Anda di halaman 1dari 7

Laporan Praktikum Flebotomi

Judul Praktikum : Pengambilan Darah Vena Menggunakan Syringe

Tujuan Praktikum :

1. Untuk mengenal semua jenis peralatan sampling.


2. Untuk memahami SOP serta inform concern yang harus
dilakukan dalam pengambilan sampling.
3. Untuk melatih ketrampilan sampling dengan situasi yang
disesuaikan dengan kondisi di lapangan.
4. Untuk mendapatkan sampel darah
vena yang baik dan memenuhi syarat untuk dilakukan
pemeriksaan

Prinsip Praktikum : Dilakukan tusukan pada vena yang cukup besar yaitu vena difosa
cubiti. Pada anak-anak yang kecil atau pada bayi bila perlu diambil
dari vena jugularis externa, vena femoralis, bahkan dari sinus sagitalis
superior untuk mendapatkan sample darah

Dasar Teori :

Dalam kegiatan pengumpulan sampel darah dikenal istilah Phlebotomy yang berarti
proses mengeluarkan darah. Dalam praktek laboratorium klinik, ada 3 macam cara
memperoleh darah, yaitu : melalui tusukan vena (venipuncture), tusukan kulit (skinpuncture)
dan tusukan arteri atau nadi. Venipuncture adalah cara yang paling umum dilakukan, oleh
karena itu istilah phlebotomy sering dikaitkan dengan venipuncture.

Flebotomi (bahasa inggris: phlebotomy) berasal dari bahasa yunani phleb dan tomia.
Phleb berarti pembuluh darah vena dan tomia berarti mengiris/memotong (cutting). Dahulu
dikenal dengan istilah benasectie (Belanda), venasection atau venisection (Inggris).
Phlebotomy secara umum dapat diartikan sebagai pengambilan sampel darah dengan cara
melubangi pembuluh darah vena subcutis (PATELKI KALTIM,2010).

Praktek pengeluaran darah (bloodletting) sudah dikenal sejak lama oleh manusia, dan
menjadi bagian dari kegiatan pengobatan pasien. Teknik pengeluaran darah yang pertama
(tahun 100 SM) dilakukan oleh dokter-dokter Syria dengan menggunakan lintah (Patelki,
2010)
Flebotomi cara kuno yaitu dengan cara “cupping” menggunakan makhluk khusus
dengan alat hisapnya, dihisap sebelum kulit ditoreh (dry cupping) atau setelah kulit ditoreh
(wet cupping), ada juga dengan cara penorehan vena (venesection) dan ditampung pada
mangkuk . Selain itu, dengan cara gigitan lintah (leeches biting) darah akan mengalir dan
lintah dilepaskan dengan abu atau garam. Flebotomi masa kini yaitu dengan tusukan vena
(venipuncture) menggunakan lancet atau alat lain.

Flebotomist adalah seorang tenaga medis yang telah mendapatkan latihan untuk
mengeluarkan dan menampung specimen darah dari pembuluh darah vena. Seorang
phlebotomist harus melaksanakan tugasnya dengan kompeten yaitu pada saat mengumpulkan
sampel darah harus dengan sikap terampil, aman dan dapat dipercaya. Tujuan phlebotomi
adalah mendapatkan sampel darah dalam volume yang cukup untuk pemeriksaan yang
dibutuhkan, dengan memperhatikan pencegahan interferensi preanalisis, memasukkaannya ke
dalam tabung yang benar, memperhatikan keselamatan (safety), dan dengan sesedikit
mungkin menimbulkan ketidaknyamanan pada pasien. Agar dapat diperoleh spesimen darah
yang memenuhi syarat uji laboratorium, maka prosedur pengambilan sampel darah harus
dilakukan dengan benar, mulai dari persiapan peralatan, pemilihan letak vena, teknik
pengambilan sampai dengan pelabelan. (Hendro, 2010)

Phlebotomis memiliki kompetensi adalah tenaga kesehatan yang memiliki


pengetahuan seputar phlebotomi dan mampu melakukan pengambilan darah efisien (daya
guna), efektif (hasil guna). (Wiradewi,2010)

Pada pengambilan darah vena (venipuncture), contoh darah umumnya diambil dari
vena median cubital, pada anterior lengan (sisi dalam lipatan siku). Vena ini terletak dekat
dengan permukaan kulit, cukup besar, dan tidak ada pasokan saraf besar. Apabila tidak
memungkinkan, vena chepalica atau vena basilica bisa menjadi pilihan berikutnya.
Venipuncture pada vena basilica harus dilakukan dengan hati-hati karena letaknya berdekatan
dengan arteri brachialis dan syaraf median. Jika vena cephalica dan basilica ternyata tidak
bisa digunakan, maka pengambilan darah dapat dilakukan di vena di daerah pergelangan
tangan. Lakukan pengambilan dengan dengan sangat hati-hati dan menggunakan jarum yang
ukurannya lebih kecil.

Lokasi yang tidak diperbolehkan diambil darah adalah :

a. Lengan pada sisi mastectomy


b. Daerah edema
c. Hematoma
d. Daerah dimana darah sedang ditransfusikan
e. Daerah bekas luka
f. Daerah dengan cannula, fistula atau cangkokan vascular
g. Daerah intra-vena lines Pengambilan darah di daerah ini dapat menyebabkan
darah menjadi lebih encer dan dapat meningkatkan atau menurunkan kadar zat
tertentu.

Pengambilan darah vena secara manual dengan alat suntik (syring) merupakan cara
yang masih lazim dilakukan di berbagai laboratorium klinik dan tempattempat pelayanan
kesehatan. Alat suntik ini adalah sebuah pompa piston sederhana yang terdiri dari sebuah
sebuah tabung silinder, pendorong, dan jarum. Berbagai ukuran jarum yang sering
dipergunakan mulai dari ukuran terbesar sampai dengan terkecil adalah : 21G, 22G, 23G,
24G dan 25G.

Alat dan Bahan :

1. Alat Pelindung Diri (APD)


a) Sarung tangan

b) Masker
c) Jas Laboratorium

2. Syringe

3. Kapas Alkohol 70%

4. Tali Pembendung (Tourniquet)

5. Plester
6. Tabung

Cara Kerja :

1. Persiapkan alat-alat yang diperlukan : syring, kapas alkohol


70%, tali pembendung (turniket), plester, dan tabung.
Untuk pemilihan syring, pilihlah ukuran/volume sesuai
dengan jumlah sampel yang akan diambil, pilih ukuran
jarum yang sesuai, dan pastikan jarum terpasang dengan
erat.
2. Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah;
usahakan pasien senyaman mungkin.
3. Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di
lembar permintaan.
4. Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi
obat. Catat bila pasien minum obat tertentu, tidak puasa
dsb.
5. Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang
banyak melakukan aktifitas.
6. Minta pasien mengepalkan tangan.
7. Pasang tali pembendung (turniket) kira-kira 10 cm di atas
lipat siku.
8. Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan
perabaan (palpasi) untuk memastikan posisi vena; vena
teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki
dinding tebal. Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan
dari arah pergelangan ke siku, atau kompres hangat selama
5 menit daerah lengan.
9. Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan
kapas alcohol 70% dan biarkan kering. Kulit yang sudah
dibersihkan jangan dipegang lagi.
10. Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap
ke atas. Jika jarum telah masuk ke dalam vena, akan terlihat
darah masuk ke dalam semprit (dinamakan flash).
Usahakan sekali tusuk kena.
11. Setelah volume darah dianggap cukup, lepas turniket dan
minta pasien membuka kepalan tangannya. Volume darah
yang diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau plasma
yang diperlukan untuk pemeriksaan.
12. Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera
lepaskan/tarik jarum. Tekan kapas beberapa sat lalu plester
selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik
jarum sebelum turniket dibuka.

Hasil Pengamatan : Setelah dilakukan pengambilan darah, didapatkan darah vena


pasien

Pembahasan : Dari hasil praktikum yang telah dilakukan yaitu pengambilan


darah vena dapat dikatakan bahwa pengambilan darah vena (
venipuncture ), umumnya diambil dari vena median cubital
yang terletak pada anterior lengan (sisi dalam lipatan siku).
Vena tersebut terletak dekat dengan permukaan kulit, cukup
besar, dan tidak ada pasokan saraf besar. Apabila tidak
memungkinkan seperti terdapat luka pada daerah tersebut
maka, vena chepalica atau vena basilica bisa menjadi pilihan
berikutnya
Kesimpulan : Plebotomis berperan penting dalam melakukan tindakan
pengambilan darah (plebotomi). Persiapan dengan sebaik
mungkin perlengkapan pelindung diri dan peralatan sangat
penting karena mempengaruhi keselamatan kerja. Pengambilan
darah/sampel harus mengikuti standar, syarat, prosedur dan
teknik yang baik untuk menjaga kualitas sampel. Kontrol
kualitas sampel sangat diperlukan. Dalam percobaan ini dapat
disimpulkan bahwa darah vena adalah darah yang berasal dari
pembuluh darah vena, membawa darah kaya akan oksigen
menuju ke jantung. Pembuluh darah vena juga berdinding tiga
lapis seperti arteri, tetapi lapisan tengah berotot lebih tipis,
kurang kuat, lebih mudah kempes, dan kurang elastis dari pada
arteri.

Anda mungkin juga menyukai