Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

PEMBAHASAN

PT Pertamina EP adalah perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan usaha


di sektor hulu bidang minyak dan gas bumi, meliputi eksplorasi dan eksploitasi. PT
Pertamina EP mempunyai lima asset wilayahkerja.Lapangan Tanjung Raya adalah
salah satu lapangan di PT Pertamina EP Asset 5. Lapangan Tanjung terletak disebelah
timur laut Banjarmasin dan sebelah barat daya Balikpapan, dihubungkan dengan jalan
darat berjarak masing-masing kurang lebih 240 km.
Pada kerja praktek ini kelompok kami mendapat kesempatan untuk meninjau
beberapa kegiatan di lapangan Tanjung diantaranya melakukan tinjauan ke Block
Station(BS), Pusat Penggumpul Produksi (PPP) Manunggul, Laboratorium, Drilling
& Work Over Workshop (Gudang 3), Pumpshop, Sodyna, Rig WO/WS KB 200,
Stimulation Unit, Water Treatment Plant dan Water Injection Plant (WIP).

4.1. Produksi

Pada PT. Pertamina EP Asset 5 Tanjung Field mempunyai OOIP


sebesar 620,57 MMSTB. Kumulatif produksi minyak144,246 MMBO (status
1 Januari 2016), dimana remaining reserves yang dimiliki sebanyak 13,762
MMSTB (status 1 Januari 2016) dengan produksi rata-rata 4000 BOPD.
Untuk peninjauan aspek produksi, berdasarkan data bulan Januari
2017, PT. Pertamina EP Asset 5 Tanjung Field memiliki total 290 sumur yang
terdiri dari 137 sumur produksi, 38 sumur injeksi, 83 sumur produksi yang
suspend, 3 sumur injeksi yang suspend dan 70 sumur produksi yang abandon.
Untuk sumur produksi semua sumur menggunakan tenaga artificial
lift,meliputi 22 sumur yang menggunakan Electrical Submersible Pump (ESP)
dan 115 sumur yang menggunakan Sucker Rod Pump (SRP).

78
79

Minyak yang terproduksi dari sumur akan dialirkan menuju Block


Station. Aliran minyak pada Block Station dimulai dari flowline menuju
manifold, lalu dipanaskan di heater, setelah itu fluida akan dipisahkan di
separator, gas yang terpisah dari fluida akan dialirkan menuju scrubber, pada
scrubber liquid yang terjebak dalam gas akan dipisahkan, dimana gas akan di
transfer ke Power Plant. Sedangkan minyak akan dialirkan ke tanki untuk
selanjutnya diteruskan ke Pusat Penggumpul Produksi (PPP) Manunggul
kemudian dipompakan ke Refinery Unit (RU) V Balikpapan.Sebelum
ditransferkan ke RU V Balikpapan, minyak dari lapangan Tanjung akan
diproses terlebih dahulu dengan teknologi “suspensi” dengan perbandingan
crude oil 65% dan air 35% karena minyak di lapangan Tanjung tergolong
HPPO (High Pour Point Oil) sehingga untuk tetap bisa mengalir selama
proses transfer dicampurlah air dengan crude oil.
Produksi minyak di lapangan Tanjung Raya dikumpulkan ke PPP
Manunggul. Setiap bulan minyak dari PPP Manunggul dikirimkan ke Refinery
Unit (RU) V di Balikpapan melewati jalur pipa 20 inch sepanjang 246 km.
Dan khusus submarine line menggunkan pipa 16 inci dengan ketebalan 5/8
inci sepanjang 4,4 Km melewati teluk Balikpapan dari Penajam sampai RU V
Balikpapan, sebelum masuk ke RU V Balikpapan minyak masuk ke DHP
(Dehydration Plant) untuk dipisahkan antara minyak dan air setelah terpisah
maka minyak di alirkan ke RU V Balikpapan.

4.2. Laboratorium

Lapangan Tanjung Raya dibagi atas beberapa bagian yaitu lapangan


Tanjung, Warukin dan Tapian. Hasil produksi lapangan tersebut haruslah diuji
di laboratorium. Adapun hal-hal yang diuji antara lain Water Cut, Base
Sedimen & Water, SG, kandungan Cl -, Flash Point dan Pour Point.
80

Berikut ini adalah range data hasil pengukuran dari ketiga lapangan di
atas.

Tabel 4.1 Range Hasil Pengukuran Laboratorium


No. Pengukuran Tanjung Warukin Tapian
1 Water Cut 60 - 95 % 70 - 98 % 70 - 99 %
2 BS & W 0-8% 0-4% 0 - 15 %
3 SG 60/60 0.82 - 0.83 0.84 - 0.89 0.82-0.88
4 API 39.331 23.65 34.471
5 Cl- 1.486 140.4 73.9
6 Pour Point 32 – 39○C -10 – 15○ C 20 – 33○ C
Sumber : Laboratorium Pertamina EP Asset 5 Tanjung Field

Masalah yang dihadapi dari lapangan tanjung adalah scale, kepasiran,


wax, dan korosi. Untuk mengatasi masalah wax digunakan heater dan
chemical wax remover berupa PPD (Pour Point Dispersant.) agar mencegah
minyak menjadi membeku, heater dipasang di pipa di flowline dan BS (Block
Station). Untuk mengatasi masalah scale di subsurface dengan program
acidizing dan secara mekanis dengan menggunakan scrapper sedangkan
untuk mencegah terjadinya scale di surface menggunakan chemical scale
remover yang diinjeksikan di pipa flowline dan BS (Block Station). Untuk
mengatasi masalah kepasiran dapat menggunakan sand treatment, yaitu
pemasangan alat perforated pump joint (PPJ), cavin sand trap, massure
screen, wirerope screen. Untuk pencegahan korosi pada tubing maupun pipa
flowline biasanya menggunakan penginjeksian corrosion inhibitor.
Setiap akan melakukan kegiatan operasi, diperlukan beberapa
perencanaan untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Diantaranya adalah
81

penelitian laboratorium,Work Overdan Well Service (WO/WS), Sonolog dan


Dynagraph, dan Perencanaan Produksi.

4.3. Work Over dan Well Stimulation (WOWS)


Lapangan Tanjung merupakan salah satu lapangan migas tua sehingga
sumur-sumur di lapangan Tanjung menggunakan artificial lift, yaitu pumping
unit Sucker Rod Pump (SRP) dan Electrical Submersible Pump (ESP). Prinsip
kerja dari pumping unit adalah gerak rotasi dari prime mover diubah menjadi
gerak naik turun oleh system pitman - crank assembly, kemudian gerak naik
turun ini oleh horse head dijadikan gerak lurus naik turun (angguk) untuk
menggerakan plunger melalui rangkaian rod. Pada saat up stroke, plunger
bergerak keatas yang menyebabkan tekanan di bawah turun. Karena tekanan
dari dasar sumur lebih besar daripada tekanan dalam pompa. Akibatnya
standing valvesehingga fluida akan dipindahkan kedalam tubing. Proses ini
dilakukan secara berulang – ulang, sehingga fluida dapat mengalir
kepermukaan. Sistem pompa ESP atau pompa listrik centrifugal terdiri dari
tujuh elemen dasar antara lain centralizer, downhole sensor, motor listrik,
seal section/protector, intake, pump, discharge head, tubing string, kabel,
switch board(VSD), dan junction box. Pada dasarnya pompa ESP adalah
pompa sentrifugal yang memiliki banyak tingkat, dimana poros pompa
centrifugal dihubungkan langsung dengan motor penggerak. Motor penggerak
menggunakan tenaga listrik yang disuplai dari permukaan dengan perantara
kabel listrik dan sumber listrik diambil dari pembangkit tenaga listrik (power
plant) setiap lapangan minyak.
Dari peninjauan Work Over and Well Service (WO/WS). Packer dan
Retrieveable Bridge Plug (RBP) berfungsi untuk menyekat zona-zona yang
tidak diinginkan, dan pemasangannya dapat dilakukan pada saat stimulasi, test
produksi, fracturing, cementing, ataupun injeksi. Rangkaian fishing tool dapat
berupa overshot dan rotary die collar untuk memancing outside diameter,
82

sedangkan untuk memancing inside diameter digunakan tapper tap, tubing


spear dan casing spear. Pengukuran sonolog dilakukan untuk mengetahui
level fluida (SFL dan DFL) di dalam annulus, sedangkan pengukuran
dynagraph bertujuan untuk mengetahui kebocoran pada valve, SPM (stroke
per minute), dan CBE (Counter Balance Effect). Rig service dapat digunakan
untuk melakukan stimulasi (acidizing,matrix solvent, fracturing), cementing,
swabbing dan memperbaiki masalah di bawah permukaan seperti kerusakan
casing, tubing ataupun pompa. Unit Stimulasi berupa unit tanki, unit batch
mixer, dan unit pompa.

Anda mungkin juga menyukai