Anda di halaman 1dari 6

Ekonomi Maritim~Wawasan Kemaritiman

EKONOMI MARITIM

A.PENGERTIAN MARITIM

Istilah maritim berasal dari bahsa inggris yaitu maritime,yang berarti navigasi, maritim, atau
bahari.Dari kata ini kemudian lahir kata maritime power yait negara maritim atau negara samudera.
Pemahaman maritim merupakan segala aktivitas pelayaran dan perniagaanyang berhubungan
dengan kelautan atau yang disebut pelayaran niaga.

Pengertian maritim menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI) adalah maritim
yang berkenan dengan laut, berhubungan dengan pelayaran dan perdagangan dilaut.

B.PENGERTIAN INDUSTRI

Pengertian Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengelolaan Bahan mentah atau
barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah guna mendapatkan
keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi merupakan bagian dari industri.
Hasil dari industri ini tidak hanya berupa barang, akan tetapi juga dalam bentuk jasa.

Pengertian industri menurut para ahli:

• Menurut Tegus S Pamudi, Pengertian Industri adalah sekelompok perusahaan yang


menghasilkan suatu produk yang bisa saling menggantikan satu sama lainnya.

• Menurut I Made Sandi adalah suatu bentuk usaha guna memproduksi barang jadi melalui
proses produksi penggarapan di dalam jumlah yang besar, sehingga barang produksi tersebut dapat
diperoleh dengan harga yang rendah namun dengan kualitas yang setinggi-tingginya.

• Hinsa Sahaan mengatakan bahwa, Pengertian Industri adalah bagian dari suatu proses yang
mengelolah bahan mentah menjadi bahan baku atau bahan baku menjadi barang jadi, sehingga
menjadi suatu barang yang memiliki nilai bagi masyarakat luas.

• Menurut Tegus S Pamudi, Pengertian Industri adalah sekelompok perusahaan yang


menghasilkan suatu produk yang bisa saling menggantikan satu sama lainnya.

C. INDUSTRI DAN JASA SUMBER DAYA MARITIM

Sebagai negara maritim terbesar di dunia sudah seharusnya Indonesia menjadi bangsa yang makmur
dan disegani. Namun, kenyataannya dengan potensi sumber daya alam yang berlimpah, Negara ini
seakan tak berdaya. Apalagi di bidang industri maritim, roda perekonomian indonesia lumpuh
terpenjara oleh kepentingan asing. Indonesia memiliki wilayah laut seluas 5,8 juta km2 yang terdiri
dari wilayah territorial sebesar 3,1 juta km2 dan wilayah ZEEI 2,7 juta km2, mempunyai 17.480 pulau
dan memiliki garis pantai sepanjang 95.181 km. menyimpan kekayaan yang luar biasa. |ika dikelola
dengan baik, potensi kelautan Indonesia diperkirakan dapat memberikan penghasilan lebih dari 100
miliar dolar AS per tahun. Namun yang dikembangkan kurang dari 10 persen.

Melihat besarnya potensi laut nusantara, sudah seharusnya Indonesia mempunyai infrastruktur yang
maritim kuat, seperti pelabuhan yang lengkap dan modern, sumber daya manusia (SDM) di bidang
maritim yang berkualitas, serta kapal berkelas, mulai untuk jasa pengangkutan manusia, barang,
migas, kapal penangkap ikan sampai dengan armada TNI Angkatan Laut (AL). Namun kondisi ideal
tersebut sulit tercapai. Hai ini terjadi karena industri maritirn Indonesia tidak dikelola dengan benar.
Sehingga tak satu pun negara yang segan dan menghormati Indonesia sebagai bangsa maritim.
Negara asing menempatkan bangsa Indonesia hanya sebagai pasar produk mereka.

Jika industri maritim Indonesia mau berkembang dan siap bersaing dengan industri sejenisnya, maka
pemerintah khususnya Kementerian Perhubungan, Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian
BUMN dan Kementerian Keuangan harus membuka mata dan jangan mau dipengaruhi para pelobi
yang mewakili pihak-pihak pencari keuntungan, tanpa memikirkan nasib bangsa. Langkah pertama,
melakukan revitalisasi atau deregulasi di sector fiskal sehingga lndonesia bisa kompetitif. Selanjutnya
lakukan perombakan total di lingkungan lembaga pemberi klasifikasi sehingga dunia pelayaran
internasional dan asuransi kerugian mengakui keberadaannya. Kemudian, susun ulang kurikulum
lembaga pendidikan maritim oleh Kemendiknas agar Indonesia mempunyai sumber daya manusia
maritim yang berkualitas dan bertanggung jawab. Jika tidak, industri maritim Indonesia hanya akan
tinggal nama.

Industri-industri tersebut antara lain :

1. Industri Perkapalan

Indonesia dengan perairan yang luas, membutuhkan sarana transportasi kapal yang mampu
menjangkau pulau-pulau yang jumlahnya mencapai lebih dari 17.504 pulau. Tidak heran jika
kebutuhan industri perkapalan setiap tahun terus meningkat. Sebagai Negara kepulauan, sudah
seharusnya Indonesia mengembangkan industry perkapalan nasional. Kebijakan ini didukung dengan
adanya Inpres No 5/2005 yang intinya bahwa seluruh angkutan laut dalam negeri harus diangkut
kapal berbendera Indonesia. Tetapi, permintaan tersebut tidak diimbangi dengan kemampuan
memproduksi kapal. Industri perkapalan merupakan industri padat karya dan padat modal yang
memiliki daya saing tinggi. Karena itu dukungan pemerintah sebagai pemegang kewenangan sangat
penting. Faktor kebijakan moneter dan fiskal, masih sulitnya akses dana perbankan dan tingginya
bunga menjadi beban para pelaku usaha. industri kapal iuga diharuskan membayar pajak dua kali
lipat. Masalah lain adalah minimnya keterlibatan perbankan. Perbankan enggan menyalurkan kredit
kepada industri perkapalan. Mereka beranggapan, industry perkapalan penuh risiko karena control
terhadap industri ini sulit.

Selain itu, masalah lahan yang digunakan industri perkapalan terutama galangan\ kapal besar berada
di daerah kerja pelabuhan dan hak pengelolaan lahan (HIL) dikuasai PT Pelindo. Sehingga Industri
perkapalan masih sangat tergantung pada HPL. Padahal, jika ada keleluasaan lahan di pelabuhan
bukan tidak mungkin industri kapal lebih berkembang. Dalam pengernbangan jasa maritim
hendaknya diarahkan untuk meraih empat tujuan secara seimbang yakni: (1) pertumbuhan ekonomi
tinggi secara berkelanjutan dengan industrin dan jasa maritim sebagai salah satu penggerak utama
(2) peningkatan kesejahteraan seluruh pelaku usaha, khususnya para pemangku kepentingan yang
terkait industri dan jasa maritime (3) terpeliharanya kelestarian lingkungan dan sumberdaya maritim
dan menjadikan industri dan jasa maritim sebagai salah satu modal bagi pembangunan maritim
nasional. Sehingga ada benang merah yang dapat terlihat antara ocean policy dan pengelolaan
sumber daya maritim dengan industri dan jasa maritim sebagai penggerak bagi pertumbuhan sector
maritim. Pertumbuhan industri perkapalan dan pelayaran nasional masih terkendala berbagai faktor,
baik dari sisi politik maupun pendanaan. Padahal bisnis industri perkapalan sangat jelas akan
mendorong pertumbuhan ekonomi sektor maritim.

2. Industri Perikanan dan Bioteknologi

Industri perikanan dan bioteknologi diperkirakan memiliki nilai ekonomi sebesar 82 miliar dolar AS
per tahun. Namun karena pemerintah belum serius menggarap sub sector ini indonesia diperkirakan
kehilangan potensi pendapatan dari produk-produk bioteknologi maritim sekitar 1 miliar dolar AS
per tahun. Padahal berdasarkan inventarisasi Divisi Bioteknologi Kelautan PKSPL IPB, terdapat
35.000 biota laut, sehingga Indonesia mempunyai potensi pendapatan miliaran dolar per tahun dari
produk-produk bioteknologi. Negara-negara maju yang memiliki sumberdaya maritim terbatas,
seperti produk bioteknologi maritim Amerika Serikat mereka mendapat pendapatan hingga 4,6 militr
dolar AS, sedangkan Inggris meraup keuntungan dari sektor ini sekitar 2,3 miliar dolar AS.

Pemanfaatan industri perikanan dan bioteknologi ini meliputi industri makanan dan minuman,
farmasi, kosmetika dan bioenergi. Semua bisa disediakan Indonesia dengan sumber daya alam yang
ada. Adapun produk-produk yang bisa dihasilkan dari hasil rekayasa biota laut antara lain makanan,
tablet, salep suspensi, Pasta gigi, cat, tekstil perekat, karet, film, pelembab, shampo, dan lotion.

Indonesia sangat kurang kuat dalam industri end product maritim karena dukungan teknologi serta
formulasi yang tertinggal. Indonesia hanya mampu memanfaatkan potensi maritim sebatas bahan
baku. Hal ini antara lain disebabkan tidak padunya strategi pengelolaan produk. Melihat
keterbatasan sumber daya alam daratan, melalui bioteknologi, usia pemanfaatan sumber-sumber
kehidupan dapat dipertahankan lebih lama. Potensi itu masih berlimpah dan terpendam di dalam
laut.

3. Industri Pertahanan

Berbicara mengenai konsep negara maritim tidak lepas dari industri pertahanan. Sebagai negara
yang disatukan lautan, Indonesia tidak hanya harus bisa menjaga kedaulatan, tetapi juga melindungi
seluruh kekayaan alam yang dimilikinya. Corrnie Rahakundini Bakrie Analis Pertahanan Maritim
melihat banyak sumber daya alam yang dimiliki Indonesia bisa dimanfaatkan. Contohnya baja.
Connie menilai industri baja sebagai national security, dasar dari pembangunan industri militer. Baja
menjadi bahan dasar kapal-kapal perang termasuk kapal induk milik Amerika. Salah jika bangsa
lndonesia menjualnya begitu saja. Sebaiknya potensi logam ini diolah dengan baik, untuk
mendukung industry maritim nasional. Indonesia sangat membutuhkan pertahanan dalam
melindungi aset-aset maritim Negara, oleh karena itu kita perlu tentara, guna memprotek
kedaulatan, tentara perlu alutista, khususnya udara dan laut. Alutista harus kita produksi dengan
membangun industri baja sebagai dasar dari pembangunan pertahanan kita. Namun, pihak asing
tidak menginginkan Indonesia besar dengan menguasai bahan logam berharga ini. Mereka memiliki
kepentingan dengan sumber- sumber daya alam dan energi di tanah air.
D. POTENSI SUMBER DAYA MARITIM

Potensi dan peluang pengembangan kelautan meliputi:

(1) perikanan tangkap,

(2) perikanan budidaya,

(3) industri pengolahan hasil perikanan,

(4) industri bioteknologi kelautan dan perikanan,

(5) pengembangan pulau-pulau kecil,

(6) pemanfaatan Benda Berharga Asal Muatan Kapal

Tenggelam,

(7) deep sea water,

(8) industri garam rakyat,

(9) pengelolaan pasir laut,

(10) industri penunjang,

(11)pengembangankawasan industri perikanan terpadu,dan (12)keanekaragaman hayatilaut.

1.Perikanan

Laut Indonesia memiliki luas lebih kurang 5,8 juta km2 dengan garis pantai sepanjang 81.000 km,
dengan potensi sumberdaya ikan diperkirakan sebesar 6,4 juta ton per tahun yang tersebar di
perairan wilayah Indonesia dan perairan ZEEI (Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia), yang terbagi dalam
sembilan wilayah perairan utama Indonesia.

Di samping itu terdapat potensi pengembangan untuk (a) budidaya laut terdiri dari budidaya ikan
(antara lain kakap, kerapu, dan gobia), budidaya moluska (kerang-kerangan, mutiara, dan teripang),
dan budidaya rumput laut, dan (e) bioteknologi kelautan untuk pengembangan industri bioteknologi
kelautan seperti industri bahan baku untuk makanan, industri bahan pakan alami, benih ikan dan
udang, industri bahan pangan.

1. Melimpahnya Sumber Daya Alam Ikan Hias

Kekayaan hayati Indonesia sudah banyak dikenal. Dalam bisnis ikan hias dunia, produk Indonesia
dikenal memiliki banyak spesies, baik ikan hias air tawar maupun ikan hias air laut. Dari 1.100 spesies
ikan hias air tawar yang ada di dunia, 400 spesies di antaranya berasal dari Indonesia. Indonesia juga
memiliki 650 spesies ikan air laut. Dan kemungkinan masih banyak lagi spesies ikan hias air laut yang
belum ditemukan. Potensi ini membanggakan karena dengan begitu Indonesia dikenal sebagai
Produksi ikan hias terbesar di dunia.1 Sebagai bahan perbandingan potensi ikan hias di dunia,
Srilanka (165 species), Ethiopia (112 species), Philipina (109 species), Kenya (96 species), Hawaii (60
species), Puerto Rico (49 species), dan Singapore (32 species). Dari data tersebut, jelas bahwa
Indonesia menduduki peringkat pertama di dunia dalam produksi ikan hias tropis. Bahkan begitu
banyaknya spesies, ada masyarakat yang tak tahu, jika di daerahnya terdapat ikan hias berharga
puluhan juta rupiah, seperti ikan Arwana, di Kalimantan. Di kota itu, ikan Arwana yang ditangan
kolektor bisa berharga puluhan bahkan hingga ratusan juta rupiah, hanya dijadikan lauk pauk untuk
makan sehari-hari. Padahal, harga ikan Arwana platinum, misalnya, ada yang sampai mencapai harga
Rp500 juta.2

2. Keunikan dan Keragaman Jenis Ikan Hias

Indonesia sebagai negara yang dikelilingi lautan, punya ragam jenis ikan hias, reptil, serta rumbuh-
tumbuhan yang indah dan cukup unik. Keunikan dan keragaman ikan hias Indonesia belum
tertandingi oleh negara eksportir lainnya. Di dunia ikan hias, Indonesia mendapat julukan Home for
Hundred of Exotic Ornamental Fish Species karena memiliki lebih dari 300 spesies ikan hias. Dari 300
spesies tersebut, 253 spesies merupakan ikan hias laut, dan selebihnya air tawar. Made L Nurjana
mengatakan dari total 9.000 jenis ikan hias di dunia, Indonesia memiliki 4.000 jenis yang tersebar di
laut maupun perairan tawar.3 Indonesia juga telah lama sukses mengembangkan ikan hias asal
negara lain yang telah didomestikasi, seperti ikan koi (Cyprinus carpio) dan mas koki (Carrasius
auratus) dan beberapa jenis ikan lainnya. Jenis ikan hias air laut Indonesia yang memiliki nilai jual
tinggi di pasar internasional adalah clown fish (Amphiprion sp) dan banggai cardinal fish (Pterapogon
kauderni). Sedang jenis ikan hias asal Indonesia yang menjadi favorit di luar negeri adalah arwana,
botia, serta cupang. Selain ikan hias hasil budidaya, ada dua ikan asli habitat Indonesia yang banyak
peminatnya. Yakni arwana dan botia. Ada tiga jenis arwana: arwana jardini dari Papua, arwana
super-red dan hijau dari Kalimantan, serta arwana golden red yang bisa diperoleh di Kalimantan,
Sumatra, Riau, dan Jambi. Adapun sentra produksi ikan botia adalah Pontianak dan Jambi. Ikan hias
jenis ini sudah bisa ditangkarkan di Balai Penelitian dan Pengembangan Ikan Hias di Depok tapi
masih belum diproduksi secara massal, karena pasokannya konon bisa sampai ratusan juta ekor saat
sedang musim. Dua jenis ikan inilah yang seharusnya bisa mendongkrak lagi popularitas Indonesia di
pasar ikan hias internasional. Ikan hias lain yang bernilai ekonomi cukup tinggi antara lain Manfish,
Niasa, Redfin, Lemon, Komet, Sumatra Barb, Black Ghost, discus, louhan, guppy, damsel, chromis,
marine angel, butterfly, scooter blenny, wrasse, trigger fish, banggai cardinal fish, beaked coral
fish,sea horse .

2. Pertambangan dan energi

Potensi sumberdaya mineral kelautan tersebar di seluruh perairan Indonesia. Sumberdaya mineral
tersebut diantaranya adalah minyak dan gas bumi, timah, emas dan perak, pasir kuarsa, monazite
dan zircon, pasir besi, agregat bahan konstruksi, posporit, nodul dan kerak mangan, kromit, gas
biogenic kelautan, dan mineral hydrothermal.

3.Perhubungan Laut
Transportasi laut berperan penting dalam dunia perdagangan internasional maupun domestik.
Transportasi laut juga membuka akses dan menghubungkan wilayah pulau, baik daerah sudah yang
maju maupun yang masih terisolasi. Sebagai negara kepulauan (archipelagic state), Indonesia
memang amat membutuhkan transportasi laut, namun, Indonesia ternyata belum memiliki armada
kapal yang memadai dari segi jumlah maupun kapasitasnya. Data tahun 2001 menunjukkan,
kapasitas share armada nasional terhadap angkutan luar negeri yang mencapai 345 juta ton hanya
mencapai 5,6 persen. Adapun share armada nasional terhadap angkutan dalam negeri yang
mencapai 170 juta ton hanya mencapai 56,4 persen. Kondisi semacam ini tentu sangat
mengkhawatirkan terutama dalam menghadapi era perdagangan bebas. Selain diperlukan suatu
kebijakan yang kondusif untuk industri pelayaran, maka Peningkatan kualitas SDM yang menangani
transportasi sangatlah diperlukan.

Karena negara Indonesia adalah negara kepulauan maka keperluan sarana transportasi laut dan
transportasi udara diperlukan. Mengingat jumlah pulau kita yang 17 ribu buah lebih maka sangatlah
diperlukan industri maritim dan dirgantara yang bisa membantu memproduksi sarana yang
membantu kelancaran transportassi antar pulau tersebut. Potensi pengembangan industri maritim
Indonesia sangat besar, mengingat secara geografis Indonesia merupakan negara kepulauan yang
terdiri dari ribuan pulau. Untuk menjangkau dan meningkatkan assesbilitas pulau dapat
dihubungkan melalui peran dari sarana transportasi udara (pesawat kecil) dan sarana transportasi
laut (kapal, perahu, dan sebagainya).

4.Pariwisata Bahari

Indonesia memiliki potensi pariwisata bahari yang memiliki daya tarik bagi wisatawan. Selain itu juga
potensi tersebut didukung oleh kekayaan alam yang indah dan keanekaragaman flora dan fauna.
Misalnya, kawasan terumbu karang di seluruh Indonesia yang luasnya mencapai 7.500 km2 dan
umumnya terdapat di wilayah taman laut. Selain itu juga didukung oleh 263 jenis ikan hias di sekitar
terumbu karang, biota langka dan dilindungi (ikan banggai cardinal fish, penyu, dugong,serta
migratory species.

Potensi kekayaan maritim yang dapat dikembangkan menjadi komoditi pariwisata di laut Indonesia
antara lain: wisata bisnis (business tourism), wisata pantai (seaside tourism), wisata budaya (culture
tourism), wisata pesiar (cruise tourism), wisata alam (eco tourism) dan wisata olah raga (sport ).

Anda mungkin juga menyukai