Anda di halaman 1dari 8

TUGAS PENGGUNAAN OBAT RASIONAL

Analisis Efficacy, Safety, Suitability dan Cost pada Penggunaan Obat Kasus
Kecacingan (Ascaris lumbricoides) untuk Pasien Dewasa

(Levamizole, Mebendazole & Albendazole)

Disusun oleh :
Karunia Wicaksono Yunanto
NIM : 178115039

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017

1
A. DEFINISI OPERASIONAL
1. Dewasa adalah individu yang memiliki usia lebih dari 12 tahun.
2. Aspek Efficacy (Kemanfaatan)
Kemanfaatan adalah tingkat keadaan suatu produk obat memberikan efek yang
diinginkan.Efikasi obat antihelmintes dapat dilihat dari cure rates, egg reduction rates, T ½
dan onset dari masing-masing obat.
 Cure rates adalah kemampuan obat antihelmintes untuk menyembuhkan atau
mensterilisasi pasien dari A. lumbricoides, sedangkan egg reduction rates adalah
kemampuan obat antihelmintes untuk menekan perkembang biakan dari A.
lumbricoides melalui penurunan jumlah telur yang dihasilkan. Sistem pemberian skor
mengacu pada nilai persentase cure rates dan egg reduction rates yang didapat dari
penelitian Moser (2017) dimana semakin besar nilai persentase cure rates dan egg
reduction rates maka semakin besar skor yang diberikan. Penilaian dapat
selengkapnya dapat dilihat pada table berikut :

% average cure rates skor % average egg reduction rate skor


Levamizole 97,3 3 96,4 1
Mebendazole 96,2 2 98,0 2
Albendazole 95,7 1 98,5 3

 T½ adalah waktu dimana kadar/jumlah obat di dalam tubuh tinggal ½ nya. Semakin
lama t½ yang dimiliki obat maka nilai (+) yang didapat semakin banyak karena obat
akan semakin lama untuk dieliminasi dari dalam tubuh sehingga efek obat akan lebih
lama.

T½ Skor
T ½ obat kurang dari 2 jam. +1
T ½ obat 3-6 jam. +2
T ½ obat lebih dari 6 jam. +3

 Onset obat adalah waktu yang dibutuhkan obat mulai dari saat obat sudah terlepas dari
bahan pembawanya hingga menimbulkan efek farmakologi bagi tubuh. Semakin cepat
waktu timbulnya onset dari obat maka nilai (+) yang didapat semakin banyak karena.

Onset Skor
Jika onset obat lebih dari 4 jam +1
Jika onset obat 3-4 jam +2
Jika onset obat kurang dari 3 jam +3

2
3. Aspek Safety (Keamanan)
Keamanan adalah tingkat dimana suatu produk obat jauh dari kontraindikasi dan efek
samping.
 Kontraindikasi adalah suatu kondisi pada pasien yang membuat pasien tidak boleh
mengonsumsi obat tersebut, meliputi hipersensitivitas, gangguan hati, reumathoid
arthritis, Preexisting Blood Disorders, lesi pada retina, ibu hamil dan menyusui.
Semakin sedikit kontraindikasi yang dimiliki oleh obat maka semakin banyak jumlah
(+) yang didapat karena obat akan semakin aman untuk digunakan.

Kontraindikasi (KI) Skor


Jumlah KI sebanyak 5-6 +1
Jumlah KI sebanyak 3-4 +2
Jumlah KI sebanyak 1-2 +3

 Efek samping adalah efek yang tidak diinginkan yang timbul pada dosis terapi,
berdasarkan dampak yang diberikan terhadap organ. Organ vital (jantung, hati, ginjal)
dan organ lain (ruam kulit, sakit kepala, hipersensitifitas, saluran cerna). Semakin
banyak organ yang terkena dampak dari efek samping, maka nilai (+) yang didapat
semakin sedikit.
ESO Skor
jumlah efek samping pada organ lain lebih dari 16, jumlah potentially
+1
fatal lebih dari 2, dan jumlah efek samping pada organ vital lebih dari 4
jumlah efek samping pada organ lain lebih dari 12-16, jumlah potentially
+2
fatal lebih dari 2, dan jumlah efek samping pada organ vital kurang dari 4
jumlah efek samping pada organ lain kurang dari 12, jumlah potentially
+3
fatal lebih dari 2

4. Aspek Suitability
Kecocokan adalah kesesuaian
 Kekuatan obat adalah jumlah kadar dari zat aktifyang terdapata pada satu sediaan obat.
Semakin banyak jumlah kekuatan obat, maka semakin besar nilai (+) yang diberikan
karena semakin banyak variasi pilihan kekuatan obat yang dapat digunakan sesuai
kebutuhan pasien.
Kekuatan Obat Skor
Obat hanya memiliki 1 kekuatan obat +1
Obat memiliki 2 ukuran kekuatan obat +2
Obat memiliki 3 ukuran kekuatan obat +3

3
 Bentuk sediaan obat adalah sediaan farmasi dalam bentuk tertentu yang dapat
digunakan sesuai dengan kebutuhan. Semakin banyak jenis bentuk sediaan obat
antihelmintes tersebut, maka semakin besar nilai (+) yang diberikan karena semakin
banyak variasi pilihan bentuk sediaan yang dapat digunakan sesuai kebutuhan pasien.

Bentuk Sediaan Obat (BSO) Skor


BSO hanya berbentuk tablet +1
BSO berbentuk tablet dan tablet kunyah +2
BSO berbentuk tablet, tablet kunyah dan syrup +3

 Aturan pakai obat


Aturan pakai obat adalah frekuensi dan lama obat harus diminum dalam sekali siklus
pengobatan untuk pasien dewasa. Semakin sedikit frekuensi dan waktu penggunaan
dari obat, maka nilai (+) yang didapat semakin banyak karena semakin sedikit
frekuensi dan waktu penggunaan obat maka semakin meningkat kenyamanan dalam
penggunaan obat.
Aturan Pakai Skor
Frekuensi penggunaan 2 kali sehari selama 3 hari +1
Frekuensi penggunaan 1 kali sehari 3 hari +2
Frekuensi penggunaan 1 kali sehari 1 hari +3

5. Aspek Cost
Harga adalah jumlah uang yang harus dikeluarkan oleh pasien dewasa untuk mendapatkan
dalam satu siklus terapi, yakni selama 3 hari (albendazole dan mebendazole) dan 1 hari
(levamizole). Perhitungan biaya yang dikeluarkan hanya untuk bentuk sediaan tablet karena
paling murah dibandingkan bentuk sediaan lainnya. Berdasarkan perhitungan, biaya tertinggi
yang harus dikeluarkan pasien adalah Rp.2.538 dan biaya minimal yang harus dikeluarkan
pasien adalah Rp. 1.430. Semakin sedikit biaya yang harus dikeluarkan oleh pasien maka nilai
(+) yang didapat semakin banyak.
Biaya Skor
> Rp. 4000. +1
Rp. 2.000 – Rp. 4.000 +2
< Rp. 2.000 +3

4
Tabel I. Analisis aspek efficacy, safety, suitability, dan cost terhadap obat Levamizole, Mebendazole dan Albendazole

Levamizole Mebendazole Albendazole


Dosis Dosis tunggal 120-150 mg 100 mg 2 x sehari Selama 3 hari Dosis dewasa : 400 mg selama 3 hari
2 jam 2-4 jam 2-5 jam
Onset
Efficacy Poin : +3 Poin : +3 Poin : +3
2-4 jam 3-6 jam 8-12 jam

Poin : +1 Poin : +2 Poin : +3
Ibu hamil dan menyusui, gangguan ginjal Kehamilan dan pasien yang memiliki Pasien dengan lesi pada retina,
yang berat, reumathoid arthritis, Preexisting hipersensitivitas terhadap mebendazole kehamilan, menyusui.
Kontraindikasi
Blood Disorders.
Poin : +1 Poin : +3 Poin : +3
 GI : Diare, sakit perut, mual, muntah (4)  GI : nyeri abdominal, mual dan
 CNS : sakit kepala, mati rasa, alopesia, , muntah
mengantuk (4) (3)
 GI : Mual, muntah, diare, nyeri abdominal  CNS : Sakit kepala, peningkatan
(4)  Vital : hipotensi, kejang, kelainan transien
tekanan intracranial, pusing, vertigo,
Safety  CNS : Pusing dan sakit kepala (2) pada LFT, hepatitis, peningkatan BUN (5) meningeal signs, kebotakan, (6)
 Other :demam, influenza-like syindrome,  Other : urtikaria, angioedema, tinnitus,  Vital : elevasi enzim hepar, hepatitis,
Efek Samping arthralgia, nyeri otot, ruam, vaskulitis pada pruritus, batuk, menggigil, ruam, cegukan, gagal hati akut, gagal ginjal akut (4)
kulit (6) demam, lemas, penurunan konsentrasi Hb dan  Other : ruam, urtikaria, erhytema
 Potentially fatal : Agrunolositosis, / atau hematokrit, leucopenia, eosinofilia, multiforme, demam (4)
leukopenia dan trombositopenia (3) Potentially fatal : pancytopenia, aplastic
hematuria, cylindruria. (16)
anemia, agranulocytes dan leukopenia
Potentially fatal : neutropenia (termasuk
(4)
agranulositosis) dan / atau trombositopenia (2)
Poin : +3 Poin : +1 Poin : +2
 Tablet 25 mg (Askamex) 4 tab/strip  Tablet 100 mg (Indofarma)  Tablet 400 mg (Kimia Farma) 6
Bentuk  Tablet 500 mg (Vermox) tablet/strip.
Sediaan  Albendaszole syrup (Vermic)
 Mebendazole sirup 10 ml (100 mg/5
& 200 mg/5 ml.
Suitability ml)
Kekuatan obat
BSO : +1 Kekuatan : +1 BSO : +2 Kekuatan : +2 BSO : +3 Kekuatan : +2
1 kali 1 tablet sehari 2 kali 1 tablet 100 mg sehari selama 3 hari 1 kali 1 tablet 400 mg selama 3 hari
Aturan pakai
Poin : +3 Poin : +1 Poin : +2
 Askamex 25 mg Rp. 423,-/tab (1  Tablet 100 mg = Rp. 7.150 /strip (30  10 tablet/strip = Rp. 665,-/tab
strip Rp. 1.690) K24 tablet/ strip) (Phapros)
 Dosis sekali minum : Dewasa 4-6  Konsumsi 2 x 1 tab 100 mg/ hari  Konsumsi 1 x 1 tablet sehari
tablet 25 mg selama 3 hari = Rp. 238 x 6 tab= Rp. selama 3 hari = Rp. 665 x 3 tab
Cost Biaya
 4 x minum = Rp. 1.690 1.430, jika 1 strip = Rp.7.150 = Rp.1.995
 6 x minum = Rp.2.538, jika 2 strip
= Rp. 3.380
Poin : +2 Poin : +1 Poin : +3
5
Tabel II. Rangkuman Hasil Analisis

Efficacy Safety Suitability Cost


Egg
Nama Obat Total
Cure reduction Efek Kekuatan Bentuk Frekuensi
T1/2 Onset Kontraindikasi Harga
rate rate samping obat sediaan

Levamizole 3 1 1 3 1 3 1 1 3 2 19

Mebendazole 2 2 2 3 3 1 2 2 1 1 19

Albendazole 1 3 3 3 3 2 2 3 2 3 25

6
KESIMPULAN
Hasil analisis dari aspek efficacy, safety, suitability dan cost terhadap obat Levamizole,
Albendazole dan Mebendazole didapat obat dengan jumlah skor tertinggi adalah Albendazole
dengan total skor 25 sedangkan levamizole dan Mebendazole memiliki jumlah skor yang sama
yakni 15, sehingga dapat disimpulkan Albendazole lebih unggul dibandingkan levamizole dan
Mebendazole

7
DAFTAR PUSTAKA

Moser, W., Schindler, C., & Keiser, J., 2017, Efficacy of Recomended Drugs Against Soil
transmitted Helminths : Systematis Review and Network Meta-Analysis, British
Medical Journal, Basel, hal. 6.

http://emedicine.medscape.com/article/212510-treatment, diakses pada tanggal 7 Oktober

2017.

http://pionas.pom.go.id/artikel/obat-kecacingan, diakses pada tanggal 6 Oktober 2017.

https://www.medicines.org.uk/emc/medicine/944, diakses pada tanggal 14 Oktober 2017.

https://www.mims.com/indonesia/drug/search?q=Albendazole, diakses pada tanggal 7


Oktober 2017.

https://www.mims.com/indonesia/drug/search?q=levamisole, diakses pada tanggal 7 Oktober


2017.

https://www.mims.com/indonesia/drug/search?q=mebendazole, diakses pada tanggal 7


Oktober 2017.

Anda mungkin juga menyukai