Anda di halaman 1dari 10

TUGAS III KOMUNIKASI BERGERAK

Link Budget Menggunakan Model Path Loss


Model propagasi radio Kebanyakan berasal menggunakan kombinasi model analitis dan
empiris. Pendekatan empiris didasarkan pada kurva pas atau analitis ekspresi yang menciptakan satu
setdata yang diukur.
 Keuntungan:
Memperhitungkan semua faktor propagasi, baik dikenal dan tidak dikenal.
 Kekurangan:
Model-model baru perlu diukur untuk lingkungan yang berbeda ataufrekuensi.
Long Distance Path Mode
Selama bertahun-tahun, beberapa model propagasi klasik telahdikembangkan, yang digunakan
untuk memprediksi cakupan skala besar untukdesain sistem komunikasi mobile.
Rata-rata kekuatan sinyal yang diterima menurun logaritmis dengan jarak :

1
Ketika model path loss diplotkan dalam skala logaritma maka model path loss ini akansegaris
dengan sebuah slope bernilai sampai 10n dB perdecade . Nilai path loss exponent (n)dipengaruhi

2
oleh perhitungan propagasi .Ini sangat penting untuk memilih jarak referensi free spaceyang sesuai
dengan situasi propagasinya.
Referensi Pathloss dihitung dihitung menggunakan free space path loss formula padarumus
3.5.Berikut table pasth loss exponent untuk berbagai situasi lingkungan yang berbeda .

Log Normal Shadowing


Model log distance tidak mempertimbangkan kenyataan bahwa lingkungan sekitar
clutterpada dua lokasi yang berbeda dapat memiliki jarak transmitter–receiver yang sama sehingga
sinyalyang terukur berbeda .Daya yang diterima oleh transmitter sejarak d receiver dengan model
log normal shadowing :
𝑑
PL(d) = PL(d) + Xσ = PL(d0) + 10nlog (d0) +Xσ

Dimana Xσ adalah variable acak terdistribusi Gaussian dengan zero mean dan standartdeviasi σ
.Distribsi lag normal menggambarkan efek shadowing sembarangan yang terjadi sepanjang lokasi
pengukuran yang luas dimana mempunyai pembagian Transmitter dan receiver yang sama,tetapi
memiliki perbedaan clutter pada propagasinya .Model lag normal shadowing banyak digunakan
untuk pendekatan system wireless di daerah urban , dimana kepadatan gedung yang tinggi.
Saat dimana PL(d) merupakan variable acak dengan distribusi normal dalam dB ,jadi
Pr(d)dan fungsi Q atau error function (erf) boleh digunakan untuk menghitungh level sinyal yang
diterimaakan melebihi level tertentu . Q function didefinisikan sebagai berikut :

Probababilitas level sinyal yangn diterima akan melebihi nilai ϒ dan dapat dihitung darifungsi
kumulatif densitas.

3
Contoh dari scatter plot dari data MMSE path loss model dari 6 kota di Germany Dari datan= 2,7 dan
σ =11,8 dB

Probabilitas dari level sinyal yang diterima dengan ϒ

Perhitungan Presentasi dari cakupan area


Ini akan jelas bahwa karena efek acak dari shadowing , beberapa lokasi cakupan area akanberada
diantara sinyal threshold yang diterima .Untuk cakupan area yang melingkar mempunyairadius R
dari base station .Kemudian kita akan menghitung nilai presentasi are layanan yangberguna U(ϒ)

Untuk menghitung nilai pathloss sebagai referensi ke batas cell (r = R) , ini jelas bahwa :

Dengan memilih level sinyal seperti Pr(R) = ϒ, U(ϒ) dapat ditulis sebagai berikut :

4
Model Propagasi Outdoor

Model Okumura
Model Okumura merupakan salah satu metode / model propagasi dan salah satu jenis
pemodelan yang paling banyak digunakan untuk prediksi median transmission loss terutama di
daerah perkotaan. Model ini dapat digunakan untuk ketinggian antena base station antara 30 m
hingga 1000 m, jarak antara 1 km hingga 100 km, serta frekuensi antara 150 MHz hingga 1920 MHz.
Okumura menggunakan sebuat set kurva yang memberikan median atenuasi yang relative keruang
bebas (AMU), di urban area wilayah dataran halus mempunyai antenna yang efektif dengan
ketinggian 200m dan antenna berjalan dengan ketinggian 3m. dengan jarak dan frekuensi yang sama
maka okumura model dapat diartikan loss pada ruang bebas antara titik yang ditarik harus
ditentukan dan kemudian nilai dari AMU di tambahkan kedalamnya denganfactor koreksi untuk
menghitung tipe medan. Bentuk modelnya di expresikan dengan model :
L50(dB) = LF + Amu(f, d)- G(hte) — G(hre) — Garea
L adalah nilai rata-rata redaman lintasan propagasi, dengan kata lain median dari nilai path
loss. LF merupakan free space propagation loss(redaman lintasan ruang bebas). Amu merupakan
median atteniation relatif terhadap free space, yang merupakan fungsi dari frekuensi dan jarak (rata-
rata redaman relatif terhadap redaman ruang bebas). G(hte) merupakan gain factor ketinggian
antena base station. G(hre) merupakan gain factor ketinggian antena penerima. GAREA adalah gain
berdasarkan tipe lingkungan tempat perambatan gelombang. Gain antena disini adalah karena
berkaitan dengan tinggi antena dan tidak ada hubungannya dengan pola antena.
Okumura juga menemukan bahwa G(hte) mempunyai nilai yang bervariasi dengan
perubahan20 dB/decade dan G(hre) bervariasi dengan perubahan 10 dB/decade pada ketinggian
antenakurang dari 3 m.

5
Model hatta
Model Hatta merupakan bentuk persamaan empirik dari kurva redaman lintasan yang
dibuat olehOkumura, karena itu model ini lebih sering disebut sebagai model Okumura-Hatta. Model
ini validModel ini validuntuk daerah range frekuensi antara 150-1500 MHz.
L(urban)(dB) =69,55 + 26,16logfc – 13,82loghte– a(hre) + (44,9– 6,55loghre) logd
dimana f c adalah frekuensi kerja antara 150-1500 MHz, hte adalah tinggi efektif antenna
transmitter(BS) sekitar 30-200 m , hreadalah tinggi efektif antenna receiver (MS) sekitar 1-10 m, d
adalah jarak antara Tx-Rx (km), dan a(hre) adalah faktor koreksi untuk tinggi efektif antena MS
sebagai fungsi dariluas daerah yang dilayani.
Untuk kota kecil sampai sedang, faktor koreksi a(hre) diberikan oleh persamaan:
a(hre) = (1,1logfc – 0,7) hre– (1,56logfc–0,8) dB
sedangkan untuk kota besar:
a(hre) = 8,29 (log1,54hre)2 – 1,1 db untuk fc<300 MHz
a(hre) = 3,2 (log11,75hre)2– 4,97 dB untuk f c>300 MHz
Untuk memperoleh redaman lintasan di daerah suburban dapat diturunkan dari persamaan standar Hatta
untuk daerah urban dengan menambahkan faktor koreksi, sehingga diperoleh persamaan berikut:
L(suburban)(dB) = L(urban) – 2[log(fc/28)]2 – 5,4
dan untuk daerah rural terbuka, persamaannya adalah:
L(open rural)(dB) = L(urban) – 4,78 (logfc)2 – 18,33logfc – 40,98

6
European Co-operative for Scientific and Technical Research (EURO-COST) membentuk
komitekerja COST-231 untuk membuat model Hatta yang disempurnakan atau diperluas. COST-231mengajukan suatu
persamaan untuk menyempurnakan model Hatta agar bisa dipakai pada frequensi 2GHz. Model redaman lintasan
yang diajukan oleh COST-231 ini memiliki bentuk persamaan:
L(urban) =46,3 + 33,9logfc – 13,82 loghte – a(hre) + (44,9-6,55loghte)logd + CM
dimana a(hre) adalah faktor koreksi tinggi efektif antenna MS sesuai dengan hasil Hatta, dan0 dB
untuk kota sedang dan suburban CM = 3 dB untuk daerah pusat metropolitanModel Hatta COST-231
hanya cocok untuk parameter-parameter berikut :
f : 1500 – 2000 MHz
hte: 30-200m
hre: 1-10 m
d : 1-20 km

Walfisch dan Bertoni Model


Sebuah model yang dikembangkan oleh Walfisch dan Bertoni [Wa] 88] mempertimbangkan
dampakdari atap dan bangunan tinggi dengan menggunakan difraksi untuk memprediksi rata-rata
sinyalKekuatan di jalan. Model ini menganggap path loss, S, menjadi produk tiga faktor.

di mana P0 merupakan ruang bebas path loss antara antena isotropik yang diberikan oleh

Di dB, path loss diberikan oleh :

Gambar 3.25 menggambarkan geometri yang digunakan dalam Walflsch Bertoni Model
[Wal88],[Mac93]. Model ini sedang dipertimbangkan untuk digunakan oleh ITU-R dalam kegiatan
standarIMT-2000.

7
Model Longlye-Rice
Model Longley-Rice ini cocok untuk diterapkan pada system komunikasi titik ke titik didalam
frekuensi dari 400 MHz sampai 100 GHz.. Redaman media transmisi dihitung dengan mengacu pada
bentuk geometri dari profil permukaan daerah layanan dan efek refraksi dari troposphere. Teknik
geometri optik (utamanya model refleksi 2-ray) digunakan untuk memperkirakan kekuatan sinyal
sampai batas horizon gelombang radio. Redaman karena difraksi dihitung dengan menggunakan
model Fresnel-Kirchoff knife-edge. Sementara itu teori hamburan digunakan untuk membuat
perhitungan troposcatter pada jarak jauh, dan redaman difraksi medan jauh dihitung dengan
menggunakan metode Van der Pol-Bremmer yang dimodifikasi.
Model Longley-Rice bekerja pada dua mode. Jika informasi mengenai profil permukaan
lintasan tersedia secara mendetail maka parameter-parameter khusus lebih mudah untuk
menentukan dan menghitung redaman lintasan, mode ini disebut mode prediksi dari titik ke titik
(point to point mode). Pada sisi lain jika profile permukaan lintasan tidak tersedia maka metode
Longley-Rice menyediakan teknik untuk menghitung parameter-parameter khusus dari lintasan.
Mode prediksi ini disebut dengan area mode.

Model Durkin

Pendekatan prediksi propagasi klasik mirip dengan yang digunakan oleh Longley Rice yang
dibahas oleh Edward dan Durkin, serta paper Dadson menggambarkan simulator komputer, untuk
memprediksi kontur kekuatan medan di medan yang tidak teratur, yang diadopsi oleh komite
radiogabungan (JRC) di Inggris untuk perkiraan daerah cakupan radio mobile efektif. Sebagai
masukan simulator untuk menghitung path loss, Durkin membaginya menjadi dua bagian. Bagian
pertama adalah akses terhadap database dari topografi dan informasi profil permukaan bumi
sepanjang arah radial dari transmitter ke receiver. Dengan asumsi bahwa antenna receiver
menerima semua energi yang berasal dari arah radial, maka tidak terjadi efek multipath. Dengan
kata lain propagasi yang dimodelkan disederhanakan ke dalam bentuk Line of Sight (LOS) dan difraksi
dari rintangan sepanjang arah radial, dan mengabaikan pantulan dari benda-benda disekitarnya dan
efek scater local. Sedangkan bagian kedua adalah algoritma simulasi untuk menghitung perkiraan
redaman lintasan sepanjang arah radial. Dengan cara melakukan perhitungan secara iterasi dari
pengukuran pada daerah yang berbeda-beda tetapi masih dalam satu daerah layanan, maka dapat
diperoleh kontur dari kuat sinyalnya.
Jika vj≤-0.8 untuk j = 1,….,n, maka kondisi propagasi ruang bebas adalah dominan. Untuk
kasus seperti ini, daya yang diterima dikalkulasikan menggunakan transmisi ruang bebas formula.

8
Jika wilayah tersebut dalam test zona Fresnel adalah gagal ( semua vj> -0.8) maka ada 2
kemungkinan yaitu:

a. Non-LOS
b. LOS, tetapi dengan jarak yang cukup pada zona Fresnel
Untuk kasuk non-LOS, masalah tingkatan sistem masuk kedalam kategori :
a.Single diffraction edge
b.Two diffraction edge
c.Three diffraction edge
d.More than three diffraction edge

Metode test ini untuk setiap kasus sequensial akan sampai menemukan profil yangsesusai.
Difraksi edge di deteksi dengan menghitung sudut antara garis yang terhubung pada transmitter
danreceiver antenna tiap titik di setiap profile wilayah. jika di = dj, maka raut wilayah bias di
modelkan sebagai single difraksi.

Jika kondisi single difraksi tidak memuaskan, maka bisa di cek ke dalam bentuk two difraksi
edges. Testnya hampir sama dengan single difraksi dengan pengecualian bahwacomputer melihat 2
buah tepi yang terlihat tiap sisinya.
Atenuasi untuk loss saat difraksi kedua sisi disebabkan sisi difraksi pertama
dengantransmitter sebagai sumber. Atenuasi difraksi kedua adalah loss pada receiver disebabkan
sisidifraksi kedua berhubungan dengan sisi difraksi pertama sebagai sumber. Kedua atenuasitersebut
dijumlahkan sehingga memberikan tambahan loss disebabkan oleh halangan yang dimasukan
kedalam loss pada ruang bebas atau loss pada bumi, yang besar.Untuk 3 sisi difraksi, difraksi luar

9
harus mengandung difraksi antara sisi pertama. Inidapat terdeteksi dengan menghitung garis antara
2 buah sisi difraksi luar. Jika halanganantara 2 buah sisi luar lolos melalui garis, maka terdapat sisi
difraksi ketiga.

Wideband PCS Microcell Model


Bekerja dengan Feuerstein, dkk pada tahun 1991 menggunakan 20 MHz pemancar berdenyut di 1900MHz
untuk mengukur path loss, pemadaman, dan delay spread di microcellu-lar sistem khas di SanFrancisco dan
Oakland. Menggunakan base station antena ketinggian dari 3,7 m, 8,5 m, dan 13,3 m,dan penerima
mobile dengan ketinggian antena 1,7 m di atas tanah, statistik untuk path loss,multipath, dan
coverage area yang dikembangkan dari pengukuran luas dalam line-of-sight (LOS) danterhambat
(OBS) lingkungan [Feu94}Untuk bumi tanah Model refleksi datar, jarak di mana yang pertama Zona
Fresnel hanya terhalangoleh tanah (pertama Fresnel zona bening-Ance) diberikan oleh:

Untuk kasus LOS, model path loss regresi ganda yang menggunakan regresi breakpoint pada pertamaFresnel izin
zona terbukti cocok untuk mengukur-dokumen. Model mengasumsikan antenna omnidirectional
vertikal dan memprediksi path loss rata-usia sebagai

dimanap1 sama dengan FL (d0) (path loss dalam desibel pada jarak referensi dari d0 = I m), d adalahdalam meter dan
n1, n2 adalah eksponen path loss yang merupakan fungsi tinggi pemancar.

10

Anda mungkin juga menyukai