Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MEDIA PEMBELAJARAN
“KLASIFIKASI DAN KARAKTERISTIK”

DISUSUN OLEH ;
RAYNAL HISKIA KARUNDENG 15 208 359
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, yang atas rahmat-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “KLASIFIKASI DAN
KARAKTERISTIK” .
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah
MediaPembelajaran di Universitas Negeri Manado. Dalam Penulisan makalah ini saya merasa masih
banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang saya
miliki.
Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya
kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-teman semua.

Tondano, Oktober 2017

Penulis
Raynal Hiskia Karundeng

I
Daftar Isi

KATA PENGANTAR........................................................................................................ I
DAFTAR ISI...................................................................................................................... II
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................... 1
1.2 Tujuan.................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................... 2
2.1 Pengertian media Pembelajaran............................................................................. 2
2.2 Klasifikasi Media Pembelajaran............................................................................ 3
2.3 Karakteristik Media Pembelajaran......................................................................... 5
BAB III PENUTUP.......................................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan........................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 13
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehidupan manusia setiap detik dapat berubah. Perubahan ini dapat menuju ke segi positif dan
segi negatif, dan perubahan ini tidak hanya terjadi di dalam perubahan IPTEK yang semakin modern,
tetapi juga sudah mulai merambah ke dunia pendidikan.
Dengan adanya perubahan pada dunia pendidikan maka seorang guru dituntut untuk lebih
mengasah dan mengeksplorasi kemampuan dirinya dalam mendidik dan mencerdaskan anak bangsa.
Sehingga diharapkan dengan adanya perubahan kemajuan zaman dalam bidang IPTEK, akan menunjang
juga kemajuan dan perubahan ke segi positif dalam pendidikan.
Oleh karena itu, maka pada makalah ini akan dibahas mengenai media pembelajaran,. Dengan
adanya makalah ini diharapkan seorang guru mampu menciptakan dan menggunakan media
pembelajaran yang baik, agar pembelajaran yang dilakukan tidak monoton, dan peserta didik memperoleh
pengetahuan serta pangalaman yang lebih maksimal.

1.2 Tujuan
a. Seorang guru mampu menciptakan dan menggukan Media Pembelajaran yang baik, agar
pembelajaran yang dilakukan tidak monoton, dan peserta didik memperoleh pengetahuan serta
pangalaman yang lebih maksimal.
b. Menyampaikan pesan (isi atau materi ajar) dari sumber pesan melalui saluran atau media
pembelajaran tertentu ke penerima pesan (siswa atau pebelajar atau mungkin juga guru).
c. Untuk mengetahui manfaat media pembelajaran
d. Untuk mengetahui tentang macam-macam media pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Media Pembelajaran
Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah suatu proses komunikasi, yaitu proses
penyampaian pesan (isi atau materi ajar) dari sumber pesan melalui saluran atau media tertentu ke
penerima pesan (siswa atau pebelajar atau mungkin juga guru). Penyampaian pesan ini bisa dilakukan
melalui simbol-simbol komunikasi berupa simbol-simbol verbal dan non-verbal atau visual yang
selanjutnya ditafsirkan oleh penerima pesan, atau bisa juga disebut sebagai proses komunikasi.
Dalam proses komunikasi tersebut, guru bertindak sebagai komunikator yang bertugas
menyampaikan pesan pelajaran kepada penerima pesan yaitu siswa. Agar pesan-pesan pembelajaran yang
disampaikan guru dapat diterima baik oleh siswa, maka dalam proses komunikasi pembelajaran tersebut
diperlukan wahana penyalur pesan yang disebut dengan media. Kata media berasal dari bahasa Latin dan
merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara, yaitu perantara sumber
pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver). Selain itu terdapat banyak pengertian media yang
dikemukakan oleh para ahli, diantaranya sebagai berikut:
1. Media merupakan saluran komunikasi (Heinich, Molenda dan Russel).
2. Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran (Schramm).
3. Sarana fisik untuk menyampaikan pesan atau materi pembelajaran seperti buku, film, video, slide,
dan sebagainya (Briggs).
4. Sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dengar, termasuk teknologi perangkat
kerasnya (NEA).

Apabila kita cermati beberapa pengertian di atas, ternyata yang dimaksud dengan media itu terdiri
atas dua unsur penting, yaitu unsur peralatan atau perangkat keras (hard ware) dan unsur pesan yang
dibawanya (soft ware atau message). Unsur pesan adalah informasi atau bahan ajar dalam tema atau topik
tertentu yang akan disampaikan atau dipelajari siswa, sedangkan unsur perangkat keras adalah sarana atau
peralatan yang digunakan untuk menyajikan pesan tersebut. Dengan demikian, sesuatu baru bisa
dikatakan media pembelajaran jika sudah memenuhi dua unsur tadi.
Sebagai contoh, pesawat televisi belum berfungsi sebagai media pembelajaran jika tidak
mengandung pesan-pesan yang akan dipelajari anak, jadi pesawat televisi merupakan alat
atau hardware saja. Agar dapat disebut sebagai media pembelajaran maka pesawat televisi harus
mengandung program atau acara yang mengandung informasi, pesan atau bahan ajar yang akan dipelajari
anak. Tetapi apabila kita menggunakan pesawat televisi sebagai alat peraga untuk memperkenalkan
kepada anak tentang komponen-komponen yang ada dalam pesawat televisi dan cara kerjanya maka
pesawat televisi itu dapat berfungsi sebagai media pembelajaran.

Dari contoh di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pesan tidak harus berasal dari media tetapi
dapat berasal dari guru atau siapa saja yang menggunakan media tersebut untuk penyampaian pesan.
2.2 Klasifikasi Media Pembelajaran
Klasifikasi mempunyai arti pengelompokkan, sedangkan media merupakan alat atau bahan. Jadi
dapat disimpulkan klasifikasi media pembelajaran merupakan pengelompokkan alat atau bahan ajar
sesuai dengan jenisnya untuk membantu proses berjalannya pembelajaran yang efektif. Dalam suatu
proses belajar mengajar, kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan
tersebut ketidakjelasan bahan yang akan disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai
perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan
bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau
kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media.
Setiap jenis media memiliki karakteristik masing-masing dan menampilkan fungsi tertentu dalam
menunjang keberhasilan proses belajar peserta didik. Agar peran sumber dan media belajar menunjukkan
pada suatu jenis media tertentu, maka pada media-media belajar itu perlu diklasifikasikan menurut suatu
metode tertentu sesuai dengan sifat dan fungsinya terhadap pembelajaran. Pengelompokkan itu penting
untuk memudahkan para pendidik dalam memahami sifat media dan dalam menentukan media yang
cocok untuk pembelajaran atau topik pembelajaran tertentu. Dari sinilah timbul usaha-usaha penataannya,
yaitu pengelompokkan atau klasifikasi menurut kesamaan ciri atau karakteristiknya. Para ahli berbeda
dalam setiap pengelompokkannya, diantaranya:
1. Klasifikasi menurut Rudy Bretz
Bretz mengidentifikasi ciri utama dari media menjadi tiga unsur pokok, yaitu suara, visual dan
gerak. Visual sendiri dibedakan menjadi tiga yaitu gambar, garis (line graphic) dan simbol yang
merupakan suatu kontinum dari bentuk yang dapat ditangkap dengan indera penglihatan. Di samping itu
Bretz juga membedakan antara media siar (telecommunication) dan media rekaman (recording) sehingga
terdapat 8 klasifikasi media: a) media audio visual gerak, b) media audio visual diam, c) media audio
semi-gerak, d) media visual gerak, e) media visual diam, f) media semi-gerak, g) media audio dan h)
media cetak.
2. Klasifikasi menurut Duncan
Duncan mengklasifikasikan media menurut pemanfaatannya. Menurut Duncan, semakin mahal
biaya investasinya, semakin susah pengadaannya, namun semakin panjang juga umur penggunaannya dan
semakin luas lingkup sasarannya. Sebaliknya, semakin sederhana perangkat media yang digunakan,
biayanya akan semakin murah, pengadaannya akan lebih mudah, sifat penggunaannya lebih khusus dan
lingkup sasarannya lebih terbatas.
3. Klasifikasi menurut Briggs
Briggs mengklasifikasikan media menurut stimulus atau rangsangan yang dapat ditimbulkannya.
Maksudnya adalah kesesuaian rangsangan tersebut dengan karakteristik siswa, tugas pembelajaran dan
bahannya. Briggs mengidentifikasi 13 macam media yang dipergunakan dalam proses belajar mengajar,
yakni sebagai berikut: objek, model, suara langsung, rekaman audio, media cetak, pembelajaran
terprogram, papan tulis, media transparansi, film rangkai, film bingkai, film, televisi, dan gambar.
4. Klasifikasi menurut Gagne
Tanpa menyebutkan jenis dari masing-masing medianya, Gagne membuat 7 macam
pengelompokkan media, yaitu: benda untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar
diam, gambar gerak, film bersuara, dan mesin belajar. Ke tujuh kelompok media ini kemudian dikaitkan
dengan kemampuan memenuhi fungsi menurut tingkatan hierarki belajar yang di kembangkannya, yaitu
pelontar stimulus belajar, penarik minat belajar, contoh perilaku belajar, memberi kondisi eksternal,
menuntun cara berpikir, memasukkan alih-ilmu, menilai prestasi, dan pemberi umpan balik.
5. Klasifikasi menurut Edling
Dalam mengklasifikasikan media, Edling beranggapan bahwa siswa, rangsangan belajar, dan
tanggapan merupakan variabel kegiatan belajar dengan media. Menurut Edling, media merupakan bagian
dari enam unsur rangsangan belajar, yaitu dua untuk pengalaman audio meliputi kodifikasi subjektif
visual dan kodifikasi objektif audio, dua untuk pengalaman visual meliputi kodifikasi subjektif audio dan
kodifikasi objektif visual, dan dua pengalaman belajar 3 dimensi meliputi pengalaman langsung dengan
orang dan pengalaman langsung dengan benda-benda.
6. Klasifikasi menurut Schramm
Dari segi kerumitan media dan besarnya biaya, Schramm membedakan media dari media rumit
dan mahal (big media) dan media sederhana dan murah (little media).Schramm juga mengelompokkan
media menurut daya liputnya, yaitu media massal, media kelompok, dan media individual. Selain itu,
Schramm juga membuat pengelompokkan lain menurut kontrol pemakaiannya dalam pengertian
portabilitas, kesesuaiannya untuk di rumah, kesiapan setiap saat diperlukan, dapat tidaknya laju
penyampaiannya dikontrol, kesesuaiannya untuk belajar mandiri, dan kemampuannya untuk memberikan
umpan-balik.
7. Klasifikasi menurut Allen
Menurut Allen, terdapat sembilan kelompok media, yaitu visual diam, film, televisi, obyek tiga
dimensi, rekaman, pelajaran terprogram, demonstrasi, buku teks cetak, dan sajian lisan. Di samping
mengklasifikasikan, Allen juga mengaitkan antara jenis media pembelajaran dan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai. Allen melihat bahwa media tertentu memiliki kelebihan untuk tujuan belajar tertentu
tetapi lemah untuk tujuan belajar yang lain. Allen mengungkapkan enam tujuan belajar, antara lain: info
faktual, pengenalan visual, prinsip dan konsep, prosedur, keterampilan, dan sikap. Setiap jenis media
tersebut memiliki perbedaan kemampuan untuk mencapai tujuan belajar ada tinggi, sedang, dan rendah.
8. Klasifikasi media menurut R. Murry Thomas
Menurut R. Murry Thomas, media diklasifikasikan berdasarkan jenjang pengalaman, yaitu:
pengalaman dari benda asli (reliefe experience) misalnya bola, pengalaman dari benda tiruan (sudstitude
of reliefe experience) misalnya gambar dan foto, pengalaman dari kata-kata (word only) misalnya buku
dan program radio.
9. Klasifikasi media menurut Soeparno
Soeparno membagi media menjadi 3, yaitu:
a. Klasifikasi media berdasarkan karakteristiknya, dibedakan menjadi:
1) media yang memiliki karakteristik tunggal misalnya radio.
2) media yang memiliki karakteristik ganda misalnya film dan TV.
b. Klasifikasi media berdasarkan dimensi presentasi, dibedakan menjadi:
1) lama presentasi yaitu presentasi sekilas misalnya TV dan presentasi tak sekilas misalnya OHP.
2) sifat presentasi yaitu presentasi kontinyu misalnya TV dan presentasi tak kontinyu misalnya
OHP.
c. Klasifikasi media berdasarkan pemakainya, dapat dibedakan menjadi:
1) berdasarkan jumlah
pemakai yaitu media untuk kelas besar, kelas kecil, dan belajar individual.
2) berdasarkan usia dan tingkat pendidikan pemakai yaitu media untuk TK, SD, SMP, SMU, dan
PT.
Dari beberapa pengelompokkan media yang dikemukakan di atas dapat dilihat bahwa hingga saat
ini belum terdapat suatu kesepakatan tentang klasifikasi media yang berlaku umum dan mencakup segala
aspeknya. Khususnya untuk suatu sistem instruksional. Bagaimanapun, suatu pengelompokkan, apapun
bentuk dan tujuannya dapat memperjelas perbedaan dalam fungsi dan kemampuannya. Hal ini sangat
diperlukan dalam menentukan pilihan atas media.

2.3 Karakteristik Media Pembelajaran


Setiap media pembelajaran memiliki karakteristik tertentu yang dikaitkan atau dilihat dari
berbagai segi. Misalnya, Schramm melihat karakteristik media dari segi ekonomisnya, lingkup sasaran
yang dapat diliput, dan kemudahan kontrolnya oleh pemakai. Karakteristik media juga dapat dilihat
menurut kemampuannya membangkitkan rangsangan seluruh alat indera. Dalam hal ini, pengetahuan
mengenai karakteristik media pembelajaran sangat penting artinya untuk pengelompokkan dan pemilihan
media. Kemp (1975) juga mengemukakan bahwa karakteristik media merupakan dasar pemilihan media
yang disesuaikan dengan situasi belajar tertentu. Jadi klasifikasi media, karakteristik media, dan
pemilihan media merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan dalam penentuan strategi pembelajaran.
Setiap media mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari segi keampuhannya, cara
pembuatannya, maupun cara penggunaannya. Memahami karakteristik berbagai media pembelajaran
merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam kaitannya dengan keterampilan pemilihan
media pembelajaran. Di samping itu, memberikan kemungkinan pada guru untuk menggunakan berbagai
jenis media pembelajaran secara bervariasi. Sedankan apabila kurang memahami karakteristik media
tersebut, guru akan dihadapkan kepada kesulitan dan cenderung bersikap spekulatif.
Banyak ahli, seperti Bretz, Duncan, Briggs, Gagne, Edling, Schramm, dan Kemp, telah
melakukan pengelompokkan atau membuat taksonomi mengenai media pembelajaran. Dari sekian
pengelompokkan tersebut, secara garis besar media pembelajaran dapat diklasifikasikan atas: media
grafis, media audio, media proyeksi diam (hanya menonjolkan visual saja dan disertai rekaman audio),
dan media permainan-simulasi.
Arsyad (2002) mengklasifikasikan media pembelajaran menjadi empat kelompok berdasarkan
teknologi, yaitu: media hasil teknologi cetak, media hasil teknologi audio-visual, media hasil teknologi
berdasarkan komputer, dan media hasil gabungan teknologi cetak dan computer;
1. Media Grafis
Media grafis adalah media visual yang menyajikan fakta, ide atau gagasan melalui penyajian
kata-kata, kalimat, angka-angka, dan simbol atau gambar. Grafis biasanya digunakan untuk menarik
perhatian, memperjelas sajian ide, dan mengilustrasikan fakta-fakta sehingga menarik dan diingat
orang. Sebagaimana halnya media yang lain, media grafis berfungsi untuk menyalurkan pesan dari
sumber ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan
disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual.
Simbol-simbol tersebut perlu dipahami benar artinya agar penyampaian pesan dapat berhasil dan
efisien. Selain sederhana dan mudah pembuatannya, media grafis termasuk media yang relatif murah
ditinjau dari segi biayanya. Yang termasuk media grafis diantaranya adalah:
a. Gambar/foto, adalah media yang paling umum dipakai. Pepatah Cina mengatakan bahwa sebuah
gambar berbicara lebih banyak daripada seribu kata. Kelebihannya adalah sifatnya konkrit, dapat
mengatasi batasan ruang dan waktu, dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita, dapat
memperjelas suatu masalah sehingga dapat membetulkan kesalahpahaman, dan harganya murah
serta mudah didapat tanpa perlu memerlukan peralatan khusus. Sedangkan kekurangannya adalah
hanya menekankan persepsi indera mata, benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk
kegiatan pembelajaran, dan ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.
b. Sketsa, yaitu gambar yang sederhana atau draft kasar yang melukiskan bagian-bagian pokok dari
suatu bentuk gambar. Sketsa, selain dapat menarik perhatian murid, menghindari verebalisme dan
dapat memperjelas penyampaian pesan, harganya pun tidak perlu dipersoalkan karena media ini
dibuat langsung oleh guru.
c. Diagram, yaitu gambar sederhana yang dirancang untuk memperlihatkan hubungan timbal balik
yang biasanya disajikan melalui garis-garis simbol. Diagram pada umumnya berisi petunjuk-
petunjuk. Diagram menyederhanakan hal yang kompleks sehingga dapat memperjelas penyajian
pesan.
d. Bagan, yaitu perpaduan sajian kata-kata, garis, dan simbol yang merupakan ringkasan suatu
proses, perkembangan, atau hubungan-hubungan penting. Fungsinya adalah untuk menyajikan
ide-ide atau konsep-konsep yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis atau lisan secara
visual.

e. Grafik, yaitu penyajian data berangka melalui perpaduan antara angka, garis, dan simbol. Fungsi
grafik adalah untuk menggambarkan data kuantitatif secara teliti, menerangkan perkembangan
atau perbandingan sesuatu objek atau peristiwa yang saling berhubungan secara singkat dan jelas.
Berbeda dengan bagan, grafik disusun berdasarkan prinsip-prinsip matematik dan menggunakan
data-data komparatif.
f. Kartun, yaitu suatu gambar interpretatif yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan
sesuatu pesan secara cepat dan ringkas atau sesuatu sikap terhadap orang, situasi, atau kejadian-
kejadian tertentu.
g. Poster, yaitu sajian kombinasi visual yang jelas, menyolok, dan menarik dengan maksud untuk
menarik perhatian orang yang lewat.
h. Peta dan globe, berfungsi untuk menyajikan data-data lokasi.
i. Papan flannel, yaitu papan yang berlapis kain flannel untuk menyajikan gambar atau kata-kata
yang mudah ditempel dan mudah pula dilepas.
j. Papan buletin, yaitu papan biasa tanpa dilapisi kain flanel. Gambar-gambar atau tulisan-tulisan
biasanya langsung ditempelkan dengan menggunakan lem atau alat penempel lainnya.

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa media grafis memiliki kelebihan dan kelemahan,
diantaranya yaitu:
Kelebihan media grafis:
a. Dapat mempermudah dan mempercepat pemahaman siswa terhadap pesan yang disajikan.
b. Dapat dilengkapi dengan warna-warna sehingga lebih menarik perhatian siswa.
c. Pembuatannya mudah karena hanya berupa unsur visual.
Kelemahan media grafis:
a. Membutuhkan keterampilan khusus dalam pembuatannya, terutama untuk grafis yang lebih kompleks.
b. Penyajian pesan hanya berupa unsur visual.
2. Media Bahan Cetak
Media bahan cetak adalah media visual yang pembuatannya melalui proses pencetakan/printing
atau offset. Media bahan cetak ini menyajikan pesannya melalui huruf dan gambar-gambar yang
diilustrasikan untuk lebih memperjelas pesan atau informasi yang disajikan. Jenis-jenis media bahan cetak
antara lain:
a. Buku teks, yaitu buku tentang suatu bidang studi atau ilmu tertentu yang disusun untuk
memudahkan para guru dan siswa dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran. Penyusunan buku
teks ini disesuaikan dengan urutan dan ruang lingkup GBPP tiap bidang studi tertentu.
b. Modul, yaitu suatu paket program yang disusun dalam bentuk satuan tertentu dan didesain
sedemikian rupa guna kepentingan belajar siswa. Satu paket modul biasanya memiliki komponen
petunjuk guru, lembaran kegiatan siswa, lembaran kerja siswa, kunci lembaran kerja, lembaran
tes, dan kunci lembaran tes.
c. Bahan pengajaran terprogram, yaitu paket program pengajaran individual yang hampir sama
dengan modul. Perbedaannya dengan modul, bahan pengajaran terprogram ini disusun dalam
topik-topik kecil untuk setiap bingkai/halamannya. Satu bingkai biasanya berisi informasi yang
merupakan bahan ajar, pertanyaan, dan balikan/respons dari pertanyaan bingkai lain.
Kelebihan media bahan cetak:
a. Dapat menyajikan pesan atau informasi dalam jumlah yang banyak.
b. Pesan atau informasi dapat dipelajari oleh siswa sesuai dengan kebutuhan, minat, dan kecepatan
masing-masing.
c. Dapat dipelajari kapan dan dimana saja karena mudah dibawa.
d. Akan lebih menarik apabila dilengkapi dengan gambar dan warna.
e. Perbaikan/revisi mudah dilakukan.
Kelemahan media cetak:
a. Proses pembuatannya membutuhkan waktu yang cukup lama.
b. Bahan cetak yang tebal mungkin dapat membosankan dan mematikan minat siswa untuk
membacanya.
c. Apabila jilid dan kertasnya jelek, bahan cetak akan mudah rusak dan sobek.

3. Media Proyeksi Diam


Media proyeksi diam adalah media visual yang diproyeksikan atau media yang memproyeksikan
pesan dimana hasil proyeksinya tidak bergerak atau memiliki sedikit unsur gerakan. Jenis-jenis media ini
antara lain:
a. OHT dan OHP. OHT (Overhead Transparency) adalah media visual yang diproyeksikan melalui
alat proyeksi yang disebut OHP (Overhead Projector). OHT terbuat dari bahan transparan yang
biasanya berukuran 8,5 x 11 inci. OHP adalah salah satu jenis alat (pesawat) projektor yang
digunakan untuk memproyeksikan (memantulkan) objek yang tembus cahaya (transparan) ke
permukaan layar. Alat ini dipakai guru sebagai pengganti papan tulis.
b. Proyektor tak tembus pandang atau opaque projector adalah media yang digunakan untuk
memproyeksikan bahan dan benda-benda yang tidak tembus pandang, seperti model-model baik
yang dua dimensi maupun yang tiga dimensi. Berbeda dengan OHP, opaque projector ini tidak
memerlukan transparansi, tapi memerlukan penggelapan ruangan. Opaque projector biasanya
dapat pula digunakan untuk memproyeksikan film bingkai atau slide akan tetapi tidak dilengkapi
dengan tape recorder.
c. Slide atau film bingkai adalah media visual yang diproyeksikan melalui alat yang disebut dengan
proyektor slide. Slide atau film bingkai tersebut dari film positif yang kemudian diberi bingkai
yang terbuat dari karton atau plastik.
d. Filmstrip atau film rangkai atau film gelang adalah media visual proyeksi diam, yang pada
dasarnya hampir sama dengan media slide. Hanya filmstrip ini terdiri atas beberapa film yang
merupakan satu kesatuan (merupakan gelang, dimana antara ujung yang satu dengan ujung yang
lainnya bersatu).
e. Microfis adalah lembaran film transparan yang terdiri dari lambang-lambang visual baik grafis
maupun verbal yang diperkecil sedemikian rupa sehingga tidak dapat dibaca dengan mata
telanjang. Keuntungan terbesar dari alat ini adalah dapat menghemat ruangan.
f. Film, atau disebut juga sebagai gambar hidup (motion pictures), yaitu serangkaian gambar
diam (still pictures) yang meluncur secara cepat dan diproyeksikan sehingga menimbulkan kesan
hidup dan bergerak. Film merupakan media yang menyajikan pesan audio-visual dan gerak.
Sehingga, memberikan kesan yang impresif bagi pemirsanya. Jenis-jenis film ini antara lain film
bisu, film bersuara, dan film gelang.
Kelebihan media film:
1) Memberikan pesan yang dapat diterima secara lebih merata oleh siswa.
2) Sangat bagus untuk menerangkan suatu proses.
3) Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.
4) Lebih realistis, dapat diulang-ulang dan dihentikan sesuai dengan kebutuhan.
5) Memberikan kesan yang mendalam, yang dapat mempengaruhi sikap siswa.
Kekurangan media film:
1) Harga produksinya cukup mahal.
2) Pembuatannya memerlukan banyak waktu dan tenaga.
3) Memerlukan operator khusus untuk mengoperasikannya.
4) Memerlukan penggelapan ruangan.
g. Televisi adalah media yang dapat menampilkan pesan secara audio-visual dan gerak (sama dengan
film)

4. Media Audio
Media audio adalah media yang penyampaian pesannya hanya dapat diterima oleh indera
pendengaran. Pesan atau informasi yang akan disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif
yang berupa kata-kata, musik, dan sound effect. Jenis media audio ini diantaranya:
a. Radio, adalah media audio yang penyampaian pesannya dilakukan melalui pancaran gelombang
elektromagnetik dari suatu pemancar. Pemberi pesan (penyiar) secara langsung dapat
mengkomunikasikan pesan atau informasi melalui suatu alat (microfon) yang kemudian diolah
dan dipancarkan ke segenap penjuru melalui gelombang elektromagnetik dan penerima pesan
(pendengar) menerima pesan atau informasi tersebut dari pesawat radio di rumah-rumah atau
para siswa mendengarkannya di kelas-kelas.
Kelebihan media radio:
1) Memiliki variasi program yang cukup banyak.
2) Sifatnya mobile, karena mudah dipindah-pindah tempat dan gelombangnya.
3) Baik untuk mengembangkan imajinasi siswa.
4) Dapat lebih memusatkan perhatian siswa terhadap kata, kalimat atau musik, sehingga sangat cocok
digunakan untuk pengajaran bahasa.
5) Jangkauannya sangat luas, sehingga dapat didengar oleh massa yang banyak.
6) Harganya relatif murah.
Kelemahan media radio:
1) Sifat komunikasinya hanya satu arah (one way communication).
2) Jika siarannya monoton akan lebih cepat membosankan siswa untuk mendengarkannya.
3) Program siarannya sekilas, sehingga tidak bisa diulang-ulang dan disesuaikan dengan kemampuan
belajar siswa secara individual.
b. Media alat perekam pita magnetik. Alat perekam pita magnetik atau kaset tape recorder adalah
media yang menyajikan pesannya melalui proses perekam kaset audio. Tidak seperti radio yang
menggunakan gelombang elektromagnetik sebagai alat pemancarannya.
Kelebihan media alat perekam pita magnetik:
1) Pita rekaman dapat diputar berulang-ulang sesuai dengan kebutuhan siswa.
2) Rekaman dapat dihapus dan digunakan kembali.
3) Mengembangkan daya imajinasi siswa.
4) Sangat efektif untuk pembelajaran bahasa.
5) Penggandaan programnya sangat mudah.
Kelemahan media alat perekam pita magnetik :
1) Daya jangkauannya terbatas.
2) Biaya penggandaan alatnya relatif lebih mahal dibanding radio.
c. Labolatorium bahasa, adalah tempat untuk melatih siswa mendengar dan berbicara dalam bahasa
asing dengan cara menyajikan materi pelajaran yang disiapkan sebelumnya.

5. Multi Media
Pengertian multi media sering dikacaukan dengan pengertian multi image. Multi media
merupakan suatu sistem penyampaian dengan menggunakan berbagai jenis bahan belajar yang terdiri atas
bahan cetak, bahan audio, dan bahan audiovisual. Sedangkan multi image merupakan gabungan dari
beberapa jenis proyeksi visual yang digabungkan lagi dengan komponen audio yang kuat, sehingga dapat
diselenggarakan pertunjukan besar yang cocok untuk penyajian di suatu auditorium yang luas.
Kelebihan multi media:
a. Siswa memiliki pengalaman yang beragam dari segala media.
b. Dapat menghilangkan kebosanan siswa karena media yang digunakan lebih bervariasi.
c. Sangat baik untuk kegiatan belajar mandiri.
Kelemahan multi media:
a. Biayanya cukup mahal.
b. Memerlukan perencanaan yang matang dan tenaga profesional.
6. Media Berbasis Alam
Media berbasis alam dibagi menjadi:
a. Lingkungan sebagai media belajar. Penggunaan media grafis, tiga dimensi, dan proyeksi pada
dasarnya memvisualkan fakta, gagasan, kejadian, dan peristiwa dalam bentuk tiruan dari keadaan
sebenarnya untuk dibahas di dalam kelas dalam membantu proses pengajaran. Di lain pihak guru
dan siswa bisa mempelajari keadaan sebenarnya di luar kelas dengan menghadapkan para siswa
kepada lingkungan yang aktual untuk dipelajari dan diamati dalam hubungannya dengan proses
belajar mengajar. Pada prinsipnya belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada
diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara
seseorang dengan lingkungannya. Ada beberapa cara bagaimana mempelajari lingkungan sebagai
media dan sumber belajar, diantaranya:
1) Dengan survey, yakni siswa mengunjungi lingkungan seperti masyarakat setempat untuk
mempelajari proses sosial, budaya, ekonomi, kependudukan, dan lain-lain.
2) Dengan kemah atau kemping. Kemah cocok untuk mempelajari ilmu pengetahuan alam,
ekologi, biologi, dan lain-lain. Siswa dituntut merekam apa yang ia alami, rasakan, lihat dan
kerjakan selama kemah berlangsung.
3) Dengan karyawisata, yaitu kunjungan siswa keluar kelas untuk mempelajari objek tertentu
sebagai bagian integral dari kegiatan kurikuler di sekolah.
4) Dengan praktek lapangan, yaitu praktek yang dilakukan seorang siswa untuk memperoleh
keterampilan dan kecakapan khusus.

b. Masyarakat sebagai media belajar. Pelaksanaan pendidikan selama ini lebih banyak hanya
mengutamakan aspek kognitifnya saja, sedangkan aspek afektif dan psikomotorik sering
dilupakan. Kita bisa mengetahui banyak sekolah di sekitar kita yang hanya mentransfer ilmu di
dalam kelas yang hanya merupakan pendidikan materi, sedangkan praktek lapangan tidak
diperhatikan. Padahal anak didik yang hanya dibekali ilmu saja tanpa skill dan pengalaman yang
matang, ia mungkin tidak bisa terjun dalam realitas masyarakat. Karena masyarakat akan melihat
kemampuan anak tersebut, bukan hanya pengetahuannya saja. Berpijak dari permasalahan
tersebut, maka masyarakat sebagai sumber pendidikan haruslah dapat dijadikan sebagai kajian
yang menyeluruh. Karena kita tahu bahwa dalam kehidupan masyarakat adalah bahan-bahan
yang hidup dan nyata untuk dikaji secara mendalam. Karenanya pendidikan di sekolah bukan saja
harus menyesuaikan diri dengan masyarakat, akan tetapi masyarakat dijadikan sumber yang luas
bagi pengalaman belajar, artinya bahwa sekolah dapat dibawa ke dalam masyarakat dan
sebaliknya masyarakat dapat dibawa ke dalam sekolah.
Jenis multi media diantaranya:
a. Media Objek.
Media objek merupakan media tiga dimensi yang menyampaikan informasi tidak dalam bentuk
penyajian, melainkan melalui ciri fisiknya sendiri, seperti ukurannya, bentuknya, beratnya, susunannya,
warnanya, fungsinya, dan sebagainya. Media objek ini dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu media
objek sebenarnya dan media objek pengganti. Media objek sebenarnya dibagi dua jenis, yaitu media alami
dan media objek buatan. Media objek alami dapat dibagi ke dalam dua jenis yaitu objek alami yang hidup
dan objek alami yang tidak hidup. Sebagai contoh objek alami yang hidup adalah ikan, burung elang,
singa, dan sebagainya. Sedangkan objek buatan, yaitu buatan manusia, contohnya gedung, mainan,
jaringan transportasi dan sebagainya. Media kelompok ke dua terdiri atas benda-benda tiruan yang dibuat
untuk mengganti benda-benda yang sebenarnya. Objek-objek pengganti dikenal dengan sebutan replika,
model, dan benda tiruan. Replika dapat didefinisikan sebagai reproduksi statis dari suatu objek dengan
ukuran yang sama dengan benda yang sebenarnya. Model merupakan sebuah reproduksi yang
kelihatannya sama, tapi biasanya diperkecil atau diperbesar dalam skala tertentu. Benda tiruan ada dua
macam, yaitu pertama merupakan bangunan yang dibuat kurang lebih menyerupai suatu benda yang
besar, misalnya bagian dari sebuah kapal terbang (sayap). Bentuk benda tiruan yang kedua ialah bentuk
yang menggambarkan mekanisme kerja suatu benda, misalnya sistem pembakaran automobile.

b. Media Interaktif.
Karakteristik terpenting kelompok media ini adalah bahwa siswa tidak hanya memperhatikan
media atau objek saja, melainkan juga dituntut untuk berinteraksi selama mengikuti pembelajaran.
Sedikitnya ada tiga macam interaksi, interaksi yang pertama ialah yang menunjukkan siswa berinteraksi
dengan sebuah program, misalnya siswa diminta mengisi blanko pada bahan belajar terprogram. Bentuk
interaksi yang kedua ialah siswa berinteraksi dengan mesin, misalnya mesin pembelajarannya, simulator,
laboratorium bahasa, komputer, atau kombinasi diantaranya yang berbentuk video interaktif. Bentuk
interaksi ketiga ialah mengatur interaksi antara siswa secara teratur tapi tidak terprogram, sebagai contoh
dapat dilihat pada berbagai permainan pendidikan atau simulasi yang melibatkan siswa dalam kegiatan
atau masalah, yang mengharuskan mereka untuk membalas serangan lawan atau kerjasama dengan teman
seregu dalam memecahkan masalah. Dalam hal ini siswa harus dapat menyesuaikan diri dengan situasi
yang timbul karena tidak ada batasan yang kaku mengenai jawaban yang benar. Jadi permainan
pendidikan dan simulasi yang berorientasikan pada masalah memiliki potensi untuk memberikan
pengalaman belajar yang merangsang minat dan realistis. Oleh karena itu, guru menganggapnya sebagai
sumber terbaik dalam urusan media komunikasi.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Media pembelajaran adalah bahan, alat, maupun metode/teknik yang digunakan dalam kegiatan
belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukatif antara guru dan anak didik
dapat berlangsung secara efektif dan efesien sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah dicita-
citakan. Dalam Suatu proses belajar mengajar, dua unsure yang amat penting adalah metode mengajar dan
media pembelajaran.
Disimpulkan klasifikasi media pembelajaran merupakan pengelompokkan alat atau bahan ajar
sesuai dengan jenisnya untuk membantu proses berjalannya pembelajaran yang efektif.
Setiap media mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari segi keampuhannya, cara
pembuatannya, maupun cara penggunaannya. Memahami karakteristik berbagai media pembelajaran
merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam kaitannya dengan keterampilan pemilihan
media pembelajaran. Di samping itu, memberikan kemungkinan pada guru untuk menggunakan berbagai
jenis media pembelajaran secara bervariasi.
DAFTAR PUSTAKA

Susilana, Rudi, dkk. 2008. Media Pembelajaran. Bandung : Wacana Prima.


Arsyad, Azhar. 1997. Media Pengajaran Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Sadiman, Arief S. Dr. M.Sc. 2008. Media Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Susanti. Jurnal Nasional : Analisis Penggunaan Media Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Ekonomi
Materi Akuntansi Kelas IX IPS di SMA Negeri Gedangan Sidoarjo. Pendidikan Akuntansi, Fakultas Ekonomi,
UNESA.
http://aguswedi.blogspot.co.id/2011/11/makalah-media-pembelajaran.html

Anda mungkin juga menyukai