Anda di halaman 1dari 7

66

SIKAP MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN GEOGRAFI YANG TELAH


MENEMPUH MATA KULIAH PKLH TERHADAP PERATURAN LARANGAN
MEROKOK DI AREA KAMPUS FKIP UM MATARAM

Muhammad Nizaar

Dosen Program Studi Pendidikan Geografi Univ. Muhammadiyah Mataram

ABSTRAK
Sebagai bentuk manifestasi dari peraturan larangan merokok oleh pemerintah maka diberlakukan Kawasan
Tanpa Asap Rokok (KTR) di berbagai tempat umum, tidak luput juga kampus UM Mataram NTB. Melalui
penelitian ini maka diharapkan adanya informasi mengenai sikap mahasiswa terhadap peraturan bebas asap
rokok di FKIP UM Mataram serta pemahaman mereka terhadap bahaya asap rokok bagi kesehatan
lingkungan. Penelitian ini menggunakan desain kombinasi kualitatif dan kuantitatif (mixing method)dengan
sampel mahasiswa FKIP Prodi Pendidikan Geografi. Hasil penelitian yang diperoleh bahwa mahasiswa prodi
Pendidikan Geografi yang telah menempuh mata kuliah Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup
telah memahami dengan baik bahaya asap rokok bagi kualitas lingkungan udara di area kampus FKIP UM
Mataram. Sikap responden terhadap peraturan larangan merokok di area kampus diperoleh sebanyak 50%
mahasiswa bersikap sangat positif atau sangat setuju terhadap aturan larangan merokok di area kampus dan
sebanyak 26.5% bersikap positif atau setuju, bersikap negative atau tidak setuju sebanyak 15.5%, dan 8%
bersikap sangat negatif atau sangat tidak setuju terhadap aturan larangan merokok di area kampus FKIP UM
Mataram.

Kata kunci : sikap, merokok

A. Pendahuluan berbahaya sangat rendah. Tidak dapat


Kebiasaan merokok merupakan dipungkiri adanya dampak negatif dari
isu yang belum bisa tuntas dibahas perilaku merokok tetapi perilaku
penanganannya. Rokok telah menjadi merokok bagi kehidupan manusia
bagian dari budaya masyarakat. Di merupakan kegiatan yang fenomenal.
sejumlah negara, baik di negara Artinya, meskipun sudah diketahui
maju maupun kawasan ASEAN, dampak negatif dari merokok tetapi
konsumsi rokok mengalami jumlah perokok usia awal merokok
penurunan, kecuali Indonesia. Salah semakin bertambah muda.
satu cara yang dilakukan pemerintah Hasil riset Lembaga
untuk membatasi perilaku merokok Penanggulangan Masalah Merokok
misalnya mencanangkan program melaporkan bahwa anak-anak di
Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di Indonesia sudah ada yang mulai
tempat-tempat umum bahkan fatwa merokok pada usia 9 tahun. Usia
ulama tentang haramnya rokok. pertama kali merokok pada umumnya
Perilaku merokok dilihat dari berkisar antara usia 11-13 tahun dan
berbagai sudut pandang sangat pada umumnya merokok sebelum
merugikan, baik untuk diri sendiri usia 18 tahun. Data WHO juga semakin
maupun orang lain. Dilihat dari sisi mempertegas bahwa seluruh jumlah
kesehatan, pengaruh bahan-bahan kimia perokok yang ada di dunia sebanyak 30%
yang dikandung rokok seperti nikotin dan adalah kaum remaja (Republika, 1998).
CO (Karbon monoksida) akan memacu Majelis Tarjih dan Pimpinan
kerja dari susunan syaraf pusat dan Pusat Muhammadiyah telah
susunan syaraf simpatis sehingga mengeluarkan fatwa haram merokok
mengakibatkan tekanan darah meningkat pada tahun 2010 karena Muhammadiyah
dan detak jantung bertambah cepat. merasakan berbagai dampak negatif
Di li ha t d ar i a sp ek rokok dalam bidang kesehatan, sosial,
s o s iol og i s, merokok menimbulkan dan ekonomi. Dengan dikeluarkannya
dampak negatif bagi perokok pasif yaitu fatwa haram merokok ini, berarti fatwa
orang yang terkena dampak. Resiko tahun 2005 telah berakhir. Pada tahun
yang ditanggung perokok pasif lebih 2005 Majelis Tarjih terlebih dahulu
berbahaya daripada perokok aktif karena mengeluarkan fatwa yang berbunyi,
daya tahan terhadap zat-zat yang merokok hukumnya mubah, yang berarti

Paedagoria, April 2014, ISSN 2086-6356 Vol. 9, No. 1


67

boleh dikerjakan, tapi kalau ditinggalkan Udara di dalamnya terkandung


lebih baik. Namun, fatwa itu kemudian sejumlah oksigen, merupakan komponen
direvisi karena dampak negatif merokok esensial bagi kehidupan, baik manusia
mulai dirasakan oleh semua lapisan maupun makhluk hidup lainnya. Udara
masyarakat, tidak hanya oleh perokok. merupakan campuran dari gas, yang
(http://www.antaranews.com/muhammad terdiri dari sekitar 78 % Nitrogen, 20 %
iyah-keluarkan-fatwa-haram-merokok). Oksigen; 0,93 % Argon; 0,03 % Karbon
Dengan mencermati pernyataan Dioksida (CO2) dan sisanya terdiri dari
di atas, dalam perspektif lingkungan, Neon (Ne), Helium (He), Metan (CH4)
kegiatan merokok merupakan kegiatan dan Hidrogen (H2). Udara dikatakan
mencemarkan lingkungan. Dalam normal dan dapat mendukung kehidupan
penelitian Surjadi manusia apabila komposisinya seperti
(http://www.dinkes.jogjaprov.go.id), tersebut di atas. Sedangkan apabila
prosentase jumlah rumah di Indonesia terjadi penambahan gas-gas lain yang
yang penghuni merokok adalah 70,5%. menimbulkan gangguan serta perubahan
Komasari dan Helmi (2000: 54) komposisi tersebut, maka dikatakan
mengungkapkan empat alasan psikologis udara sudah tercemar/terpolusi.
mengenai keputusan seseorang untuk Menurut Indah Kastiyowati, Staf
tetap merokok, yaitu : Puslitbang Balitbang Dephan
1) Pertama untuk mendapatkan efek (http://buletinlitbang.dephan.go.id/index.a
positif karena merokok adalah sp?mnorutisi=8&vnomor=7) bahwa yang
stimulasi, relaksasi, serta terkandung dalam asap rokok adalah gas
kesenangan CO (karbon monoksida). Gas CO berasal
2) Kedua untuk mengurangi efek dari semua hasil pembakaran. Efek yang
negatif, yaitu untuk menghindari diakibatkan apabila berada di lingkungan
kecemasan serta ketegangan bebas dalam porsi yang lebih adalah
3) Ketiga adalah kebiasaan yang menimbulkan efek sistematik, karena
secara otomatis dilakukan tanpa meracuni tubuh dengan cara pengikatan
kesadaran hemoglobin (Hb) yang amat vital bagi
4) Keempat adalah dengan adanya oksigenasi jaringan tubuh akaibatnya
ketergantungan psikologis pada apabila otak kekurangan oksigen dapat
rokok untuk mengatur keadaan menimbulkan kematian. Dalam jumlah
emosional negative dan positif kecil dapat menimbulkan gangguan
Lebih lanjut, hasil riset Lewin berfikir, gerakan otot, dan gangguan
dalam Komalasari & Helmi (22: 2000) jantung.
bahwa perilaku merokok dilakukan Berdasarkan uraian di atas
sebanyak 54,59% remaja dan maka dipandang perlu untuk melakukan
perempuan merokok dengan tujuan penelitian dengan tujuan sebagai berikut:
mengurangi ketegangan dan stres. 1. Mengetahui pemahaman mahasiswa
Lainnya beralasan untuk bersantai FKIP UMM tentang bahaya merokok
29,36%, merokok sebagaimana terhadap kualitas udara di
dilakukan pria 12,84%, pertemanan lingkungan kampus
2,29%, dan agar diterima dalam 2. Mengetahui latar belakang
kelompok 0,92%. mahasiswa FKIP UMM merokok di
Asap rokok dapat menciptakan lingkungan kampus?
kondisi udara menjadi tidak sehat karena 3. Mengetahui sikap mahasiswa FKIP
dipenuhi oleh asap. Merokok dalam UMM terhadap sosialisasi peraturan
ruangan kerja dapat menjadikan ruangan larangan merokok di lingkungan
terasa sumpek dan berbau asap. Tidak kampus?
sedikit kantor-kantor ataupun tempat
umum diberlakukan aturan yang dianggap B. Metode Penelitian
oleh sebagian orang ekstrim yaitu Penelitian ini dilaksanakan di
larangan merokok. Misalnya di Jakarta FKIP UM Mataram melalui pendekatan
diberlakukan KTR (Kawasan Tanpa mixing method betwen quantitative and
Rokok) di tempat umum, hari bebas qualitative approach, yaitu memadukan
rokok, fatwa haram rokok, atau pendekatan kuantitatif dan kualitatif.
pembuatan tata tertib kerja di kantoran Data-data yang diperoleh dalam bentuk
yang melarang karyawan untuk merokok kuantitatif selanjutnya ditafsirkan dalam
di tempat kerja. bentuk kualitatif.

Paedagoria, April 2014, ISSN 2086-6356 Vol. 9, No. 1


68

Populasi penelitian ini adalah Berikut tabel dan gambar


mahasiswa pada Prodi Pendidikan yang menunjukkan lama waktu
Geografi FKIP UMM yang telah dimulainya aktifitas merokok
diberlakukan aturan pelarangan merokok responden.
di lingkungan kampus. Penentuan Tabel 3. Waktu Responden Mulai Merokok
populasi didasarkan pada pemahaman Cumul
responden terhadap pentingnya Valid ative
kelestarian lingkungan hidup yang telah Frequ Perce Perce Perce
dipelajari dalam matakuliah PKLH. ency nt nt nt
Matakuliah PKLH pada Prodi Geografi Va Kurang
diprogram pada Semester IV, sehingga lid dari 15 57 73.1 73.1 73.1
Tahun
populasi yang diambil adalah mahasiswa
Lebih dari
semester V dan VII. Jumlah mahasiswa 21 26.9 26.9 100.0
15 Tahun
Pendidikan Geografi semster V dan VII Total 78 100.0 100.0
adalah 450 orang. Pengambilan sampel
pada masing-masing kelas (Hasil analisis statistik melalui program
menggunakan teknik pengambilan SPSS)
sampel proporsional (proportional
sampling) dengan rincian yang terlihat 1.2. Umur Saat Mulai Merokok
pada tabel 1 berikut. Berikut tabel dan gambar yang
Tabel 1. Rincian Sampel Pada Masing- menunjukkan umur responden
Masing Kelas waktu dimulainya aktifitas merokok.
KELAS JUMLAH PROPORSI Table 4. Umur Responden Saat
MAHASISWA SAMPEL Mulai Merokok
Cumul
VA 46 21 Valid ative
VB 52 24 Frequ Perce Perce Perce
VC 50 23 ency nt nt nt
VD 40 18 Va Kurang
VE 45 20 lid dari 15 23 29.5 29.5 29.5
VF 39 19 Tahun
VIIA 57 26 Lebih dari
VIIB 45 20 55 70.5 70.5 100.0
15 Tahu
VIIC 37 10 Total 78 100.0 100.0
VIID 39 19
Total 450 200 (Hasil analisis statistik melalui program
SPSS)
Analisis data dilakukan terhadap
angket mahasiswa yang diperoleh
1.3. Alasan Pertama Kali Merokok
melalui pengisian angket skala likert
Berikut tabel dan gambar yang
dengan kategori sangat setuju, setuju,
menunjukkan alasan responden
tidak setuju, sangat tidak setuju.
pertama kali merokok.
Selanjutnya data ditafsirkan kedalam
Table 5. Alasan Responden Pertama
katagori sikap.
Kali Merokok
Tabel 2. Kategori Sikap Mahasiswa
Cumul
Terhadap Larangan Merokok di
Valid ative
Lingkungan Kampus Frequ Perce Perce Perce
No Skor Angket Sikap ency nt nt nt
Va Coba-
1 X + 1 SBx Sangat positif 45 57.7 57.7 57.7
lid Coba
2 + 1 SBx > X Positif Diajak
3 >X - 1 SBx Negatif 23 29.5 29.5 87.2
Teman
4 X < - 1SBx Sangat negatif Agar
(Djemari, 2008: 123) Terlihat
8 10.3 10.3 97.4
Dewasa/
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan Keren
Ikut-
Ikutan 2 2.6 2.6 100.0
1. Latar Belakang Merokok di Area Kampus
Ortu
FKIP UM Mataram Total 78 100.0 100.0
Berdasarkan angket terbuka
sebanyak 8 item yang diisi oleh (Hasil analisis statistik melalui
responden disajikan dalam table berikut. program SPSS)
1.1. Waktu mulai merokok

Paedagoria, April 2014, ISSN 2086-6356 Vol. 9, No. 1


69

1.4. Merokok di Lingkungan Kampus Cumul


Dari 200 orang responden terdiri Valid ative
atas 78 orang perokok aktif dan 122 Frequ Perce Perce Perce
orang perokok pasif. Responden perokok ency nt nt nt
aktif semuanya pernah/sering melakukan Va Menegur
8 10.3 10.3 10.3
aktifitas merokok di area kampus FKIP lid
Tidak
UM Mataram.
Peduli/Cu 59 75.6 75.6 85.9
1.5. Situasi saat merokok di lingkungan ek
kampus Menjauh 11 14.1 14.1 100.0
Berikut tabel dan gambar
Total 78 100.0 100.0
yang menunjukkan situasi saat
responden merokok di lingkungan (Hasil analisis statistik melalui program
kampus. SPSS)

Table 6. Situasi Saat Merokok 1.8. Sikap Dosen Saat Melihat Mahasiswa
Cumul Merokok
Valid ative Berikut tabel dan gambar yang
Frequ Perc Perce Perce menunjukkan sikap dosen di kampus
ency ent nt nt saat menjumpai responden merokok di
Va Sendirian area kampus.
13 16.7 16.7 16.7
lid
Kumpul- Table 9. Sikap Dosen Saat Melihat
65 83.3 83.3 100.0
Kumpul Responden Merokok
Total 100.
78 100.0 Cumul
0
Valid ative
(Hasil analisis statistik melalui program Frequ Perce Perce Perce
SPSS) ency nt nt nt
Va Menegur
1.6. Tempat (spot) merokok di lingkungan 16 20.5 20.5 20.5
lid
kampus Tidak
Berikut tabel dan gambar yang Peduli/Cu 53 67.9 67.9 88.5
menunjukkan tempat yang sering diambil ek
untuk merokok. Menjauh/
Table 7. Tempat Sering Merokok di Menghind 9 11.5 11.5 100.0
ar
Kampus
Total 78 100.0 100.0
Cumul
Valid ative (Hasil analisis statistik melalui program
Frequ Perce Perce Perce SPSS)
ency nt nt nt
Va Dalam 2. Pemahaman Terhadap Bahaya Kegiatan
lid Ruanga 1 1.3 1.3 1.3 Merokok Bagi Kualitas Udara
n Kelas Guna mengukur pemahaman
Empera mahasiswa terhadap bahaya merokok
16 20.5 20.5 21.8
n Kelas
bagi lingkungan hidup digunakan 10
Halama
n/Parkir 61 78.2 78.2 100.0 pertanyaan terhadap 200 orang
an mahasiswa, baik pria maupun wanita.
Total 78 100.0 100.0 Jawaban mahasiswa yang benar
dijumlahkan untuk menentukan skor
(Hasil analisis statistik melalui
yang diperoleh. Berikut hasil jawaban
program SPSS)
mahasiswa terhadap bahaya merokok
bagi lingkungan hidup.
1.7. Sikap Teman Kampus Saat Melihat
Responden Merokok
Berikut tabel dan gambar yang
menunjukkan sikap teman di kampus
saat menjumpai responden merokok di
area kampus.
Table 8. Sikap Teman Saat Lihat Saya
Merokok

Paedagoria, April 2014, ISSN 2086-6356 Vol. 9, No. 1


70

Table 9. Pemahaman Terhadap Bahaya kali merokok karena coba-coba


Asap Rokok Bagi Lingkungan Udara (57.7%). Selain itu, diajak teman
Cumula (29.5%), agar terlihat dewasa/kren
Frequenc Valid tive (10.3%), dan ikut-ikutan orang tua
Skor y Percent Percent Percent (2.6%).
Vali 5 1 .5 .5 .5
Situasi (waktu) yang sering
d digunakan responden untuk merokok
6 5 2.5 2.5 3.0 yakni saat kumpul-kumpul di
7 7 3.5 3.5 6.5 halaman parkiran. Sebanyak 78.2%
responden merokok di
8 26 13.0 13.0 19.5
halaman/parkiran kampus, sebanyak
9 70 35.0 35.0 54.5 20.5% merokok di emperan kelas
10 91 45.5 45.5 100.0 saat menunggu jam perkuliahan, dan
Total 200 100.0 100.0
1.3% merokok di dalam ruangan
kelas. Keadaan mahasiswa yang
(Hasil analisis statistik melalui cenderung mengisi waktu buat
program SPSS) kumpul-kumpul (nongkrong) di
halaman kampus mendorong
Jawaban mahasiswa selanjutnya terjadinya aktifitas merokok secara
dikategorikan kedalam kelompok bebas.
yang kurang paham (skor dibawah Aktifitas merokok yang
5), paham (skor 5 – 7,5), dan Sangat tersebut di atas paralel dengan sikap
Paham (skor 7,6 - 10). teman sebaya (perokok pasif) dan
dosen yang tidak peduli terhadap hal
3. Sikap Mahasiswa Terhadap Peraturan tersebut. Sebanyak 76.6%
Larangan Merokok di Area Kampus FKIP responden menjawab bahwa teman
Pengukuran sikap terhadap sebayanya tidak peduli terhadap
larangan merokok di area kampus dirinya yang merokok. Selain itu,
menggunakan skala sikap, selanjutnya sikap dosen lebih cenderung tidak
dikategorikan kedalam kategori sikap peduli (cuek) terhadap mahasiswa
sangat positif, positif, negative, dan tersebut, tidak memberikan komentar
sangat negatif. ataupun larangan saat dirinya
merokok.
Table 10. Sikap Responden Terhadap Informasi tentang
Larangan Merokok pemahaman mahasiswa terhadap
Cumul bahaya asap rokok bagi kualitas
Valid ative udara dimaksudkan sebagai
Frequ Perce Perce Perce
pengetahuan awal untuk
ency nt nt nt
membandingkan dengan sikap
Va Negatif 31 15.5 15.5 15.5
lid
mahasiswa terhadap larangan
Positif 53 26.5 26.5 42.0 merokok di area kampus FKIP UM
Sangat Mataram. Jawaban mahasiswa yang
16 8.0 8.0 50.0
Negatif benar dijumlahkan untuk
Sangat menentukan skor yang diperoleh.
100 50.0 50.0 100.0
Positif
Jawaban mahasiswa
Total 200 100.0 100.0 selanjutnya dikategorikan kedalam
(Hasil analisis statistik melalui kelompok yang kurang paham (skor
program SPSS) dibawah 5), paham (skor 5 – 7.5),
Latar belakang aktifitas dan Sangat Paham (skor 7.6 - 10).
merokok responden diperoleh Berdasarkan hasil perhitungan maka
melalui 78 orang responden perokok diperoleh frekuensi kelompok dalam
aktif. Sebanyak 29.5% responden tabel berikut.
telah aktif merokok pada umur
kurang dari 15 tahun dan dan 70.5%
mulai merokok pada umur diatas 15
tahun. Hal ini menunjukkan bahwa
sejak duduk di bangku SMP/SMA
responden telah menjadi perokok
aktif.
Faktor yang paling
mempengaruhi responden pertama

Paedagoria, April 2014, ISSN 2086-6356 Vol. 9, No. 1


71

Table 11. Pemahaman Bahaya Rokok merokok di area kampus FKIP UM


Cumula Mataram.
Freque Valid tive Daya dukung yang tidak kalah
Kategori ncy Percent Percent Percent penting adalah adanya sikap yang
mendukung dari dosen terhadap
Vali Paham 12 6.0 6.0 6.0
d
larangan tersebut. Dosen harus
Sangat berperan serta untuk mengingatkan dan
188 94.0 94.0 100.0
Paham menegur mahasiswa untuk tidak
Total 200 100.0 100.0 merokok di area kampus FKIP UM
(Hasil analisis statistik melalui program Mataram. Teladan yang baik untuk tidak
SPSS) merokok juga menjadi hal penting yang
harus diperankan oleh dosen agar diikuti
Berdasarkan tabel di atas maka oleh seluruh mahasiswa FKIP UM
diperoleh bahwa mahasiswa prodi Mataram.
pendidikan Geografi semester VII yang
telah mengikuti mata kuliah PKLH telah
memahami dengan baik bahaya merokok D. Kesimpulan dan Saran
bagi kesehatan lingkungan udara di 1. Kesimpulan
lingkungan kampus. a. Mahasiswa Prodi Pendidikan
Larangan merokok di area Geografi yang menjadi
kampus FKIP UM Mataram telah responden telah mulai
dimasukkan dalam peraturan dan tata melakukan aktifitas merokok
tertib mahasiswa Universitas sejak duduk di bangku SMA dan
Muhammadiyah Mataram melalui Surat hal tersebut terbawa sampai
Keputusan Rektor. Pada tahun 2010 kuliah. Aktifitas merokok sering
Dekan FKIP UM Mataram telah intensif dilakukan di area parkiran
melakukan sosialisasi terhadap larangan kampus dan dilakukan saat
merokok di area kampus melalui kumpul bersama teman-
penetapan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) temannya.
di wilayah kampus FKIP. Berbagai b. Mahasiswa prodi Pendidikan
bentuk sosialisasi yang dilakukan seperti Geografi yang telah menempuh
pemasangan baliho, penempelan stiker mata kuliah Pendidikan
di setiap tempat strategis, dan sosialisasi Kependudukan dan Lingkungan
oleh BEM dan IMM. Hidup telah memahami dengan
baik akan bahaya asap rokok
Table 12. Sikap Terhadap Larangan Merokok bagi kualitas lingkungan udara di
Cumul
area kampus FKIP UM Mataram.
Valid ative c. Sikap responden terhadap
Frequen Perce Perce Perce peraturan larangan merokok di
cy nt nt nt area kampus diperoleh sebanyak
Va Negatif 31 15.5 15.5 15.5 50% mahasiswa bersikap sangat
lid Positif positif atau sangat setuju
53 26.5 26.5 42.0
terhadap aturan larangan
Sangat
Negatif
16 8.0 8.0 50.0 merokok di area kampus dan
Sangat sebanyak 26.5% bersikap positif
100 50.0 50.0 100.0 atau setuju, bersikap negative
Positif
Total 200 100.0 100.0 atau tidak setuju sebanyak
15.5%, dan 8% bersikap sangat
(Hasil analisis statistik melalui program
negatif atau sangat tidak setuju
SPSS)
terhadap aturan larangan
merokok di area kampus FKIP
Berdasarkan hasil pendapat
UM Mataram.
responden terhadap aturan larangan
2. Saran
merokok di area kampus diperoleh
a. Harus dilakukan penelitian
sebanyak 50% mahasiswa bersikap
lanjutan dengan harapan
sangat positif atau sangat setuju
mengambil populasi seluruh
terhadap aturan larangan merokok di
mahasiswa FKIP untuk
area kampus dan sebanyak 26.5%
mengambil generalisasi terhadap
bersikap positif atau setuju. Dengan
mahasiswa FKIP secara
demikian, artinya 76.5% responden
keseluruhan.
setuju terhadap aturan larangan

Paedagoria, April 2014, ISSN 2086-6356 Vol. 9, No. 1


72

b. Perlu adanya sosialisasi Purdom. 1980. Environment Health. New


terhadap bahaya asap rokok York: Accademic Press.
bagi kesehatan tubuh dan Sitepoe, M. 2000. Kekhususan Rokok
kualitas udara sekitar. Indonesia. Jakarta: Gramedia
Sosialisasi ini penting karena Widiasarana Indonesia.
boleh jadi ketidaksetujuan
sebagian mahasiswa
disebabkan karena
ketidakpahamannya terhadap
hal tersebut.
c. Larangan merokok harus
diberlakukan secara tegas dan
menyeluruh terhadap seluruh
sifitas akademika, yani
pimpinan, staf, dosen, dan
mahasiswa.
d. Dosen harus berperan serta
melarang mahasiswa merokok
di area kampus

E. Daftar Referensi

Anonim. Dibanding AIDS dan TBC,


Merokok Lebih Banyak
Mematikan. Harian Republika. 30
November 1998.
Indah Kastiyowati, Dampak dan Upaya
Penanggulangan Pencemaran
Udara.
(http://buletinlitbang.dephan.go.id/
index.asp?mnorutisi=8&vnomor=7
) (diakses tanggal 8 Oktober
2011)
Komasari & Helmi, F. 2000. Faktor-
Faktor Penyebab Perilaku
Merokok Pada Remaja. Jurnal
Psikologi. UII Yogyakarta.
Mapping Perilaku Merokok
Rumahtangga di Provinsi DIY
Tahun 2009.
(http://www.dinkes.jogjaprov.go.id
), diakses 25 September 2011
Muhammadiyah Keluarkan Fatwa Haram
Merokok
(http://www.antaranews.com/muh
ammadiyah-keluarkan-fatwa-
haram-merokok (diakses tanggal
25 September 2011)
Nainggolan. 2006. Anda Mau Berhenti
Merokok? Pasti Berhasil.
Bandung : Indonesia Publishing
House
Mukono. 2008. Prinsip Dasar Kesehatan
Lingkungan Ed. II.. Surabaya:
Universitas Airlangga Press.
Morton L. & Richard BS. 1979. Chemical
Contamination in the Human
Environment. New York: Oxford
University Press.

Paedagoria, April 2014, ISSN 2086-6356 Vol. 9, No. 1

Anda mungkin juga menyukai