Anda di halaman 1dari 3

Tambahan materi OSCE THT berdasarkan pertanyaan yang diajukan ketika latihan

Narasumber: dr. Selly, Sp.THT

1. Pemeriksaan THT tidak harus pakai handscoon. Karena pada prinsipnya, tujuan handscoon
adalah untuk proteksi pemeriksa dan pasien serta untuk sterilisasi (tindakan aseptik) pada
tindakan operasi atau jika pasien memang sudah diketahui menderita penyakit menular
yang membahayakan.
2. Pemeriksaan boleh dilakukan :
a. pada organ yang sehat terlebih dahulu, agar kita bisa mengetahui bagaimana bentuk
yang normal dulu, sehingga bisa dijadikan sebagai pembanding
b. pada organ yang sakit terlebih dahulu, agar lebih hemat waktu dan sesuai keluhan
pasien.
3. Pemeriksaan rutin:
a. Pemeriksaan telinga luar
b. Otoskopi
c. Rhinoskopi anterior
d. Pemeriksaan rongga mulut & laryng
e. Pemeriksaan KGB

Pemeriksaan rutin HARUS dilakukan semuanya (karena saling berhubungan), dimulai dari
organ yang dikeluhkan (keluhan utama), misalnya:

- Gangguan pendengaran/sakit telinga  periksa telinga dulu (rutin dan khusus), baru
periksa rutin yang lain
- Hidung tersumbat  periksa hidung dulu
- Susah menelan  periksa rongga mulut
- Benjolan pada leher (pembengkakan KGB)  periksa leher dulu (tapi kasus ini jarang,
biasanya ada kasus yang mendahului, misalnya nyeri telan.
4. Pemeriksaan garpu tala termasuk pemeriksaan tambahan  jika juga dikeluhkan gangguan
pendengaran
5. Posisi duduk yang PENTING saling bersinggungan, paha luar pasien dengan paha luar
pemeriksa, bisa kanan atau kiri, dan posisi mata pemeriksa dan pasien sejajar
6. Cara memasang lampu kepala HARUS benar ya, saran beliau: yang cewek jangan pakai
daleman kerudung yang tebal, kasian nanti kloter selanjutnya harus menyesuaikan ukuran
lampu kepala lagi, pakai kerudung yang nyaman dan longgar biar mudah masang stetoskop
juga. :D
7. Cara memegang spekulum perhatikan lagi (ini sering salah)
Gambar. Tangan kiri pemeriksa memegang spekulum, untuk periksa lubang hidung kanan
pasien; dan sebaliknya (pokoknya searah ya)

Jari telunjuk buat megang cuping hidung, tangan yang tidak megang spekulum untuk
memfiksasi/megang dagu.

8. Cara memegang tongue spatel, pinset seperti megang pensil yaa.. :D


9. Pemeriksaan Kelenjar limfe leher: posisi pemeriksa di belakang pasien: mulai dari
submentum, submandibula, angulus mandibula, preaurikuler, post aurikuler, sepanjang
M.sternocleidomastoideus (Internal jugular chain superior-media-inferior), cricoid,
supraclavicula, trigonom posterior (suboksipital).

Daerah kelenjar limfe leher

Metastasis tumor servical


Letak massa tumor penyebab
preaurikula Tumor primer kelenjar parotis
submental Tumor ganas di kulit hidung atau bibir atau
dasar mulut anterior
Angulus mandibula Tumor primer kelenjar submandibula
Jugularis interna superior Tumor ganas rongga mulut, orofaring
posterior, NASOFARING, dasar lidah atau
laring
Jugularis media Tumor primer laring, hipofaring, atau tiroid
Jugularis inferior Tumor subglotis, laring tiroid, esofagus
bagian servikal
suboksipital Tumor kulit kepala bagian posterior atau
tumor primer aurikula
supraklavikula Tumor primer infraklavikula, tumor esofagus
bagian servikal atau tumor tiroid

10. Pemeriksaan palatal phenomen dengan kapas efedrin


11. Laringoskop indirect merupakan pemeriksaan tambahan, jika keluhan serak, maka harus
dilakukan.
12. Rhinoskopi posterior pelajari aja
13. Interpretasi diakhir setelah semua pemeriksaan selesai, disampaikan kepada pasien apa saja
yang ditemukan, jadi saat melakukan pemeriksaan agar tidak lupa dicatat dulu yang mana
aja yang positif/negatif hasilnya.
14. Diagnosis harus lengkap, misal sinusitis maxilaris dextra (jangan Cuma sinusitis), rhinitis
alergi dengan OMA stadium 1 sinistra.
15. Diagnosis banding, jika disuruh menyebutkan 2, sebutkan 2, jadi BACA HATI-HATI SKENARIO
DAN INSTRUKSI!!
16. Kasus 2005-2008:
- Otitis
- Sinusitis
- Tonsilitis
- Rhinitis
- Polip
17. Terapi: farmako  obat2an yang generik, jangan nama dagang, belajar nulis resep, untuk
terapi nonfarmako biasanya dijelaskan bersamaan dengan edukasi.
18. SARAN dari beliau (lagi): kuku pendek, pelan-pelan, gak boleh kasar periksanya meskipun
dengan manekin (seolah-olah pasien beneran).

Anda mungkin juga menyukai