a. Hakikat Konsep
bahwa konsep itu merupakan hasil murni dari pemikiran seseorang atau
sebuah prinsip, hukum atau teori yang dapat dijadikan dasar pemikiran
1
Syaiful Sagala. 2013. Konsep dan Makna Pembelajaran (Bandung: Alfabeta), hlm. 71.
2
Ibid., hlm. 73.
8
sekolah.3Berdasarkan penjelasan Ausubel, jelas bahwa konsep itu bisa
berasal dari buah pemikiran siswa saat belum masuk sekolah. Hal ini bisa
memecahkan masalah.
memiliki kejadian atau pengalaman yang sama dan masih bersifat abstrak
3
Ibid.
4
Jeanne Ellis Ormrod. 2009.Psikologi Pendidikan membantu siswa tumbuh dan
berkembang Jilid I Edisi ke-6 (Jakarta: Erlangga), hlm 327.
5
Ibid.
6
Ibid.
9
serta berkaitan dengan kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa dalam
sekolah, ini merupakan konsep awal seseorang yang dihasilkan dari buah
konsep awal tersebut tidak sesuai dengan pemikiran para ahli dan inilah
b. Hakikat Miskonsepsi
guru. Yang paling dasar harus dipahami adalah konsep. Ketika seseorang
sudah tidak bisa memahami konsep dari suatu materi yang dipelajarinya,
sesuai dengan penjelasan yang diterima umum dan terbukti sahih tentang
melekat dan sulit untuk diperbaiki, terlebih jika siswa tersebut sudah
7
Ibid., hlm. 338.
10
Suparno menyatakan bahwa miskonsepsi sebagai pengertian yang
seseorang dan umumnya konsep tersebut salah dan tidak terbukti sah atau
8
Suwarto. 2013.Pengembangan Tes Diagnostik dalam Pembelajaran (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar), hlm. 76.
9
Ratna Wilis Dahar. 2011. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Erlangga), hlm.
154.
11
anak memiliki daya imajinasinya tersendiri dan daya imajinasi tersebut
tidak bisa disamakan antara yang satu dengan yang lainnya. Miskonsepsi
Miskonsepsi itu dapat terjadi karena siswa tersebut cenderung tidak bisa
sebab setiap mereka sudah merasa puas akan interpretasi dan prediksinya
tersebut.
10
Paul Suparno. 2013.Miskonsepsi & Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika (Jakarta:
Gramedia Widiasarana Indonesia), hlm. 4
11
Ibid.
12
Ibid.
12
salah, kekacauan konsep-konsep yang berbeda, dan hubungan hirarkis
bahwa miskonsepsi merupakan suatu konsep yang salah dan tidak sesuai
yang kuat akan konsep tersebut dan umumnya konsep itu sudah
diyakininya sejak lama serta tidak ada yang mengoreksi atau menjelaskan
bersifat pribadi dan stabil, dan ketika diberi penjelasan yang benar akan
mengajar.14
Tabel 2.1
PenyebabMiskonsepsiSiswa
SebabUtama SebabKhusus
Siswa a) Pra konsepsi
b) Pemikiranasosiatif
c) Pemikiran humanistic
d) Reasoning yang tidaklengkap/salah
e) Intuisi yang salah
f) Tahapperkembangankognitifsiswa
g) Kemampuansiswa
h) Minatbelajarsiswa
13
Ibid., hlm. 4-5.
14
Paul Suparno.Op. cit., hlm. 34.
13
Guru/ pengajar a) Tidakmenguasaibahan, tidakkompeten
b) Bukanlulusandaribidangilmufisika
c) Tidakmembiarkansiswamengemukakangagasan/
ide
d) Relasi guru-siswatidakbaik
Bukuteks a) Penjelasankeliru
b) Salah tulis, terutamadalamrumus
c) Tingkat
kesulitanpenulisanbukuterlalusulitbagisiswa
d) Siswatidaktahumembacabukuteks
e) Bukufiksisainskadang-
kadangkonsepnyamenyimpang demi
menarikpembaca
f) Kartunseringmemuatmiskonsepsi
Konteks a) Pengalamansiswa
b) Bahasasehari-hariberbeda
c) Temandiskusi yang salah
d) Keyakinandan agama
e) Penjelasanorangtua/ orang lain yang keliru
f) Kontekshidupsiswa (TV, radio, film yang keliru)
g) Perasaansenang/ tidaksenang; bebasatautertekan
Cara mengajar a) Hanyaberisiceramahdanmenulis
b) Langsungkedalambentukmatematika
c) Tidakmengungkapkanmiskonsepsisiswa
d) Tidakmengoreksi PR yang salah
e) Model analogi
f) Model praktikum
g) Model diskusi
h) Model demonstrasi yang sempit
i) Non-multiple intelligences
Four-Tier Test
rating ini berfungsi untuk mengetahui seberapa yakin siswa dalam memilih
14
Menurut Celeon dan Subramaniam, “A 4TMC test item involves the A
and R tiers of 2TMC tests, with additional tiers requiring students to specify
tiers”.15
tingkatan R.
Menurut Kaltakci,16
Dalam tes empat lapis, jika seorang siswa memberikan jawaban yang
benar untuk pertanyaan utama di tingkat pertama dan yakin tentang
jawabannya untuk tingkat ini, kemudian memberikan jawaban yang
benar untuk pertanyaan penalaran di tingkat ketiga tetapi tidak yakin
menjawab untuk tingkat ini, maka keputusan peneliti tentang jawaban
siswa untuk item ini "kurangnya pengetahuan" karena ada keraguan
15
Imelda S. Caleon dan R. Subramaniam. 2010. Do Students Know What They Know and
What They Don’t Know? Using a Four-Tier Diagnostic Test to Assess the Nature of Students’
Alternative Conceptions. Artikel Jurnal. Tersedia Online. http://link.springer.com/article/...........
(Diakses pada 7 Maret 2016 pkl. 22:07 WIB), hlm. 315.
16
Derya Kaltakci. 2012. Development and Application of A Four-Tier Test to Assess Pre-
Service Physics Teachers‟ Misconceptions About Geometrical Optics. Tesis. Tersedia
Online.https://etd.lib.metu.edu.tr/upload/........(Diakses pada 29 Februari 2016 pkl. 18:31 WIB),
hlm. 60.
15
tentang setidaknya satu tingkat dari jawaban siswa. Namun dalam tes
tiga tingkat di mana kepercayaan siswa diminta untuk dua tingkatan
bersama-sama, siswa yang sama dapat memilih "yakin" atau
"tidakyakin". Jika ia memilih "tidakyakin" keputusan peneliti adalah
"kurangnya pengetahuan", tetapi jika siswa memilih "yakin" maka
keputusan peneliti untuk jawaban siswa pada item ini adalah memiliki
"pengetahuan ilmiah "pada item ini.
rating pada alasan jawaban, sehingga lebih akurat tingkat keyakinan atas
yang terdiri dari empat tingkatan. Pada tingkat yang pertama berupa soal
siswa dalam memilih jawaban pada tingkat pertama. Pada tingkat ketiga,
berupa alasan jawaban yang dipilih oleh siswa, terdiri dari empat alasan
yang diberikan atau disediakan oleh peneliti dan satu isian kosong yang bisa
keempat.
17
Ismiara Indah Ismail dkk. 2010. Diagnostik Miskonsepsi Melalui Listrik Dinamis Four-
Tier Test. Artikel Jurnal. Tersedia Online. http://portal.fi.itb.ac.id/snips2015/...... (Diakses pada 15
Desember 2015 pkl. 09:17 WIB), hlm. 381-382.
18
DeryaKaltakci, Op. cit., hlm. 61.
16
Tabel 2.2
Kombinasi Jawaban Four-Tier Test
Keputusan Keputusan
Tingkat 1 Tingkat 2 Tingkat 3 Tingkat 4 untuk Four- untuk Three-
Tier Test Tier Test
Konsep
Benar Yakin Benar Yakin Konsep Ilmiah
Ilmiah
Konsep Ilmiah
jika”yakin”
Tidak Kurang Kurang
Benar Yakin Benar
yakin Pengetahuan Pengetahuan
jika “tidak
yakin”
Konsep Ilmiah
jika “yakin”
Tidak Kurang Kurang
Benar Benar Yakin
yakin Pengetahuan Pengetahuan
jika “tidak
yakin”
Tidak Tidak Kurang Kurang
Benar Benar
yakin yakin Pengetahuan Pengetahuan
Benar Yakin Salah Yakin Miskonsepsi Miskonsepsi
Miskonsepsi
jika “yakin”
Tidak Kurang Kurang
Benar Yakin Salah
Yakin Pengetahuan Pengetahuan
jika “tidak
yakin”
Miskonsepsi
jika “yakin”
Tidak Kurang Kurang
Benar Salah Yakin
yakin Pengetahuan Pengetahuan
jika “tidak
yakin”
Tidak Tidak Kurang Kurang
Benar Salah
yakin yakin Pengetahuan Pengetahuan
Salah Yakin Benar Yakin Error Error
Error jika
“yakin”
Tidak Kurang Kurang
Salah Yakin Benar
yakin Pengetahuan Pengetahuan
jika “tidak
yakin”
Tidak Kurang Error jika
Salah Benar Yakin
yakin Pengetahuan “yakin”
17
Kurang
pengetahuan
jika “tidak
yakin”
Tidak Tidak Kurang Kurang
Salah Benar
yakin yakin Pengetahuan Pengetahuan
Salah Yakin Salah Yakin Miskonsepsi Miskonsepsi
Miskonsepsi
jika “yakin”
Tidak Kurang Kurang
Salah Yakin Salah
yakin Pengetahuan Pengetahuan
jika “tidak
yakin”
Miskonsepsi
jika “yakin”
Tidak Kurang Kurang
Salah Salah Yakin
yakin Pengetahuan pengetahuan
jika “tidak
yakin”
Tidak Tidak Kurang Kurang
Salah Salah
yakin Yakin Pengetahuan Pengetahuan
18