Anda di halaman 1dari 8

Ekonomi Koperasi dan UMKM

PERAN LEASING TERHADAP

PENGEMBANGAN USAHA

Oleh :

Kelompok 5 :

90300115104

90300115112

90300115123

90300115125

90300115135

Ilmu Ekonomi C

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

2018
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Usaha kecil dan menengah di mana pun memegang peran
penting dalam perekonomian, sejak terjadi krisis moneter di tahun 1996
dan 2008 banyak pengusaha-pengusaha besar yang gulung tikar dan
menarik investasinya ke luar dan yang bisa menyelematkan
perekonomian di saat itu ialah usaha kecil dan menengah.
Menurut UU No. 20 Tahun 2008 tentang usaha kecil dan
menengah, usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang
berdiri sendiri, yang dilakukan oleh perorangan atau cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan
bersih atau hasil penjulan tahunan sebagai mana di atur dalam undang-
undang ini. Kriteria usaha menengah senbagai berikut :
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000 sampai dengan
yang paling banyak Rp10 M tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha.
b. Memiliki hasil penjulan tahunan lebih dari Rp2,5 M sampai dengan
paling banyak Rp 50 M.

Adapun contoh usaha menengah yang akan kami bahas pada


makalah ini ialah mengenai perusahaan sewa guna usaha yang ada di
Indonesia. Perusahaan sewa guna usaha yang lebih dikenal sebagai
leasing sejatinya telah lama berkembang di Indonesia itu sendiri.
Kehadiran leasing ini kemudian memberi sedikit banyaknya kontribusi
bagi pengusaha-pengusaha yang ingin mengembangkan usahanya.

Dalam era yang dewasa ini, seorang pengusaha dalam menjaga


kestabilan usahanya memerlukan faktor-faktor produksi yang mendukung.
Faktor-faktor produksi tersebut biasanya berupa alat-alat produksi yang
memadai sehingga mampu menghasilkan output yang semaksimal
mungkin.

Dalam memenuhi kebutuhan usaha seorang pengusaha biasanya


akan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan berbagai jenis barang

1
yang diperlukan untuk kebutuhan produksi. Namun, masalah yang
kemudian yang muncul ialah seorang pengusaha biasanya tidak didukung
oleh kemampuan finansial yang memadai. Para pengusaha yang tidak
didukung oleh kemampuan finansial apa lagi bagi pengusaha yang baru
memulai usahanya tidak memiliki akses terhadap sistem kredit yang
ditawarkan oleh perbankan karena mereka tinggal di pedesaan,
berpendapatan rendah dan kebijakan yang meawajibkan seorang kreditur
memiliki jaminan berupa alat pribadi untuk dapat mengakses sistem
tersebut.

Alat-alat produksi biasanya dapat diperoleh melalui pembelian


tunai maupun kredit. Bagi seorang pengusaha yang tidak memiliki dana
yang memadai salah satu pilihan yang dapat diambil ialah dengan
melakukan pinjaman di bank. Namun, pada kenyataanya seorang kreditor
biasanya tidak mudah dalam proses pengajuan pinjaman tersebut. Ada
beberapa syarat dan ketentuan yang perlu dipenuhi dan seringkali
memerlukan jaminan yang cukup besar.

Solusi lain yang dapat diambil ialah dengan melakukan pembelian


dalam sistem kredit yaitu dengan menggunakan dana yang jauh lebih
sedikit tapi alat produksi bisa langsung berada di tangan dan jaminannya
pun berupa alat atau brang yang dileasingka tersebut sehingga seorang
lesser tidak akan dikenakan biaya tambahan sehingga seorang
pengusaha tidak perlu repot-repot memikirkan keterbatasan finansial
yang terjadi dalam usahanya.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini
ialah: Bagaimana pemanfaatan leasing terhadap pengembangan usaha ?

2
C. Pembahasan
1. Pengertian Leasing
Leasing atau sewa guna usaha adalah kegiatan pembiayaan
dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa guna
usaha dengan hak opsi (finance lease) maupun sewa guna usaha
tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh lesse selam
jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaraan secara berkala.
Secara sederhana leasing dapat diartikan sebagai kontrak dimana
seseorang menggunakan peralatan milik orang lain. Sebagian besar
pengusaha besar menggunakan leasing untuk mendanai kendaraan,
mesin dan peralatan yang dimilikinya bahkan sebuah fakta
mengatakan bahwa sepertiga investasi pribadi dibiayai dengan cara
ini.
Adapun elemen-elemen yang terdapat dalam leasing yaitu :
 Lesse adalah penyewa barang modal/pengguna peralatan
leasing.
 Lessor adalah perusahaan sewa guna yang dalam hal ini
sebagai pemilik dari peralatan.
 Supplier adalah pihak penjual barang modal yang dilesingkan
dalam hal ini adalah asset.

Dalam menjalankan kegiatannya perusahaan leasing di bagi


dalam ke tiga kelompok yaitu :

a. Independent leasing merupakan perusahaan yang berdiri sendiri


sekaligus sebagai supplier sekaligus membeli barang yang akan
dileasingkan.
b. Captive lessor merupakan produsen atau supplier yang
mendirikan usaha leasing dan barang yang mereka leasingkan
terbatas atas barang yang dimilikinya saja.
c. Lease broker merupakan jenis perusahaan yang berperan
sebagai perantara antara lessee untuk memperoleh barang yang
diinginkan dari pihak lessor.

3
Manfaat yang dapat diperoleh oleh pengusaha dari leasing ini ialah :

a. Penghematan modal.
Melalui proses pembiayaan leasing menungkinkan adanya
penghematan modal dari pihak lessee. Hal ini dikarenakan
manfaat leasing tidak harus menyediakan dana yang besar untuk
dapat memulai produksinya, yaitu untuk membeli mesin-mesin,
maupun perlengkapan lainnya. Sisa dana dapat dipergunakan
untuk keperluan lainnya.
b. Dapat menciptakan keuntungan dari pengaruh inflasi.
Pada saat terjadi inflasi, nilai sewa yang harus dibayar juga akan
berpengaruh karena akan terjadi penurunan nilai sewa dari
barang yang dileasingkan tersebut.
c. Sebagai sarana pengkreditan.
d. Menguntungkan arus kas.
Pemanfaatan barang yang leasingkan bisa memberi keuntungan
bagi lessee, misalnya saja mobil. Ia bisa manfaatkannya sebagai
sarana sarana tranportasi maka pembayaran angsuran bisa
dengan pemanfaatan tadi.

Hambatan-hambatan yang dihadapi oleh perusahaan leasing yaitu :

a. Batasan-batasan akan keuntungan pajak.


Keuntungan pajak memainkan peranan yang besar dalam
perkembangan sektor leasing di negara-negara maju. Di negara
berkembangan, banyak usaha kecil dan mikro yang tidak dapat
menikmati keuntungan-keuntungan dari pajak hal ini terjadi
karena kebanyakan diantaranya mereka menerima tagihan pajak
yang tidak didasari atas jumlah keuntungan yang didapat.
b. Memperluas leasing ke daerah-daerah terpencil.
Hal ini biasa disebabkan karena adanya biaya tambahan yang
akan ditanggung oleh lessee baik dalam perawatan maupun
dalam proses pengambil alihan kembali.
c. Hambatan modal kerja.
Leasing tidak dapat secara langsung memenuhi kebutuhan
lessee untuk modal kerja meskipun uang muka yang rendah

4
pada leasing lebih rendah jika dibandingkan dengan pemberi
kresit lainnya.

2. Mekanisme Kerja Leasing


Prosedur permohomam yang diajukan oleh pihak lesse kepada
lessor secara umum sebagai berikut :
a. Pihak lessee mengajukan permohonan untuk memperoleh
fasilitas suatu barang.
b. Pihak lessor akan meneliti maskud dan tujuan permohonan
lessee. Penelitian mengenai kelengkapan dokumen yang
dipersyaratkan. Kelengkapan dokumen yang dimaksud antara
lain sebagai berikut:
 Mengajukan permohonan secara tertulis kepada pihak
leasing, yang berisi antara lain mengajukan leasing serta
cara pembayarannya.
 Akte pendirian perusahaan jika lessee berbentuk perseroan
terbatas atau yayasan.
 KTP dan kartu keluarga jika lessee berbentuk perorangan
 Laporan keuangan (neraca dan laporan laba/rugi) 3 tahun
terakhir jika lessee berbetuk PT.
 Slip gaji dan buku penghasilan lainnya jika lessee berbentuk
perorangan.
 NPWP (nomor pokok wajib pajak) baik utuk perorangan
maupun perusahaan.
c. Jika dokumen yang dibutuhkan sudah lengkap, maka pihak
lessor memberikan informasi tentang perjanjian kontrak antara
lessee dengan lessor, termasuk hak dan kewajibannya masing-
masing.
d. Pihak lessor akan mengadakan penelitian dan analisis terhadap
informasi dan data yang diberikan lessee, penelitian ini berupa :
 Penelitian data untuk mengukur kemampuan dan kemauan
lessee membayar kembali. Pemgukuran ini dapat berupa
character, capacity, capital, condition dan collateral;
 Meneliti langsung ke lokasi lessee berada;

5
e. Jika permohonan lessee telah diterima pihak lessor, maka lessor
akan mengadakan pertemuan dengan lessee untuk
menyampaikan persyaratan yang harus dipenuhi dan
penandatanganan surat perjanjian serta biaya-biaya yang harus
ditanggung lessee.
f. Pihak lessee membayar sejumlah kewajibannya.
g. Pihak lessor akan membayar kredit dari alat yang diinginkan
lessee.
h. Pihak supplier akan mengirim barang yang telah dipesan tadi
dengan bukti pembayarannya.

Mekanisme pembayaran leasing dilakukan secara berkala setiap


bulan atau tiga bula sepanjang masa leasing. Jumlah pembayaran
leasing tergantung pasa beberapa faktor yaitu nilai asset. Tingkat
suku bunga yang kenakan lessor kepada lessee, jangka waktu
leasing, tingkat kredit dari lessee, nilai peralatan uang diharapkan
pada akhir periode leasing dan pilihan-pilihan lain yang diberikan
kepada lessee, seperti apakah akan membeli peralatan tersebut atau
mengembalikannya pada akhir jangka waktu leasing. Besarnya
pembayaran bisa tetap selama proses leasing atau dapat juga
beragam untuk memudahkan jika ada perubahan tingakt suku bunga
di pasar.

Opsi yang dapat dilakukan lessee pada akhir periode leasing


dapat berupa sebagai berikut:

a. Membeli peralatan yang dileasingkan. Ada beberapa perbedaan


cara menetapkan harga pembelian yaitu:
 Membeli pada nilai sisa. Besarnya nilai taksir pada awal
leasing dan didasarkan atas kemungkinan nilai pasar pada
periode akhir leasing.
 Membeli pada harga pasar.
 Dialihkan secara otomatis kepada lessee setelah
penbayaran leasing terakhir diterima.
b. Mengembalikan peralatan yang dileasingkan tadi.
c. Memperbarui leasing dengan mengurangi biaya sewa.
d. Menerima pembagian keuntungan dari penjualan barang.

6
Seperti jenis pinjaman lainnya, tidak semua pinjaman berajalan
mulus atau berjalan sesuai dengan kesepakatan awal yang telah
disepakati. Hal ini tentunya bisa disebabkan ooleh berbagai macam
faktor. Oleh karena itu perlu tindak lanjut sesuai dengan sangsi-
sangsi yang telah disepakati. Adapun sangsi-sangsi yang dapat
diberikan oleh pihak lessor kepada lessee yaitu :

a. Sangsi berupa teguran lisan.


b. Jika teguran lisan tidak diindahkan maka aka diberikan teguran
dalam bentuk tulisan.
c. Lessee dapat dikenakan denda sesuai dengan perjanjian.
d. Penarikan barang yang dipegang oleh lessee.

3. Pemanfaatan leasing oleh pengusaha (usaha mikro dan kecil)

Daftar Pustaka

Kuncoro, Mudrajad.2008.Masalah, Kebijakan, dan Politik Ekonomika


Pembangunan. Erlangga : Jakarta.

http://gudangilmu79.blogspot.co.id/2016/01/peran-leasing-dalam-
pengembangan.html

Anda mungkin juga menyukai