Unud 353 Babiiibaru PDF
Unud 353 Babiiibaru PDF
BAB III
adalah Teori Ketergantungan Sumberdaya. Ada dua pandangan dalam teori ini yang
efisiensi organisasi. Kedua pandangan ini menyatakan bahwa struktur dewan yang
Diversitas dewan telah menjadi sorotan dalam berbagai penelitian tata kelola
dewan seperti gender, ras, umur, dan tingkat pendidikan terhadap baik kinerja pasar,
20
21
perusahaan masih sangat jarang. Kusumastuti et al. (2006) yang meneliti diversitas
dewan yang diukur dengan 5 variabel yaitu keberadaan dewan direksi wanita,
keberadaan etnis Tionghoa dalam anggota dewan (sebagai proksi dari minoritas),
proporsi outside directors, usia anggota dewan direksi, dan latar belakang pendidikan
anggota dewan, dengan ukuran dewan dan ukuran perusahaan sebagai variabel
kontrol terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan menggunakan rasio Tobin’s Q.
itu variabel lainnya yaitu keberadaan wanita dalam dewan, proporsi outside directors,
usia anggota dewan, dan proporsi anggota dewan yang berlatar belakang pendidikan
ekonomi dan bisnis secara parsial ditemukan tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
kepada one-tier system, dimana BOD memiliki fungsi pengawasan terhadap kinerja
dimana terdapat pemisahan antara direksi sebagai pengelola dan komisaris sebagai
al. (2006), dengan mencoba melihat pengaruh diversitas dewan terhadap kinerja pasar
perusahaan. Dalam penelitian ini dewan didefinisikan sebagai gabungan antara dewan
22
direksi dan dewan komisaris. Untuk mengukur diversitas dewan digunakan empat
kriteria pengukuran yaitu: variasi gender, kebangsaan, umur, dan latar belakang
kebangsaan, umur, dan latar belakang pendidikan anggota dewan yang tinggi.
Kerangka berpikir dan skema dalam penelitian ini ditampilkan pada Gambar 3.1
berikut ini.
Charter et al GCG
(2002)
Randøy et al Independensi
(2006) dan
Diversita akuntabilitas
s
Eklund et al Dewan Teori
(2008) ketergantungan
sumberdaya
Menguji
Kusumastuti secara parsial
dkk (2007)
Sistem board
Di Indonesia
Berdasarkan kerangka pikir diatas, maka dapat disusun suatu konsep penelitian
yang kemudian dapat diturunkan menjadi variabel dalam penelitian ini. Konsep
penelitian merupakan hubungan logis dari landasan teoritis dan kajian empiris yang
telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. Konsep penelitian disajikan pada Gambar
Kajian Teoretis:
a). Resource Diversitas Kinerja pasar
dependence theory Dewan Perusahaan
b). Teori Signaling
1. Kajian Empiris
a) Carter et al. (2002)
b) Trond Randoy et al. (2006)
c) Sari Kusumastuti dkk. (2006)
d) Roberson et al. (2007)
e) Eklund et al. (2008)
Pada Gambar 3.2 menunjukan landasan teori dan kajian empiris yang digunakan
sebagai dasar penyusunan hipotesis penelitian. Penelitian yang dilakukan Carter et al.
(2002), Roberson dan Park, (2007), dan Kusumastuti et al. (2006), yang meneliti
pengaruh diversitas dewan terhadap nilai perusahaan menunjukan hasil yang masih
bervariasi. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Randoy et al. (2006) dan
Eklund et al. (2008) menemukan hubungan negatif antara diversitas dewan dengan
penting bagi proses pembuatan keputusan dan Teori Pensinyalan yang menjelaskan
Kusumastuti et al. (2006) dengan menggunakan satu ukuran untuk menilai diversitas
dewan. Diversitas dewan dinilai berdasarkan skor, dengan nilai tertinggi 4 jika semua
komponen penilaian dimiliki oleh perusahaan dan nilai terendah 0 jika komponen
Carter et al. (2002) menyelidiki hubungan antara diversitas dewan dengan nilai
bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara proporsi wanita, atau minoritas
terhadap nilai perusahaan. Roberson dan Park (2007) yang meneliti pengaruh
Randoy et al. (2006) yang meneliti hubungan antara diversitas dewan yang
diproksikan dengan gender, umur dan kebangsaan terhadap kinerja yang diproksikan
dengan kinerja pasar dan ROA, tidak menemukan adanya hubungan antara gender,
umur, dan kebangsaan terhadap kinerja pasar dan ROA. Penelitian yang dilakukaan
Eklund et al. (2008) yang meneliti hubungan antara struktur kepemilikan, diversitas
dewan dan nilai perusahaan yang diproksikan dengan kinerja investasi pada
25
perusahaan yang listing di Swedia menunjukan pengaruh kecil tapi negatif antara
Kusumatuti et al. (2006) yang meneliti diversitas dewan yang diukur dengan 5
variabel yaitu keberadaan dewan direksi wanita, keberadaan etnis Tionghoa dalam
anggota dewan (sebagai proksi dari minoritas), proporsi outside directors, usia
anggota dewan direksi, dan latar belakang pendidikan anggota dewan, dengan ukuran
dewan dan ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol terhadap nilai perusahaan
berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Sementara itu variabel lainnya yaitu
keberadaan wanita dalam dewan, proporsi outside directors, usia anggota dewan, dan
proporsi anggota dewan yang berlatar belakang pendidikan ekonomi dan bisnis secara
penelitian di luar negeri mengacu kepada one-tier system, dimana BOD memiliki
two-tier system, dimana terdapat pemisahan antara direksi sebagai pengelola dan
manajemen.
al. (2006) dengan mencoba melihat pengaruh diversitas dewan terhadap kinerja pasar
26
perusahaan. Dalam penelitian ini dewan didefinisikan sebagai gabungan antara dewan
direksi dan dewan komisaris. Untuk mengukur diversitas dewan digunakan empat
kriteria pengukuran yaitu: variasi gender, kebangsaan, umur, dan latar belakang
kebangsaan, umur dan latar belakang pendidikan anggota dewan yang tinggi.
nilai pemegang saham. Dengan kata lain, keberadaan dewan yang tersebar dapat
dianggap sebagai sinyal bahwa perusahaan telah melaksanakan tata kelola perusahaan
Diversitas Kinerja
Dewan Pasar