Anda di halaman 1dari 20

Vol.

12 Nomor 1 Januari 2017 – Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887

GAMBARAN KEPATUHAN SPO ANTENATAL CARE DI BPM


WILAYAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL
TAHUN 2016

Tutik Astuti, J. Nugrahaningtyas W.Utami

PENDAHULUAN 2013 K1 sebesar 81,6%, untuk K4 sebesar


1.1. Latar Belakang 83,5% (Riskesdes, 2013).
Cakupan pertolongan persalinan oleh Jumlah kematian ibu hamil di DIY pada
tenaga kesehatan di Indonesia tahun 2004 – tahun 2015 adalah 29 kasus dari 34.786 ibu
2013, bahwa capaian indikator ini dalam 10 hamil. Adapun kasus kematian ibu tersebut
tahun terakhir menunjukkan kecenderungan berasal dari Kabupaten
peningkatan, yaitu dari 74,27% pada tahun Bantul 11 kasus dari 9.835 ibu hamil,
2004 menjadi 90,88% pada tahun 2013. Kabupaten Gunung Kidul sebesar 7 kasus
Angka ini sudah mencapai target MDGs dari 6.215 ibu hamil, Kota Yogyakarta
pada tahun 2015 sebesar 90%. Cakupan sebesar 5 kasus dari 3.163 ibu hamil,
persalinan oleh tenaga kesehatan yang Kabupaten Sleman sebanyak 4 kasus dari
cukup tinggi pada tahun 2013 yaitu sebesar 11.627 ibu hamil dan Kabupaten
90,88%,namun belum tentu semua Kulonprogo sebanyak 2 kasus dari 3.946 ibu
persalinan tersebut bertempat di fasilitas hamil (Dinkes DIY, 2016).
pelayanan kesehatan. Data Risbinakes tahun Tahun 2016 merupakan awal memasuki
2013 menunjukkan bahwa persalinan yang era SDGs (Susteainable Development
dilakukan di rumah masih cukup tinggi yaitu Goals) sampai tahun 2030 dan khusus sektor
29,6%. (Risbinakes 2013) kesehatan terkait kesehatan ibu dan anak
Data kunjungan K1 pada ANC pertama merupakan sector yang dikategorikan di
kali di trimester 1 pada tahun 2010 di dalam perhatian kesehatan reproduksi dan
Yogyakarta adalah 100%, sedangkan data keluarga berencana. Menurut target MDGs
kunjungan K4 pada tahun 2010 di sampai tahun 2015 pelayanan dan kinerja
Yogyakarta adalah 89,0%. Untuk tahun untuk HIV, angka kematian ibu, angka
2013 kunjungan K1 sebesar 88,8% kematian balita, HIV dan AIDS, TB dan
sedangakan kunjungan K4 sebesar 96,5%. malaria serta kesehatan reproduksi dan
Data tersebut melampaui data rata – rata keluarga berencana merupakan pelayanan
angka Nasional yaitu K1 tahun 2010 sebesar yang belum terselesaikan. Harapan SDGs
92,7%, K4 sebesar 61,4% dan untuk tahun sampai tahun 2030 untuk angka kematian
ibu adalah di bawah 70 kematian per
Vol. 12 Nomor 1 Januari 2017 – Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887

100.000 angka harapan hidup dan tidak ada 1.3.2. Tujuan Khusus
kematian bayi dan balita (Kemenkes, 2015) 1. Mengetahui gambaran kepatuhan SPO
Input SDGs yang diawali tahun 2016 antenatal care di BPM wilayah Kabupaten
untuk sector kesehatan diharapkan adalah Gunungkidul tahun 2016.
universal coverage health. Input ini di 1.4. Manfaat penelitian
dalamnya adalah akses terhadap kualitas 1.4.1. Bagi Peneliti
pelayanan kesehatan dasar yang aman, 1.4.1.1 Untuk menambah wawasan dan
selain adanya akses obat-obatan yang memahami tentang pentingnya kepatuhan
berkualitas dan aman untuk semua tenaga kesehatan terhadap SPO antenatal
masyarakat. Pelayanan kesehatan dasar yang care dalam menjalankan setiap kegiatan
dimaksud salah satunya adalah BPM pelayanan antenatal care.
(Kemenkes, 2015). 1.4.1.2. sebagai referensi dalam
Berdasarkan masih dijumpai angka pembelajaran mata kuliah yang diajarkan
kematian ibu di wilayah DIY pada tahun yaitu kesehatan reproduksi dan mutu
2015 namun cakupan K1 di tahun 2014 pelayanan kesehatan akan perlunya
sebesar 88, 8 % dan cakupan K4 sebesar pemahaman prosedur pemeriksaan ANC dan
92,7 % dan ini menunjukkan hasil cakupan kepatuhan terhadap SPO
yang cukup bagus maka peneliti tertarik 1.4.2. Bagi Tenaga kesehatan di BPM
untuk meneliti mengenai “Gambaran Penelitian ini diharapkan dapat membuka
Kepatuhan Stándar Prosedur Operasional wawasan tenaga kesehatan di BPM akan
Antenatal Care di BPM wilayah Kabupaten perlunya mematuhi setiap langkah yang ada
Gunungkidul tahun 2016”. di dalam SPO antenatal care karena dapat
1.2 Rumusan Masalah menentukan kehidupan ibu hamil
Berdasarkan latar belakang di atas maka selanjutnya.
peneliti ingin meneliti tentang Bagaimana 1.4.3 Bagi penentu Kebijakan/Dinas
“Gambaran Kepatuhan Stándar Prosedur Kesehatan
Operasional Antenatal Care di BPM 1.4.3.1. Penelitan ini diharapkan dapat
wilayah Kabupaten Gunungkidul tahun menjadi bahan pertimbangan dalam
2016”? mengevaluasi SPO yang ada dan merevisi
1.3 Tujuan Penelitian SPO yang ada agar mudah dilaksanakan
1.3.1. Tujuan Umum BPM
Mengetahui “Gambaran Kepatuhan Stándar 1.4.3.2. Penelitian ini dapat dijadikan bahan
Prosedur Operasional Antenatal Care di untuk mengevaluasi kepatuhan BPM dalam
BPM wilayah Kabupaten Gunungkidul melaksanakan SPO antenatal care dan dapat
tahun 2016”. dijadikan acuan untuk pembinaan BPM

37
Vol. 12 Nomor 1 Januari 2017 – Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887

untuk dapat menapis permasalahan ibu a. Membantu kemajuan kehamilan untuk


hamil untuk mengurangi angka kematian memastikan kesehatan ibu dan
ibu. tumbuh kembang bayi
1.5. Harapan peneliti b. Meningkatkan dan mempertahankan
1.5.1 Penelitian ini diharapkan dapat terbit kesehatan fisik, mental, sosial, dan
dalam bentuk publikasi di jurnal nasional bayi.
1.5.2 Pembuatan buku ajar mengenai c. Menganalisa secara dini adanya
sistem pemeriksaan antenatal care sesuai ketidaknormalan atau komplikasi yang
SOP serta sistem rujukan berjenjang. mungkin terjadi selama kehamilan
1.5.3. penelitian ini dapat menjadi acuan termasuk riwayat penyakit secara
nyata bagi mahasiswa di lapangan umum adalah pembedahan dan
membutuhkan ketelitian dalam pemeriksaan kebidanan.
ANC yang sesuai prosedur d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan,
A. TINJAUAN TEORI melahirkan dengan selamat baik ibu
I. Antenatal Care maupun bayinya dengan trauma
1. Pengertian Antenatal Care seminimal mungkin.
Antenatal care adalah pemeriksaan e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas
kehamilan untuk mengoptimalisasi berjalan normal dan pemberian ASI
kesehatan mental dan fisik ibu hamil, eksklusif.
sehingga mampu menghadapi persalinan, f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga
nifas, persiapan memberikan ASI, dan dalam menerima kelahiran bayi agar
kembalinya kesehatan reproduksi secara tumbuh dan berkembang secara
wajar (Setiawan, 2006). Pemeriksaan normal.
antenatal care adalah pemeriksaan dan Tujuan dari antenatal care menurut Manuaba
pengawasan kehamilan untuk (2010), adalah:
mengoptimalisasi kesehatan mental dan fisik a. Mengenal sedini mungkin penyulit yang
ibu hamil, sehingga mampu menghadapi terdapat saat kehamilan, persalinan, dan
persalinan, kala nifas, persiapan nifas.
memberikan ASI dan kembalinya kesehatan b. Mengenal dan menangani penyakit yang
reproduksi secara wajar (Manuaba, 2010). menyertai kehamilan, persalinan, dan
2. Tujuan Antenatal Care nifas.
Menurut Saifudin (2002), bahwa tujuan c. Memberikan nasehat dan petunjuk yang
antenatal care adalah: berkaitan dengan kehamilan,
persalinan, kala nifas, laktasi, dan aspek
keluarga berencana.

38
Vol. 12 Nomor 1 Januari 2017 – Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887

d. Menurunkan angka kesakitan dan Menurut permenkes (2014) dikatakan


kematian serta perinatal. bahwa pelayanan kesehatan masa hamil
3. Kegiatan Pelaksanaan Pelayanan dilakukan sekurang – kurangnya 4 kali
Antenatal Care selama masa kehamilan yang dilakukan :
Pelayanan kesehatan masa hamil a. 1 (satu) kali pada trimester I
bertujuan untuk memenuhi hak setiap ibu b. 1 (satu) kali pada trimester II
hamil untuk memperoleh pelayanan c. 2 (dua) kali pada trimester III
kesehatan yang berkualitas sehingga mampu Pelayanan kesehatan masa hamil
menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
dengan selamat, dan melahirkan bayi yang memiliki kompetensi dan kewenangan,
sehat dan berkualitas. Antenatal care sesuai standar dan dicatat dalam buku KIA
dilakukan melalui pelayanan antenatal sesuai ketentuan peraturan perundangan –
terpadu. undangan.
Pelayanan antenatal care terpadu Menurut Sarwono (2002), bahwa
merupakan pelayanan kesehatan dalam penerapan praktek sering dipakai
komprehensif dan berkualitas yang standar minimal perawatan antenatal care
dilakukan melalui: yang disebut ”7T”, yaitu:
a. Pemberian pelayanan dan konseling a. Timbang berat badan dan tinggi badan.
kesehatan termasuk stimulasi dan gizi b. Ukur tekanan darah
agar kehamilan berlangsung sehat dan c. Ukur tinggi fundus uteri
janinnya lahir selamat dan sehat. d. Pemberian imunisasi TT lengkap
b. Deteksi dini masalah penyakit dan e. Pemberian tablet zat besi minimum 90
penyulit/komplikasi kehamilan. tablet selama hamil
c. Penyiapan persalinan yang aman f. Tes terhadap penyakit seksual menular
d. Perencanaan antisipasi dan persiapan g. Temu wicara dan konseling dalam rangka
dini untuk melakukan rujukan jika rujukan.
terjadi penyulit/komplikasi. Penetapan standar 7T harus dipenuhi
e. Penatalaksanaan kasus serta rujukan dengan minimal 4 kali kunjungan dengan
harus cepat dan tepat waktu bila distribusi sekali pada triwulan pertama,
diperlukan sekali pada triwulan kedua dan dua kali pada
f. Melibatkan ibu hamil, suami, dan triwulan ketiga untuk melihat kualitas.
keluarganya dalam menjaga kesehatan Berdasarkan keteraturan kunjungan ibu
dan gizi ibu hamil, menyiapkan hamil ini, cakupan pelayanan antenatal dapat
persalinan dan kesiagaan bila terjadi dievaluasi yang dikenal dengan K1 dan K4.
penyulit/komplikasi. II. Kunjungan K1 dan K4

39
Vol. 12 Nomor 1 Januari 2017 – Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887

Kunjungan pertama (K1) adalah a) Mengenali dan menangani penyulit-


kunjungan baru ibu hamil dengan pelayanan penyulit yang mungkin dijumpai dalam
7T dan K4 adalah kunjungan keseluruhan kehamilan, persalinan dan nifas.
ibu hamil yang dimulai dari triwulan b) Mengenali dan mengobati penyakit-
pertama 1 kali, triwulan kedua 1 kali dan penyakit yang diderita sedini mungkin.
triwulan ketiga 2 kali. Kunjungan yang c) Menurunkan angka morbiditas dan
dilakukan oleh ibu hamil apabila pelayana mortalitas ibu dan anak.
yang tidak memenuhi standar 7T tersebut d) Memberikan nasihat-nasihat tentang cara
maka belum dapat dianggap suatu pelayanan hidup sehari-hari dan KB, keamilan,
antenatal (Depkes RI, 2002: 14) pesalinan, nifas dan laktasi.
Bidan memberikan sedikitnya 4 kali Pelayanan antenatal hanya dapat diberikan
pelayanan antenatal, pelayanan meliputi oleh tenaga kesehatan profesional dan tidak
anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dapat diberikan oleh dukun bayi. Ibu hamil
dengan seksama untuk menilai apakah memerlukan sedikitnya empat kali
perkembangan berlangsung normal. Bidan kunjungan selama periode antenatal yaitu :
juga harus mengenal kehamilan risiko tinggi a. Satu kali kunjungan selama trimester
atau kelainan, khususnya anemi, kurang gizi, pertama (sebelum 14 minggu)
hipertensi, memberikan pelayanan b. Satu kali kunjungan selama trimester
imunisasi, nasehat dan penyuluhan kedua (antara14-28 minggu)
kesehatan serta tugas terkait lainnya yang c. Dua kali kunjungan selama trimester
diberikan oleh Puskesmas. Bidan harus ketiga (antara 28-36 minggu dan
mencatat data yang tepat pada setiap sesudah minggu ke 36)
kunjungan, bila ditemukan kelainan, bidan Ibu hamil akan mendapatkan informasi
harus mampu mengambil tindakan yang pada saat kunjungan antenatal, yaitu :
diperlukan dan melakukan rujukan. a. Kunjungan pertama trimester I (sebelum
Tujuan pemeriksaan dan pengawasan ibu minggu ke 14)
hamil adalah : 1) Membangun hubungan saling percaya
1) Tujuan Umum pemeriksaan dan antara bidan dan ibu agar supaya
pengawasan adalah menyampaikan hubungan penyelamat jiwa bisa dibina
seoptimal mungkin fisik dan mental ibu bilamana perlu.
dan anak selama dalam kehamilan, 2) Mendeteksi masalah yang bisa
persalinan dan nifas, sehingga diobati sebelum menjadi atau bersifat
didapatkan ibu dan anak yang sehat. mengancam jiwa ibu.
2) Tujuan Khusus pemeriksaan dan 3) Mencegah masalah seperti neonatal
pengawasan memiliki beberapa tujuan yaitu: tetanus (imunisasi TT), anemia

40
Vol. 12 Nomor 1 Januari 2017 – Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887

kekurangan zat besi, penggunaan d) Periksa protein urine.


praktik tradisional yang merugikan. c. Kunjungan pada trimester ketiga (antara
4) Memulai persiapan kelahiran bayi minggu ke 28 sampai melahirkan)
dan kesiapan untuk menghadapi 1) Membangun hubungan saling
komplikasi. percaya antara bidan dan ibu agar
5) Mendorong perilaku yang sehat supaya hubungan penyelamat jiwa
(gizi yang cukup dan sesuai, latihan, bisa dibina bilamana perlu.
personal hygiene, istirahat dll) 2) Mendeteksi masalah yang bisa
b. Kunjungan kedua pada saat trimester diobati sebelum menjadi atau
kedua (sebelum minggu ke 28) bersifat mengancam jiwa ibu.
1) Membangun hubungan saling percaya 3) Mencegah masalah seperti neonatal
antara bidan dan ibu agar supaya tetanus (imunisasi TT), anemia
hubungan penyelamat jiwa bisa kekurangan zat besi, penggunaan
dibina bilamana perlu. praktik tradisional yang merugikan.
2) Mendeteksi masalah yang bisa diobati 4) Memulai persiapan kelahiran bayi
sebelum menjadi atau bersifat dan kesiapan untuk menghadapi
mengancam jiwa ibu. komplikasi.
3) Mencegah masalah seperti neonatal 5) Mendorong perilaku yang sehat (gizi
tetanus (imunisasi TT), anemia yang cukup dan sesuai, latihan,
kekurangan zat besi, penggunaan personal hygiene, istirahat dll)
praktik tradisional yang merugikan. 6) Kewaspadaan khusus mengenai
4) Memulai persiapan kelahiran bayi dan Preeklampsia induced Hypertension
kesiapan untuk menghadapi (PIH) atau preeklampsia karena
komplikasi. hipertensi dengan :
5) Mendorong perilaku yang sehat (gizi a) Tanya ibu tentang gejala PIH.
yang cukup dan sesuai, latihan, b) Pantau tekanan darahnya.
personal hygiene, istirahat dll) c) Evaluasi edemanya pada wajah
6) Kewaspadaan khusus mengenai dan tangan.
Preeklampsia Induced Hypertension d) Periksa protein urine.
(PIH) atau preeklampsia karena 7) Palpasi abdomen untuk mengetahui
hipertensi dengan : apakah ada kehamilan ganda atau
a) Tanya ibu tentang gejala PIH. tidak.
b) Pantau tekanan darahnya. d. Kunjungan keempat pada trimester ketiga
c) Evaluasi edemanya pada wajah (setelah 36 minggu)
dan tangan.

41
Vol. 12 Nomor 1 Januari 2017 – Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887

1) Membangun hubungan saling permasalahan yang serius apabila tidak


percaya antara bidan dan ibu agar melakukan kunjungan antenatal care untuk
supaya hubungan penyelamat jiwa mendapatkan pelayanan pencegahan dan
bisa dibina bilamana perlu. pengatasan masalah. misalnya apabila
2) Mendeteksi masalah yang bisa terjadi tanda bahaya dan kegawatan pada ibu
diobati sebelum menjadi atau hamil(Kusmiyati, 2009: 168).
bersifat mengancam jiwa ibu. Langkah-langkah dalam perawatan
3) Mencegah masalah seperti neonatal kehamilan / ANC
tetanus (imunisasi TT), anemia a. Timbang berat badan dan tinggi
kekurangan zat besi, penggunaan badan.
praktik tradisional yang merugikan. Tinggi badan diperiksa sekali pada saat
4) Memulai persiapan kelahiran bayi ibu hamil datang pertama kali
dan kesiapan untuk menghadapi kunjungan, dilakukan utnuk
komplikasi. mendeteksi tinggi badan ibu yagn
5) Mendorong perilaku yang sehat berguna untuk mengkategorikan
(gizi yang cukup dan sesuai, latihan, adanya resiko apabila hasil
personal hygiene, istirahat dll) pengukuran < 145 cm (Rochayati,
6) Kewaspadaan khusus mengenai 2000). Berat badan diukur setiap ibu
Preeklampsia induced Hypertension datang atau berkunjung untuk
(PIH) atau preeklampsia karena mengetahui kenaikan BB atau
hipertensi dengan : penurunan BB. Kenaikan BB ibu hamil
a) Tanya ibu tentang gejala PIH. normal rata-rata antara 6,5 kg sampai
b) Pantau tekanan darahnya 16 kg (Wiknojosastro, 2000).
c) Evaluasi edemanya pada wajah b. Tekanan darah
dan tangan. Diukur dan diperiksa setiap kali ibu
d) Periksa protein urine. datang atau berkunjung. Pemeriksaan
7) Palpasi abdomen untuk mengetahui tekanan darah sangat penting untuk
apakah ada kehamilan ganda atau mengetaui standar normal, tinggi atau
tidak. rndah. Deteksi tekanan darah yang
8) Deteksi dini bayi yang tidak normal cenderung naik diwaspadai adanya
atau kondisi lain yang memerlukan gejala ke arah hipertensi dan
kelahiran di Rumah Sakit dan preeklamsi. Apabial turun dibawah
persiapan rujukan. normal kita pikirkan ke arah anemia.
Permasalah yang terjadi pada ibu Tekanan darah normal berkisar
hamil pada saat ante natal care akan menjadi

42
Vol. 12 Nomor 1 Januari 2017 – Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887

systole/diastole: 110/80-120/80 mmHg titik nol pada tepi atas sympisis dan
(Winkjosastro, 2000) rentangkan sampai fundus uteri (fundus
c. Pengukuran tinggi fundus uteri tidak boleh ditekan). Ukuran tinggi
Pengukuran tinggi fundus uteri dengan fundus uteri dapat dilihat di dalam tabel
menggunakan pita sentimeter, letakkan di bawah ini:

No Tinggi Fundus Uteri (cm) Umur Kehamilan Dalam Minggu


1 12 cm 12
2 16 cm 16
3 20 cm 20
4 24 cm 24
5 28 cm 28
6 32 cm 32
7 36 cm 36
8 40 cm 40

d. Pemberian tablet tambah darah (Tablet Perlu diberitahukan kepada ibu


Fe) kepada ibu bahwa normal bila warna
Tablet ini mengandung 200 mg tinja mungkin menjadi hitam setelah
Sulfat Ferosus 0,25 mg asam folat yang makan obat ini (Dep. Kes RI, 1997).
diikat dengan laktosa. Tujuan pemberian Dosis tersebut tidak mencukupi pada ibu
tablet Fe adalah untuk memenuhi hamil yang mengalami anemia,
kebutuhan Fe pada ibu hamnil dan nifas, terutamapada anemia berat (8 gr% atau
karena pada masa kehamilan kurang). Dosis yang dibutuhkan adalah
kebutuhannya meningkat seiring dengan sebanyak 1-2 x 100 mg/hari selama 2
pertumbuhan janin (Dep. Kes RI, 1997). bulan sampai dengan melahirkan.
Zat besi ini penting untuk e. Pemberian inunisasi TT
mengkompensasi peningkatan volume Tujuan pemberian TT adalah untuk
darah yagn terjadia selama kehamilan melindungi janin dari tetanus
dan untuk memastikan pertumbuhan dan neonatorum. Efek samping vaksin TT
perkembangan janin yagn adekuat yaitu nyeri, kemerah-merahan dan
(Pusdiknakes, 2003) cara pemberian bengkak untuk 1-2 hari pada tempat
adalah satu tablet Fe per hari, sesudah penyuntikan. Ini akan sembuh dan tidak
makan, selama masa kehamilan dan perlu pengobatan.Adapun perlindungan
nifas. imunisasi TT dapat dilihat di dalam
tabel di bawah ini:

43
Vol. 12 Nomor 1 Januari 2017 – Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887

Imunisasi Interval % perlindungan Masa Perlindungan


TT 1 Pada kunjungan ANC pertama 0% Tidak ada
TT 2 4 minggu setelah TT 1 80% 3 tahun
TT 3 6 bulan setelah TT 2 95% 5 tahun
TT 4 1 tahun setelah TT 3 99% 10 tahun
TT 5 1 tahun setelah TT 4 99% 25 th/seumur hidup

f. Pemeriksaan Hb
Jenis pemeriksaan Hb yang sederhana pengobatan.rujukan. akibat fatal yagn
yakni dengan car aTalquis dan dengan terjadi adalah kematian janin pada
cara sahli. Pemeriksaan Hb dilakukan kehamilan < 16 minggu, pada
pada kunjungan ibu hamil yang kehamilan lanjut dapat menyebabkan
pertama kali, lalu periksa lagi kelahiran premature, cacat bawaan
menjelang persalinan. Pemeriksaan Hb (Saefudin, 2000).
adalah salah satu uapaya untuk i. Pemeriksaan urine reduksi
mendeteksi anemia pada ibu hamil. Dilakukan pemeriksaan urine reduksi
g. Pemeriksaan protein urine hanya kepada ibu dengan indikasi
Pemeriksaan ini berguna untuk penyakit gula/DM atau riwayat
mengetahui adanya protein dalam urin penyakit gula pada keluarga ibu dan
ibu hamil. Adapun pemeriksaannya suami. Bila hasil pemeriksaan urine
dengan asam asetat 2-3 % ditujukan reduksi positif (+) perlu diikuti
pada ibu hamil dengan riwayat tekanan pemeriksaan gula darah untuk
darah tinggi, kaki oedema. memastikan adanya Diabetes Mellitus
Pemeriksaan rutin urin protein ini Gestasional (DMG). Diabetes Mellitus
umumnya mendeteksi ibnu hamil ke Gestasional apda ibu dapat
arah preeklamsia. mengakibatkan adanya penyakti
h. Pengambilan darah untuk pemeriksaan berupa pre eklamsia, polihidramnion,
VDRL bayi besar (Saefudin, 2000).
Pemeriksaan Veneral Dease Research j. Perawatan Payudara
Laboratory (VDRL) adalah untuk Meliputi senam payudara, perawatan
mengetahui adanya treponema payudara, pijat tekan payudara yagn
pallidum/penyakit menular seksual, ditujukan kepada ibu hamil. Manfaat
atnara lain syphilis. Pemeriksaan perawatan payudara adalah:
kepada ibu hamil yagn pertama kali 1) Menjaga kebersihan payudara,
datang diambil spesimen darah vena ± terutama putting susu
2 cc. Apabila hasil tes dinyatakan
positif, ibu hamil dilakukan
Vol. 12 Nomor 1 Januari 2017 – Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887

2) Mengencenangkan serta terdapat 3 jenis yang biasanya adalah


memperbaiki bentuk putting susu plasmodium vivax, plasmodiumn
(pada putting susu yang terbenam) falciparum, dan plasmodium malaria.
3) Merangsang kelenjcar-kelenjar Pemeberian obat malaria kepada ibu
susu sehingga produksi ASI lancar hamil pendatang baru berasal dari
4) Mempersiapkan ibu dalam laktasi daerah malaria, juga kepada ibu hamil
Perawatan Payudara dilakukan 2 kali dengan gejala khas malaria yakni panas
sehari sebelum mandi dan dimulai pada tinggi disertai menggigil dan hasil
kehamilan 6 bulan. apusan darah yagn positif. Dampak
k. Senam ibu hamil atau akibat penyakit tersebut kepada
Senam ibu hamil bermnanfaat untuk ibu hamil yakni kehamilan muda dapat
membantu ibu hamil dalam terjadi abortus, partus prematurus juga
mempersiapkan persalinan dan anemia (Arifin, 1996).
mempercepat pemulihan setelah m. Pemberian kapsul minyak beryodium
melakukan serta mencegah sembelit. Diberikan pada kaus gangguan akibat
Adapun tujuan senam hamil adalah kekurangan yodium di daerah endemis.
memperkuat dan mempertahankan Gangguan kibat kekurangan yodium
elastisitas otot-otot dinding perut, (GAKI) adalah rangkaian efek
ligamentum, otot dasar panggul kekurangan yodium pada tumbuh
memperoleh relaksasi tubuh dengan kembang manusia. Kekurangan unsur
latihan-latihan kontraksi dan relaksasi. yodium dipengaruhi oleh faktor-faktor
Menguasai teknik pernafasan yagn lingkungan dimana tanah dan air tidak
berperan pada 22 minggu, dilakukan mengakibatkan gondok dan kretin yang
secara teratur, sesuai kemampuan fisik ditandai dengan:
panggul, gerakan kepada dan gerakan 1) Gangguan fungsi mental
bahu (memperkuat otot perut), gerakan 2) Gangguan fungsi pendengaran
jongkok atau berdiri (memperkuat otot 3) Gangguan pertumbuhan
vagina, perincum dan memperlancar 4) Gangguan kadar hormon yang
persalinan) (Arifin, 1996). rendah
l. Pemberian obat malaria n. Temu wicara/konseling
Malaria adalah suatu penyakit menular 1) Definisi konseling
yang disebabkan oleh satu dari Konseling adalah suatu bentuk
beberapa jenis plasmodium dan wawancara (tatap muka) untuk
ditularkan oleh ggitan nyamuk menolong orang lain memperoleh
anopheles yang terinfeksi. Di Indonesia pengertian yang lebih baik mengenai

45
Vol. 12 Nomor 1 Januari 2017 – Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887

dirinya dalam usahanya untuk pelayanan meskipun dalam kondisi


memahami dan mengatasi lingkungan petugas yang berbeda. SPO
permasalahan yagn sedang adalah suatu pernyataan yang dapat diterima
dihadapinya. (Dep. Kes 1993) dan disepakati yang dipergunakan untuk
2) Prinsip-prinsip konseling mengukur atau menilai efektivitas suatu
Ada 5 prinsip pendekatna system pelayanan.
kemanusiaan, yaitu: Patuh adalah suka menurut; taat pada
a) Keterbukaan perintah, aturan. Jadi kepatuhan berarti sifat
b) Empati patuh; ketaatan (Tim Penyusun Kamus Pusat
c) Dukungan Bahasa, 2002; KBBI, 2008).
d) Sikap dan respon positif Definisi Kepatuhan Sarafino (1990)
e) Setingkat atau sama sederajat mendefinisikan kepatuhan atau ketaatan
3) Tujuan konseling pada ante natal (compliance atau adherence) sebagai
care tingkat pasien melaksanakan cara
a) Membantu ibu hamil pengobatan dan perilaku yang disarankan
memahami kehamilannya dan oleh dokternya atau oleh tim medis
sebagai upaya preventif terhadap lainnya(Smet,B,1994). Sackett (1976)
hal-hal yang tidak diinginkan mendefinisikan kepatuhan pasien sebagai
b) Membantu ibu hamil untuk sejauh mana perilaku pasien sesuai dengan
menemukan kebutuhan asuhan ketentuan yang diberikan oleh profesional
kehamilan, penolong persalinan kesehatan(Niven,N,2002).
yang bersih dan aman atau Kepatuhan merupakan suatu bentuk
tindakan klinik yang mungkin perilaku. Perilaku manusia berasal dari
diperlukan. dorongan yang ada dalam diri manusia,
III. Kepatuhan dan Tingkat Kepatuhan sedang dorongan merupakan usaha untuk
Menurut Satrianegara (2009) pengukuruan memenuhi kebutuhan yang ada dalam diri
mutu dalam pelayanan ANC dilakukan manusia (Heri P, 1999).
dengan pembentukan kelompok jaminan Menurut UU no 36 tahun 2009 tentang
mutu pelayanan kesehatan yang bertugas Kesehatan maka Tenaga kesehatan harus
antara lain untuk menyusun standar memenuhi ketentuan kode etik, standar
pelayanan, memilih teknik pengukuran mutu profesi, hak pengguna pelayanan kesehatan,
yang tepat untuk mengevaluasi tingkat mutu standar pelayanan, dan SPO.
yang terjadi. Aplikasi dalam jaminan mutu Menurut Arikunto (2006), menyatakan
di pelayanan kesehatan diterapkan dalam bahwa tingkatan seseorang dapat
bentuk standar dan prosedur tetap (SPO)

46
Vol. 12 Nomor 1 Januari 2017 – Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887

diketahui dan diinterprestasikan dengan organisasi layanan kesehatan, dan akan


skala yang bersifat kuantitatif, adalah : bertanggung gugat dalam menjalankan tugas
1. patuh : Hasil presentasi 76%-100% dan perannya masing-masing. Di kalangan
2. Cukup patuh : Hasil presentasi 56%- profesi layanan kesehatan sendiri, terdapat
75% berbagai definisi tentang standar layanan
3. Kurang patuh : Hasil presentasi <56% kesehatan. Kadang-kadang standar layanan
IV. Standar Operasional Prosedur kesehatan itu diartikan sebagai petunjuk
Pengertian SPO adalah spesifikasi pelaksanaan, protokol, dan SPO (SPO).
teknis atau sesuatu yang baku termasuk tata Petunjuk pelaksanaan adalah
cara dan metode yang disusun berdasarkan pernyataan dari para pakar yang merupakan
konsensus semua pihak yang terkait dengan rekomendasi untuk dijadikan prosedur.
memperhatikan syarat-syarat keselamatan, Petunjuk pelaksanaan digunakan sebagai
keamanan, kesehatan, lingkungan hidup, referensi teknis yang luwes dan menjelaskan
perkembangan ilmu pengetahuan dan tentang apa yang boleh dan tidak boleh
teknologi, pengalaman, perkembangan masa dilakukanoleh pemberi layanan kesehatan
kini dan masa yang akan datang untuk dalam suatu sotiuasi klinis tertentu. Protokol
memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya adalah ketentuan rinci dari pelaksanaan
(PP 102 tahun 2000) suatu proses atau penatalaksaan suatu
Standar layanan merupakan bagian kondisi klinis. Protokol lebih ketat dari
penting dari layanan kesehatan itu sendiri petunjuk pelaksanaan. SPO (SPO) adalah
dan memainkan peranan penting dalam pernyataan tentang harapan bagaimana
masalah mutu layanan kesehatan. Jika suatu petugas kesehatan melakukan suatu kegiatan
organisasi layanan kesehatan ingin yang bersifat administratif.
meyelenggarakan layanan kesehatan yang Standar Pelayanan Kebidananan terdiri dari
bermutu secara konsisten, keinginan Standar, meliputi :
tersebut harus dijabarkan menjadi suatu A. Standar Pelayanan Umum (2 standar)
standar layanan kesehatan atau SPO. Standar 1 : Persiapan untuk Kehidupan
Standar layanan kesehatan merupakan Keluarga Sehat
suatu alat organisasi untuk menjabarkan Bidan memberikan penyuluhan dan nasehat
mutu layanan kesehatan ke dalam kepada perorangan, keluarga dan
terminologi operasional sehingga semua masyarakat terhadap segala hal yang
orang yang terlibat dalam layanan kesehatan berkaitan dengan kehamilan, termasuk
akan terikat dalam suatu sistem, baik pasien, penyuluhan kesehatan umum, gizi, keluarga
penyedia layanan kesehatan, penunjang berencana, kesiapan dalam menghadapi
layanan kesehatan, ataupun manajemen kehamilan dan menjadi calon orang tua,

47
Vol. 12 Nomor 1 Januari 2017 – Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887

menghindari kebiasaan yang tidak baik dan mengenali kehamilan risti/ kelainan,
mendukung kebiasaan yang baik. khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi,
Standar 2 : Pencatatan dan Pelaporan PMS, infeksi HIV, memberikan pelayanan
Bidan melakukan pencatatan semua imunisasi, nasehat dan penyuluhan
kegiatan yang dilakukannya, yaitu registrasi. kesehatan serta tugas terkait lainnya yang
Semua ibu hamil di wilayah kerja, rincian diberikan oleh puskesmas. Mereka harus
pelayanan yang diberikan kepada setiap ibu mencatat data yang tepat pada setiap
hamil/bersalin/nifas dan bayi baru lahir, kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka
semua kunjungan rumah dan penyuluhan harus mampu mengambil tindakan yang
kepada masyarakat. Di samping itu bidan diperlukan dan merujuknya untuk tindakan
hendaknya mengikutsertakan kader untuk selanjutnya.
mencatat semua ibu hamil dan meninjau Standar 5 : Palpasi dan Abdominal
upaya masyarakat yang berkaitan dengan Bidan melakukan pemeriksaan abdominal
ibu hamil dan bayi baru lahir. Bidan dan melakukan palpasi untuk
meninjau secara teratur catatan tersebut memperkirakan usia kehamilan; serta bila
untuk menilai kinerja dan penyusunan kehamilan bertambah memeriksa posisi,
rencana kegiatan untuk meningkatkan bagian terendah janin dan masuknya kepala
pelayanannya. janin kedalam rongga panggul, untuk
B. Standar Pelayanan Antenatal (6 mencari kelainan dan melakukan rujukan
standar) tepat waktu.
Standar 3 : Identifikasi Ibu Hamil Standar 6 : Pengelolaan Anemia pada
Bidan melakukan kunjungan rumah dan Kehamilan
berinteraksi dengan masyarakat secara Bidan melakukan tindakan pencegahan,
berkala untuk memberikan penyuluhan dan penemuan, penanganan dan rujukan semua
memotivasi ibu, suami, dan anggota kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan
keluarganya agar mendorong ibu untuk ketentuan yang berlaku.
memeriksakan kehamilannya sejak dini dan Standar 7 : Pengelolaan Dini Hipertensi
secara teratur pada Kehamilan
Standar 4 : Pemeriksaan dan Pemantauan Bidan menemukan secara dini setiap
Antenatal kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan
Bidan memberikan sedikitnya 4x pelayanan mengenal tanda serta gejala preeklampsia
antenatal. Pemeriksaan meliput anamnesis lainnya, serta mengambil tindakan yang
dan pemantauan ibu janin dengan seksama tepat dan merujuknya.
untuk menilai apakah perkembangan Standar 8 : Persiapan Persalinan
berlangsung normal. Bidan juga harus

48
Vol. 12 Nomor 1 Januari 2017 – Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887

Bidan memberikan saran yang tepat kepada pelayanan kepada ibu hamil dengan masing-
ibu hamil, suami serta keluarganya pada masing sampel sebesar 5 pasien.
trimester ketiga, untu memastikan bahwa E. Variabel dan definisi Operasional
persiapan persalinan yang bersih dan aman 1. Variabel Penelitian
serta suasana yang menyenangkan akan variable bebas penelitian disini
direncanakan dengan baik, disamping kepatuhan terhadap SPO antenatal
persiapan transportasi dan biaya untuk care yang dan variable terikat dalam
merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat penelitian ini adalah pemeriksaan
darurat. Bidan hendaknya melakukan antenatal care
kunjungan rumah untuk hal ini. 2. Definisi Operasional
Metode Penelitian
A. Jenis dan Rancangan penelitian
Jenis penelitian yang digunakan
penelitian ini adalah deskriptif
observasional, dengan pendekatan
crossectional.
B. Tempat dan waktu penelitian
Tempat penelitian di BPM Delima
yang praktek di wilayah Kabupaten
Gunungkidul tahun 2016. Waktu penelitian
Maret – Mei 2016.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah
seluruh Bidan Delima yang melaksanakan
praktek mandiri di wilayah Kabupaten
Gunungkidul yaitu sejumlah 78 bidan. Besar
sampel pada penelitian ini adalah
menggunakan total sampling yaitu sebanyak
78 bidan
D. Teknik Sampling
Besar sampel pada penelitian ini adalah
sebanyak 5 sampel. teknik sampel dengan
mendatangi bidan Delima yang sedang
praktek. Kemudian melakukan observasi
pelayanan Bidan yang sedang melakukan

49
Vol. 12 Nomor 1 Januari 2017 – Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887

No Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala


Variabel

1 Kepatuhan Melakukan tindakan 1. patuh : Hasil presentasi


SPO sesuai dengan yang 76%-100%
antenatal tetulis di dalam SPO 2. Cukup patuh : Hasil Chek list Ordinal
presentasi 56%-75%
care
3. Kurang patuh : Hasil
presentasi <56%
(Arikunto, 2016)

F. Jenis dan Cara pengumpulan data melakukan pelayanan. Bidan delima


1. Jenis data yang dikumpulkan adalah yang akan dilakukan obervasi terlebih
data primer dan data sekunder. data dahulu dilakukan penjelasan
primer merupakan data yang mengenai tujuan penelitian, apabila
diperoleh dari observasi bidan dalam bersedia menjadi responden maka
memberikan pelayanan antenatal care. diminta untuk mengisi informed
Sedangkan data sekunder adalah data consent.
jumlah Bidan Delima yang G. Instrumen penelitian
melakukan praktek di wilayah Merupakan chek list langkah-langkah
Kabupaten Gunungkidul pada bulan pemeriksaan antenatal care yang
Januari 2016. Data sekunder dikeluarkan oleh Bidan Delima
diperoleh dari Dinas Kesehatan H. Analisis
Kabupaten Gunungkidul. Analis dengan menggunakan univariat.
2. Cara pengumpulan data yang akan adapun rumus yang digunakan adalah
dilakukan adalah 3 orang Peneliti Rumus Analisis Univariat : p = F/N x
melakukan observasi langsung 100 %
kepada bidan delima yang sedang
Keterangan 1) Apersepsi penggunaan dan
P : Hasil persentase penggunaan intrumen
F : Frekuensi atau hasil pencapaian 2) Pengisian informen consent
N : Total seluruh frekuensi 3) Pengurusan perijinan
I. Jalannya penelitian 4) Pengambilan data
a. Tahap persiapan c. Tahap penyelesaian
1) Studi literatur 1) Mengumpulkan data
2) Penyusunan proposal 2) Pengolahan data
3) Penyusunan instrument 3) Analisis data
b. Tahap pelaksanaan 4) Penyajian data
5) Penyusunan laporan

50
Vol. 12 Nomor 1 Januari 2017 – Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887

HASIL DAN PEMBAHASAN Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten


1. Gambaran umum lokasi penelitian Sleman, Selatan : Samudra Hindia, Barat :
Kabupaten Gunungkidul adalah salah Kabupaten Bantul, Timur : Kabupaten
satu kabupaten yang ada di Daerah Istimewa Wonogiri.
Yogyakarta, dengan ibukotanya di 2. Hasil dan analisis data
Wonosari. Luas wilayah kabupaten a. Analisis univariat
Gunungkidul 1.485,36km2 atau sekitar Analisis univariat pada penelitian ini
46,63% dari luas wilayah Daerah Istemewa dilakukan untuk melihat distribusi frekwensi
Yogyakarta. Kota Wonosari terletak di dari tiap – tiap karakteristik ibu berdasarkan
sebelah tenggara kota Yogyakarta (ibukota usia, pendidikan, pekerjaan, paritas, jarak
Daerah Istimewa Yogyakarta) dengan jarak persalinan, riwayat kehamilan, penolong
39 km. Wilayah Kabupaten Gunungkidul persalinan.
dibagi menjadi 18 kecamatan dan 144 desa. Tabel 4.1. Distribusi Frekwensi Responden
Batas wilayah : Utara : Kabupaten Klaten, berdasarkanusia
Usia Responden Jumlah %
< 20 th 1 4%
20-30 th 17 68%
30-40 th 7 28%
40 th 0 0%
Jumlah 25 100%

Berdasarkan tabel 4.1 di atas menunjukkan berusia <20 tahun sebanyak 1 responden
sebagian besar responden berusia 20 – 30 (4%)
tahun sebanyak 17 responden (68%), serta Tabel 4.2. Distribusi Frekwensi Responden
berdasarkan Pendidikan
Pendidikan Jumlah %
SD-SMP 10 40%
SMA 15 60%
PT 0 0
Jumlah 25 100%

Berdasarkan tabel 4.2 di atas menunjukkan Tabel 4.3. Distribusi Frekwensi berdasarkan
sebagian besar responden berpendidikan Pekerjaan
SMA sebanyak 15 responden (60% ), serta
tidak ada yang PT.
Pekerjaan Jumlah %
Bekerja 2 8%
Tidak bekerja 23 92%
Jumlah 25 100%

51
Vol. 12 Nomor 1 Januari 2017 – Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887

Berdasarkan tabel 4.3 di atas menunjukkan Tabel 4.4. Distribusi Frekwensi Responden
sebagian besar responden tidak bekerja berdasarkan Paritas
sebayak 23 orang (92%), serta 2 responden
bekerja (8%)
Paritas Jumlah %
0-2 4 16%
2--4 21 84%
>4 0 0
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel 4.4 diatas menunjukkan Tabel 4.5. Distribusi Frekwensi Responden
sebagian besar paritas 2-4 sebanyak 21 Berdasarkan Jarak Persalinan
orang (84%), serta >4 sebanyak 0.
Jarak Persalinan Jumlah %
< 2 tahun 6 24%
> 2 tahun 19 76%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel 4.5 diatas menunjukkan Tabel 4.6. Distribusi Frekwensi Responden
sebagian besar jarak persalinan >2 tahun Berdasarkan Riwayat Kebamilan
sebanyak 19 orang (76%), serta <2 tahun
sebanyak 6 orang (24%).
Riwayat Kehamilan Jumlah %
Normal 22 88%
Dengan tindakan 3 12%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel 4.6 diatas menunjukkan Tabel 4.7 Distribusi Frekwensi Responden
sebagian besar riwayat persalinan normal Penolong Persalinan
sebanyak 22 orang (88%), serta dengan
tindakan sebanyak 3 orang (12%).
Penolong Persalinan Jumlah %
Tenaga Kesehatan 25 100%
Dukun 0 0
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel 4.7 di atas menunjukkan Tabel 4.8 Distribusi Frekwensi Kepatuhan
bahwa penolong persalinan adalah tenaga terhadap SOP ANC
kesehatan 25 orang.

52
Vol. 12 Nomor 1 Januari 2017 – Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887

PELAYANAN patuh % tidak Patuh %


Mempersiapkan alat yang akan dipergunakan 20 80 5 20
Menyambut pasien 22 88 3 12
Riwayat Kehamilan sekarang 22 88 3 12
Riwayat kehamilan lalu 18 72 7 28
Riwayat kesehatan 24 96 1 4
Riwayat sosial ekonomi 25 100 0 0
Pemeriksaan Fisik 7 28 18 72
Pemberian Tablet Fe 7 28 18 72
Pemberian Imunisasi 8 32 17 68
Pemeriksaan Laboratorium 4 16 21 84
Perawatan Payudara 7 28 18 72
Pendidikan kesehatan saat kunjungan 0 0 25 100
kesimpulan pemeriksaan 25 100 0 0

Berdasarkan tabel 4.8 di atas menunjukkan 30 tahun. Sehingga penelitian ini sejalan
sebagian besar pelayanan yang patuh adalah dengan peraturan yang dikeluarkan oleh
riwayat social ekonomi sebanyak 25
kementrian kesehatan bahwa usia aman
responden (100%), sedangkan yang terendah
patuh adalah pendidikan kesehatan saat untuk melahirkan adalah usia 20-30 tahun.
kunjungan sebanyak 0. Untuk distribusi 2. Pendidikan
frekwensi sebagian besar tidak patuh adalah
Berdasarkan hasil penelitian yang
pendidikan kesehatan saat kunujngan
sebanyak 25 orang (100%), sedangakan dilakukan menunjukkan bahwa 60 %
yang terendah tidak patuh adalah riwayat memiliki pendidikan SMA. Pendidikan
social ekonomi sebanyak 0.
merupan jenjang formal yang ditempuh
A. Pembahasan seseorang yang akan mendapatkan gelar
1. Usia responden akademik. menurut dikti maka jenjang
Berdasarkan analisis tabel 4.1 pendidikan dibagi menjadi pendidikan
menunjukkan responden berusia 20 – 30 rendah (SD dan SMP), pendidikan
tahun sebanyak 17 responden (68%), serta menengah (SMA) dan pendidikan tinggi (
berusia <20tahun sebanyak 1 responden perguruan tinggi).
(4%). Hal ini menunjukkan bahwa banyak 3. Kepatuhan
responden yang melakukan pemeriksaan Kepatuhan terhadap SOP dalam
ANC dengan rentan usia 20-30 tahun. penelitian ini menunjukkan bahwa belum
Menurut kementrian kesehatan, usia sepenuhnya SOP dilakukan dan sesuai
yang aman untuk melahirkan adalah usia 20- dengan standar dan etik dengan kata lain

53
Vol. 12 Nomor 1 Januari 2017 – Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887

kepatuhan dalam penelitian ini belum sesuai pembinaan dan evaluasi berkala mengenai
dengan Permenkes no 1438/ Menkes / Per / kepatuhan terhadap SOP
I / 2010 dinyatakan bahwa dokter dan dokter
gigi serta tenaga kesehatan lainnya di DAFTAR PUSTAKA

fasilitas pelayanan kesehatan harus Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian


Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT
mematuhi SPO sesuai dengan keputusan Rineka Cipta
klinis yang diambilnya. Kepatuhan kepada Arikunto, 2010. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
SPO akan menjamin pemberian pelayanan Depkes R.I., 2008. Profil Kesehatan
kesehatan dengan upaya terbaik di fasilitas Indonesia. Jakarta
Direkktorat Statistik dan Kependudukan
pelayanan kesehatan, tetapi tidak menjamin tahun 2007. Survey Demografi dan
keberhasilan upaya atau kesembuhan pasien; Kesehatan Indonesia Biro Pusat
Statistik.http://www.datastatistikindonesia.c
Modifikasi terhadap SPO hanya dapat om/sdki
dilakukan atas dasar keadaan yang memaksa KBBI. 2008. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Surabaya : Kashiko
untuk kepentingan pasien, antara lain Keputusan Menteri Kesehatan no
keadaan khusus pasien, kedaruratan, dan 369/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar
Profesi Bidan
keterbatasan sumber daya. Modifikasi SPO Kementrian Kesehatan 2015, Kesehatan
harus dicatat di dalam rekam med Dalam rangka Sustainable Development
Goals (SDGs)
Peraturan menteri kesehatan Republik
KESIMPULAN DAN Indonesia nomor 97 tahun 2014 tentang
REKOMENDASI Pelayanan Kesehatan masa sebelum Hamil,
Masa sesudah melahirkan, Penyelenggaraan
A. Kesimpulan pelayanan Kontrasepsi, serta Pelayanan
1. Pelayanan ANC yang dilakukan dalam kesehatan seksual
Peraturan Menteri Kesehatan Republik
penelitian ini menunjukkan bahwa Indonesia nomor 1464/Menkes/Per/XI/2010
pelayanan dalam bentuk pertanyaan yang tentang Izin Penyelenggaraan Praktik Bidan
RISKESDAS Riset Kesehatan Dasar. 2007.
diberikan kepada pasien mengenai Jakarta: Badan Penelitian dan
riwayat sosial dan ekonomi serta Pengembangan Kesehatan, Departemen
Kesehatan, Republik Indonesia.
memberikan kesimpulan dalam Prawirohardjo, S. 2008. Ilmu Kebidanan.
pemeriksaan telah dilaksanakan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Sedangkan yang lain belum
Rochjati, P., 2003. Skrining Antenatal
dilaksanakan. Pada Ibu Hamil.Pusat Safe Mother
2. Pelayanan ANC masih banyak yang tidak Hood-Lab/SMF Obgyn RSU Dr.
Sutomo/Fakultas Kedokteran UNAIR
patuh Surabaya.
B. Rekomendasi Sugiyono, 2011. Metode Penelitian
Kuantitatif kualitatif dan R & D. Bandung:
Dinas kesehatan Kabupaten Gunung Alfabeta
Kidul dan organisasi profesi bidan cabang Undang-undang Republik Indonesia Nomor
36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
Kabupaten Gunungkidul agar memberikan

54
Vol. 12 Nomor 1 Januari 2017 – Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887

55

Anda mungkin juga menyukai