk menghentikan aliran
darah yang menuju ke pembuluh nadi yang cidera.
Perhatikan gambar berikut, garis–garis panah menunjukkan arah aliran darah
di dalam pembuluh nadi, tempat-tempat yang ditekan terletak diantara jantung
dan tempat luka.
A: untuk pedarahan di daerah muka;
B: untuk perdarahan muka dan kepala;
C: untuk perdarahan di kaki;
D: untuk perdarahan di daerah bawah lutut;
E: untuk perdarahan di lengan;
F: untuk perdarahan di bawah siku;

8
G: untuk perdarahan di pundak dan sepanjang lengan;
H: untuk perdarahan kulit kepala dan kepala bagian atas.

Gambar 4 Tempat-tempat untuk penekanan perdarahan pembuluh nadi.


3. Tekanan dengan torniket (torniquet)
Torniket adalah bulatan yang menjepit sehingga aliran darah di bawahnya
terhenti sama sekali. Sehelai pita kain yang lebar, pembalut segitiga yang di
lipat-lipat, atau sepotong ban dalam sepeda dapat digunakan untuk keperluan
ini. Panjang torniket harus cukup untuk dua kali melilit bagian yang hendak di
balut. Tempat yang paling baik untuk memasang torniket ini adalah lima jari di
bawah ketiak (untuk perdrahan di lengan) dan lima jari di bawah lipat paha
(untuk perdarahan di kaki). Cara menggunakan torniket ini adalah:
 Lilitkan torniket di tempat yang dikehendaki. Lebih bagus lagi apabila
sebelumnya dialasi dengan kain atau kain kasa untuk mencegah timbulnya
lecet pada kulit yang terkena torniket langsung.
 Apabila menggunakan kain maka ikatkan dengan sebuah simpul hidup,
kemudian selipkan sebatang kayu di atas simpul tersebut. Selanjutnya diikat
lagi dengan simpul air untuk mengencangkan torniket, tetapi jangan diputar
terlalu keras, karena dapat melukai jaringan-jaringan di bawahnya.

9
 Tanda-tanda apabila torniket ini sudah dapat memperkecil denyut nadi
bagian tubuh yang berada di bawah torniket, akan terlihat dari warna kulit
di sekitar daerah tersebut menjadi kekuningan.
 Untuk memudahkan pengusungan, perlihatkan torniket, jangan di tutup
dengan selimut. Selain itu setiap 10 menit torniket harus dikendurkan
selama 30 detik, untuk memberi kesempatan darah memberi makanan-
makanan ke jaringan di bawah torniket tersebut. Sementara torniket kendor,
luka dapat ditekan dengan kasa steril.
 Penderita yang ditorniket harus segera dikirim ke rumah sakit, untuk
memperoleh pertolongan selanjutnya.

Gambar 5 Cara memasang torniket.

Gambar 6 Cara memasang torniket. Segulung perban dapat di selipkan di


bawah torniket.
C. Penyebab dan Cara Mengatasi Perdarahan
Penanganan cidera dinilai melalui tingkatan cedera berdasarkan adanya perdarahan
lokal.
1. Akut (0-24 jam)
Kejadian cedera antara saat kejadian sampai proses perdarahan berhenti, biasanya
24 jam, pertolongan yang benar dapat mempersingkat periode ini.
2. Sub-akut (24-48 jam)
Masa akot telah berakhir, perdarahan telah berhenti, tetapi bisa berdarah lagi. Bila
pertolongan tidak benar akan kembali ke tingkat akut, berdarah lagi.
3. Tingkat lanjut (48 jam sampai lebih)
Pedarahan telah berhenti, kecil kemungkinan kembali ke tingkat akut,
penyembuhan telah mulai. Dengan pertolongan yang baik masa ini dapat
10
dipersingkat, pelatih harus sangat mahir dalam hal ini agar tahu kapan harus
meminta pertolongan dokter.
D. Prisip Penanganan Perdarahan
ESSENSIAL DIAGNOSIS
a. Riwayat Perdarahan Akut Atau Excessive Diuresis
b. Hipotensi, Takikardia,Tachipnea,Oligouria Perubahan Status Mental
c. Penurunan Hematokrit Yang Cepat
d. Sebagian Besar Untuk Kasus Obsteri Penyababnya Adalah Perdarahan
Penanganan awal(umum):
1. Mintalah Bantuan
2. Pemeriksaan secara cepat keadaan umum dan pastikan jalan nafas bebas
3. Pantau tanda vital (N, T, RR, Temp)
4. Baringkan dalam posisi miring → mencegah aspirasi dan membuka jalan nafas
5. Jaga agar tetap hangat
6. Naikkan kaki untuk memeningkat preload
E. Metode Menghentikan Perdarahan
1. Angkat bagian tubuh
Bersihan luka dari material yang ada. Jika mungkin, angkat bagian tubuh yang
luka di atas jantung. Gravitasi akan menghentikan aliran darah dan membuatnya
lebih mudah berhenti.

2. Tekanan langsung
Berian tekanan pada luka karena darah tidak akan menggumpal sampai brhenti
mengalir. Gunakan kain kasa atau kain tebal. Jika darah membasahi kainnya,
tambahkan lapisan kain yang lain. Jangan menghapus lapisan karena akan
merobek sistem pembekuan darah sehingga harus dimulai dari awal. Berikan
tekanan sekitar 15 menit meski kadang juga memakan waktu lama sekitar 1 jam.
Jangan khawatir untuk mencari kain steril. Infeksi mungkin membutuhkan waktu
seminggu untuk membunuh tetapi kehilangan darah bisa menjadi pembunuh
utama dalam hitungan menit.

11
3. Tekanan pada arteri
Teknik ini membutuhkan pengetahuan tentang tekanan arteri utama. Jika darah
tidak juga berhenti, gunakan titik – titik tekanan. Ini adalah daerah dimana
pembuluh darah dekat dengan permukaan kulit. Menekan dibagian ini akan
memperlambat aliran darah.

Tekan kuat antara arteri yaitu antara luka dan jantung. Titik tekanan yang umum
adalah antara bahu dan siku, belakang lutu, daerah selangkangan. Ada beberapa
12
titik arteri yang digunakan dalam perdarahan parah dan yang paling umum adalah
arteri femoral dan arteri brakealis.
Arteri femoral adalah titik tekanan sudut kaki. Ada satu disetiap paha atas, didekat
pangkal paha. Karena lokasi arteri yang dalam, membutuhkan tekanan yang lebih
besar.
Arteri brakealis adalah titik tekanan untuk tangan atau lengan. Titik ini ada di
bagian lengan atas antara bisep dan trisep tepi, beberapa ini di bawah ketia.
Rasakan denyut nadi di titik tersebut dan tekanlah dengan jari atau jempol.
4. Torniquet
Jika cidera terlalu parah sehingga ketiga metode diatas tidak bisa membendung
aliran darah, torniquet merupakan pilihan terakhir karena agak berbahaya.
Anggota tubuh bisa rusak atau bahkan hilang. Jika harus melakukannya, gunakan
kain dilipat atau sabuk lebar. Jangan menggunakan tali atau kawat.

Ikat torniquet antara luka dan jantung, beberapa inci di atas luka. Gunakan simpul
persegi sederhana seperti mengikat sepatu tanpa busur. Dorong tongkat melalui
simpul dan putar untuk mengencangkan. Enduran torniquet setiap setengan jam
atau lebih untuk melihat apakah masih diperlukan untuk menghentikan
perdarahan. Ketika perdarahan telah berhenti, ikat luka dengan perban ketat.

13
BAB III
PENUTUP
Dalam melakukan perawatan dan penanganan cidera olahraga atau pertolongan
pertama terlebih dahulu kita harus mengetahui, dan apa yang harus dikerjakan. Ada tidakkah
perdarahan, fraktur tulang (patah tulang) dan sebagainya, atau mungkin kerusakan jaringan
lunak yang sering terjadi dalam olahraga, bahkan mungkin terjadi kerusakan pembuluh darah
kecil atau besar (perdarahan di bawah kulit) di daerah itu, bila terjadi akan ada warna ungu,
nyeri dan bengkak.
Demikian tadi makalah yang telah kami susun, semoga dengan adanya makalah
tentang pengertian, penyebab dan cara pertolongan pertama pada perdarahan ini dapat
berguna bagi para pembaca. Kami selaku penyusun merasa masih ada banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini, untuk itu kami mengharap kritik dan saran dari pembaca
untuk perbaikan makalah ini.

14
15

Anda mungkin juga menyukai